KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI CHANNEL YOUTUB

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
27-29 Oktober 2017
http://conference.fdk.uinsgd.ac.id/semnas/2017
ISBN xxxx-xxxx (Online)

KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI CHANNEL
YOUTUBE

(Studi Etnografi Virtual tentang Keberadaan Video Aa Gym “Hidup
Jangan Dibawa Susah” di Channel YouTube Aa Gym Official)
Rachmaniar 11*, Retasari Dewi 21, Preciosa Alnashava Janitra 32
123

Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Indonesia
1
rachmaniar01@gmail.com
ABSTRACT

This research aim to analyze preaching and communication through Aa Gym’s Video on Aa

Gym’s Official YouTube Channel based on netizen’s comments regarding that video content.
Using qualitative approach and virtual ethnography as the method, this research tries to
analyze the existence of Aa Gym’s video on YouTube entitled Hidup Jangan Dibawa Susah”
(Don’t Make Your Life Difficult) on his official channel. Data collection technique is done by
participatory observation and literature study. Result shows that netizen’s comments in
context of preach communication through Aa Gym’s video “Hidup Jangan Dibawa Susah” on
his official YouTube channel are: 1) there are so many positive comments regarding video
content or other issues related with Aa Gym. 2) there are netizen’s critiques toward video
content or other issues. 3) there are negative comments regarding video content and

Keywords: preaching and communication, Aa Gym, YouTube, virtual ethnography
ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa komunikasi dakwah melalui
video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official
dilihat dari komentar netizen terkait isi video tersebut.
Metode yang dipakai untuk riset ini, yaitu metode kualitatif melalui pendekatan
etnografi virtual untuk menganalisa keberadaan video Aa Gym “Hidup Jangan
Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official. Objek utama dari penelitian ini
yaitu video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym

Official. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi partisipatif dan
studi literatur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komentar netizen terkait komunikasi dakwah
melalui video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym
Official adalah: 1) banyaknya komentar positif terkait hal-hal di dalam dan diluar
video yang disampaikan oleh netizen; 2) adanya kritik netizen terhadap hal-hal di
dalam dan diluar video; dan 3) adanya komentar negative terkait hal-hal diluar video
yang disampaikan oleh netizen.
Kata kunci: komunikasi dakwah, Aa Gym, YouTube, etnografi virtual

PENDAHULUAN
Kehadiran internet saat ini telah mengubah hampir semua bentuk
komunikasi. Seperti komunikasi antarpribadi yang semakin mudah dengan
adanya aplikasi pengiriman pesan yang dapat diterima beberapa saat setelah
Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29 Oktober
2017

1

Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, Vol. 10


Rachmaniar, Retasari Dewi dan Preciosa Alnashava Janitra

dikirimkan. Begitu juga dengan komunikasi massa, baik media cetak maupun
media elektronik mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan kehadiran
internet. Beberapa media cetak tanah air telah berinovasi dengan membuat
versi online dari berita mereka. Beberapa saluran televisi dan radio nasional
pun telah membuat website atau channel YouTube agar tidak kehilangan
audience. Dengan konvergensi media ini audience tetap dapat menyaksikan
tayangan mereka melalui komputer maupun telephone genggam yang
terhubung dengan jaringan internet.
Lembaga riset pasar E-Marketer mengungkap bahwa populasi pengguna
internet di Indonesia mencapai 83,7 juta orang pada 2014. Angka tersebut
memiliki arti setidaknya setiap sebulan sekali setiap orang Indonesia
mengakses internet.(Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia, 2014). Hal ini dapat dilihat juga dari tren jumlah pelanggan mobile
selular yang terus meningkat. Pada tahun 2014 jumlah pelanggan selular ada
325 juta, jumlah ini telah melampaui jumlah penduduk Indonesia. Hal ini
karena mobile selular atau gawai saat ini bukan lagi barang yang mewah, dari
data Buku Saku Trend TIK 2014 diketahui bahwa90,9% rumah tangga di

