BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pelatihan Guru PPKn Berwawasan Pluralisme

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Langkah-langkah Pengembangan

4.1.1 Studi Pendahuluan

  Pendidikan di sekolah merupakan agen perubahan bagi peserta didik di masa depan. Segala sikap dan tingkah laku peserta didik salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan di sekolah. PPKn di SMA merupakan salah satu pelajaran yang tidak hanya memberikan pengetahuan, namun lebih dari itu yaitu membentuk watak, sikap dan perilaku peserta didik dengan harapannya dapat menjadi manusia yang unggul, menjadi warga negara yang baik dengan jiwa Pancasila. Karena perannya yang begitu penting, pelajaran PPKn hendaknya bukan sekedar pelajaran pelengkap, justru menjadi pelajaran penopang utama sebagai landasan perilaku peserta didik. Dengan demikian, sikap dan perilaku menjadi hal utama untuk diperhatikan dalam setiap pembelajaran di dalamnya.

  Seperti tertuang dalam silabus PPKn SMA pada kurikulum 2013, secara jelas tertulis sebagai berikut.

1. Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29

  Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (1.2) 2. Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (2.1)

  3. Mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama dan kepercayaan dalam hidup bermasyarakat,

  4. Mengamalkan perilaku toleransi dan harmoni keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia (2.5).

  (Silabus PPKn, Kurikulum 2013) Penekanan utamanya adalah pada sikap dan perilaku peserta didik untuk menghayati isi makna tentang hak asasi manusia dan mengamalkan ajaran agama dan kepercayaannya yang diyakininya, menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terkait dengan pluralisme di Indonesia, secara tegas dalam silabus diharapkan peserta didik mengamalkan sikap toleransi antar umat beragama dan kepercayaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  Sikap dan perilaku ini tidaklah cukup diajarkan dengan cara transfer knowledge seperti membahas di dalam kelas saja tanpa aplikasi yang nyata dalam kehidupan. Pembelajaran PPKn pada umumnya yang dilakukan oleh sebagian besar guru SMA di Kabupaten Kendal masih didominasi pembelajaran di dalam kelas. Guru masih mendominasi di setiap kegiatan pembelajaran, karena cara-cara lama masih dilakukan dengan melakukan ceramah di depan kelas, siswa- siswa duduk mendengarkan. Hal ini juga diungkapkan oleh ketua MGMP PPKn Kabupaten Kendal, Drs. Nuryanto saat diwawancari tentang kondisi pembelajaran PPKn.

  Menurut saya, pembelajaran PPKn yang masih didominasi oleh guru. Sepertinya kita masih sulit beralih ke pembelajaran yang terkini. Kita masih bercerita dan anak-anak mendengarkan. Kita tanya jawab dengan anak tentang permasalahan- permasalahan yang terkait dengan materi yang diajarkan (Wawancara, Ketua MGMP PPKn Kabupaten Kendal, 7 Oktober 2014) Untuk memberikan penekanan pada sikap dan perilaku peserta didik, pembelajaran PPKn hendaknya tidak hanya berkutat pada pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan-kegiatan nyata perlu dilakukan sebagai aplikasi untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang diharapkan. Untuk menumbuhkan sikap dan perilaku pluralisme, hendaknya pembelajaran dapat dilakukan ke luar kelas, melakukan kegiatan kunjungan ke tempat-tempat ibadah lain dan melakukan diskusi atau dialog langsung dengan para pemuka agama. Dengan mengetahui inti dari ajaran di setiap agama yang ia peroleh secara langsung dari pemeluknya, akan tumbuh kesadaran dari dalam diri peserta didik untuk menghormati perbedaan agama, karena pada prinsipnya tujuannya adalah sama.

  Kondisi riil di sekolah, kegiatan tersebut belum dilakukan oleh para guru PPKn di Kabupaten Kendal. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua MGMP, terkait pelaksanaan pembelajaran yang menyangkut toleransi antara umat beragama.

  Ya, masih seperti biasa, bu. Kita bahas materi terkait dengan toleransi antar umat beragama. Untuk penugasan, anak-anak kita beri tugas untuk mencari artikel tentang kejadian-kejadian yang menyangkut perselisihan antar umat beragama di Indonesia. Anak saya suruh

  (Wawancara, Ketua MGMP PPKn Kabupaten Kendal, 7 Oktober 2014) Ketika diusulkan tentang pembelajaran PPKn yang memanfaatkan lingkungan sekitar seperti melakukan kunjungan ke tempat ibadah dan berdialog dengan pemuka agama, ketua MGMP memberikan komentar bahwa kegiatan tersebut merupakan ide yang bagus dan perlu ditindaklanjuti dengan pelatihan.

  Ini ide yang baru untuk pembelajaran PPKn. Saya yakin banyak teman-teman kita yang belum melaksanakan pembelajaran itu. Kita perlu sharing pembelajaran tersebut di forum MGMP, semacam pelatihan di forum MGMP. Bagaimana langkah-langkahnya, apa yang perlu didiskusikan, bagaimana proses penilaiannya (Wawancara, Ketua MGMP PPKn Kabupaten Kendal, 7 Oktober 2014) Uraian tersebut memberikan gambaran bahwa tuntutan pembelajaran PPKn adalah menumbuhkan sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, mengamalkan sikap toleransi. Tuntutan tersebut memberikan konsekuensi perlu adanya perubahan dalam cara berpikir, cara pandang dan perubahan pembelajaran yang tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja. Pembelajaran dengan mengundang nara sumber atau berkunjung ke luar kelas, melakukan pengamatan langsung, berdialog dengan orang lain di luar kelas, melakukan kegiatan- kegiatan yang mampu menumbuhkan jiwa pluralisme merupakan pembelajaran yang perlu dilakukan oleh pelatihan bagi guru tentang pembelajaran PPKn bewawasan pluralisme.

4.1.2 Tahap-tahap Pengembangan

  Pengembangan pelatihan guru-guru PPKn berwawasan pluralisme dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut.

