LAPORAN HASIL KEGIATAN WISATA EDUKASI YO

LAPORAN HASIL KEGIATAN WISATA EDUKASI
KELAS XI IPS 3 SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2015 – 2016

SMA NEGERI 1 NAGRAK
Jl. Raya Nagrak No. 16 Telp. (0266) 6540626 Nagrak Sukabumi 43356
Web site : www.smarak.net

e-mail : smarak-smi@yahoo.co.id

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Hasil Kegiatan Wisata Edukatif ” tepat pada waktunya.
Adapun “Laporan Hasil Kegiatan Wisata Edukasi” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan kunjungan
edukatif ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan laporan kunjungan edukatif ini.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon para pembaca memberikan saran dan kritikan yang

membangun demi perbaikan, untuk itu kami ucapkan selamat membaca dan semoga karya tulis kami yang
berjudul “Laporan Hasil Kegiatan Wisata Edukasi “ bermanfaat bagi kita semua.

Nagrak , 10 April 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak hanya berupa kegiatan di dalam kelas. Proses belajar
mengajar sehari-hari dapat dilakukan di luar kelas. Salah satunya dengan proses belajar yang nyata
(kontektual). Bentuk proses nyata yang dapat dilakukan adalah kegiatan yang turut membawa siswa survei
secara langsung pada objek pemebelajaran, di antaranya objek kultur, historis, dan ilmu pengetahuan serta
teknologi. Kegiatan edukatif tersebut membawa pengalaman siswa dalam pendalaman dan memperluas
wawasan yang berorientasi pada pembelajaran kontekstual serta menjadikan wawasan untuk membekali
salah satu perguruan tinggi yang efektif bagi lulusan SMA.
Pemebelajaran kontekstual terlaksana secara edukatif pada bidang kultural, historis, ilmu pengetahuan,
dan teknologi tersebut seperti kultur jawa yang mendunia, Candi Prambanan, Candi Borobudur, Keraton
Yogyakarta dan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dikenal semua oleh siswa termasuk nilai
sejarah yang terkandung dalam bangunan tersebut.

2. Tujuan
Proses belajar kontekstual dalam studi wisata bertujuan sebagai berikut.
Melakukan pengamatan secara langsung dalam situasi objek yang dikunjungi untuk selanjutnya
melakukan diskusi atau tukar pendapat tentang objek tersebut.
b. Memberikan suasana baru bagi siswa dalam proses pembelajaran kontekstual sehingga mampu
membangkitkan motivasi untuk meningkatkan kinerja.
c. Mengambil data atau dokumen pada objek tersebut untuk dijadikan laporan kegiatan yang diberikan pada
pihak yang berwewenang.
a.

3. Manfaat
Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan oleh ada manfaatnya. Adapun manfaat dari wisata edukasi ini
sebagai berikut:
a. Saling bertukar pengalaman siswa dari objek yang dikunjungi.
b. Untuk mempererat persaudaraan maupun kekeluargaan antara siswa pada proses belajar kontektual
c. Menghilangkan kejenuhan belajar yang bersifat tradisional dan monoton dalam menggunakan strategi
proses belajar.
d. Mempererat hubungan silaturahmi antara pihak SMAN 1 Nagrak dengan objek wisata yang dikunjungi.

BAB II

PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan kegiatan wisata edukasi pada tanggal 7-10 April 2016, kami berkunjung ke beberapa objek di
Yogyakarta, yaitu :
1.
Universitas Islam Indonesia (UII)

Tepatnya pada tanggal 8 April 2016 sekitar pukul 10.00 WIB kami melakukan kunjungan ke salah satu
universitas di Yogyakarta yaitu Universitas Islam Indonesia (UII). Universitas Islam Indonesia atau UII adalah
perguruan tinggi swasta nasional tertua di Indonesia yang terletak di Yogyakarta. UII semula bernama Sekolah Tinggi
Islam (STI) yang didirikan di Jakarta pada hari Ahad tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan dengan tanggal 8 Juli 1945
M. Dengan lokasi kampus yang tersebar di beberapa wilayah, seperti Kampus Terpadu terletak di Jalan Kaliurang KM
14,5 Kabupaten Sleman, dekat daerah wisata Kaliurang dan berjarak 20 KM dari puncak Gunung Merapi. Dalam
pemeringkatan 4 International College and Universities (4ICU) maupun Webometrics pada Januari 2012
menempatkan UII sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) peringkat pertama di Kopertis Wilayah V dan peringkat ke2 PTS secara nasional. Selain itu, pada tahun 2009 UII terpilih sebagai perguruan tinggi dengan nilai penjaminan mutu
internal terbaik di Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Pada tahun 2013, berdasarkan
SK BAN-PT No. 065/SK/BAN-PT/AK-IV/PT/II/2013 UII berhasil meraih akreditasi institusi dengan nilai 'A',
tertinggi di antara PTS seluruh Indonesia.
Kami mengunjungi salah satu fakultas di UII, tepatnya Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) dan di
terima dengan baik oleh dekan FTSP UII, Dr,-Ing.Ir.Widodo, M.Sc.
“Saat ini 2 (dua) Program Studi (Prodi) di FTSP UII dalam proses menuju akreditasi internasional,

