Kebijakan Mengenai Kasus Suap di Eropa

MONIKA DWIPARASWANI/ 1206339084
Mid-term papaer teori dan tata ukum
“ kebijakan mengenai suap dan korupsi di negara Eropa : UK bribery act 2010 dan EU convention”

KEBIJAKAN MENGENAI SUAP DAN KORUPSI DI NEGARA – NEGARA EROPA
UK BRIBERY ACT 2010 DAN KONVENSI UNI EROPA (EU )
Pada umumnya, setiap perusahaan terutama perusahaan yang sudah terdaftar di
sebuah bursa saham harus mematuhi 4 undang – undang antara lain UU anti korupsi AS
( FCPA ),undang – undang anti penyuapan UK 2010, konvensi organisasi kerja sama
pembangunan Ekonomi (OECD) dan konvensi Uni Eropa (EU). Dalam paper ini saya akan
membahas UU anti penyuapan UK 2010 / UK bribery act 2010, konvensi Uni Eropa (EU).
Penyuapan dapat didefinisikan sebagai tindakan mempengaruhi petugas pemerintahan
ataupun swasta dengan cara menawarkan sesuatu dengan nilai tertentu untuk memperoleh
keuntungan yang tidak pantas. Dalam UU anti penyuapan UK dipaparkan lebih luas lagi
termasuk ‘siapapun’. Keuntungan yang tidak pantas dapat dijabarkan antara lain menyuap
untuk memenangkan proyek, menyuap untuk menjadi juara, menyuap untuk mengurangi nilai
pajak dll. Nilai dari sebuah suap tidak mesti jumlah yang besar atau sebuah mobil misalnya.
Bahkan tidak harus sesuatu yang nyata. Hanya sebuah janji saja tau penawaran untuk
memberikan hadiah saja sudah cukup untuk melanggar UU anti suap. Intinya adalah niatan
yang dapat mempengaruhi seseorang. Penyuapan dan korupsi dilarang walaupun tidak secara
langung. Seseorang dapat bertanggung jawab telah melakukan penyuapan walaupun belum

ada pembayaran yang dilakukan. Selain itu, menawarkan pekerjaan terhadap keluarga
anggota pemerintahan dapat dikategorikan sebagai tindakan suap.
UK BRIBERY ACT 2010 / UU anti penyuapan UK 2010
Sebelum adanya UK Bribery Act 2010, terdapat undang – undang anti penyuapan di
Inggris yang dibentuk pada tahun 1889, 1906 dan 1916. Dengan melihat tahun dibuatnya,
undang-undang tersebut dianggap tidak memadai untuk menindak lanjuti kasus korupsi pada
saat itu. Makda sebuah RUU diumumkan pada tahun 2002 namun ditolak oleh komite yang
kemudian bersama-sama memeriksa RUU tersebut. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun
2005, muncul dukungan luas untuk reformasi hukum tersebut. Setelah proses yang cukup
panjang, RUU disetujui Ratu pada tanggal 8 April 2010 yang kemudian namanya diresmikan
menjadi Bribery act 2010 dan mulai diberlakukan pada 1 Juli 2011. Pada bulan Oktober
2011, Munir Patel, seorang petugas pengadilan Redbridge Magistrates menjadi orang pertama
uang dihukum dibawah Bribery Act.

MONIKA DWIPARASWANI/ 1206339084
Mid-term papaer teori dan tata ukum
“ kebijakan mengenai suap dan korupsi di negara Eropa : UK bribery act 2010 dan EU convention”

Dalam Bribery act 2010 dijelaskan beberapa pengerian mengenai pelanggaran
penyuapan yaitu ;

1. Bagian 1

:

Pelanggaran

penyuapan

terjadi

apabila

seseorang

menawarkan,memberikan atau menjanjikan keuntungan finansial atau lainnya
terhadapa individu lain dalam pertukaran fungsi atau kegiatan yang bersangkutan.
2. Bagian 2
:
Pelanggaran disuap yaitu apabila seseorang meminta,
menerima,


atau

menyetujui

untuk

menerima

keuntungan

tersebut

dalam

pertukaranfungsi atau kegiatan tersebut. Keungangan tidak didefinisikan dalam UU
akan tetapi menurut Aisha Anwar dan Gavin Deeprose dari Sekolah Hukum
Scotlandia menjelaskan bahwa, keuntungan dapat pula berbentuk hadiah atau tawaran
pekerjaan.
3. Bagian 3


:

Setiap fungsi yang bersifat umum; aktivitas apapun yang

berhubungan dengan bisnis, perdagangan atau profesi, aktivitas apapun yang
dilakukan dalam kaitannya dengan pekerjaan seseorang, atau aktivitas apapun yang
dilakukan oleh atau atas nama badan orang baik perusahaan atau tak berhubungan .
Hal ini berlaku untuk swasta dan pemerintahan, dan meliputi kegiatan yang dilakukan
di luar Inggris.
4. Bagian 4
:

Kegiatan akan dianggap tidak benar dilakukan jika itikad baik

telah dilanggar dan merusak kepercayaan satu sama lain.
Dalam UU anti penyuapan UK 2010 dipaparkan bahwa baik penyuap petugas
pemerintahan maupun swasta akan dikenakan sanksi yang sama, harus ada prosedur yang
dapat membuktikan bahwa perusahaan swasta melakarang tindakan suap, penyuapan melalui
pihak terkait perusahaan yang berlepentingan juga dilarang dan berlaku pula diluar UK.

Hukuman yang dikenakan jika seseorang terbukti bersalah berdasarkan Bribery Act
2010 ini adalah hukuman maksimal 10 tahun penjara dan denda tidak terbatas bagi individu
yang bersalah. Selain itu apabila seuah perusahaan terbukti melanggar Bribery Act 2010,
maka perusahaan tersebut tidak diperbolehkan untuk mengikuti tender di negara EU dan
Inggris dalam jangka waktu selamanya. Terdapat konsekuensi serius lainnya bagi individu /
perusahaan yang terbukti melanggar Bribery Act 2010 yaitu penyitaan aset – aset yang
didapat dari korupsi tersebut. [ CITATION McK11 \l 1057 ]

MONIKA DWIPARASWANI/ 1206339084
Mid-term papaer teori dan tata ukum
“ kebijakan mengenai suap dan korupsi di negara Eropa : UK bribery act 2010 dan EU convention”

EU CONVENTION
EU memiliki dua instrumen hukum untuk memrangi korupsi dan suap yaitu : the 1997
EU convention on the fight against corruption yang melibatkan Official Europan
Communities dan anggota resmi EU dan kurang lebih 2,003 Framework decision mengenai
pemberantasan korupsi di sektor swasta. EU convention menangani korupsi yang dilakukan
pejabat publik sedangkan Framework Decision menangani korupsi yang dilakukan pihak
swasta.


Tujuan utama EU convention memerangi korupsi adalah untuk mengamankan

ketentuan pidana negara anggota EU dari korupsi yang dilakukan baik pejabat publik EU
communities ataupun pejabat publik dari negara anggota EU lainnya. Dalam Framework
decision juga diatur bahwa suap atau korupsi yang dilakukan perusahaan swasta akan
dipidana langsung walaupun dilakukan oleh orang-orang dibawah pengawasan mereka.
Seperti halnya EU convention, Framework decision berkaitan dengan sanksi bukan
langkah pencegahan korupsi. Selain sanksi pidana yang akan diberikan Framework Decision
terhadap individu yang melakukan korupsi, Framework decision juga mengatur dan
memutuskan tanggung jawab perushaan atas tindakan korupsi yang dilakukan oleh individu
didalam perusahaan tersebut. Akan tetapi perusahaan tidak dapat dimintai tanggung jawab
apabila tindakan korupsi dan penyuapan terjadi karena adanya kurang pengawasan dari pihak
EU convention dan pemerintah.
Dalam rangka memerangi korupsi, [ CITATION COM03 \l 1057 ] EU memiliki
prosedur dalam beberapa dokumen yang menjelaskan hal tersebut antara lain :


Pada pasal 29 treaty of EU menjelaskan mengenai mencegah dan memerangi korupsi
sebagai salah satu jalan untuk mencapai objektif EU yaitu untuk menciptakan dan
menjaga kebebasan, keamanan dan keadilan anggota EU.




