KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN UPAYA PELEST
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
UPAYA PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA LANGKA SECARA
EKSITU
“Konservasi Komodo (Varanus komodoensis) secara In-Situ di Kawasan Taman
Nasional Komo Flores NTT”
Oleh
NAMA
: BAHAR RUDIN
STAMBUK
: M1A1 14 011
KELAS
: KEHUTANAN. A
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu spesisesnya yaitu Komodo atau Biawak Komodo (Varanus
komodoensis), merupakan spesies reptil terbesar di dunia yang terdapat di pulau
Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara,
Indonesia. Komodo yang ditemukan pertama kali oleh peneliti barat pada tahun
1910. Komodo (Varanus komodoensis) merupakan satu diantara 3 satwa nasional
Indonesia. Komodo sebagai satwa bangsa mendampingi burung elang jawa (satwa
langka) dan ikan siluk merah (satwa pesona). Komodo juga ditetapkan sebagai
fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Timur.Komodo dragon, biawak terbesar
dan terunik.
Komodo dalam bahasa latin disebut sebagai Varanus komodoensis. Oleh
masyarakat setempat biasa dinamakan Ora. Beberapa nama lain komodo seperti
Biawak Komodo, Komodo Dragon, Komodo Island Monitor, dan Komodo
Monitor. Habitat komodo yang hanya terdapat di beberapa pulau di Nusa
Tenggara yang termasuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo juga mendapat
apresiasi di dunia internasional dengan lolosnya menjadi salah satu dari 28 finalis
New 7 Wonders of Nature.
Berdasarkan uraian diatas maka makalah ini membahas bagaiman
deskripsi dari komodo strategi konservasi dari komodo dengan tujuan untuk
menumbuhkan peran aktif kita sebagai mahasiswa dalam melestarikan dari spesies
komodo.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Pulau Komodo
Pulau-pulau Komodo, Padar, Rinca, dan Gili Motong dan perairan
sekitarnya yang luasnya75.000 ha dinyatakan sebagai taman nasional pada tanggal
6 Maret 1980 (Depkeu, 1990). Pada tahun 1984 taman nasional diperluas sampai
219.322
ha
berdasarkan
Keputusan
Menteri
46/kpts/VI-Sek/1984.
Jauh
sebelumnya, pada tahun 1938, Pulau Padar dan bagian dari Rinca dilindungi
sebagai cagar alam dan yang kemudian diperluas pada tahun 1965 bersamaan
dengan dikukuhkannya Pulau Komodo sebagai cagar biosfer bawah Man Unesco
dan Program Biosfer pada bulan Januari 1977 melalui Keputusan Menteri No. 66.
Pada tahun 1986 oleh UNESCO, Taman Nasional Pulau Komodo ini
dinyatakan sebagai salah satu bagian dunia yang perlu di lindungiatau biosphere
reserve. Pada awalnya, taman nasional ini bertujuan untuk melesatarikan spesies
komodo atau dalam bahasa latin disebut Varanuskomodoensis.
2. Profil Taman Nasional Komodo
Habitat alami terakhir bagi binatang Komodo, adalah merupakan tempat
paling unik dan indah di muka Bumi. Tempat ini juga secara biologi sangat
penting, seperti yang telah dikonfirmasi oleh organisasi konservasi internasional
The Nature Conservancy (TNC) di tahun 1994 dimana ditemukan 260 jenis
karang keras dan lebih dari 1000 jenis ikan di dalam kawasan yang menjadi
simbol Warisan Dunia dan Cagar Manusia dan Biosfer ini. Taman Nasional
Komodo (TNK) berada di antara pulau Sumbawa dan pulau Flores di Kepulauan
Sunda Kecil, Indonesia. Taman nasional ini termasuk di dalam wilayah kecamatan
Komodo, kabupaten Manggarai di provinsi Nusa Tenggara Timur. Taman
Nasional Komodo didirikan pada tahun 1980. Taman Nasional Komodo juga
dinyatakan sebagai situs warisan dunia dan sebagai cagar manusia dan biosfer
oleh UNESCO pada tahun 1986.
Taman Nasional Komodo meliputi daerah laut dan darat: Kepulauan
tersebut dinyatakan sebagai taman nasional untuk melindungi komodo yang
terancam kepunahan dan lingkungannya serta keanekaragaman hayati di pulau
tersebut. Taman lautnya dibentuk untuk melindungi biota laut yang sangat
beragam yang terdapat di sekitar kepulauan tersebut, termasuk yang terkaya di
Bumi. Pulau-pulau besarnya meliputi pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang
dan Nusa Kode tetapi ada juga pulau-pulau kecil yang termasuk di dalamnya.
Taman Nasional Komodo memiliki luas 1.817
3. Kondisi Geologi dan Iklim
Taman Nasional Komodo terletak di “jantung” Wallacea. Kawasan
Wallacea terbentuk dari pertemuan dua benua yang membentuk deretan unik
kepulauan bergunung api, dan terdiri atas campuran burung, hewan, dari kedua
benua Australia dan Asia.
Kepulauan di TNK, umumnya masih berusia muda, merupakan pulaupulau vulkanik yang dikelilingi lautan yang secara terus-menerus berubah:
muncul, terkikis, dan tenggelam ke dalam laut. Bagian barat Komodo mungkin
merupakan bagian pertama yang terbentuk dari kegiatan vulkanik di jaman jurasik
sekitar 130 hingga 134 juta tahun yang lalu. Bagian timur pulau Komodo, Padar
dan Rinca adalah bagian yang lebih muda dan barangkali muncul pada jaman
Eosin kira-kira 49 juta tahun yang lalu. TNK kebanyakan terdiri dari sejumlah
batuan vulkanik yang diapit oleh dua batuan berpasir, dan kesatuan batuan kapur,
serpihan-serpihan pasir dan tanah lempung.
Bagian timur pulau Komodo, Padar dan Rinca umumnya curam dengan
bentukan batuan karang yang mengandung zat kapur. Pulau Rinca dan beberapa
pulau kecil lain di taman nasional ini mengandung tanah Mediteranea berwarna
merah-kuning. Tipe tanah ini adalah mudah terkena erosi khususnya setelah turun
hujan karena tanahnya terkupas akibat kebakaran yang sering muncul di musim
panas mengelupasi tanah yang sering terbakar saat musim kering.
Pulau Komodo dan Padar seperti juga pulau-pulau yang lebih kecil lainnya
di taman nasional ini, men gandung tanah kompleks berwarna coklat keabuabuan. Tanah ini terbuat dari beberapa tipe tanah, yang mudah tererosi. Tempat
tertinggi di pulau Komodo adalah gunung Satalibo dengan ketinggian 735 m di
atas permukaan laut. Tidak ada gunung berapi aktif di TNK meskipun
kepulauannya terletak pada saat satu garis gunung berapi paling aktif di dunia.
Getaran sudah umum terjadi di garis gunung berapi ini. Gunung berapi aktif yang
paling dekat adalah Gili Banta berjarak sekitar 10 km sebelah barat pulau
Komodo. Gili Banta adalah gunung api di bawah permukaan laut yang terakhir
kali meletus pada tahun 1957. Gunung Sangeang Api terletak di sebelah barat laut
pulau Komodo dan terkakhir kali meletus pada tahun 1996, dan hingga sekarang
masih mengeluarkan asap dari puncak sebelah utaranya. Secara umum, sungai dan
anak sungai timbul saat musim hujan dan menghilang saat musim kering.