sedangkan 1 (satu) Prodi yang sudah mendapatkan sertifikat akreditasi internasional adalah Prodi Teknik Sipil awal
Maret 2016 yang lalu yang menginduk Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE). Sedangkan
Prodi Arsitektur saat ini sedang proses menuju akreditasi internasional menginduk Korean Architecture Accrediting
Board (KAAB), dan Teknik Lingkungan menginduk Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET)
USA. Disamping itu FTSP UII kini banyak menjalin hubungan kerjasama dengan perguruan tinggi internasional
seperti Jepang, Korea, Amerika, Turki, Thailand, Belanda, dan Jerman.”
Demikian kata sambutan Dekan FTSP UII Dr,-Ing.Ir.Widodo, M.Sc dalam menerima kunjungan kami ke
salah satu fakultas di UII. Lebih lanjut Dekan FTSP UII menawarkan adanya beberapa beasiswa yang telah disediakan
FTSP UII dan Universitas, berupa beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Bidikmisi, Beasiswa Bantuan
Mahasiswa (BBM), Beasiswa Kahar Mudzakir – Sardjito (AKMS), Mahasiswa Berprestasi, Beasiswa Penghargaan
Minat Bakat & Penalaran Keilmuan, Beasiswa Penghargaan Publikasi Karya Tulis Mahasiswa, Beasiswa Mahasiswa
Unggulan (BPKLN), dan masih banyak beasiswa lain yang menarik.

2.

Candi Prambanan

Setelah selesai berkunjung ke Universitas Islam Indonesia, kami melanjutkan perjalanan ke Candi
Prambanan. Candi Prambanan terletak di sebelah kiri jalan Yogya-Solo, tepat di perbatasan antara Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan Provinsi Jawa Tengah. Candi Prambanan terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan,

kabupaten Sleman, Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta.
Candi Prambanan didirikan pada abad ke 9 oleh Kerajaan Mataram Hindu yang diperintah oleh seorang rajayang
bernama rakai Pikatan yang berasal dari Dinasti Sanjaya. Beliau mempunyai seorang permaisuri yang bernama
Pramodawardani. Pramodawardani adalah putri dari amaratungga, pendiri Candi Borobudur dari Dinast Syailendra.
Pada masa pemerintahannya, Raja Rakai Pikatan mendirikan sebuah bangunan Candi Hindu yang megah dan indah.
Candi tersebut adalah Candi Prambanan. Candi tersebut dibangun sebagai ungkapan rasa syukur kepada dewa Syiwa.
Sampai pada akhir pemerintahanrakai Pikatan, penbangunan Candi Prambanan belum selesai. Selanjutnya,
pembangunan candi tersebut dilanjutkan dan diselesaikan oleh raja berikutnya yaitu Rakai Belitung.
Candi Prambanan memiliki kompleks yang terdiri atas tiga halaman. Halaman-halaman itu sebagai berikut.
a. Halaman Pertama
Halaman pertama luasnya 110 x 110 meter. Di halaman pertama tersebut terdapat beberapa candi yaitu Cndi Siwa,
Candi Brahma, Candi Wisnu, Candi Nandi, Candi Garuda, Candi Hangsa, Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok
(Sudut). Candi induk pada halaman pertama adalah Candi Siwa yang menghadap ke arah timur.
1. Candi Siwa
Candi terbesar di halaman pertama merupakan candi utama. Dalam candi tersebut terdapat arca Dewa Siwa
Mahadewa. Selaiin Arca Siwa Mahadewa dalam Candi Siwa terdapat juga Arca Agastya, Ganesa, dan Durga
Mahisasuramardini.
Pada dinding Candi Siwa terdapat Relief cerita Ramayana. Cerita dimulai dari Raden Rama memenangkan
sayembara dan menerima hadiah Dewi Sinta sampai pembuatan bendungan oleh para prajurit kera menuju negeri
Alengka. Untuk mengetahui jalan cerita Ramayana tersebut pengunjung harus berjalan searah jarum jam. Cara

