ANALISIS LAPORAN KEUANGAN STUDI TENTANG
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN STUDI
TENTANG RASIO PROFITABILITAS PADA BANK
PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN SELATAN
Lidya Oktaviana1, Anthonius JK2, H. M. Rudiansyah3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
2
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
1
Kata Kunci : Analisa Laporan Keuangan, ROA, ROE, BOPO
Abstrak
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini
akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.
Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Salah satu aspek penting dalam
laporan keuangan adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan termasuk Bank dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnis yang
dijalankan.
Masalah penelitian ini bagaimana hasil laporan keuangan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Selatan ditinjau dari rasio profitabilitas?. Berdasarkan rumusan masalah, dirumuskan tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini yaitu menganalisis rasio profitabilitas Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Selatan periode Maret 2014 dan Maret 2013 dilihat dari Return On Asset (RAO) dan Rasio Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Berdasarkan hasil analisis trend diketahui bahwa rasio profitabilitas pada Bank Pembanguna
daerah Kalimantan Selatan tahun 2011-2014 kurang baik. Hal ini disebabkan Return On Asset (ROA), Return
On Equity (ROE), dan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan turun dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 2011-2014.
1. PENDAHULUAN
Manajemen
keuangan
perusahaan merupakan aktivitas yang
terkait dengan perencanaan dan
pengendalian
perolehan
serta
pendistribusian aset-aset keuangan
perusahaan. Aktivitas yang dilakukan
perusahaan
pada
umumnya
berhubungan
dengan
penentuan
keputusan investasi jangka panjang,
perolehan dana untuk pembiayaan
investasi itu, serta pelaksanaan kegiatan
operasional
keuangan
perusahaan
(Fuad, dkk 209: 223).
Harmono
(2014:1)
menegaskan bahwa peran manajer
keuangan dalam perusahaan yang maju
mampu mengantisipasi perubahan.
Tanggung jawabnya mencakup berbagai
aspek penting dalam perusahaan antara
lain
meyakinkan
catatan-vatatan
keuangan secara cermat, menyajikan
laporan keuangan, mengelola posisi kas
perusahaan dan menyiapkan kuitansi
pembayaran. Laporan keuangan yang
baik menjadi kunci bagi pengambil
kebijakan untuk menentukan kebijakan
perubahan modal dalam rangka
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan produk
akhir dari serangkaian proses pencatatan
dan pengikhtisaran data transaksi bisnis.
Seorang akuntan diharapkan mampu
mengorganisir seluruh data akuntansi
sehingga
menghasilkan
laporan
keuangan dan menginterpretasikan serta
menganalisis laporan keuangan (Hery,
2015: 3).
Laporan keuangan bank
menunjukkan kondisi keuangan bank
secara keseluruhan. Dari laporan ini
akan terbaca bagaimana kondisi bank
yang
sesungguhnya,
termasuk
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.
Laporan ini juga menunjukkan kinerja
manajemen bank selama satu periode.
Kemudian laporan keuangan juga
memberikan informasi tentang hasilhasil usaha yang diperoleh bank dalam
suatu periode tertentu dan biaya-biaya
atau beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh hasil tersebut. Informasi
ini akan termuat dalam laporan laba rugi
(Kasmir, 2004).
Laporan keuangan (Financial
Statement) adalah laporan tertulis yang
memberikan
informasi
kuantitatif
tentang posisi keuangan dan perubahanperubahannya, serta yang dicapai
selama
peroide
tertentu.
Posisi
keuangan memberikangambaran tentang
bagaimana susunan kekayaan yang
dimiliki perusahaan dan sumber-sumber
kekayaan itu diperoleh. perubahan
posisi
keuangan
menunjukkan
kemajuan perusahaan, memberikan
gambaran tentang apakah perusahaan
memperoleh laba dalam melaksanakan
kegiatannya dan apakah perusahaan
mengalami
perkembangan
yang
menunjukkan
manajemen
telah
mengelola perusahaan dengan baik
(Sadeli, 2010: 18). Manulang (2008:
308) menegaskan pada umumnya
laporan keuangan terdiri dari neraca dan
perhitungan
laba
rugi,
analisis
kekayaan/perubahan posisi keuangan
dan
rekonsiliasi
modal
sendiri/perubahan modal serta laporan
arus kas perusahaan, dimana neraca
menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan
modal dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan
laporan laba rugi memperlihatkan hasilhasil yang telah dicapai oleh perusahaan
serta biaya-biaya yang terjadi selama
periode tertentu, rekonsiliasi modal
sendiri merupakan laporan perubahan
atas modal sendiri yang terjadi terutama
akibat adanya laba rugi tahun berjalan,
selisih harga atas nilai kekayaan yang
belum
direalisasikan,
perubahan
kekayaan yang tidak diperkenankan,
penambahan modal disetor, dan
pembayaran deviden, laporan arus kas
bank menunjukkan jumlah penerimaan
dan pengeluaran.Salah satu aspek
penting dalam laporan keuangan adalah
rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
termasuk Bank dalam menghasilkan
laba dari aktivitas normal bisnis yang
dijalankan. Rasio profitabilitas adalah
rasio digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aktivitas normal bisnisnya.
Perusahaan adalah sebuah organisasi
yang
beroperasi
dengan
tujuan
menghasilkan keuntungan dengan cara
menjual produk baik barang atau jasa.
Tujuan operasional sebagian besar
perusahaan adalah memaksimalkan
profit, baik jangka pendek maupun
jangka panjang (Hery, 2015: 226).
Penelitian
terdahulu
dilakukan Dianasari (2012) dengan
judul “Analisis Laporan Keuangan pada
Tahun 2010-2012” menunjukkan bahwa
dengan menggunakan analasis ratio
terhadap laporan keuangan, dapat
diperoleh gambaran tentang posisi
keuangan perusahaan dari tahun
ketahun. Melalui analisis rasio serta
interprestasinya kita dapat menilai
antara lain posisi likuiditas, solvabilitas,
aktifitas,
dan
profitabilitas
dari
perusahaan serta prospek perusahaan
dimasa yang akan datang. Untuk
memberikan
gambaran
kondisi
keuangan dalam penelitian di PT.
