Tanaman Bangun bangun antiseptik banyak (1)

Peningkatan Produksi Minyak Atsiri Tanaman Bangunbangun
(Plectranthus amboinicus) secara In Vitro
Elisa Frederica Siburian
elssiburian@gmail.com

Program Studi Rekayasa Hayati Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung,
Bandung, Jawa Barat 40132 Indonesia
E-mail : sith@sith.itb.ac.id

ABSTRACT
Plectranthus amboinicus or Bangunbangun plant is traditionally used as medicines plant and to
increase breast milk of mothers among Indonesian locals. Several research studies have proven the
abundance of active compounds from its leaves essential oil. However, the use of this plant is still
limited in boiling and chopping the leaves conventionally. Essential oil is plant extract natural product
that has been commercialized nowadays. The essential oil of P. amboinicus contains abundant of
secondary metabolites which are important for human being such as phenolic compounds (carvacrol
and thymol as anticancer compound), alkaloids, flavonoids, terpenes, tannins and quinon.
Biotechnology application, in vitro micropropagation, is fitted for propagating biomass and secondary
metabolites of plant. Specifically, cell suspension culture is the best culture to produce plant
secondary metabolites in industial scale. Scalling-up in bioreactor and downstream processing aspects
also takes role in enhancing production of essential oil for commercial purpose. Various results of

research studies and present technology indicates that Bangunbangun plant (Plectranthus amboinicus)
is potential to be the source of essential oil as raw material in industrial level especially
pharmaceutical, food and cosmetic industry.
Key words : essential oil, plectranthus amboinicus, micropropagation, scale-up, downstream
processing, industrial application
ABSTRAK
Plectranthus amboinicus atau tanaman Bangunbangun merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan
sebagai obat tradisional dan penambah air susu ibu pasca melahirkan oleh masyarakat Indonesia.
Beberapa penelitian telah membuktikan kekayaan senyawa dalam minyak atsiri daun Bangunbangun.
Akan tetapi, pemanfaatan tanaman ini masih terbatas pada pengolahan daun dengan cara konvensional
seperti direbus atau dicincang. Minyak atsiri merupakan produk alami ekstrak tanaman yang banyak
dikomersialisasikan saat ini. Minyak atsiri P, amboinicus mengandung banyak metabolit sekunder
yang penting bagi manusia di antaranya senyawa fenolik (carvacrol dan thymol sebagai senyawa
antikanker), alkaloid, flavanoid, terpen, tanin, dan kuinon. Penerapan bioteknologi yakni metode
mikropropagasi in vitro merupakan cara yang tepat dalam memperbanyak biomassa dan metabolit
sekunder tanaman. Secara khusus, kultur suspensi sel merupakan jenis kultur terbaik untuk produksi
metabolit sekunder skala industri. Scalling-up dalam bioreaktor dan aspek downstream processing
juga berperan dalam peningkatan produksi minyak atsiri untuk tujuan komersil. Berbagai hasil
penelitian dan teknologi yang ada mengindikasikan bahwa tanaman Bangunbangun (Plectranthus
amboinicus) berpotensi untuk menjadi sumber minyak atsiri sebagai bahan mentah (raw material)

dalam industri khususnya industri farmasi, makanan dan kosmetik.
Kata kunci : minyak atsiri, plectranthus amboinicus, mikropropagasi, scale-up, downstream
processing, aplikasi industri

(tanaman

pengontrolan dan pengoptimasian produksi

Bangunbangun) merupakan tanaman yang

biomassa melalui berbagai parameter seperti

telah dikenal dan dimanfaatkan sebagai obat

temperatur, aerasi, nutrisi dan pengadukan.

tradisional di Indonesia. Studi etnobotani

Kedua aspek tersebut merupakan aspek yang


menunjukkan manfaat yang sangat beragam

sangat penting dan telah banyak diterapkan

dari tanaman Bangunbangun khususnya pada

untuk meningkatkan produksi biomassa dan

bagian daun. Hal ini mengundang banyak

metabolit sekunder tanaman. Akan tetapi,

peneliti

penelitian

Plectranthus

untuk


senyawa

ambonicus

mengidentifikasi

dalam

tanaman

senyawa-

Bangunbangun.

yang

memanfaatkan

teknik


mikropropagasi in vitro dan penggunaan

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai

bioreaktor untuk tanaman

penelitian telah dilakukan untuk menganalisis

tergolong masih sangat sedikit dibandingkan

dan menguji aktivitas senyawa-senyawa dalam

dengan

ekstrak

Selain itu khasiat tanaman ini masih digunakan

daun


Berbagai

hasil

tanaman
pula

Bangunbangun.
didapatkan

tanaman-tanaman

P. amboinicus

herba

lainnya.