1. Menyusun Model Pelatihan

  Pelatihan guru-guru PPKn berwawasan pluralisme yang akan dikembangkan menggunakan model pelatihan sepuluh langkah. Model ini merupakan model partisipatif dengan langkah-langkah sebagai berikut.

  a.

  Rekrutmen peserta pelatihan Rekruitmen peserta pelatihan dilakukan pada tahap awal. Pihak penyelenggara perlu melakukan pemberitahuan tentang pelatihan, pendaftaran dan seleksi peserta.

  b.

  Identifikasi kebutuhan, sumber belajar dan kemungkinan hambatan. Kebutuhan tentang pelatihan dilakukan dengan memberikan kuesioner terbuka untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan dalam pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme, menganalisis sumber belajar yang dibutuhkan dan memprediksi hambatan-hambatan yang dapat terjadi selama kegiatan pelatihan.

  c.

  Merumuskan tujuan pelatihan. Tujuan pelatihan ini adalah: 1) Mengenalkan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme; 2) Melatih guru melakukan perencanaan pembelajaran PPKN berwawasan pluralisme.

  d.

  Menyusun alat evaluasi awal dan akhir peserta pelatihan. Alat evaluasi yang digunakan berupa tes kognitif untuk mengetahui kondisi awal dan kondisi akhir tentang pengetahuan guru tentang pluralisme dan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme. Alat evaluasi lainnya berupa dokumentasi RPP tentang pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme.

  e.

  Menyusun kegiatan pelatihan, menentukan bahan belajar, metode dan tehnik pelatihan.

  Penyelenggara perlu menyusun kegiatan pelatihan, menentukan bahan belajar, metode dan teknik pelatihan yang tertuang dalam pedoman pelatihan bagi penyelenggara, narasumber dan peserta pelatihan.

  f. Latihan untuk instruktur Kegiatan ini diberikan untuk memberikan pemahaman kepada instruktur/pelatih tentang program pelatihan).

  g.

  Melaksanakan evaluasi pada peserta pelatihan dapat berupa tes tertulis untuk mengetahui pengetahuan awal tentang pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme dan dokumentasi tentang RPP.

  h.

  Mengimplementasikan proses pelatihan. Proses pelatihan dilakukan berdasarkan program pelatihan. i. Melaksanakan evaluasi akhir kegiatan. Untuk mengevaluasi akhir kegiatan dapat menggunakan alat evaluasi yang digunakan pada saat evaluasi j. Melaksanakan evaluasi program pelatihan (menganalisis penyelenggaraan pelatihan) untuk dijadikan masukan dalam kegiatan pelatihan di masa yang akan datang.

  2) Merumuskan Desain

  Desain pelatihan yang dikembangkan dapat dilihat pada bagan gambar 4.1 berikut.

  Gambar 4.1 Desain Pelatihan

  3) Penyusunan Perangkat

  Perangkat pelatihan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pelatihan. Perangkat pelatihan yang dimaksud adalah buku panduan kegiatan pelatihan dan materi pelatihan tentang pembelajaran PPKn

  Identifikasi Kebutuhan Materi tentang Pembelajaran PPKn Berwawasan Pluralisme

  Tujuan Pelatihan 1.

  Mengenalkan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme 2. Melatih guru melakukan perencanaan pembelajaran PPKN berwawasan pluralisme

  Penyusunan Program Pelatihan 1.

  Buku panduan pelatihan

  2. Materi pelatihan Pelaksanaan Pelatihan dan Evaluasi

a. Penyusunan Buku Panduan Kegiatan

  Buku panduan pelatihan berisi tentang pedoman sebagai acuan bagi penyelenggara, nara sumber (pelatih) dan peserta dalam proses pelatihan. Buku panduan ini terdiri dari 4 bab, yaitu pendahuluan, pelaksanaan, tata tertib dan penutup.

  Bagian pendahuluan dalam buku panduan pelatihan terdiri dari latar belakang, definisi, tujuan, sasaran, indikator keberhasilan dan dasar hukum. Latar belakang berisi tentang pentingnya pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme. Alasan yang kuat tersebut dapat digunakan pedoman penyelenggara untuk menentukan siapa yang layak menjadi nara sumber, sehingga dapat memberikan surat permohonan agar menyajikan materi sesuai dengan tujuan pelatihan. Bagi nara sumber, sebagai pedoman dalam penyusunan materi pelatihan, hal-hal apa yang perlu ditekankan dalam pelatihan sehingga tercapai sesuai kebutuhan. Bagi peserta pelatihan dapat memberikan motivasi perlunya mengikuti pelatihan yang diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam melaksanakan pembelajaran nantinya.

  Di dalam bagian pendahuluan juga memuat tentang tujuan pelatihan yang dapat memberikan arah bagi nara sumber dan peserta pelatihan dilaksanakan pelatihan. Pelatihan ini diharapkan dapat: 1)

  Meningkatkan pengetahuan guru-guru tentang materi pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme 2)

  Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru sebagai pedoman dalam melaksanakan

  Sasaran pelatihan tersebut adalah guru-guru PPKn SMA se Kabupaten. Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan diharapkan mampu memahami dan akhirnya meng-implementasikan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme,

  Suatu pelatihan perlu dasar hukum yang kuat, sehingga pelatihan tidak menyimpang dari landasan yang ada. Landasan hukum tertinggi diadakan pelatihan ini adalah Pancasila sebagai landasan ideal dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional. Landasan operasional lainnya adalah 1)

  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

  2) Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

  3) Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang pPerubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19

  Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 4)

  Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru

  5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan

  Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 6)

  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

  7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

  Republik Indonesia NO 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kuriklum 2013.

  Bab II tentang pelaksanaan memberikan ulasan peserta tentang pelaksanaan pelatihan. Dalam bab ini tercantum penanggung jawab, narasumber, waktu dan tempat pelaksanaan, panitia, prosedur pelaksanaan, struktur program, jadwal kegiatan dan anggaran.