Erikindo Makmur Lestari dengan
menggunakan beberapa metode yang
biasa
digunakan
dalam
laporan
keuangan suatu perusahaan. Metodemetode yang dipakai adalah dengan
menggunakan
perhitungan
rasio
keuangan, yaitu: rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio
prfitabilitas
berdasarkan
data-data
laporan keuangan perusahaan tahun
2010-2012. Dari hasil perhitungan dan
pengamatan yang dilakukan penulis
bahwa PT Erikindo Makmur Lestari
masih memiliki kemampuan untuk
menjalankan usahanya. Ini bisa dilihat
dari perhitungan-perhitungan ratio yang
didapat selalu memberikan hasil ratarata yang diharapkan.
Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Selatan merupakan bank
konvensional yang beroperasi untuk
mendapatkan keuntungan yang besar
dan juga memberikan kontribusi pada
kemajuan
pembangunan
daerah.
Peningkatan profit akan berdampak
pada peningkatan peran Bank ini dalam
pembangunan daerah. Peningkatan
profit perlu diketahui agar menjadi
bahan pengambilan keputusan strategis.
Dengan demikian penelitian tentang
analisis rasio keuangan ditinjau dari
segi profitabilitas sangat penting
dilakukan.
Penelitian relevan dilakukan
Sulvia
(2006).
Hasil
penelitian
menunjukkan
perbandingan
kemampuan atau kinerja perusahaan
setelah
dilihat
dari
perubahanperubahan yang terjadi pada akun-akun
laporan keuangannya masing-masing.
Dari perbandingan ini dapat ditentukan
perusahaan yang lebih baik dan lebih
stabil dibandingkan dengan perusahaan
lain.
Secara keseluruhan dapat
disimpulkan selama jangka waktu 3
tahun kinerja perhotelan mengalami
pemulihan setelah sebelumnya sempat
mengalami krisis yang diakibatkan pada
kelalaian perusahaan dalam kegiatan
pendanaannya. Kinerja terbaik dicapai
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk
diikuti PT Aryaduta Hotel Tbk yang
kinerjanya cukup baik dan PT Hotel
Dahid Jaya International Tbk yang
kinerjanya kurang baik.
Hasil
penelitian
Asmoro
(2010) menunjukkan bahwa rasio
keuangan CAR, NPL, ROA, BOPO,
dan LDR memiliki daya klasifikasi atau
daya prediksi untuk kondisi bank yang
mengalami kesulitan keuangan, bank
yang mengalami merger, dan bank yang
mengalami
kebangkrutan.
Hasil
penelitian menunjukkan secara parsial
bahwa variabel CAR dan ROA
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap
kondisi
bermasalah.
Sedangkan variabel NPL, BOPO, dan
LDR berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kondisi bermasalah
pada sektor perbankan. Kemudian hasil
estimasi regresi logistik menunjukkan
kemampuan prediksi dari 5 variabel
bebas tersebut terhadap kondisi
bermasalah sektor perbankan sebesar
49,1% dan sebesar 50,9% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model.
Penelitian
ini
memiliki
kebaruan yang sekaligus membedakan
dengan penelitian terdahulu adalah
fokus pada profit. Analisis keuangan
dilakukan
pada
analisis
rasio
profitabilitas Bank dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2014. Menurut
Harmono (2014: 120) Analisis rasio
profitabilitas
dilakukan
dengan
menghitung Return On Asset (RAO)
dan Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO).
Sedangkan enurut Hery (2015: 228)
menyebutkan
rasio
profitabilitas
meliputi perhitungan Return On Asset,
Return On Equity), dan Margin Laba
Bersif atau Net Interest argin (MIN).
Dengan demikian penelitian ini akan
menganalisis rasio
profitabilitas
melalui ROA, ROE, BOPPO, dan MIN.
Berdasarkan uraian di atas,
peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang analisis laporan keuangan pada
Bank Pembangunan Daerah Kal-Sel.
Penelitian
menganalisis perhitungan
rasio profitabilitas tahun 2011 sampai
2014,dengan
rumusan
masalah
bagaimana hasil laporan keuangan Bank
Pembangunan
Daerah
Kalimantan
Selatan ditinjau dari rasio profitabilitas?
Gambar .1
Kerangka Konseptual Penelitian
ROA
Analisis laporan
keuangan untuk
mengetahui profit
perusahaan
Analisis laporan
keuangan
dilakukan dengan
analisis rasio
ROE
BOPO
2. DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL
2.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan (Financial
Statement) adalah laporan tertulis
yang
memberikan
informasi
kuantitatif tentang posisi keuangan
dan perubahan-perubahannya, serta
yang dicapai selama peroide tertentu.
Posisi
keuangan
memberikangambaran
tentang
bagaimana susunan kekayaan yang
dimiliki perusahaan dan sumbersumber kekayaan itu diperoleh.
perubahan
posisi
keuangan
menunjukkan kemajuan perusahaan,
memberikan
gambaran
tentang
apakah perusahaan memperoleh laba
dalam melaksanakan kegiatannya dan
apakah
perusahaan
mengalami
perkembangan yang menunjukkan
manajemen
telah
mengelola
perusahaan dengan baik (Sadeli,
2010: 18).
2.2. Analisis Laporan keuangan
Analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke
dalam unsur-unsurnya dan menelaah
masing-masing dari unsur tersebut
dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik
dan tepat atas laporan keuangan itu
sendiri. Analisis laporan keuangan
juga berguna bagi investor dan
kreditor
dalam
pengambilan
keputusan investasi dan kredit (Hery,
2015: 132).
2.3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah
rasio digunakan untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba dari aktivitas
normal bisnisnya. Perusahaan adalah
sebuah organisasi yang beroperasi
dengan
tujuan
menghasilkan
keuntungan dengan cara menjual
produk baik barang atau jasa. Tujuan
operasional
sebagian
besar
perusahaan adalah memaksimalkan
profit, baik jangka pendek maupun
jangka panjang (Hery, 2015: 226).
2.3.1. Return on assets (ROA)
Menurut
Riyadi
(2006),
Return on assets adalah
perbandingan
antara
keuntungan sebelum biaya
bunga dan pajak (EBIT =
Earning before interest and
taxes) dengan seluruh aktiva
atau kekayaan perusahaan.
