PERANAN ABDUL HARIS NASUTION MASA PERALIHAN DEMOKRASI TERPIMPIN TAHUN 1955-1959

  

PERANAN ABDUL HARIS NASUTION MASA PERALIHAN DEMOKRASI

TERPIMPIN TAHUN 1955-1959

SKRIPSI

Oleh :

  

WAHYUDI

K4410062

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

  i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Wahyudi NIM : K4410062 Jurusan/ ProgramStudi : P.IPS/ Pendidikan Sejarah menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

  “PERANAN ABDUL HARIS

NASUTION MASA PERALIHAN DEMOKRASI TERPIMPINTAHUN 1955-

1959” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber

  informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

  Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

  Surakarta, 5 Mei 2014 Yang membuat pernyataan

  Wahyudi ii

  

PERANAN ABDUL HARIS NASUTION MASA PERALIHAN DEMOKRASI

TERPIMPIN TAHUN 1955-1959

Oleh :

WAHYUDI

  

K4410062

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

  

Pendidikan Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

  

2014

  iii

  

PERSETUJUAN

  Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Persetujuan Pembimbing Pembimbing II

  Pembimbing

  I Dr. Djono, M.Pd Drs. Tri Yunianto, M. Hum

  NIP. 19630702 1990031 005 NIP. 19650627 1990031 001 iv

  

ABSTRAK

  Wahyudi. K4410062. PERANAN ABDUL HARIS NASUTION MASA

  

PERALIHAN DEMOKRASI TERPIMPIN TAHUN 1955-1959. Skripsi. Surakarta:

  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2014.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Karir Abdul Haris Nasution di bidang militer; (2) Peranan Abdul Haris Nasution masa peralihan Demokrasi Terpimpin tahun 1955-1959; dan (3) Pemikiran Abdul Haris Nasution di bidang militer dan politik.

  Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian Historis atau metode sejarah. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber primer dan sumber sekunder.Metode sejarah adalah proses kritik memeriksa dan menganalisiscatatan dan peninggalan masa lalu, kemudian direkonstruksi berdasarkan data yang diperoleh sehingga menghasilkan historiografi.

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Karir Abdul Haris Nasution di bidang militer sangat cemerlang, dimulai dengan masuk Corps Opleiding

  

Reserve Officieren (CORO) di Bandung pada tahun 1940. Keberhasilan Nasution

  dalam peristiwa Bandung Lautan Api, berakibat diangkat menjadi Panglima Divisi Siliwangi pada tahun 1946. Pada masa Agresi Militer Belanda II, Nasution sebagai Panglima Tentara dan Teritorial Djawa (PTTD) membentuk Pemerintahan Militer Djawa. Nasution dipercaya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) antara tahun 1949-1952. Peristiwa 17 Oktober 1952 berakibat Nasution mengundurkan diri dari jabatan KSAD. Masa non-aktif yaitu tahun 1952-1955, digunakan untuk menulis buku-buku yang bertema militer dan kenegaraan serta mendirikan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI); (2) Peran Abdul Haris Nasution masa peralihan demokrasi terpimpin sangat dominan, dimulai ketika dipercaya kembali menjadi KSAD tahun 1955. Nasution melakukan reorganisasi di tubuh Staf Umum Angkatan Darat (SUAD), Deputi KSAD, dan Panglima Tentara dan Teritorium (TT). Pada tahun 1956-1958 terjadi pergolakan daerah yang melibatkan perwira AD. Nasution bersikap tegas dengan melakukan operasi militer. Nasution mendorong presiden untuk memberlakukan darurat perang (SOB), karena negara mengalami krisis politik dan keamanan. Nasution dipercaya oleh Soekarno untuk menjadi co-formatur pembentukan Kabinet Karya. Pemerintah membentuk Dewan Nasional sebagai aspirasi golongan yang ada dalam masyarakat dan memasukkan nama Nasution sebagai anggota ex-officio; dan (3) Pemikiran Abdul Haris Nasution meliputi di bidang militer dan di bidang politik. Di bidang militer, Nasution memformulasikan hubungan sipil-militer dan jalan tengah tentara. Di bidang politik, Nasution mengusulkan kembali ke UUD ’45 dan mendorong dikeluarkanya dekrit presiden sebagai awal demokrasi terpimpin.

