Apa yang Dimaksud dengan Karunia Roh Kud (1)

Kristologi dan Pneumatologi
Artikel Singkat

Timotius Sinaga (M.Th. ’13)
14 Mei 2014

I. Apa yang dimaksud dengan karunia-karunia Roh Kudus?
Karunia-karunia Roh Kudus adalah suatu pemberian yang diberikan Roh Kudus
kepada orang percaya. Pada saat Tuhan Yesus melayani di bumi para murid Yesus
belum memiliki karunia-karunia Roh Kudus karena Roh Kudus belum diutus oleh
Bapa kepada mereka. Peristiwa karunia pertama terjadi di dalam kehidupan para
murid Tuhan Yesus yaitu pada saat Pentakosta, di mana Roh Kudus yang dijanjikan
Tuhan Yesus datang kepada mereka, dan mereka dapat berkata-kata dalam bahasabahasa yang lain.
Kisah Para Rasul 2:38, “Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah
kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Dapat
dilihat di sini bahwa karunia-karunia Roh Kudus dapat diterima hanya oleh orangorang yang telah dibaptis oleh Roh Kudus (sudah mengalami regenasi/kelahiran
kembali). Unger menuliskan, “Misunderstanding the baptism of the Spirit invariably
leads to misunderstanding the gifts of the Spirit.” 1 Sebelum lebih lanjut membahas
tentang karunia-karunia Roh Kudus, terlebih dulu harus mengerti apa yang
dimaksud dengan karunia-karunia Roh Kudus? Boeker menuliskan bahwa karunia

Roh Kudus adalah perlengkapan Roh Kudus yang diterima pada saat diurapi dengan
Roh disebutkan dengan istilah-istilah yang berbeda-beda. 2 Dia mendaftarkannya
sebagai berikut:
Roma 12:3-8
χαρίσματα “karunia-karunia”
Pemberian
1 Kor. 12:4
χαρίσματα “karunia-karunia”
berdasarkan
1 Ptr. 4:10
χαρίσμα
“karunia”
anugerah
Efesus 4:7
δόματα
“pemberian-pemberian”
1 Kor. 12:5
διακονια
“pelayanan-pelayanan”
1 Kor. 12:6

ἐνεργημάτα “perbuatan berkuasa, ajaib”
Istilah-istilah ini menunjukkan hakikat “karunia”, yaitu suatu pemberian Tuhan,
untuk melayani dengan kuasa.3
Pemahaman yang diberikan oleh Boeker membawa kita kepada pengertian bahwa
karunia- karunia Roh Kudus adalah suatu pemberian berdasarkan anugerah dari
Allah, itu bukan sesuatu yang didapat dari hasil usaha manusia atau hasil belajar
yang ditekuni sehingga manusia mendapatkannya. Dan karunia-karunia itu
digunakan bukan untuk kepentingan sendiri tetapi untuk kepentingan bersama,

1 Merril F. Unger, The Baptism and Gifts of the Holy Spirit (Chicago: Moody Press, 1974), 133.
2 Traugott G. R. Boeker, Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus (Batu: Toko Buku YPPII, 1991), 42.
3 Ibid

yaitu dipakai untuk melayani Allah dan sesama di dalam pimpinan kuasa dan
pertolongan Roh Kudus.
Dalam 1 Korintus 12:12:7-11 diberikan pemaparan tentang bermacam-macam
karunia Roh Kudus yang diberikan kepada tiap-tiap orang di dalam jemaat yang
digunakan guna pembangunan jemaat dan untuk kepentingan bersama; bandingkan
ayat 4-6, semua karunia itu bermacam-macam tetapi dalam satu Roh, yaitu Roh
Kudus, dan digunakan untuk rupa-rupa pelayanan untuk satu Tuhan, dan berbagaibagai perbuatan ajaib untuk Allah yang mengerjakan hal itu kepada tiap-tiap orang

di dalam jemaat secara khusus di dalam kehendak-Nya (ayat 11). Karunia-karunia
Roh Kudus dipakai untuk pelaksanaan tugas pelayanan di dalam jemaat dan untuk
membangun jemaat, dan untuk kemuliaan Allah. John Stott berpendapat bahwa
karunia-karunia rohani (karunia Roh Kudus) itu adalah kecakapan-kecapakan
tertent, yang diberikan oleh kasih karunia dan kuasa Allah, yang mencakapkan
orang bagi pelayanan yang khusus dan sesuai.4
Apa perbedaan antara “Roh Kudus sebagai karunia” dan “karunia Roh Kudus”?
Roh Kudus sebagai karunia berarti Roh Kudus dikaruniakan oleh Allah kepada orang
percaya. Di dalam 1 Korintus 12 ayat 7, “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan
penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Istilah ‘penyataan Roh’ menunjukkan
bahwa Roh Kudus selama Tuhan Yesus masih melaksanakan pelayanan-Nya di bumi
belum dinyatakan kepada para murid, tetapi ketika Tuhan Yesus naik ke surga, dan
Roh Kudus dinyatakan para hari Pentakosta; itu adalah karunia Allah yang
dinyatakan melalui kehadiran Roh Kudus bagi para murid dan orang percaya saat
ini. Baker menyatakan,
Fanerosis ‘penyataan, perwujudan’: bnd. kata kerja faneroo ‘menyatakan,
menampakkan’. Kata benda fanerosis ditemukan di dalam Perjanjian Baru hanya di
sini dan dalam 2 Kor.4:2. Artinya hampir sama dengan apokalupsis ‘penyataan’
(bnd. Rm. 1:17 dengan 3: 21). Kata apokalupsis berasal dari pengertian “membuka
sesuatu yang tertutup/tersembunyi” (lihat Luk. 12:2), sedangkan fanerosis dari

