Tanaman Bangun bangun antiseptik banyak (1)
Peningkatan Produksi Minyak Atsiri Tanaman Bangunbangun
(Plectranthus amboinicus) secara In Vitro
Elisa Frederica Siburian
elssiburian@gmail.com
Program Studi Rekayasa Hayati Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung,
Bandung, Jawa Barat 40132 Indonesia
E-mail : sith@sith.itb.ac.id
ABSTRACT
Plectranthus amboinicus or Bangunbangun plant is traditionally used as medicines plant and to
increase breast milk of mothers among Indonesian locals. Several research studies have proven the
abundance of active compounds from its leaves essential oil. However, the use of this plant is still
limited in boiling and chopping the leaves conventionally. Essential oil is plant extract natural product
that has been commercialized nowadays. The essential oil of P. amboinicus contains abundant of
secondary metabolites which are important for human being such as phenolic compounds (carvacrol
and thymol as anticancer compound), alkaloids, flavonoids, terpenes, tannins and quinon.
Biotechnology application, in vitro micropropagation, is fitted for propagating biomass and secondary
metabolites of plant. Specifically, cell suspension culture is the best culture to produce plant
secondary metabolites in industial scale. Scalling-up in bioreactor and downstream processing aspects
also takes role in enhancing production of essential oil for commercial purpose. Various results of
research studies and present technology indicates that Bangunbangun plant (Plectranthus amboinicus)
is potential to be the source of essential oil as raw material in industrial level especially
pharmaceutical, food and cosmetic industry.
Key words : essential oil, plectranthus amboinicus, micropropagation, scale-up, downstream
processing, industrial application
ABSTRAK
Plectranthus amboinicus atau tanaman Bangunbangun merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan
sebagai obat tradisional dan penambah air susu ibu pasca melahirkan oleh masyarakat Indonesia.
Beberapa penelitian telah membuktikan kekayaan senyawa dalam minyak atsiri daun Bangunbangun.
Akan tetapi, pemanfaatan tanaman ini masih terbatas pada pengolahan daun dengan cara konvensional
seperti direbus atau dicincang. Minyak atsiri merupakan produk alami ekstrak tanaman yang banyak
dikomersialisasikan saat ini. Minyak atsiri P, amboinicus mengandung banyak metabolit sekunder
yang penting bagi manusia di antaranya senyawa fenolik (carvacrol dan thymol sebagai senyawa
antikanker), alkaloid, flavanoid, terpen, tanin, dan kuinon. Penerapan bioteknologi yakni metode
mikropropagasi in vitro merupakan cara yang tepat dalam memperbanyak biomassa dan metabolit
sekunder tanaman. Secara khusus, kultur suspensi sel merupakan jenis kultur terbaik untuk produksi
metabolit sekunder skala industri. Scalling-up dalam bioreaktor dan aspek downstream processing
juga berperan dalam peningkatan produksi minyak atsiri untuk tujuan komersil. Berbagai hasil
penelitian dan teknologi yang ada mengindikasikan bahwa tanaman Bangunbangun (Plectranthus
amboinicus) berpotensi untuk menjadi sumber minyak atsiri sebagai bahan mentah (raw material)
dalam industri khususnya industri farmasi, makanan dan kosmetik.
Kata kunci : minyak atsiri, plectranthus amboinicus, mikropropagasi, scale-up, downstream
processing, aplikasi industri
(tanaman
pengontrolan dan pengoptimasian produksi
Bangunbangun) merupakan tanaman yang
biomassa melalui berbagai parameter seperti
telah dikenal dan dimanfaatkan sebagai obat
temperatur, aerasi, nutrisi dan pengadukan.
tradisional di Indonesia. Studi etnobotani
Kedua aspek tersebut merupakan aspek yang
menunjukkan manfaat yang sangat beragam
sangat penting dan telah banyak diterapkan
dari tanaman Bangunbangun khususnya pada
untuk meningkatkan produksi biomassa dan
bagian daun. Hal ini mengundang banyak
metabolit sekunder tanaman. Akan tetapi,
peneliti
penelitian
Plectranthus
untuk
senyawa
ambonicus
mengidentifikasi
dalam
tanaman
senyawa-
Bangunbangun.
yang
memanfaatkan
teknik
mikropropagasi in vitro dan penggunaan
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai
bioreaktor untuk tanaman
penelitian telah dilakukan untuk menganalisis
tergolong masih sangat sedikit dibandingkan
dan menguji aktivitas senyawa-senyawa dalam
dengan
ekstrak
Selain itu khasiat tanaman ini masih digunakan
daun
Berbagai
hasil
tanaman
pula
Bangunbangun.
didapatkan
tanaman-tanaman
P. amboinicus
herba
lainnya.
yang
secara tradisional oleh masyarakat. Dengan
mendukung potensi tanaman Bangunbangun
kata lain, potensi aplikasi minyak atsiri
mulai dari identifikasi beragam metabolit
tanaman ini dalam industri masih belum tergali
sekunder yang terkandung dalam minyak
lebih jauh. Makalah ini menyajikan potensi
atsirinya hingga respon positif berbagai uji
teknik
aktivitas biologis beragam senyawa tersebut
sebagai
yang
tanaman
peningkatan kandungan metabolit sekunder
Bangunbangun sebagai bahan untuk produk
dalam minyak atsiri yang dihasilkan tanaman
skala industri. Akan tetapi, dibalik manfaat
Bangunbangun
dan potensinya yang besar, penggunaan
aplikasinya sebagai bahan mentah dalam
tanaman
Bangunbangun
industri khususnya industri farmasi, makanan
melalui
penerapan
mengindikasikan
potensi
secara
modern
bioteknologi
dan
mikropropagasi
upaya
in
untuk
(P.
vitro
tanaman
perbanyakan
amboinicus)
dan
serta
dan kosmetik.
perekayasaan hayati masih minim dilakukan
hingga saat ini.
Salah
Tanaman Bangunbangun
satu
metode
penerapan
Tanaman Bangunbangun merupakan
bioteknologi untuk mendapatkan perbanyakan
tanaman herba sukulen perenial aromatik yang
tanaman dan peningkatan kandungan metabolit
memiliki banyak sinonim nama. Dalam dunia
sekunder ialah dengan teknik mikropropagasi
ilmiah, tanaman ini sulit diidentifikasi karena
in vitro. Teknik mikropropagasi in vitro
kurangnya kriteria morfologi yang jelas untuk
tanaman memungkinkan sel, organ dan embrio
membedakan dengan spesies lainnya dalam
tanaman diperbanyak dengan kualitas baik dan
genus Plectranthus sendiri bahkan dengan
seragam. Sementara itu perbanyakan biomassa
genus
menggunakan
bioreaktor
aspek
taksonomi. Tanaman Bangunbangun sendiri
perekayasaan
hayati
memungkinkan
memiliki 4 nama ilmiah yang disering
sebagai
lainnya
yang
berdekatan
secara
digunakan
dalam
seperti
tradisional, P. amboinicus dan P. barbartus
Plectranthus
dapat mengobati sekitar 68% kategori penyakit
aromaticus, Coleus amboinicus dan Coleus
dan gangguan kesehatan yang dapat diobati
aromaticus (Lukhoba et al., 2005). Selain
oleh genus Plectranthus sendiri.
Beberapa
memiliki
kategori
berkaitan
Plectranthus
publikasi,
amboinicus,
banyak
sinonim
nama
ilmiah,
tersebut
di
antaranya
tanaman ini juga memiliki nama lokal yang
dengan pencernaan, gangguan atau penyakit
berbeda di tiap daerah di berbagai negara.
kulit, pernapasan, infeksi, demam, genito-
Misalnya di Indonesia nama Bangunbangun
urinary, otot-tulang, dan lain-lain. Tanaman
sendiri digunakan oleh masyarakat suku Batak
ini juga dilaporkan digunakan sebagai bahan
di daerah Sumatera Utara, sedangkan di daerah
aditif
lain tanaman ini disebut ajeran atau ajiran
membersihkan rambut dan badan. (Lukhoba,
(Sunda), daun kucing (Jawa), sukan (Melayu),
et al., 2005).
iwak (Bali), daun kambing (Madura), dan daun
makanan
dan
material
untuk
Di Indonesia sendiri, terutama di
kunu etu (Timor) (Gembong, 2004). Di negara
daerah
lain, tanaman ini disebut Indian borage atau
Bangunbangun
Country borage (Hullati dan Bhattacharjee,
masyarakat suku Batak sebagai stimulan air
2011).
susu ibu (ASI) atau disebut juga sebagai
Tanaman
(Plectranthus
Bangunbangun
Sumatera
Utara,
telah
tanaman
dikenal
luas
oleh
lactagogue khususnya untuk ibu yang baru
merupakan
melahirkan
(Damanik
et
tanaman dari famili Lamiaceae dan tergolong
Pendekatan
etnobotani
banyak
sebagai
Tanaman
penelitian-penelitian tentang aktivitas dari
Bangunbangun memiliki ciri-ciri fisik batang
ekstrak minyak atsiri P.amboinicus. Beberapa
dengan tinggi 30-90 cm, daun aromatik
peneliti
dengan panjang 2,5-5 cm, bunga dengan
antikanker terhadap sel kanker payudara
panjang 3 mm berwarna keunguan, dan buah
(MCF-7) dan kolorektal (HT-29) (Ramaraj et
orbikular atau ovoid nutlet. Tanaman ini
al, 2009), antigenoktisitas (Ramaraj et al,
tumbuh dengan baik pada lokasi dengan iklim
2009), antiinlamasi (Ramaraj et al, 2015; Chiu
subtropis dan tropis (Andarwulan et al., 2014).
et al., 2012; Dayana dan Parameswari, 2014a),
amboinicus)
tanaman
dikotil.
melaporkan
al.,
2001).
memicu
adanya
aktivitas
antianalgesik (Chiu et al., 2012), antioksidan
(Dayana dan Parameswari, 2014b; Gupta et
Manfaat Tanaman Bangungbangun
Penggunaan tanaman Bangunbangun
al., 2013), antinosiseptik dan antipiretik (Patel
secara tradisional telah tersebar di Indonesia
et al., 2010a), antimikrobial (Ragasa, et al.,
dan negara tropis lainnya seperti Malaysia,
1999), antibakterial (Velasco et al., 2009),
India, Brazil, Kuba, dan Karibia sejak ratusan
antipileptik (Kumari et al., 2011), antiketombe
tahun yang lalu. P.amboinicus biasa digunakan
(Selvakumar
et
al.,
2012),
antifungal
untuk mengobati
dan
(Nagalakshmi
et
al.,
2012),
antimalaria
pengobatan
(Senthilkumar
gangguan
beragam penyakit
kesehatan.
