MUAMALAH DLM ISLAM.ppt

   KETENTUAN MU’AMALAH DALAM ISLAM Oleh: Oneng Nurul Bariyah

I. CAKUPAN AJARAN ISLAM

  SKEMA AJARAN ISLAM

  ISLAM AKIDAH

  (IMAN)

  SYARI’AH

  (ISLAM)

  AKHLAK

  (IHSAN)

I. CAKUPAN AJARAN ISLAM…

  SKEMA AJARAN ISLAM MU’AMALAH DLM ARTI LUAS

  POLITIK EKONOMI SOSIAL

  (SIYASAH) (IQTISHADIYAH) (IJTIMAIYAH)

  PIDANA PERDATA

  (JINAYAH) ( MUNAKAHAT/

II. CAKUPAN AJARAN ISLAM…

  Islamic Financial System

  Islamic Financial Market Surplus Spending

  Islamic Deficit Spending Indirect

  Financial Direct Financial

PENGERTIAN I.

  Kata mu’amalah berasal dari kata ‘amala yu’amilu mu’amalatan artinya ada kepentingan seseorang dengan yang lainnya. Kata mu’amalah mempunyai dua arti yaitu arti khusus dan arti umum. Mu’amalah dalam arti umum meliputi semua perilaku manusia yang melibatkan adanya peran serta orang lain. Misal: jual beli, sewa menyewa, perkawinan, tindak pidana, dsb. Mu’amalah dlm arti

  Pengertian… (Lanjutan ) I.

  Jadi fikih mu’amalah yaitu suatu hukum syari’at yang mengatur segala perilaku manusia dengan berbagai bentuknya dalam masalah kebendaan yang meliputi: jual beli, ijarah, syirkah, wakalah, mudharabah, ‘ariyah, shulh, ji’alah, dll. Dengan demikian objek kajian fikih mu’amalah yaitu

II. SISTEMATIKA

  Mazhab Hanafi Mazhab Maliki Mazhab Syafi’I Mazhab Hanbal

  Klasifikasi dan sistematika fikih mu’amalah ada 4 macam, yaitu:

  • Transaksi materi berimbal
  • Perkawinan
  • Perselis>Jual beli & permasalhan nya
  • al-Salm
  • al-Rahn Riba Jual beli Khiyar al-Tauliyah Jual beli al-Ba’I al-Riba wa al-sharf Wa Tahrim al-Hiyal
lanjutan Mazhab Hanafi Mazhab Hanafi Mazhab Maliki Mazhab

  

Syafi’I

Mazhab Hanbal

  Istilhaq Wadhi’ah Syuf’ah Al-Qardh Musaqat Ijarah Ihyaulmawat al-’Ariyah

  Al-Gashb Al-Qiradh Al-Ijarah Ihyaulmawat Al-Waqf Al-Hibbah

  Al-Hajr Al-Wikalah Al-Syarikah Al-Ijarah Al-Syuf’ah Al-Ju’alah Al-Luqathah

III. PRINSIP-PRINSIP MU’AMALAH

  Asas suka sama suka (al-taradhi). Prinsip ini dilihat • dlm al-Quran surat al-Nisa:28-29 .”Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesama dengan cara yang batil, kecuali melalui tijarah (usaha ekonomi) yang dilakukan atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, karena Allah Maha Penyayang kepadamu. Dan siapa yg berbuat demikian, dgn sikap permusuhan dan aniaya, maka (kelak)Kami akan memasukkannya ke dlm neraka. Yg demikian itu amat mudah bagi Allah.” lanjutan Keadilan dalam sistem ekonomi tdk semata-mata terletak pada produksi dan cara-cara memperolehnya, tetapi juga pada pendistribusian dan penggunaan/pemanfaatannya.

  Asas Saling Menguntungkan dan tidak ada pihak yang dirugikan. Allah berfirman:”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allahdan tinggalkanlah sisa riba (yg belum sempat dipungut) jia kamu (benar-benar) sbg orang-orang beriman. Jika kamu tidak lagi mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka (ketahuilah) untuk kamu modal hartamu, (sebab) kamu tidak boleh merugikan dan (juga) tidak boleh dirugikan.

IV. HARTA BENDA (MAL)

1. Pengertian Harta (al-mal)

  Harta (al-mal) asal kata dlm bhs Arab artinya condong atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi. Harta diartikan sbg segala sesuatu yang diinginkan manusia dan dapat disimpan atau dipelihara dlm bentuk materi maupun manfaat. Atau “nama segala benda selain manusia yang ditetapkan untuk kemaslahatan manusia, dapat

2. Kedudukan dan Fungsi Harta

  

Harta sebagai penunjang semua kehidupan manusia

(sandang-pangan-papan)

Harta termasuk ke dalam kebutuhan pokok manusia

(al-dharuriyat al-khamsah) yaitu memelihara

agama, jiwa, akal, kehormatan (keturunan), dan

harta.

  

Untuk memelihara harta islam melarang mencuri,

menipu, menjalankan dan memakan riba, merusak

3. Macam-macam Harta

  Dari segi kebolehan pemanfaatannya 1.

1) Halal untuk dimanfaatkan (mal mutaqawwim) misal: binatang ternak, makanan, dsb.

  2) Tidak halal untuk dimanfaatkan (mal ghairu mutaqawwim), misal: babi, bangkai, khamar (minuman memabukkan) Dari segi jenis ; 2.

