praktikum Kimia Dasar Farmasi pdf

PERCOBAAN I
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
I. TUJUAN
1. Memperkenalkan proses-proses dasar cara pemisahan dan pemurnian satu atau
beberapa zat dari campurannya
2. Memperkenalkan beberapa sifat dasar materi/zat melalui sifat fisika maupun
kimia melalui beberapa reaksi kimia
II. DASAR TEORI
Proses Pemisahan
Proses pemisahan suatu zat dari campurannya pada dasarnya adalah pemisahan
berdasarkan sifat fisik dari zat-zat tersebut. Beberapa metode yang dapat sering
digunakan dalam proses pemisahan yaitu dekantasi, penyaringan, destilasi, ekstraksi,
dan kromatografi.
Dekantasi merupakan proses pemisahan zat padat dari zat cair yang saling tidak larut
dengan cara menuangkan zat cairnya melalui batang pengaduk atau alat bantu lainnya.
Proses ini dilakukan apabila kedua zat sudah terpisah dengan sendirinya, padat di
bawah dan cair di atas.
Penyaringan merupakan proses pemisahan zat padat dan cair dengan melalui media
kertas dengan ukuran pori tertentu, dimana zat padat tidak dapat melewati pori
sedangkan zat cair lolos.
Distilasi merupakan proses pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan titik

didih atau tekanan uap komponennya. Ada beberapa macam destilasi yaitu destilasi
sederhana (perbedaan titik didih tinggi), destilasi terfraksi (perbedaan titik didih
rendah), destilasi uap (perbedaan tekanan uap), destilasi vakum (titik didih sebagai
fungsi dari tekanan), destilasi azeotrop (terbentuk sistem azeotrop antar
komponennya).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan kelarutan (kepolaran) suatu zat
terhadap dua pelarut yang berbeda.
Kromatografi merupakan proses pemisahan berdasarkan sifat adsorpsi dari partisi zat
terhadap sistem zat lain.
Percobaan 1. Penyaringan dan penguapan
a. Timbang sekitart 2 atau 3 sendok garam dapur yang kotor dan larutkan dengan air
sedikit mungkin (usahakan supaya semua garam larut). Gunakan akua destilasi
atau reverse osmisis untuk melarutkan garam tersebut. Saring dengan
menggunakan kertas saring dalam corong penyaringan dan tampung filtrat ke
dalam cawan penguapan yang bersih. Filtrat dalam cawan kemudian diuapkan.
Amati Kristal yang terbentuk, timbang dan bandingakan dengan garam dapur
awal.

b. Masukkan 2 atau 3 sendok bubuk kapur kedalam gelas kimia yang berisi 25 ml air,
aduk dan biarkan sampai kapur campuran terpisah. Pisahkan sentrat (bagian yang

bening) dari endapan dengan dekantasi.
c. Larutkan 5 gr tembaga (II) sulfat, CuSO4, ke dalam 25 ml air. Saring larutan
tersebut dan uapkan sampai volumenya menjadi 10 ml. Biarkan larutan sampai
dingin dan tanpa digoyang. Amati Kristal yang terbentuk.
Percobaan 2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
a. Gunting kertas saring dengan ukuran 3 x 15 cm
b. Lipat bagian atas kertas dengan pensil dan rekatkan dengan selotip
c. Coba masukkan kertas saring sedemikian rupa ke dalam gelas plastic sehingga
ujung bawahnya tepat menyentuh dasar gelas dan tidak melipat.
d. Kelurkan kertas saring dan gambarlah garis mendatar ± 3 cm dari ujung atas dan
bawah (dengan penggaris) dengan pensil.
e. Tepat di garis bagian bawah kertas, buatlah titik-titik dengan tinta warna (beri
jarak antar titik).
f. Isilah gelas dengan campuran air dan etanol dengan perbandingan 1:1 sampai ±
1,5 cm dari dasar gelas.
g. Letakkan kertas saring yang telah di digarisi dan diberi tinta dalam gelas.
Perhatian : jangan sampai tinta pena/spidol menyentuh langsung pelarut.
h. Biarkan proses elusi (naiknya pelarut) sampai tepat batas atas kertas.
i. Angkat kertas saring dan tentukkan nilai Rf dari masing-masing komponen dalam
tinta


Jangan Lupa membawa:
1.
2.
3.
4.
5.