Dalam
dan
Venkatesalu,
2010),
antidiabetik (Kuo et al., 2012; Patel et al.,
ini
2010b), anti-kegelisahan (Tiwari et al., 2012),
berbeda (Lukhoba et al., 2005). Senyawa-
dan aktivitas hepatoprotektif (Patel, 2011).
senyawa yang telah diidentifikasi dalam P.
Selain itu, P. amboinicus bersama insektisida
amboinicus di antaranya karbohidrat, protein,
mikrobial dan Copepoda juga telah dibuktikan
alkaloid, fenol, glikosida, saponin, sterol,
dapat menekan pertumbuhan populasi nyamuk
terpenoid, triterpenoid, tanin, flobatanin dan
demam berdarah
(Murugan et al., 2012).
kuinon (Tabel 1). Lebih spesifik, telah
Manfaat lain dari P. amboinicus di antaranya
teridentifikasi pula senyawa kimia seperti
sebagai imunostimulan
(Silitonga et al.,
butylaniside, -caryophyllene, carvacrol, 1-8-
2015), penyembuh luka bakar (Shenoy et al.,
cineole, p-cymene, ethylsalicylate, eugenol,
2012), agen fitoremediasi Timbal (Pb) dengan
limonene, myrcene, and -pinenes, -selenene, -
rhizofiltration (Ignatius et al., 2014), dan
terpinene, terpinen-4-ol, thymol, verbenone,
sebagai insektisida yang lebih efektif dari
apigenin,
insektisida sintetik (Singh et al., 2002).
dimethoxy-flavone (cirsimaritin), eriodictyol,
memiliki
kandungan
chrysoeriol,
6-methoxygenkawanin,
Senyawa dalam Tanaman Bangunbangun
Berdasarkan
taxifolin,
yang
5,4-dihydroxy-6,7-
luteolin,
quercetin,
oxaloacetic
acid,
yang
crategolic, euscaphic, 2 -3 -dihydro-olean-12-
Bangunbangun
en-28-oic, pomolic, oleanolic, tormentic, 2 ,3
dilaporkan memiliki kandungan senyawa atau
,19 ,23- tetrahydroxyurs-12-en-28-oic, ursolic
metabolit sekunder yang sangat beragam.
acids,
Penggunaan
(Chatterjee dan Pakrashi dalam Patel et al.,
sangat
luas,
penggunaannya
salvigenin,
menonjol
tanaman
berbeda
di
tiap
daerah
mengindikasikan bahwa tiap kultivar tanaman
-sitosterol-
-D-glucosidecarvacrol
2010c).
Tabel 1. Analisis Fitokimia dari Daun Kering pada Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air P. amboinicus
Fitokimia
Karbohidrat
Protein
Alkaloid
Fenol
Flavonoid
Glikosida
Saponin
Sterol
Terpenoid
Tanin
Flotobatanin
Kuinon
Estrak Etanol
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c)
Ekstrak Air
Patel et al. (2010c)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana (2014)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010)
Gambar 1. Mikropropagasi in vitro : inisiasi kultur kalus dari biji atau tanaman utuh
(Sumber : Street, 1977)
Konsep
Utama
Peningkatan
Produksi
Minyak Atsiri Tanaman Bangunbangun
hilang dengan pengulangan kultur kalus dan
suspensi sel (Pierik et al., 2010)
Mikropropagasi in vitro yang biasa
Mikropropagasi In Vitro
Tanaman dapat diperbanyak dengan
dilakukan
untuk
perbanyakan
metabolit
cara propagasi generatif dan vegetatif. Namun
sekunder tanaman ialah kultur suspensi kalus
yang
propagasi
yakni sel-sel atau agregat sel yang terdispersi
vegetatif karena lebih stabil dan hasilnya
dalam medium cair (Gambar 1). Beberapa
homogen. Mikropropagasi in vitro merupakan
teknik kultur suspensi kalus di antaranya
salah satu metode perbanyakan tanaman dan
dengan kultur Batch pada platform shakers,
produksi metabolit sekunder secara steril.
kultur batch skala besar, sistem kultur
Beberapa manfaat dari mikropropagasi in vitro
kontinyu tertutup, dan sistem kultur kontinyu
di antaranya pertumbuhan tanaman menjadi
terbuka (Street, 1977).
sering dilakukan
adalah
lebih tinggi dibanding in vivo, mendapatkan
perbanyakan yang bebas penyakit, menghemat
Mikropropagasi
biaya energi dan ruang, memudahkan produksi
Meningkatkan Metabolit Sekunder
In
Vitro
untuk
atau panen pada waktu yang tepat apabila
Terdapat beberapa penelitian tentang
kondisi tepat (media nutrisi dan kondisi fisik).
mikropropagasi in vitro spesies tanaman dari
Namun, terdapat juga kesulitan dalam teknik
genus Plectranthus. Beberapa tanaman yang
ini di antaranya sulitnya merealisasikan isolasi
telah memiliki protokol untuk mikropropagasi
steril dan kapasitasi regeneratis yang dapat
in vitro di antaranya P. esculentus, P.
vetiveroides, P. madagascariensis, dan P.
barbatus atau Coleus forskohlii. Eksplan awal
terbaik didapatkan dengan kombinasi BAP 1,0
bervariasi mulai dari pucuk, noda, internodal,
mg/L dan NAA 5,0 mg/L yakni sebesar 85%.
dan daun serta menghasilkan kultur pucuk juga
Sementara untuk inisiasi akar, BAP 0,5 - 1,0
akar. Akan tetapi, mikropropagasi in vitro
mg/L memberikan hasil terbaik dengan jumlah
yang diketahui untuk produksi kalus baru
akar yang dihasilkan sekitar 10-12,5 akar per
hanya dilakukan pada tanaman P. barbartus
eksplan (Rahman, et al., 2015). Beberapa hasil
atau Coleus forskohlii. Induksi kalus pada
penelitian tersebut mendukung bahwa tanaman
tanaman ini berhasil dilakukan dari eksplan
dari
daun pada medium MS dengan penambahan
amboinicus berpotensi untuk menghasilkan
kinetin 2,4 µM setelah 4 minggu inokulasi
senyawa tertentu atau metabolit sekunder dari
pada pH medium 5,7, suhu 25 ± 2 ◦C, dan
kultur kalus atau kultur suspensi sel dengan
fotoperiodisasi 16 jam terang 8 jam gelap
kombinasi zat pengatur tumbuh yang perlu
dengan intensitas cahaya 50 µmol m−2 s−1
disesuaikan terlebih dahulu melalui percobaan.
genus
Plectranthus
termasuk
P.
(Reddy, et al., 2001). Kalus ini kemudian
disubkultur untuk pembentukan pucuk dan
Pemeliharaan Kultur dalam Bioreaktor dan
akar untuk selanjutnya di aklimatisasi dan
Downstream Processing Produksi Minyak
diperiksa kadar forskolinnya.
Atsiri
Tanaman lain yang dekat dengan
genus
Plectranthus
dan
telah
tanaman
Bangunbangun
Skala
Industri
diketahui
Untuk
memproduksi
metabolit
protokol produksi kalusnya ialah Coleus
sekunder dalam minyak atsiri skala industri,
blumei. Kombinasi 2,4-D 1,0 mg/L dan 0,1
diperlukan
mg/L
kinetin berhasil memproduksi asam
menghasilkan yield atau perolehan yang tinggi.
rosmarinat 11% dari berat kering sel pada
Perbanyakan biomassa dan metabolit sekunder
kultur suspensi sel C. Blumei (Razzaque dan
tanaman
Ellis, 1977). Padahal tanaman untuh C. blumei
dengan kultur suspensi sel dengan kombinasi
normalnya
asam
zat pengatur tumbuh 2,4-D, kinetin dan BAP.
rosmarinat 1,1 % berat kering. Kombinasi lain
Kombinasi yang tepat melalui percobaan akan
dari zat pengatur tumbuh 2,0 mg/L 2,4-D; 0,5
menghasilkan perolehan metabolit sekunder
mg/L dan 0,2 mg/L kinetin juga diketahui
yang lebih tinggi daripada tanaman utuh. Salah
berhasil menghasilkan kultur suspensi kalus
satu
untuk produksi forskolin dari tanaman yang
peningkatan metabolit sekunder 10 kali lipat
sama (Reuff, et al, 1988).
dengan kultur suspensi sel pada tanaman C.