membaca relief seperti itu disebut pradaksian. Di depan Candi Siwa terdapat Candi Nandi yang di dalamnya terdapat
Arca Lembu Nandi yang merupakan kendaraan Dewa siwa.
2. Candi Brahma
Candi Brahma terletak di sebelah selatan Candi Siwa. Di dalam candi tersebut terdapat Arca Dewa.Brahma. pada
dinding Candi Brahma juba terdapat relief Ramayana yang merupakan kelanjutan relief Ramayana yang terdapat di
Candi Siwa. Di depan Candi Brahma terdapat Candi Hangsa yang di dalamnya terdapat Arca Hangsa yang merupakan
kendaraan Dewa Brahma.
3. Candi Wisnu
Candi Wisnu terletak di sebelah utaraCandi Siwa. Di dalam Candi Wisnu tersebut terdapat Acra Wisnu. Pada
dinding Candi Wisnu terdapat relief cerita Kresnayana yang menceritakan tentang riwayat Kresna. Di depan Candi
Wianu terdapat Candi Garuda yang di dalamnya terdapat Arca Burung Garuda Suparna yang merupakan kendaraan

Dea Wisnu.
4. Candi Apit
Candi Apit terdapat di sebelah utara dan selatan Candi Siwa. Candi Apit merupakan pendamping Candi Brahma,
Candi Siwa, dan Candi Wisnu.
5. Candi Kelir dan Candi Sudut (Patok)
Di halaman pertama juga terdapat beberapa candi yang dinamakan Candi Kelir dan Candi Sudut (Patok).
b. Halaman Kedua/Tengah
Halaman kedua/tengah kompleks Candi Prambanan ini seluas 222 x 222 meter. Di halaman kedua kompleks Candi

Prambanan terdapat 224 candi kecil yang disusun menjadi empat deret. Candi-candi tersebut disebut Candi Perwara.
Deret pertama terdiri dari 68 Candi Perwara. Deret kedua terdiri dari 60 Candi Perwara. Deret ketiga terdiri dari 44
Candi Perwara. Candi-candi Perwara tersebut mengelilingi candi utama pada halaman utama.
c. Halaman Ketiga/Luar
Di halaman luar kmpleks Candi Prambanan sampai saat ini belum ditemukan peninggalan-peninggalan candi.
Halaman ini merupakan halaman terluar dari kompleks Candi Prambanan. Di halaman luar bagian barat terdapat
Panggung Terbuka Ramayana. Pada waktu-waktu tertentu di Panggung Terbuka Ramayana dipentaskan Sendratari
Ramayana yang mengisahkan tentang cerita Ramayana.
Candi Prambanan ditemukan pertama kali pada tahun 1733 oleh seorang berkebangsaan Belanda, C>A> Lons. Pada
waktu itu keadaan Candi Prambanan tertimbun tanah dan ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman. Candi Prambanan
mengalami beberapa kali pemugaran. Pada tahun 1902 Van Erp mengadakan pemugaran pada Candi Prambanan. Pada
tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi Siwa dinyatakan selesai seluruhnya dan diresmika oleh Presiden
Soekarno. Selanjutnya, pemugaran tahap ketiga selesai pada tanggal 20 Februari 1993. peresmian selesainya
pemugaran dilakukan oleh Presiden Soeharto.
3. Candi Borobudur