Rasio
ini
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dengan seluruh modal yang
ada
didalamnya
untuk
menghasilkan
keuntungan,
dengan menggunakan data
yang ada pada Neraca dan
Perhitungan Laba Rugi pada
perusahaan tersebut. Rumus
yang digunakan :
Laba sebelum Pajak
ROA =
X 100%
Total Aktiva
(Harmono, 2014: 120)
2.3.2. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE)
digunakan untuk mengukur
besarnya
pengembalian
terhadap
investasi
para
pemegang saham. Angka
tersebut
menunjukkan
seberapa baik manajemen
memanfaatkan investasi para
pemegang saham. Tingkat
ROE memiliki hubungan
yang positif dengan harga
saham, sehingga semakin
besar ROE semakin besar
pula harga saham karena
besarnya ROE memberikan
indikasi
bahwa
pengembalian yang akan
diterima investor akan tinggi
sehingga
investor
akan
tertarik
untuk
membeli
saham tersebut dan hal itu
menyebabkan harga pasar
saham
cenderung
naik
(Harahap, 2007). Return On
Equity
(ROE)
dihitung
dengan rumus :
operasional terhadap
operasional (BOPO):
pendapatan
Laba Bersih
ROE =
X 100%
Biaya Operasional
Total Ekuitas
BOPO =
(Hery, 2015: 230)
X 100%
Pendapatan Operasional
(Harmono, 2014: 120)
2.3.2. Beban
Operasional terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO).
3. HASILDAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
Hasil
penelitian
tentang
laporan keuangan Juni 2011 dan
Juni 2014 pada Bank Pembangunan
Daerah
Kalimantan
Selatan
Banjarmasin ditinjau dari rasio
profitabilitas dikemukakan sebagai
berikut.
BOPO atau rasio beban
operasional terhadap pendapatan
operasional yang memiliki beberapa
kriteria. Kriteria itu yaitu untuk rasio
100% atau lebih, nilai kredit 0. Untuk
setiap penurunan sebesar 0,08, nilai
kredit ditambah 1 dengan maksimum
100. Rumus menghitung rasio beban
Tabel 1
Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (%)
No
1
2
3
Rasio Profitabilitas
Return On Asset (ROA)
Return On Equity (ROE)
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Juni
2011
4,87
27,85
Juni
2012
2,83
25,09
Juni
2013
2,58
26,05
Juni 2014
69,33
76,06
55,32
67,12
3,75
27,51
Sumber : Laporan Keuangan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan, 2011-2014
Tabel di atas memberikan informasi
hasil analisis rasio profitabilitas pada Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan
tahun 2011-2012 dan tahun 2013-2014.
Perhitungan rasio profitabilitas ditinjau dari
segi Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE), dan Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Persentase Return On Asset (ROA)
dari tahun 2011 sampai 2014 berfluktuasi.
Return On Asset pada tahun 2011 mencapai
4,87, tahun 2012 mencapai 2,83, tahun 2013
mencapai 2,58, dan pada tahun 2014
.
mencapai 3,75.
Persentase Return On
Equity (ROE) dari tahun 2011 sampai 2014
berfluktuasi. Return On Asset pada tahun
2011 mencapai 27,5, tahun 2012 mencapai
25,09, tahun 2013 mencapai 26,05, dan pada
tahun 2014 mencapai 37,51. Rasio Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional (BOPO) dari tahun 2011 sampai
2014 juga
berfluktuasi. Rasio Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional (BOPO) pada tahun 2011
mencapai 69,33 tahun 2012 mencapai 76,06,
tahun 2013 mencapai 55,32, dan pada tahun
2014
mencapai
67,12
Grafik 1
Rasio Profitabilitas Bank BPD Kalsel 2011-2014
80
70
76.06
69.33
67.12
60
55.32
50
ROA
40
30
ROE
27.85
25.09
26.05
BOPO
27.51
20
10
4.87
2.83
2.58
3.75
0
2011
2012
2013
2014
Return On Asset (ROA) pada Bank
Pembangunan Daedarh Kalimantan
Selatan tahun 2011- 2014 disajikan
melalui
tabel
berikut
ini
2. Analisis Trend Rasio Profitabiltas Bank
BPD Kalsel
a. Analisi Rasio Profitabilitas Ditinjau
dari
Return
On
Asset
(ROA).Profitabilitas Ditinjau dari
.
Tabel 2
Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA)
Bank Pembangunan Kalimantan Selatan (%)
Juni
Juni
2011
2012
4,87
2,83
Sumber : data diolah
Tabel di atas menunjukkan Return On
Asset tahun 2011-2014 pada Bank
Pembanguna Daerah Kalimantan Selatan.
Return On Asset tertinggi pada bulan Juni
2011 dan terendah bulan Juni 2013.
Perbandingan yang dicapai pada tahun 2012
lebih rendah dibandingkan dengan tahun
2011. Return On Asset tahun 2013 lebih
Juni
2013
2,58
Juni
2014
3,75
rendah daripada tahun 2011. Return On
Asset tahun 2014 lebih tinggi daripada tahun
2012 dan 2013, tetapi lebih randah daripada
tahun 2011. Perkembangan Return On Asset
kurang baik dari tahun ke tahun menurun.
Untuk memperjelas pebandingan itu
disajikan tabel sebagai berikut
Grafik 2
Return On Asset Bank BPD Kalsel 2011-2014
6
5
4
3
Return On Asset
2
1
0
2011
2012
2013
2014
b. Analisi Rasio Profitabilitas Ditinjau dari Return On Equity (ROE)
Tabel 4
Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE)
Bank Pembangunan Kalimantan Selatan (%)
Juni
2011
27,85
Juni
2012
25,09
Juni
2013
26,05
Juni
2014
27,51
tinggi daripada tahun 2011. Return On
Equity tahun 2014 lebih tinggi daripada
tahun 2012 dan 2013, tetapi lebih randah
daripada tahun 2011. Perkembangan Return
On Equity kurang baik dari tahun ke tahun
turun
naik.
Untuk
memperjelas
perbandingan itu disajikan tabel sebagai
berikut
Tabel di atas menggambarkan Return
On Equity tahun 2011-2014 pada Bank
Pembanguna Daerah Kalimantan Selatan.
Return On Equity tertinggi pada bulan Juni
2011 dan terendah bulan Juni 2012.
Perbandingan yang dicapai pada tahun 2012
lebih rendah dibandingkan dengan tahun
2011. Return On Equity tahun 2013 lebih
Grafik 3
Return On Equaty Bank BPD Kalsel 2011-2014
30
29.5
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
24.5
24
23.5
23
22.5
22
21.5
21
20.5
20
Return On Equity
2011
2012
2013
2014
c. Analisi Rasio Profitabilitas Ditinjau dari
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Tabel 5
Hasil Perhitungan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Bank Pembangunan Kalimantan Selatan (%)
Juni
2011
Juni
2012
Juni
2013
Juni
2014
69,33
76,06
55,32
67,12
Tabel di atas menunjukkan Rasio
Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) tahun 2011-2014 pada
Bank Pembanguna darah Kalimantan
Selatan. Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) tertinggi
pada bulan Juni 2012 dan terendah bulan
Juni 2013. Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
tahun 21011 dan 2013 lebih rendah daripada
tahun 2011. Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
tahun 2014 lebih tinggi daripada tahun 2013,
tetapi lebih randah daripada tahun 2011 dan
2012.