yang


secara tradisional oleh masyarakat. Dengan

mendukung potensi tanaman Bangunbangun

kata lain, potensi aplikasi minyak atsiri

mulai dari identifikasi beragam metabolit

tanaman ini dalam industri masih belum tergali

sekunder yang terkandung dalam minyak

lebih jauh. Makalah ini menyajikan potensi

atsirinya hingga respon positif berbagai uji

teknik

aktivitas biologis beragam senyawa tersebut


sebagai

yang

tanaman

peningkatan kandungan metabolit sekunder

Bangunbangun sebagai bahan untuk produk

dalam minyak atsiri yang dihasilkan tanaman

skala industri. Akan tetapi, dibalik manfaat

Bangunbangun

dan potensinya yang besar, penggunaan

aplikasinya sebagai bahan mentah dalam


tanaman

Bangunbangun

industri khususnya industri farmasi, makanan

melalui

penerapan

mengindikasikan

potensi

secara

modern

bioteknologi


dan

mikropropagasi
upaya

in

untuk

(P.

vitro

tanaman

perbanyakan

amboinicus)

dan


serta

dan kosmetik.

perekayasaan hayati masih minim dilakukan
hingga saat ini.
Salah

Tanaman Bangunbangun
satu

metode

penerapan

Tanaman Bangunbangun merupakan

bioteknologi untuk mendapatkan perbanyakan

tanaman herba sukulen perenial aromatik yang

tanaman dan peningkatan kandungan metabolit

memiliki banyak sinonim nama. Dalam dunia

sekunder ialah dengan teknik mikropropagasi

ilmiah, tanaman ini sulit diidentifikasi karena

in vitro. Teknik mikropropagasi in vitro

kurangnya kriteria morfologi yang jelas untuk

tanaman memungkinkan sel, organ dan embrio

membedakan dengan spesies lainnya dalam

tanaman diperbanyak dengan kualitas baik dan

genus Plectranthus sendiri bahkan dengan

seragam. Sementara itu perbanyakan biomassa

genus

menggunakan

bioreaktor

aspek

taksonomi. Tanaman Bangunbangun sendiri

perekayasaan

hayati

memungkinkan

memiliki 4 nama ilmiah yang disering

sebagai

lainnya

yang

berdekatan

secara

digunakan

dalam

seperti

tradisional, P. amboinicus dan P. barbartus

Plectranthus

dapat mengobati sekitar 68% kategori penyakit

aromaticus, Coleus amboinicus dan Coleus

dan gangguan kesehatan yang dapat diobati

aromaticus (Lukhoba et al., 2005). Selain

oleh genus Plectranthus sendiri.

Beberapa

memiliki

kategori

berkaitan

Plectranthus

publikasi,

amboinicus,

banyak

sinonim

nama

ilmiah,

tersebut

di

antaranya

tanaman ini juga memiliki nama lokal yang

dengan pencernaan, gangguan atau penyakit

berbeda di tiap daerah di berbagai negara.

kulit, pernapasan, infeksi, demam, genito-

Misalnya di Indonesia nama Bangunbangun

urinary, otot-tulang, dan lain-lain. Tanaman

sendiri digunakan oleh masyarakat suku Batak

ini juga dilaporkan digunakan sebagai bahan

di daerah Sumatera Utara, sedangkan di daerah

aditif

lain tanaman ini disebut ajeran atau ajiran

membersihkan rambut dan badan. (Lukhoba,

(Sunda), daun kucing (Jawa), sukan (Melayu),

et al., 2005).

iwak (Bali), daun kambing (Madura), dan daun

makanan

dan

material

untuk

Di Indonesia sendiri, terutama di

kunu etu (Timor) (Gembong, 2004). Di negara

daerah

lain, tanaman ini disebut Indian borage atau

Bangunbangun

Country borage (Hullati dan Bhattacharjee,

masyarakat suku Batak sebagai stimulan air

2011).

susu ibu (ASI) atau disebut juga sebagai
Tanaman

(Plectranthus

Bangunbangun

Sumatera

Utara,

telah

tanaman

dikenal

luas

oleh

lactagogue khususnya untuk ibu yang baru

merupakan

melahirkan

(Damanik

et

tanaman dari famili Lamiaceae dan tergolong

Pendekatan

etnobotani

banyak

sebagai

Tanaman

penelitian-penelitian tentang aktivitas dari

Bangunbangun memiliki ciri-ciri fisik batang

ekstrak minyak atsiri P.amboinicus. Beberapa

dengan tinggi 30-90 cm, daun aromatik

peneliti

dengan panjang 2,5-5 cm, bunga dengan

antikanker terhadap sel kanker payudara

panjang 3 mm berwarna keunguan, dan buah

(MCF-7) dan kolorektal (HT-29) (Ramaraj et

orbikular atau ovoid nutlet. Tanaman ini

al, 2009), antigenoktisitas (Ramaraj et al,

tumbuh dengan baik pada lokasi dengan iklim

2009), antiinlamasi (Ramaraj et al, 2015; Chiu

subtropis dan tropis (Andarwulan et al., 2014).