  1) Harta yang tidak bergerak (ghair manqul) ; misal kebun, rumah

  ..lanjutan

2) Harta yang pemanfaatannya, menghabiskan

benda tersebut (al-istihlaki) misal: pakaian, makanan, minuman, sabun, dsb

  

4. Dilihat Dari segi jenis ada atau tidak ada di

pasaran, yaitu:

1) Benda yang ada jenisnya (al-mitsliy) misal

benda yang dapat ditakar/ditimbang

  5 . Dari status (kedudukan) harta:

1) Harta yang telah dimiliki (al-mal al-

  mamluk), baik milik pribadi, badan hukum (negara, organisasi, amsyarakat)

  2) Harta yang tidak dimilik seseorang (mal al- mubah). Mis: sumber mat aair, kayu di hutan belantara, ikan di laut. 3) Harta yang dilarang oleh syara’ memilkinya,

6. Dilihat dari segi bisa dibagi atau tidak harta tsb

  1) Harta yang bsa dibagi. Artinya: apabila harta itu dibagi, maka tidak rusak dan manfaatnya tidak hilang. misal:rumah, tanah.

  2) Harta yang tida bisa dibagi. Misal: mobil, motor.

  7 . Dilihat Dari segi berkembang atau tidak

8. Dari segi status kepemilikan

  Harta milik pribadi yang bebas digunakan dan

  1)

  dimanfaatkan pemilik selam atidak merugikan orang lain.

  2) Harta milki masyarakat umum yang pemanfaatannya untuk semua , misal: jalan raya, harta wakaf, tanah-tanah negara

V. KEPEMILIKAN

  1. Arti Milik

Milik atau al-milk asal katanya malaka,yamliku,

milk. Arti milik menurut bahasa yaitu “menguasai sesuatu dan sanggup bertindak menguasainya. Arti milik menurut syara’ yaitu Suatu kekhususan bagi seseorang yang menghalangi pihak lain menurut syara’ yang membenarkan pemilik bertindak terhadap benda miliknya sekehendak hati kecuali ada

  ..lanjutan

  b. Milk al-manfaat yaitu hak untuk menfaatkannya saja.Misal: buku di perpustakaan, mendiami rumah dengan cara sewa atau pinjam.

  c. Milk al-dayn , yaitu memiliki barang dengan cara utang.

VI. AKAD (TRANSAKSI)

1. Pengertian Akad

  Akad berasal dari bahasa Arab al-’Aqd yang berarti mengikat dua tepi. Akad menurut syara’ yaitu perikatan antara ijab (pernyataan melakukan akad)

dan qabul (pernyataan menerima akad) sesuai

dengan aturan syara’ yang berpengaruh terhadap obyek akad.

3. Syarat-syarat Umum Akad

  Pihak yang bertransaksi dpandang mampu bertindak menurut hukum (mukallaf). Jika tidak mampu dilakukan oleh wali Obyek akad: - berbentuk harta, dimiliki seseorang, bernilai harta menurut syara’. Akad itu tidak dilarang oleh syara’

Akad memenuhi syarat-syarat khusus dengan akad yg

bersangkutan. Mis: syarat jual beli berbeda dgn syarat

4. Berakhirnya Suatu Akad

  

Berakhir masa berlaku akad, jika akad itu memiliki

tenggang waktu Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad Dalam suatu akad yang mengikat, akad dapat berakhir jika:

  1. Akad itu fasid

  2. Berlaku khiyar syarat, khiyar ‘aibi

  PARADIGMA MU’AMALAH ISLAM (lanjutan) PILAR KEADILAN:

  Menghindari: Riba Gharar Dzalim Maysir

   (lanjutan) PILAR KESEIMBANGAN:

  Antara: Riil – Financial Risk – Return Bisnis – Sosial Material – Spiritual MU’AMALAH ISLAM

  PILAR KEMASLAHATAN: Agama/Takwa Jiwa Keturunan Akal Harta PENJELASAN  Prinsip dalam transaksi syariah yaitu tidak boleh mengandung unsur gharar, maysir, riba, zalim, risywah, barang haram dan maksiat

"Gharar" adalah transaksi yang mengandung tipuan dari

salah satu pihak sehingga pihak yang lain dirugikan.

  “Maysir" adalah transaksi yang mengandung unsur

perjudian, untung-untungan atau spekulatif yang tinggi.

"Riba" adalah transaksi dengan pengambilan tambahan,

baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan ajaran Islam. ”Zalim" adalah tindakan atau perbuatan yang BUNGA DAN RIBA

  • YUNANI

  Dalam Perspektif Sejarah dan Agama

  • PLATO (427-347SM)

  1.Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam masyarakat

  2.Bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan miskin ARISTOTELES (384-322SM)

Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange)

bukan alat menghasilkan tambahan melalui

  YAHUDI Kitab Eksodus (Keluaran) 22:25

  Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin diantramu, maka janganlah engkau berlaku sbg penagih hutang terhadap dia, janganlag engkau bebankan bunga kepadanya.” Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23:19 Janglah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau apa pun yg dapat dibungakan.”