Bagaimanapun, sumber air yang cukup besar dapat ditemukan di Gunung Ara dan
Gunung Satalibo di Komodo dan Doro Ora di Rinca.
Aliran air tergantung pada kerapatan tutupan hutan di daerah ini. Sumber
air ini menyediakan air segar yang terbatas melalui mata air dan kolam sepanjang
tahun di Komodo dan Rinca, tetapi kualitas dan ukuran mata air ini bervariasi
besarnya. Walaupun beberapa sungai dilaporkan mengalir sepanjang tahun di
pertengahan 1970an, sekarang tak ada lagi yang mengalir sepanjang tahun. Ini
mungkin dikarenakan meningkatnya penggunaan air atau pengalihan sumber air
oleh masyarakat, memburuknya hutan dalam daerah resapan air, atau perubahan
iklim. Rata-rata curah hujan di TNK kurang dari 800 mm per tahun. Hujan turun
terutama dari bulan Desember hingga Maret sepanjang angin muson barat. Iklim
di daerah ini sangat dipengaruhi oleh angin muson serta sejumlah uap air yang
dibawanya. Dari bulan April hingga Oktober, angin pasat tenggara yang kering
dari Australia membawa sangat sedikit uap air ke daerah ini.
Dari bulan November hingga Maret, angin muson barat datang dari
daratan Asia. Angin ini membawa uap air, tetapi kebanyakan uap air jatuh di
bagian barat Indonesia sebelum sampai ke TNK. Suhu tahunan tertinggi di TNK
adalah 43° C, sedangkan suhu minimum adalah 17° C. bulan November adalah
bulan terpanas dalam setahun. Suhu terpanas setiap harinya adalah pada awal
siang hari. Komodo akan mencari tempat berteduh dan beristirahat pada suhu
sangat panas. Tingkat kelembaban rata-rata adalah 36%. Kelembaban udara
tertinggi dicapai pada bulan Februari yakni sekitar 86%. Tingkat kelembaban
tinggi sepanjang tahun hanya ditemukan di hutan tampak-berawan yang terletak di
puncak gunung dan pegunungan. Komodo kurang aktif pada kelembaban udara
yang tinggi dan pada saat hujan.
4. Deskripsi Komodo
Komodo adalah makhluk besar mirip kadal raksasa dengan memiliki
panjang 2-3 m dan berat mencapai 165 kg, atau 100 kg saat perut kosong.
Meskipun penampilannya menyeramkan, komodo bukanlah hewan pemburu yang
aktif, mereka merupakan predator yang sabar. Di alam liar, komodo biasanya
memburu mangsa yang lemah atau sudah terluka. Mereka hanya butuh satu
gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Setelah mengintai mangsanya, terkadang
hingga berhari-hari, komodo akan memakan mangsanya yang tengah sekarat.
Gambar 1. Spesies Komodo Di Taman Nasional Komodo
Meski besar ukurannya, bersisik, berkuku tajam, lidah menjulur bercabang
dua, serta bentuknya yang purba tetapi Anda tidak perlu takut melihatnya seseram
itu karena setiap pengunjung termasuk Anda yang ingin melihat hewan ini akan
ditemani jagawana yang sekaligus sebagai pawang. Anda tinggal mematuhi saja
semua petunjuk dan saran pemandu berpengalaman ini.
Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies langka yang hampir punah, hanya
dapat Anda temukan di Taman Nasional Komodo. Karena keunikan dan
kelangkaannya, Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai a World Heritage
Site dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO tahun 1986. Pertama kali
ditemukan dunia ilmiah tahun 1911 oleh JKH Van Steyn. Sejak saat itu kemudian
memperluas
tujuan
konservasinya
juga
untuk
melindungi
seluruh
keanekaragaman hayati, baik laut dan darat.
Taman ini mencakup 3 pulau utama yaitu Pulau Komodo, Rinca, dan
Padar, banyak juga pulau-pulau kecil lainnya yang jika dijumlahkan memiliki luas
tanah 603 km². Total luas Taman Nasional Komodo saat ini adalah 1.817 km².
Diperluas hingga 25 km² (Pulau Banta) dan 479 km² perairan laut akan
menghasilkan total luas hingga 2.321 km². Setidaknya 2500 ekor komodo hidup di
wilayah ini. Komodo berukuran besar biasanya memiliki panjang 3 m dan berat
90 kg. Habitat komodo adalah alam terbuka dengan padang rumput savanna,
hutan hujan, pantai berpasir putih, batu karang, dan pantai yang airnya jernih. Di
kawasan ini, Anda juga dapat menemukan kuda, banteng liar, rusa, babi hutan
jantan, ular, kera, dan berbagai jenis burung.
Taman Nasional Komodo memiliki biota bawah laut yang menakjubkan.
Para penyelam mengatakan bahwa perairan Komodo adalah salah satu tempat
menyelam terbaik di dunia. Memiliki pemandangan bawah laut yang memukau.
Anda dapat menemukan 385 spesies karang yang indah, hutan mangrove, dan
rumput laut sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis bunga karang, 10
jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai jenis hiu dan ikan
pari.
B. Potensi Keanekaragaman Hayati Yang Ada Di Taman Nasional Komodo
1. Flora
Ekosistem TN. Komodo dipengaruhi oleh iklim yang dihasilkan dari
musimkemarau panjang, suhu udara tinggi dan curah hujan rendah. Disamping itu
TN. Komodoterletak dalam zonasi transisi antara flora dan fauna Asia dan
Australia. Ekosistemperairannya dipengaruhi oleh dampak El-Nino/La Nina, yang
berakibat memanasnyalapisan air laut di sekitarnya dan sering terjadi arus laut
yang kuat.Berikut adalah tipe-tipe vegetasi yang terdapat di Taman Nasional
Komodo
a. Padang Rumput dan Hutan Savana
Terdapat padang rumput dan hutan savana yangluasnya mencapai
kurang lebih 70% dari luas TN. Komodo.Tumbuh berbagai jenisrumput
diantaranya
;
Setaria
adhaerens,
Chloris
barbata,
Heteropogon
contortus,Themeda gigantea dan Themeda gradiosa yang diselingi oleh pohn
lontar (Borassusflobellifer) yang merupakan tumbuhan khas.
b. Hutan Tropis Musim (dibawah 500 m dpl)
Sekitar 25% dari luas kawasan Komodomeruapakan vegetasi hutan
tropis musim dengan jenis tumbuhan, antara lain : kesambi(Schleichera
oleosa),
asem
(Tamarindus
indica),
kepuh
(Sterculia
foetida),
dan
beberapa jenis tumubuhan lainnya.
c. Hutan di atas 500 m dpl
Pada
ketinggian
bukit,vegetasinya
kostermansiana,
antara
di
atas
lain;
500
m
dpl.
Collophyllum
Glycosmispentaphylla,
Ficus
Di
puncak-puncak
spectobile,
urupaceae,
Colona
Mischarpus
sundaicus, Podocarpus netrifolia, Teminaliazollingeri, Uvaria ruva, rotan
(Callamus sp.), bambu (Bambusa sp.), dan pada tempatyang cukup tedh
biasanya ditemukan lumut yang hidup menempel di bebatuan.
d. Hutan Bakau
Terdapat di teluk yan terlindungi dari hempasan gelombang.
