gambaran pengetahuan tentang kekerasan d (1)

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada beberapa kasus kekerasan, negara melalui aparat represifnya turut
menjadi aktor aktif tindak kekerasan tersebut. Di negara Myanmar, sebagaimana
dilaporkan Organisasi Perempuan Etnis Karen, telah terjadi 125 kasus kekerasan
seksual oleh rezim militer antara tahun 1998-2004 (Sunarto, 2009).
Menurut Adam (2011), data tentang kekerasan terhadap perempuan di
Indonesia tidak dikumpulkan secara sistematis pada tingkat nasional. Laporan dari
institusi pusat krisis perempuan, menunjukkan adanya peningkatan tindak kekerasan
yang dilakukan terhadap perempuan. Menurut Komisi Perempuan tahun 2010
mengindikasikan 72% dari perempuan melaporkan tindak kekerasan yang
didapatkan setelah menikah dan pelakunya adalah orang terdekat yaitu suami.
Di Indonesia, pelaku tindak kekerasan dalamrumah tangga dapat dijerat
dengan Undang-undang Kekerasan dalam Rumah Tangga Tahun 2004. Menurut
undang-undang ini, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/ penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan

kemerdekaan

secara

(Makhfudli, 2009).

melawan

hokum

dalam

lingkup

rumah

tangga

2


Menurut Priyambodo (2011), data Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) masih
tersembunyi atau tidak terungkap ke permukaan. Banyak kasus kekerasan dalam
rumah tangga di Aceh, namun tidak semuanya terdata dan dilaporkan kepada pihak
berwenang atau berlanjut ke pengadilan. Dalam hal ini, diharapkan kepada elemen
masyarakat terutama para aktivis perempuan agar membantu pemerintah
mensosialisasikan dampak buruk yang ditimbulkan dari kasus-kasus KDRT.
Sepanjang tahun 2011 dan 2012 tercatat kasus yang paling dominan di Aceh
Lhokseumawe adalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Kasus KDRT
yang terjadi di Lhokseumawe mencapai 402 kasus selama dua tahun terakhir. Data
ini terungkap berdasarkan hasil laporan pemantauan yang dilakukan oleh sejumlah
aktifis perempuan dan HAM (Hak Azasi Manusia). Kekerasan yang dilakukan oleh
masyarakat menempati peringkat kedua, yaitu sebanyak 148 kasus (Mursyid, 2013).
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi agenda bersama
dalam beberapa tahun terakhir. Fakta menunjukan bahwa KDRT memberikan efek
negatif yang cukup besar bagi wanita sebagai korban. World Health Organization
(WHO) dalam World Report pertamanya mengenai “Kekerasan dan Kesehatan” di
tahun 2010, menemukan bahwa antara 40% hingga 70% perempuan yang meninggal
karena pembunuhan, umumnya dilakukan oleh mantan atau pasangannya sendiri.
Laporan khusus dari PBB mengenai kekerasan terhadap perempuan telah
mendefinisikan KDRT dalam bingkai jender sebagai ”kekerasan yang dilakukan di

dalam lingkup rumah tangga dengan target utama terhadap perempuan dikarenakan
peranannya dalam lingkup tersebut, atau kekerasan yang dimaksudkan untuk

3

memberikan akibat langsung dan negatif pada perempuan dalam lingkup rumah
tangga (Adam, 2011).
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia
dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam
lingkup rumah tangga (Chandra, 2010).
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan khususnya
terhadap perempuan oleh pasangannya maupun anggota keluarga dekatnya,
terkadang juga menjadi permasalahan yang tidak pernah diangkat ke permukaan.
Meskipun kesadaran terhadap pengalaman kekerasan terhadap wanita berlangsung
setiap saat, fenomena KDRT terhadap perempuan diidentikkan dengan sifat
permasalahan ruang privat. Dari perspektif tersebut, kekerasan seperti terlihat
sebagai suatu tanggung jawab pribadi dan perempuan diartikan sebagai orang yang