Perkembangan
Rasio
Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional (BOPO) kurang baik dari tahun
ke tahun turun naik. Di akhir tahun 2014
justru menurun. Untuk memperjelas
perbandingan itu disajikan tabel sebagai
berikut
Grafik 4
Perhitungan Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) Bank BPD Kalsel 2011-2014
90
80
70
BOPO
60
50
2011
2012
3.2
. Pembahasan
Perhitungan rasio profitabilitas
ditinjau dari segi Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), dan
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) pada
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Selatan
memerlukan
peningkatan
melalui manajemen yang baik.Kurang
baiknya ROA dapat disebabkan oleh
beberapa asalan. Alasan pertama adalah
aktivitas penjualan yang belum optimal.
Kedua banyaknya aset yang kurang
produktif
dan
ketiga
belum
memanfaatkan total assert untuk
menciptakan
penjualan.
Keempat,
terlalu besarnya beban operasional serta
2013
2014
beban lainnya. ROA Bank ini sangat
perlu ditingkatkan karena peningkatan
memberikan
kontribusi
dalam
mendapatkan keuntungan yang lebih
besar Menurut Riyadi (2006), Return on
assets adalah perbandingan antara
keuntungan sebelum biaya bunga dan
pajak (EBIT = Earning before interest
and taxes) dengan seluruh aktiva atau
kekayaan perusahaan. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan
dengan seluruh modal yang ada di
dalamnya
untuk
menghasilkan
keuntungan, dengan menggunakan data
yang ada pada Neraca dan Perhitungan
Laba Rugi pada perusahaan tersebut.
Return On Equity (ROE) pada
Bank
Pembangunan
Daerah
Kalimantan Selatan masih perlu
ditingkatkan. Rendahnya ROE ini
biasanya disebabkan oleh beberapa hal.
Alasan pertama adalah aktivitas
penjualan yang belum optimal. Kedua
belum memaksimalkan penggunaan
modal untuk menciptakan penjualan.
Ketiga
terlalu
besarnya
beban
operasional serta beban lainnya. Return
On Equity (ROE) digunakan untuk
mengukur
besarnya
pengembalian
terhadap investasi para pemegang
saham. Angka tersebut menunjukkan
seberapa
baik
manajemen
memanfaatkan investasi para pemegang
saham.
Tingkat
ROE
memiliki
hubungan yang positif dengan harga
saham, sehingga semakin besar ROE
semakin besar pula harga saham karena
besarnya ROE memberikan indikasi
bahwa pengembalian yang akan
diterima investor akan tinggi sehingga
investor akan tertarik untuk membeli
saham tersebut dan hal itu menyebabkan
harga pasar saham cenderung naik
(Harahap, 2007).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis trend
diketahui bahwa rasio profitabilitas
pada Bank Pembanguna daerah
Kalimantan Selatan tahun 2011-2014
kurang baik. Hal ini disebabkan Return
On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), dan Rasio Beban Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO) pada Bank Pembangunan
Daerah Kalimantan Selatan turun dari
tahun ke tahun dalam kurun waktu
2011-2014.
Karenanya
penulis
memberikan saran kepada Bank
Pembanguna daerah Kalimantan Selatan
agar : 1) ROA ditingkatkan melalui
peningkatan aktivitas penjualan yang
belum
optimal.
Pengotimalan
penggunaan aset yang kurang produktif
dan ketiga memanfaatkan total assert
untuk menciptakan penjualan dengan
maksimal.
Keempat
mengurangi
besarnya beban operasional serta beban
lainnya yang kurang perlu.2) ROA
Bank ini sangat perlu ditingkatkan
karena peningkatan aktivitas penjualan
yang
belum
optimal.
Kedua
memaksimalkan penggunaan modal
untuk menciptakan penjualan. Ketiga
menuunkan beban operasional serta
beban lainnya yang terlalu besar.3).
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) pada
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Selatan juga memerlukan peningkatan
melalui manajemen keuangan yang
efektif. Dengan peningkatan ini akan
memberikan kontribusi pada kinerja
keuangan. Kinerja itu diperbaiki melalui
perhitungan
rasio
profitabilitas
termasuk
Rasio Beban Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO).
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. Pengantar Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
Asmoro, Argo. 2010. Analisis Pengaruh
Rasio Keuangan terhadap Prediksi
Kondisi Bermasalah pada Bank
(Studi Kasus pada Bank Persero dan
Bank Umum Swasta Nasional periode
2004-2007). Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Dianasari 2015. Analisis Laporan Keuangan
pada Tahun 2010-2012
di PT
Erikindo Makmur Lestari. Universitas
Gunadharma.
Fahmi, 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Bandung: Lafabeta
Fuad Pengantar Bisnis. 2009. Jakrata :
Kompas Gramedia
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis
Kritis atas Lapoan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grasindo Persada.
Harmono. 2014. Manajemen Keuangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta:CAPS.
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Manulang, M. 2008. Pengantar Bisnis.
Yogyakarta: Gajah mada Press.
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013.
Analisis Data Penelitian dengan
Statistik. Jakarta: Bmi Aksara.
Nurmalasari, Indah 2009. Analisis Pengaruh
Rasio Profitabilitas terhadap Harga
Saham Emiten Lq45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 20052008.http://www.gunadarma.ac.id/libr
ary/articles/graduate/economy/2009/
Artikel_20205630.pdf
Riduwan dan Sunarto, 2010. Statistika untuk
Penelitian
Pendidikan,
Sosial,
Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and
Liability Management. Edisi 3.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Sadeli, L. M. 2010. Dasar-dasar Akuntansi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga
Keuangan: Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Ed. 5. Lembaga Penerbit
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia.
Silbvia Mai. 2006. Laporan Analisis
Keuangan
untuk
mengevaluasi
Kinerja antar Perusahaan Studi pada
Usaha Jasa Perhotelan. Bandung:
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Widyatama
Siragih, dkk. Dasar-Dasar Keuangan Bisnis
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia
Sunyoto, D. 2011. Metodologi Penelitian
Ekonomi. Yogyakarta: CAPS.
