Studi pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di sekolah menengah pertama negeri kabupaten Sukoharjo tahun 2012

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 SKRIPSI

Oleh :

KESIT GALIH PRASOJO K5608014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JANUARI 2013

commit to user

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

: Kesit Galih Prasojo

NIM

: K5608014

Jurusan / Prodi

: POK / Penkepor

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “STUDI PELAKSANAAN

EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari tebukti atau terdapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan

Kesit Galih Prasojo

commit to user

STUDI PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012

Oleh : KESIT GALIH PRASOJO

K5608014

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JANUARI 2013

commit to user

commit to user

commit to user

Kesit Galih Prasojo. Studi Tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga Di SMPN Se kota Sukoharjo Tahun 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri Se Kota Sukoharjo Pada Tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah guru pendidikan jasmani dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga khususnya kelas VII dan VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kota Sukoharjo. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, dokumentasi dan wawancara.

Hasil penelitian pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se Kota Sukoharjo tahun 2012 mempunyai prosentase sebagai berikut: pembinaan sudah berjalan baik dengan skor rata-rata 80,2% namun kenyataan di lapangan pembinaan sebenarnya kurang berjalan dengan baik, pelatih/guru sudah baik dengan skor rata-rata 61,8% sedangkan hasil wawancara menyebutkan bahwa peran pelatih/guru belum maksimal, siswa/atlet sudah baik dengan skor rata-rata 70% akan tetapi kenyataan di lapangan malah sebaliknya, prasarana dan kondisi sudah baik dengan skor rata-rata 78,1% akan tetapi, kenyataan di lapangan kondisi prasarana dan sarana kurang memadai dan pendanaan masih kurang dengan skor rata-rata 74,6%. Dari kelima daya dukung tersebut, hal yang paling berpengaruh adalah masalah pendanaan. Di Kabupaten Sukoharjo sendiri telah mengeluarkan kebijakan sekolah gratis. Dimana sekolah tidak diperbolehkan memungut biaya dari siswa dan dana hanya diperoleh dari BOS yang jumlahnya terbatas, tergantung jumlah siswa dan lokasi sekolah. Permasalahan dana ini mengakibatkan seluruh komponen pendukung pelaksanaan ekstrakurikuler menjadi terhambat. Mulai dari pembinaan yang tidak maksimal, guru/pelatih yang tidak maksimal dalam memberikan pelatihan, prasarana dan sarana yang kurang memadai dan efeknya pada siswa/atlet yang minim prestasi.

Berdasarkan hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se kota Sukoharjo kurang berjalan baik.

Kata kunci : Pelaksanaan Ekstrakurikuler, Ekstrakurikuler Olahraga

commit to user

 Lebih baik pulang daripada ragu – ragu dalam latihan. (Anonim)

 Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan akhirat.

(HR. Ibnu dari Abu Hurairah)

 Belajarlah untuk menerima kritik dan saran dari orang lain karna hal itu lah yang membuat Anda semakin dewasa dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

(Penulis)

commit to user

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

 “Ayah dan Ibu” Aku sangat bangga memiliki kalian, pengorbanan kalian tak akan pernah bisa tergantikan dengan apapun. Kalian adalah hal terbaik dari semua hal yang aku miliki.

 “Lina, Yosef, Ihwan, Kristanto, Danang Rohmat, Andy”

Kalian adalah rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberiku alasan kenapa aku pantang menyerah dalam menyelesaikan masalah.

 Keluarga besar KMS MENWA UNS Terima kasih sudah memberi banyak ilmu dan pengalaman yang tak ternilai harganya.

 “Sofiani Puji Astuti” Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku.

 “Teman-teman Penkepor angkatan 2008” Terima kasih untuk persahabatan yang kita jalin selama ini.