  • Kitab Levicitus (Imamat) 35:7

  KRISTEN

  “ Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang,

  karena kamu berharap akan mendapat sesuatu

darpadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kasihilah musuhmu dan berbuat baiklah kepada merekadan pinjamkan dengan tidka mengharap balasan, maka

upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak lanjutan

Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai

tanggapan dan tafsirantentang boleh tidaknya melakukan praktek pembungaan. Pandangan para sarjana Kristen thdp praktek pembungaan terbagi tiga periode, yaitu:

  • Pandangan pendeta awal (abad I-XII)
Kristen Pandangan pendeta awal (abad I-XII) : Larangan

mengambil bunga merujuk kepada Old Testament

yang juga diimani oleh orang Kristen. St Basil ((329-379) St Gregory dari Nyssa (335-395) St Ambrose St Augustine

Larangan yang dikeluarkan gereja dlm bentuk undang- undang (Canon)

  Council of Elvira (Spanyol tahun 306) Council of Arles (tahun 314) First Council of Nicaea (Tahun 325) Council of Carthage (th 345) & Council of Aix la (789) Council of Latern (1179) Council of Lyons (1274) Council of Vienne (1311)

  Lanjutan…

Keinginan atau niat untuk mendapat imbalan

melebihi apa yang dipinjamkan adalah suatu dosa Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya

Harga barang yang tinggi untuk penjualan secara

kredit juga merupakan bunag yang terselubung

  Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV) Robert of Courcon (1152-1218) William Auxxerre (1160-1220) St Raymond of Pennafore (1180-1278) St Bonaventure (1221-1274) St Thomas Aquinas (1225-1274) Bunga dibedakan menjadi interest dan usury Niat atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan

  Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI-th 11836) John Calvin (1509-1564) Charles de Moulin (1500-1566) Claude Saumaise (1588-1653) Martin Luther (1483-1546) Melancthon (1497-1560) Zwingli (1484-1531)

  ISLAM Al-Ruum:39

“ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia

bertambah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang yang melipatgandakannya (pahalanya) Al-Nisa:160-161

  

“Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan

diatas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang

  Lanjutan …

  Ali Imran :130

‘hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan

riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada

Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” Al-Baqarah:278-279

  Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allahdan tinggalkanlah sisa riba (yg belum sempat ISLAM

Jabir berkata bahwa Rasulullah saw mengutuk orang

yang menerima riba, orang yang membayarnya dan

orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya,

kemudian beliau bersabda:”Merka semuanya sama.” (HR

Muslim)

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi saw

  RIBA Riba :

  • riba dayn (riba dalam pinjaman)
  • riba ba’i (riba dalam jual beli)
    • Riba Ba’i:

  • Riba Fadl: rib akarena pertukaran barang yang sejenis,

  Bunga Bank Pandangan Dunia Islam Dewan Studi Islam al-Azhar Cairo

  Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba

  Rabithah alam islamy

  Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan no 6 sidang ke-9, Mekkah 12-19 Rajab 1406 H)

  • Majma’ Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam

  Seluruh tambahan dan bunga atas pinajman yang jatuh •

BUNGA BANK PANDANGAN ULAMA INDONESIA

  Nahdhatul Ulama Sebagian ulam amengatakan sama dengan riba, sebagian lain mengatakan tidak sama dan sebagia menyatakan syubhat. Rekomendasi agar PBNU mendirikan bank Islam sengan • sistem tanpa bunga (Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung, 1992) Muhammadiyah • Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara kepada •

BUNGA BANK PANDANGAN ULAMA INDONESIA

  Majelis ulama Indonesia

1) Bunga bank sama dengan riba; 2) tidak sama

dengan riba;3)syubhat. MUI harus mendirikan bank alternatif (Lokakarya Alim Ulama Cisarua 1991)

  2) Lajnah Ulama Komisi Fatwa se Indonesia, MUI : bunga sama dengan riba (Silaknas

  Alasan Pihak yang membolehkan

  1. Boleh mengambil bunga karena darurat

Pada tingkat wajar, tidak mengapa bunga dibebankan

2. Opportunity Lost yang ditanggung pemilik dana 3. disebabkan penggunaan uang oleh pihak lain

  

4. Bunga untuk konsumtif dilarang, untuk produktif

dibolehkan Uang sebagai komoditi, karena itu ada harganya , dan

  5. harga uang itu adalah bunga

  6. Bunga sbg penyeimbang laju inflasi

UPAYA ULAMA

  Istinbath ulama terhadap sumber-sumber syariah merupakan upaya menghindari riba. Diantara hasilnya adalah produk muamalah:

  • Musyarakah, mudharabah (Qiradh), muzara’ah, musaqat, mugharatsah.
  • Murabahah, ba’I muajjal, salam, Istisna, Sharf, Jazzaf - Wadi’ah, Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn, Qardh,
Alasan Jawaban Thdp Kebolehan Bunga

1. Kebolehan karena darurat lemah, karena ada tempat lain

  

untuk menyimpan uang selain bank. Apakah menyimpan

uang di tempat lain selain bank itu menyebabkan darurat? Bunga boleh jika “wajar” tidak jelas, karena kata wajar itu 2.

kualitatif dan terikat pada jangka waktu dan tempat. Jika

kita melihat pergerakan suku bunga, dikatakan wajar menurut siapa? Opportunity cost (lost) akibat pinjaman unag oleh phak lain

  3. lanjutan

  5. Uang sbg komoditi dan harga uang adalah bunga. Ini

  ungakpan para bankir. Jika komoditi mengapa harus dikembalikan. Akibat uang sebagai komoditi mengakatkan krisis dahsyat pada dunia.

  

6. Bunga sebagai penyeimbang laju inflasi. Jika suku bunga naik, maka produsen pemakai dana pinjaman akan menaikan harga jual, sehingga akan terjadi kenaikan lanjutan

tidak akan dipinjamkan kepada orang lain. Untuk apa

dipinjamkan jika ia sendiri membutuhkan. Jika menunggu harus dapat imbalan, ada sementara orang menitip dengan membayar . Artinya ada motif

lain selain keuntunag yaitu keamanan dan likuiditas.