Buku catatan praktikum (jurnal praktikum)
Jas lab
Lap dan sabun
Pensil, penggaris, belpoin warna/spidol
Selotip dan gunting

PERCOBAAN II
Pemisahan dan Pemurnian II: Destilasi Sederhana
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat memurnikan campuran larutan dengan metode destilasi sederhana.
II. DASAR TEORI
 Pemisahan dan Pemurnian

Seringkali zat dijumpai dalam keadaan bercampur dengan zat lain sehingga untuk
memurnikan harus dilakukan pemisahan. Cara pemisahan tersebut dapat digolongkan
dalam:
a. Pemisahan zat padat dari zat cair.
b. Pemisahan zat padat dari zat padat.
Untuk memisahkan zat padat dari zat cair, dimana zat padat tidak melarut dalam zat
cair dapat dilakukan dengan cara dekantasi atau penyaringan, sedangkan untuk
memisahkan zat padat yang melarut dalam zat cair dapat dilakukan dengan cara
penguapan, kristalisasi, atau destilasi.
Untuk memisahkan zat padat dari zat padat, dapat dilakukan dengan cara:
a. Pelarutan dan penyaringan, misalnya pemisahan garam dapur (larut dalam
air) dari pasir (tak larut dalam air).
b. Kristalisasi bertingkat.
c. Sublimasi.
 Destilasi
Untuk memurnikan zat cair, digunakan destilasi. Prinsip pemisahan destilasi didasarkan
atas perbedaan titik didih cairan (yang berbeda cukup signifikan). Pada proses ini
cairan diubah menjadi uap untuk selanjutnya didinginkan. Akibatnya, akan terbentuk
embun sehingga diperoleh cairan relatif lebih murni yang disebut destilat.
Destilasi dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang

mengandung zat terlarut, misalnya destilasi air laut untuk memperoleh air murni.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Seperangkat alat destilasi dengan pendingin leibig dan termometer - 10 °C – 100 °C.
2. Alat pemanas
3. Erlenmeyer
Bahan
1. Etanol teknis
2. Eter teknis
3. Batu didih

IV. CARA KERJA
1. Susunlah alat destilasi (minta bantuan asisten jika belum jelas)
2. Isi labu destilasi dengan eter teknis selanjutnya masukkan juga beberapa buir batu
didih. Jalankan air melalui alat pendingin (kondensor), panaskan labu destilasi
sampai mendidih .
3. Amati kenaikan temperatur pada termometer.
4. Bacalah dan catatlah temperatur setelah diperoleh tetesan pertama dari kondesat.

PERCOBAAN III

REAKSI ASAM - BASA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengisolasi indikator alam, analisa sifat keasaman zat serta
menentukan konsentrasi larutan HCl dan konsentrasi larutan CH 3COOH dengan larutan
NaOH.
II. DASAR TEORI
Terdapat definisi asam dan basa. Menurut Archenius, asam didefinisikan sebagai zat
yang larut dalam air dengan memberikan H+ sedangkan basa didefinisikan sebagai zat
yang larut dalam air dengan memberikan OH-. Bronsted-Lowry mendefinisikan asam
sebagai pemberi proton, sedangkan basa penerima proton. Menurut G.N. Lewis, asam
didefinisikan sebagai penerima pasangan electron sedangkan basa didefinisikan
sebagai pemberi pasangan electrón. Diantara definisi asam dan basa tersebut, teori
yang paling umum digunakan adalah teori asam-basa dari Lewis.
Titrasi merupakan salah satu analisis konsentrasi suatu larutan berdasarkan
perhitungan volume larutan (volumetri). Titrasi asam-basa merupakan analisis
konsentrasi suatu asam atau basa berdasarkan reaksi penetralan. Larutan asam bila
dicampur dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Titrasi asam-basa dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu asidimetri, bila larutan yang
digunakan untuk menitrasi hádala larutan basa. Contohnya, reaksi antara HCl (asam)

dengan NaOH (basa) :
HCl (asam)+NaOH (basa)



NaCl(garam) + H2O (aq)

Untuk mengetahui konsentrasi asam atau basa, digunakan persamaan:
V1 X N 1 = V 2 X N 2
Dimana :
V1 = Volume bahan yang dititrasi
N1 = Normalitas bahan yang dititrasi
V2 = Volume bahan yang penitrasi (titran)
N2 = Normalitas bahan yang penitrasi (titran)
Untuk mengetahui bahwa reaksi telah berlangsung sempurna, ditambahkan zat yang
dinamakan indikator asam basa. Indikator asam basa merupakan statu asam lemah
yang akan memberikan perubahan warna pada pH tertentu.