hanya
Tanaman
menghasilkan
proses
yang
Bangunbangun
penelitian
efisien
dapat
dan
dilakukan
membuktikan
adanya
amboinicus
sendiri
diinduksi
untuk
Pemeliharaan kultur dalam bioreaktor
mikropropagasi in vitro dengan medium MS
merupakan langkah kunci untuk produksi
mengandung 3,0 mg/L BAP untuk inisiasi
komersial
pucuk dari pucuk lateral. Proliferasi pucuk
bioteknologi
dilaporkan
P.
dapat
blumei untuk produksi asam rosmarinat.
metabolit
tanaman.
sekunder
Proses
dengan
scalling-up
dengan bioreaktor yang ada saat ini untuk
satu
industri dapat mencapai volume bioreaktor
processing
10.000 liter. Proses ini telah diterapkan untuk
ektsraksi yang cukup baik untuk produksi
memproduksi ginsenosida dari kultur akar
minyak atsiri tanaman Bangunbangun adalah
adventif ginseng (Panax ginseng) (Hahn, et
dengan hidrodistilasi karena menghasilkan
al., 2003). Selanjutnya, metabolit sekunder
kelimpahan senyawa yang terbukti memiliki
yang
aktivitas antikanker
terkandung
Bangunbangun
dalam
diperoleh
tanaman
dari
proses
Downstream Processing (Gambar 2). Salah
faktor
penting
dalam
downstream
ialah metode ekstraksi. Metode
terhadap sel
kanker
payudara (MCF-7) dan kolorektal (HT-29)
(Ramaraj et al, 2015).
Gambar 2. Diagram alir tahapan proses dari bioreaktor sampai ekstrak kasar atau
senyawa murni didapatkan
(Sumber : Celiktas dan Sukan, 2013)
senyawa fenolik termasuk carvacrol, thymol,
Aplikasi Produk Minyak Atsiri tanaman
eugenol, 1,8 cineol, asam rosmarinat dan
Bangunbangun dalam Industri
antioksidan lain. Namun yang diketahui
Minyak atsiri yang diproduksi dari
memiliki aktivitas biologis terbaik sebagai
kultur suspensi sel tanaman Bangunbangun
antikanker adalah senyawa carvacrol dan
sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam
thymol (Chris, 2012). Minyak atsiri daun
industri farmasi, makanan dan dan kosmetik
Bangunbangun memiliki kandungan yang
sebagai bahan mentah (raw material). Di
sama dengan kandungan suplemen antikanker
pasar, minyak oregano dengan kandungan
yang telah ada bahkan lebih kaya dengan
yang
tanaman
berbagai senyawa aktif lainnya yang telah
Bangunbangun yakni mengandung senyawa
disebutkan dalam makalah ini. Hal ini
fenol (carvacrol, thymol, cineole dan borneol),
mengindikasikan bahwa minyak atsiri tanaman
tanin dan terpen (Astawan, 2011) dijual
Bangunbangun memiliki potensi yang tinggi
seharga Rp 494.500,-/100 mL (Anonim,
sebagai bahan utama (subtitut) atau bahan
2015). Hal ini mendorong potensi minyak
pelengkap (komplemen) suplemen antikanker.
mirip
atsiri
dengan
tanaman
minyak
Bangunbangun
untuk
industri
Bangunbangun
senyawa
industri
makanan,
daun
tanaman Bangunbangun biasanya dicampur
dikomersialisasikan.
Dalam
Dalam
farmasi,
berpotensi
nutraceutical
baik
maupun
tanaman
dengan tepung dan digoreng dalam minyak
sebagai
atau mentega. Daun tanaman Bangunbangun
senyawa
juga dapat digunakan untuk memberi rasa dan
terapeutik karena kandungan minyak atsirinya
mengasinkan
yang
antiinflamasi,
menghilangkan bau menyengat dari kambing,
antikanker, dan lain-lain. Terlebih kini di
ikan dan kerang-kerangan serta membumbui
masyarakat sedang populer penggunaan obat
makanan
alternatif
termasuk
(Lukhoba et al., 2005). Di Indonesia sendiri,
suplemen makanan, herbal dan diet khusus
masyarakat suku Batak biasanya menggunakan
untuk mencegah dan merawat penyakit, tak
daun tanaman ini dengan direbus untuk
terkecuali untuk kanker. Suplemen antikanker
diminum
telah banyak diproduksi biasanya dalam
dicincang untuk dicampurkan dengan daging
bentuk
satu
yang akan dimasak (pers.com). Minyak atsiri
benchmark atau produk pembanding yang
tanaman Bangunbangun sangat berpotensi
cukup terkenal adalah Biotics Research A.D.P.
untuk diaplikasikan dalam industri makanan
Produk berbentuk tablet ini memiliki formulasi
untuk fungsi-fungsi di atas karena lebih praktis
minyak atsiri yang berasal dari minyak
dalam penggunaannya.
memiliki
dan
tablet
aktivitas
komplementer
dan
kapsul.
Salah
yang
daging
dan
mengandung
sebagai
penambah
ayam,
saus
ASI
tomat
atau
oregano (Origanum vulgare). Senyawa yang
Dalam industri kosmetik, minyak
terkandung di dalam tablet ini di antaranya
atsiri tanaman Bangunbangun juga berpotensi
untuk diaplikasikan. Industri kosmetik saat ini
penerapan bioteknologi dalam meningkatkan
banyak sekali yang menggunakan ekstrak
produksi
tanaman tertentu sebagai campuran dalam
Bangunbangun
produknya. Beberapa di antaranya adalah
mikropropagasi in vitro kultur suspensi sel,
ekstrak atau minyak zaitun, ginseng, lidah
scalling-up dengan bioreaktor serta aspek
buaya,
tanaman
downstream processing. Penelitian lebih lanjut
Bangunbangun memiliki aroma yang kuat
mengenai kultur suspensi sel P. amboinicus,
sehingga secara tradisional sering digosokkan
desain bioreaktor yang sesuai serta metode
ke rambut dan badan setelah mandi. Hal ini tak
ekstraksi dalam downstream processing dapat
lepas dari manfaat senyawa dalam tanaman
membuka prospektif untuk realisasi komersial
Bangunbangun untuk merawat kulit (Morton,
dari teknologi produksi minyak atsiri P.
1992 dalam Lukhoba et al., 2005). Dalam
amboinicus.
dan
sebagainya.
Daun
mengembangkan
pendekatan
dalam
minyak
produksi
minyak
dapat
atsiri
tanamanan
dilakukan
dengan
bioteknologi
atsiri
tanaman
Ucapan Terima Kasih
Bangunbangun secara in vitro khususnya
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan
dengan
skala
terima kasih kepada Dr. Taufikurahman yang
yang
dapat
telah banyak memberi saran dalam perbaikan
komersial
tentu
tulisan ini.
kultur
eksperimen
suspensi
ke
diaplikasikan
sel
produk
secara
dari
membutuhkan waktu. Untuk itu diperlukan
penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor
Daftar Pustaka
yang mempengaruhi perolehan, produktivitas
Andarwulan, L.J.P., L. Rose, P.J. Rosakutty,
dan kualitas dari minyak atsiri tanamana
S. Ghanthikumar. 2014. “In Vitro
Bangungbangun
Propagation of Coleus amboinicus Lour.
yang
akan
–
dikomersialisasikan.
An Aromatic
Medicinal
Plant.”
Journal of Basic and Applied Biology
Kesimpulan
5(1&2) : 278-282.
Tanaman
Bangunbangun
(P.
Anonim. 2015. Minyak Oregano (Oregano
amboinicus) berpotensi sebagai sumber bahan
Oil)
mentah (raw material) dalam industri farmasi,
network.co.id/3674965/minyadfhk-
makanan, dan kosmetik. Potensi ini didukung
oregano-oregano-oil.htm)
kandungan senyawa dalam minyak atsiri
(http://www.eterisnusantara.indo
Astawan, Made. 2011. Oregano, Rasanya
tanaman Bangunbangun yang terdiri dari
Khas
senyawa fenolik (carvacrol dan thymol),
(http://health.kompas.com/read/2011/07
terpen, tanin, glikosida, flavonoid, kuinon dan
/18/11434842/Oregano..Rasanya.Khas.
senyawa
Banyak.Khasiatnya). Diakses pada 14
lain
antiinlamasi,
yang
memiliki
antikanker,
aktivitas
imunostimulan,
antiketombe, dan lain sebagainya. Pendekatan
Banyak
Khasiatnya
Desember 2015 pukul 16.00 WIB.
Celiktas,
O.Y
dan
Sukan
F.V.
2013.
Dayana, J dan
Parameswari, C.S. 2014b.
Biotechnology for Medicinal Plants :
“Isolation of Active Flavanoid Fraction
Downstream Processes for Plant Cell
from Plectranthus amboinicus and Its
New York :
Immunomodulatory Effect on Carrasius
and Tissue Culture.
Springer.
auratus with Respect to Cyclosporinea.”
Chiu, Y.J., T.H. Huang, C.S. Chiu, T.S. Lu,
Departmet of Biochemistry, Bharathi
Y.W. Chen, W.H. Peng, C.Y. Chen.
Women’s
2012. “Analgesic and Antiinflammatory
Nadu.
College,
Chennai,
Tamil
Activities of the Aqueous Extract from
DeFelice, S. L. 1992. Nutraceuticals –
(Lour.)
Opportunities in an Emerging Market.
Plectranthus
amboinicus
Spreng. Both In Vitro and In Vivo.”
Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine 2012 (508137).
Scrip Magazine 9.