daerah perkotaan dan 78,8% rumah tangga di pedesaan telah memiliki
handphone, itu artinya hanya sekitar 9,1% rumah tangga di perkotaan dan
21,2% rumah tangga di pedesaaan yang tidak memiliki handphone (Puslitbang
PPI Kemkominfo , 2015).
Berdasarkan usia, pengguna internet di Indonesia tersebar dari usia
anak-anak hingga lansia. Mayoritas pengguna merupakan mereka yang ada di
usia muda yaitu 16-25 tahun sebanyak 49,4% dan anak-anak 9-15 tahun
sebanyak 38,2% (Puslitbang PPI Kemkominfo , 2015). Aktivitas mereka pun
beragam, yang terbanyak adalah membuka situs jejaring sosial; mengirim
pesan melalui instant messaging;mencari informasi mengenai barang dan
jasa; mengunduh film, gambar musik, menonton TV atau video, atau
mendengarkan radio/music, dll.
Trend pengguna internet usia muda saat ini lebih memilih menonton
video atau mendengarkan music melalui internet dibandingkan menonton
televisi atau mendengarkan radio. Dikutip dari hasil penelitian Kantar
Mildward Brown, sebuah konsultan komunikasi dunia yang telah membuka
cabang di Indonesia, tentang perilaku menonton video diketahui bahwa 54
persen penduduk Indonesia menyaksikan video melalui ponsel pintar mereka
(Kantar Millwardbrown, 2016). Menonton video melalui internet memiliki
berbagai keunggulan dibandingkan menonton tayangan televisi. Melalui

YouTube, situs berbagi video di internet, kita bisa berbagi video atau
menonton video yang dibagikan oleh semua pengguna YouTube diseluruh
dunia, hanya dengan menggunakan kuota internet. Itu sebabnya dalam Buku
Saku Tren TIK 2015, bahwa situs yang paling banyak diakses selain situs
mesin pencariGoogle, situs jejaring sosial Facebook, adalah situs berbagi
video YouTube (Puslitbang PPI Kemkominfo , 2015, p. 16).Fakta-fakta tersebut
menyuratkan eksistensi YouTubesebagai media yang dipilih oleh khalayak.
Keberadaan YouTube sebagai media digital yang sifatnya audio visual ini
yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak pihak sebagai media promosi,
berbagi informasi tentang sains dan teknologi, video humor, atau sekedar
video dokumentasi liburan dan rutinitas sehari-hari. Untuk dapat berbagi
video melalui YouTube tidaklah sulit, perusahaan maupun perseorangan bisa
memiliki akun YouTube sendiri. Dengan jaringan internet yang jangkauannya
mendunia, memungkinkan sebuah video ditonton penonton dari berbagai
2

Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI CHANNEL YOUTUBE


negara. Selain itu tidak seperti televisi yang tayangannya serentak dan
sekilas, video dalam tayangan YouTube bisa disaksikan berulang kali,
kapanpun dan dimanapun.
Tren ini juga yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa pemuka
agama atau ulama untuk berbagi video materi ceramahnya. Beberapa ulama
nasional Indonesia diketahui telah memiliki channel YouTube. Salah satu yang
banyak ditonton oleh netizen adalah channel YouTubeAa Gym Official. Kyai
Haji Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil Aa Gym, adalah seorang
ustadz yang popular dikalangan masyarakat Indonesia. Beliau kerap tampil di
berbagai majlis taklim, di acara-acara keagamaan, siaran radio maupun di
televisi.

Gambar Akun YouTube AaGym Official
Sejak video pertama diunggah 29 Februari 2016, sudah ada 528 video
yang dibagikan dalam akun tersebut. Hingga saat ini ada 17.577 subscribers
(pelanggan) dari channel Aa Gym Official. Setiap video yang diunggah ratarata penontonnya mencapai 10.000 penonton. Dalam channel tersebut Aa Gym
membagi video nya kedalam beberapa kategori diantaranya Kajian MQ Pagi,
Kajian Ma’rifatullah, Kajian Kitab Al Hikam, Khotbah Jumat, Tausiyah Aa Gym,
Kajian Singkat, dan Aa Gym’s Daily Video yang paling banyak ditonton oleh