Jenisvegetasinya, antara lain; Rhizophora sp., Rhizophora mucronata, dan
Lumnitzeraracemosa merupakan jenis vegetasi yang dominan. Namun secara
umum terdapat pulaapi-api (Aicennia marina),Bruguiera sp., Capparis
seplaria, Ceriops tagal, dan Sonneratiaalba. Komunitas pohn bakau TN
Komodo merupakan penghalang/benteng fisik alamiterhadap erosi tanah dan
akarnya menjaditempat pembiakan, berpijah, dan daerahperlindungan bagi
ikan, kepiting,udang, danmoluska.
e. Terumbu Karang
Terumbu
karang
merupakankomunitas
yang
terdiri
dari
sejumlahtumbuhan dan satwa perairan laut, baik yanghidup maupun yang
telah mati. Terumbu karang di TN Komodo merpakan habitat penting bagi sekitar
1000 jenis ikan. Misalnya;barakuda, bengkolo, kerapu, kakap, dll serta jenis lainnya
seperti lumba-lumba, parimanta, paus, gurita, penyu hijau, penyu lekang, penyu sisik,
kuda laut, lobster dapatdijumpai di perairan Taman Nasional Komodo. Selain itu
lebih dari 250 jenis koralpembentuk karang, sedikitnya 105 jenis crustaceae, dan 70
jenis bunga karang.
2. Fauna
Mamalia ; antara lain, rusa (Cervus timorensis), anjing hutan (Cuon alpinus),
babihutan (Sus scrofa), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kuda liar (Equus
caballus)dan kerbau liar (Bubalus bubalus), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tikus
besarRinca (Ratus ritjanus), dan kalong buah (Cynopterus brachyotisdan Pteropsis sp.)
Burung ; tercatat terdapat 111 jenis burung, antara lain ; burunggosong
(Megapodius reinwardti), kakatua jambul kuning(Cacatua sulphurea), perkutut (Geopelia
striata), tekukur(Streptopelia chinensis), pergam hijau (Ducula aenea),Philemon
buceroides, burung raja udang (Halcyon capensis),dan burung kacamata laut (Zosterops
chloris).
Reptil; terdapat 34 jenis Reptil. Disamping reptilKomodo, jenis reptil lainnya,
antara lain; ular kobra (Naja naja), ular russel (Viperiarusseli), ular pohon hijau
(Trimeresurus albolabris), ular sanca (Python sp.), ular laut(Laticauda colubrina), kadal
(Scinidae, Dibamidae, dan Varanidae), tokek (Gekko sp.),penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas).
C. Ancaman Dari Taman Nasional Komodo
Populasi biawak raksasa di Taman Nasional Pulau Komodo cukup
terlindungiuntuk sementara waktu. Tapi di Flores satwa purba itu terancam punah.
Pemerintah punberupaya memasukkan kawasan perlindungan komodo itu ke
daftar Tujuh KeajaibanAlam Baru.
Kapal bermotor itu membelah Laut Flores, yang memisahkan Pulau Flores
danPulau Komodo. Butuh waktu sekitar tiga jam dari Pelabuhan Labuan Bajo,
kota terdekatdi Flores, untuk mencapai Loh Liang, pelabuhan utama di Pulau
Komodo. Selama itupula kapal diguncang-guncang ombak. Arus perairan ini
terkenal ganas dan berbahaya.Arahnya sering tak menentu akibat pertemuan dua
arus besar Samudra Pasifik di utaradan Samudra Hindia di selatan.
Dari jauh, pulau yang dihuni sekitar 1.300 ekor komodo (Varanus
komodoensis) ituterlihat gersang. Pepohonan di perbukitannya meranggas dan
tanahnya yang cokelatmendominasi warna pulau seluas 336 kilometer persegi atau
kira-kira separuh luasProvinsi DKI Jakarta itu.Secara administratif, taman
nasional itu masuk wilayah Kecamatan Komodo,Kabupaten Manggarai Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luasnya 1.817 kilometerpersegi, meliputi 603
kilometer persegi kepulauan dan 1.214 kilometer persegi tamanlaut. Ada 61 pulau
di kawasan itu. Beberapa yang besar adalah Pulau Komodo, Rinca,Padar, dan Gili
Motang.Taman yang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia dan Cagar Manusia
danBiosfer oleh UNESCO pada 1986 itu dihuni sekitar 2.500 komodo.
Selain di PulauKomodo, biawak raksasa itu tersebar di Pulau Rinca
(sekitar 1.000 ekor), dan GiliMotang (100 ekor). Ada pula sekitar 100 ekor di
Cagar Alam Wae Wuul, di daratanFlores, dan tak termasuk wilayah taman
nasional.Pemerintah tengah berjuang agar Taman Nasional Komodo masuk daftar
TujuhKeajaiban Alam Baru (New 7 Wonders of Nature). Ini kompetisi dengan
memakai sistemvoting yang digelar Yayasan The New7Wonders untuk mencari
tujuh keajaiban alamyang layak didokumentasikan dan dirawat. Taman Nasional
Komodo menjadi finalisbersama 27 situs lainnya setelah menyisihkan 440 calon
dari 220 negara.Ketika upaya itu masih berlangsung, nasib taman nasional dan
penghuninya justrudalam ancaman.
Belakangan ini tersiar berita tentang penambangan emas di dekat
tamannasional dan rencana pemindahan komodo ke Bali. Lokasi tambang
kontroversial ituterletak di daerah Batu Gosok, sebuah gugusan tanjung kecil tepat
di ujung utaraKecamatan Komodo. Masyarakat khawatir limbah penambangan itu
nantinya akanmerusak taman nasional. Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans
Lebu Raya menyatakan
akan mempertimbangkan kembali kelanjutan eksplorasi penambangan tersebut
dan telahmembentuk sebuah tim untuk melakukan kajian.
Ada
masalah
lain.
Menteri
Kehutanan
Malem
Sambat
Kaban
mengeluarkan suratkeputusan bernomor SK.384/Menhut-II/2009 tanggal 13 Mei
2009, yang memberikanizin menangkap 10 ekor komodo untuk dipindahkan ke
Taman Safari Bali. Langkah iniuntuk menyelamatkan komodo di Pulau Flores dari
ancaman kepunahan. Komodomemang hidup di areal semak belukar penuh
rumput kering yang pada musim panassangat mudah terbakar. Hewan ini bahkan
mulai masuk ke perkampungan dan memangsaternak warga. Alasan lain
pemindahan itu adalah demi pemurnian genetis.Rencana itu kontan ditentang
berbagai kalangan masyarakat, termasuk darilembaga swadaya masyarakat
pemerhati lingkungan, legislator Kabupaten ManggaraiBarat, hingga kepala
daerah di Flores. Kaban mengalah. Dia menggelar rapat koordinasipada 12
Agustus lalu dengan para wakil Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur,Bupati
Manggarai Barat, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, para pakar dari
InstitutPertanian Bogor serta Universitas Gadjah Mada, Kementerian Lingkungan
Hidup, TamanSafari Indonesia, dan beberapa pihak lain. Rapat memutuskan
membentuk
suatu
timpengkajian
lapangan
dan
kemudian
memberikan
rekomendasi kepada Menteri Kehutananmengenai surat keputusan itu.Populasi
komodo yang dicemaskan Kaban berada di kawasan Wae Wuul, sekitar15
kilometer sebelah utara Labuan Bajo. Kawasan ini tidak dipangku Taman
NasionalKomodo, berdekatan dengan permukiman penduduk dan kurang
terawat.Di Pulau Komodo terdapat lima pos patroli darat. Lima pos patroli darat
lainnyaberdiri di Pulau Rinca dan satu pos di Sape. Jagawana juga bertugas
melakukankonservasi di laut dengan melakukan survei dan patroli perairan
dengan menggunakanstasiun apung serta bekerja sama dengan pihak kepolisian,
tentara, dan aparat pemerintahsetempat.Komodo adalah binatang buas yang secara
normal membutuhkan makan cukupsekali seminggu. Tapi komodo juga tahan
berpuasa selama sebulan. Di Pulau Komodo,binatang ini menjadi pemangsa
tingkat atas. Semua binatang yang terdapat di sana,seperti babi hutan, rusa timor,
kerbau, kuda, dan kera, menjadi santapannya.Para ilmuwan memperkirakan
komodo mampu bertahan hingga usia 50 tahun.Meski sering tampak berbaring
dengan tenang, biawak purba itu bisa lari dengankecepatan 18 kilometer per jam.
