Nurul Arisanty Hrp 12029262 Pengantar Ep

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI
KESEHATAN
NURUL ARISANTY HRP
12029262 / D

PENGERTIAN
EPIDEMIOLOGI MENURUT
ASAL KATA
 Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI
yang berarti PADA atau TENTANG, DEMOS yang berati PENDUDUK dan kata terakhir
adalalah LOGOS yang berarti ILMU PENGETAHUAN.
 Jadi EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PENDUDUK.
 Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : “Ilmu
yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinat
masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya
(Faktor – faktor yang Mempengaruhinya).

• Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya,
perjalanan, dan pencegahan pada penyakit
infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya
hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk

tidak hanya penyakit menular saja, melainkan
juga
penyakit
tidak
menular,
penyakit
degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan
lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu,
epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
MENURUT PENDAPAT PARA AHLI
1. Greenwood ( 1934 ) Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang
penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd )
penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk
yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
2. Brian Mac Mahon ( 1970 ) Epidemiology is the study of the distribution and
determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang
penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa
terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi

Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
3. Wade Hampton Frost ( 1972 ) Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu
pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi
atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular. Di sini
tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada
masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
4. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 ) Epidemiologi adalah Ilmu
Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.

Sejarah Epidemiologi Kesehatan Masyarakat
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi
tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi
hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja
tetapi dalam perkembangan selanjutnya
epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit
non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat
diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit
pada manusia di dalam konteks lingkungannya.

Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang

kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan
paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi
terutama

pada

saat

berlakunya

paradigma

bahwa

penyakit

disebabkan

oleh


roh

jahat.

Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu.
Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang
memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor
atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjjadi karantina berbagai penyakit yang di
pelopori oleh V. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan
ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi. Pada tahun 1839 William Farr
mengembangkan analisis statistik, matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem
pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orangorang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris. Upaya yang
telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan
informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the
founder of modern epidemiology.

Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan
metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di
London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis
wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada

penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan
epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul
perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga
dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu
melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta
Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori
kontak penularan.

Ruang Lingkup
1. Epidemiologi Penyakit Menular
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3. Epidemiologi Klinik
Bentuk pengembangan para klinis yang bertujua untuk membekali para klinis tentnag cara
pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi
4. Epidemiologi Kependudukan
dalam menganalisa berbagai masalah yang berkait dengan bidang demografi serta faktorfaktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi di dalam masyarakat
5. Epidemiologi Pengolahan Yakes
salah satu pendekatan manajemen dalam menganalisa masalah, mencari faktor penyebab
timbulnya masalah serta penyususnan rencana pemecahan masalah tersebut secara
menyeluruh.

6. Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja
7. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
8. Epidemiologi Gizi

Fenomena Gunung Es
Fenomena gunung es itu biasanya sering digunakan sebagai perumpamaan, dimana umumnya, sekitar 8090% volume gunung es berada di bawah permukaan air laut, dan bentuk bagian tersebut sulit diperkirakan
hanya berdasarkan apa yang tampak di permukaan. Hal ini memunculkan suatu istilah puncak gunung es
(fenomena gunung es) yang biasanya diterapkan pada suatu masalah atau kesulitan untuk menggambarkan
bahwa masalah yang tampak hanyalah sebagian kecil dari problem yang lebih besar (menggambarkan
suatu kondisi di mana kondisi sebenarnya lebih besar dari yang terlihat)

Contoh
Menurut data dari Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta, pengidap HIV/AIDS 2009 yang
terdata sebanyak 439 orang dan sebagian besar adalah laki-laki. Dengan rincian Jakarta Utara 44 orang, Jakarta
Selatan 87 orang, Jakarta Barat 116 orang, Jakarta Timur 82 orang, serta Jakarta Pusat ada 110 orang. Tapi ini
adalah data yang ketahuan saja, sedangkan angka sebenarnya mungkin bisa lebih banyak lagi, misalnya karena
minimnya pengetahuan masyarakat atau karena malu berobat kedokter, mahalnya biaya perawatan dan lain
sebagainya...

 

Peran dalam Kesehatan Masyarakat

Meninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang
ahli epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan
masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat,
diantaranya adalah:
• Mencari/mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau
penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk
penanggulangan serta cara pencegahannya.
• Menyiapkan data/informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status
kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk
yang terancam.
• Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
• Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik
penyakit perorangan (tetapi dianalisis dalam kelompok) maupun kejadian luar biasa
(KLB)/wabah dalam masyarakat.

Referensi
1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

2. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
3. Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi
4. Azwar, Azrul. (1999) Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Bina Rupa Aksara
5. Friedman, Gary D. (2004) Primer of Epidemiologi. 5th ed. Singapore: Mc. Graw Hill
6. Bustan, M. N. dan Arsunan, A. (1997) Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka
Cipta
7. Murti, Bhisma. (1997) Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
8. Timmerck, Thomas C. (2004) Epidemiologi : Suatu Penagntar. ed.2. Jakarta : EGC
9. Syahrul, Fachriani dan Hidajah, A. C. (2007) Bahan Ajar Dasar Epidemiologi.
Surabaya: FKM UNAIR