netizen adalah video yang berjudul “Kajian Al Hikam, Hidup Jangan Dibawa
Susah” yang diunggah 16 Maret 2017. Video ini telah ditonton oleh 127.675
penonton, jumlah penonton yang banyak untuk sebuah akun YouTube.
Hal yang menarik dan berbeda dari tayangan YouTube dan televisi
adalah fitur komen yang membuat pengunggah video bisa langsung
mendapatkan feedback dari akun yang diunggahnya. Selain tokoh agama,
sosok Aa Gym juga cukup kontroversial terutama setelah pernikahan
keduanya diketahui oleh masyarakat. AaGym juga diisukan akan menjadi
kandidat Gubernur Jawa Barat pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2018.
Atas hal tersebut, penulis menjadi tertarik untuk menganalisa komentar
netizen terkait isi video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel
YouTube Aa Gym Official yang mendapat banyak komentar dari penontonnya.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis memakai riset kualitatif melalui
pendekatan etnografi virtual.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat empiris (dapat
diamati dengan pancaindera sesuai dengan kenyataan), dengan pengamatan
atas data tidak didasarkan pada ukuran-ukuran matematis yang terlebih dulu
ditetapkan peneliti dan harus disepakati (direplikasi) oleh pengamatan lain,
tetapi berdasarkan ungkapan subjek penelitian, sebagaimana yang
dikehendaki dan dimaknai oleh subjek penelitian. Pendekatan kualitatif

Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

3

Rachmaniar, Retasari Dewi dan Preciosa Alnashava Janitra

menggunakan konsep kealamiahan (kecermatan, kelengkapan, atau
orisinalitas) data dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Pendekatan kualitatif terutama layak untuk menelaah sikap atau
perilaku dalam lingkungan yang agak artifisial, seperti dalam survei atau
eksperimen. Peneliti kualitatif lebih menekankan proses dan makna
ketimbang kuantitas, frekuensi atau intensitas (yang secara matematis dapat
diukur), meskipun peneliti tidak mengharamkan statistik deskriptif dalam
bentuk distribusi frekuensi atau presentase untuk melengkapi analisis datanya
(Mulyana & Solatun, 2007, p. 11)
Sementara tradisi penelitian etnografi virtual adalah metode etnografi
yang dilakukan untuk melihat fenomena sosial dan kultur pengguna di ruang
siber(Nasrullah, 2014, p. 171). Etnografi virtual mempertanyakan asumsi yang
sudah berlaku secara umum tentang internet, menginterpretasikan sekaligus

reinterpretasi internet sebagai sebuah cara sekaligus medium yang digunakan
untuk berkomunikasi, merupakan “ethnography in, of and trough the virtual”
– interaksi tatap muka atau face to face tidak diperlukan(Hine, 2001).
KAJIAN LITERATURE

Video
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, video berarti:
 Bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi;
 Rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat
pesawat televise
Sementara menurut Azhar Arsyad dalam Media Pembelajaran, video
merupakan gambar-gambar dalam frame, di mana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar hidup.
YouTube
YouTube adalah sebuah situs berbagi video popular yang didirikan
pada Februari 2005 oleh tiga orang bekas karyawan
PayPal: Chad
Hurley,
Steven

Chen,
dan
Jawed
Karim, dimana awalnya bukan
dikembangkan oleh Google, tetapi kemudian Google
mengakuisi dan
menggabungkannya dengan layanan-layanan Google yang lain – sama
seperti Google mengakuisi blogger.
YouTube menjadi salah satu layanan dari Google yang memfasilitasi
penggunanya untuk bisa meng-upload video dan bisa mengakses video yang
dibuat pengguna lain dari seluruh
dunia
secara
gratis. YouTube
merupakan
database
video
yang paling populer di duniamaya, dan
paling lengkap sertavariatif, dengan pangsa pasar sebesar 43 persen.
Para pengguna dapat memuat, menonton dan berbagi klipvideo secara

gratis. Umumnya video-video di YouTube adalah klip music (video klip),
film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Format yang
digunakan video-video di YouTube adalah flv yang dapat diputar di
penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player.
Teori Uses and Gratifications
Salah satu teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori uses
and gratification. Dalam teori ini tidak lagi melihat pengaruh media pada
khalayak, namun apa yang dilakukan khalayak ke media.
Teori ini
mengatakan penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media tersebut. Artinya, pengguna media itu adalah pihak yang
aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari
4

Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI CHANNEL YOUTUBE

sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian, dalam teori uses and gratifications ini diasumsikan bahwa
pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya
(Effendy, 2002: 289-290).
Teori uses and gratifications menekankan bahwa audience itu aktif
dalam memilih media mana yang harus dipilih untuk memenuhi
kebutuhannya. Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di
dalam melihat media. Manusia dianggap memiliki otonomi atau wewenang
untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya
satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media dan sebaliknya keduanya
percaya bahwa ada banyak alasan khlayak untuk menggunakan media.
Masalah utama dalam teori uses and gratifications bukanlah bagaimana
media mengubah sikap dan perilaku khalayak, namun bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial dari khalayaknya. Jadi bobotnya pada
penonton aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan
khusus (Effendy, 2002: 289-290).
Teori uses and gratification digambarkan sebagai a dramatic break with
tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik,
teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi
tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak
dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan
itu terpenuhi (Rakhmat, 2005: 65).
METODE PENELITIAN
Paradigma Penelitian Konstruktivis

Konstruktivisme merupakan paradigma yang bertolak belakang dengan
positivisme. Positivisme memandangsubjek (manusia) dan objek komunikasi
sebagai dua hal terpisah, konstruktivisme memandang manusia dan objek
penelitian sebagai satu kesatuan – menganggap manusia merupakan bentuk
objek penelitian.
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees dalam buku Filsafat Ilmu
Komunikasi tahun 2007 menyebut subjek memiliki kemampuan control
terhadap maksud-maksud tertentu pada setiap wacana.Komunikasi dipahami,
diatur, dan dihidupkan oleh pernyataan-pernyataan yang bertujuan – setiap
pernyataan adalah tindakan penciptaan makna – tindakan pembentukan diri
serta pengungkapan jati diri sang pembicara(Ardianto & Q-Anees, 2007).
Semesta merupakan proses konstruksi sosial – keterkaitan antara
pikiran manusia dengan semesta dibentuk melalui wacana-wacana yang
berkembang dalam pikiran manusia, menghasilkan makna jamak (multiple
reality) dalam memahami satu fenomena – menghasilkan beragam makna
yang terbentuk dalam pikiran manusia.
Dalam kerangka paradigma penelitian, Denzim dan Lincoln pada buku
Handbook of Qualitative Research memaparkan tiga landasan filosofis bagi
paradigma konstruktivisme sebagai paradigma penelitian yaitu Ontologi:
Relativis. Realitas bisa dipahami dalam bentuk konstruksi mental yang
bermacam-macam yang tak dapat diindra, didasarkan pada sosial dan
pengalaman, berciri local dan spesifik, bentuk serta isi tergantung pada
manusia atau kelompok indvidual yang memiliki konstruksi tersebut. Pada
pengertian mutlak, konstruksi mental tidak kurang atau lebih ”benar”, tetapi
Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