pengertian “membuat sesuatu menjadi nyata/berwujud” (bnd. Mark. 3:12). 5

Mangapul Sagala memberikan masukan bahwa penyataan Roh melalui karunia
adalah yang terpenting daripada karunia itu sendiri.6 Pada saat orang-orang percaya
lebih menonjolkan dan menyombongkan diri atas karunia-karunia Roh Kudus yang
dikaruniakan kepada mereka sehingga terjadi pertengkaran dan perpecahan di
dalam jemaat, maka pada saat yang sama mereka telah menjadikan karunia-karunia
Roh Kudus itu yang lebih penting daripada Roh Kudus itu sendiri yang telah
4 John Stott, Baptisan dan Kepenuhan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984), 80.
5 David L. Baker, Roh dan Kerohanian dalam Jemaat, Tafsiran Surat 1 Korintus 12-14 (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1991), 47.
6 Mangapul Sagala, Roh Kudus dan Karunia-Karunia Roh (Jakarta: Perkantas Jakarta, 2011), 3738.

dikaruniakan kepada mereka, dan yang telah memberikan karunia-karunia itu untuk
membangun satu dengan yang lain untuk kepentingan bersama.
Apa tujuan Roh Kudus mencurahkan karunia-karunia?
Tujuan Roh Kudus mengaruniakan karunia-karunia rohani bagi orang-orang percaya
adalah untuk saling melengkapi satu dengan yang lain (ayat 7) – untuk kepentingan
bersama. Di dalam 1 Korintus 12:13 di dalam Roh Kudus dan setiap karunia-karunia
yang telah diberikan Roh Kudus kepada jemaat untuk menjadi mereka satu tubuh

yang tidak terpisahkan dan saling membantu satu dengan yang lain. Tidak ada yang
menganggap diri lebih hebat dan lebih penting dari yang lain, tetapi saling
membutuhkan satu dengan yang lain dalam pelaksanaan pekerjaan pelayanan bagi
Allah. Allah menghendaki jemaat menjadi satu kesatuan yang harmonis sebagai satu
kesatuan tubuh Kristus di bumi ini.
Karunia Roh Kudus juga bertujuan bukan hanya dikerjakan di dalam gereja tetapi
juga suatu tindakan yang dikerjakan di dalam kehidupan setiap orang percaya
sebagai suatu aplikasi kehidupan yang nyata sebagai orang yang telah dipanggil,
dipilih dan diselamatkan. John F. Wallfoord menyatakan,
spiritual gifts seem to be related to the special purpose of God in calling them and saving
them; and, in the language of Ephesians 2:10, they are "created in Christ Jesus for good
works, which God prepared beforehand, that we should walk in them. 7
Tujuan utama dari pemberian karunia-karunia Roh Kudus adalah digunakan untuk
melayani Tuhan dan sesama. Dengan kata lain karunia-karunia tersebut harus dipakai untuk
membangun dan dibangun oleh jemaat dan bukan untuk sesuatu yang mementingkan diri
sendiri tetapi bersama.

II. Aplikasi dalam Kehidupan:
Roh Kudus dikaruniakan Allah kepada orang-orang percaya supaya memberikan
karunia-karunia Roh kepada mereka. Semua karunia-karunia itu digunakan dan

bertujuan untuk membangun diri sendiri dan juga jemaat. Dalam hal ini dapat kita
tarik pelajaran sebagai berikut:
1. Karunia-karunia Roh Kudus adalah pemberian anugerah Allah melalui Roh
Kudus yang dikaruniakan Allah kepada orang-orang percaya.
2. Di dalam bagian Alkitab dinyatakan bahwa karunia-karunia Roh Kudus itu
harus digunakan di dalam membangun diri sendiri di dalam jemaat dan
membangun jemaat Tuhan secara keseluruhan.
109.

7 John F. Walvoord, “The Holy Spirit and Spiritual Gifts,” Bibliotheca Sacra (April-June 1986):

3. Paulus menasihatkan bahwa karunia-karunia itu menjadi alat pemersatu di
dalam jemaat sebagai satu kesatuan tubuh Kristus di dunia ini dan bukan
untuk menjadi suatu kesempatan untuk kesombongan atas karunia-karunia
yang dimiliki. Paulus menggambarkan kesatuan tubuh di dalam
mengembangkan karunia-karunia itu di dalam jemaat di mana satu sama lain
saling membutuhkan dan saling melengkapi.
4. Dan sebagai umat yang dipanggil, dipilih dan diselamatkan Allah mau
karunia-karunia itu dikerjakan demi kemuliaan nama-Nya sebagai suatu
tanggung jawab yang disiapkan Allah sebelum dunia dijadikan.


Bibliografi

Baker, David L. Roh dan Kerohanian dalam Jemaat, Tafsiran Surat 1 Korintus 12-14.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991.
Sagala, Mangapul. Roh Kudus dan Karunia-Karunia Roh. Jakarta: Perkantas Jakarta,
2011.
Unger, Merril F. The Baptism and Gifts of the Holy Spirit. Chicago: Moody Press, 1974.
Boeker, Traugott G. R. Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus. Batu: Toko Buku YPPII,
1991.
Stott, John. Baptisan dan Kepenuhan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984.
Walvoord, John F. “The Holy Spirit and Spiritual Gifts,” Bibliotheca Sacra (April-June
1986):109.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Preparasi dan Karaterisasi Nanopartikel Zink Pektinat Mengandung Diltiazem Hidroklorida dengan Metode Gelasi Ionik.

7 51 92

Aplikasi keamanan informasi menggunakan teknik steganografi dengan metode Least Significant Bit (LSB) insertion dan RC4

34 174 221