  Sebagai penanggung jawab pelatihan yang dikembangkan dengan sasaran guru-guru PPKn adalah ketua penyelenggara. Sesuai dengan materi pelatihan yaitu pembelajaran PPKn berwawawasan pluralisme, maka perlu dipilih nara sumber yang kompeten. Nara sumber atau pelatihnya adalah widyaiswara dari LPMP Jawa Tengah dosen dari perguruan tinggi yang dianggap kompeten dalam bidang teori pembelajaran yang berkaitan pluralisme. Guru praktisi yang dianggap kompeten dalam melaksanakan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme, juga dapat menjadi pelatih. Penyelenggara perlu lebih jeli dalam memilih nara sumber guru praktisi karena tidak semua sekolah menerapkan pembelajaran pluralisme. Direkomendasi- kan sekolah-sekolah yang berada di bawah Keuskupan Agung Semarang dijadikan sebagai acuan karena sudah melaksakan pembelajaran religiusitas yang berbasis pluralisme. Guru praktisi ini dipandang memiliki pengalaman secara realistis akan mudah diterima peserta pelatihan.

  Waktu pelaksanaan pelatihan direncanakan hanya dua hari. Hari pertama membahas tentang teori, hakekat pembelajaran PPKn berwawasan pluralise, sedangkan hari kedua melakukan kunjungan ke berbagai tempat ibadah untuk melakukan diskusi interaktif dengan pemuka agama. Kunjungan ini guru, sehingga ketika melakukan pembelajaran, PPKn berwawasan pluralisme akan dilakukan hal serupa oleh peserta didik.

  Panitia kegiatan pelatihan terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, sie acara, sie humas, sie dokumentasi dan perlengkapan. Ketua bertanggung- jawab terhadap pelaksanaan pelatihan dan membuat program pelaksanaan pelatihan. Ketua dibantu oleh sekretaris dan memiliki tugas-tugas membuat surat- surat seperti: 1) permohonan nara sumber ke: LPMP Jawa Tengah, Lembaga Perguruan Tinggi, dan permohonan ke sekolah tempat guru praktisi yang akan menjadi nara sumber; 2) permohonan ijin pelatihan ke Dinas Pendidikan Kabupaten dan permohonan ijin tempat pelaksanaan pelatihan ke sekolah tempat penyelenggara; 3) undangan Peserta Pelatihan ke SMA Negeri/Swasta se Kabupaten; 4) menyiapkan hal-hal yang terkait dengan administrasi pelatihan seperti: formulir biodata peserta serta datar hadir, jadwal pelatihan, sertifikat peserta pelatihan; 5) melakukan pencatatan hasil pelatihan beserta laporan pelaksanaan pelatihan.

  Bendahara bersama ketua panitia membuat rencana anggaran dan memiliki tugas untuk mengatur pengeluaran biaya dalam pelaksanaan pelatihan, menginventarisasi nota, kwitansi pengeluaran keuangan dan membuat laporan keuangan.

  Sie acara memiliki tugas menerima Surat Tugas dan SPPD serta meminta tanda tangan surat tugas kepada kepala sekolah tempat pelatihan, memandu peserta mengisi formulir pendaftaran dan memandu jalannya pelatihan.

  Sie Konsumsi memiliki tugas mengatur dan menyiapkan konsumsi penyelenggaraan pelatihan sedangkan sie Humas bertugas mendistribusikan surat-surat yang keluar, memberikan informasi tentang pelatihan. Sebelum pelaksanaan pelatihan, sie perlengkapan menyiapkan tempat pelatihan dan di saat pelaksanaan pelatihan mendokumentasikan setiap kegiatan pelatihan.

  Prosedur pelaksanaan pelatihan juga ditulis sebagai pedoman bagi penyelenggara dalam melakukan pelatihan. Adapun prosedur yang perlu dilakukan oleh panitia antara lain: panitia membuat surat permohononan menjadi nara sumber yaitu: widya Iswara dan Pengawas SMA di Dinas Pendidikan Kabupaten, membuat surat ijin ke Dinas Pendidikan Kabupaten, membuat surat undangan pelatihan ke peserta melalui kepala SMA Negeri/Swasta se Kabupaten Kendal, membuat surat ijin penggunaan tempat pelatihan di kepada kepala sekolah.

  Setelah surat terdistribusi maka sesuai dengan rencana tanggal pelaksanaan, peserta datang ke tempat pelatihan mengisi formulir biodata peserta dan pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar, menyerahkan Surat Tugas dan SPPD dan mendapatkan materi pelatihan serta memasuki ruangan pelatihan dan siap mengikuti pelatihan. Di akhir pelaksanaan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan, dengan cara:

  1) Hasil tugas pembuatan RPP PPKn berwawasan pluralisme dikumpulkan ke panitia.

  2) Narasumber memberikan penilaian hasil tugas pembuatan RPP

  3) Pengisian Kuesioner tentang respon pelaksanaan pelatihan (terlampir)

  Lebih jelasnya alur kegiatan pelatihan sebagai pedoman bagi penyelenggara dapat dilihat pada gambar

  4.1. LPMP JATENG

  PANITIA SURAT MENGIRIMKAN PERMOHONAN PERGURUAN

NARA SUMBER

TINGGI SMA KEPALA DINAS SURAT SURAT IJIN PENDIDIKAN UNDANGAN PELAKSANAAN TEMPAT PELATIHAN PELATIHAN PENYELENGGARA

KEPALA SEKOLAH

KEPALA MENGIRIM

MENGIRIM GURU

SEKOLAH NARA SUMBER

PPKn

  

PELAKSANAAN PELATIHAN

MONOTORING DAN EVALUASI

PELAPORAN DAN

PERTANGGUNGJAWABAN

Gambar 4.2. Alur Kegiatan Pelatihan

  Struktur program juga perlu dicantumkan di buku panduan agar memberikan informasi bagi peserta pelatihan tentang materi apa saja yang akan dilatih dan juga sebagai pedoman bagi nara sumber untuk membuat materi pelatihan.

  Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari digunakan struktur kurikulum 18 jam pelajaran seperti tercantum pada tabel 4.1.