bertanggung jawab baik itu untuk memperbaiki situasi yang sebenarnya didikte oleh
norma-norma sosial atau mengembangkan metode yang dapat diterima dari
penderitaan yang tak terlihat (Faiz, 2007).
Efek psikologis penganiayaan bagi banyak perempuan lebih parah dibanding
efek fisiknya. Rasa takut, cemas, letih, kelainan stress post traumatic, serta gangguan
makan dan tidur merupakan reaksi panjang dari tindak kekerasan. Namun, tidak
jarang akibat tindak kekerasan terhadap istri juga mengakibatkan kesehatan

4

reproduksi terganggu secara biologis yang pada akhirnya mengakibatkan
terganggunya secara sosiologis. Istri yang teraniaya sering mengisolasi diri dan
menarik diri karena berusaha menyembunyikan bukti penganiayaan mereka
(Adam, 2011).
Berdasarkan penjajakan awal di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe
terdapat 5 dusun, dengan jumlah PUS sebanyak 826 orang yang berumur (19-45)
(Dinkes), diantaranya yaitu Dusun 1 dengan jumlah PUS sebanyak 151 orang, Dusun
2 jumlah PUS 120 orang, Dusun 3 jumlah PUS 137, Dusun 4 jumlah PUS 181 dan
Dusun 5 jumlah PUS 237.
Hasil wawancara peneliti di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe, terdapat

beberapa kasus kekerasan rumah tangga (KDRT) yang diperoleh dari keterangan
Kepala Desa setempat. Kemudian, penulis melakukan pendekatan terhadap 12 ibu
yaitu korban KDRT tersebut untuk mendapatkan informasi, diketahui bahwa 5 ibu
kerap mengalami pertengkaran dan pukulan serta cacian yang sangat menyakiti hati
dan fisik, 3 ibu merasa sedih atas peristiwa yang dialami rumah tangganya, 4 ibu
juga kerap merasa malu, karena pertengkaran dan perkelahian dengan suaminya
tersebut telah diketahui oleh warga sekitar.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang kekerasan dalam rumah tangga di Desa
Pusong Lama Kota Lhokseumawe”.

5

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan
pasangan usia subur tentang kekerasan dalam rumah tangga di Desa Pusong Lama
Kota Lhokseumawe?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kekerasan

dalam rumah tangga di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian
kekerasan dalam rumah tangga.
b. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang penyebab
kekerasan dalam rumah tangga.
c. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang bentuk-bentuk
kekerasan dalam rumah tangga.
d. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang dampak
kekerasan dalam rumah tangga.
e. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang penanggulangan
kekerasan dalam rumah tangga.
f. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang undang-undang
kekerasan dalam rumah tangga.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi kepada
bidan dan petugas kesehatan untuk konseling kepada para pasangan usia subur
tentang kekerasan dalam rumah tangga dan dampaknya bagi kesehatan.
2. Manfaat Teoritis


6

a. Responden
Diharapkan dengan mengisi kuesioner yang penulis sebarkan para
responden menjadi ingin tahu lebih banyak tentang kekerasan dalam rumah
tangga. Dengan mengetahui banyak tentang kekerasan dalam rumah tangga
dapat menjaga keutuhan rumah tangga menjadi harmonis dan mencegah
berbagai komplikasi dari kesehatan reproduksi yang dapat timbul dari
perbuatan tersebut.
b. Tenaga Kesehatan
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya para bidan untuk
dapat memberikan informasi atau konseling kepada responden tentang
kekerasan dalam rumah tangga.
c. Institusi Pendidikan
Meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dan dapat dijadikan
referensi perpustakaan serta dapat menjadi acuan untuk penelitian yang akan
datang.
d. Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang

kekerasan dalam rumah tangga serta sebagai aplikasi dari ilmu yang telah
didapatkan.
E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Adapun materi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengetahuan
pasangan usia subur tentang kekerasan dalam rumah tangga.
2. Ruang lingkup responden
Semua pasangan usia subur yaitu ibu rumah tangga di Desa Pusong Lama
Kota Lhokseumawe.
3. Ruang lingkup waktu