Berat komodo dewasa 90-100 kilogram. Panjangpejantan lebih dari 2,5 meter,
adapun yang betina lebih kecil.Sebenarnya ancaman terhadap komodo hampir
tidak ada. Perburuan liar ada, tapipara pemburu itu mencari rusa, bukan komodo.
Ancaman justru datang dari pertambahan jumlah penduduk, karena di dalam
kawasan ini ada beberapa kampung.Warga Kampung Komodo, penduduk asli
pulau tersebut, ada 1.300 jiwa. Penduduk sering menggunakan kayu api, yang
mengancam
terjadinya
kebakaran,
terutama
dimusim
kemarau
seperti
sekarang.Taman Nasional Komodo tak cuma berisi komodo. Di sana juga terdapat
277spesies hewan yang terdiri dari perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan
Australia,misalnya 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies
reptilia. Bersamadengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung
termasuk hewan yangdilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya
penyebaran mereka. Selainitu, kawasan ini terkenal dengan terumbu karangnya
yang indah. Setidaknya terdapat 253spesies karang pembentuk terumbu yang
ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesiesikan.
Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan. Jumlah wisatawan
yangberkunjung ke sana naik dari 17 ribu pada 2002 menjadi 22 ribu pada 2008.
Sebagianbesar atau 96 persennya adalah wisatawan asing dari Eropa, Amerika
Serikat, Australia,Rusia, dan Asia (Cina, Jepang, dan Korea). "Umumnya mereka
datang dari Bali, karenadi sana ada bandar udara internasionalnya," kata dia.
Wisatawan biasanya berkunjung kePulau Komodo lalu berenang atau menyelam
di perairan sekitar taman nasional. NicholasSaputra, bintang film yang hobi
menyelam, sempat beberapa kali menyelam di perairanini.Menjaga terumbu
karang tidaklah mudah. Ancaman datang dari para nelayanmaupun wisatawan.
Para nelayan dulu sering menggunakan alat kompresor hookah, bombuatan
sendiri,
dan
sianida
untuk
menangkap
ikan.
Pemerintah
telah
melarangpenggunaan alat-alat itu, dan aksi pengeboman ikan telah menurun 80
persen sejak 1996,ketika patroli jagawana mulai aktif.Kini ancaman datang dari
ulah para wisatawan dan pengelola wisata yangmengoperasikan kapal
pengangkut. Tempo sempat menyaksikan seorang pemandu wisatasekaligus
pengemudi
kapal
bermotor
yang
menepikan
kapalnya
untuk
menjemputwisatawan, padahal laut sedang surut dan kapalnya merusak terumbu
karang di bibirpantai
D. Strategi Konservasi Keanekaragaman Hayati Ekosistem Dari Taman
Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo terdiri dari tiga buah pulau besar yaitu pulau
Komodo,pulau Rinca dan pulau Padar serta 26 buah pulau besar/kecil lainnya.
Sebanyak 11 buahgunung/bukit yang ada di Taman Nasional Komodo dengan
puncak tertinggi yaituGunung Satalibo (± 735 meter dpl). Wilayah darat taman
nasional ini 603 km² danwilayah total adalah 1817 km².Keadaan alam yang kering
dan gersang menjadikan suatu keunikan tersendiri.Adanya padang savana yang
luas, sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas;ternyata merupakan
habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba Komodo (Varanus
komodoensis).
Sebagian besar taman nasional ini merupakan savana dengan pohon
lontar(Borassus flabellifer) yang paling dominan dan khas. Beberapa tumbuhan
yang ada diTaman Nasional Komodo antara lain rotan (Calamus sp.), bambu
(Bambusa sp.), asam(Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), bidara
(Ziziphus
jujuba),
dan
bakau(Rhizophora
sp.)Taman
Nasional
Komodo
merupakan asset nasional yang mendapat dukunganbantuan teknis untuk
pengelolaannya secara internasional, dan telah ditetapkan sebagaiSitus Warisan
Alam Dunia dan Cagar Biosfir oleh UNESCOWisatawan paling banyak
mengunjungi Taman Nasional Komodo adalahwisatawan mancanegara, dimana
mereka menyebut taman nasional ini dengan julukan“dunia tersendiri”. Sejauh
mata memandang terlihat lapangan terbuka dengan beberapapohon lontar yang
tegak menjulang ke langit dilatarbelakangi rangkaian pegunungan,kesan gersang
dan tandus pada padang savana tetapi riuh oleh beberapa suara burung dankuda
liar, reptil raksasa. Berenang dan mandi di bawah teriknya matahari dan birunya
airlaut Flores; merupakan dunia tersendiri dan pengalaman yang tidak terlupakan
oleh parawisatawan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Potensi flora yang ada di taman nasonal komodo antra lain padangRumput
dan Hutan Savana Hutan Tropis Musim (dibawah 500 m dpl), hutan diatas 500 m
dpl, hutan bakau, terumbu Karang, dll. Potensi fauna yang ada ditaman nasional
komodo antara lain mamalia, burung, reptil, dll.Sebenarnya ancaman terhadap
komodo hampir tidak ada. Perburuan liarada, tapi para pemburu itu mencari rusa,
bukan komodo. Ancaman justru datangdari pertambahan jumlah penduduk, karena
di dalam kawasan ini ada beberapakampung.
B. Saran
Sebaiknya kita selalu menjaga keanekaragaman hayati yang ada,
tidak hanya di taman nasional komodo saja, tetapi juga yang ada di Indonesia,
supayaselain kita yang sekarang, anak cucu ita masih dapat menikmati
keanekaragamanhayati yang ada di Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Erdmann, Arnaz Mehta.2004.Panduan Sejarah Ekologi: Taman Nasional
Komodo.Jakarta: The Nature Conservation
Kementrian Kebudayaan Indonesia. 2014. Taman Nasional Pulau Komodo
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/832/taman-nasional-pulau
komodo.