  Kata kunci: Nasution, militer, masa peralihan, demokrasi terpimpin.

  

ABSTRACT

  Wahyudi. K4410062. THE ROLE OF ABDUL HARIS NASUTION IN

  

PERIOD TRANSITION TO GUIDED DEMOCRACY IN THE YEAR OF 1955-

1959. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas

  Maret University, May 2014.

  The aims of the research are to identifity (1) the military career of Abdul Haris Nasution; (2) the role of Abdul Haris Nasution in the transitiontoguideddemocracy in the year of 1955-1959; dan (3) the ideas of Abdul Haris Nasution in the military and politics aspects.

  Research methodology that used is Historical method. Source of the data that used in this research are primarily and secondary source. Historical method is critical process to check and analyze the notes and historical inheritance, and then reconstruct based on the data that is gained with the result that historiography.

  Based on the research result, it can be concluded: (1) military career of Abdul Haris Nasution is very good, started by joined in Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) in 1940. The successful of Nasution in the tragedy of Bandung Lautan Api made him became Division Commander of Siliwangi in the year of 1940. In second Dutch Aggression, Nasution became the commander of soldier and commander of Java territorial formed Java Military Government. Nasution became Staff Principle of Ground Forces in 1949-1952. The tragedy of 17 October 1952 made Nasution retired from the function as Staff Principle of Ground Forces. The non active period; 1952- 1955; he used this time to write books with military theme and also established organization of Indonesian Independence supporter; (2) the role of Abdul Haris Nasution in transitionto guided democracy is dominant, started when he became Staff Principle of Ground Forces in 1955. Nasution made reorganization in General Staff of Ground Forces, the Deputy of Ground Forces, and the commander of soldier and territory. In 1956-1958 there was a territory war that engaged Ground Forces officer.

  Nasution put into military operation clearly. Nasution leading the Presidents to made emergency war because the nation’s politics and security is crisis. The President, Soekarno, made Nasution became co formatter in formation of Indonesian cabinet namely Kabinet Karya. The Government made National Council with Nasution as ex- officio member; and (3) the ideas of Abdul Haris Nasution in military and politics aspects. In military aspect, Nasution formulated the relation of military civil and a middle way of the soldier. In politics aspect, Nasution proposed back the law of Indonesia namely, UUD 1945, and impelled the come out of the decree of the President as the start of guided democracy.

  Keywords: Nasution, military, period transition, guided democracy vii

  

MOTTO

Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu golongan menyebabkan kamu tidak berlaku adil. Bertindaklah adil, sebab adil itulah yang paling dekat kepada taqwa.

  

Dan jagalah hukum Allah, karena sesungguhnya Allah mengetahui semua yang kamu

kerjakan. (QS. Al Ma’idah: 8)

Pembangunan moral adalah inti pembangunan nasional, Gedung bertingkat tak akan

sebanding dengan tingginya moral generasi bangsa. (Abdul Haris Nasution)

Konsistensi adalah kompas perjalanan hidup, secara periodik manusia perlu melihat

langkah apakah lurus dengan telapak kakinya. (Penulis)

  viii

  PERSEMBAHAN

  Dengan ucapan syukur kepada Allah dan Sholawat atas rosul

  • – Nya, karya ini penulis persembahkan kepada : 1.

  Bapak dan Ibu tercinta, atas semua do’a, dukungan, dan kasih sayang 2. Orang-orang yang dekat dengan ku, khususnya Nuriana Mawardani yang senantiasa mendukung karir ku.

3. Teman – teman Pendidikan Sejarah 2010 yang tidak dapat disebutkan satu – persatu.

  4. Almamater. ix

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah

  • –Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjunganRasulullah SAW. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Hambatan dan rintangan penulis hadapi dalam penyelesaian penulisan skripsi, tetapiberkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasih kepada: 1.

  Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tetah memberi ijin untuk menyusun skripsi.

  2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah menyetujui atas permohonan skripsi ini.

  3. Ketua Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyususnan skripsi ini.

  4. Drs. Tri Yuniyanto, M. Hum,selaku pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

  5. Dr. Djono, M. Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Drs. Herimanto, M. Pd, M. Si, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan saran dan motivasi kepada penulis.

  7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis selama belajar, mohon maaf atas segala tindakan dan perkataan yang kurang berkenan di hati.

  8. Teman-teman Program Studi Sejarah khususnya angkatan 2010, yang telah memberikan bantuan, doa, dan dukungannya kepada penulis.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebuttkan satu – persatu.

  Semoga Allah SWT membalas amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan mendapatkan pahala yang setimpal. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

  Surakarta, 5 Mei 2014 Penulis xi

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  .........................…. ii

  HALAMAN PENGAJUAN

  ...................................................................... iii

  HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v ABSTRAK ................................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ................................................................................ viii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vix KATA PENGANTAR ................................................................................ x DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv DAFTAR SINGKATAN

  ………………………………………………….... xvii

  DAFTAR ISTILAH

  …………………………………………………… xxi

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar belaka....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 7 A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7 1. Negara dan Pemerintah.................................................................7 2. Sistem Pemerintahan .................................................................. 12 3. Pertahanan dan Keamanan.......................................................... 19 4. Militer ......................................................................................... 22 B. Kerangka Berfikir ……………….……………………………...... 29

  A.

  Metode Penelitian …………………………………….................... 32 B. Sumber Data .................................................................................... 33 C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 34 D. Teknik Analisis Data ....................................................................... 35 E. Prosedur Penelitian ....................................................................... 37 F. Tempat dan Waktu Penelitian

  .................................................... 31

  BAB VI HASIL PENELITIAN ........................................................................42 A. Perjalan karir Abdul Haris Nasution di bidang militer .....................42 1. Nasution Memasuki Militer ……….………….………….…... 43 2. Nasution Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia …….…... 46 3. Nasution dan Peristiwa 17 Oktober 1952 ………………….….. 50 4.

  .Nasution Masa Non-Aktif …………………….………………. 56 B. Peranan Abdul haris Nasution masa peralihan Demokrasi

  Terpimpin…………………………………………………………. 59 1.

  TNI-AD tahun 1952-1955 …………………….…………..…... 59 2. Pengangkatan Nasution menjadi KSAD ………………….….... 64 3. Nasution dan reorganisasi Angkatan Darat………………..…… 68 4. Nasution menumpas Pemberontakan Derah ……….….………. 72 5. Nasution mengusulkan berlakunya SOB ……………….……... 82 6. Nasution dalam Kabinet Karya dan Dewan Nasional ................ 89 C. Pemikiran Abdul Haris Nasution mengenai Militer dan Politik ..... 95 1.

  Konsep Jalan Tengah Tentara …………………………............ 95 2. Nasution memprakarsasi kembali ke UUD 1945 …….…..…... 108

  BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ......................................... 117 A. Simpulan ................................................................................... 117 B. Implikasi ................................................................................... 119 C. Saran .......................................................................................... 121 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 122 LAMPIRAN ...................................................................................................... 128

  

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

  Gambar dan Tabel Halaman

  1 Kerangka Pemikiran ………………………………………………… 29

  31 2 Kegiatan Penelitian …………………………………………………..

  37 3 Prosedur Penelitian ………………………………………………….. 129 4 A. H. Nasution selaku KSAD, GKS, dan Peperpu ………………….. 130 5 Kunjungan A. H Nasution ke Sumatera …………………………….. 131 6 Peta Penumpasan PRRI di Sumatera ………………………………. 132 7 Peta Penumpasa Permesta di Sulawesi ……………………………. xiv