7

Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini dilakukan pada Bulan Januari
Tahun 2015.
4. Ruang lingkup tempat
Penelitian ini dilakukan di Desa Pusong Lama Kota Lhokseumawe.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek. Sebagian pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indera

pendengaran

(telinga),

dan

indera

penglihatan

(mata)


(Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan adalah gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
indera atau akal budidaya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007).
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya
dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

8

a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa buah tomat
banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar,
penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegepti, dan
sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu
dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan, misalnya: apa tanda-tanda anak
yang kurang gizi, apa penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan

PSN (pemberantasan sarang nyamuk), dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui
tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham
tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan, ia harus
dapat membuat perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau
dimana saja.

9

d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
orang

tersebut

telah

dapat

membedakan,

atau

memisahkan,

mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas
objek tersebut.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis

menunjuk

kepada

suatu

kemampuan

seseorang

atau

meletakkan dalam satu haluan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
Misalnya membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kata sendiri
tentangg hal-hal yang telah dibaca atau didengar dan dapat membuat
kesimpulan tentang artikel yang dibaca.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu masalah tertentu. Penilaian ini dengan

10

sendirinya didasarkan dari suatu criteria yang ditentukan sendiri normanorma yang berlaku di masyarakat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Azwar (2007), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
a. Media Masa
Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam
media masa yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan masyarakat.
b. Pengalaman
Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang meninggalkan
kesan paling dalam akan menambah pengetahuan seseorang.
c. Sosial Budaya
Sosial budaya adalah hal-hal yang komplek yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan moral, hukum, adat istiadat, kemampuankemampuan serta kebiasaan berevolusi dimuka bumi ini sehingga hasil
karya, karsa dan cipta dan masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa
kurang mengetahui beberapa tradisi dan sosial budaya yang bertentangan dari
segi kesehatan yang dimana hal ini tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari
suatu pendidikan.
d. Lingkungan

11

Lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pengetahuan seseorang

e. Penyuluhan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melalui metode
penyuluhan,

dan

pengetahuan

bertambah

seseorang

akan

berubah

perilakunya.
f. Informasi
Informasi merupakan pemberitahuan secara kognitif baru bagi
penambah pengetahuan. Pemberian informasi adalah untuk menggugah
kesadaran ibu hamil terhadap suatu motivasi yang berpengaruh terhadap
pengetahuan
4. Cara Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), Pengukuran pengetahuan dapat dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek peneliti atau responden kedalam pengetahuan yang ingin atau diukur
dapat disesuaikan dengan tingkatan tersebut diatas, selanjutnya dilakukan
penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi
nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.

12

Menurut

Erfandi

(2009),

penilaian

dilakukan

dengan

cara

membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi)
kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa persentase dengan rumus yang
digunakan sebagai berikut:

Keterangan :
N

= Nilai pengetahuan

Sp

= Skor yang didapat

Sm

= Skor tertinggi maksimum
Sedangkan menurut Arikunto (2006), kualitas pengetahuan pada masing-

masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu :
a. Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari kesioner yang benar
76 – 100%
b. Tingkat pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kesioner yang benar
56 – 75%
c. Tingkat pengetahuan kurang jika jawaban responden dari kesioner yang
benar

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

Konstruksi Media tentang Kontroversi Penerimaan Siswa Baru di Kota Malang (Analisis Framing pada Surat Kabar Radar Malang Periode 30 Juni – 3 Juli 2012)

0 72 56

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Persepsi para guru tentang perpajakan dan pemotongan pajak penghasilan orang pribadi atas dana bantuan operasional sekolah (studi kasus SDN dan SMPN se-Jakarta Barat)

2 46 99

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Rancangan media informasi tentang makanan tradisional Peyeum Bandung

5 77 1

makalah Geografi tentang Bintang

0 8 4

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22