 “Almamater”

commit to user

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian ini.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd, sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes, sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 6 dan SMPN

7 Sukoharjo yang telah berkenan memberikan ijin penelitian.

7. Guru serta seluruh siswa SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 6 dan SMPN 7 Sukoharjo yang telah membantu dengan sepenuh hati dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Semoga Amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa, semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, Januari 2013

Kesit Galih Prasojo

commit to user

LAMPIRAN........................................................................................................ 54

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian ................................................................................ 35 Tabel 2. Daya dukung yang mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler

olahraga.............................................................................................. 39 Tabel 3. Pelaksanaan pembinaan ekstrakurikuler olahraga ............................. 44 Tabel 4. Tabel guru/pelatih dalam ekstrakurikuler olahraga ........................... 44 Tabel 5. Tabel siswa/atlet dalam ekstrakurikuler olahraga.............................. 44 Tabel 6. Tabel prasarana dan sarana dalam ekstrakurikuler olahraga ............. 45 Tabel 7. Tabel pendanaan dalam ekstrakurikuler olahraga.............................. 45

commit to user

Lampiran 1. Daftar nama siswa yang diteliti .................................................. 55 Lampiran 2. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian .................................... 61 Lampiran 3. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 62 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas ...................................................................... 67 Lampiran 5. Perhitungan Uji Reliabilitas......................................................... 69 Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................... 72 Lampiran 7. Instrumen Penelitian .................................................................... 73 Lampiran 8. Perhitungan Data Hasil Penelitian .............................................. 77 Lampiran 9. Deskripsi perhitungan Frekuensi dan Prosentase Daya Dukung

Ekstrakurikuler ......................................................................... 80

Lampiran 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI ............................... 85 Lampiran 11. Dokumentasi ............................................................................. 93 Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret ............... Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 1 Sukoharjo............... Lampiran 12. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 2 Sukoharjo............... Lampiran 13. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 3 Sukoharjo............... Lampiran 14. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 4 Sukoharjo............... Lampiran 15. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 5 Sukoharjo............... Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 6 Sukoharjo............... Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 7 Sukoharjo ..............

commit to user

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga mempunyai arti penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena kehidupan manusia terdiri dari dua aspek, yaitu aspek jasmani dan aspek rohani yang tidak dapat dipisahkan. Jika kedua aspek itu berkembang dan tumbuh secara selaras maka akan timbul kehidupan yang harmonis dalam pertumbuhannya. Keselarasan kehidupan jasmani dan rohani pada manusia dapat dicapai antara lain dengan melakukan olahraga. Menurut UU No.3 tahun 2005. Bahwa :”Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas menanamkan nilai moral akhlaq mulia, sportivitas, disiplin, mempererat persaudaraan bangsa, memperkukuh pertahanan nasional, serta mengangkat harkat dan martabat dan kehormatan bangsa.”

Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu pendidikan yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Banyak manfaat yang diperoleh melalui Pendidikan Jasmani Olaharaga dan Kesehatan. H.J.S Husdarta (2009: 3) menyatakan, “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional”.

commit to user

banyak aspek agar terjadi perubahan secara holistic pada diri peserta didik baik fisik, mental dan emosional. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, maka dalam kurikulum Penjasorkes telah dirancang berbagai macam materi Penjasorkes yang harus diajarkan kepada peserta didik sesuai jenjang pendidikannya masing-masing.

Di sekolah, baik itu di SD, SMP dan SMA banyak peserta didik yang berminat di bidang olahraga. Kegemaran mereka pun dituangkan saat jam olahraga tetapi banyak juga peserta didik yang belum puas kalau kegiatan olahraga hanya pada saat jam Penjasorkes saja. Untuk itu sekolah mengadakan suatu kegiatan guna menampung bakat dari peserta didik di luar jam sekolah dan biasanya disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler,salah satunya ekstrakurikuler olahraga.

Pembinaan olahraga harus dimulai sejak usia dini hal ini bertujuan untuk mencari bibit atlet sejak usia muda. Pada anak usia muda mreka sedang dalam keadaan tumbuh dan berkembang, sehingga dalam pembinaan olahraga untuk mencapai prestasi tinggi perlu pembinaaan. Maka dari itu sangat diperlukan suatu wadah untuk membina prestasi olahraga mereka tanpa melupakan tugas akademisnya.

Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa dalam bidang olahraga. Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiyaan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum, salah satunya kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler olahraga yang ada di sekolah khususnya di SMP dan SMA merupakan salah satu bentuk pembinaan olahraga yang digunakan untuk

commit to user

kehidupan,kecakapan sosial, kecerdasan emosional,kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah.Terkait hal itu,maka setiap satuan pendidikan perlu adanya ekstrakurikulerolahraga yang dapat menampung bakat dan minat anak sejak dini agar hasratnya ingin berkegiatan dapat tercapai dan tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti peserta didik dapat berprestasi sesuai harapan sekolah danbahkan sangat mungkin mengharumkan nama bangsa dikancah international.

Kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga dilaksanakan di SMP Negeri se Kota Sukoharjo. Di kota Sukoharjo terdapat 7 (tujuh) SMP Negeri yaitu SMP N 1, SMP N 2, SMP N 3, SMP N 4, SMP N 5, SMP N 6 dan SMP N 7. Dari ketujuh SMP Negeri di kota Sukoharjo, ada yang melaksanakan dan ada pula yang kegiatan ekstrakurikulernya mati atau tidak melaksanankan. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan tambahan di luar pelajaran regular yang diikuti oleh kelas VII dan VIII di SMP Negeri se Kota Sukoharjo.Kegiatan ekstrakurikuler olahraga bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa di bidang olahraga agar mampu berprestasi pada event-event antar siswa SMP seperti POPDA, PORSENI dan pertandingan olahraga lainnya, sehingga perlu penanganan yang lebih terhadap ekstrakurikuler olahraga di SMP, mulai dari peran pelatih, peserta didik, sarana dan prasarana, jadwal latihan yang rutin,dukungan dari sekolah dan pemerintah,pelaksanaan ekstra serta yang tak kalah penting masalah pendanaan untuk ekstrakurikuler olahraga. Di sini semua komponen saling mempengaruhi dan apabila salah satu tidak ada maka jangan berharap ekstrakurikuler dapat menghasilkan prestasi untuk sekolah.

Khususnya kegiatan ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri se kota Sukoharjo mulai tahun 2008 kurang berjalan maksimal karena adanya sekolah gratis yang melarang sekolah untuk memungut biaya dari peserta didiknya sehingga tidak ada dana untuk menyewa pelatih, prasarana dan sarana yang kurang memadai, banyak siswa yang kurang mampu dan rumahnya yang jauh dari sekolah yang membuat pelaksanaan ekstra menjadi terhambat. Namun, masih ada beberapa sekolah yang mengadakan ekstra. Hal tersebut di atas melatar belakangi

commit to user

Olahraga Di SMP Negeri Se kota Sukoharjo Tahun 2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Dari kegiatan ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri se Kota Sukoharjo tahun

2012 belum pernah dilakukan penelitian tentang pelaksanaannya.

2. Dari kegiatan ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri se Kota Sukoharjo tahun

2012 belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor pendukungnya.

3. Prasarana dan sarana ekstrakurikuler SMP Negeri se Kota Sukoharjo tahun 2012 belum memadai.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se Kota Sukoharjo Tahun 2012”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ialah: “Bagaimana Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga di SMP Negeri Se Kota Sukoharjo Tahun 2012?”

commit to user

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga Di SMP Negeri Se kota Sukoharjo Tahun 2012.

F. Manfaat penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Manfaat teoritis:

a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang serta melaksanakan penelitian ilmiah mengenai Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga Di SMP Negeri Se kota Sukoharjo.

b. Bagi Guru

Dapat digunakan oleh Guru SMP khususnya di Kota Sukoharjo tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga di SMP pada tahun 2012.

2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.

commit to user

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kegiatan diartikan sebagai aktivitas. Sedangkan ekstrakurikuler dalam kamus besar Indonesia mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar kurikulum atau di luar susunan rencana pelajaran. Secara sederhana istilah kegiatan ekstrakulikuler mengandung pengertian yang menunjukkan segala macam, aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Kegiatan ekstrakurikuler ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar usia 4 sampai 6 tahun, sekolah menengah tingkat pertama dan atas sampai akademik dan universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa maupun mahasiswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.