III. BAHAN DAN ALAT
ALAT

1.
2.
3.
4.

Buret
Pipet
Erlenmeyer
Bunga

BAHAN
a. HCl
b. CH3COOH
c. NaOH 0,1 N
d. Etanol teknis
e. Material asam/basa
Percobaan 1. Pembuatan Indikator dari ekstrak tumbuhan
Kumpulkan bunga yang telah Anda siapkan berdasarkan warna dan jenisnya, timbang
hingga beratnya 1-2 gr. Potong kecil-kecil bunga tersebut dan masukkan ke dalam
gelas kimia. Tambahkan 5 ml alcohol atau campuran alcohol-aseton (1:1). Aduk sampai

senyawa dalam bunga terekstrak. Hati-hati dalam pengerjaan, jika pelarutnya kurang
tambahkan lagi sebanya 5 ml.
Skala pH
Ke dalam plat tetes, masukkan dua tetes larutan baku yang mempunyai pH tertentu
(pH 2;5;7;9;12; satu lubang satu larutan pH). Teteskan zat warna hasil ekstraksi ke
dalam larutan baku pH. Amati perubahan warna yang dihasilkan dari ekstrak bunga
pada larutan asam maupun basa.
Uji keasaman
Ke dalam plat tetes yang bersih, masukan ke sampo, sabun, deterjen, cuka, air soda,
pasta gigi, susu, atau makanan yang anda bawa. Teteskan ekstrak bunga dan amati
perubahan warna yang terjadi. Tentukan keasaman dari benda-benda yang Anda bawa
tersebut.
Percobaan 2. Titrasi NaOH – HCl
1. Masukkan larutan NaOH 0,1 N ke dalam buret
2. Masukkan larutan HCl sebanyak 25 ml kedalam erlenmeyer lalu diikuti dengan
penambahan indikator pp sebanyak 3 tetes
3. Titrir larutan (2) lalu dititrasi dengan larutan (1). Catatlah volume NaOH yang
diperlukan sampai terjadi perubahan warna.
4. Hitunglah konsentrasi HCl! Ulangi percobaan 3 kali prosedur 1-4 diatas dilakukan
juga untuk menentukan konsentrasi larutan CH 3COOH.

Jangan Lupa membawa:
1.
2.
3.
4.
5.

Buku catatan praktikum (jurnal praktikum)
Jas lab
Lap
Bunga (kelompok)

Sampo, sabun, deterjen, cuka, air soda,
pasta gigi, susu, atau makanan. (tugas
kelompok)

PERCOBAAN IV
ISOLASI TRIMIRISTIN DARI BIJI BUAH PALA

I. TUJUAN PERCOBAAN

Memahami beberapa aspek dasar dalam issolasi senyawa bahan alam khususnya
trimiristin

II. DASAR TEORI
Trimiristin C45H88O6 , termasuk lipida atau ester dari bahan alam, yang terdapat
antara lain dalam biji pala (nutmeg). Miristrin, safrol. Dan elesimin merupakan
senyawa beracun dan mempunyai aktivitas narkotik. Minyak pala dari biji buah pala
mengandung 90% terpena hidrokarbon dengan komponen utama sabena, -pinen, danpinen, selain itu juga mengandung terpinen 4-ol. Umumnya minyak pala digunakan
sebagai penyedap makanan dan dalam industri parfum. Isolasi trimiristin (ester) yang
merupakan kandungan utama dalam buah pala (nutmeg, Myristica fragrans Houttoyn),
dilakukan dengan cara ekstrasi dengan kloroform yang dilakukan secara kontinyu.
Pemisahan trimiristrin dari biji buah pala, dapat dijadikan contoh sederhana dari
percobaan isolasi bahan alam, yang biasanya memakan waktu lama dan sangat rumit.
Oleh karena kadar trimiristrin yang tinggi di dalam biji buah pala, hasil pemisahan yang
murni dapat dicapai dengan cara ekstraksi sederhana dalam penghabluran. Biji buah
pala yang sudah digiling, atau serbuk yang dijual dalam kaleng, diekstraksi dengan eter
dalam labu atau soxlet, dan sisanya dihablurkan dengan aseton. Trimiristrin, jika
direaksikan dengan basa alakali akan menghasilkan asam miristat atau garamnya
(penyabunan). Pada trimiristrin gugus- gugus asam (atau asil) adalah sama, sehingga
hidrolisa menjadi asam dan gliserol akanmenghasilkan hanya satu jenis asam, yakni
asam miristat. Hidrolisis alkali trimiristin dilakukan dalam alkohol. Titik leleh trimiristin
54-55 °C dan asam miristat 51-52 °C.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat yang digunakan
1. Penangas air
2. Labu alas bulat
3. Perangkar destilasi
4. Corong buchner
5. Erlenmeyer 125 ml, 25o ml
6. Corong gelas
7. Kondensor refluks
8. Gelas kimia 500 ml

