HUBUNGANMU BUKAN DENGAN ORANG MATI

HUBUNGANMU BUKAN DENGAN ORANG MATI
1 Yohanes 1
1:1

1:2

1:3

1:4

Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah
kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang
telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah
yang kami tuliskan kepada kamu.
Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang
kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal,
yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan
kepada kami.
Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami
beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan
dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan

Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami
menjadi sempurna.
Suatu pesan awal dari satu seri pendek surat Yohanes, pesan penting untuk

dipahami karena merupakan fondasi atas apa yang ingin ia sampaikan
selanjutnya.

Yohanes adalah satu diantara murid Yesus yang dikasihi lebih dari

yang lain, sahabat istimewa Yesus sehingga ia adalah saksi yang sangat
mengetahui

apa yang ia alami bersama Yesus.

Yohanes membagikan

pengalaman yang ia alami sejak awal pelayanan Yesus. yang merupakan
pengalaman subjektifnya di mana ia terlibat di dalamnya, bukan suatu kesaksian
tentang seseorang yang Yohanes tidak berada dalam lingkaran itu. Yohanes ingin

menyaksikan seperti apa iman kekristenan itu.
Yohanes menyaksikan apa yang ia dengar dengan telinganya, ia lihat
dengan matanya dan ia raba dengan tangannya. Disini Yohanes menyaksikan
sesuatu yang benar-benar nyata ia alami tentang Firman yang hidup, Firman yang
kemudian hidup menjadi daging di dalam Yesus. Firman yang hidup ialah yang
bisa bergerak, bisa melakukan kegiatan, menyatakan sikap, bisa memberkati, bisa
menolong dan bisa memberi hidup karena Ia hidup.
Inilah pengalaman Yohanes tentang hal yang ia alami sejak awal pelayan
Yesus (Apa yang telah ada sejak awal), atas hubungannya yang nyata bersama
Yesus yang hidup dan nyata dan termanifestasi dalam kehidupan alaminya
melalui indera jasmaninya (ayat 1).

Yohanes memberitakan tentang hidup yang dinyatakan melalui Firman yang
menjadi Yesus dan Yesus yang hidup, bukan Yesus yang mati. Yesus yang hidup
dalam kekekalan ada bersama Bapa di Sorga.

Yohanes sedang memberikan

kesaksian tentang Yesus Kristus, sahabat baiknya yang sudah mati tetapi bangkit
dan sekarang hidup bersama Bapa di sorga.


Yohanes menyatakan iman

kekristenan dimulai dengan membangun hubungan yang erat dan benar dengan
Bapa di Sorga dan anakNya Yesus Kristus. Hubungan yang dibangun adalah
suatu hubungan dengan Yesus yang hidup Yesus yang hidup, yang bisa
mendengar, bisa melakukan kegiatan, bisa bergerak, bisa memberkati, bisa
memberi hidup karena ia hidup.
Yesus yang

Bukan membangun suatu hubungan dengan

mati, selayaknya orang mati yang tidak bisa apa-apa.

Inilah

kesaksian penting Yohanes tentang Yesus yang ada bersama dengan Bapa di
Sorga adalah Yesus yang hidup yang bisa melakukan sesuatu untuk kita (ayat 2).
Yohanes menyaksikan pentingnya suatu persekutuan. Persekutuan adalah
membangun hubungan yang erat dan benar. Membangun hubungan yang erat dan

benar dengan Bapa dan Anak bukan menjadi pengalaman yang hanya dialami
sendiri oleh Yohanes, tetapi juga menjadi sesuatu yang kita alami juga.
Pesan Yohanes yang merupakan kesaksian pengalaman yang ia alami ketika
ia membangun hubungan yang erat dengan Bapa dan Anak adalah juga
merupakan hubungan yang harus kita bangun dan alami hingga sekarang karena
Yesus itu hidup hingga sekarang.

Alami kehidupan dengan Yesus yang hidup

hingga sekarang, Ia mendengar, melihat, memberi kekuatan, pemulihan,
kesembuhan, memberi hidup yang kekal.

Inilah pengalaman Yohanes, ia

menginginkan pengalaman ini menjadi bagian pengalaman kita hingga sekarang
(ayat 3).
Anda akan mengalami suka cita yang sempuna ketika anda mengalami
hubungan yang erat dengan Bapa dan Anak yang hidup dan kemudian
menyaksikannya.