Ekawati, Rina. 2013. “Produksi Pucuk dan
Kadar
Chris, 2012. My Anticancer Supplement
Metabolit
(Plectranthus
Bangunbangun
(Lour.)
amboinicus
Protocol Recomended by Nutriotionist
Spreng) dengan Pemupukan Organik
John
dan
Smothers
Pemangkasan.”
Tesis
Magister
(http://www.chrisbeatcancer.com/my-
Sains Program Studi Agronomi dan
anti-cancer-supplement-protocol-
Holtikultura, Institut Pertanian Bogor,
recommended-by-nutritionist-john-
Bogor.
smothers/). Diakses pada 21 Oktober
2015 pukul 11.30 WIB.
(Spermatophyta).
Damanik R., N. Damanik, Z. Daulay, S.
Saragih,
R.
Premier,
Wattanapenpaiboon,
Wahlqvist.
2001.
Bangun-bangun
Gembong T. 2004. Taksonomi Tumbuhan
N.
dan
ML.
“Consumption
Leaves
of
(Coleus
Gadjah
Mada
University Press, Yogyakarta.
Gupta, S.K., P. Bhatt, G.S. Joseph, P.S. Negi,
M.C.
Varadaraj.
2013.
“Phenolic
Constituents and Biological Activities
Leaf
Extracts
amboinicus) to Increase Breast Milk
Medicinal
Plant
Production Among Batakneese Women
amboinicus Benth (Lamiaceae).” Tang
in North Sumatra Island, Indonesia. “
Humanitas Traditional Medicine 3(4) :
Proceedings of the Nutrition Society of
e32.
Australia 2001(25) : S67.
of
Anti
of
Traditional
Plectranthus
Hahn, E.J., Y.S. Kim, K.W. Yu, C.S. Jeong,
Dayana, J dan Parameswari, C.S. 2014a.
“Evaluation
of
K.Y. Paek. 2003. “Adventitious Root
Inflammatory
Cultures of Panax ginseng C.V. Meyer
Effect of Plectranthus amboinicus Leaf
and Ginsenoside Production through
Extract - An Invitro Study.” Journal of
Large-Scale
Advanced
Journal of Plant Biotechnology 5(1) : 1-
Pharmacy
Research 4(2): 229-232.
Education
&
6.
Bioreactor
System.”
Hullati,
K.K.,
P.
Bhattacharjee.
“Pharmacognostical
2011.
Evaluation
of
Defferent Parts of Coleus amboinicus
Lour,
Laminaceae.”
Pharmacognosy
Journal 3(24) 29-44.
Journal
of
doi
Phytoparasitica
:
10.1007/s12600-013-0291-3.
Nagalakhsmi, H.S., A. Das, S. Bhattacharya.
2012. “Assessment of Antimicrobial
Properties and Phytochemical Contents
Ignatius, A., V. Arunbabu, J. Neethu, E.V.
of
Leaf
Extracts
of
Plectranthus
(Lour.)
Spreng.”
Ramasamy. 2014. “Rhizofiltration of
amboinicus
Lead Using an Aromatic Medicinal
International Journal of Green and
Plant Plectranthus amboinicus Cultured
Herbal Chemistry 1(2) : 101-107.
in
a
Hydroponic
Film
Patel, R., M. Naveen, S. Sudarshan, G
System.”
Ravindra, K. Basant, P. Vidyanand.
Environmental Science and Pollution
2010a. “Antinociceptive and Antipyretic
Research (Majalah Online).
Effects of Plectranthus amboinicus
Technique
Nutrient
(NFT)
Kumari, B.P., D. Sujatha, Ch.G. Chand, K.
Divya,
L.
Malleswari,
D.
Ranganayakulu. 2011. “Evaluation of
(Lour) Spreng Leaves.” Deccan Journal
of Natural Products 1(2) : 9-15.
Patel, R., M.K. Naveen, G Ravindra, K.
Antiepileptic Activity and Probable
Basant,
Mechanism
“Diuretic
of
Action
of
Coleus
K.
S.
Sudarshan.
Activity
of
2010b.
Leaves
of
amboinicus in MES And PTZ Models.”
Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng
Journal of Pharmacy Research 5(3) :
in Male Albino Rats.” Pharmacognosy
1587-1591.
Research 2(2) : 86-88.
Kuo, Y.S., H.S. Chien, W. Lu. 2012.
Patel, R., M. Naveen, P.S. Manjul, A. Gulzar,
“Plectranthus amboinicus and Centella
S.
asiatica Cream for the Treatment of
“Plectranthus
Diabetic Foot Ulcers.” Evidence-Based
Spreng : An Overview.” The Pharma
Complementary
Research 2010(4): 1-5.
and
Alternative
Anita,
S.
Sudharsan.
amboinicus
2010c.
(Lour)
Patel, R. 2011. “Hepatoprotective Effects of
Medicine 2012 (418679).
Lukhoba, C.W., M.S.J. Simmonds, A.J. Paton.
Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng
2005. “Plectranthus : A Preview of
against Carbon Tetrachloride-induced
Ethnobotanical
Hepatotoxicity.” Journal of Natural
Use.”
Journal
of
Ethnopharmacology 103 (2006) : 1-24.
Pharmaceuticals 2(1): 28-35.
Murugan, K., K. Kalimutu, P.S. Kumar, J.S.
Pierik, R.L.M. 1997. In Vitro Culture of
Hwang, M. Nicoletti. 2012. “Larval and
Higher Plants. New York : Springer-
Pupal Toxicity Effects of Plectranthus
Science+Business Media, B.V.
amboinicus, Bacillus sphaericus and
Ragasa, C.Y., Z. Pendon, V. Sangalang, J.A.
Predatory Copepods for the Control of
Rideout. 1999. “Antimicrobial Flavones
the Dengue Vector, Aedes aegypt.”
from Coleus amboinicus.” Phillippine
Senthilkumar, A. dan Venkatesalu, V. 2010.
“Chemical Composition and Larvicidal
Journal of Science 128(4) : 347-351.
Rahman, A.Z., E.S.M. Noor, M.S.M. Ali, R.
Activity
of
the
Essential
Oil
of
Mirad, A.N. Othman. 2015. “In Vitro
Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng
Microropagation
against Anopheles stephensi: A Malarial
Medicinal
of
a
Plant,
Valuable
Plectranthus
amboinicus.” American Journal of Plant
Sciences 2015(6) : 1091-1097.
Vector
Mosquito.”
Parasitology
Research (2010) 107 : 1275-1278.
Shenoy,
S.,
M.S.
Vinod,
Shruthi,
M.
Ramaraj, T., G. Ramya, M. Gogulmnath, R.
Amberkar, A. Amuthan. 2012. “Effect
Jayakumar, M.S. Kanthimathi. 2015.
of Ethanolic Extract of Plectranthus
“Evaluation
DNA
amboinicus Leaf on Healing of Burn
Protecting and LPS Induced MMP-9
Wound in Wistar Rats.” International
Down
Journal
of
Cytotoxic,
Regulation
Activities
of
of
Applied
Biology
and
Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng.
Pharmaceutical Technology 3(3) : 32-
Essential.”
35.
Pharmacognosy
Journal
7(1) : 32-36.
Silitonga, M., S. Ilyas, S. Hutahaean, H.
1977.
Sipahutar. 2015. “Levels of Apigenin
“Rosmarinic Acid Production in Coleus
and Immunostimulatory Activity of
Cell Cultures. “ Planta 137(3): 287-291.
Leaf
Razzaque,
A.
dan
B.
E
Ellis.
Reddy, P.S., R. Rodrigues, R. Rajaksekharan.
Extracts
(Plectranthus
of
Bangunbangun
Lour).”
Amboinicus
2001. “Shoot Organogenesis and Mass
International Journal of Biology 7(1) :
Propagation of Coleus forskohlii from
46-53.
Leaf Derived Callus.” Plant Cell,
Singh, G., O.P. Singh, Y.R. Prasad, M.D. de
Tissue, and Organ Culture 66 : 183-
Lampasona, C. Catalan. 2002. “Studies
188.
on Essential Oils, Part 33: Chemical and
Reuff, I., Seitz, U., Ulbrich, B. and Reinhard,
Insecticidal Investigations on Leaf Oil
E. 1988. “Cryopreservation of Coleus
of Coleus amboinicus Lour.” Flavour
blumei
Suspension
and
Callus
Cultures.” Journal of Plant Physiology
133(4): 414-418.
Selvakumar, P., E. Naveena, D. Prakash.
and Fragrance Journal (2002) 17 : 440442.
Street, H.E. 1977. Applied and Fundamental
Apects of Plant, Tissue, and Organ
2012. “Studies on the Antidandruff
Culture
Activity of the Essential Oil of Coleus
Suspension Cultures. New York :
amboinicus and Eucalyptus globulus.”
Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Asian Pacific Journal of Tropical
Tiwari, D.K., H. Nagar, G. Dwivedi, R.K.
Biomedicine (2012) : 5715-5719.
:
Applications
of
Cell
Tripathi, J. Jena. 2012. “Evaluation of
Anti-Anxiety Activity of Plectranthus
amboinicus (Lour.) on Rats.” Asian
Journal of Pharmaceutical and Clinical
Research 5(4) : 110-113.
Velasco,
J.,
L.B.
Rojas,
T.
2009.
Usubillaga.
Diaz,
A.
“Chemical
Composition and Antibacterial Activity
of
the
Essential
amboinicus
Lour.,
Oil
of
Coleus
Against
Enteric
Pathogens.” Journal of Essential OilBearing Plants 12(4) : 453-461.