B. Bahan yang digunakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Aseton
Eter
Serbuk biji pala
Larutan NaOH
Etanol
HCL pekat

IV. CARA KERJA
Dimasukan 40 gram serbuk pala kedalam labu alas bulat 250 ml yang dilengkapi
dengan kondensor refluks dan tambahkan 100 ml eter. Campuran direfluks dengan
menggunakan penangas air. Eter mempunyai titik didih rendah (34 °C), proses
kondensasi tidak dapat berjalan sempurna bila pendinginan dilakukan terlalu cepat.
Saring campuran yang telah didinginkan dengan penyaring biasa. Pisahkan dan
dapatkan kembali ester dengan destilasi menggunakan penangas air. Larutkan larutan
hasil isolasi kedalan 50 ml aseton dengan cara memanaskannya dengan pemanas air.
Tuangkan larutan panas ini kedalam erlenmeyer 250 ml dan didinginkan. Kristalisasi
akan berjalan lambat, oleh karena itu biarkan campuran pada suhu kamar +/- 1jam.
Kemudian dinginkan campuran dalam air es dalam 30 menit.

PERTANYAAN
1. Berdasarkan struktur trimiristrin, bahaslah cara pemilihan pelarut yang sesuai untuk
penghabluran. Mengapa pada percobaan diatas digunakan aseton, bukan air atau
petroleum eter?
2. Mengapa garam natrium trimiristat adalah suatu sabun?jelaskan!
3. Tuliskan rumus struktur senyawa miristisin, safrol, dan elemisin yang karateristik untuk
bau pala!

PERCOBAAN V

Senyawa Karbon
I. Tujuan Percobaan:
 Mahasiswa memahami reaksi organik yaitu reaksi penyabunan dan polimerisasi
 Mahasiswa memahami fenomena degradasi senyawa organik khususnya protein
II. Percobaan :
Alat
Alat gelas, alat pemanas
Bahan:
NaOH, minyak kelapa, etil alkohol, NaCl, CaCl2, telur, akuades, CuSO4,
HNO3, HgCl2, Pb(OAc)2, susu.
Penyabunan – Pembuatan Sabun
1. Masukkan 5 ml NaOH 40% ke dalam cawan penguapan.
2. Tambahkan 5 ml minyak kelapa dan 5 ml etil alkohol. Panaskan dengan
hati‐hati, dan selalu diaduk.
3. Teruskan pemanasan selama 15 menit.
Jika air dan alkohol telah menguap, dan isi cawan telah menjadi padat,
tambahkan air.
4. Dinginkan dan tambahkan 40 ml larutan NaCl jenuh.
5. Saring dengan kertas saring. Bilaslah sabun tersebut dengan air dingin.
Coba cuci tangan saudara dengan sabun tersebut. Jika sabun tersebut melengket, tam
bahkan lagi alkohol dam larutan NaOH dan panaskan.
6. Buat larutan sabun dengan melarukan setengah dari sabun yang diperoleh
dalam
100 ml air suling. Ke dalam 10 ml larutan tambahkan 5 ml CaCl2,
kemudian dikocok dan catat pengamatan saudara.
Protein
Siapkan putih telur dan usahakan dari jenis telur yang sama (ayam atau bebek).
Sebanyak 2 ml putih telur ditambahkan 12 ml air. Aduk denga baik.
Jika larutan yang dihasilkan tidak bening, tambahkan sedikit
garam
Sediakan 5 tabung reaksi dan masukkan kedalamnya asi g‐ asi g 2 ml
larutan putih telur tersebut. lakukan percobaan berikut:

(NaCl).