5

Rachmaniar, Retasari Dewi dan Preciosa Alnashava Janitra

sekedar lebih atau kurang dan atau canggih. Konstruksi dapat diubah
sebagaimana “realitas” ikutannya demikian. Landasan yang kedua
Epistemologi: Transaksional dan subjektivis. Penulis dan objek penelitian
dianggap terhubung – timbale balik sehingga “hasil-hasil penelitian” tercipta
secara literal seiring dengan berjalannya proses penelitian. Perbedaan
konvensional antara ontology dengan epistemology lenyap, sebagaimana yang
terjadi dalam teori kritis. Dan landasan yang ketiga Metodologi: Hermeneutis
dan Dialektis. Sifat variable dan personal dari konstruksi sosial menunjukkan
bahwa konstruksi individu hanya dapat diciptakan dan disempurnakan melalui
interaksi antara dan di antara penulis dengan para responden. Beragam
konstruksi diinterpretasikan menggunakan teknik-teknik hermeneutic
konvensional dan dikomparasikan serta diperbandingkan melalui pertukaran
dialektis dengan tujuan akhir mendapatkan sebuah konstruksi consensus yang
lebih matang dan canggih daripada semua konstruksi sebelumnya.(Denzim &
Lincoln, 1994)
Pendekatan Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat empiris (dapat
diamati dengan pancaindera sesuai dengan kenyataan), dengan pengamatan
atas data tidak didasarkan pada ukuran-ukuran matematis yang terlebih dulu
ditetapkan peneliti dan harus disepakati (direplikasi) oleh pengamatan lain,
tetapi berdasarkan ungkapan subjek penelitian, sebagaimana yang
dikehendaki dan dimaknai oleh subjek penelitian. Pendekatan kualitatif
menggunakan konsep kealamiahan (kecermatan, kelengkapan, atau
orisinalitas) data dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Pendekatan kualitatif terutama layak untuk menelaah sikap atau
perilaku dalam lingkungan yang agak artifisial, seperti dalam survei atau
eksperimen. Peneliti kualitatif lebih menekankan proses dan makna
ketimbang kuantitas, frekuensi atau intensitas (yang secara matematis dapat
diukur), meskipun peneliti tidak mengharamkan statistik deskriptif dalam
bentuk distribusi frekuensi atau presentase untuk melengkapi analisis
datanya(Mulyana & Solatun, 2007, p. 11).
Etnografi Virtual
Etnografi virtual adalah metode etnografi yang dilakukan untuk melihat
fenomena sosial dan kultur pengguna di ruang siber(Nasrullah, 2014, p. 171).
Etnografi virtual mempertanyakan asumsi yang sudah berlaku secara umum
tentang internet, menginterpretasikan sekaligus reinterpretasi internet
sebagai sebuah cara sekaligus medium yang digunakan untuk berkomunikasi,
merupakan “ethnography in, of and trough the virtual” – interaksi tatap muka
atau face to face tidak diperlukan (Hine, 2001).
Tom Boellstorff, professor di bidang antropologi University of California,
US menyatakan bahwa penelitian etnografi virtual, pada dasarnya memiliki
prinsip-prinsip yang sama dengan penelitian etnografi, dimana proses
melakukan dan membangun etnografi menggunakan lingkungan virtual online
sebagai lokasi penelitian.
Boellstorf menyatakan bahwa pengumpulan data penelitian diluar lokasi
(dunia virtual) penelitian sama saja dengan melanggar prinsip “in their own
term”, karena bagaimanapun juga segala sesuatu memiliki makna dalam
konteksnya sendiri.