(Plectranthus amboinicus) secara In Vitro
Elisa Frederica Siburian
elssiburian@gmail.com
Program Studi Rekayasa Hayati Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung,
Bandung, Jawa Barat 40132 Indonesia
E-mail : sith@sith.itb.ac.id
ABSTRACT
Plectranthus amboinicus or Bangunbangun plant is traditionally used as medicines plant and to
increase breast milk of mothers among Indonesian locals. Several research studies have proven the
abundance of active compounds from its leaves essential oil. However, the use of this plant is still
limited in boiling and chopping the leaves conventionally. Essential oil is plant extract natural product
that has been commercialized nowadays. The essential oil of P. amboinicus contains abundant of
secondary metabolites which are important for human being such as phenolic compounds (carvacrol
and thymol as anticancer compound), alkaloids, flavonoids, terpenes, tannins and quinon.
Biotechnology application, in vitro micropropagation, is fitted for propagating biomass and secondary
metabolites of plant. Specifically, cell suspension culture is the best culture to produce plant
secondary metabolites in industial scale. Scalling-up in bioreactor and downstream processing aspects
also takes role in enhancing production of essential oil for commercial purpose. Various results of
research studies and present technology indicates that Bangunbangun plant (Plectranthus amboinicus)
is potential to be the source of essential oil as raw material in industrial level especially
pharmaceutical, food and cosmetic industry.
Key words : essential oil, plectranthus amboinicus, micropropagation, scale-up, downstream
processing, industrial application
ABSTRAK
Plectranthus amboinicus atau tanaman Bangunbangun merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan
sebagai obat tradisional dan penambah air susu ibu pasca melahirkan oleh masyarakat Indonesia.
Beberapa penelitian telah membuktikan kekayaan senyawa dalam minyak atsiri daun Bangunbangun.
Akan tetapi, pemanfaatan tanaman ini masih terbatas pada pengolahan daun dengan cara konvensional
seperti direbus atau dicincang. Minyak atsiri merupakan produk alami ekstrak tanaman yang banyak
dikomersialisasikan saat ini. Minyak atsiri P, amboinicus mengandung banyak metabolit sekunder
yang penting bagi manusia di antaranya senyawa fenolik (carvacrol dan thymol sebagai senyawa
antikanker), alkaloid, flavanoid, terpen, tanin, dan kuinon. Penerapan bioteknologi yakni metode
mikropropagasi in vitro merupakan cara yang tepat dalam memperbanyak biomassa dan metabolit
sekunder tanaman. Secara khusus, kultur suspensi sel merupakan jenis kultur terbaik untuk produksi
metabolit sekunder skala industri. Scalling-up dalam bioreaktor dan aspek downstream processing
juga berperan dalam peningkatan produksi minyak atsiri untuk tujuan komersil. Berbagai hasil
penelitian dan teknologi yang ada mengindikasikan bahwa tanaman Bangunbangun (Plectranthus
amboinicus) berpotensi untuk menjadi sumber minyak atsiri sebagai bahan mentah (raw material)
dalam industri khususnya industri farmasi, makanan dan kosmetik.
Kata kunci : minyak atsiri, plectranthus amboinicus, mikropropagasi, scale-up, downstream
processing, aplikasi industri
(tanaman
pengontrolan dan pengoptimasian produksi
Bangunbangun) merupakan tanaman yang
biomassa melalui berbagai parameter seperti
telah dikenal dan dimanfaatkan sebagai obat
temperatur, aerasi, nutrisi dan pengadukan.
tradisional di Indonesia. Studi etnobotani
Kedua aspek tersebut merupakan aspek yang
menunjukkan manfaat yang sangat beragam
sangat penting dan telah banyak diterapkan
dari tanaman Bangunbangun khususnya pada
untuk meningkatkan produksi biomassa dan
bagian daun. Hal ini mengundang banyak
metabolit sekunder tanaman. Akan tetapi,
peneliti
penelitian
Plectranthus
untuk
senyawa
ambonicus
mengidentifikasi
dalam
tanaman
senyawa-
Bangunbangun.
yang
memanfaatkan
teknik
mikropropagasi in vitro dan penggunaan
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai
bioreaktor untuk tanaman
penelitian telah dilakukan untuk menganalisis
tergolong masih sangat sedikit dibandingkan
dan menguji aktivitas senyawa-senyawa dalam
dengan
ekstrak
Selain itu khasiat tanaman ini masih digunakan
daun
Berbagai
hasil
tanaman
pula
Bangunbangun.
didapatkan
tanaman-tanaman
P. amboinicus
herba
lainnya.
yang
secara tradisional oleh masyarakat. Dengan
mendukung potensi tanaman Bangunbangun
kata lain, potensi aplikasi minyak atsiri
mulai dari identifikasi beragam metabolit
tanaman ini dalam industri masih belum tergali
sekunder yang terkandung dalam minyak
lebih jauh. Makalah ini menyajikan potensi
atsirinya hingga respon positif berbagai uji
teknik
aktivitas biologis beragam senyawa tersebut
sebagai
yang
tanaman
peningkatan kandungan metabolit sekunder
Bangunbangun sebagai bahan untuk produk
dalam minyak atsiri yang dihasilkan tanaman
skala industri. Akan tetapi, dibalik manfaat
Bangunbangun
dan potensinya yang besar, penggunaan
aplikasinya sebagai bahan mentah dalam
tanaman
Bangunbangun
industri khususnya industri farmasi, makanan
melalui
penerapan
mengindikasikan
potensi
secara
modern
bioteknologi
dan
mikropropagasi
upaya
in
untuk
(P.
vitro
tanaman
perbanyakan
amboinicus)
dan
serta
dan kosmetik.
perekayasaan hayati masih minim dilakukan
hingga saat ini.
Salah
Tanaman Bangunbangun
satu
metode
penerapan
Tanaman Bangunbangun merupakan
bioteknologi untuk mendapatkan perbanyakan
tanaman herba sukulen perenial aromatik yang
tanaman dan peningkatan kandungan metabolit
memiliki banyak sinonim nama. Dalam dunia
sekunder ialah dengan teknik mikropropagasi
ilmiah, tanaman ini sulit diidentifikasi karena
in vitro. Teknik mikropropagasi in vitro
kurangnya kriteria morfologi yang jelas untuk
tanaman memungkinkan sel, organ dan embrio
membedakan dengan spesies lainnya dalam
tanaman diperbanyak dengan kualitas baik dan
genus Plectranthus sendiri bahkan dengan
seragam. Sementara itu perbanyakan biomassa
genus
menggunakan
bioreaktor
aspek
taksonomi. Tanaman Bangunbangun sendiri
perekayasaan
hayati
memungkinkan
memiliki 4 nama ilmiah yang disering
sebagai
lainnya
yang
berdekatan
secara
digunakan
dalam
seperti
tradisional, P. amboinicus dan P. barbartus
Plectranthus
dapat mengobati sekitar 68% kategori penyakit
aromaticus, Coleus amboinicus dan Coleus
dan gangguan kesehatan yang dapat diobati
aromaticus (Lukhoba et al., 2005). Selain
oleh genus Plectranthus sendiri.
Beberapa
memiliki
kategori
berkaitan
Plectranthus
publikasi,
amboinicus,
banyak
sinonim
nama
ilmiah,
tersebut
di
antaranya
tanaman ini juga memiliki nama lokal yang
dengan pencernaan, gangguan atau penyakit
berbeda di tiap daerah di berbagai negara.
kulit, pernapasan, infeksi, demam, genito-
Misalnya di Indonesia nama Bangunbangun
urinary, otot-tulang, dan lain-lain. Tanaman
sendiri digunakan oleh masyarakat suku Batak
ini juga dilaporkan digunakan sebagai bahan
di daerah Sumatera Utara, sedangkan di daerah
aditif
lain tanaman ini disebut ajeran atau ajiran
membersihkan rambut dan badan. (Lukhoba,
(Sunda), daun kucing (Jawa), sukan (Melayu),
et al., 2005).
iwak (Bali), daun kambing (Madura), dan daun
makanan
dan
material
untuk
Di Indonesia sendiri, terutama di
kunu etu (Timor) (Gembong, 2004). Di negara
daerah
lain, tanaman ini disebut Indian borage atau
Bangunbangun
Country borage (Hullati dan Bhattacharjee,
masyarakat suku Batak sebagai stimulan air
2011).
susu ibu (ASI) atau disebut juga sebagai
Tanaman
(Plectranthus
Bangunbangun
Sumatera
Utara,
telah
tanaman
dikenal
luas
oleh
lactagogue khususnya untuk ibu yang baru
merupakan
melahirkan
(Damanik
et
tanaman dari famili Lamiaceae dan tergolong
Pendekatan
etnobotani
banyak
sebagai
Tanaman
penelitian-penelitian tentang aktivitas dari
Bangunbangun memiliki ciri-ciri fisik batang
ekstrak minyak atsiri P.amboinicus. Beberapa
dengan tinggi 30-90 cm, daun aromatik
peneliti
dengan panjang 2,5-5 cm, bunga dengan
antikanker terhadap sel kanker payudara
panjang 3 mm berwarna keunguan, dan buah
(MCF-7) dan kolorektal (HT-29) (Ramaraj et
orbikular atau ovoid nutlet. Tanaman ini
al, 2009), antigenoktisitas (Ramaraj et al,
tumbuh dengan baik pada lokasi dengan iklim
2009), antiinlamasi (Ramaraj et al, 2015; Chiu
subtropis dan tropis (Andarwulan et al., 2014).
et al., 2012; Dayana dan Parameswari, 2014a),
amboinicus)
tanaman
dikotil.
melaporkan
al.,
2001).
memicu
adanya
aktivitas
antianalgesik (Chiu et al., 2012), antioksidan
(Dayana dan Parameswari, 2014b; Gupta et
Manfaat Tanaman Bangungbangun
Penggunaan tanaman Bangunbangun
al., 2013), antinosiseptik dan antipiretik (Patel
secara tradisional telah tersebar di Indonesia
et al., 2010a), antimikrobial (Ragasa, et al.,
dan negara tropis lainnya seperti Malaysia,
1999), antibakterial (Velasco et al., 2009),
India, Brazil, Kuba, dan Karibia sejak ratusan
antipileptik (Kumari et al., 2011), antiketombe
tahun yang lalu. P.amboinicus biasa digunakan
(Selvakumar
et
al.,
2012),
antifungal
untuk mengobati
dan
(Nagalakshmi
et
al.,
2012),
antimalaria
pengobatan
(Senthilkumar
gangguan
beragam penyakit
kesehatan.