Sebagai bagian dari pendidikan maka kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari kebijakan departemen pendidikan nasional yang sebelum era reformasi disebut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ekstrakurikuler pada masa itu dilakukan dengan berlandaskan pada Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor : 0461 /U/1964 dan Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjrn Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992. Dinyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan disamping jalur Organisasi Intra Sekolah (OSIS), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Berdasarkan kedua Surat Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa

commit to user

menyeluruh yang mempunyai tugas pokok:

a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa

b. Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran

c. Menyalurkan bakat dan minat

d. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. (Depdikbud, 1998). Untuk mendukung terlaksananya program ekstrakurikuler diperlukan adanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut materi maupun kegiatannya, dengan harapan agar program ekstrakurikuler dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang digariskan.

Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam mendukung program kurikuler maupun dalm upaya menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai arti,tujuan dan hasil yang diharapkan,peranan dan hambatan-hambatan yang ada selama ini dengan informasi yang jelas diharapkan para Pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihak- pihak yang terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan.

Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti :

a. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Berbudi pekerti luhur

c. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Berkepribadian yang mantap dan mandiri

f. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang

commit to user

lingkungan. Dokumen resmi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan rumusan tentang apa yang dimaksud kegiatan extrakurikuler. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992 dirumuskan bahwa, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembianaan manusia seutuhnya. Sedangkanberdasarkan Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan da Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor :060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993 dikemukakan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler.

Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan rumusan dalam kalimatnya, tetapi makna yang terkandung didalamnya adalah sama. Kedua- duanya menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam usaha pembinaan manusia atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa.

Mengenai peranan kegiatan ekstrakurikuler disebutkan bahwa ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan mempunyai peranan utama sebagai berikut:

a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum yang ada.

commit to user

kepribadian para siswa

c. Membina serta meningkatkan bakat, minat dan ketrampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak kea rah kemampuan mandiri,percaya diri dan kreatif.

d. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. (Depdikbud, 1998)

Ada delapan (8) materi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut :

a. Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jenis kegiatannya adalah: 1) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing-masing, 2) memperingati hari-hari besar agama, 3) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, 4) mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, 5) menyelenggerakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.

b. Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jenis kegiatannya adalah : 1) melaksanakan upacara bendera pada hari senin, serta hari-hari besar nasional, 2) melaksanakan bakti social, 3) melaksanakan lomba karya tulis, 4) melaksanakan pertukaran pelajar antar propinsi, 5) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional.

c. Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Jenis kegiatannya adalah : 1) Melaksanakan tata tertib sekolah, 2) melaksanakan baris-berbaris, 3) mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan bangsa, 4) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian lingkungan alam, 5) mempelajari dan menghayati semangat perjuangan para pahlawan bangsa.

d. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur. Jenis kegiatannya adalah : 1) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, 2) melaksanakan tata karma pergaulan, 3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan perbuatan amal, 4)

commit to user

teman di lingkungan masyarakat.

e. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan. Jenis kegiatannya adalah : 1) mengembangkan peran siswa dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), 2) melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, 3) mengadakan forum diskusi ilmiah, 4) mengadakan media komunikasi OSIS, 5) mo\engorganisir suatu pementasan atau bazaar.

f. Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan. Jenis kegiatannya adalah : 1) meningkatkan keterampilan dalam menciptakan sesuatu lebih berguna, 2) meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, 3) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, 4) meningkatkan usaha koperasi sekolah, 5) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

g. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi. Jenis kegiatannya adalah : 1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, 2) meningkatkan kesehatan mental, 3) menyelenggarakan kantin sehat, 4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.

h. Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi, dan kreasi seni. Jenis kegiatannya adalah : 1) meningkatkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang seni, 2) menyelenggarakan sanggar belajar semacam seni, 3) meningkatkan daya cipta seni, 4) mementaskan, memamerkan berbagai cabang seni. (Depdikbud, 1998: 6-10).