6

Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI CHANNEL YOUTUBE

Dalam etnografi virtual, wawancara dan survei dapat digantikan oleh
koleksi/arsip yang sudah ada yang berasal dari informasi yang melimpah di
lingkungan online seperti situs jejaring sosial dan forum internet. Informasi
dapat ditemukan dan diarsipkan dari internet tanpa harus dicatat dan ditulis
seperti etnografer tradisional (Evans, 2010:2).
Teknik Pemilihan Sumber Data
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah semua
netizen yang memberikan komentarnya di kolom komentar video Aa Gym
“Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official.Lalu untuk
objek penelitiannya adalah komentar-komentar netizen dalam kolom komentar
video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym
Official. Pada video tersebut terdapat 70 komentar.
Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan manusia sebagai instrumen utama.
Penulis melakukan observasi partisipatif pasif ditambah dengan menggunakan
studi literatur.
a. Observasi Partisipatif Pasif
Penulis melakukan observasi partisipatif pasif dengan berusaha melihat
seluruh komentar netizen di kolom komentar video Aa Gym “Hidup Jangan
Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official.
Observasi partisipatif pasif adalah suatu bentuk observasi khusus dimana
peneliti tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti hanya menjadi
pengamat dan tidak mengambil peran dalam situasi tertentu, atau tidak
berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi tersebut.
b. Studi Literatur
Penulis melakukan studi literatur dengan maksud mendapatkan gambaran
yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan
bagaimana orang mengerjakannya, kemudian melihat perbedaan
penelitian yang akan dilakukan. Studi literatur yang dilakukan penulis
antara lain berdasarkan buku, jurnal, serta artikel blog dari para
akademisi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
YouTube Channel Aa Gym Official Sebagai Media Komunikasi Dakwah
Aa Gym melalui channel YouTube yang dimilikinya telah menunjukkan
pemanfaatan platform media sosial ini sebagai media untuk melakukan
komunikasi dakwah kepada khalayak yang merupakan pengguna internet. Hal
ini dapat diamati dari keterangan di bawah label “About” yang berisi deskripsi
mengenai saluran YouTube yang dimiliki Aa Gym. Di sana terdapat penjelasan
singkat bahwa saluran tersebut merupakan channel resmi kumpulan video Aa
Gym. Sebagian besar isi video merupakan dakwah Aa Gym yang bertema
ketauhidan/keyakinan terhadap Allah SWT yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Video dalam channel YouTube Aa Gym berjumlah 528 video yang dibagi
ke dalam 14 playlist, yaitu: Kajian Terbaru, Kajian Singkat, Kajian Kitab Al
Hikam, TV Swasta, Kajian MQ Pagi, Tausiyah Aa Gym, Kajian Tauhid, Khotbah
Jumat, Kajian Ma’rifatullah, Aa Gym’s Daily, Adzan Aa Gym, Aksi Damai 212,
Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

7

Rachmaniar, Retasari Dewi dan Preciosa Alnashava Janitra

Milad 26 DT, dan Aksi 4 November. Terkait penelitian ini, focus penelitian ini
adalah video di bawah kategori Kajian Al Hikam yang berjudul “Hidup Jangan
Dibawa Susah”
Komentar atas Komunikasi Dakwah Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa
Susah” di Channel YouTube Resmi Aa Gym
Berdasarkan komentar netizen terkait video Aa Gym “Hidup Jangan
Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official, terdapat berbagai
komentar netizen, dalam hal ini pengguna YouTube, yang berdasarkan isinya
dapat dikategorisasikan menjadi komentar positif, komentar kritik dan
komentar negarif.
Komentar Positif
Komentar positif yang disampaikan netizen dalam kolom komentar video Aa
Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official
terbagi menjadi dua kategori:
a. Komentar positif terkait isi dalam video
b. Komentar positif tidak terkait isi dalam video
Untuk komentar positif terkait isi dalam video, di sini netizen
menyampaikan bahwa isi video adalah sesuatu yang bermanfaat. Netizen
merasa termotivasi dan terinspirasi dengan pernyataan-pernyataan yang
disampaikan Aa Gym dalam dakwahnya. Bahkan beberapa netizen
menganjurkan netizen-netizen lain untuk menyaksikan video dakwah tersebut.
Netizen lain merasa senang dan merasa tenang setelah menyaksikan isi video
Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official.
Netizen merasa dapat menerima isi dakwah yang disampaikan walau hanya
menggunakan media social YouTube. Dan jika dilihat dari komentarnya,
netizen-netizen tersebut terlihat dengan sengaja mencari ceramah-ceramah Aa
Gym, dan memilih channel YouTube Aa Gym Official sebagai rujukan atau
referensi untuk mendapatkan siraman rohani tersebut. Dalam hal ini
keberadaan teori uses and gratification dapat mewakili fenomena tersebut di
atas – pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling
baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya, audiens aktif dalam memilih
media mana yang harus dipilih untuk memenuhi kebutuhannya, terutama yaitu
kebutuhan afeksi

8

Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI CHANNEL YOUTUBE

Gambar 2 Komentar Positif terhadap Video “Hidup Jangan Dibawa
Susah”
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=c3dgYXtu9ko
Selanjutnya untuk komentar positif yang tidak terkait langsung dengan isi
video, ipenulis membaginya dalam dua kelompok:
a.