TENTANG RASIO PROFITABILITAS PADA BANK
PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN SELATAN
Lidya Oktaviana1, Anthonius JK2, H. M. Rudiansyah3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
2
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
3
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
1
Kata Kunci : Analisa Laporan Keuangan, ROA, ROE, BOPO
Abstrak
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini
akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.
Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Salah satu aspek penting dalam
laporan keuangan adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan termasuk Bank dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnis yang
dijalankan.
Masalah penelitian ini bagaimana hasil laporan keuangan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Selatan ditinjau dari rasio profitabilitas?. Berdasarkan rumusan masalah, dirumuskan tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini yaitu menganalisis rasio profitabilitas Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Selatan periode Maret 2014 dan Maret 2013 dilihat dari Return On Asset (RAO) dan Rasio Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Berdasarkan hasil analisis trend diketahui bahwa rasio profitabilitas pada Bank Pembanguna
daerah Kalimantan Selatan tahun 2011-2014 kurang baik. Hal ini disebabkan Return On Asset (ROA), Return
On Equity (ROE), dan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan turun dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 2011-2014.
1. PENDAHULUAN
Manajemen
keuangan
perusahaan merupakan aktivitas yang
terkait dengan perencanaan dan
pengendalian
perolehan
serta
pendistribusian aset-aset keuangan
perusahaan. Aktivitas yang dilakukan
perusahaan
pada
umumnya
berhubungan
dengan
penentuan
keputusan investasi jangka panjang,
perolehan dana untuk pembiayaan
investasi itu, serta pelaksanaan kegiatan
operasional
keuangan
perusahaan
(Fuad, dkk 209: 223).
Harmono
(2014:1)
menegaskan bahwa peran manajer
keuangan dalam perusahaan yang maju
mampu mengantisipasi perubahan.
Tanggung jawabnya mencakup berbagai
aspek penting dalam perusahaan antara
lain
meyakinkan
catatan-vatatan
keuangan secara cermat, menyajikan
laporan keuangan, mengelola posisi kas
perusahaan dan menyiapkan kuitansi
pembayaran. Laporan keuangan yang
baik menjadi kunci bagi pengambil
kebijakan untuk menentukan kebijakan
perubahan modal dalam rangka
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan produk
akhir dari serangkaian proses pencatatan
dan pengikhtisaran data transaksi bisnis.
Seorang akuntan diharapkan mampu
mengorganisir seluruh data akuntansi
sehingga
menghasilkan
laporan
keuangan dan menginterpretasikan serta
menganalisis laporan keuangan (Hery,
2015: 3).
Laporan keuangan bank
menunjukkan kondisi keuangan bank
secara keseluruhan. Dari laporan ini
akan terbaca bagaimana kondisi bank
yang
sesungguhnya,
termasuk
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.
Laporan ini juga menunjukkan kinerja
manajemen bank selama satu periode.
Kemudian laporan keuangan juga
memberikan informasi tentang hasilhasil usaha yang diperoleh bank dalam
suatu periode tertentu dan biaya-biaya
atau beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh hasil tersebut. Informasi
ini akan termuat dalam laporan laba rugi
(Kasmir, 2004).
Laporan keuangan (Financial
Statement) adalah laporan tertulis yang
memberikan
informasi
kuantitatif
tentang posisi keuangan dan perubahanperubahannya, serta yang dicapai
selama
peroide
tertentu.
Posisi
keuangan memberikangambaran tentang
bagaimana susunan kekayaan yang
dimiliki perusahaan dan sumber-sumber
kekayaan itu diperoleh. perubahan
posisi
keuangan
menunjukkan
kemajuan perusahaan, memberikan
gambaran tentang apakah perusahaan
memperoleh laba dalam melaksanakan
kegiatannya dan apakah perusahaan
mengalami
perkembangan
yang
menunjukkan
manajemen
telah
mengelola perusahaan dengan baik
(Sadeli, 2010: 18). Manulang (2008:
308) menegaskan pada umumnya
laporan keuangan terdiri dari neraca dan
perhitungan
laba
rugi,
analisis
kekayaan/perubahan posisi keuangan
dan
rekonsiliasi
modal
sendiri/perubahan modal serta laporan
arus kas perusahaan, dimana neraca
menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan
modal dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan
laporan laba rugi memperlihatkan hasilhasil yang telah dicapai oleh perusahaan
serta biaya-biaya yang terjadi selama
periode tertentu, rekonsiliasi modal
sendiri merupakan laporan perubahan
atas modal sendiri yang terjadi terutama
akibat adanya laba rugi tahun berjalan,
selisih harga atas nilai kekayaan yang
belum
direalisasikan,
perubahan
kekayaan yang tidak diperkenankan,
penambahan modal disetor, dan
pembayaran deviden, laporan arus kas
bank menunjukkan jumlah penerimaan
dan pengeluaran.Salah satu aspek
penting dalam laporan keuangan adalah
rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
termasuk Bank dalam menghasilkan
laba dari aktivitas normal bisnis yang
dijalankan. Rasio profitabilitas adalah
rasio digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aktivitas normal bisnisnya.
Perusahaan adalah sebuah organisasi
yang
beroperasi
dengan
tujuan
menghasilkan keuntungan dengan cara
menjual produk baik barang atau jasa.
Tujuan operasional sebagian besar
perusahaan adalah memaksimalkan
profit, baik jangka pendek maupun
jangka panjang (Hery, 2015: 226).
Penelitian
terdahulu
dilakukan Dianasari (2012) dengan
judul “Analisis Laporan Keuangan pada
Tahun 2010-2012” menunjukkan bahwa
dengan menggunakan analasis ratio
terhadap laporan keuangan, dapat
diperoleh gambaran tentang posisi
keuangan perusahaan dari tahun
ketahun. Melalui analisis rasio serta
interprestasinya kita dapat menilai
antara lain posisi likuiditas, solvabilitas,
aktifitas,
dan
profitabilitas
dari
perusahaan serta prospek perusahaan
dimasa yang akan datang. Untuk
memberikan
gambaran
kondisi
keuangan dalam penelitian di PT.
Erikindo Makmur Lestari dengan
menggunakan beberapa metode yang
biasa
digunakan
dalam
laporan
keuangan suatu perusahaan. Metodemetode yang dipakai adalah dengan
menggunakan
perhitungan
rasio
keuangan, yaitu: rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio
prfitabilitas
berdasarkan
data-data
laporan keuangan perusahaan tahun
2010-2012. Dari hasil perhitungan dan
pengamatan yang dilakukan penulis
bahwa PT Erikindo Makmur Lestari
masih memiliki kemampuan untuk
menjalankan usahanya. Ini bisa dilihat
dari perhitungan-perhitungan ratio yang
didapat selalu memberikan hasil ratarata yang diharapkan.
Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Selatan merupakan bank
konvensional yang beroperasi untuk
mendapatkan keuntungan yang besar
dan juga memberikan kontribusi pada
kemajuan
pembangunan
daerah.
Peningkatan profit akan berdampak
pada peningkatan peran Bank ini dalam
pembangunan daerah. Peningkatan
profit perlu diketahui agar menjadi
bahan pengambilan keputusan strategis.
Dengan demikian penelitian tentang
analisis rasio keuangan ditinjau dari
segi profitabilitas sangat penting
dilakukan.
Penelitian relevan dilakukan
Sulvia
(2006).
Hasil
penelitian
menunjukkan
perbandingan
kemampuan atau kinerja perusahaan
setelah
dilihat
dari
perubahanperubahan yang terjadi pada akun-akun
laporan keuangannya masing-masing.
Dari perbandingan ini dapat ditentukan
perusahaan yang lebih baik dan lebih
stabil dibandingkan dengan perusahaan
lain.
Secara keseluruhan dapat
disimpulkan selama jangka waktu 3
tahun kinerja perhotelan mengalami
pemulihan setelah sebelumnya sempat
mengalami krisis yang diakibatkan pada
kelalaian perusahaan dalam kegiatan
pendanaannya. Kinerja terbaik dicapai
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk
diikuti PT Aryaduta Hotel Tbk yang
kinerjanya cukup baik dan PT Hotel
Dahid Jaya International Tbk yang
kinerjanya kurang baik.
Hasil
penelitian
Asmoro
(2010) menunjukkan bahwa rasio
keuangan CAR, NPL, ROA, BOPO,
dan LDR memiliki daya klasifikasi atau
daya prediksi untuk kondisi bank yang
mengalami kesulitan keuangan, bank
yang mengalami merger, dan bank yang
mengalami
kebangkrutan.
Hasil
penelitian menunjukkan secara parsial
bahwa variabel CAR dan ROA
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap
kondisi
bermasalah.
Sedangkan variabel NPL, BOPO, dan
LDR berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kondisi bermasalah
pada sektor perbankan. Kemudian hasil
estimasi regresi logistik menunjukkan
kemampuan prediksi dari 5 variabel
bebas tersebut terhadap kondisi
bermasalah sektor perbankan sebesar
49,1% dan sebesar 50,9% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model.
Penelitian
ini
memiliki
kebaruan yang sekaligus membedakan
dengan penelitian terdahulu adalah
fokus pada profit. Analisis keuangan
dilakukan
pada
analisis
rasio
profitabilitas Bank dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2014. Menurut
Harmono (2014: 120) Analisis rasio
profitabilitas
dilakukan
dengan
menghitung Return On Asset (RAO)
dan Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO).
Sedangkan enurut Hery (2015: 228)
menyebutkan
rasio
profitabilitas
meliputi perhitungan Return On Asset,
Return On Equity), dan Margin Laba
Bersif atau Net Interest argin (MIN).
Dengan demikian penelitian ini akan
menganalisis rasio
profitabilitas
melalui ROA, ROE, BOPPO, dan MIN.
Berdasarkan uraian di atas,
peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang analisis laporan keuangan pada
Bank Pembangunan Daerah Kal-Sel.
Penelitian
menganalisis perhitungan
rasio profitabilitas tahun 2011 sampai
2014,dengan
rumusan
masalah
bagaimana hasil laporan keuangan Bank
Pembangunan
Daerah
Kalimantan
Selatan ditinjau dari rasio profitabilitas?
Gambar .1
Kerangka Konseptual Penelitian
ROA
Analisis laporan
keuangan untuk
mengetahui profit
perusahaan
Analisis laporan
keuangan
dilakukan dengan
analisis rasio
ROE
BOPO
2. DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL
2.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan (Financial
Statement) adalah laporan tertulis
yang
memberikan
informasi
kuantitatif tentang posisi keuangan
dan perubahan-perubahannya, serta
yang dicapai selama peroide tertentu.
Posisi
keuangan
memberikangambaran
tentang
bagaimana susunan kekayaan yang
dimiliki perusahaan dan sumbersumber kekayaan itu diperoleh.
perubahan
posisi
keuangan
menunjukkan kemajuan perusahaan,
memberikan
gambaran
tentang
apakah perusahaan memperoleh laba
dalam melaksanakan kegiatannya dan
apakah
perusahaan
mengalami
perkembangan yang menunjukkan
manajemen
telah
mengelola
perusahaan dengan baik (Sadeli,
2010: 18).
2.2. Analisis Laporan keuangan
Analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke
dalam unsur-unsurnya dan menelaah
masing-masing dari unsur tersebut
dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik
dan tepat atas laporan keuangan itu
sendiri. Analisis laporan keuangan
juga berguna bagi investor dan
kreditor
dalam
pengambilan
keputusan investasi dan kredit (Hery,
2015: 132).
2.3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah
rasio digunakan untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba dari aktivitas
normal bisnisnya. Perusahaan adalah
sebuah organisasi yang beroperasi
dengan
tujuan
menghasilkan
keuntungan dengan cara menjual
produk baik barang atau jasa. Tujuan
operasional
sebagian
besar
perusahaan adalah memaksimalkan
profit, baik jangka pendek maupun
jangka panjang (Hery, 2015: 226).
2.3.1. Return on assets (ROA)
Menurut
Riyadi
(2006),
Return on assets adalah
perbandingan
antara
keuntungan sebelum biaya
bunga dan pajak (EBIT =
Earning before interest and
taxes) dengan seluruh aktiva
atau kekayaan perusahaan.