  Tabel 4.1. Struktur Kurikulum Pelatihan

  No Mata Latih JPL

  1 Konsep Pembelajaran PPKn berwawasan

  2 Pluralisme

  2 Kegiatan-kegiatan Sekolah Berwawasan

  2 Pluralisme

  3 Perancangan Pembelajaran PPKn

  2 berwawasan Pluralisme

  4 Perancangan Penilaian Pembelajaran PPKn

  2 berwawasan Pluralisme

  5 Kunjungan dan Dialog dengan Pemuka

  8 Agama ke Masing-masing Tempat Ibadah

  6 Monitoring dan Evaluasi

  2 Jumlah

  18 Materi tentang konsep pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme dan kegiatan-kegiatan sekolah berwawasan pluralisme disampaikan oleh widayiswara dan lembaga perguruan tinggi yang dipandang memiliki kompetensi secara teoretis sesuai dengan kajian teori yang lebih mendalam. materi perancangan pembelajaran, penilaian dan kunjungan serta dialog dengan pemuka agama dipandu oleh guru yang memiliki pengalaman dalam melakukan kegiatan tersebut. Struktur kurikulum tersebut dijabarkan dalam bentuk jadwal kegiatan pelatihan pelatihan guru PPKn tentang Pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme sebagai berikut Tabel 4.2

  Jadwal Kegiatan Pelatihan Hari Pertama

  No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

  1

  07.00

  • – 08.00 Registrasi

  2

  08.00 Kepala SMA

  • – 08.30 Pembukaan dan sambutan- sambutan

  3

  08.30

  • – 08.45 Coffe break

  4

  08.45 Widyaiswara

  • – 10.15 Konsep Pembelajaran PPKn LPMP berwawasan Pluralisme

  5

  10.15 Dosen

  • –11.45 Kegiatan-kegiatan

  Sekolah Perguruan Berwawasan tinggi Pluralisme

  6

  11.45

  • – 13.00 ISOMA 7 13.00 -14.30 Perancangan Guru Pembelajaran PPKn Praktisi berwawasan Pluralisme 8 14.30 -16.00 Perancangan Guru Penilaian Praktisi Pembelajaran PPKn berwawasan Pluralisme
  • – 08.00 Perjalan Ke Semarang

  • – 09.00 Dialog dengan Biksu Wihara Biksu
  • – 09.30 Perjalanan ke Pura
  • – 10.30 Dialog dengan

  10.30

  3 Guru Praktisi 2 hari 500.000 1000.000

  2 Narasumber 2 jam 500.000 1000.000

  1 Narasumber 2 jam 500.000 1000.000

  No Rincian Jumlah Biaya/ satuan Total

  Tabel 4.3. Contoh Anggaran Pelatihan

  Anggaran untuk pelatihan dirancang sebagai pedoman bagi bendahara untuk mengatur pengeluaran pembiayaan pelatihan. Contoh anggaran pelatihan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

  13.00

  9

  Masjid dan ISOMA

  Keuskupan Romo 8 12.00 -13.00 Perjalanan ke

  6

  Pendeta Hindu Pendeta Hindu

  09.30

  4

  09.00

  3

  08.00

  2

  07.00

  1

  Hari Kedua No Waktu Materi Pelatihan Narasumber

  • – 11.00 Perjalanan Ke Keuskupan 7 11.00 -12.00 Dialog dengan
  • – 14.00 Dialog dengan ustad Ustad 10 14.00 -15.00 Monitoring dan evaluasi

  4 Transportasi peserta hari (2 hari) 25 orang 75.000 1.875.000 Konsumsi (2

  Biaya/

No Rincian Jumlah Total

satuan

6 ATK 25 orang 15.000 375.000

  7 Sewa bus 1 hari 1.200.000 1.200.000 Kenang- kenangan untuk tempat

  8 ibadah 4 tempat 100.000 400.000

  9 Perlengkapan 1 orang 100.000 100.000 Dekorasi dan 10 dokumentasi 1paket 250.000 250.000 Total 10.000.000

  Contoh anggaran ini digunakan sebagai pedoman bagi penyelenggara terutama bendahara untuk pengeluaran keuangan dalam pelaksanaan pelatihan.

  Bab III berisi tentang tata tertib secara administratif dan akademis. Secara adminsitrasi, peserta segera melapor kepada panitia penyengara dan menyerahkan berkas kelengkapan administrasi yang terdiri dari: 1) Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan; 2) SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan.

  Tata tertib secara akademis mengatur para peserta agar mengikuti pelaksanaan pelatihan secara tertib. Adapun tata tertib secara akademis sebagai berikut: 1) peserta diwajibkan mengikuti seluruh acara yang telah ditetapkan tercantum pada jadwal kegiatan; 2) Peserta diwajibkan mengisi daftar hadir setiap hari; 3) Peserta harus hadir 10 menit sebelum kegiatan dimulai; 4) Peserta wajib membawa laptop sendiri untuk menunjang kegiatan pelatihan; 5) Peserta wajib Selama mengikuti kegiatan peserta berpakaian bebas rapi; 7) Keperluan mengenai pelayanan dan atau materi akademik diberikan oleh panitia; 8) Selama kegiatan berlangsung peserta diwajibkan mengenakan tanda peserta; 9) Selama kegiatan berlangsung peserta, penyaji materi dan panitia dilarang merokok.

  Buku panduan pelatihan bagi nara sumber relatif sama dengan buku panduan untuk penyelenggara hanya isinya ada yang dikurangi yaitu rencana anggaran. Perbedaan lainnya terletak pada bagian prosedur dan tata tertib bagi pelatih.

  Setelah mendapatkan surat permohonan dari panitia, nara sumber hal-hal yang harus dibawa yaitu surat tugas, SPPD, materi dan media presentasi. Selanjutnya nara sumber mengirim materi maksimal 2 hari sebelum pelaksanaan pelatihan. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan, nara sumber datang ke tempat pelatihan sesuai jadwal dan siap memberi pelatihan dan memberi tugas serta mengevaluasi peserta pelatihan. Setelah pelatihan selesai, nara sumber kembali ke instansi dan melaporkan ke atasan.