Tanaya, P. A., Toule, R., Bahri, S., dan Firstyan, Z. E. 2013. Taman Nasional
Komodo
UPAYA PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA LANGKA SECARA
EKSITU
“Konservasi Komodo (Varanus komodoensis) secara In-Situ di Kawasan Taman
Nasional Komo Flores NTT”
Oleh
NAMA
: BAHAR RUDIN
STAMBUK
: M1A1 14 011
KELAS
: KEHUTANAN. A
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu spesisesnya yaitu Komodo atau Biawak Komodo (Varanus
komodoensis), merupakan spesies reptil terbesar di dunia yang terdapat di pulau
Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara,
Indonesia. Komodo yang ditemukan pertama kali oleh peneliti barat pada tahun
1910. Komodo (Varanus komodoensis) merupakan satu diantara 3 satwa nasional
Indonesia. Komodo sebagai satwa bangsa mendampingi burung elang jawa (satwa
langka) dan ikan siluk merah (satwa pesona). Komodo juga ditetapkan sebagai
fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Timur.Komodo dragon, biawak terbesar
dan terunik.
Komodo dalam bahasa latin disebut sebagai Varanus komodoensis. Oleh
masyarakat setempat biasa dinamakan Ora. Beberapa nama lain komodo seperti
Biawak Komodo, Komodo Dragon, Komodo Island Monitor, dan Komodo
Monitor. Habitat komodo yang hanya terdapat di beberapa pulau di Nusa
Tenggara yang termasuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo juga mendapat
apresiasi di dunia internasional dengan lolosnya menjadi salah satu dari 28 finalis
New 7 Wonders of Nature.
Berdasarkan uraian diatas maka makalah ini membahas bagaiman
deskripsi dari komodo strategi konservasi dari komodo dengan tujuan untuk
menumbuhkan peran aktif kita sebagai mahasiswa dalam melestarikan dari spesies
komodo.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Pulau Komodo
Pulau-pulau Komodo, Padar, Rinca, dan Gili Motong dan perairan
sekitarnya yang luasnya75.000 ha dinyatakan sebagai taman nasional pada tanggal
6 Maret 1980 (Depkeu, 1990). Pada tahun 1984 taman nasional diperluas sampai
219.322
ha
berdasarkan
Keputusan
Menteri
46/kpts/VI-Sek/1984.
Jauh
sebelumnya, pada tahun 1938, Pulau Padar dan bagian dari Rinca dilindungi
sebagai cagar alam dan yang kemudian diperluas pada tahun 1965 bersamaan
dengan dikukuhkannya Pulau Komodo sebagai cagar biosfer bawah Man Unesco
dan Program Biosfer pada bulan Januari 1977 melalui Keputusan Menteri No. 66.
Pada tahun 1986 oleh UNESCO, Taman Nasional Pulau Komodo ini
dinyatakan sebagai salah satu bagian dunia yang perlu di lindungiatau biosphere
reserve. Pada awalnya, taman nasional ini bertujuan untuk melesatarikan spesies
komodo atau dalam bahasa latin disebut Varanuskomodoensis.
2. Profil Taman Nasional Komodo
Habitat alami terakhir bagi binatang Komodo, adalah merupakan tempat
paling unik dan indah di muka Bumi. Tempat ini juga secara biologi sangat
penting, seperti yang telah dikonfirmasi oleh organisasi konservasi internasional
The Nature Conservancy (TNC) di tahun 1994 dimana ditemukan 260 jenis
karang keras dan lebih dari 1000 jenis ikan di dalam kawasan yang menjadi
simbol Warisan Dunia dan Cagar Manusia dan Biosfer ini. Taman Nasional
Komodo (TNK) berada di antara pulau Sumbawa dan pulau Flores di Kepulauan
Sunda Kecil, Indonesia. Taman nasional ini termasuk di dalam wilayah kecamatan
Komodo, kabupaten Manggarai di provinsi Nusa Tenggara Timur. Taman
Nasional Komodo didirikan pada tahun 1980. Taman Nasional Komodo juga
dinyatakan sebagai situs warisan dunia dan sebagai cagar manusia dan biosfer
oleh UNESCO pada tahun 1986.
Taman Nasional Komodo meliputi daerah laut dan darat: Kepulauan
tersebut dinyatakan sebagai taman nasional untuk melindungi komodo yang
terancam kepunahan dan lingkungannya serta keanekaragaman hayati di pulau
tersebut. Taman lautnya dibentuk untuk melindungi biota laut yang sangat
beragam yang terdapat di sekitar kepulauan tersebut, termasuk yang terkaya di
Bumi. Pulau-pulau besarnya meliputi pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang
dan Nusa Kode tetapi ada juga pulau-pulau kecil yang termasuk di dalamnya.
Taman Nasional Komodo memiliki luas 1.817
3. Kondisi Geologi dan Iklim
Taman Nasional Komodo terletak di “jantung” Wallacea. Kawasan
Wallacea terbentuk dari pertemuan dua benua yang membentuk deretan unik
kepulauan bergunung api, dan terdiri atas campuran burung, hewan, dari kedua
benua Australia dan Asia.
Kepulauan di TNK, umumnya masih berusia muda, merupakan pulaupulau vulkanik yang dikelilingi lautan yang secara terus-menerus berubah:
muncul, terkikis, dan tenggelam ke dalam laut. Bagian barat Komodo mungkin
merupakan bagian pertama yang terbentuk dari kegiatan vulkanik di jaman jurasik
sekitar 130 hingga 134 juta tahun yang lalu. Bagian timur pulau Komodo, Padar
dan Rinca adalah bagian yang lebih muda dan barangkali muncul pada jaman
Eosin kira-kira 49 juta tahun yang lalu. TNK kebanyakan terdiri dari sejumlah
batuan vulkanik yang diapit oleh dua batuan berpasir, dan kesatuan batuan kapur,
serpihan-serpihan pasir dan tanah lempung.
Bagian timur pulau Komodo, Padar dan Rinca umumnya curam dengan
bentukan batuan karang yang mengandung zat kapur. Pulau Rinca dan beberapa
pulau kecil lain di taman nasional ini mengandung tanah Mediteranea berwarna
merah-kuning. Tipe tanah ini adalah mudah terkena erosi khususnya setelah turun
hujan karena tanahnya terkupas akibat kebakaran yang sering muncul di musim
panas mengelupasi tanah yang sering terbakar saat musim kering.
Pulau Komodo dan Padar seperti juga pulau-pulau yang lebih kecil lainnya
di taman nasional ini, men gandung tanah kompleks berwarna coklat keabuabuan. Tanah ini terbuat dari beberapa tipe tanah, yang mudah tererosi. Tempat
tertinggi di pulau Komodo adalah gunung Satalibo dengan ketinggian 735 m di
atas permukaan laut. Tidak ada gunung berapi aktif di TNK meskipun
kepulauannya terletak pada saat satu garis gunung berapi paling aktif di dunia.
Getaran sudah umum terjadi di garis gunung berapi ini. Gunung berapi aktif yang
paling dekat adalah Gili Banta berjarak sekitar 10 km sebelah barat pulau
Komodo. Gili Banta adalah gunung api di bawah permukaan laut yang terakhir
kali meletus pada tahun 1957. Gunung Sangeang Api terletak di sebelah barat laut
pulau Komodo dan terkakhir kali meletus pada tahun 1996, dan hingga sekarang
masih mengeluarkan asap dari puncak sebelah utaranya. Secara umum, sungai dan
anak sungai timbul saat musim hujan dan menghilang saat musim kering.