et al., 2012; Dayana dan Parameswari, 2014a),

amboinicus)

tanaman

dikotil.

melaporkan

al.,

2001).
memicu

adanya

aktivitas

antianalgesik (Chiu et al., 2012), antioksidan
(Dayana dan Parameswari, 2014b; Gupta et

Manfaat Tanaman Bangungbangun
Penggunaan tanaman Bangunbangun

al., 2013), antinosiseptik dan antipiretik (Patel

secara tradisional telah tersebar di Indonesia

et al., 2010a), antimikrobial (Ragasa, et al.,

dan negara tropis lainnya seperti Malaysia,

1999), antibakterial (Velasco et al., 2009),

India, Brazil, Kuba, dan Karibia sejak ratusan

antipileptik (Kumari et al., 2011), antiketombe

tahun yang lalu. P.amboinicus biasa digunakan

(Selvakumar

et

al.,

2012),

antifungal

untuk mengobati

dan

(Nagalakshmi

et

al.,

2012),

antimalaria

pengobatan

(Senthilkumar

gangguan

beragam penyakit

kesehatan.

Dalam

dan

Venkatesalu,

2010),

antidiabetik (Kuo et al., 2012; Patel et al.,

ini

2010b), anti-kegelisahan (Tiwari et al., 2012),

berbeda (Lukhoba et al., 2005). Senyawa-

dan aktivitas hepatoprotektif (Patel, 2011).

senyawa yang telah diidentifikasi dalam P.

Selain itu, P. amboinicus bersama insektisida

amboinicus di antaranya karbohidrat, protein,

mikrobial dan Copepoda juga telah dibuktikan

alkaloid, fenol, glikosida, saponin, sterol,

dapat menekan pertumbuhan populasi nyamuk

terpenoid, triterpenoid, tanin, flobatanin dan

demam berdarah

(Murugan et al., 2012).

kuinon (Tabel 1). Lebih spesifik, telah

Manfaat lain dari P. amboinicus di antaranya

teridentifikasi pula senyawa kimia seperti

sebagai imunostimulan

(Silitonga et al.,

butylaniside, -caryophyllene, carvacrol, 1-8-

2015), penyembuh luka bakar (Shenoy et al.,

cineole, p-cymene, ethylsalicylate, eugenol,

2012), agen fitoremediasi Timbal (Pb) dengan

limonene, myrcene, and -pinenes, -selenene, -

rhizofiltration (Ignatius et al., 2014), dan

terpinene, terpinen-4-ol, thymol, verbenone,

sebagai insektisida yang lebih efektif dari

apigenin,

insektisida sintetik (Singh et al., 2002).

dimethoxy-flavone (cirsimaritin), eriodictyol,

memiliki

kandungan

chrysoeriol,

6-methoxygenkawanin,
Senyawa dalam Tanaman Bangunbangun
Berdasarkan

taxifolin,

yang

5,4-dihydroxy-6,7-

luteolin,

quercetin,

oxaloacetic

acid,

yang

crategolic, euscaphic, 2 -3 -dihydro-olean-12-

Bangunbangun

en-28-oic, pomolic, oleanolic, tormentic, 2 ,3

dilaporkan memiliki kandungan senyawa atau

,19 ,23- tetrahydroxyurs-12-en-28-oic, ursolic

metabolit sekunder yang sangat beragam.

acids,

Penggunaan

(Chatterjee dan Pakrashi dalam Patel et al.,

sangat

luas,

penggunaannya

salvigenin,

menonjol

tanaman

berbeda

di

tiap

daerah

mengindikasikan bahwa tiap kultivar tanaman

-sitosterol-

-D-glucosidecarvacrol

2010c).

Tabel 1. Analisis Fitokimia dari Daun Kering pada Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air P. amboinicus
Fitokimia
Karbohidrat
Protein
Alkaloid
Fenol
Flavonoid
Glikosida
Saponin
Sterol
Terpenoid
Tanin
Flotobatanin
Kuinon

Estrak Etanol
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c)

Ekstrak Air
Patel et al. (2010c)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana (2014)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010)

Gambar 1. Mikropropagasi in vitro : inisiasi kultur kalus dari biji atau tanaman utuh
(Sumber : Street, 1977)

Konsep

Utama

Peningkatan

Produksi

Minyak Atsiri Tanaman Bangunbangun

hilang dengan pengulangan kultur kalus dan
suspensi sel (Pierik et al., 2010)
Mikropropagasi in vitro yang biasa