  • * Nilai uang masa kini lebih tinggi dari nilai uang masa depan (Time Value of Money) merupakan faham penganut monetaris. Alasan ini tidak kuat, karena kuantitas uang ditentuka oleh bank sentral.Jika bank

lanjutan

Bank sebagai lembaga baru yang tidak ada di zaman

Nabi dan tidak kena taklif tidak beralasan. Artinya,

bank sebagai sebuah organisasi berisi kumpulan

manusia. Bank merupakan entitas legal yang

keberadaannya diatur berdasarkan rumusan yang

dibuat oleh manusia. Dengan demikian mengikat

manusia yang berhubungan dengan bank.

JUAL BELI

  Jual beli dalam bahasa Arab yaitu al-ba’i. Kata al-ba’i secara etimologi berasal dari kata

  ا&عي &&ب عيب &&ي عا &&ب ا&عيب&مو artinya ئيش &&ب ئي &&ش ةل&باق&م ( tukar-menukar

  suatu barang dengan barang lainnya) Rumusan jual beli menurut istilah yaitu:

  َلُداَبَت َدْيِفُيِل ِلاَمْلا ِةَلَداَبُم ِساَسَأَ ىَلَع ُمْوٌقَي ٌدْقَع ِماَوَّدلا ىَلَع ِتاَّيِكْلِمْلا

  “Aqad yang berdiri atas dasar penukaran harta dengan

DASAR HUKUM JUAL BELI

  1 al-Qur'an surat al-Baqarah /2:275

  اَب ِّرلا َم َّرَحَو َعْيَبْلا ُهللا َّلَحَأََو Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba 2. al-Qur'an surat al-Nisa /4:29

   َّلاِإِ ِلِطاَبْلاِب مُكَنْيَب مُكَلاَوْمَأَ اوُلُكْأَْتَلا اوُنَماَء َنيِذَّلا اَهُّيَأَاَي َأَ َّنِإِ ْمُكَسُفنَأَ اوُلُتْقَتَلاَو ْمُكنِّم ٍضاَرَت نَع ًةَراَجِت َنوُكَت ْن }

  29 { اًميِح َر ْمُكِب َناَك َهللا lanjutan Al-Sunnah, antara lain: Hadis Nabi riwayat Abu Sa'id al-Khudry bahwa Rasulullah saw. bersabda:

   هجام نباو ىقهيبلا ه&اور( ضارت نع عيبلا امنإِ

  Sesungguhnya jual "

   ) نابح نبا هححصو

  ". beli itu harus dilakukan atas dasar kerelaan

   Ijma' . Mayoritas ulama menghalalkan jual beli

RUKUN JUAL BELI

  Rukun jual beli ada empat: penjual, pembeli, shighat (ijab & qabul), dan barang ( ma’qud ‘alaih).

  Ijab yaitu ungkapan dari orang yang memiliki barang (penjual) walaupun diucapkan terakhir. Sedangkan qabul yaitu ungkapan dari orang yang akan memiliki barang (pembeli) walaupun diucapkan di awal. Syarat-syarat Jual Beli

1) Syarat Orang yang beraqad : Berakal , kehendak sendiri.

  2) Syarat akad; ijab dan qabul harus sesuai, dilakukan dalam satu majlis akad.

  3) Objek akad/barang yang diperjualbelikan: harta yang bermanfaat , diketahui kriterianya, milik sendiri, dapat diserahterimakan pada saat transaksi. Beberapa macam jual beli

  ملسل &&ا دقع )

  Jaul Beli Salam ( 1.

  Secara etimologi, kata salam berarti al-isti’jậl artinya minta disegerakan, atau al-salaf wa al-isti’jậl. Ba’i Salam disebut juga ba’i salaf atau ba’i mafậlis. Menurut al-Mawardi, ba’i salam merupakan istilah yang digunakan oleh ulama Hijaz dan al-salaf digunakan oleh ulama Irak. Dinamakan salam karena penyerahan uang di majlis akad, dan disebut salaf karena penyerahan lanjutan

  Dalam keterangan lain, salaf artinya orang yang memiliki uang dan menyerahkan uangnya terlebih dahulu kepada penjual, sedangkan barang yang dijual diserahkan setelah proses penuaian atau selesai fase produksi. Kata salam menurut pendapat lain terbatas pada jual beli, sedangkan salaf terkadang digunakan maknanya menjadi pinjaman ( qardh). Dasar Hukum Salam

  QS.2/al-Baqarah ;282

  َأَآَي ىًّمَسُّم ٍلَجَأَ ىَلِإِ ٍنْيَدِب ْمُتنَياَدَت اَذِإِ اوُنَماَء َنيِذَّلا اَهُّي ) 282 :ةرقبلا(.... ِلْدَعْلاِب ٌبِتاَك ْمُكَنْيَّب بُتْكَيْلَو ُهوُبُتْكاَف

  Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan lanjutan

  Ayat tersebut menurut Ibnu Abbas mengandung hukum jual beli salam yang ketentuan waktunya harus jelas.

  Nabi bersabda:

  نزوو مولعم ليك ىف فلسيلف ئيش ىف فلسأَ نم ) ( ملسمو ىراخبلا هاور مولعم لجا ىلا مولعم

  “Siapa saja yang melakukan jual beli salam (salaf), maka lakukanlah dalam ukuran tertentu, timbangan tertentu dan waktu tertentu.” (HR Bukhari Muslim) Syarat & Rukun Salam

  1. Penyerahan uang di majlis akad

  Sifat barang yang disebutkan sesuai dengan harga 2. barang Barang dapat diserahterimakan 3.

  4. Akad salam tidak dikaitkan dengan sesuatu

  Tidak melakukan akad salam terhadap makanan 5. dimana penggantinya juga makanan Syarat salam terkait dua hal yaitu syarat . akad dan objek salam

  Syarat terkait dengan modal/harga, harus jelas dan 1. terukur berapa harga barangnya, berapa uang mukanya, dan berapa lama sampai pembayaran terakhirnya.