Dalam
dan
Venkatesalu,
2010),
antidiabetik (Kuo et al., 2012; Patel et al.,
ini
2010b), anti-kegelisahan (Tiwari et al., 2012),
berbeda (Lukhoba et al., 2005). Senyawa-
dan aktivitas hepatoprotektif (Patel, 2011).
senyawa yang telah diidentifikasi dalam P.
Selain itu, P. amboinicus bersama insektisida
amboinicus di antaranya karbohidrat, protein,
mikrobial dan Copepoda juga telah dibuktikan
alkaloid, fenol, glikosida, saponin, sterol,
dapat menekan pertumbuhan populasi nyamuk
terpenoid, triterpenoid, tanin, flobatanin dan
demam berdarah
(Murugan et al., 2012).
kuinon (Tabel 1). Lebih spesifik, telah
Manfaat lain dari P. amboinicus di antaranya
teridentifikasi pula senyawa kimia seperti
sebagai imunostimulan
(Silitonga et al.,
butylaniside, -caryophyllene, carvacrol, 1-8-
2015), penyembuh luka bakar (Shenoy et al.,
cineole, p-cymene, ethylsalicylate, eugenol,
2012), agen fitoremediasi Timbal (Pb) dengan
limonene, myrcene, and -pinenes, -selenene, -
rhizofiltration (Ignatius et al., 2014), dan
terpinene, terpinen-4-ol, thymol, verbenone,
sebagai insektisida yang lebih efektif dari
apigenin,
insektisida sintetik (Singh et al., 2002).
dimethoxy-flavone (cirsimaritin), eriodictyol,
memiliki
kandungan
chrysoeriol,
6-methoxygenkawanin,
Senyawa dalam Tanaman Bangunbangun
Berdasarkan
taxifolin,
yang
5,4-dihydroxy-6,7-
luteolin,
quercetin,
oxaloacetic
acid,
yang
crategolic, euscaphic, 2 -3 -dihydro-olean-12-
Bangunbangun
en-28-oic, pomolic, oleanolic, tormentic, 2 ,3
dilaporkan memiliki kandungan senyawa atau
,19 ,23- tetrahydroxyurs-12-en-28-oic, ursolic
metabolit sekunder yang sangat beragam.
acids,
Penggunaan
(Chatterjee dan Pakrashi dalam Patel et al.,
sangat
luas,
penggunaannya
salvigenin,
menonjol
tanaman
berbeda
di
tiap
daerah
mengindikasikan bahwa tiap kultivar tanaman
-sitosterol-
-D-glucosidecarvacrol
2010c).
Tabel 1. Analisis Fitokimia dari Daun Kering pada Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air P. amboinicus
Fitokimia
Karbohidrat
Protein
Alkaloid
Fenol
Flavonoid
Glikosida
Saponin
Sterol
Terpenoid
Tanin
Flotobatanin
Kuinon
Estrak Etanol
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c)
Ekstrak Air
Patel et al. (2010c)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana (2014)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010c), Dayana dan
Prameswari (2014b)
Dayana dan Prameswari (2014b)
Patel et al. (2010)
Gambar 1. Mikropropagasi in vitro : inisiasi kultur kalus dari biji atau tanaman utuh
(Sumber : Street, 1977)
Konsep
Utama
Peningkatan
Produksi
Minyak Atsiri Tanaman Bangunbangun
hilang dengan pengulangan kultur kalus dan
suspensi sel (Pierik et al., 2010)
Mikropropagasi in vitro yang biasa
Mikropropagasi In Vitro
Tanaman dapat diperbanyak dengan
dilakukan
untuk
perbanyakan
metabolit
cara propagasi generatif dan vegetatif. Namun
sekunder tanaman ialah kultur suspensi kalus
yang
propagasi
yakni sel-sel atau agregat sel yang terdispersi
vegetatif karena lebih stabil dan hasilnya
dalam medium cair (Gambar 1). Beberapa
homogen. Mikropropagasi in vitro merupakan
teknik kultur suspensi kalus di antaranya
salah satu metode perbanyakan tanaman dan
dengan kultur Batch pada platform shakers,
produksi metabolit sekunder secara steril.
kultur batch skala besar, sistem kultur
Beberapa manfaat dari mikropropagasi in vitro
kontinyu tertutup, dan sistem kultur kontinyu
di antaranya pertumbuhan tanaman menjadi
terbuka (Street, 1977).
sering dilakukan
adalah
lebih tinggi dibanding in vivo, mendapatkan
perbanyakan yang bebas penyakit, menghemat
Mikropropagasi
biaya energi dan ruang, memudahkan produksi
Meningkatkan Metabolit Sekunder
In
Vitro
untuk
atau panen pada waktu yang tepat apabila
Terdapat beberapa penelitian tentang
kondisi tepat (media nutrisi dan kondisi fisik).
mikropropagasi in vitro spesies tanaman dari
Namun, terdapat juga kesulitan dalam teknik
genus Plectranthus. Beberapa tanaman yang
ini di antaranya sulitnya merealisasikan isolasi
telah memiliki protokol untuk mikropropagasi
steril dan kapasitasi regeneratis yang dapat
in vitro di antaranya P. esculentus, P.
vetiveroides, P. madagascariensis, dan P.
barbatus atau Coleus forskohlii. Eksplan awal
terbaik didapatkan dengan kombinasi BAP 1,0
bervariasi mulai dari pucuk, noda, internodal,
mg/L dan NAA 5,0 mg/L yakni sebesar 85%.
dan daun serta menghasilkan kultur pucuk juga
Sementara untuk inisiasi akar, BAP 0,5 - 1,0
akar. Akan tetapi, mikropropagasi in vitro
mg/L memberikan hasil terbaik dengan jumlah
yang diketahui untuk produksi kalus baru
akar yang dihasilkan sekitar 10-12,5 akar per
hanya dilakukan pada tanaman P. barbartus
eksplan (Rahman, et al., 2015). Beberapa hasil
atau Coleus forskohlii. Induksi kalus pada
penelitian tersebut mendukung bahwa tanaman
tanaman ini berhasil dilakukan dari eksplan
dari
daun pada medium MS dengan penambahan
amboinicus berpotensi untuk menghasilkan
kinetin 2,4 µM setelah 4 minggu inokulasi
senyawa tertentu atau metabolit sekunder dari
pada pH medium 5,7, suhu 25 ± 2 ◦C, dan
kultur kalus atau kultur suspensi sel dengan
fotoperiodisasi 16 jam terang 8 jam gelap
kombinasi zat pengatur tumbuh yang perlu
dengan intensitas cahaya 50 µmol m−2 s−1
disesuaikan terlebih dahulu melalui percobaan.
genus
Plectranthus
termasuk
P.
(Reddy, et al., 2001). Kalus ini kemudian
disubkultur untuk pembentukan pucuk dan
Pemeliharaan Kultur dalam Bioreaktor dan
akar untuk selanjutnya di aklimatisasi dan
Downstream Processing Produksi Minyak
diperiksa kadar forskolinnya.
Atsiri
Tanaman lain yang dekat dengan
genus
Plectranthus
dan
telah
tanaman
Bangunbangun
Skala
Industri
diketahui
Untuk
memproduksi
metabolit
protokol produksi kalusnya ialah Coleus
sekunder dalam minyak atsiri skala industri,
blumei. Kombinasi 2,4-D 1,0 mg/L dan 0,1
diperlukan
mg/L
kinetin berhasil memproduksi asam
menghasilkan yield atau perolehan yang tinggi.
rosmarinat 11% dari berat kering sel pada
Perbanyakan biomassa dan metabolit sekunder
kultur suspensi sel C. Blumei (Razzaque dan
tanaman
Ellis, 1977). Padahal tanaman untuh C. blumei
dengan kultur suspensi sel dengan kombinasi
normalnya
asam
zat pengatur tumbuh 2,4-D, kinetin dan BAP.
rosmarinat 1,1 % berat kering. Kombinasi lain
Kombinasi yang tepat melalui percobaan akan
dari zat pengatur tumbuh 2,0 mg/L 2,4-D; 0,5
menghasilkan perolehan metabolit sekunder
mg/L dan 0,2 mg/L kinetin juga diketahui
yang lebih tinggi daripada tanaman utuh. Salah
berhasil menghasilkan kultur suspensi kalus
satu
untuk produksi forskolin dari tanaman yang
peningkatan metabolit sekunder 10 kali lipat
sama (Reuff, et al, 1988).
dengan kultur suspensi sel pada tanaman C.