Mikropropagasi In Vitro
Tanaman dapat diperbanyak dengan

dilakukan

untuk

perbanyakan

metabolit

cara propagasi generatif dan vegetatif. Namun

sekunder tanaman ialah kultur suspensi kalus

yang

propagasi

yakni sel-sel atau agregat sel yang terdispersi

vegetatif karena lebih stabil dan hasilnya

dalam medium cair (Gambar 1). Beberapa

homogen. Mikropropagasi in vitro merupakan

teknik kultur suspensi kalus di antaranya

salah satu metode perbanyakan tanaman dan

dengan kultur Batch pada platform shakers,

produksi metabolit sekunder secara steril.

kultur batch skala besar, sistem kultur

Beberapa manfaat dari mikropropagasi in vitro

kontinyu tertutup, dan sistem kultur kontinyu

di antaranya pertumbuhan tanaman menjadi

terbuka (Street, 1977).

sering dilakukan

adalah

lebih tinggi dibanding in vivo, mendapatkan
perbanyakan yang bebas penyakit, menghemat

Mikropropagasi

biaya energi dan ruang, memudahkan produksi

Meningkatkan Metabolit Sekunder

In

Vitro

untuk

atau panen pada waktu yang tepat apabila

Terdapat beberapa penelitian tentang

kondisi tepat (media nutrisi dan kondisi fisik).

mikropropagasi in vitro spesies tanaman dari

Namun, terdapat juga kesulitan dalam teknik

genus Plectranthus. Beberapa tanaman yang

ini di antaranya sulitnya merealisasikan isolasi

telah memiliki protokol untuk mikropropagasi

steril dan kapasitasi regeneratis yang dapat

in vitro di antaranya P. esculentus, P.
vetiveroides, P. madagascariensis, dan P.

barbatus atau Coleus forskohlii. Eksplan awal

terbaik didapatkan dengan kombinasi BAP 1,0

bervariasi mulai dari pucuk, noda, internodal,

mg/L dan NAA 5,0 mg/L yakni sebesar 85%.

dan daun serta menghasilkan kultur pucuk juga

Sementara untuk inisiasi akar, BAP 0,5 - 1,0

akar. Akan tetapi, mikropropagasi in vitro

mg/L memberikan hasil terbaik dengan jumlah

yang diketahui untuk produksi kalus baru

akar yang dihasilkan sekitar 10-12,5 akar per

hanya dilakukan pada tanaman P. barbartus

eksplan (Rahman, et al., 2015). Beberapa hasil

atau Coleus forskohlii. Induksi kalus pada

penelitian tersebut mendukung bahwa tanaman

tanaman ini berhasil dilakukan dari eksplan

dari

daun pada medium MS dengan penambahan

amboinicus berpotensi untuk menghasilkan

kinetin 2,4 µM setelah 4 minggu inokulasi

senyawa tertentu atau metabolit sekunder dari

pada pH medium 5,7, suhu 25 ± 2 ◦C, dan

kultur kalus atau kultur suspensi sel dengan

fotoperiodisasi 16 jam terang 8 jam gelap

kombinasi zat pengatur tumbuh yang perlu

dengan intensitas cahaya 50 µmol m−2 s−1

disesuaikan terlebih dahulu melalui percobaan.

genus

Plectranthus

termasuk

P.

(Reddy, et al., 2001). Kalus ini kemudian
disubkultur untuk pembentukan pucuk dan

Pemeliharaan Kultur dalam Bioreaktor dan

akar untuk selanjutnya di aklimatisasi dan

Downstream Processing Produksi Minyak

diperiksa kadar forskolinnya.

Atsiri

Tanaman lain yang dekat dengan
genus

Plectranthus

dan

telah

tanaman

Bangunbangun

Skala

Industri

diketahui

Untuk

memproduksi

metabolit

protokol produksi kalusnya ialah Coleus

sekunder dalam minyak atsiri skala industri,

blumei. Kombinasi 2,4-D 1,0 mg/L dan 0,1

diperlukan

mg/L

kinetin berhasil memproduksi asam

menghasilkan yield atau perolehan yang tinggi.

rosmarinat 11% dari berat kering sel pada

Perbanyakan biomassa dan metabolit sekunder

kultur suspensi sel C. Blumei (Razzaque dan

tanaman

Ellis, 1977). Padahal tanaman untuh C. blumei

dengan kultur suspensi sel dengan kombinasi

normalnya

asam

zat pengatur tumbuh 2,4-D, kinetin dan BAP.

rosmarinat 1,1 % berat kering. Kombinasi lain

Kombinasi yang tepat melalui percobaan akan

dari zat pengatur tumbuh 2,0 mg/L 2,4-D; 0,5

menghasilkan perolehan metabolit sekunder

mg/L dan 0,2 mg/L kinetin juga diketahui

yang lebih tinggi daripada tanaman utuh. Salah

berhasil menghasilkan kultur suspensi kalus

satu

untuk produksi forskolin dari tanaman yang

peningkatan metabolit sekunder 10 kali lipat

sama (Reuff, et al, 1988).

dengan kultur suspensi sel pada tanaman C.