2. Yang berkaitan dengan objek salam yaitu harus jelas jenis, ciri-cirinya, kualitas, dan kuantitasnya.

  Akad harus jelas, tidak dikaitkan dengan sesuatu.

  3.

  JUAL BELI ISTISHNA’ ( (

  عانصت&سلإ &&ا دقعKata istishna’ secara etimologi berasal

  dari bahasa Arab

  ا&عن &&ص عنص &&ي عن &&ص artinya

  membuat. Kata istishna’ adalah bentuk mashdar dari kata istashna’a yang artinya ة=عنصل ==ا بل=ط (tuntutan permintaan membuatkan sesuatu). Menurut istilah, istishna’ adalah:

  ةمذلا ىف نيعم ئيش لمع ىلع عناص عم دقع

  Suatu perjanjian atau akad dengan pekerja untuk Syarat dan rukun istishna’ meliputi:

  

1. Pihak-pihak yang berakad yaitu mustashni’ (pemesan)

  dengan shậni’ (pekerja). Mereka harus cakap hukum dan mumayyiz Adanya shighat ijab dan qabul yang harus disebutkan 2. secara jelas.

  3. Objek yang diakadkan yang terdiri atas mashnǔ

  (barang pesanan) dan tsaman (harga jual). Barang yang akan dibuat harus dijelaskan bentuknya, kadar lanjutan

  Seorang pekerja (shậni’) mendapatkan upah karena pekerjaannya, tetapi yang menjadi objek jual adalah barang ( al’ain) bukan pekerjaannya.

3) Aqad al-Sharf ( فرصل==ا دقع )

  Kata al-sharf menurut bahasa artinya tambahan. Sedangkan menurut istilah yaitu tukar- menukar uang dengan uang sejenis atau berbeda jenisnya. Seperti tukar- menukar emas dengan emas, perak dengan perak, atau emas dengan perak secara tunai.

  b. Syaratnya yaitu serah terima sebelum berpisah antara pihak yang berakad, objek akad harus serupa, tidak ada khiyar, dan tunai (tidak diutangkan).

4) Ba’i al-Jizậf ( ف=ازجل==ا =عي ===ب )

  Ba’i al-Jizậf yaitu jual beli suatu barang tanpa ukuran, timbangan, dan perhitungan melainkan dengan perkiraan setelah melihat barang yang akan dibeli. Istilah al-jazf asalnya bermakna mengambil dengan banyak. Istilah tersebut dinamakan jual beli jizậf oleh al-Syaukani yakni sesuatu yang tidak diketahui ukurannya secara pasti.

JAUL BELI MURABAHAH

  Kata al-murabahah

   dalam kitab Lisan al-Arab berasal dari

  kata al-ribh (  ح=برل=ا ) dan al-ribah ((

  ُحَ=بِّرل=ا dengan bentuk َحِ=ب َ=ر ==ي artinya beruntung atau memberikan

  اَحاَب َ=رَو اًحَ=ب َ=رَو اًحْ=بِ=ر ُحَ=بْر َ keuntungan. Al-Ribh dengan kasrah ra' bentuk jamaknya حاب=را ; suatu keuntungan yg diperoleh. Al-Ribh juga berarti suatu kelebihan yg diperoleh dari produksi atau modal

  (profit). Sedangkan murabahah menurut istilah yaitu jual beli benda dengan alat tukar disertai tambahan laba yang telah ditentukan ( resale with a stated profit). lanjutan

  Menurut al-Nawawi murabahah yaitu:

   عم لولأا عيبلا نمث ىلع هيف نمثلا ينب دقع ةدايز

   “Suatu akad harga barang merupakan harga

  pembelian (pertama) disertai adanya tambahan.”

b. Syarat Jual Beli Murabahah

  

1. Penjual memberi tahu harga barang kepada pembeli.

  Laba yang diperoleh dan disepakati harus diketahui 2. secara pasti Barang yang dijual jelas 3.

  4. Kejujuran penjual. Dalam hal ini penjual tidak boleh

  menyembunyikan hal-hal yang berkaitan dengan identitas dan kualitas produk serta harga. Utang Piutang

  Hutang piutang atau pinjam meminjam telah dikenal dengan istilah Al-Qardh. Makna Al-Qardh secara etimologi (bahasa) ialah Al-Qath’u yang berarti memotong. Harta yang diserahkan kepada orang yang berhutang disebut

  Al-Qardh, karena merupakan potongan dari harta orang yang memberikan hutang.

  (Lihat Fiqh Muamalat (2/11), karya Wahbah Zuhaili) Hukum Hutang Piutang

  Utang piutang hkmnya boleh …

  ِناَوْدُعْلاَو ِ مْثِلإِاىَلَع ْاوُنَواَعَت َ لاَوىَوْقَّتلاَو ِّربْلا ىَلَع ْاوُنَواَعَتَو … “ … (Dan) tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa. Dan jangan kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan maksiat (pelanggaran) …” (Q.S. Al-Ma’idah [5]: 2) Qiradh mnrt istilah

  Sedangkan secara terminologis (istilah syar’i), makna Al- Qardh ialah menyerahkan harta (uang) sebagai bentuk kasih sayang kepada siapa saja yang akan memanfaatkannya dan dia akan mengembalikannya (pada suatu saat) sesuai dengan padanannya. (Lihat Muntaha Al-Iradat (I/197). Dikutip dari Mauqif Asy- Syari’ah Min Al-Masharif Al-Islamiyyah Al-Mu’ashirah, karya DR. Abdullah Abdurrahim Al-Abbadi, hal.29).