Sukacita itu ada ketika kita memiliki persekutuan dengan

Bapak dan Anak (ayat 4).
Pentingnya hubungan yang erat dengan Bapa dan Anak di Sorga yang
merupakan awal memulai iman kekristenan kemudian Yohanes menyaksikan
tentang hubungan yang dibangun adalah hubungan yang benar. Hal yang paling

penting dalam kekristenan ialah bukan dari oleh siapa kita diselamatkan tetapi
untuk apa kita diselamatkan:
I Yohanes 1:5-10
1:5

Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami
sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia
sama sekali tidak ada kegelapan.
1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia,
namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak
melakukan kebenaran.
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam
terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain,

dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala
dosa.
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri
kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga
Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.
1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita
membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam
kita.
Dosa dan pelanggaran adalah hal yang memutuskan hubungan kita dengan
Allah. Persekutuan dengan Bapa dan Anak adalah tujuan utama Allah, sentral
dari kehidupan kekristenan, seluruh arti dari alkitab. Persekutuan adalah
hubungan persahabatan dengan Allah, Allah membagi hidupnya dengan kita,
melakukan sesuatu bersama Tuhan, menikmati bersama kita. Untuk hubungan
kebersamaan inilah kita diselamatkan.
Yohanes

ingin menyampaikan tentang hidup kekal.


Hidup kekal

bukanlah pergi ke Sorga tetapi mengetahui kebenaran Bapa dan Yesus Kristus.
Allah adalah terang, terang adalah kebenaran. Berjalan dalam kebenaran (ayat 5)
Nampaknya kita tertipu dalam segala hal, fakta membuktikan bahwa kita
merasa memiliki hubungan dengan Allah, tetapi kehadiran Allah tidak ada disana.
Sebuah hal yang sangat mengerikan jika kehadiran Yesus tidak bersama mereka
(Ayat 6 dan ayat 8), dalam Matius 7 ayat 22: Pada hari terakhir banyak orang
akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi

nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?.

Ayat 23: Pada waktu itulah Aku akan berterus

terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Fakta


mereka bisa bernubuat, fakta mereka bisa mengusir setan dalam nama Yesus,
fakta mereka melakukan banyak mujizat, tetapi Tuhan tidak mengenal mereka,
bahkan mengusir mereka.
Keluaran 33:3 yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan
madu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini
bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di
jalan."

Ini adalah sebuah ancaman yang mengerikan dari Allah yaitu Allah tidak

bersama-sama bangsa Israel. Bangsa Israel boleh menikmati kemakmuran Allah,
Allah memberikan kebebasan, bangsa Israel mendapatkan kelimpahan di tanah
Kanaan tetapi mereka tidak mendapatkan kehadiran Tuhan.
Semua orang adalah pendosa, tidak ada manusia yang sempurna. Tuhan
tidak memerlukan orang sempuna untuk dapat berhubungan denganNya, Tuhan
membutuhkan orang yang mengaku dosanya (ayat 9). Ketika kita berada di
dalam terang, di dalam kebenaran maka terang itu yang dapat membuat kita bisa
melihat kegelapan atau kejahatan-kejahatan. Ketika kita bisa melihat kejahatan
maka kita baru bisa mengaku dosa kita, ketika kita mengaku dosa kita, dosa
diampuni dan hubungan dengan Bapa dan Anak direstorasi sesuai image Allah

(ayat 7). Sering sekali orang tidak mau mengaku kesalahannya karena mereka
tidak bisa melihat kejahatannya, hidup di dalam kegelapan.

Hanya apabila

mereka hidup di dalam terang, maka teranglah yang dapat menelanjangi
kejahatan.
Bagaimana engkau tahu bahwa engkau sudah dalam hubungan yang benar
dengan Tuhan?
Jika kita memiliki hubungan yang benar dengan Bapa dan Anak, kita
dapat melihat buah kebenaran itu. Kehidupan kita seperti kebun bunga, mungkin
kita tidak melihat petani yang sedang merewat bunga itu, tetapi kita mengetahui
bahwa kebun itu terawat dengan baik adalah terbukti dari bunga indah, segar dan

produktif setiap hari. Bunga yang tumbuh produktif dan selalu segar bukanlah
dirawat hanya sekali, tetapi dirawat dan dipelihara terus menerus setiap hari agar
ia tetap segar dan berkelanjutan.

Begitu pula kehidupan kita yang harus


melengket dengan yang memelihara, setiap hari dan setiap hari agar selalu segar.
Untuk mengetahui bahwa kita memiliki hubungan yang baik dengan Bapa dan
Anak yang memelihara hidup kita sebagai buktinya adalah hidupnya
merefleksikan:
1. mengejar kepatuhan terhadap perintah Tuhan (1 Yohanes 2:3) Dan inilah
tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti
perintah-perintah-Nya.

2. mengasihi (1 Yohanes 2:10) Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia
tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.

3. memegang kebenaran bahwa Yesus adalah Anak Allah (I Yohaness 2:2223) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa
Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang
menyangkal

baik

Bapa

maupun


Anak.

23 Sebab barangsiapa

menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku
Anak, ia juga memiliki Bapa.

(1 Yohanes 4: :10) Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya
sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

(1 Yohanes 5:1) Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus,
lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan,
mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya

Tuhan Yesus Memberkati