hanya

Tanaman

menghasilkan

proses

yang

Bangunbangun

penelitian

efisien

dapat

dan

dilakukan

membuktikan

adanya

amboinicus

sendiri

diinduksi

untuk

Pemeliharaan kultur dalam bioreaktor

mikropropagasi in vitro dengan medium MS

merupakan langkah kunci untuk produksi

mengandung 3,0 mg/L BAP untuk inisiasi

komersial

pucuk dari pucuk lateral. Proliferasi pucuk

bioteknologi

dilaporkan

P.

dapat

blumei untuk produksi asam rosmarinat.

metabolit
tanaman.

sekunder
Proses

dengan

scalling-up

dengan bioreaktor yang ada saat ini untuk

satu

industri dapat mencapai volume bioreaktor

processing

10.000 liter. Proses ini telah diterapkan untuk

ektsraksi yang cukup baik untuk produksi

memproduksi ginsenosida dari kultur akar

minyak atsiri tanaman Bangunbangun adalah

adventif ginseng (Panax ginseng) (Hahn, et

dengan hidrodistilasi karena menghasilkan

al., 2003). Selanjutnya, metabolit sekunder

kelimpahan senyawa yang terbukti memiliki

yang

aktivitas antikanker

terkandung

Bangunbangun

dalam

diperoleh

tanaman

dari

proses

Downstream Processing (Gambar 2). Salah

faktor

penting

dalam

downstream

ialah metode ekstraksi. Metode

terhadap sel

kanker

payudara (MCF-7) dan kolorektal (HT-29)
(Ramaraj et al, 2015).

Gambar 2. Diagram alir tahapan proses dari bioreaktor sampai ekstrak kasar atau
senyawa murni didapatkan
(Sumber : Celiktas dan Sukan, 2013)

senyawa fenolik termasuk carvacrol, thymol,
Aplikasi Produk Minyak Atsiri tanaman

eugenol, 1,8 cineol, asam rosmarinat dan

Bangunbangun dalam Industri

antioksidan lain. Namun yang diketahui

Minyak atsiri yang diproduksi dari

memiliki aktivitas biologis terbaik sebagai

kultur suspensi sel tanaman Bangunbangun

antikanker adalah senyawa carvacrol dan

sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam

thymol (Chris, 2012). Minyak atsiri daun

industri farmasi, makanan dan dan kosmetik

Bangunbangun memiliki kandungan yang

sebagai bahan mentah (raw material). Di

sama dengan kandungan suplemen antikanker

pasar, minyak oregano dengan kandungan

yang telah ada bahkan lebih kaya dengan

yang

tanaman

berbagai senyawa aktif lainnya yang telah

Bangunbangun yakni mengandung senyawa

disebutkan dalam makalah ini. Hal ini

fenol (carvacrol, thymol, cineole dan borneol),

mengindikasikan bahwa minyak atsiri tanaman

tanin dan terpen (Astawan, 2011) dijual

Bangunbangun memiliki potensi yang tinggi

seharga Rp 494.500,-/100 mL (Anonim,

sebagai bahan utama (subtitut) atau bahan

2015). Hal ini mendorong potensi minyak

pelengkap (komplemen) suplemen antikanker.

mirip

atsiri

dengan

tanaman

minyak

Bangunbangun

untuk

industri

Bangunbangun
senyawa

industri

makanan,

daun

tanaman Bangunbangun biasanya dicampur

dikomersialisasikan.
Dalam

Dalam

farmasi,

berpotensi

nutraceutical

baik

maupun

tanaman

dengan tepung dan digoreng dalam minyak

sebagai

atau mentega. Daun tanaman Bangunbangun

senyawa

juga dapat digunakan untuk memberi rasa dan

terapeutik karena kandungan minyak atsirinya

mengasinkan

yang

antiinflamasi,

menghilangkan bau menyengat dari kambing,

antikanker, dan lain-lain. Terlebih kini di

ikan dan kerang-kerangan serta membumbui

masyarakat sedang populer penggunaan obat

makanan

alternatif

termasuk

(Lukhoba et al., 2005). Di Indonesia sendiri,

suplemen makanan, herbal dan diet khusus

masyarakat suku Batak biasanya menggunakan

untuk mencegah dan merawat penyakit, tak

daun tanaman ini dengan direbus untuk

terkecuali untuk kanker. Suplemen antikanker

diminum

telah banyak diproduksi biasanya dalam

dicincang untuk dicampurkan dengan daging

bentuk

satu

yang akan dimasak (pers.com). Minyak atsiri

benchmark atau produk pembanding yang

tanaman Bangunbangun sangat berpotensi

cukup terkenal adalah Biotics Research A.D.P.

untuk diaplikasikan dalam industri makanan

Produk berbentuk tablet ini memiliki formulasi

untuk fungsi-fungsi di atas karena lebih praktis

minyak atsiri yang berasal dari minyak

dalam penggunaannya.

memiliki

dan

tablet

aktivitas

komplementer

dan

kapsul.