  Beberapa aturan yang dipedomani bagi nara sumber antara lain:

  1. Nara sumber membawa Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan 2. Naras sumber membawa SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan 3. Mengirim materi pelatihan dan media presentasi

  4. Nara sumber datang ke tempat pelatihan sesuai dengan jadwal

  5. Narasumber hadir maksimal 20 menit sebelum kegiatan dimulai

6. Narasumber berpakaian bebas rapi 7.

  Selama kegiatan berlangsung nara sumber dilarang merokok.

  NARASUMBER NARA SUMBER MENYIAPKAN MENERIMA SURAT 1. SURAT TUGAS PERMOHONAN 2. SPPD 3. MATERI PELATIHAN 4. PRESENTASI DATANG KE TEMPAT MENGIRIM MATERI KE PANITIA PELATIHAN UNTUK DIGANDAKAN, 2 HARI SEBELUM PELAKSANAAN

  MEMBERI PELATIHAN MEMBERIKAN PENUGASAN DAN PENILAIAN KEMBALI KE INSTANSI DAN MELAPOR KE ATASAN

  Gambar 4.3 Prosedur Kegiatan Pelatihan bagi Pelatih

  Buku panduan bagi peserta pelatihan juga relatif sama dengan buku panduan untuk nara sumber, yang membedakan adalah pada prosedurnya. Adapun prosedur pelaksanaan pelatihan guru PPKn berwawasan pluralisme untuk peserta pelatihan sebagai berikut.

  Gambar 4.4 Prosedur Pelatihan bagi Peserta Pelatihan 1.

  Setelah mendapatkan surat undangan dari panitia, peserta pelatihan menyiapkan hal-hal yang harus dibawa yaitu surat tugas, SPPD, laptop dan silabus

  PESERTA MENERIMA SURAT UNDANGAN PESERTA MENYIAPKAN 1. SURAT TUGAS 2. SPPD 3. LAPTOP 4. SILABUS 5. FOTO 3 X4 2 LEMBAR LAPORAN KE KEPALA SEKOLAH PESERTA DATANG KE TEMPAT PELATIHAN MENGISI BIODATA FORMULIR PENDAFTARAN MENERIMA MATERI PELATIHAN MENGIKUTI PELATIHAN DAN MENYELESAIKAN TUGAS MENGISI ANGKET RESPON TERHADAP PELAKSAAN PELATIHAN, MENGERJAKAN EVALUASI, MENGUMPULKAN TUGAS RPP

  2. Peserta datang ke tempat pelatihan 3.

  Setelah sampai di tempat pelatihan, mengisi form biodata formulir pendaftaran dan menyerahkan foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar 4. Peserta mendapatkan materi pelatihan 5. Peserta siap mengikuti pelatihan dan mematuhi aturan yang berlaku dalam pelatihan, berpartisipasi aktif selama kegiatan pelatihan

  6. mengisi angket respon terhadap Peserta pelaksanaan pelatihan, menjawab lembar soal dan mengumpulkan RPP yang ditugaskan nara sumber.

  7. Pelatihan selesai, peserta melaporkan kepada kepala sekolah masing-masing.

  Bab penutup dituliskan tentang kunci keberhasilan pelatihan antara lain:

  1. Penyelenggara a.

  Surat undangan kepada peserta pelatihan terkirim tepat waktu dan mendapatkan kepastian kesanggupan untuk mengikuti pelatihan b. Tersedianya sarana dan prasarana pelatihan yang memadai c.

  Tersedianya konsumsi untuk pelatihan d.

  Tersedianya blangko form biodata formulir pendaftaran minimal sejumlah peserta pelatihan e.

  Tersedianya materi pelatihan yang sudah digandakan minimal sejumlah peserta pelatihan.

  f.

  Mematuhi jadwal pelaksanaan yang sudah ada g.

  Memberi informasi secara jelas tentang pelatihan h.

  Memberi pelayanan baik dalam pelatihan

2. Nara Sumber a.

  Menguasai materi pelatihan tentang pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme b. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan c.

  Adanya kejelasan dalam penyampaian materi d.

  Adanya komunikasi aktif antara nara sumber dengan peserta pelatihan e.

  Mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam penyampaian materi f. Menguasai pengelolaan kelas pelatihan g.

  Mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui peserta h.

  Bersikap dan berperilaku menyenangkan 3. Peserta Pelatihan a.

  Memahami pembelajaran PPkn berwawasan pluralisme b.

  Mampu membuat perencanaan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme Untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan pelatihan maka dibagikan angket untuk memberikan respon kepada penyelenggara dan narasumber, sedangkan untuk mengetahui hasil pelatihan bagi peserta didik dilakukan tes dan pengumpulan hasil penugasan berupa RPP.

b. Penyusunan Buku Materi Pelatihan

  Buku materi pelatihan merupakan perangkat yang penting untuk melaksanakan pelatihan. Buku peserta sebagai sumber bacaan dan informasi sebelum peserta mengikuti pelatihan yang dipandu oleh penyaji materi atau pelatih. Peserta pelatihan yang memiliki persiapan terlebih dahulu akan memudahkan pelaksanaan pelatihan. Ketika bertemu dengan pelatih, peserta dapat melakukan tanya jawab atau menanyakan hal-hal yang belum dimengerti saja. Pelatih juga akan lebih mudah menguasai kelas, karena peserta memiliki persiapan terlebih dahulu.

  Buku materi pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme berisi tentang: 1) Latar belakang perlunya pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme; 2) aspek historis tentang pluralisme; 3) pandangan berbagai agama tentang pluralisme; 4) pendidikan pluralisme di sekolah; 5) implementasi pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme.

  Peserta pelatihan perlu diberikan gambaran tentang latar belakang perlunya pendidikan pluralisme, karena kondisi di masyarakat banyak terjadi tindak kekerasan yang bersinggungan dengan agama maupun perselisihan antar agama karena pandangan sempit dari sekelompok orang. Permasalahan yang tergolong rawan konflik ini, perlu menjadi bahan renungan bagi guru PPKn. Guru merupakan agen pembaharu, sebagai pendidik bagi generasi muda, sehingga diharapkan akan menumbuhkan jiwa-jiwa pluralisme, menghormati perbedaan bagi generasi mendatang agar menjdi warga negara yang Pancasialis.