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Halaman

  1 Perintah Harian Pangima Besar 5 Oktober 1949 .......................................... 133

  2 Order Harian Kepala Staf Angkatan Perang 5 Oktober 1951 ………...... 134

  3 Pernyataan Pimpinan TNI-AD tentang Peristiwa 17 Oktober 1952 ..… 136

  4 Radiogram KSAD Nasution bertanggung jawab atas 17 Oktober ….. 137

  5 Surat PM Wilopo kepada Menteri Pertahanan HB IX , 6 November 1952 ..... 138

  6 Surat Edaran SUAD sekitar Peristiwa 17 Oktober 1952 ………………..… 140

  7 Keputusan Presiden RI menaikkan pangkat Kepala Staf ………………..… 141

  8 Konferensi Jogja (Majalah Angkatan Darat) ………………………..… 142

  9 Daftar Menteri Pertahanan tahun 1945-1952 ………………………….. 153

  10 Keputusan Presiden RI menaikkan pangkat Kolonel Bambang Utoyo …..... 154

  11 Sambutan Presiden RI atas peringatan 10 tahun Angkatan Perang RI …….. 155

  12 Keputusan Presiden RI tentang pensiunkan Bambang Utoyo ………..… 156

  13 Surat pernyataan Organisasi Veteran untuk mendukung Permesta ………... 157

  14Instruksi Menteri Pertahanan tentang Pengangkatan KSAD A. H Nasution... 158

  15 Keputusan Presiden te ntang pernyataan keadaan Darurat Perang ……….… 159

  16 Amanat Gabungan Kepala Staf atas pemberlakuan SOB …………….……. 160

  17 Surat Perintah KSAD Nasution kepada Panglima TT VII ………….. 161

  18 Pigam Persetujuan Palembang ………………………………………….. 162

  19 Musyawarah Nasional ………………………………………………….. 164

  20 Undang-Undang N0. 74 tahun 1957 tentang Keadaan Bahaya Perang ….. 166

  22 Rancangan Usul Dewan Nasional tentang Demokrasi Terpimpin ….. 194

  23 Telahan Demokrasi Terpimpin oleh AH Nasution ………………...... 198

  24 Dekrit Kembali ke UUD 1945 ………………………………………….. 201

  25 Surat Ijin Menyusun Skripsi ………………………………………….. 203

  26 Surat ijin Penelitian …………………………………………….……. 205 xvi

DAFTAR SINGKATAN

  ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia AD : Angkatan Darat AL : Angkatan Laut AMN : Akademi Militer Nasional AMS : Algemeene Middelbare School APBN : Anggaran Pembelanjaan Negara APRI : Angkatan Perang Republik Indonesia AU : Angkatan Udara AURI : Angkatan Udara Republik Indonesia BKR : Badan Keamanan Rakyat BKS : Badan Kerjasama BPK : Badan Pemeriksa Keuangan BPKKP : Badan Penolong Keluarga Korban Perang CIA : Central Intelligency Agency CORO : Corps Opleiding Reserve Officieren Dephankam : Departemen Pertahanan dan Keamanan DDAD : Dewan Direktur Angkatan Darat DPA : Dewan Pertimbangan Agung DPN : Dewan Perancang Nasional DPRS : Dewan Perwakilan Rakyat Sementara DPR-GR : Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong

  FNPIB : Front Nasional Pembebasan Irian Barat GKS : Gabungan Kepala Staf Golkar : Golongan Karya HAM : Hak Asasi Manusia HBS : Hogere Burger School HIS : Hollandse Inlandse School HIK :Holand Indische Kweekschool

  IPKI : Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia KDM : Komando Daerah Militer KDPPST : Komando Daerah Pertempuran Sulawesi Selatan dan Tenggara KMA : Koninklijke Militaire Academi KNIL : Koninklijk Nederlands Indonesisch Leger KNIP : Komite Nasional Indonesia Pusat KOTI : Komando Tertinggi KSAD : Kepala Staf Angkatan Darat KSAL : Kepala Staf Angkatan Laut KSAP : Kepala Staf Angkatan Perang KSAL : Kepala Staf Angkatan Laut KTN : Komisi Tiga Negara MA : Mahkamah Agung MBAD: Markas Besar Angkatan Darat MBKAD : Markas Besar Komando Djawa