Hari terakhir di Yogyakarta, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur sekitar pukul 16.00 WIB. Candi
Borobuduritu terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Candi Borobudur itu adalah
salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Candi Borobudur adalah candi beragama Buddha. Candi Borbudur didirikan pada tahun 824 M yaitu pada masa

pemerintahan raja Samarattungga dari Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Hindu. Menurut Poerbatjaraka, nama
Borobudur berasal dari kata biara dan didur. Kata biara berasal dari biara atau vihara. Sedangkan kata bidur berarti
tempat yang menonjol di atas bukit. Jadi, Borobudur berarti kuil atau vihara pendeta yang terletak di atas bukit
Jika kita lihat dari atas, komplek candi Borobudur berbentuk persegi dengan pusat berbentuk lingkaran yang
semakin lama semakin mengecil. Bangunan candi Borobudur terdiri atas sepuluh tingkat. Tingkat pertama sampai
tingkat ke enam berbentuk persegi. Tingkat ketujuh sampai ke sepuluh berbentuk lingkaran. Pada puncaknya terdapat

sebuah stupa induk. Stupa tersebut tertutup rapat sehingga tidak diketahui apa isinya. Stupa tersebut bergaris tengah
9,90
meter,
sedangkan
tingginya
7
meter.
Bangunan candi Borobudur dibagi menjadi tiga bagian bangunan, yaitu Kamadatu, Rupadatu, dan Arupadatu.
a.
Bagian
Kamadatu
Bagian kaki Candi Borobudur meliputi tingkat pertama sampai tikat ketiga disebut Kamadatau. Relief yang terdapat
pada bagian kamadatu adalah relief Karmawibangga atau hukum karma. Relief Karmawibangga menggambarkan

perbuatan manusia yang baik maupunn yang buruk dan berlakunya hukum sebab akibat (karma). Relief
Karmawibangga panel 1 sampai 117 menggambarkan tingkah laku yang menyimpang (buruk). Relief Karmawibangga
pada panel 118 sampai 160 menggambarkan berbagai akibat dari suatu perbuatan. Pada saat ini relief Karmawibangga
tidak dapat dilihat karena tertutup oleh susunan batu. Akan tetapi, kita dapat melihat relief Karmawibangga tersebut
pada
bagian
sudut
selatan
Candi
Borobudur.
b.

Bagian
Rupadatu
Bangunan di atas dater candi atau bagian tubuh candi disebut Rupadatu. Bagian ini meliputi tingkat keempat sampai
tingkat keenam. Relief yang terdapat pada bagian Rupadatu disebut relief Lalitavistara. Relief Lalitavistara
menggambarkan kehidupan Sang Buddha saat masih bergelimang harta. Sang Buddha mengganggap hai itu sebagai
sandiwara belaka. Untuk memperoleh hidup sejati, Sang Buddha mengasingkan diri dan bertapa. Pada saat bertapa
itulah, Sang Buddha mendapat wahyu tentang hidup sejati. Untuk melihat bagian ini, kita harus berkeliling lewat
lorong-lorong candi. Pada bagian Rupadatu juga terdapat relief Jatakamala yang menggambarkan cerita Sang Buddha

yang selalu berbuat baik selama hidupnya. Bagian Rupadatu terdiri atas lorong-lorong dengan pagar-pagar tembok dan
penuh dengan hiasan serta relief-reliefyang panjangnya lebih kurang 4 km. Arca-arca Buddha pada tingkai
Rupadatuterletak
pada
relung
yang
terbuka
bagian
depannya.
c.

Bagian
Arupadatu
Bagian atap candi yaitu tingkat tujuh sampai kesepuluh disebut Arupadatu. Pada tingkat ini tidak terdapat relief.
Bagian Arupadatu terdiri atas batu-batu bundar dengan lingkaran-lingkaran stupa yang semuanya tidak dihiasi sama
sekali. Pada bagian Arupadatu digambarkan manusia manusia telah mencapai tingkat kesempurnaan, yaitu manusia
mencapai alam nirwana. Pada bagian Arupadatu terdapat 72 stupa yang mengelilingi stupa induk. Stupa-stupa tersebut
terbagi dalam tiga lingkaran. Pada lingkaran pertama terdapat 32 stupa. Pada lingkaran kedua terdapat 24 stupa. Pada
lingkaran ketiga terdapat 16 buah stupa. Pada stupa-stupa tersebut terdapat lubang dan di dalamnya terdapat arca
Buddha.