  Aspek historis tentang pluralisme juga perlu diberikan kepada peserta pelatihan agar memiliki sejak lama bahkan pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara sudah menjunjung tinggi pluralisme. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” berasal dari tulisan kuno sejak jaman Majapahit sebagai gambaran bahwa perbedaan agama bukan suatu penghalang, justru sebagai pemersatu. Demikian juga, lahirnya Pancasila juga dari suatu musyawarah pendiri-pendiri bangsa yang kental dengan bentuk penghormatan adanya perbedaan agama. Landasan historis ini memberikan pemahaman bagi peserta pelatihan bahwa jiwa pluralisme perlu ditanamkan kepada peserta didik.

  Materi lainnya yang penting adalah pandangan dari berbagai agama di Indonesia terkait dengan pluralisme, dapat memberikan wawasan lebih mendalam kepada peserta pelatihan. Peserta pelatihan akan mengenal lebih mendalam dari agama-agama lain, bahwa di dalamnya tidak lepas dari bentuk penghormatan terhadap perbedaan agama. Dengan mengenal lebih dekat tentang ajaran-ajaran agama lainnya, akan lebih dekat pula rasa persahabatan. Dengan demikian diharapkan akan berimbas kepada peserta didik. Ketika guru-gurunya memiliki jiwa pluralisme, akan memberikan dampak positif terhadap perilaku pluralis pada peserta didiknya.

  Bagian lainnya dari buku materi adalah mengupas tentang kegiatan-kegiatan riil di sekolah maupun di luar sekolah yang dapat menumbuhkan jiwa pluralisme bagi peserta didik. Materi ini memberikan wawasan yang lebih luas tentang kegiatan-kegiatan di sekolah yang dapat dikembangkan contoh kegiatan riil di sekolah maupun di luar sekolah yang dapat dikembangkan untuk menumbuhkan jiwa pluralisme dapat dilihat pada tabel 4.4.

  Tabel 4.4 Rencana Program Kegiatan Riil dalam Rangka

  Pendidikan Pluralisme

  No Kegiatan Uraian kegiatan Tujuan

  1 Kunjungan ke Melakukan Mengenal lebih Masjid, diskusi dalam tentang Gereja, interaktif antara agama-agama Wihara, Pura siswa yang di Indonesia dan Klenteng beragam dengan pemuka agama

  2 Diskusi OSIS Menumbuhkan Ilmiah Lintas mengundang jiwa pluralis Agama para pemuka lintas agama untuk membahas pluralisme

  3 Kegiatan Live Selama 3 hari Menumbuhkan in peserta didik jiwa pluralis yang menjadi melalui ujicoba kegiatan nyata pendidikan pluralis melakukan kegiatan hidup bersama di tempat keluarga yang berbeda agama

  4 Melakukan Siswa Menumbuhkan kemah bakti melakukan ke- jiwa pluralisme Lintas agama mah bakti di melalui desa tertentu kegiatan nyata yang terdapat No Kegiatan Uraian kegiatan Tujuan ber-agam.

  Dalam kemah tersebut siswa melaku-kan kerja bakti seperti di masjid untuk membersihkan ling-kungan masjid maupun lingkungan gereja atau tempat ibadah lainnya

  5 Perayaan Kegiatan Tumbuh Iddul Addha dilakukan oleh kerjasama

  OSIS dengan antar siswa melibatkan yang berbeda siswa yang non agama muslim dalam kepanitian

  6 Perayaan Mengundang Tumbuh Iddul Fitri di pemuka agama kerjasama Sekolah Islam untuk antara guru, memberikan siswa yang ceramah, berbeda agama dengan melibatkan guru dan siswa non muslim dalam kepanitiaan

  7 Perayaan Melakukan Tumbuh Natal di missa bersama kerjasama sekolah dengan antara siswa

  No Kegiatan Uraian kegiatan Tujuan

  mengundang siswa muslim agama umat Nasrani dalam di wilayah kepanitian setempat

  8 Penggalangan Melibatkan Tumbuh dana untuk panitia siswa kerjasama anak panti dari siswa yang antara siswa asuhan berbeda-beda yang berbeda agama agama

  Bagian berikutnya adalah aplikasi pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme. Materi ini berisi kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru PPKn dalam pembelajaran yang dapat mengembangkan jiwa pluralisme. Sebagai aplikasinya diberikan contoh RPP yang didalamnya juga berisi kegiatan kunjungan ke tempat-temapt ibadah dan berdialog langsung dengan para pemuka agama.

4) Hasil Validasi Produk

  Produk yang dikembangkan berupa pedoman pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme dan materi pelatihan divalidasi oleh 4 validator yaitu: 1) Prof. Dr. Slameto, M.Si (Dosen Pascasarjana UKSW Salatiga), 2) Drs. Muryono, S.H, M.Pd (Kepala Dinas Kabupaten Kendal), 3) Drs. Wagiyo, M.Pd (Pengawas SMA Kabupaten Kendal) dan Drs. Nuryanto (Ketua MGMP PPKn Kabupaten Kendal.

a. Validasi Pedoman Pelatihan

  Rata-rata hasil validasi keempat validator terhadap pengembangan produk pedoman pelatihan

  Tabel 4.5 Hasil Uji Validasi Pedoman Pelatihan

  