Pendekatan pertama mengenai anti korupsi dilakukan dengan pengusulan pelarangan
dikuranginya pajak suap dan memperkenalkan aturan seperti standard audit internal
maupun eksternal sebuah perusahaan atau organisasi.



The Council’s 1998 Vienna action plan dan the Tampere European Council pada 1999
mengidentifikasikan korupsi sebagai slaah satu fenomena penting yang harus disoroti
dan diselesaikan bersama.

MONIKA DWIPARASWANI/ 1206339084
Mid-term papaer teori dan tata ukum
“ kebijakan mengenai suap dan korupsi di negara Eropa : UK bribery act 2010 dan EU convention”



The Millenium Strategy on the Prevention and Control of Organised Crime

mengemukakan

perlunya

pendekatan

perundang-undangan

nasional

dan

mengembangkan beberapa kebijakan EU sekaligus mendesak negara-negara EU
untuk segera meratifikasi EU dan dewan khusus anti korupsi.
Selain itu, EU juga telah membentuk instrumen khusus untuk mengatasi korupsi yaitu


2 perjanjian tentang perlindungan kepentingan finance EU community dan
perjuangan melawan korupsi dimana EU communties dan negara – negara EU turut
serta.




Dibentuknya European Anti Fraud Office ( OLAF ) pada 1999 yang memiliki
kekuatan investigasi interinstitusional.

Peperangan melawan korupsi tidak hanya berada pada sektor pemerintahan saja tetapi
juga sektor swasta. Pada tahun 1998 timbul aksi dari para negara anggota EU untuk
mengadopsi tindak pidana untuk menindaklanjuti korupsi. Di tahun 2002, Denmark
mengajukan ide terhadap Framework Decision yang lebih mengikat pada subjek korupsi
tersebut. Tentu saja hal ini disambut dengan antusias karena memberikan tingkat
perlindungan hukum yang sama terhadap korupsi terlepas hal tersebut terjadi di sektor
pemerintahan maupun swasta.
Dalam sudut pandang EU, permasalahan tetap terpaku pada pelaksanaan undang-undang
dan yang lebih penting adalah bagaimana mencegah, menyelidiki, menuntut dan mengadili
kasus korupsi. EU mendesak negara-negara anggotanya untuk memperkenalkan standard
umum mengenai pengumpulan bukti, penyitaan hasil, teknik investigasi khusus dan
perlindungan pelapor, korban dan saksi. Hal ini juga mendesak negara-negara anggota,untuk
memperkenalkan pedoman yang jelas bagi staf administrasi publik.


PENERAPAN HUKUM ANTI KORUPSI
Jika melihat teori-teori yang dipaparkan dalam awal essay ini, hukum yang telah
dibuat sangatlah baik untuk menghukum dan menindaklanjuti kasus korupsi di negara-

MONIKA DWIPARASWANI/ 1206339084
Mid-term papaer teori dan tata ukum
“ kebijakan mengenai suap dan korupsi di negara Eropa : UK bribery act 2010 dan EU convention”

negara Eropa maupun global akan tetapi bagaimana dengan penerapannya dalam peristiwa
nyata? Apakah hukum – hukum tersebut efektif dalam mengurangi jumlah kasus korupsi
yang dialami di negara – negara Eropa?. Kenyataanya justru berbanding terbalik dengan
hukum yang sudah sangat bagus dibuat.
Dalam artikel yang ditulis pada euobserver.com tertanggal 6 Maret 2013 [ CITATION
Nie13 \l 1057 ], setidaknya 120 juta euro lenyap dikarenakan korupsi tiap tahunnya pada 27
negara anggota.