Salah

yang

daging

dan

mengandung

sebagai

penambah

ayam,

saus

ASI

tomat

atau

oregano (Origanum vulgare). Senyawa yang

Dalam industri kosmetik, minyak

terkandung di dalam tablet ini di antaranya

atsiri tanaman Bangunbangun juga berpotensi

untuk diaplikasikan. Industri kosmetik saat ini

penerapan bioteknologi dalam meningkatkan

banyak sekali yang menggunakan ekstrak

produksi

tanaman tertentu sebagai campuran dalam

Bangunbangun

produknya. Beberapa di antaranya adalah

mikropropagasi in vitro kultur suspensi sel,

ekstrak atau minyak zaitun, ginseng, lidah

scalling-up dengan bioreaktor serta aspek

buaya,

tanaman

downstream processing. Penelitian lebih lanjut

Bangunbangun memiliki aroma yang kuat

mengenai kultur suspensi sel P. amboinicus,

sehingga secara tradisional sering digosokkan

desain bioreaktor yang sesuai serta metode

ke rambut dan badan setelah mandi. Hal ini tak

ekstraksi dalam downstream processing dapat

lepas dari manfaat senyawa dalam tanaman

membuka prospektif untuk realisasi komersial

Bangunbangun untuk merawat kulit (Morton,

dari teknologi produksi minyak atsiri P.

1992 dalam Lukhoba et al., 2005). Dalam

amboinicus.

dan

sebagainya.

Daun

mengembangkan

pendekatan

dalam

minyak

produksi

minyak
dapat

atsiri

tanamanan

dilakukan

dengan

bioteknologi

atsiri

tanaman

Ucapan Terima Kasih

Bangunbangun secara in vitro khususnya

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan

dengan

skala

terima kasih kepada Dr. Taufikurahman yang

yang

dapat

telah banyak memberi saran dalam perbaikan

komersial

tentu

tulisan ini.

kultur

eksperimen

suspensi

ke

diaplikasikan

sel

produk

secara

dari

membutuhkan waktu. Untuk itu diperlukan
penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor

Daftar Pustaka

yang mempengaruhi perolehan, produktivitas

Andarwulan, L.J.P., L. Rose, P.J. Rosakutty,

dan kualitas dari minyak atsiri tanamana

S. Ghanthikumar. 2014. “In Vitro

Bangungbangun

Propagation of Coleus amboinicus Lour.

yang

akan



dikomersialisasikan.

An Aromatic

Medicinal

Plant.”

Journal of Basic and Applied Biology
Kesimpulan

5(1&2) : 278-282.

Tanaman

Bangunbangun

(P.

Anonim. 2015. Minyak Oregano (Oregano

amboinicus) berpotensi sebagai sumber bahan

Oil)

mentah (raw material) dalam industri farmasi,

network.co.id/3674965/minyadfhk-

makanan, dan kosmetik. Potensi ini didukung

oregano-oregano-oil.htm)

kandungan senyawa dalam minyak atsiri

(http://www.eterisnusantara.indo

Astawan, Made. 2011. Oregano, Rasanya

tanaman Bangunbangun yang terdiri dari

Khas

senyawa fenolik (carvacrol dan thymol),

(http://health.kompas.com/read/2011/07

terpen, tanin, glikosida, flavonoid, kuinon dan

/18/11434842/Oregano..Rasanya.Khas.

senyawa

Banyak.Khasiatnya). Diakses pada 14

lain

antiinlamasi,

yang

memiliki

antikanker,

aktivitas

imunostimulan,

antiketombe, dan lain sebagainya. Pendekatan

Banyak

Khasiatnya

Desember 2015 pukul 16.00 WIB.

Celiktas,

O.Y

dan

Sukan

F.V.

2013.

Dayana, J dan

Parameswari, C.S. 2014b.

Biotechnology for Medicinal Plants :

“Isolation of Active Flavanoid Fraction

Downstream Processes for Plant Cell

from Plectranthus amboinicus and Its

New York :

Immunomodulatory Effect on Carrasius

and Tissue Culture.
Springer.

auratus with Respect to Cyclosporinea.”

Chiu, Y.J., T.H. Huang, C.S. Chiu, T.S. Lu,

Departmet of Biochemistry, Bharathi

Y.W. Chen, W.H. Peng, C.Y. Chen.

Women’s

2012. “Analgesic and Antiinflammatory

Nadu.

College,

Chennai,

Tamil

Activities of the Aqueous Extract from

DeFelice, S. L. 1992. Nutraceuticals –

(Lour.)

Opportunities in an Emerging Market.

Plectranthus

amboinicus

Spreng. Both In Vitro and In Vivo.”
Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine 2012 (508137).