1. Pada tabung pertama ditambahkan 1 ml larutan CuSO4 1% dan teteskan ke dalamnya
NaOH 6M.
2. Pada tabung kedua tambahkan 1 ml larutan HNO3 pekat. Panaskan sejenak, hati‐hati (ja
ngan mengarahkan mulut tabung ke Anda atau rekan kerja Anda) dan dinginkan. Setela
h dingin tambahkan NaOH 6M sambil dikocok.
3. Pada tabung ketiga tambahkan 1 ml HgCl2 1%
4. Pada tabung ke empat tambahkan 1 ml NaOH 6M. Panaskan dengan hati‐hati.Ciumlah u
ap yang keluar dan periksa uap ini dengan kertas lakmus yg telah dibasahi.
5. Pada tabung kelima tambahkan beberapa tetes Pb(OAc)2 dan 1 ml NaOH 6 M.
Panaskan hati‐hati.

Polimer : Perekat alami
1. Teteskan susu (± 5ml) menggunakan pipet yang terisi setengah penuh ke dalam
tabung reaksi.
2. Tambahkan cuka tetes demi tetes ke dalam susu sampai terbentuk padatan.
Bagian padatan dari susu tersebut disebut kasein atau protein susu. Bagian
cairannya disebut
whey (dadih), berupa cairan putih tipis yang memisah dari padatannya. Biarkan padatan
mengendap dengan baik di dasar tabung.
3. Keluarkan cairan whey dari endapan. Gunakan spatula untuk mengangkat padatan
dari tabung reaksi. Letakkan padatan pada kertas isap atau tissue untuk menyerap air. A
mbil dua lembar kertas dan cobalah untuk merekatkan kertas itu menggunakan
padatan yang telah diambil tadi.
4. Biarkan kertas yang telah direkatkan selama semalam (Anda bisa cek di hari praktikum
berikutnya).

PERCOBAAN VI
PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM
HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

I. PENDAHULUAN
Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif
yang menetralkan asam dilambung. Untuk mengatasi nyeri lambung, antasida
mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang berfungsi
menetralkan asam lambung.
Antasida adalah golongan obat yang digunakan dalam terapi terhadap akibat yang
ditimbulkan oleh asam yang diproduksi oleh lambung. Secara alami lambung
memproduksi suatu asam yang disebut asam klorida yang berfungsi untuk membantu
proses pencernaan protein. Asam ini secara alami mengakibatkan kondisi isi perut
menjadi asam, yakni antara kisaran PH 2-3. Lambung, usus dan esophagus sendiri (yang
juga terdiri dari protein) dilindungi dari kerja asam melalui beberapa mekanisme. Apabila
kadar asam yang dihasilkan oleh lambung terlalu banyak maka mekanisme perlindungan
ini tidak terlalu kuat/kurang kuat dalam melindungi lambung, usus dan esophagus
terhadap kerja asam lambung mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tersebut dan
menghasilkan gejala seperti rasa sakit pada perut dan ulu hati terasa terbakar.
A tasida ekerja de ga ara e etralka ko disi terlalu asa terse ut, selai
itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim pepsin yang aktif
bekerja pada kondisi asam, enzim ini diketahui juga berperan dalam menimbulkan
kerusakan pada organ saluran pencernaan manusia.
II. Titrasi Asam Basa
Ada beberapa macam titrasi bergantung pada jenis reaksinya, seperti titrasi asam basa,
titrasi permanganometri, titrasi argentometri, dan titrasi iodometri. Pada topik berikut
akan diuraikan mengenai titrasi asam basa. Titrasi adalah suatu metode untuk
menentukan konsentrasi zat di dalam larutan. Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan
larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan
secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat mencapai titik stoikiometri atau titik
setara. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya
secarastoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan
berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivale , yaitu titik
dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa
yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan
keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator
dise ut se agai titik akhir titrasi . Titik akhir titrasi i i e dekati titik ekuivale , tapi
biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering
disebut juga sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi
dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan
tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka
bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.