No Indikator Rata-rata Kriteria

  1 Kesesuaian judul bab dengan

  4.25 ST isi materi dalam tiap bab

  2 Kejelasan isi bab

  4.25 ST

  3 Kejelasan kerangka isi

  4.25 ST

  4 Kesesuaian latar belakang

  3.75 T dengan maksud dan tujuan Pelatihan Pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme

  5 Kejelasan maksud dan tujuan

  4.00 T

  6 Kejelasan sasaran

  3.75 T

  7 Kesesuaian dasar hukum

  4.50 ST

  8 Kejelasan penanggung jawab

  4.25 ST

  9 Kesesuaian nara sumber

  4.50 ST

  10 Kesesuaian waktu dan tempat

  4.25 ST

  11 Kesesuaian peserta pelatihan

  3.75 T

  12 Kesesuaian panitia

  3.75 T

  13 Kesesuaian struktur progam

  4.00 T dengan Pelatihan Pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme

  14 Kesesuaian jadwal kegiatan

  4.25 ST dengan struktur program

  15 Kesesuaian anggaran

  3.75 T

  16 Kejelasan tata tertib

  4.25 ST Rata-rata

  4.09 T Keterangan: 1,0 Sangat rendah (SR)

  • – 1,8 1,9 Rendah (R)
  • – 2,6 2,7 Cukup (C)
  • – 3,4 3,5 Tinggi (T)
  • – 4,2 4,3 Sangat tinggi (ST )
  • – 5,0
Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa rata-rata 4,09 pada interval 3,4-4,2 dalam kategori tinggi. Hal ini

  menunjukkan bahwa pedoman pelatihan yang dikembangkan sudah tergolong valid dengan beberapa saran. Beberapa saran dari validator tersebut antara lain:

  Tabel 4.6 Saran Validator terhadap Perbaikan Pedoman Pelatihan

  Validator Saran Validator 1 Perlunya adanya pedoman belajar, latihan dan evaluasi Validator 2 Disinergikan dengan kurikulum 2013 Validator 3 Perlu dicek kesesuaian jumlah jam dalam struktur program pelatihan dengan di jadwal, setiap jam pelatihan adalah 45 menit

  Validator 4 - b.

   Validasi Materi Pelatihan

  Rata-rata hasil validasi keempat validator terhadap pengembangan produk materi pelatihan dapat dilihat pada tabel 4.7

  Tabel 4.7 Hasil Validasi Materi Pelatihan

  Rata- Aspek Indikator Kriteria rata Kesesuaian

  3.75 T 1. Keluasan materi uraian materi

  4.25 ST 2. Kedalaman materi dengan

  4.00 T tujuan pelatihan 3.

  Pilihan tema 4.

  3.75 T Keakuratan fakta Keakuratan dan konsep materi

  5.

  3.75 T Keakuratan Aspek Indikator Rata- rata Kriteria pembelajaran Materi pendukung pembelajaran

  6. Kesesuaian dengan perkembangan pendidikan

  4.00 T 7. Keterkinian fitur,

contoh dan rujukan

  3.50 T Teknik penyajian materi

  4.25 ST 9. Kekonsistenan sistematika

8. Keruntutan konsep

  4.25 ST 10. Keseimbangan antar Bab

  4.00 T Kelengkapan materi 11.

  Pendahuluan

  4.00 T 12. Aspek Historis Pluralisme Tabel 4.9 Saran Validator terhadap Perbaikan Materi Pelatihan

  3.50 T 13. Pandangan Berbagai Agama

tentang Pluralisme

  4.00 T 14. Pendidikan Pluralisme Di

  Sekolah

  4.25 ST 15. Penutup

  3.75 T Rata-rata

  3.93 T

  Rata-rata hasil validasi diperoleh sebesar 3,93 pada interval 3,4-4,2 dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa materi pelatihan yang dikembangkan sudah tergolong valid dengan beberapa saran. Saran-saran dari validator dapat dilihat pada tabel 4.9.

  Validator Saran Validator 1 Validator 2 Validator 3

  1. Taati ketentuan umum dalam penulisan karya ilmiah

  2. Tuliskan halaman sesuai ketentuan penulisan

  3. Istilah asing dicetak miring 4.

  Perlu dicek penulisan istilah 5. lengkapi dengan instrumen RPP penilaian, soal pengetahuan dan kunci jawaban, pedoman penskoran Validator 4

  1. Kekuatan dan kedalaman materi perlu dimaksimalkan

  2. Ditambahkan contoh-contoh real

  Berdasarkan saran dari para validator maka dilakukan perbaikan untuk memperoleh produk akhir berupa materi pelatihan dengan memperhatikan tata ketntuan tulisan, materi dengan dengan mencantukan RPP yang dilengkapi dengan instrumen soal pengetahuan, kunci jawaban dan pedoman pensekoran, memperdalam materi tentang pluralisme yang ditambahkan contoh-contoh yang lebih riil.

  Produk lainnya adalah pedoman pelatihan bagi penyelenggara, narasumber dan peserta pelatihan yang memperhatikan saran dari ahli yaitu adanya kesinergian dengan kurikulum 2013, kesesuaian jumlah jam dengan struktur jam pelatihan.

4.2 Pembahasan

  Maraknya kekerasan yang terjadi di masyarakat, bahkan kekerasan berlatar belakang perbedaan agama menjadi fenomena yang memprihatinkan. Pendidikan diyakini dapat menjadi agen perubahan, dengan demikian guru memiliki tanggungjawab moral untuk melakukan pembimbingan, mendidik para peserta didik menjadi manusia yang unggul. Berlakunya kurikulum 2013 menjadi pelengkap dari kurikulum 2006 yang lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperhatikan sikap, pengetahuan dan keterampilan.

  Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang didalamnya membahas tentang sikap toleransi antar umat beragama dan kepercayaan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Dalam kenyataannya, para guru lebih menekankan pada aspek kognitif, sedangkan pembentukan sikap dan perilaku toleransi belum dilakukan secara proporsional. Pembelajaran PPKn berbasis pluralisme belum banyak dipahami dan dilaksanakan. Pembelajaran secara aplikatif untuk menanamkan jiwa pluralisme belum banyak dilakukan oleh guru.

  Di samping perlu adanya kesadaran dari guru untuk melaksanakan pembelajaran PPKn berbasis pluralisme, namun diperlukan pula kemampuan guru membuat rancangan yang tepat sebagai acuan melaksanakan pembelajaran tersebut. Diperlukan suatu pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam membuat rancangan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme.