Bagaimanapun, sumber air yang cukup besar dapat ditemukan di Gunung Ara dan
Gunung Satalibo di Komodo dan Doro Ora di Rinca.
Aliran air tergantung pada kerapatan tutupan hutan di daerah ini. Sumber
air ini menyediakan air segar yang terbatas melalui mata air dan kolam sepanjang
tahun di Komodo dan Rinca, tetapi kualitas dan ukuran mata air ini bervariasi
besarnya. Walaupun beberapa sungai dilaporkan mengalir sepanjang tahun di
pertengahan 1970an, sekarang tak ada lagi yang mengalir sepanjang tahun. Ini
mungkin dikarenakan meningkatnya penggunaan air atau pengalihan sumber air
oleh masyarakat, memburuknya hutan dalam daerah resapan air, atau perubahan
iklim. Rata-rata curah hujan di TNK kurang dari 800 mm per tahun. Hujan turun
terutama dari bulan Desember hingga Maret sepanjang angin muson barat. Iklim
di daerah ini sangat dipengaruhi oleh angin muson serta sejumlah uap air yang
dibawanya. Dari bulan April hingga Oktober, angin pasat tenggara yang kering
dari Australia membawa sangat sedikit uap air ke daerah ini.
Dari bulan November hingga Maret, angin muson barat datang dari
daratan Asia. Angin ini membawa uap air, tetapi kebanyakan uap air jatuh di
bagian barat Indonesia sebelum sampai ke TNK. Suhu tahunan tertinggi di TNK
adalah 43° C, sedangkan suhu minimum adalah 17° C. bulan November adalah
bulan terpanas dalam setahun. Suhu terpanas setiap harinya adalah pada awal
siang hari. Komodo akan mencari tempat berteduh dan beristirahat pada suhu
sangat panas. Tingkat kelembaban rata-rata adalah 36%. Kelembaban udara
tertinggi dicapai pada bulan Februari yakni sekitar 86%. Tingkat kelembaban
tinggi sepanjang tahun hanya ditemukan di hutan tampak-berawan yang terletak di
puncak gunung dan pegunungan. Komodo kurang aktif pada kelembaban udara
yang tinggi dan pada saat hujan.
4. Deskripsi Komodo
Komodo adalah makhluk besar mirip kadal raksasa dengan memiliki
panjang 2-3 m dan berat mencapai 165 kg, atau 100 kg saat perut kosong.
Meskipun penampilannya menyeramkan, komodo bukanlah hewan pemburu yang
aktif, mereka merupakan predator yang sabar. Di alam liar, komodo biasanya
memburu mangsa yang lemah atau sudah terluka. Mereka hanya butuh satu
gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Setelah mengintai mangsanya, terkadang
hingga berhari-hari, komodo akan memakan mangsanya yang tengah sekarat.
Gambar 1. Spesies Komodo Di Taman Nasional Komodo
Meski besar ukurannya, bersisik, berkuku tajam, lidah menjulur bercabang
dua, serta bentuknya yang purba tetapi Anda tidak perlu takut melihatnya seseram
itu karena setiap pengunjung termasuk Anda yang ingin melihat hewan ini akan
ditemani jagawana yang sekaligus sebagai pawang. Anda tinggal mematuhi saja
semua petunjuk dan saran pemandu berpengalaman ini.
Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies langka yang hampir punah, hanya
dapat Anda temukan di Taman Nasional Komodo. Karena keunikan dan
kelangkaannya, Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai a World Heritage
Site dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO tahun 1986. Pertama kali
ditemukan dunia ilmiah tahun 1911 oleh JKH Van Steyn. Sejak saat itu kemudian
memperluas
tujuan
konservasinya
juga
untuk
melindungi
seluruh
keanekaragaman hayati, baik laut dan darat.
Taman ini mencakup 3 pulau utama yaitu Pulau Komodo, Rinca, dan
Padar, banyak juga pulau-pulau kecil lainnya yang jika dijumlahkan memiliki luas
tanah 603 km². Total luas Taman Nasional Komodo saat ini adalah 1.817 km².
Diperluas hingga 25 km² (Pulau Banta) dan 479 km² perairan laut akan
menghasilkan total luas hingga 2.321 km². Setidaknya 2500 ekor komodo hidup di
wilayah ini. Komodo berukuran besar biasanya memiliki panjang 3 m dan berat
90 kg. Habitat komodo adalah alam terbuka dengan padang rumput savanna,
hutan hujan, pantai berpasir putih, batu karang, dan pantai yang airnya jernih. Di
kawasan ini, Anda juga dapat menemukan kuda, banteng liar, rusa, babi hutan
jantan, ular, kera, dan berbagai jenis burung.
Taman Nasional Komodo memiliki biota bawah laut yang menakjubkan.
Para penyelam mengatakan bahwa perairan Komodo adalah salah satu tempat
menyelam terbaik di dunia. Memiliki pemandangan bawah laut yang memukau.
Anda dapat menemukan 385 spesies karang yang indah, hutan mangrove, dan
rumput laut sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis bunga karang, 10
jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai jenis hiu dan ikan
pari.
B. Potensi Keanekaragaman Hayati Yang Ada Di Taman Nasional Komodo
1. Flora
Ekosistem TN. Komodo dipengaruhi oleh iklim yang dihasilkan dari
musimkemarau panjang, suhu udara tinggi dan curah hujan rendah. Disamping itu
TN. Komodoterletak dalam zonasi transisi antara flora dan fauna Asia dan
Australia. Ekosistemperairannya dipengaruhi oleh dampak El-Nino/La Nina, yang
berakibat memanasnyalapisan air laut di sekitarnya dan sering terjadi arus laut
yang kuat.Berikut adalah tipe-tipe vegetasi yang terdapat di Taman Nasional
Komodo
a. Padang Rumput dan Hutan Savana
Terdapat padang rumput dan hutan savana yangluasnya mencapai
kurang lebih 70% dari luas TN. Komodo.Tumbuh berbagai jenisrumput
diantaranya
;
Setaria
adhaerens,
Chloris
barbata,
Heteropogon
contortus,Themeda gigantea dan Themeda gradiosa yang diselingi oleh pohn
lontar (Borassusflobellifer) yang merupakan tumbuhan khas.
b. Hutan Tropis Musim (dibawah 500 m dpl)
Sekitar 25% dari luas kawasan Komodomeruapakan vegetasi hutan
tropis musim dengan jenis tumbuhan, antara lain : kesambi(Schleichera
oleosa),
asem
(Tamarindus
indica),
kepuh
(Sterculia
foetida),
dan
beberapa jenis tumubuhan lainnya.
c. Hutan di atas 500 m dpl
Pada
ketinggian
bukit,vegetasinya
kostermansiana,
antara
di
atas
lain;
500
m
dpl.
Collophyllum
Glycosmispentaphylla,
Ficus
Di
puncak-puncak
spectobile,
urupaceae,
Colona
Mischarpus
sundaicus, Podocarpus netrifolia, Teminaliazollingeri, Uvaria ruva, rotan
(Callamus sp.), bambu (Bambusa sp.), dan pada tempatyang cukup tedh
biasanya ditemukan lumut yang hidup menempel di bebatuan.
d. Hutan Bakau
Terdapat di teluk yan terlindungi dari hempasan gelombang.