Dengan berlakunya kebijakan baru pendidikan nasional melalui Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional, maka panduan kebijakan mengenai kegiatan ekstrakulikuler juga berubah. Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik sebagaimana tercantum dalam pasal 3, pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pasal 12 ayat (1b) menyatakan bahwa setiap peserta didik

commit to user

sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik dan meningkatkan kualitas pendidikan nasional Undang undang sistem pendidikan mengamantkan perlunya penetapan standar nasional pendidikan. Sebagai tindak lanjut maka ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang terdiriatas delapan (8) standar yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.

Panduan mengenai kegiatan ekstrakurikuler terdapat dalam Lampiran Standart Isi berdasar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas No 22 tahun 2006). Dalam Lampiran Satandat Isi baik untuk tingkat SD, SMP dan SMA dinyatakan bahwa struktur kurikulum terdiri atas 3 komponen yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Komponen mata pelajaran tiap tingkat pendidikan berbeda jumlahnya. Untuk SD ditetapkan 8 mata pelajaran, SMP 10 mata pelajaran dan tingkat SMA berkisar antara 13 sampai 16 mata pelajaran tergantung pada jurusan dan kelas.

Komponen muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Sedangkan komponen pengembangan diri dimaksudkan bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan daan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,guru atau tenaga kependidikan yang dapat

commit to user

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Berdasarkan sistematika peraturan dan penjelasannya di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler termasuk bagian dari komponen pengembangan diri dalam struktur kurikulum tingkat SD, SMP dan SMA/SMK. Struktur kurikulum ini terdapat dalam Lampiran Standar Isi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Selanjutnya untuk menindaklanjuti strutur kurikulum mengenai komponen pengembangan diri maka disusun pula buku Panduan Pengembangan Diri. Dalam buku tersebutdinyatakan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan pendidikan. Komponen pengembangan diri meliputi kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Panduan Pengembangan Diri berisi rambu-rambu, model, dan contoh-contoh yang dapat digunakan dalm pengembangan kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah/madrasah dalam rangka penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar da Menengah. Masing-masing sekolah/madrasah dapat menguraikan lebih lanjut substansi yang ada di dalam panduan ini demi dapat terselenggarakan kurikulum sekolah/madrasah dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan pada landasan yuridis di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu bagian dari komponen Pengembangan Diri. Komponen Pengembangan Diri lainnya adalah kegiatan pelayanan konselling. Sedangkan Pengembangan Diri merupakan salah satu dari tiga komponen dalan struktur kurikulum tingkatpendidikan dasar dan menengah. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran tetapi pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

commit to user

oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang sesuai.

Ruang lingkup pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tiadak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Kegiatan terprogram terdiri atas 2 komponen:

a. Pelayanan konseling,meliputi pengembangan:

1) Kehidupan pribadi

2) Kemampuan sosial

3) Kemampuan belajar

4) Wawasan dan perencanaan karir

b. Ekstrakurikuler, meliputi kegiatan:

1) Kepramukaan

2) Latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja

3) Seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan

Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan: a) layanan dan kegiatan pendukung konseling dan b) kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan secara a) Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri. b) Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran) dan c) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi,

commit to user

keberhasilan orang lain, datang tepat waktu. Berdasarkan ketentuan di atas, dapat dikemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan diri terprogram, dengan bidang pengembangan yang mencakup;

a. Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan daya cipta sesuai dengan potensi, bakat dan minat untuk dapat berperestasi secara optimal. Contoh ilmiah remaja

b. Pengembangan kagamaan dan sosial, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan religius, disiplin, kerja sama, dan rasa tanggung jawab sosial lainnya. Contoh kepramukaan

c. Pengembangan rekreatif, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta didik mengembangkan potensi dirinya dengan suasan rileks, menggembirakan dan menyenangkan untuk pengembangan karir. Contoh teater.