Berdasarkan EU commisioner for home affairs, Cecillia Malmstrom

menyebutkan bahwa 20 hingga 25 % dari aset kontrak publik lenyap dikarenakan korupsi.
Sebuah perusahaan transparansi di Berlin melaporkan bahwa beberapa negara yang

dilaporkan memiliki tingkat korupsi yang tinggi antara lain Bulgaria, Republik Ceko, Italia,
Rumania dan Slovakia. Kasus korupsi dan penyuapan juga terjadi pada negara- negara maju
EU antara lain Belgia, Perancis, Jerman, Belanda, Spanyol dan UK. Korupsi yang dilakukan
ini tidak hanya melibatkan perusahaan Eropa saja tetapi juga perusahaan dari beberapa negara
asing di luar EU. Para negara anggota EU sudah setuju untuk menghindari kasus suap dan
korupsi akan teapi kenyataanya mereka gagal dalam melakukan kewajiban mereka.
Mengutip dari Jane Mittermaier [ CITATION Mit11 \l 1057 ], Head of transparency
international EU liasion office yang mengatakan bahwa EU harus menanggapi secara serius
laporan korupsi tersebut. Kurangnya perhatian EU terhadap kasus-kasus business to business
bribery dapat berpengaruh terhadap keadaan ekonomi EU yang sedang dilanda krisis saat ini.
Perusahaan besar dapat menuntut suap yang besar dari perusahaan kecil untuk memenangkan
sebuah proyek, misalnya. Negara – negara EU harus menindaklanjuti secara serius komitmen
hukum mereka terhadap hal korupsi dan suap ini.
Timbul pertanyaan di benak kaum pebisnis asing, apakah mereka juga dapat
dikenakan Bribery Act 2010 atau EU convention mengenai korupsi. Jawabannya adalah ya.
Contohnya adalah jika sebuah perusahaan Cina menyuap seorang petugas EU asal Spanyol
yang sedang berkunjung di Cina,maka perusahaan Cina tersebut dapat dituntut melakukan
pelanggaran karena sesuai tertera pada hukum EU convention bahwa mereka yang meberikan
keuntungan terhadap pegawai pemerintah EU ataupun swasta dapat diklasifikasikan sebagai
tindakan penyuapan walaupun pelaku utama ( pemberi suap) bukan merupakan warga negara
EU.

Bibliography

MONIKA DWIPARASWANI/ 1206339084
Mid-term papaer teori dan tata ukum
“ kebijakan mengenai suap dan korupsi di negara Eropa : UK bribery act 2010 dan EU convention”

COMMUNITIES, C. O. (2003, Mei 28). COMMUNICATION FROM THE COMMISSION
TO THE COUNCIL,THE EUROPEAN PARLIAMENT AND THE EUROPEAN
ECONOMIC ON A COMPREHENSIVE EU POLICY AGAINST CORRUPTION.
Retrieved from http://eur-lex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?
uri=COM:2003:0317:FIN:EN:PDF
EUROPA. (2007, Juli 12). A comprehensive EU anti-corruption policy. Retrieved
from
http://europa.eu/legislation_summaries/fight_against_fraud/fight_against_c
orruption/l33301_en.htm
McKenna, C. (2011). The UK Bribery Act 2010: What you need to know. Retrieved
from http://www.lawnow.com/cmck/pdfs/nonsecured/theukbriberyact20103.pdf
Mittermaier, J. (2011, Mei 02). New Transparency International report:EU
companies still engaged in foreign bribery . Retrieved from
http://www.transparencyinternational.eu/wpcontent/uploads/2012/09/2011-11-02-TI-EU-Press-Release.pdf
Nielsen, N. (2013, Maret 06). €120 billion lost to corruption in EU each year.
Retrieved from http://euobserver.com/justice/119300
Parliament, U. (2011, April 20). The Bribery Act 2010 – Guidance. Retrieved from
http://www.justice.gov.uk/downloads/legislation/bribery-act-2010guidance.pdf