Metil jingga
Metil Orange (Methyl Orange) MO atau metil jingga adalah senyawa dengan rumus
C14H14N3NaO3S. Metil jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonic di mana di dalam
suatu larutan banyak terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya memberikan
warna kuning, sedangkan dalam suasana asam metil jingga bersifat sebagai basa lemah
dan mengambil ion H+, terjadi suatu perubahan struktur dan memberikan warna merah
dari ion-ionnya (Anonim, 2009).
Phenolftalein
Phenolftalein mengandung C20H14O4, Phenolftalein tergolong asam yang sangat
lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi indicator tersebut tidak berwarna. Jika dalam
lingkungan basa, fenolptalein akan terionisasi lebih banyak dan memberikan warna
terang karena anionnya (Day, 1981)

III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Pipet volume 10 ml
Buret
Glasfine/dragball
Labu ukur 100 ml dan 250 ml
Erlenmeyer 100 ml
Gelas beker 250 ml
Corong
Statif Klem
Pipet tetes

B. Bahan
Obat maag
Larutan HCl 0,1M
Larutan NaOH 0,1N
Ind PP
Ind MO
Tissue

IV. CARA KERJA
I. Standarisasi larutan asam
i. Masukkan sampel (larutan asam 0,1M) sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer
ii. Tambahakan indicator 3 tetes
a) Ind PP
b) Ind MO
iii. Titrasi dengan menggunakan larutan basa (larutan NaOH 0,1N)
iv. Catat volume yang dibutuhkan, lalu ulangi 3 kali (triplo)
v. Hitunglah kenormalan larutan asam
Va x Na = Vb x Nb

II. Penentuan kadar basa dalam obat maag
i. Masukkan 10 ml sampel (obat maag cair) ke dalam labu ukur 100 ml, lalu tambahkan
akuades sampai batas
ii. Ambillah 10 ml larutan sampel, lalu masukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian
tambahkan 10 ml larutan asam yang sudah diketahui normalitasnya
iii. Tambahakan indicator 3 tetes
a) Ind PP
b) Ind MO
iv. Titrasi dengan menggunakan larutan basa (larutan NaOH 0,1N)
v. Catat volume yang dibutuhkan, lalu ulangi 3 kali (triplo)
vi. Hitunglah kadar basa yang terkandung dalam obat maag

[OH-] = Mek HCl – Mek NaOH
Mek OH- = Mek Mg(OH)2 + Mek Al(OH)3

SELAMAT BEKERJA
Tugas: Praktikan diwajibkan membawa obat Maag (tiap kelompok satu jenis obat
maag)

LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
(NO. PERCOBAAN)
(JUDUL PERCOBAAN)

Oleh :
Nama

:

No.Mhs

:

Hari/Tgl. Praktikum

:

Kelompok

:

Asisten Pembimbing :

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNUVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

Format Laporan Resmi
(ditulis dengan tallsan tangan pada kertas kwarto/A4, laporan dikumpulkan sebelum
percobaan berikutnya dilakukan)
A. Tujuan Percobaan
(Sebutkam tujuan percobaan yang saudara lakukan)
B. Dasar Teori
(jelaskan teori yang melandasi percobaan dengan menyebutkan sumber pustakanya)
C. Bahan dan Alat
a. bahan yang digunakan
b. alat yang digunakan
c. gambar alat utama
D. Cara Kerja
(sajikan dalam bentuk diagram blok)
E.

Hasil Percobaan dan Pembahasara
(bahaslah hasil percobaan saudara dengan mengacu pada teori yang telah diuraikan
pada dasar teori, beberapa hal yang perlu dibahas adalah: penjelasan tentang jalannya
percobaan (fungsi penambahan zat dll), kesesuaian teori dengan hasil percobaan,
persamaan reaksi, efisiensi reaksi dll).

F.

Kesimpulan
(sebutkan beberapa hal yang dapat disimpulkan dari percobaan yang saudara lakukan
dengan meninjau tujuan percobaan).
Daftar pustaka
Sebutkan buku yang diacu untuk membuat laporan praktikum
Penulisan daftar pusaka mengikuti aturan. Nama penulis, tahun penerbitan, judul buku,
jilid, edisi penerbitan, kota penerbit, halaman yang diacu.
Mengetahui
Asisten Pembimbing

(……………………...........)

“urakarta, ………
Praktikan

(…………..........................)