2. Ekstrakurikuler di Sekolah

Dalam buku panduan pengembangan diri, yang dimaksudkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

Kegiatan ekstrakurikuler menekankan untuk membantu pengembangan peserta didik dan pemantapan pengembangan kepribadian peserta didik yang lebih cenderung berkembang untuk memilih jalan tertentu.

a. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler Adapun yang menjadi visi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk

commit to user

bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

Sedangkan misinya adalah 1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dpat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan , potensi, bakat, dan minat mereka, dan 2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peseta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :

1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka.

2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekastrakurikuler untuk mengembangkan

suasana

rileks,

menggembirakan dan menyenangkanbagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab sosial peserta didik dan dapat dijadikan untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

c. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler

commit to user

potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.

2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan

keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.

3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang

menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.

4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana

yang disukai dan menggembirakan peserta didik.

5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

6) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsisp kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

d. Jenis kegiatan ekstrakurikuler

1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), PAsukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

2) Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

3) Latihan/lomba keterbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.

4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

e. Format Kegiatan

1) Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik secara perorangan.

2) Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.

3) Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakuikuler yang diikuti peserta didik dalam satu kelas.

commit to user

didik antarkelas/antarsekolah/madrasah.

5) Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan.

3. Ekstrakurikuler Olahraga

Aktivitas-aktivitas intramural (dalam sekolah) seperti didefinisikan di sini tidak hanya meliputi olahraga-olahraga pertandingan dan permainan- permainan diantara murid-murid sekolah yang sama, namun juga partisipasi- partisipasi dalam pendidikan jasmani informal dan olahraga apapun yang bersifat rekreasi yang dilaksanakan di luar kelas-kelas atau jam-jam belajar reguler. Dewasa ini, aktivitas-aktivitas semacam itu ditawarkan di hampir setiap negara. Waktu yang paling populer adalah sore hari, ketika jam sekolah sudah usai, yang bisa pada pukul 1 siang atau pukul 7 sore hari dan di Indonesia sendiri kegiatan semacam itu disebut dengan ekstrakurikuler olahraga.

Ekstrakurikuler olahraga adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler olahraga berkaitan dengan aktivitas fisik siswa, sebelum melakukan ekstrakurikuler olahraga biasanya pelatih atau pembina memberikan pengarahan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti, fair play, empati, bekerjasama, toleransi, sikap, dan lain sebagainya seperti menurut Suseno (1989:53) mengatakan bahwa: Moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betul- salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas.

Olahraga beregu (team sport) merupakan salah satu bentuk olahraga yang dapat mengembangkan keterampilan sosial seseorang. Hal ini

commit to user

dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Seperti yang disebutkan dalam Wikipedia Free Encyclopedia (2008:th) bahwa, “Team sport refers to sports that are practiced between opposing teams, where the players interact directly and simultaneously between them to achieve an objective . Bahwa olahraga tim mengacu pada olah raga yang dilatih atau dipraktekkan, dimana pemain saling berhubungan secara langsung dan secara simultan di antara keduanya untuk mencapai satu tujuan. Hal itu menunjukkan bahwa olahraga beregu memberikan ruang pada individu untuk berinteraksi secara langsung dan berkelanjutan, baik dengan rekan maupun lawan. Interaksi sosial yang terjadi dalam olahraga beregu tersebut dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial individu yang terlibat. Olahraga beregu dengan partisipasi yang luas diantaranya football (dalam berbagai bentuk), cricket, baseball, handball, hockey, basketball, dan volleyball (Wikipedia Free Encyclopedia, 2008:th).