Terkait Aa Gym

b. Terkait komentar netizen
Untuk komentar terkait Aa Gym, disini netizen banyak yang
mengucapkan terimakasih atas video yang diunggah Aa Gym di channel
YouTube Aa Gym Official. Netizen juga merasa memerlukan sosok ulama
seperti Aa Gym di masa sekarang ini, sehingga netizen berharap agar Aa Gym
selalu sehat dan selalu ada dalam lindungan Allah SWT.
Sementara untuk komentar netizen lain, penulis melihat bahwa efek
dakwah dari Aa Gym membuat para netizen tersebut terus menyampaikan
doa-doa dan nasihat yang penuh manfaat. Hal ini menjadikan kolom komentar
di video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym
Official dipenuhi kalimat-kalimat bernada positif dan inspiratif.
Komentar Kritik
Komentar kritik yang disampaikan netizen dalam kolom komentar video
Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official
terbagi menjadi dua kategori:
a.

Komentar kritik terkait isi dalam video

a.

Komentar kritik tidak terkait isi dalam video

Gambar 3 Komentar Kritik Kualitas Suara Video “Hidup Jangan Dibawa
Susah”
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=c3dgYXtu9ko
Terkait komentar kritik mengenai isi video, netizen mengkritisi kualitas
video tersebut. Mereka menyampaikan bahwa video memiliki kekurangan
dalam hal background dan suara. Background yang ditampilkan sepanjang
video dinilai kurang pas, dan suara yang dirasa terlalu kecil atau kurang
maksimal.
Sehingga apa yang disampaikan menjadi kurang terdengar.
Sementara untuk komentar kritik yang tidak terkait isi dalam video, netizen
mengkritisi etika Aa Gym dalam meminta pertolongan kepada orang lain.
Netizen merasa bahwa cara Aa Gym ketika menyuruh seseorang seharusnya
dengan menyebut kata “tolong” di depan, tidak langsung menyuruh begitu
saja.
Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

9

Rachmaniar, Retasari Dewi dan Preciosa Alnashava Janitra

Komentar Negatif
Komentar negatif yang disampaikan netizen dalam kolom komentar
video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym
Official hanya berfokus pada hal-hal yang tidak terkait isi video, dengan kata
lain hanya berfokus pada penyampai pesan (pendakwah), yaitu Aa Gym.
Komentar negative yang muncul mayoritas terkait dengan kehidupan personal
Aa Gym. Adapun komentar negatif yang dapat diidentifikasi yaitu poligami, isu
Pilgub Jawa Barat, dan orientasi uang.

Gambar 4 Komentar Negatif terkait Kehidupan Personal Aa Gym
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=c3dgYXtu9ko
Untuk komentar terkait poligami, netizen memberikan respon negatif
mengenai Aa Gym yang memiliki istri lebih dari satu. Hal ini terkai
sebelumnya Aa Gym merupakan seorang suami dari Teh Ninih, kemudian Aa
Gym menikah dengan Teh Rini, dan bercerai dengan Teh Ninih. Selanjutnya Aa
Gym menikah kembali dengan Teh Ninih. Netizen hafal dan kerap
menghubungkan Aa Gym dengan kasus tersebut – pendakwah yang memiliki
istri lebih dari satu. Hal Ini menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh Aa
Gym hingga sekarang.
Terkait isu Pilgub Jabar, netizen mengaitkan Aa Gym dengan pemilihan
gubernur Jawa Barat yang akan berlagsung 2018. Netizen melihat bahwa Aa
Gym sama saja dengan tokoh lain yang juga mengincar tampuk kekuasaan. Aa
Gym tidak lebih dari seorang public figure yang tertarik untuk terjun ke dunia
politik. Sehingga ketika video ini muncul, komentar yang muncul bukan terkait
isi video, melainkan isu Aa Gym yang tampak tergiur masuk ke kancah
perpolitikan Indonesia.
Selanjutnya terkait orientasi uang, ada netizen yang beranggapan bahwa
kehadiran Aa Gym dalam dunia dakwah Indonesia, motivasinya tidak lebih dan
tidak kurang adalah untuk mencari uang – mendapatkan keuntungan. Hal ini
muncul karena netizen melihat geliat bisnis Aa Gym yang semakin
berkembang pesat.
TEMUAN
a. Meski video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa
Gym Official merupakan video dakwah yang sejatinya mengajak khalayak
untuk lebih memahami agama dan dekat dengan Tuhan, komentar netizen
tidak seluruhnya bernada positif, tetap saja ditemukan komentar kritik dan
negatif terkait video yang diunggah, baik itu yang terkait dengan isi video
maupun yang tidak terkait langsung dengan isi video
b. Keberadaan pendakwah (penyampai pesan) menjadi sesuatu yang penting
dalam video terkait dakwah – netizen tetap akan terus menilai keberadaan
pendakwah, baik keberadaan peristiwa di masa lalu pendakwah, maupun
keberadaan peristiwa yang saat ini terjadi pada pendakwah.
10

Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI CHANNEL YOUTUBE

Fokus netizen tidak selamanya bertumpu pada isi dakwah, tetapi juga
berfokus pada pendakwah. Isi dakwah dan pendakwah menjadi hal penting
dalam video dakwah
PENUTUP
Komentar netizen terkait keberadaan video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa
Susah” di channel YouTube Aa Gym Official, mencakup:
a. Komentar positif yang terbagi menjadi dua kategori: 1) komentar positif
terkait isi dalam video; 2) komentar positif tidak terkait isi dalam video
b. Komentar kritik yang terbagi menjadi dua kategori: 1) komentar kritik
terkait isi dalam video; 2) komentar kritik tidak terkait isi dalam video
c. Komentar negatif hanya bertumpu pada hal-hal yang tidak terkait isi video
– hanya bertumpu pada penyampai pesan (pendakwah), yaitu Aa Gym, dan
ini mencakup: 1) poligami; 2) isi Pilgub Jabar; dan 3) orientasi uang
d. Video dakwah tetap mendapat komentar kritik dan negative dari netizen,
baik itu yang terkait dengan isi video maupun yang tidak terkait dengan isi
video
e. Fokus netizen tidak selamanya bertumpu pada isi dakwah, tetapi juga
berfokus pada pendakwah. Isi dakwah dan pendakwah menjadi hal penting
dalam video dakwah

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro., Q-Anees, Bambang. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. 2009. Jakarta : PT Grafindo Persada
Denzim, N. K., & Lincoln, Y. S. (1994). Handbook of Qualitative Research. California:
Sage Publication, Inc.

Effendy, Onong Uchjana. (2002). Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi.
Bandung :PT. Citra Aditya Bakti
Fajrie, Mahfudlah. (2015). Analisis Uses and Gratification dalam Menentukan
Strategi Dakwah. Journal Islamic Review, Vol 4, No 1
Hine, Christine. 2001. Virtual Ethnography. London: Sage Publication Ltd.
Mulyana, Deddy. & Solatun. (2007). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta:
Kencana.
Nanuru, Ricardo F. (2013). Youtube: Seni Berwawasan Teknologi Modern.
Journal Uniera, Vol 2, No 1
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Laporan
Puslitbang PPI Kemkominfo . (2015). Buku Saku dan Tren TIK Indonesia 2015. Jakarta:
Kementerian Komunikasi dan Informasi .

Website
Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017

11

Rachmaniar, Retasari Dewi dan Preciosa Alnashava Janitra

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.(2014).
Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia. Diakses pada 23
Agustus 2016, dari https://kominfo.go.id/content/detail/4286/penggunainternet-indonesia-nomor-enam-dunia/0/sorotan_media
Kantar Millwardbrown. (2016). Add Reaction. Retrieved from Kantar Millward Brown
website: http://www.millwardbrown.com/adreaction/video/#slide-3
https://www.youtube.com/watch?v=c3dgYXtu9ko

12

Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29
Oktober 2017