  Hukum Hutang Piutang

  Hutang piutang hukumnya boleh. Dasarnya adalah al- Quran surat 02:245

  : “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada- Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)

  Hadis Nabi

  diriwayatkan dari Abu Rafi’, bahwa Nabi Sholallohu'alaihiwasallam pernah meminjam seekor unta kepada seorang lelaki. Aku datang menemui beliau membawa seekor unta dari sedekah. Beliau menyuruh Abu Rafi’ untuk mengembalikan unta milik lelaki tersebut. Abu Rafi’ kembali kepada beliau dan berkata, “Wahai Rasulullah! Yang kudapatkan hanya-lah sesekor unta ruba’i terbaik?” Beliau bersabda, “ Berikan saja kepadanya. Sesungguhnya orang yang terbaik (HR. adalah yang paling baik dalam mengembalikan hutang.”

BEBERAPA ADAB ISLAMI DALAM HUTANG PIUTANG

  1. Dituliskan atau dipersaksikan

  2. Pemberi hutang atau pinjaman tidak boleh mengambil keuntungan atau manfaat dari orang yang berhutang

  3. Mengembalikan hutang dg cara yg baik

4. Berhutang dengan niat baik dan akan melunasinya

  Akad-Akad Kerjasama (Syirkah)

Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika ( fi’il mâdhi),yasyraku (fi’il mudhâri’), dan mashdar (kata dasar)nya ada tiga wazn(timbangan), boleh dibaca dengan salah satunya, yaitu: syirkatan /syarikatan / syarakatan; artinya persekutuan atau perserikatan. Dan dapat diartikan pula dengan Musyarakah

  menurut istilah para ulama fikih, syirkah adalah suatu akad kerja sama antara dua orang atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

  ( Bidayatul Mujtahid, Ibnu Rusydi II/253). Dasar Hukum Syirkah

A. Al-Qur’an:

  Firman Allah Ta’ala: “ Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” (QS. Shaad: 24) Dan firman-Nya pula: “

  Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.” (QS. An-Nisa’: 12) Dasar Syirkah

  B. Hadits:

  Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya

  Allah azza wa jalla berfirman: “Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati pihak lainnya. Kalau salah satunya berkhianat, Aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Daud no.3383, dan Al-Hakim no.2322).

  C. Ijma’:

  Rukun syirkah yang pokok ada 3 (tiga) yaitu:

  Menurut mayoritas ulama fikih, bahwa rukun syirkah itu ada 3 (tiga), yaitu: (1) akad ( ijab-kabul), disebut juga shighat; (2) dua pihak yang berakad ( al–‘âqidâni), syaratnya harus memiliki kecakapan melakukan tasharruf(pengelolaan harta); (3) obyek akad, disebut juga al–ma’qûd ‘alaihi, yang mencakup pekerjaan ( al–amal) dan atau modal ( al–mâl). (Al-Fiqhu ‘Alal Madzahibi al-Arba’ah, Abdurrahman al-Jaziri). Macam-macam Syirkah Pertama: Syirkah Amlaak (Hak Milik)

  

Yaitu penguasaan harta secara kolektif, berupa bangunan, barang bergerak atau

barang berharga. Yaitu perserikatan dua orang atau lebih yang dimiliki melalui transaksi jual beli, hadiah, warisan atau yang lainnya. Dalam syirkahseperti ini kedua belah pihak tidak berhak mengusik bagian bentuk rekan kongsinya, ia tidak boleh menggunakannya tanpa seijin rekannya.

  Taudhihul Ahkam, Syaikh Abdullah Al-Bassam IV/601). (

  Misalnya; si A dan si B diberi wasiat atau hadiah berupa sebuah mobil oleh seseorang dan keduanya menerimanya, atau membelinya dengan uang keduanya, atau mendapatkannya dari hasil warisan, maka mereka berdua

  Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq III/ berserikat dalam kepemilikan mobil tersebut. (

  Macam-Macam Syirkah Uquud (Transaksional/kontrak):

  (1) syirkah al- inân; (2) syirkah al-abdân; (3) syirkah al- mudhârabah; (4) syirkah al-wujûh; dan (5)syirkah al- mufâwadhah. Menurut ulama Hanabilah, yang sah hanya empat macam, yaitu: syirkah inân,abdân, mudhârabah, dan wujûh.

  Menurut ulama Malikiyah, yang sah hanya tiga macam, yaitu: syirkah inân, abdan, dan mudhârabah. Menurut

  [1]. Syirkah al-‘Inaan Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dengan harta masing- masing untuk dikelola oleh mereka sendiri, dan keuntungan dibagi di antara mereka, atau salah seorang sebagai pengelola dan mendapat jatah keuntungan lebih banyak daripada rekannya. hukum syirkah ini diperbolehkan berdasarkan konsensus para ulama, sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu al-Mundzir. ( Al-Fiqhu Al-Islami wa Adillatuhu, karya Wahbah Az-Zuhaily IV/796).

  

Contoh syirkah inân: A dan B keduanya dokter . A dan B sepakat

menjalankan bisnis dengan membuka jasa pengobatan. Masing-

MACAM-MACAM SYIRKAH

  [2]. Syirkah al-Mudharabah, Yaitu, seseorang sebagai

  pemodal (investor) menyerahkan sejumlah modal kepada pihak pengelola ( mudharib) untuk diperdagangkan, dan dia berhak mendapat prosentase tertentu dari keuntungan.