  MKN : Menteri Keamanan Nasional MMB : Misi Militer Belanda MPRS : Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Masyumi : Majelis Syuro Muslimin Indonesia NATO : North Atlantic Treaty Organization NICA : Netherlands Indies Civil Administration NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia NU : Nahdatul Ulama PDAT : Pusat Data Analisis Tempo PETA : Pembela Tanah Air PKI : Partai Komunis Indonesia PNI : Partai Nasional Indonesia PRRI : Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia PSI : Partai Sosial Indonesia PSII : Partai Serikat Islam Indonesia PTTD : Panglima Tentara Teritorium Djawa Pangti : Panglima Tertinggi Parindra : Partai Indonesia Raya Pemilu : Pemilihan Umum Peperda : Penguasa Perang Daerah Peperpu : Panglima Perang Pusat Permesta : Piagam Rakyat Semesta

  RIS : Republik Indonesia Serikat RPKAD : Resimen Perwira Komando Angkatan Darat RUU : Rancangan Undang-Undang SOB : Staat van Oorlog en van Beleg SUAD : Staf Umum Angkatan Darat TKR : Tentara Keamanan Rakyat TNI : Tentara Nasional Indonesia TRI : Tentara Republik Indonesia TT : Tentara dan Teritorium UUD ’45

  : Undang-Undang Dasar 1945 UUDS’50

  : Undang-Undang Dasar Sementara 1950 WKSAD : Wakil Kepala Staf Angkatan darat Wapangsar : Wakil Panglima Besar xx

DAFTAR ISTILAH

  Angkatan Darat : Angkatan bersenjata dengan alat perlengkapannya yang bertugas di bidang pertahanan keamanan di darat Coup : Usaha yang mengarah untuk melakukan pemberontakan Demisioner : Keadaan tanpa kekuasaan tetapi masih melaksanakan tugas sehari-hari sambil menunggu dilantiknya kekuasaan baru. Demobilisasi : Pembebasan dari tugas militer bagi perwira setelah perang selesai.

  Diktator : Kepala pemerintahan yang mempunyai kekuasaan mutlak Divisi : Satuan militer yang berada di daerah. Ex- Officio : Merangkap keanggotaan lain yang bersifat sementara Golongan Fungsional :

  Golongan yang berada di dalam masyarakat berdasarkan jenis pekerjaannya Ideologi : Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan dasar, arah dan tujuan kelangsungan hidup Insidental : Keadaan secara tiba-tiba. Konfrontasi : Cara menentang mush dengan berhadapan secara terang-terangan Korps : Himpunan Anggota dalam satu kesatuan Manuver : Ancaman untuk mewujudkan tuntutan Militan : Orang atau kelompok yang ikut serta dalam pertempuran fisik atau verbal secara agresif Moratorium : Melepaskan diri sementara untuk mengevaluasi kekurangan Primordial : Perasaan kesukuanatau kedaerahan yang berlebihan. Rasionalisasi : Perbuatan yang bersifat memungkinkan. Ratifikasi : Pengesahan suatu dokumen negara oleh parlemen. Regionalis : Persekutuan yang ada di daerah untuk melawan pemerintah pusat Rekonsiliasi : Usaha memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan seharusnya.

  Reorganisasi : Penyusunan kembali suatu lembaga yang meliputi pengurus dan bidang baru Revolusi : Perubahan ketatanegaraan (politik dan sosial) yang dilakukan dengan kekerasan Perwira : Anggota militer yang berpangkat di atas bantara sampai jenderal. Profesionalalitas : Sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki untuk dapat melaksanakan tugas. Teknokrat : Cendekiawan yang berkiprah di pemerintahan Totaliter : Bersifat menyeluruh dengan menyertakan senua komponen. Skorsing : Memberikan hukuman dengan berhenti bekerja sementara dari keanggotaan Ulitimatum : Peringatan atau tuntutan yang terakhir dengan diberi batas waktu untuk menjawabnya Vacum of power : Kekosongan pada penguasa tertinggi pemerintahan. xxii