Jenisvegetasinya, antara lain; Rhizophora sp., Rhizophora mucronata, dan
Lumnitzeraracemosa merupakan jenis vegetasi yang dominan. Namun secara
umum terdapat pulaapi-api (Aicennia marina),Bruguiera sp., Capparis
seplaria, Ceriops tagal, dan Sonneratiaalba. Komunitas pohn bakau TN
Komodo merupakan penghalang/benteng fisik alamiterhadap erosi tanah dan
akarnya menjaditempat pembiakan, berpijah, dan daerahperlindungan bagi
ikan, kepiting,udang, danmoluska.
e. Terumbu Karang
Terumbu
karang
merupakankomunitas
yang
terdiri
dari
sejumlahtumbuhan dan satwa perairan laut, baik yanghidup maupun yang
telah mati. Terumbu karang di TN Komodo merpakan habitat penting bagi sekitar
1000 jenis ikan. Misalnya;barakuda, bengkolo, kerapu, kakap, dll serta jenis lainnya
seperti lumba-lumba, parimanta, paus, gurita, penyu hijau, penyu lekang, penyu sisik,
kuda laut, lobster dapatdijumpai di perairan Taman Nasional Komodo. Selain itu
lebih dari 250 jenis koralpembentuk karang, sedikitnya 105 jenis crustaceae, dan 70
jenis bunga karang.
2. Fauna
Mamalia ; antara lain, rusa (Cervus timorensis), anjing hutan (Cuon alpinus),
babihutan (Sus scrofa), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kuda liar (Equus
caballus)dan kerbau liar (Bubalus bubalus), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tikus
besarRinca (Ratus ritjanus), dan kalong buah (Cynopterus brachyotisdan Pteropsis sp.)
Burung ; tercatat terdapat 111 jenis burung, antara lain ; burunggosong
(Megapodius reinwardti), kakatua jambul kuning(Cacatua sulphurea), perkutut (Geopelia
striata), tekukur(Streptopelia chinensis), pergam hijau (Ducula aenea),Philemon
buceroides, burung raja udang (Halcyon capensis),dan burung kacamata laut (Zosterops
chloris).
Reptil; terdapat 34 jenis Reptil. Disamping reptilKomodo, jenis reptil lainnya,
antara lain; ular kobra (Naja naja), ular russel (Viperiarusseli), ular pohon hijau
(Trimeresurus albolabris), ular sanca (Python sp.), ular laut(Laticauda colubrina), kadal
(Scinidae, Dibamidae, dan Varanidae), tokek (Gekko sp.),penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas).
C. Ancaman Dari Taman Nasional Komodo
Populasi biawak raksasa di Taman Nasional Pulau Komodo cukup
terlindungiuntuk sementara waktu. Tapi di Flores satwa purba itu terancam punah.
Pemerintah punberupaya memasukkan kawasan perlindungan komodo itu ke
daftar Tujuh KeajaibanAlam Baru.
Kapal bermotor itu membelah Laut Flores, yang memisahkan Pulau Flores
danPulau Komodo. Butuh waktu sekitar tiga jam dari Pelabuhan Labuan Bajo,
kota terdekatdi Flores, untuk mencapai Loh Liang, pelabuhan utama di Pulau
Komodo. Selama itupula kapal diguncang-guncang ombak. Arus perairan ini
terkenal ganas dan berbahaya.Arahnya sering tak menentu akibat pertemuan dua
arus besar Samudra Pasifik di utaradan Samudra Hindia di selatan.
Dari jauh, pulau yang dihuni sekitar 1.300 ekor komodo (Varanus
komodoensis) ituterlihat gersang. Pepohonan di perbukitannya meranggas dan
tanahnya yang cokelatmendominasi warna pulau seluas 336 kilometer persegi atau
kira-kira separuh luasProvinsi DKI Jakarta itu.Secara administratif, taman
nasional itu masuk wilayah Kecamatan Komodo,Kabupaten Manggarai Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luasnya 1.817 kilometerpersegi, meliputi 603
kilometer persegi kepulauan dan 1.214 kilometer persegi tamanlaut. Ada 61 pulau
di kawasan itu. Beberapa yang besar adalah Pulau Komodo, Rinca,Padar, dan Gili
Motang.Taman yang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia dan Cagar Manusia
danBiosfer oleh UNESCO pada 1986 itu dihuni sekitar 2.500 komodo.
Selain di PulauKomodo, biawak raksasa itu tersebar di Pulau Rinca
(sekitar 1.000 ekor), dan GiliMotang (100 ekor). Ada pula sekitar 100 ekor di
Cagar Alam Wae Wuul, di daratanFlores, dan tak termasuk wilayah taman
nasional.Pemerintah tengah berjuang agar Taman Nasional Komodo masuk daftar
TujuhKeajaiban Alam Baru (New 7 Wonders of Nature). Ini kompetisi dengan
memakai sistemvoting yang digelar Yayasan The New7Wonders untuk mencari
tujuh keajaiban alamyang layak didokumentasikan dan dirawat. Taman Nasional
Komodo menjadi finalisbersama 27 situs lainnya setelah menyisihkan 440 calon
dari 220 negara.Ketika upaya itu masih berlangsung, nasib taman nasional dan
penghuninya justrudalam ancaman.
Belakangan ini tersiar berita tentang penambangan emas di dekat
tamannasional dan rencana pemindahan komodo ke Bali. Lokasi tambang
kontroversial ituterletak di daerah Batu Gosok, sebuah gugusan tanjung kecil tepat
di ujung utaraKecamatan Komodo. Masyarakat khawatir limbah penambangan itu
nantinya akanmerusak taman nasional. Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans
Lebu Raya menyatakan
akan mempertimbangkan kembali kelanjutan eksplorasi penambangan tersebut
dan telahmembentuk sebuah tim untuk melakukan kajian.
Ada
masalah
lain.
Menteri
Kehutanan
Malem
Sambat
Kaban
mengeluarkan suratkeputusan bernomor SK.384/Menhut-II/2009 tanggal 13 Mei
2009, yang memberikanizin menangkap 10 ekor komodo untuk dipindahkan ke
Taman Safari Bali. Langkah iniuntuk menyelamatkan komodo di Pulau Flores dari
ancaman kepunahan. Komodomemang hidup di areal semak belukar penuh
rumput kering yang pada musim panassangat mudah terbakar. Hewan ini bahkan
mulai masuk ke perkampungan dan memangsaternak warga. Alasan lain
pemindahan itu adalah demi pemurnian genetis.Rencana itu kontan ditentang
berbagai kalangan masyarakat, termasuk darilembaga swadaya masyarakat
pemerhati lingkungan, legislator Kabupaten ManggaraiBarat, hingga kepala
daerah di Flores. Kaban mengalah. Dia menggelar rapat koordinasipada 12
Agustus lalu dengan para wakil Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur,Bupati
Manggarai Barat, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, para pakar dari
InstitutPertanian Bogor serta Universitas Gadjah Mada, Kementerian Lingkungan
Hidup, TamanSafari Indonesia, dan beberapa pihak lain. Rapat memutuskan
membentuk
suatu
timpengkajian
lapangan
dan
kemudian
memberikan
rekomendasi kepada Menteri Kehutananmengenai surat keputusan itu.Populasi
komodo yang dicemaskan Kaban berada di kawasan Wae Wuul, sekitar15
kilometer sebelah utara Labuan Bajo. Kawasan ini tidak dipangku Taman
NasionalKomodo, berdekatan dengan permukiman penduduk dan kurang
terawat.Di Pulau Komodo terdapat lima pos patroli darat. Lima pos patroli darat
lainnyaberdiri di Pulau Rinca dan satu pos di Sape. Jagawana juga bertugas
melakukankonservasi di laut dengan melakukan survei dan patroli perairan
dengan menggunakanstasiun apung serta bekerja sama dengan pihak kepolisian,
tentara, dan aparat pemerintahsetempat.Komodo adalah binatang buas yang secara
normal membutuhkan makan cukupsekali seminggu. Tapi komodo juga tahan
berpuasa selama sebulan. Di Pulau Komodo,binatang ini menjadi pemangsa
tingkat atas. Semua binatang yang terdapat di sana,seperti babi hutan, rusa timor,
kerbau, kuda, dan kera, menjadi santapannya.Para ilmuwan memperkirakan
komodo mampu bertahan hingga usia 50 tahun.Meski sering tampak berbaring
dengan tenang, biawak purba itu bisa lari dengankecepatan 18 kilometer per jam.