  Pelatihan merupakan jantung dari upaya untuk kinerja organisasi (Mondy, 2008). Melalui pelatihan akan diperoleh sumber daya manusia yang unggul dan profesional diharapkan oleh banyak organisasi atau lembaga pendidikan untuk bisa bersaing dalam era globalisasi. Program pengembangan SDM merupakan strating point bagi organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan skill, knowledge dan ability individu sesuai dengan kebutuhan masa mendatang (Sutrisno, 2009: 72).

  Untuk melakukan pelatihan diperlukan suatu pengelolaan yang matang. Terdapat lima sumber daya pelatihan yaitu man,money, machines, matherial dan methods (Emerson dalam Usman, 2009: 15). Lima sumber daya inilah inilah yang harus digerakkan dengan maksimal sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektif menunjukkan derajat pencapaian tujuan sedangkan efisien menunjukkan derajat optimalisasi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (Sugiyono, 2002: 8).

  Produk pengembangan pelatihan PPKn berwawasan pluralisme dalam penelitian ini adalah buku pedoman pelaksanaan pelatihan dan materi pelatihan. Buku pedoman digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara untuk mengatur pelaksanaan pelatihan, acuan bagi nara sumber untuk menyusun materi, memberikan pelatihan dan melakukan evaluasi. Buku pedoman pelatihan juga digunakan acuan bagi peserta pelatihan mengikuti pelatihan.

  Buku pedoman yang dikembangkan memuat

  

machines, matherial dan methods. Buku pedoman yang

  dikembangkan berisi tentang latar belakang sebagai acuan bagi penyelenggara, nara sumber dan peserta pelatihan tentang pentingnya dilakukan pelatihan. Berdasarkan latar belakang ini, nara sumber dapat menyusun materi dengan tingkat kedalaman sesuai dengan yang diharapkan dari pelatihan. Buku pedoman berisi pula tentang tujuan pelatihan.

  Tujuan merupakan unsur penting, karena dapat menjadi acuan bagi penyelengara, nara sumber dan peserta pelatihan tentang apa yang diharapkan dari pelatihan. Pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme bermaksud untuk meningkatkan kemampuan guru membuat perencanaan tentang pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme.

  Buku pedoman berisi tentang sasaran dan narasumber pelatihan. Suatu komponen pelatihan tidak lepas dari input (siapa yang akan dilatih), siapa yang melatih dan apa yang akan dihasilkan dari pelatihan. Sasaran pelatihan PPKn berwawasan pluralisme adalah para guru PPKn SMA.

  Memilih pelatih yang kompeten akan berpengaruh terhadap kualitas proses pelatihan yang berakibat pada kualitas output pelatihan. Terkait dengan pelatihan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme, narasumber yang dipandang lebih kompeten dari LPMP, lembaga Perguruan Tinggi yang dianggap memiliki kedalaman ilmu secara teoretis. Narasumber lainnya adalah dari guru yang memiliki pengalaman melakukan pembelajaran PKKn berwawasan

  Rencana dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak, akan sangat tergantung pada siapa yang akan melaksanakan rencana tersebut. Pe rtanyaan “siapa” sangat dominan peranannya dalam merumuskan rencana yang efektif dan efisien. Penempatan yang rasional dan objektif yang didasarkan pada kriteria latar belakang pendidikan formal, bakat, pengalaman dan kepribadian akan menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, dengan tingkat imbalan yang tepat pula (Siagian, 2007: 45).

  Pelatihan tidak lepas dari biaya. Penyelenggara pelatihan perlu merencanakan anggaran secara tepat agar pelaksanaan pelatihan berjalan. Anggaran pelatihan perlu dicantumkan dalam pedoman pelatihan sebagai acuan bagi penyelengara terkait peneluaran keuangan untuk pembiayaan pelatihan. Biaya merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pelatihan karena pelaksanaan akan berjalan sesuai rencana apabila ditopang dengan dana yang memadai. Oleh karena itu pembiayaan pelatihan perlu diorganisir dan dikoordinasikan antara penyelenggara pelatihan, pejabat pembina profesi guru, guru dan pihak lain yang terkait.

  Material pelatihan perlu direncanakan secara baik. Pelatihan tentang pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru PPKn dalam membuat perencanaan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme. Sesuai dengan tujuan tersebut maka materi yang perlu disampaikan berkaitan dengan: 1) konsep Pembelajaran Sekolah Berwawasan Pluralisme; 3) Perancangan Pembelajaran PPKn berwawasan Pluralisme. Materi secara teoretis tidak cukup untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan perancangan pembelajaran PPKn berwawasan pluralisme, oleh karena itu perlu diberikan pengalaman langsung yang dipandu oleh guru yang memiliki pengalaman melakukan pembelajaran tersebut. Terkait dengan hal ini maka minimal pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, hari pertama membahas secara teoretis dan hari kedua memberikan pengalaman langsung melalui kunjungan ke berbagai tempat ibadah. Nilai moral yang diharapkan adanya kesadaran dari para pendidik tentang pluralisme yang nantinya diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran serupa dengan apa yang dilatihkan.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kemampuan Literasi Sains Dengan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI MIPA SMA Kristen 1 Salatiga Pada Materi Sistem Gerak Yang Diuji Menggunakan Problem B

0 0 6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Respon Siswa tentang Tes Literasi Sains - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kemampuan Literasi Sains Dengan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI MIPA SMA Kristen 1 Salatiga Pada Materi Sistem Ge

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kemampuan Literasi Sains Dengan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI MIPA SMA Kristen 1 Salatiga Pada Materi Sistem Gerak Yang Diuji Menggunakan Problem Based Learning

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Algoritma Kriptografi Block Cipher Berbasis Pola Cabang dan Ranting Pohon

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Aplikasi Deteksi Kemiripan Dokumen Menggunakan Algoritma Shingling dan MD5 Fingerprint

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Teknologi Workflow Pada Sistem Penerbitan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai UKSW

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian pada Gereja Protestan Maluku menggunakan RESTful Web Service dan Node.Js

0 1 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pendataan Pemohon SIUP Online (Studi Kasus : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon)

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat dengan Fitting Sinusoids

0 0 28

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pelatihan Guru PPKn Berwawasan Pluralisme

0 0 30