  [3]. Syirkah al-Wujuuh, Yaitu kerja sama antara dua

  orang atau lebih yang memiliki reputasi dan nama baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit (hutang) dari suatu perusahaan dan menjual barang

  Syirkah wujuuh dibolehkan menurut kalangan hanafiyah dan hanbaliyah, namun tidak sah menurut kalangan Malikiyah, Syafi’iyah dan Zhahiriyah. ( Al- Fiqhu Al-Islami wa Adillatuhu, karya Wahbah Az- Zuhaily IV/801) Disebut syirkah wujûh karena didasarkan pada kedudukan, ketokohan, atau keahlian seseorang di Macam-macam syirkah Contohnya: A dan B adalah tokoh yang dipercaya

  pedagang. Lalu A dan B ber- syirkah wujûh, dengan cara membeli barang dari seorang pedagang (misalnya C) secara kredit. A dan B bersepakat, masing-masing memiliki 50% dari barang yang dibeli. Lalu keduanya menjual barang tersebut dan keuntungannya dibagi dua, sedangkan harga pokoknya dikembalikan kepada C (pedagang).

  Dalam syirkah wujûh ini, keuntungan dibagi berdasarkan Macam-macam syirkah

[4]. Syirkah al-Abdaan (syirkah usaha), Yaitu kerja sama antaradua orang

atau lebih dalam usaha yang dilakukan oleh tubuh mereka, yakni masing- masing hanya memberikan konstribusi kerja (

  ‘amal), tanpa konstribusi modal ( mâl), seperti kerja sama sesama dokter di klinik, atau sesama arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sekolah.

  Syirkah ini kadang-kadang disebut juga dengan Syirkah al-A’maal dan ash- Shanaa-i’. Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau keahlian, tetapi boleh berbeda profesi. Jadi, boleh saja syirkah ‘abdan terdiri dari beberapa tukang kayu dan tukang besi. (

  Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq III/260). Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan pekerjaan halal. Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan; nisbahnya boleh

  [5]. Syirkah al-Mufawadhah Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama.

Syirkah Mufawadhah merupakan syirkah komprehensif yang dalamsyirkah itu semua anggoga sepakat melakukan aliansi dalam semua jenis kerja sama, seperti ‘ inan, abdan dan wujuh.

masing-masing menyerahkan kepada pihak lain hak untuk mengoperasikan segala aktivitas yang menjadi komitmen kerja sama tersebut, seperti jual beli, penjaminan, penggadaian, sewa menyewa, menerima tenaga kerja, dan

sejenisnya. Atau syirkah ini bisa pula diartikan kerja sama dalam segala hal. syirkah ini berbagai hasil sampingan yang Namun tidak termasuk dalam lanjutan

  Dalam syirkah mufawadhah harus ada kesamaan Dana (modal) yang diberikan, kerja, tanggung jawab, beban utang dibagi oleh masing-masing pihak, dan agama. ( Al-Fiqhu Al-Islami wa Adillatuhu, karya Wahbah Az-Zuhaily IV/798, dan Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq III/259-260). IJARAH

  Secara etimologis al-ijarah berasal dari kata al-ajru artinya ialah al-iwadh (ganti dan upah). Arti ijarah Sedangkan menurut terminologinya

  ة=حابلإِاو لذبلل ة=لباق ة=حابم ة=مولعم ةدو=صقم ة=عفنم ى=لع د=قع مولعم ضوعب

  Artinya : “Akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu Dan mubah , serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti Makna Ijarah

  Ijarah diartikan pula jual beli jasa yaitu mengambil manfaat tenaga manusia. Misal, mempekerjakan tukang, atau menyewa tenaga ahli. Ijarah juga bermakna sewa menyawa, yakni mengambil manfaat dari barang. Misal, rental mobil. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa ijarah itu menjual manfaat dimana barangnya harus berupa sesuatu yang boleh disewakan dengan mengambil manfaatnya.

  Dasar Hukum 1. al-Quran surat al-Baqarah/02: 233

  مُتْمَّل َ==س اَذِإِ ْ==مُكْيَلَع َ==حاَنُج َلاَف ْ==مُكَدَلاْوَأَ اوُعِضْرَت ْ==سَت ن َ==أَ ْ==مُتْدَرَأَ ْ==نِإَِو َ=نوُلَمْعَت ا=َمِب َ=هللا =َّنَأَ اوُمَلْعاَو َ=هللا اوُقَّتاَو ِ=فوُرْعَمْلاِب م=ُتْيَتاَءآَّم

  } 233 { ُُريِصَب

  Artinya : Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Qs. Al

  QS. Al-Qashash/28:26

  ُ=نيِم َ لأَْا =ُّيِوَقْلا َتْرَجْأَْتْ=سا ِ=نَم َرْيَخ =َّنِإِ ُهْرِجْئَْتْ=سا ِ=تَبَأَآَي ا=َمُهاَدْحِإِ ْ=تَلاَق

  } 26 { Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." Hadis Nabi :

  

هرجأَ ر&يجلأا اوُطْعَأَ لاق ،مل&سو ه&يلع ه&للا ىل&ص ،يب&نلا ن&أَ

هُق َرَع َّفجي ْنأَ لبق

  Berilah upah pekerja sebelum keringatnya jering. (HR Ibnu Majah dari Ibn Umar)

   : ِ&هَّللَا ُلو ُ &س َر َ&لاَق َ&لاَق ه&نع ه&للا ي&ضر َ&ة َرْي َرُه ي&ِبَأَ ْ&نَعَو ( ْمُهُم ْ&صَخ ا&َن َأَ ٌ&ةَث َلَاَث ى&لاعت ُ&هَّللَا َ&لاَق مل&سو ه&يلع ه&للا ىل&ص , , : ا ًّرُح َ&عاَب ٌ &لُج َرَو َرَدَغ &َّمُث ي&ِب ى&َطْعَأَ ٌ &لُج َر ِ&ةَماَيِقْلَا َ &مْوَي Artinya:

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Tiga orang yang

Aku menjadi musuhnya pada hari kiamat ialah:

Orang yang memberi perjanjian dengan nama-Ku

kemudian berkhianat, orang yang menjual orang

merdeka lalu memakan harganya, dan orang yang

mempekerjakan seorang pekerja, lalu pekerja itu

  Rukun ijarah ada 4 ( Empat ), yaitu 

  Aqid ( orang yang aqad )

   Shighat akad  Ujrah ( Upah )  Manfaat

  Aplikasi di bank syari’ah: Mua’jjir : bank sebagai pemilik barang modal.