Candi borobudur memiliki sejumlah arca. Pada tingkat kamadatu terdapat 368 buah arca buddha. Pada tingkat
rupadatu terdapat 64 buah arca buddha. Pada tingkat arupadatu terdapat 72 buah arca buddha. Arca-arca buddha
tersebut menghadap ke setiap arah mata angin. Arca-arca yang terdapat di candi borobudur tersebut memiliki sikap
tangan (mudra) yang berbeda-beda. Arca-arca diletakkan pada relung-relung di atas pagar langka, dalam stupa-stupa
berlubang, dan tersembunyi dalam stupa induk. Sikap-sikap tangan (mudra) di candi borobudur
1. Bhumisparcamudra, sikap ini berarti menyentuh bumi sebagai saksi. Patung ini menghadap ke timur.
2. Witarkamudra, sikap ini berarti buddha memberi pengajaran. Patung ini menghadap ke seluruh mata angin dan
terdapat
di
tingkat
ketujuh.
3. Dhyanamudra, sikap ini berarti mengheningkan cipta atau meditasi. Patung ini menghadap ke barat.
4. Waramudra, sikap ini berarti buddha memberi anugerah (kedermawan). Patung ini menghadap ke selatan.
5. Abhayamudra, sikap ini berarti buddha bersikap melindungi. Patung ini menghadap ke utara.
6. Dharmacakramudra, sikap ini berarti buddha memberikan ajaran yang benar. Patung ini menghadap ke seluruh mata
angin
dan
terdapat
pada
tingkat
ke
delapan.
Selain arca-arca buddha yang ada, terdapat pula 32 buah arca singa yang menjadi arca penjaga pintu masuk di
halaman maupun di pintu naik tangga. Bangunan candi borobudur telah berusia berabad-abad. Selama berabad-abad
tersebut candi borobudur mengalami beberapa kerusakan karena pengaruh alam, seperti gempa bumi dan gunung
meletus. Selain itu, ulah manusia juga menimbulkan kerusakan pada candi borobudur. Baru pada awal abad 19 muncul
perhatian pemerintah terhadap candi sebagai bangunan bersejarah. Usaha pemugaran yang pertama kali dilakukan
oleh Th. Van Erp, seorang ahli bangunan berkebangsaan Belanda. Th. Van Erp melakukan pemugaran dari tahun 1907

sampai 1910. Selanjutnya, pada tahun 1973 sampai 1983 dilakukan pemugaran tahap kedua. Pemugaran tahap kedua
tersebut dilakukan oleh Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan salah satu badan PBB, yaitu UNESCO.

4. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas oleh TNI Angkatan
Udara untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU, bermarkas di kompleks
Pangkalan Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang
Bukit, Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin Noerjadin lalu
dipindahkan ke Yogyakarta pada 29 Juli 1978.
Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah Angkatan
Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan
berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, diantaranya:


Pesawat Ki-43 buatan Jepang



Pesawat PBY-5A (Catalina).



Replika pesawat WEL-I RI-X (pesawat pertama hasil produksi Indonesia)



Pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang.



Pesawat pembom B-25 Mitchell, B-26 Invader, TU-16 Badger.



Helikopter Hillier 360 buatan AS.



Pesawat P-51 Mustang buatan AS.



Pesawat KY51 Cureng buatan Jepang.



Replika pesawat Glider Kampret buatan Indonesia.



Pesawat TS-8 Dies buatan AS.



Pesawat Lavochkin La-11, Mig-15, MiG-17 dan MiG-21 buatan Russia.



Rudal SA-75[3]

Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan koleksi berupa
Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama dengan PT. Pindad dan PT. Sari
Bahari. Bom-bom tersebut merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak
tinggi (high explosive), sebagai senjata Pesawat Sukhoi Su-30, F-16, F-5, Sky Hawk, Super Tucano.

5. Keraton Yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun
1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga
istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah
satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan
berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka
keraton, dan gamelan.
Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik,
memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian
Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama
Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura
dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah
mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta,
Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung
Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan
Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta
memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah.
Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya.
Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton

Yogyakarta. Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan
untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapat dari kegiatan wisata edukasi ini adalah bahwa Yogyakarta merupakan daerah
yang kaya akan budaya. Bukan hanya terdapat satu atau dua kebudayaan yang ada namun sangat banyak, maka
dari itu kita sebagai bangsa Indonesia wajib menjaga dan melestarikan kebudayaan yang telah ada di negeri kita.
2. Saran
Sebaiknya waktu untuk kunjungan lebih lama agar kami bisa memaknai setiap objek yang dikunjungi dengan
baik, tidak hanya sekedar melihat tanpa mengerti apa yang tersirat dalam setiap objek tersebut.

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

KEGIATAN HUMAS PT POS INDONESIA DALAM MEMPROMOSIKAN "AMPLOP FLAT RATE" KEPADA PELANGGANNYA

0 35 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62