Rasio
ini
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dengan seluruh modal yang
ada
didalamnya
untuk
menghasilkan
keuntungan,
dengan menggunakan data
yang ada pada Neraca dan
Perhitungan Laba Rugi pada
perusahaan tersebut. Rumus
yang digunakan :
Laba sebelum Pajak
ROA =
X 100%
Total Aktiva
(Harmono, 2014: 120)
2.3.2. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE)
digunakan untuk mengukur
besarnya
pengembalian
terhadap
investasi
para
pemegang saham. Angka
tersebut
menunjukkan
seberapa baik manajemen
memanfaatkan investasi para
pemegang saham. Tingkat
ROE memiliki hubungan
yang positif dengan harga
saham, sehingga semakin
besar ROE semakin besar
pula harga saham karena
besarnya ROE memberikan
indikasi
bahwa
pengembalian yang akan
diterima investor akan tinggi
sehingga
investor
akan
tertarik
untuk
membeli
saham tersebut dan hal itu
menyebabkan harga pasar
saham
cenderung
naik
(Harahap, 2007). Return On
Equity
(ROE)
dihitung
dengan rumus :
operasional terhadap
operasional (BOPO):
pendapatan
Laba Bersih
ROE =
X 100%
Biaya Operasional
Total Ekuitas
BOPO =
(Hery, 2015: 230)
X 100%
Pendapatan Operasional
(Harmono, 2014: 120)
2.3.2. Beban
Operasional terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO).
3. HASILDAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
Hasil
penelitian
tentang
laporan keuangan Juni 2011 dan
Juni 2014 pada Bank Pembangunan
Daerah
Kalimantan
Selatan
Banjarmasin ditinjau dari rasio
profitabilitas dikemukakan sebagai
berikut.
BOPO atau rasio beban
operasional terhadap pendapatan
operasional yang memiliki beberapa
kriteria. Kriteria itu yaitu untuk rasio
100% atau lebih, nilai kredit 0. Untuk
setiap penurunan sebesar 0,08, nilai
kredit ditambah 1 dengan maksimum
100. Rumus menghitung rasio beban
Tabel 1
Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (%)
No
1
2
3
Rasio Profitabilitas
Return On Asset (ROA)
Return On Equity (ROE)
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Juni
2011
4,87
27,85
Juni
2012
2,83
25,09
Juni
2013
2,58
26,05
Juni 2014
69,33
76,06
55,32
67,12
3,75
27,51
Sumber : Laporan Keuangan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan, 2011-2014
Tabel di atas memberikan informasi
hasil analisis rasio profitabilitas pada Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan
tahun 2011-2012 dan tahun 2013-2014.
Perhitungan rasio profitabilitas ditinjau dari
segi Return On Asset (ROA), Return On
Equity (ROE), dan Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Persentase Return On Asset (ROA)
dari tahun 2011 sampai 2014 berfluktuasi.
Return On Asset pada tahun 2011 mencapai
4,87, tahun 2012 mencapai 2,83, tahun 2013
mencapai 2,58, dan pada tahun 2014
.
mencapai 3,75.
Persentase Return On
Equity (ROE) dari tahun 2011 sampai 2014
berfluktuasi. Return On Asset pada tahun
2011 mencapai 27,5, tahun 2012 mencapai
25,09, tahun 2013 mencapai 26,05, dan pada
tahun 2014 mencapai 37,51. Rasio Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional (BOPO) dari tahun 2011 sampai
2014 juga
berfluktuasi. Rasio Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional (BOPO) pada tahun 2011
mencapai 69,33 tahun 2012 mencapai 76,06,
tahun 2013 mencapai 55,32, dan pada tahun
2014
mencapai
67,12
Grafik 1
Rasio Profitabilitas Bank BPD Kalsel 2011-2014
80
70
76.06
69.33
67.12
60
55.32
50
ROA
40
30
ROE
27.85
25.09
26.05
BOPO
27.51
20
10
4.87
2.83
2.58
3.75
0
2011
2012
2013
2014
Return On Asset (ROA) pada Bank
Pembangunan Daedarh Kalimantan
Selatan tahun 2011- 2014 disajikan
melalui
tabel
berikut
ini
2. Analisis Trend Rasio Profitabiltas Bank
BPD Kalsel
a. Analisi Rasio Profitabilitas Ditinjau
dari
Return
On
Asset
(ROA).Profitabilitas Ditinjau dari
.
Tabel 2
Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA)
Bank Pembangunan Kalimantan Selatan (%)
Juni
Juni
2011
2012
4,87
2,83
Sumber : data diolah
Tabel di atas menunjukkan Return On
Asset tahun 2011-2014 pada Bank
Pembanguna Daerah Kalimantan Selatan.
Return On Asset tertinggi pada bulan Juni
2011 dan terendah bulan Juni 2013.
Perbandingan yang dicapai pada tahun 2012
lebih rendah dibandingkan dengan tahun
2011. Return On Asset tahun 2013 lebih
Juni
2013
2,58
Juni
2014
3,75
rendah daripada tahun 2011. Return On
Asset tahun 2014 lebih tinggi daripada tahun
2012 dan 2013, tetapi lebih randah daripada
tahun 2011. Perkembangan Return On Asset
kurang baik dari tahun ke tahun menurun.
Untuk memperjelas pebandingan itu
disajikan tabel sebagai berikut
Grafik 2
Return On Asset Bank BPD Kalsel 2011-2014
6
5
4
3
Return On Asset
2
1
0
2011
2012
2013
2014
b. Analisi Rasio Profitabilitas Ditinjau dari Return On Equity (ROE)
Tabel 4
Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE)
Bank Pembangunan Kalimantan Selatan (%)
Juni
2011
27,85
Juni
2012
25,09
Juni
2013
26,05
Juni
2014
27,51
tinggi daripada tahun 2011. Return On
Equity tahun 2014 lebih tinggi daripada
tahun 2012 dan 2013, tetapi lebih randah
daripada tahun 2011. Perkembangan Return
On Equity kurang baik dari tahun ke tahun
turun
naik.
Untuk
memperjelas
perbandingan itu disajikan tabel sebagai
berikut
Tabel di atas menggambarkan Return
On Equity tahun 2011-2014 pada Bank
Pembanguna Daerah Kalimantan Selatan.
Return On Equity tertinggi pada bulan Juni
2011 dan terendah bulan Juni 2012.
Perbandingan yang dicapai pada tahun 2012
lebih rendah dibandingkan dengan tahun
2011. Return On Equity tahun 2013 lebih
Grafik 3
Return On Equaty Bank BPD Kalsel 2011-2014
30
29.5
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
24.5
24
23.5
23
22.5
22
21.5
21
20.5
20
Return On Equity
2011
2012
2013
2014
c. Analisi Rasio Profitabilitas Ditinjau dari
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Tabel 5
Hasil Perhitungan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Bank Pembangunan Kalimantan Selatan (%)
Juni
2011
Juni
2012
Juni
2013
Juni
2014
69,33
76,06
55,32
67,12
Tabel di atas menunjukkan Rasio
Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) tahun 2011-2014 pada
Bank Pembanguna darah Kalimantan
Selatan. Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) tertinggi
pada bulan Juni 2012 dan terendah bulan
Juni 2013. Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
tahun 21011 dan 2013 lebih rendah daripada
tahun 2011. Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
tahun 2014 lebih tinggi daripada tahun 2013,
tetapi lebih randah daripada tahun 2011 dan
2012.