Scrip Magazine 9.
Ekawati, Rina. 2013. “Produksi Pucuk dan
Kadar

Chris, 2012. My Anticancer Supplement

Metabolit

(Plectranthus

Bangunbangun
(Lour.)

amboinicus

Protocol Recomended by Nutriotionist

Spreng) dengan Pemupukan Organik

John

dan

Smothers

Pemangkasan.”

Tesis

Magister

(http://www.chrisbeatcancer.com/my-

Sains Program Studi Agronomi dan

anti-cancer-supplement-protocol-

Holtikultura, Institut Pertanian Bogor,

recommended-by-nutritionist-john-

Bogor.

smothers/). Diakses pada 21 Oktober
2015 pukul 11.30 WIB.

(Spermatophyta).

Damanik R., N. Damanik, Z. Daulay, S.
Saragih,

R.

Premier,

Wattanapenpaiboon,
Wahlqvist.

2001.

Bangun-bangun

Gembong T. 2004. Taksonomi Tumbuhan

N.

dan

ML.

“Consumption
Leaves

of

(Coleus

Gadjah

Mada

University Press, Yogyakarta.
Gupta, S.K., P. Bhatt, G.S. Joseph, P.S. Negi,
M.C.

Varadaraj.

2013.

“Phenolic

Constituents and Biological Activities
Leaf

Extracts

amboinicus) to Increase Breast Milk

Medicinal

Plant

Production Among Batakneese Women

amboinicus Benth (Lamiaceae).” Tang

in North Sumatra Island, Indonesia. “

Humanitas Traditional Medicine 3(4) :

Proceedings of the Nutrition Society of

e32.

Australia 2001(25) : S67.
of

Anti

of

Traditional
Plectranthus

Hahn, E.J., Y.S. Kim, K.W. Yu, C.S. Jeong,

Dayana, J dan Parameswari, C.S. 2014a.
“Evaluation

of

K.Y. Paek. 2003. “Adventitious Root

Inflammatory

Cultures of Panax ginseng C.V. Meyer

Effect of Plectranthus amboinicus Leaf

and Ginsenoside Production through

Extract - An Invitro Study.” Journal of

Large-Scale

Advanced

Journal of Plant Biotechnology 5(1) : 1-

Pharmacy

Research 4(2): 229-232.

Education

&

6.

Bioreactor

System.”

Hullati,

K.K.,

P.

Bhattacharjee.

“Pharmacognostical

2011.

Evaluation

of

Defferent Parts of Coleus amboinicus
Lour,

Laminaceae.”

Pharmacognosy

Journal 3(24) 29-44.

Journal

of

doi

Phytoparasitica

:

10.1007/s12600-013-0291-3.
Nagalakhsmi, H.S., A. Das, S. Bhattacharya.
2012. “Assessment of Antimicrobial
Properties and Phytochemical Contents

Ignatius, A., V. Arunbabu, J. Neethu, E.V.

of

Leaf

Extracts

of

Plectranthus

(Lour.)

Spreng.”

Ramasamy. 2014. “Rhizofiltration of

amboinicus

Lead Using an Aromatic Medicinal

International Journal of Green and

Plant Plectranthus amboinicus Cultured

Herbal Chemistry 1(2) : 101-107.

in

a

Hydroponic

Film

Patel, R., M. Naveen, S. Sudarshan, G

System.”

Ravindra, K. Basant, P. Vidyanand.

Environmental Science and Pollution

2010a. “Antinociceptive and Antipyretic

Research (Majalah Online).

Effects of Plectranthus amboinicus

Technique

Nutrient

(NFT)

Kumari, B.P., D. Sujatha, Ch.G. Chand, K.
Divya,

L.

Malleswari,

D.

Ranganayakulu. 2011. “Evaluation of

(Lour) Spreng Leaves.” Deccan Journal
of Natural Products 1(2) : 9-15.
Patel, R., M.K. Naveen, G Ravindra, K.

Antiepileptic Activity and Probable

Basant,

Mechanism

“Diuretic

of

Action

of

Coleus

K.

S.

Sudarshan.

Activity

of

2010b.

Leaves

of

amboinicus in MES And PTZ Models.”

Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng

Journal of Pharmacy Research 5(3) :

in Male Albino Rats.” Pharmacognosy

1587-1591.

Research 2(2) : 86-88.

Kuo, Y.S., H.S. Chien, W. Lu. 2012.

Patel, R., M. Naveen, P.S. Manjul, A. Gulzar,

“Plectranthus amboinicus and Centella

S.

asiatica Cream for the Treatment of

“Plectranthus

Diabetic Foot Ulcers.” Evidence-Based

Spreng : An Overview.” The Pharma

Complementary

Research 2010(4): 1-5.

and

Alternative

Anita,

S.

Sudharsan.
amboinicus

2010c.
(Lour)

Patel, R. 2011. “Hepatoprotective Effects of

Medicine 2012 (418679).
Lukhoba, C.W., M.S.J. Simmonds, A.J. Paton.

Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng

2005. “Plectranthus : A Preview of

against Carbon Tetrachloride-induced

Ethnobotanical

Hepatotoxicity.” Journal of Natural

Use.”

Journal

of

Ethnopharmacology 103 (2006) : 1-24.

Pharmaceuticals 2(1): 28-35.

Murugan, K., K. Kalimutu, P.S. Kumar, J.S.

Pierik, R.L.M. 1997. In Vitro Culture of

Hwang, M. Nicoletti. 2012. “Larval and

Higher Plants. New York : Springer-

Pupal Toxicity Effects of Plectranthus

Science+Business Media, B.V.

amboinicus, Bacillus sphaericus and

Ragasa, C.Y., Z. Pendon, V. Sangalang, J.A.

Predatory Copepods for the Control of

Rideout. 1999. “Antimicrobial Flavones

the Dengue Vector, Aedes aegypt.”

from Coleus amboinicus.” Phillippine

Senthilkumar, A. dan Venkatesalu, V. 2010.
“Chemical Composition and Larvicidal

Journal of Science 128(4) : 347-351.
Rahman, A.Z., E.S.M. Noor, M.S.M. Ali, R.

Activity

of

the

Essential

Oil

of

Mirad, A.N. Othman. 2015. “In Vitro

Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng

Microropagation

against Anopheles stephensi: A Malarial

Medicinal

of

a

Plant,

Valuable
Plectranthus

amboinicus.” American Journal of Plant
Sciences 2015(6) : 1091-1097.

Vector

Mosquito.”

Parasitology

Research (2010) 107 : 1275-1278.
Shenoy,

S.,

M.S.

Vinod,

Shruthi,

M.

Ramaraj, T., G. Ramya, M. Gogulmnath, R.

Amberkar, A. Amuthan. 2012. “Effect

Jayakumar, M.S. Kanthimathi. 2015.

of Ethanolic Extract of Plectranthus

“Evaluation

DNA

amboinicus Leaf on Healing of Burn

Protecting and LPS Induced MMP-9

Wound in Wistar Rats.” International

Down

Journal

of

Cytotoxic,

Regulation

Activities

of

of

Applied

Biology

and

Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng.

Pharmaceutical Technology 3(3) : 32-

Essential.”

35.

Pharmacognosy

Journal

7(1) : 32-36.

Silitonga, M., S. Ilyas, S. Hutahaean, H.
1977.

Sipahutar. 2015. “Levels of Apigenin

“Rosmarinic Acid Production in Coleus

and Immunostimulatory Activity of

Cell Cultures. “ Planta 137(3): 287-291.

Leaf

Razzaque,

A.

dan

B.

E

Ellis.

Reddy, P.S., R. Rodrigues, R. Rajaksekharan.

Extracts

(Plectranthus

of

Bangunbangun
Lour).”

Amboinicus

2001. “Shoot Organogenesis and Mass

International Journal of Biology 7(1) :

Propagation of Coleus forskohlii from

46-53.

Leaf Derived Callus.” Plant Cell,

Singh, G., O.P. Singh, Y.R. Prasad, M.D. de

Tissue, and Organ Culture 66 : 183-

Lampasona, C. Catalan. 2002. “Studies

188.

on Essential Oils, Part 33: Chemical and

Reuff, I., Seitz, U., Ulbrich, B. and Reinhard,

Insecticidal Investigations on Leaf Oil

E. 1988. “Cryopreservation of Coleus

of Coleus amboinicus Lour.” Flavour

blumei

Suspension

and

Callus

Cultures.” Journal of Plant Physiology
133(4): 414-418.
Selvakumar, P., E. Naveena, D. Prakash.

and Fragrance Journal (2002) 17 : 440442.
Street, H.E. 1977. Applied and Fundamental
Apects of Plant, Tissue, and Organ

2012. “Studies on the Antidandruff

Culture

Activity of the Essential Oil of Coleus

Suspension Cultures. New York :

amboinicus and Eucalyptus globulus.”

Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Asian Pacific Journal of Tropical

Tiwari, D.K., H. Nagar, G. Dwivedi, R.K.

Biomedicine (2012) : 5715-5719.

:

Applications

of

Cell

Tripathi, J. Jena. 2012. “Evaluation of
Anti-Anxiety Activity of Plectranthus

amboinicus (Lour.) on Rats.” Asian
Journal of Pharmaceutical and Clinical
Research 5(4) : 110-113.
Velasco,

J.,

L.B.

Rojas,

T.

2009.

Usubillaga.

Diaz,

A.

“Chemical

Composition and Antibacterial Activity
of

the

Essential

amboinicus

Lour.,

Oil

of

Coleus

Against

Enteric

Pathogens.” Journal of Essential OilBearing Plants 12(4) : 453-461.