hanya
Tanaman
menghasilkan
proses
yang
Bangunbangun
penelitian
efisien
dapat
dan
dilakukan
membuktikan
adanya
amboinicus
sendiri
diinduksi
untuk
Pemeliharaan kultur dalam bioreaktor
mikropropagasi in vitro dengan medium MS
merupakan langkah kunci untuk produksi
mengandung 3,0 mg/L BAP untuk inisiasi
komersial
pucuk dari pucuk lateral. Proliferasi pucuk
bioteknologi
dilaporkan
P.
dapat
blumei untuk produksi asam rosmarinat.
metabolit
tanaman.
sekunder
Proses
dengan
scalling-up
dengan bioreaktor yang ada saat ini untuk
satu
industri dapat mencapai volume bioreaktor
processing
10.000 liter. Proses ini telah diterapkan untuk
ektsraksi yang cukup baik untuk produksi
memproduksi ginsenosida dari kultur akar
minyak atsiri tanaman Bangunbangun adalah
adventif ginseng (Panax ginseng) (Hahn, et
dengan hidrodistilasi karena menghasilkan
al., 2003). Selanjutnya, metabolit sekunder
kelimpahan senyawa yang terbukti memiliki
yang
aktivitas antikanker
terkandung
Bangunbangun
dalam
diperoleh
tanaman
dari
proses
Downstream Processing (Gambar 2). Salah
faktor
penting
dalam
downstream
ialah metode ekstraksi. Metode
terhadap sel
kanker
payudara (MCF-7) dan kolorektal (HT-29)
(Ramaraj et al, 2015).
Gambar 2. Diagram alir tahapan proses dari bioreaktor sampai ekstrak kasar atau
senyawa murni didapatkan
(Sumber : Celiktas dan Sukan, 2013)
senyawa fenolik termasuk carvacrol, thymol,
Aplikasi Produk Minyak Atsiri tanaman
eugenol, 1,8 cineol, asam rosmarinat dan
Bangunbangun dalam Industri
antioksidan lain. Namun yang diketahui
Minyak atsiri yang diproduksi dari
memiliki aktivitas biologis terbaik sebagai
kultur suspensi sel tanaman Bangunbangun
antikanker adalah senyawa carvacrol dan
sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam
thymol (Chris, 2012). Minyak atsiri daun
industri farmasi, makanan dan dan kosmetik
Bangunbangun memiliki kandungan yang
sebagai bahan mentah (raw material). Di
sama dengan kandungan suplemen antikanker
pasar, minyak oregano dengan kandungan
yang telah ada bahkan lebih kaya dengan
yang
tanaman
berbagai senyawa aktif lainnya yang telah
Bangunbangun yakni mengandung senyawa
disebutkan dalam makalah ini. Hal ini
fenol (carvacrol, thymol, cineole dan borneol),
mengindikasikan bahwa minyak atsiri tanaman
tanin dan terpen (Astawan, 2011) dijual
Bangunbangun memiliki potensi yang tinggi
seharga Rp 494.500,-/100 mL (Anonim,
sebagai bahan utama (subtitut) atau bahan
2015). Hal ini mendorong potensi minyak
pelengkap (komplemen) suplemen antikanker.
mirip
atsiri
dengan
tanaman
minyak
Bangunbangun
untuk
industri
Bangunbangun
senyawa
industri
makanan,
daun
tanaman Bangunbangun biasanya dicampur
dikomersialisasikan.
Dalam
Dalam
farmasi,
berpotensi
nutraceutical
baik
maupun
tanaman
dengan tepung dan digoreng dalam minyak
sebagai
atau mentega. Daun tanaman Bangunbangun
senyawa
juga dapat digunakan untuk memberi rasa dan
terapeutik karena kandungan minyak atsirinya
mengasinkan
yang
antiinflamasi,
menghilangkan bau menyengat dari kambing,
antikanker, dan lain-lain. Terlebih kini di
ikan dan kerang-kerangan serta membumbui
masyarakat sedang populer penggunaan obat
makanan
alternatif
termasuk
(Lukhoba et al., 2005). Di Indonesia sendiri,
suplemen makanan, herbal dan diet khusus
masyarakat suku Batak biasanya menggunakan
untuk mencegah dan merawat penyakit, tak
daun tanaman ini dengan direbus untuk
terkecuali untuk kanker. Suplemen antikanker
diminum
telah banyak diproduksi biasanya dalam
dicincang untuk dicampurkan dengan daging
bentuk
satu
yang akan dimasak (pers.com). Minyak atsiri
benchmark atau produk pembanding yang
tanaman Bangunbangun sangat berpotensi
cukup terkenal adalah Biotics Research A.D.P.
untuk diaplikasikan dalam industri makanan
Produk berbentuk tablet ini memiliki formulasi
untuk fungsi-fungsi di atas karena lebih praktis
minyak atsiri yang berasal dari minyak
dalam penggunaannya.
memiliki
dan
tablet
aktivitas
komplementer
dan
kapsul.
Salah
yang
daging
dan
mengandung
sebagai
penambah
ayam,
saus
ASI
tomat
atau
oregano (Origanum vulgare). Senyawa yang
Dalam industri kosmetik, minyak
terkandung di dalam tablet ini di antaranya
atsiri tanaman Bangunbangun juga berpotensi
untuk diaplikasikan. Industri kosmetik saat ini
penerapan bioteknologi dalam meningkatkan
banyak sekali yang menggunakan ekstrak
produksi
tanaman tertentu sebagai campuran dalam
Bangunbangun
produknya. Beberapa di antaranya adalah
mikropropagasi in vitro kultur suspensi sel,
ekstrak atau minyak zaitun, ginseng, lidah
scalling-up dengan bioreaktor serta aspek
buaya,
tanaman
downstream processing. Penelitian lebih lanjut
Bangunbangun memiliki aroma yang kuat
mengenai kultur suspensi sel P. amboinicus,
sehingga secara tradisional sering digosokkan
desain bioreaktor yang sesuai serta metode
ke rambut dan badan setelah mandi. Hal ini tak
ekstraksi dalam downstream processing dapat
lepas dari manfaat senyawa dalam tanaman
membuka prospektif untuk realisasi komersial
Bangunbangun untuk merawat kulit (Morton,
dari teknologi produksi minyak atsiri P.
1992 dalam Lukhoba et al., 2005). Dalam
amboinicus.
dan
sebagainya.
Daun
mengembangkan
pendekatan
dalam
minyak
produksi
minyak
dapat
atsiri
tanamanan
dilakukan
dengan
bioteknologi
atsiri
tanaman
Ucapan Terima Kasih
Bangunbangun secara in vitro khususnya
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan
dengan
skala
terima kasih kepada Dr. Taufikurahman yang
yang
dapat
telah banyak memberi saran dalam perbaikan
komersial
tentu
tulisan ini.
kultur
eksperimen
suspensi
ke
diaplikasikan
sel
produk
secara
dari
membutuhkan waktu. Untuk itu diperlukan
penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor
Daftar Pustaka
yang mempengaruhi perolehan, produktivitas
Andarwulan, L.J.P., L. Rose, P.J. Rosakutty,
dan kualitas dari minyak atsiri tanamana
S. Ghanthikumar. 2014. “In Vitro
Bangungbangun
Propagation of Coleus amboinicus Lour.
yang
akan
–
dikomersialisasikan.
An Aromatic
Medicinal
Plant.”
Journal of Basic and Applied Biology
Kesimpulan
5(1&2) : 278-282.
Tanaman
Bangunbangun
(P.
Anonim. 2015. Minyak Oregano (Oregano
amboinicus) berpotensi sebagai sumber bahan
Oil)
mentah (raw material) dalam industri farmasi,
network.co.id/3674965/minyadfhk-
makanan, dan kosmetik. Potensi ini didukung
oregano-oregano-oil.htm)
kandungan senyawa dalam minyak atsiri
(http://www.eterisnusantara.indo
Astawan, Made. 2011. Oregano, Rasanya
tanaman Bangunbangun yang terdiri dari
Khas
senyawa fenolik (carvacrol dan thymol),
(http://health.kompas.com/read/2011/07
terpen, tanin, glikosida, flavonoid, kuinon dan
/18/11434842/Oregano..Rasanya.Khas.
senyawa
Banyak.Khasiatnya). Diakses pada 14
lain
antiinlamasi,
yang
memiliki
antikanker,
aktivitas
imunostimulan,
antiketombe, dan lain sebagainya. Pendekatan
Banyak
Khasiatnya
Desember 2015 pukul 16.00 WIB.
Celiktas,
O.Y
dan
Sukan
F.V.
2013.
Dayana, J dan
Parameswari, C.S. 2014b.
Biotechnology for Medicinal Plants :
“Isolation of Active Flavanoid Fraction
Downstream Processes for Plant Cell
from Plectranthus amboinicus and Its
New York :
Immunomodulatory Effect on Carrasius
and Tissue Culture.
Springer.
auratus with Respect to Cyclosporinea.”
Chiu, Y.J., T.H. Huang, C.S. Chiu, T.S. Lu,
Departmet of Biochemistry, Bharathi
Y.W. Chen, W.H. Peng, C.Y. Chen.
Women’s
2012. “Analgesic and Antiinflammatory
Nadu.
College,
Chennai,
Tamil
Activities of the Aqueous Extract from
DeFelice, S. L. 1992. Nutraceuticals –
(Lour.)
Opportunities in an Emerging Market.
Plectranthus
amboinicus
Spreng. Both In Vitro and In Vivo.”
Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine 2012 (508137).
Scrip Magazine 9.