Kegiatan ektrakurikuler olahraga selain bermanfaat bagi siswa dalam mengisi waktu luang olahraga itu sendiri juga ditujukan untuk pembentukan perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan, empati, sikap tidak mementingkan diri sendiri, sikap ramah, memimpin dan mempertahankan diri. Pembentukan perilaku sosial terbentuk seirama dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Seorang individu atau siswa membutuhkan kemampuan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan itu adalah keterampilan sosial (social skills). Keterampilan sosial merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan kemampuan memecahkan masalah, dengan keterampilan yang siswa miliki suatu lingkungan sosial yang harmonis dapat dicapai (Cartledge & Milburn, 1992:8). Keterampilan sosial sangat berhubungan erat dengan interaksi sosial, seperti yang diungkapkan oleh Anderson (2004, 451) “Social skills are developed and manifest in social interaction”. Hal ini berarti bahwa interaksi sosial yang terjadi dalam suatu situasi sosial dapat mendeskripsikan

commit to user

bahwa setiap individu membutuhkan keterampilan untuk berinteraksi sosial. Keterampilan sosial memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting bagi individu agar dapat hidup bermasyarakat di kemudian hari.

Maka dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga nilai-nilai yang terkandung didalamnya secara tidak langsung akan masuk kedalam karakteristik siswa melalui permainan atau pertandingan, berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler non olahraga yang harus diberi penjelasan mengenai nilai-nilai yang terkandung saat siswa melakukan kegiatanya.

Dalam penelitian ini penulis memilih aktivitas ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga sebagai variabel penelitian. Program ekstrakurikuler olahraga merupakan suatu kegiatan mendidik melalui aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk memberdayakan siswa atau anak didik mencapai kedewasaannya dan mengalami perubahan perilaku dan sikap sosial secara positif. Selain itu, aktivitas olahraga dipilih karena kegiatan tersebut banyak diminati para siswa.

Banyak macam kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan di sekolah, yang tentu saja berbeda-beda antar sekolah. Perbedaan itu bisa dimengerti karena terdapatnya perbedaan minat dan kebutuhan siswa, sarana dan prasarana, potensi daerah yang bersangkutan. Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler sekolah berada dibawah seksi-seksi dalam struktur kepengurusan OSIS sekolah serta ditangani oleh guru atau pembina yang menguasai bidang ekstrakurikuler tersebut. Melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga diharapkan potensi yang ada dalam diri peserta didik dapat dikembangkan dan ditingkatkan agar berprestasi.

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler siswa diarahkan untuk memilih salah satu cabang olahraga yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, PORPROV maupun kompetisi lainnya.

commit to user

Sukoharjo, yaitu: sepakbola, futsal, badminton, karate, tae kwondo, sepak takraw dan voli.

Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab sosial peserta didik dan dapat dijadikan untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Dalam upaya mewujudkan tujuan itu diperlukan daya dukung diantaranya, pelatih yang baik, atlet/siswa yang memiliki potensi/bakat, pembinaan yang baik, sarana dan prasarana yang memadai dan pendanaan.

Berikut ini adalah penjelasan daya dukung tersebut,yaitu:

a. Pelatih Setiap olahraga sangat membutuhkan seorang pelatih yang profesional untuk memajukan timnya. Pelatih yang dimaksud adalah seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau menangani kelompok atau seseorang untuk mencapai keberhasilan tertentu (Heru Suranto: 1994). Pelatih adalah seorang profesionalisme yang bertugas membantu, membina, mengarahkan atau olahragawan dalam mencapai prestasi maksimal dalam waktu yang sesingkat- singkatnya (Agus Purwanto, 1998: 1). Menurut Kamtono (1986: 67) untuk menjadi seorang pelatih yang baik, paling tidak harus mempunyai beberapa kemampuan atau kriteria antara lain: “kemampuan fisik, kemampuan psikis, kemampuan pengendalian emosi, kemampuan sosial, tanggungjawab dan pengabdian demi prestasi atlet”. Mendukung pernyataan tersebut, Sukadiyanto (1997: 33) menyatakan bahwa pelatih yang baik memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki pengetahuan dan keterampilan cabang olahraga profesinya, bersikap kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu berperan sebagai seorang pendidik atau guru yang baik. Tugas sebagai pelatih menurut Siregar (1978: 23), adalah:

1) Mengenal atlet secara keseluruhan

2) Bersama atlet mengolah cabang olahraga pilihannya

3) Mengembangkan kepribadian atlet

commit to user

5) Mengawasi kesehatan atlet

6) Menyadarkan atlet tentang pentingnya berlatih

7) Menanamkan kepatuhan pada atlet Menurut Djoko Pekik (2002: 18-19) pelatih yang mempunyai kemampuan fisik yang baik akan dapat membantu atletnya mencapai prestasi yang maksimal karena pelatih itu adalah sebagai model bagi atletnya. Menurut Kamtomo (1986: 67) ada tiga hal perlu diperhatikan dalam kemampuan fisik seorang pelatih, antara lain:

1) Physical fitness

2) Skill performance

3) Proporsi fisik yang harmonis dan sesuai dengan cabang olahraga yang dilatih. Harsono (1988: 31) menyatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi atlet banyak tergantung dari tinggi rendahnya pengetahuan dan kemampuan serta keterampilan seorang pelatih, pendidikan formal dalam ilmu olahraga dan kepelatihan akan sangat membantu segi kognitif dan psikomotorik dari pelatih. Kamtomo (1986: 70) menjelaskan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam kemampuan psikis, diantaranya adalah:

1) Memiliki kecintaan dan dedikasi yang tinggi terhadap bidangnya

2) Memiliki IQ yang tinggi

3) Memiliki pengetahuan yang luas tentang bidangnya baik secara teoritis maupun praktis

4) Memiliki daya imajinasi serta daya kreasi yang mengagumkan

5) Memiliki keberanian bertindak dan berkemampuan keras untuk menang dalam batas-batas sportifitas. Menurut Harsono (1988: 57) kepribadian yang baik diharapkan dari seorang pelatih adalah: 1) Akrab, 2) Ambisi tinggi, 3) Dipercaya, 4) Jujur, 5) Kooperatif,

6) Kepemimpinan yang tinggi, 7) Kreatif, 8) Mengerti orang lain, 9) Disiplin pribadi, 10) Objektif, 11) Optimis, 12) Energik, 13) Rajin, 14) Setia, 15) Mempunyai sifat humor, 16) Emosi stabil dan, 17) Tulus hati.

commit to user

anatomi, fisiologi, kedokteran olahraga, biomekanika olahraga, psikologi, ilmu gizi, sosiologi, ilmu pendidikan, pembelajaran motorik, statistik, tes dan pengukuran. Dalam buku yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993: 1) Mc Clenaghan mengemukakan bahwa pelatih itu harus ada kebutuhan untuk dapat berhasrat memiliki kesenangan dasar dan sifat-sifat yang dibutuhkan oleh profesi itu sendiri, harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang menunjang keahlian agar dapat berhasil. Menurut Direktorat Keolahragaan, Ditjen PLSPO dan PBVSI (1993: 13) meliputi antara lain:

1) Menjadi seorang guru, pendidik, bapak dan teman sejati.

2) Menganalisis perubahan yang terjadi pada atlet atau pemain.

3) Menjadi motivator bagi atlet atau pemain.

4) Organisatoris yang baik dan bekerja sama secara administrative.

5) Mencari dan memilih bibit-bibit atlet potensial dan

6) Mengawasi, memperhatikan dan membimbing atlet.

Tugas utama seorang pelatih adalah membantu atlet untuk meningkatkan prestasinya setinggi mungkin. Atlet menjadi juara disebabkan karena ada hasil konvergensi antara atlet yang berbakat dan proses pembinaan yang benar dengan perbandingan sumbangan atlet 60%dan porsi pembinaan 40%, atlet juara lahir dan dibuat (Harsono,1988:31).

Pelatih yang profesional harus sadar akan kenyataan yang terjadi di lapangan kadang tidak sesuai dengan yang dikehendaki sehingga ia harus dapat benar-benar mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan kepribadian atlet (siswa) dalam hal tertentu. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat terminimalisasi akan terjadi. Pengaruh-pengaruh yang diberikan pelatih kepada seorang atlet seharusnya pengaruh yang positif tapi

commit to user

pelatih benar-benar berhati-hati dalam memberikan pengarahan.