Perkembangan
Rasio
Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional (BOPO) kurang baik dari tahun
ke tahun turun naik. Di akhir tahun 2014
justru menurun. Untuk memperjelas
perbandingan itu disajikan tabel sebagai
berikut
Grafik 4
Perhitungan Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) Bank BPD Kalsel 2011-2014
90
80
70
BOPO
60
50
2011
2012
3.2
. Pembahasan
Perhitungan rasio profitabilitas
ditinjau dari segi Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), dan
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) pada
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Selatan
memerlukan
peningkatan
melalui manajemen yang baik.Kurang
baiknya ROA dapat disebabkan oleh
beberapa asalan. Alasan pertama adalah
aktivitas penjualan yang belum optimal.
Kedua banyaknya aset yang kurang
produktif
dan
ketiga
belum
memanfaatkan total assert untuk
menciptakan
penjualan.
Keempat,
terlalu besarnya beban operasional serta
2013
2014
beban lainnya. ROA Bank ini sangat
perlu ditingkatkan karena peningkatan
memberikan
kontribusi
dalam
mendapatkan keuntungan yang lebih
besar Menurut Riyadi (2006), Return on
assets adalah perbandingan antara
keuntungan sebelum biaya bunga dan
pajak (EBIT = Earning before interest
and taxes) dengan seluruh aktiva atau
kekayaan perusahaan. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan
dengan seluruh modal yang ada di
dalamnya
untuk
menghasilkan
keuntungan, dengan menggunakan data
yang ada pada Neraca dan Perhitungan
Laba Rugi pada perusahaan tersebut.
Return On Equity (ROE) pada
Bank
Pembangunan
Daerah
Kalimantan Selatan masih perlu
ditingkatkan. Rendahnya ROE ini
biasanya disebabkan oleh beberapa hal.
Alasan pertama adalah aktivitas
penjualan yang belum optimal. Kedua
belum memaksimalkan penggunaan
modal untuk menciptakan penjualan.
Ketiga
terlalu
besarnya
beban
operasional serta beban lainnya. Return
On Equity (ROE) digunakan untuk
mengukur
besarnya
pengembalian
terhadap investasi para pemegang
saham. Angka tersebut menunjukkan
seberapa
baik
manajemen
memanfaatkan investasi para pemegang
saham.
Tingkat
ROE
memiliki
hubungan yang positif dengan harga
saham, sehingga semakin besar ROE
semakin besar pula harga saham karena
besarnya ROE memberikan indikasi
bahwa pengembalian yang akan
diterima investor akan tinggi sehingga
investor akan tertarik untuk membeli
saham tersebut dan hal itu menyebabkan
harga pasar saham cenderung naik
(Harahap, 2007).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis trend
diketahui bahwa rasio profitabilitas
pada Bank Pembanguna daerah
Kalimantan Selatan tahun 2011-2014
kurang baik. Hal ini disebabkan Return
On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), dan Rasio Beban Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO) pada Bank Pembangunan
Daerah Kalimantan Selatan turun dari
tahun ke tahun dalam kurun waktu
2011-2014.
Karenanya
penulis
memberikan saran kepada Bank
Pembanguna daerah Kalimantan Selatan
agar : 1) ROA ditingkatkan melalui
peningkatan aktivitas penjualan yang
belum
optimal.
Pengotimalan
penggunaan aset yang kurang produktif
dan ketiga memanfaatkan total assert
untuk menciptakan penjualan dengan
maksimal.
Keempat
mengurangi
besarnya beban operasional serta beban
lainnya yang kurang perlu.2) ROA
Bank ini sangat perlu ditingkatkan
karena peningkatan aktivitas penjualan
yang
belum
optimal.
Kedua
memaksimalkan penggunaan modal
untuk menciptakan penjualan. Ketiga
menuunkan beban operasional serta
beban lainnya yang terlalu besar.3).
Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) pada
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Selatan juga memerlukan peningkatan
melalui manajemen keuangan yang
efektif. Dengan peningkatan ini akan
memberikan kontribusi pada kinerja
keuangan. Kinerja itu diperbaiki melalui
perhitungan
rasio
profitabilitas
termasuk
Rasio Beban Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO).
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. Pengantar Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
Asmoro, Argo. 2010. Analisis Pengaruh
Rasio Keuangan terhadap Prediksi
Kondisi Bermasalah pada Bank
(Studi Kasus pada Bank Persero dan
Bank Umum Swasta Nasional periode
2004-2007). Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Dianasari 2015. Analisis Laporan Keuangan
pada Tahun 2010-2012
di PT
Erikindo Makmur Lestari. Universitas
Gunadharma.
Fahmi, 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Bandung: Lafabeta
Fuad Pengantar Bisnis. 2009. Jakrata :
Kompas Gramedia
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis
Kritis atas Lapoan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grasindo Persada.
Harmono. 2014. Manajemen Keuangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta:CAPS.
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Manulang, M. 2008. Pengantar Bisnis.
Yogyakarta: Gajah mada Press.
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013.
Analisis Data Penelitian dengan
Statistik. Jakarta: Bmi Aksara.
Nurmalasari, Indah 2009. Analisis Pengaruh
Rasio Profitabilitas terhadap Harga
Saham Emiten Lq45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 20052008.http://www.gunadarma.ac.id/libr
ary/articles/graduate/economy/2009/
Artikel_20205630.pdf
Riduwan dan Sunarto, 2010. Statistika untuk
Penelitian
Pendidikan,
Sosial,
Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and
Liability Management. Edisi 3.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Sadeli, L. M. 2010. Dasar-dasar Akuntansi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga
Keuangan: Kebijakan Moneter dan
Perbankan. Ed. 5. Lembaga Penerbit
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia.
Silbvia Mai. 2006. Laporan Analisis
Keuangan
untuk
mengevaluasi
Kinerja antar Perusahaan Studi pada
Usaha Jasa Perhotelan. Bandung:
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Widyatama
Siragih, dkk. Dasar-Dasar Keuangan Bisnis
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia
Sunyoto, D. 2011. Metodologi Penelitian
Ekonomi. Yogyakarta: CAPS.