Ekawati, Rina. 2013. “Produksi Pucuk dan
Kadar
Chris, 2012. My Anticancer Supplement
Metabolit
(Plectranthus
Bangunbangun
(Lour.)
amboinicus
Protocol Recomended by Nutriotionist
Spreng) dengan Pemupukan Organik
John
dan
Smothers
Pemangkasan.”
Tesis
Magister
(http://www.chrisbeatcancer.com/my-
Sains Program Studi Agronomi dan
anti-cancer-supplement-protocol-
Holtikultura, Institut Pertanian Bogor,
recommended-by-nutritionist-john-
Bogor.
smothers/). Diakses pada 21 Oktober
2015 pukul 11.30 WIB.
(Spermatophyta).
Damanik R., N. Damanik, Z. Daulay, S.
Saragih,
R.
Premier,
Wattanapenpaiboon,
Wahlqvist.
2001.
Bangun-bangun
Gembong T. 2004. Taksonomi Tumbuhan
N.
dan
ML.
“Consumption
Leaves
of
(Coleus
Gadjah
Mada
University Press, Yogyakarta.
Gupta, S.K., P. Bhatt, G.S. Joseph, P.S. Negi,
M.C.
Varadaraj.
2013.
“Phenolic
Constituents and Biological Activities
Leaf
Extracts
amboinicus) to Increase Breast Milk
Medicinal
Plant
Production Among Batakneese Women
amboinicus Benth (Lamiaceae).” Tang
in North Sumatra Island, Indonesia. “
Humanitas Traditional Medicine 3(4) :
Proceedings of the Nutrition Society of
e32.
Australia 2001(25) : S67.
of
Anti
of
Traditional
Plectranthus
Hahn, E.J., Y.S. Kim, K.W. Yu, C.S. Jeong,
Dayana, J dan Parameswari, C.S. 2014a.
“Evaluation
of
K.Y. Paek. 2003. “Adventitious Root
Inflammatory
Cultures of Panax ginseng C.V. Meyer
Effect of Plectranthus amboinicus Leaf
and Ginsenoside Production through
Extract - An Invitro Study.” Journal of
Large-Scale
Advanced
Journal of Plant Biotechnology 5(1) : 1-
Pharmacy
Research 4(2): 229-232.
Education
&
6.
Bioreactor
System.”
Hullati,
K.K.,
P.
Bhattacharjee.
“Pharmacognostical
2011.
Evaluation
of
Defferent Parts of Coleus amboinicus
Lour,
Laminaceae.”
Pharmacognosy
Journal 3(24) 29-44.
Journal
of
doi
Phytoparasitica
:
10.1007/s12600-013-0291-3.
Nagalakhsmi, H.S., A. Das, S. Bhattacharya.
2012. “Assessment of Antimicrobial
Properties and Phytochemical Contents
Ignatius, A., V. Arunbabu, J. Neethu, E.V.
of
Leaf
Extracts
of
Plectranthus
(Lour.)
Spreng.”
Ramasamy. 2014. “Rhizofiltration of
amboinicus
Lead Using an Aromatic Medicinal
International Journal of Green and
Plant Plectranthus amboinicus Cultured
Herbal Chemistry 1(2) : 101-107.
in
a
Hydroponic
Film
Patel, R., M. Naveen, S. Sudarshan, G
System.”
Ravindra, K. Basant, P. Vidyanand.
Environmental Science and Pollution
2010a. “Antinociceptive and Antipyretic
Research (Majalah Online).
Effects of Plectranthus amboinicus
Technique
Nutrient
(NFT)
Kumari, B.P., D. Sujatha, Ch.G. Chand, K.
Divya,
L.
Malleswari,
D.
Ranganayakulu. 2011. “Evaluation of
(Lour) Spreng Leaves.” Deccan Journal
of Natural Products 1(2) : 9-15.
Patel, R., M.K. Naveen, G Ravindra, K.
Antiepileptic Activity and Probable
Basant,
Mechanism
“Diuretic
of
Action
of
Coleus
K.
S.
Sudarshan.
Activity
of
2010b.
Leaves
of
amboinicus in MES And PTZ Models.”
Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng
Journal of Pharmacy Research 5(3) :
in Male Albino Rats.” Pharmacognosy
1587-1591.
Research 2(2) : 86-88.
Kuo, Y.S., H.S. Chien, W. Lu. 2012.
Patel, R., M. Naveen, P.S. Manjul, A. Gulzar,
“Plectranthus amboinicus and Centella
S.
asiatica Cream for the Treatment of
“Plectranthus
Diabetic Foot Ulcers.” Evidence-Based
Spreng : An Overview.” The Pharma
Complementary
Research 2010(4): 1-5.
and
Alternative
Anita,
S.
Sudharsan.
amboinicus
2010c.
(Lour)
Patel, R. 2011. “Hepatoprotective Effects of
Medicine 2012 (418679).
Lukhoba, C.W., M.S.J. Simmonds, A.J. Paton.
Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng
2005. “Plectranthus : A Preview of
against Carbon Tetrachloride-induced
Ethnobotanical
Hepatotoxicity.” Journal of Natural
Use.”
Journal
of
Ethnopharmacology 103 (2006) : 1-24.
Pharmaceuticals 2(1): 28-35.
Murugan, K., K. Kalimutu, P.S. Kumar, J.S.
Pierik, R.L.M. 1997. In Vitro Culture of
Hwang, M. Nicoletti. 2012. “Larval and
Higher Plants. New York : Springer-
Pupal Toxicity Effects of Plectranthus
Science+Business Media, B.V.
amboinicus, Bacillus sphaericus and
Ragasa, C.Y., Z. Pendon, V. Sangalang, J.A.
Predatory Copepods for the Control of
Rideout. 1999. “Antimicrobial Flavones
the Dengue Vector, Aedes aegypt.”
from Coleus amboinicus.” Phillippine
Senthilkumar, A. dan Venkatesalu, V. 2010.
“Chemical Composition and Larvicidal
Journal of Science 128(4) : 347-351.
Rahman, A.Z., E.S.M. Noor, M.S.M. Ali, R.
Activity
of
the
Essential
Oil
of
Mirad, A.N. Othman. 2015. “In Vitro
Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng
Microropagation
against Anopheles stephensi: A Malarial
Medicinal
of
a
Plant,
Valuable
Plectranthus
amboinicus.” American Journal of Plant
Sciences 2015(6) : 1091-1097.
Vector
Mosquito.”
Parasitology
Research (2010) 107 : 1275-1278.
Shenoy,
S.,
M.S.
Vinod,
Shruthi,
M.
Ramaraj, T., G. Ramya, M. Gogulmnath, R.
Amberkar, A. Amuthan. 2012. “Effect
Jayakumar, M.S. Kanthimathi. 2015.
of Ethanolic Extract of Plectranthus
“Evaluation
DNA
amboinicus Leaf on Healing of Burn
Protecting and LPS Induced MMP-9
Wound in Wistar Rats.” International
Down
Journal
of
Cytotoxic,
Regulation
Activities
of
of
Applied
Biology
and
Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng.
Pharmaceutical Technology 3(3) : 32-
Essential.”
35.
Pharmacognosy
Journal
7(1) : 32-36.
Silitonga, M., S. Ilyas, S. Hutahaean, H.
1977.
Sipahutar. 2015. “Levels of Apigenin
“Rosmarinic Acid Production in Coleus
and Immunostimulatory Activity of
Cell Cultures. “ Planta 137(3): 287-291.
Leaf
Razzaque,
A.
dan
B.
E
Ellis.
Reddy, P.S., R. Rodrigues, R. Rajaksekharan.
Extracts
(Plectranthus
of
Bangunbangun
Lour).”
Amboinicus
2001. “Shoot Organogenesis and Mass
International Journal of Biology 7(1) :
Propagation of Coleus forskohlii from
46-53.
Leaf Derived Callus.” Plant Cell,
Singh, G., O.P. Singh, Y.R. Prasad, M.D. de
Tissue, and Organ Culture 66 : 183-
Lampasona, C. Catalan. 2002. “Studies
188.
on Essential Oils, Part 33: Chemical and
Reuff, I., Seitz, U., Ulbrich, B. and Reinhard,
Insecticidal Investigations on Leaf Oil
E. 1988. “Cryopreservation of Coleus
of Coleus amboinicus Lour.” Flavour
blumei
Suspension
and
Callus
Cultures.” Journal of Plant Physiology
133(4): 414-418.
Selvakumar, P., E. Naveena, D. Prakash.
and Fragrance Journal (2002) 17 : 440442.
Street, H.E. 1977. Applied and Fundamental
Apects of Plant, Tissue, and Organ
2012. “Studies on the Antidandruff
Culture
Activity of the Essential Oil of Coleus
Suspension Cultures. New York :
amboinicus and Eucalyptus globulus.”
Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Asian Pacific Journal of Tropical
Tiwari, D.K., H. Nagar, G. Dwivedi, R.K.
Biomedicine (2012) : 5715-5719.
:
Applications
of
Cell
Tripathi, J. Jena. 2012. “Evaluation of
Anti-Anxiety Activity of Plectranthus
amboinicus (Lour.) on Rats.” Asian
Journal of Pharmaceutical and Clinical
Research 5(4) : 110-113.
Velasco,
J.,
L.B.
Rojas,
T.
2009.
Usubillaga.
Diaz,
A.
“Chemical
Composition and Antibacterial Activity
of
the
Essential
amboinicus
Lour.,
Oil
of
Coleus
Against
Enteric
Pathogens.” Journal of Essential OilBearing Plants 12(4) : 453-461.