Berat komodo dewasa 90-100 kilogram. Panjangpejantan lebih dari 2,5 meter,
adapun yang betina lebih kecil.Sebenarnya ancaman terhadap komodo hampir
tidak ada. Perburuan liar ada, tapipara pemburu itu mencari rusa, bukan komodo.
Ancaman justru datang dari pertambahan jumlah penduduk, karena di dalam
kawasan ini ada beberapa kampung.Warga Kampung Komodo, penduduk asli
pulau tersebut, ada 1.300 jiwa. Penduduk sering menggunakan kayu api, yang
mengancam
terjadinya
kebakaran,
terutama
dimusim
kemarau
seperti
sekarang.Taman Nasional Komodo tak cuma berisi komodo. Di sana juga terdapat
277spesies hewan yang terdiri dari perpaduan hewan yang berasal dari Asia dan
Australia,misalnya 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies
reptilia. Bersamadengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung
termasuk hewan yangdilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya
penyebaran mereka. Selainitu, kawasan ini terkenal dengan terumbu karangnya
yang indah. Setidaknya terdapat 253spesies karang pembentuk terumbu yang
ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesiesikan.
Keindahan terumbu ini menarik minat wisatawan. Jumlah wisatawan
yangberkunjung ke sana naik dari 17 ribu pada 2002 menjadi 22 ribu pada 2008.
Sebagianbesar atau 96 persennya adalah wisatawan asing dari Eropa, Amerika
Serikat, Australia,Rusia, dan Asia (Cina, Jepang, dan Korea). "Umumnya mereka
datang dari Bali, karenadi sana ada bandar udara internasionalnya," kata dia.
Wisatawan biasanya berkunjung kePulau Komodo lalu berenang atau menyelam
di perairan sekitar taman nasional. NicholasSaputra, bintang film yang hobi
menyelam, sempat beberapa kali menyelam di perairanini.Menjaga terumbu
karang tidaklah mudah. Ancaman datang dari para nelayanmaupun wisatawan.
Para nelayan dulu sering menggunakan alat kompresor hookah, bombuatan
sendiri,
dan
sianida
untuk
menangkap
ikan.
Pemerintah
telah
melarangpenggunaan alat-alat itu, dan aksi pengeboman ikan telah menurun 80
persen sejak 1996,ketika patroli jagawana mulai aktif.Kini ancaman datang dari
ulah para wisatawan dan pengelola wisata yangmengoperasikan kapal
pengangkut. Tempo sempat menyaksikan seorang pemandu wisatasekaligus
pengemudi
kapal
bermotor
yang
menepikan
kapalnya
untuk
menjemputwisatawan, padahal laut sedang surut dan kapalnya merusak terumbu
karang di bibirpantai
D. Strategi Konservasi Keanekaragaman Hayati Ekosistem Dari Taman
Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo terdiri dari tiga buah pulau besar yaitu pulau
Komodo,pulau Rinca dan pulau Padar serta 26 buah pulau besar/kecil lainnya.
Sebanyak 11 buahgunung/bukit yang ada di Taman Nasional Komodo dengan
puncak tertinggi yaituGunung Satalibo (± 735 meter dpl). Wilayah darat taman
nasional ini 603 km² danwilayah total adalah 1817 km².Keadaan alam yang kering
dan gersang menjadikan suatu keunikan tersendiri.Adanya padang savana yang
luas, sumber air yang terbatas dan suhu yang cukup panas;ternyata merupakan
habitat yang disenangi oleh sejenis binatang purba Komodo (Varanus
komodoensis).
Sebagian besar taman nasional ini merupakan savana dengan pohon
lontar(Borassus flabellifer) yang paling dominan dan khas. Beberapa tumbuhan
yang ada diTaman Nasional Komodo antara lain rotan (Calamus sp.), bambu
(Bambusa sp.), asam(Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), bidara
(Ziziphus
jujuba),
dan
bakau(Rhizophora
sp.)Taman
Nasional
Komodo
merupakan asset nasional yang mendapat dukunganbantuan teknis untuk
pengelolaannya secara internasional, dan telah ditetapkan sebagaiSitus Warisan
Alam Dunia dan Cagar Biosfir oleh UNESCOWisatawan paling banyak
mengunjungi Taman Nasional Komodo adalahwisatawan mancanegara, dimana
mereka menyebut taman nasional ini dengan julukan“dunia tersendiri”. Sejauh
mata memandang terlihat lapangan terbuka dengan beberapapohon lontar yang
tegak menjulang ke langit dilatarbelakangi rangkaian pegunungan,kesan gersang
dan tandus pada padang savana tetapi riuh oleh beberapa suara burung dankuda
liar, reptil raksasa. Berenang dan mandi di bawah teriknya matahari dan birunya
airlaut Flores; merupakan dunia tersendiri dan pengalaman yang tidak terlupakan
oleh parawisatawan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Potensi flora yang ada di taman nasonal komodo antra lain padangRumput
dan Hutan Savana Hutan Tropis Musim (dibawah 500 m dpl), hutan diatas 500 m
dpl, hutan bakau, terumbu Karang, dll. Potensi fauna yang ada ditaman nasional
komodo antara lain mamalia, burung, reptil, dll.Sebenarnya ancaman terhadap
komodo hampir tidak ada. Perburuan liarada, tapi para pemburu itu mencari rusa,
bukan komodo. Ancaman justru datangdari pertambahan jumlah penduduk, karena
di dalam kawasan ini ada beberapakampung.
B. Saran
Sebaiknya kita selalu menjaga keanekaragaman hayati yang ada,
tidak hanya di taman nasional komodo saja, tetapi juga yang ada di Indonesia,
supayaselain kita yang sekarang, anak cucu ita masih dapat menikmati
keanekaragamanhayati yang ada di Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Erdmann, Arnaz Mehta.2004.Panduan Sejarah Ekologi: Taman Nasional
Komodo.Jakarta: The Nature Conservation
Kementrian Kebudayaan Indonesia. 2014. Taman Nasional Pulau Komodo
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/832/taman-nasional-pulau
komodo.
Tanaya, P. A., Toule, R., Bahri, S., dan Firstyan, Z. E. 2013. Taman Nasional
Komodo