   Syarat ijarah terdiri 4 macam:

  1) Syarat terjadinya akad Syarat in’inqad ( terjadinya akad ) berkaitan dengan aqid, zat akad, dan tempat akad.

  2) Syarat pelaksanaan akad ( an-nafadz ) Agar ijarah dapat terlaksanakan, barang harus dimiliki oleh aqid, atau dia memiliki kekuasaan penuh untuk akad

  ( ahliyah )

3) Syarat sah ijarah

  

 Keabsahan ijarah sangat berkaitan dengan aqid ( orang

  yang aqad ), ma’qud alaih ( barang yang menjadi obyek aqad ), ujrah ( upah ), Dan zat akad ( nafs al-aqad ) yaitu :

  a) Adanya keridhaan dari kedua pihak yang akad

  b) Ma’qud alaih bermanfaat dengan jelas

  c) Maqud alaih ( Barang ) harus dapat memenuhi secara syara’ d) Kemanfaatkan benda di bolehkan menurut syara’ Syarat sah ijarah

  4) Syarat Kelaziman Syarat kelaziman ijarah terdiri atas dua hal yaitu :

  • – Ma’qud Alaih ( barang sewaan ) terhindar dari cacat
  • – Tidak ada udzur yang dapat membatalkan akad

  Pembagian Dan Hukum Ijarah

  Hukum sewa menyewa

  • Sewa Rumah

  Jika seseorang menyewa rumah, di perbolehkan untuk memanfaatkannya sesuai kemanfaatannya, bahkan boleh di sewakan lagi atau di pinjamkan pada orang lain. Sewa Tanah Sewa tanah di haruskan untuk menjelaskan tanaman apa yang akan di tanam atau bangunan apa yang di lanjutan

  Sewa Kendaraan

  

  Dalam menyewa kendaraan, baik hewan atau kendaraan

  

  lainnya harus di jelaskan ssalah satu di antara dua hal waktu Dan tempatnya. Juga harus di jelaskan barang yang akan di bawa atau benda yang akan di angkut. Perbaikan barang sewaan

  

  Menurut ulama’ Hanafiyah, jika barang yang di sewakan

  

  rusak seperti pintu rusak, atau dinding jebol Dan lain- lainnya maka pemiliknya yang wajib memperbikinya. Hukum upah Mengupah

  Upah mengupah atau ijarah ‘ala al-a’mal, yakni jual beli jasa.

  Biasanya berlaku dalam beberapa hal, seperti menjahitkan pakaian, membangun rumah, dan lain-lain, ijarah ‘ ala al- a’mal terbagi menjadi dua bagian yaitu:

  1) Ijarah Khusus Ijarah Khusus adalah ijarah yang di lakukan oleh seorang pekerja. Hukumnya orang yang bekerja tidak boleh bekerja selain dengan orang yang telah memberikan upah.

  1. Memberikan kemudahan bagi masyarakat 2.

  Untuk memenuhi kebutuhan hidup 3. Terjadinya tolong-menolong

  4. Menghidnari terjadinya kesulitan dan kesempitan

  5. Memberikan peluang bagi pengembangan

  mu’amalah khusus usaha

  Hikmah Ijarah ARIYAH

  Secara bahasa, ariyah adalah diambil dari kata (راع) yang berarti datang dan pergi. Ariyah juga bisa seakar dengan kata (روا=عتل==ا ) yang artinya saling menukar dan mengganti yakni dalam tradisi pinjam meminjam

  Menurut istilah ariyah adalah memberikan manfaat

  sesuatu yang halal kepada yang lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusakkan zatnya, agar zat barang itu dapat dikembalikan. Dalil Ariyah ( ; مل&سو ه&يلع ه&للا ىل&ص &َّيِبَّنلَا &َّنَأَ َ&ةَّيَمُأَ ِ&نْب َناَوْف َ&ص ْ&نَعَو ? : . ُدَّمَحُم ا&َي ٌب ْ&صَغ َأَ َ&لاَقَف ٍنْيَنُح َ&مْوَي ًاعوُرُد ُ&هْنِم َراَعَت ْ&سِا , ,  

   : َ &لاَق

ٌ

&لَب

  &ةَنوُمْضَم ٌ &سَّنلاَو َدُواَد و&ُبَأَ ُ&هاَو َر ُّيِئِا َ &ةَيِراَع ْ ُمِكاَحْلَا ُهَحَّحَصَو

  Dari Shofwan Ibnu Umayyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminjam darinya beberapa baju besi sewaktu perang Hunain. Ia bertanya: Apakah ia rampasan, wahai Muhammad.

  

Rukun dan Syarat Pinjam Meminjam

  Mu’ir (yang meminjamkan) Musta’ir (yang meminjam) Mu’ar (yang dipinjamkan) Shigat (ijab-qabul) Mengembalikan pinjaman dengan lebih baik 