Pengembangan diri dalam pendidikan orang dewasa

  BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh umat manusia. Pendidikan tidak terbatas hanya untuk mereka yang berada pada tingkatan pedagogy saja tetapi juga pendidikan diperuntukkan untuk andragogy. Seperti salah satu perumusan UNESCO yaitu long-life education, pendidikan untuk orang dewasa pun akhirnya mendapat perhatian.

  Pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak. Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah.

  Pada pembahasan kali ini, penulis akan mencoba membahas mengenai pengertian pendidikan orang deawasa yang lebih spesifi yaitu tentang pengembangan diri dalam manusia dewasa.

  I.2 Rumusan Masalah 1.

  Apakah yang dimaksud dengan pengembangan diri manusia? 2.

  Apa saja unsur yang diperlukan dalam pengembangan diri manusia?

  I.3 Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1.

  Menjelaskan pengertian pengembangan diri manusia 2.

  Menjelaskan unsur-unsur yang diperlukan dalam pengembangan diri manusia

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Pengembangan Diri pada Manusia Andragogi telah dirumuskan sejak tahun 1920. Andragogi dirumuskan sebagai

  proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya sendiri (Pannen, 1997). Perbedaan antara anak-anak dan dewasa dapat ditinjau dari tiga hal yaitu : a.

  Usia, individu yang berumur lebih dari 16 tahun dapat dikatakan sebagai orang dewasa dan kurang dari 16 tahun masih disebut anak-anak.

  b.

  Ciri psikologis, individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, tidak selalu bergantung dengan orang lain, bertanggung jawab, mandiri, berani mengambil resiko, mampu mengambil keputusan.

  c.

  Ciri biologis , apabila telah menunjukkan tanda-tanda kelamin sekunder Dari perbedaan diatas dapat diketahui bahwa manusia yang dewasa telah mengalami proses dimana dirinya berkembang, mulai dari fisik maupun psikis.

  Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993) sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional. Pembaruan fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan stres. Pembaruan spiritual dapat diraih melalui penjelasan tentang nilai dan komitmen, melakukan studi atau kajian dan berkontemplasi atau berdzikir. Dimensi mental dapat diperbarui melalui kegiatan membaca, melakukan visualisasi, membuat perencanaan dan menulis. Adapun dimensi sosial/emosional diasah melalui pemberian pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi dan menumbuhkan rasa aman dalam diri. Dalam proses pengembangan diri diperlukan keseimbangan (tawazun) dan sinergi (tanasuq) untuk mencapai hasil optimal sebagaimana yang diharapkan. Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan dengan pola seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral secara terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatan yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus berjalan secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi semakin tinggi.

  B.

   Unsur yang diperlukan dalam pengembangan diri manusia

  Dalam pengembangan diri manusia, terdapat beberapa unsur / aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang. Terdapat 2 unsur yang paling mempengaruhi hal tersebut, yaitu : 1.

   Spiritual Quotient

  SQ menjadi landasan yang diperlukan untuk memfungsikan dan mensinergikan IQ dan EQ secara integral, efektif dan menyeluruh. Melalui SQ, pemikiran, perilaku dan perihidup manusia diberi makna dan bermuatan makna spiritual. Kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient ) menyadarkan kita akan tujuan hidup dan pemaknaan kehidupan yang kita jalani. Bahwa hidup memiliki arah dan tujuan hidup, bahwa setiap kehidupan memiliki pemaknaan yang tidak sekedar makna-makna bersifat duniawi. Spiritual Quetient (kecerdasan spiritual) memformulasi dirinya melalui value yang terbit lewat suara hati. Secara halus dan subtil, ia menempati ruang di relung hati manusia. Dan suara hati melintasi waktu, tempat, ras, suku bangsa dan agama. Kecerdasan spiritual melintasi batas agama (religion). Meski demikian, pemaknaan yang mendalam dan lurus terhadap agama yang dianut akan menjadi landasan yang kuat bagi tumbuh dan berkembangnya suara hati dalam diri manusia.

  Spiritual Quotient

  IMAN

  NIAT IKHLAS BERKELIMPAHAN

NURANI

DIPERCAYA RENDAH HATI

  NURANI Spirit mempunyai beberapa arti, diantaranya: arwah, berani, semangat, moral, jiwa, sukma, dll. Spiritual sebagai nurani, berkaitan dengan rohani dan batin.

  Spiritual Quotient = pencerahan nurani. 

  Iman Tuhan menciptakan dan menyediakan segala sesuatu di muka bumi untuk keteraturan, kesejahteraan, kenikmatan, dan kebahagiaan manusia, bukan untuk kekacauan dan kezaliman. Jika ada yang berbuat kerusakan atau kehancuran, orang itu telah sesat dan mengingkari tujuan penciptaan manusia oleh Yang Maha Kuasa Pencipta. Ghazzali meyatakan empat unsur dalam metamorfosis yang mengubah manusia biasa “dari hewan menjadi malaikat”: a.

  Pemahaman diri, seseorang yang tidak memperhatikan jiwanya adalah seorang pecundang baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang.

  b.

  Pemahaman tentang Tuhan, banyak orang yang berperilaku ibarat orang yang tidak mau meminum obat karena mereka yakin dokter tidak tahu atau tidak melihat apakah mereka meminum obat atau tidak. Masalahnya bukan apakah dokter peduli atau tidak, tetapi bukankah orang tersebut menhancurkan diri mereka sendiri dengan ketidak patuhan itu. Begitu juga halnya dengan Tuhan yang menghargai ibadah kita, jika kita kurang atau tidak disiplin beribadah bukan berarti Tuhan akan menjadi lemah, melainkan kita lupa siapa diri kita, yaitu makhluk spiritual.

  c.

  Pemahaman tentang dunia seperti apa adanya, mereka yang memanjakan diri tanpa batas dalam kenikmatan dunia, di hari kematiannya akan seperti seorang manusia yang dengan rakusnya melahap makanan lezat dan kemudian memuntahkannya dan sebaliknya.

  d.

  Pemahaman tentang dunia yang akan datang seperti apa adanya, hewan dan malaikat tidak bisa mengubah tingkatan atau tempat yang sudah ditentukan bagi mereka, tetapi manusia bisa memilih merendahkan diri ketingkatan hewan melalui perbuatan mereka, atau dengan perbuatan mereka, tetapi manusia bisa melonjak hingga ke tingkat malaikat. Cosmic Counsiousness Penulis bernama Richard Maurice, bahwa tingkat kesadaran manusia ada tiga, yaitu:

  1. Kesadaran sederhana Kesadaran seperti ini dimiliki oleh hewan-hewan mengenai tubuh mereka dan lingkungan sekitar mereka. Kesadaran untuk mencarai makan saja, sekedar untuk bertahan hidup serta berketurunan, dan selamat dari predator dengan kiat sebatas kecerdasan yang sangat minimal dan relatif tidak berkembang turn temurun.

  2. Kesadaran diri Kesadaran manusia biasa, masyaarakat awam. Kesadaran diri telah membawa manusia kepada tingkat kecerdasan di mana kita berpikir tentang fakta dan memikirkan visi, memiliki bahsa untuk mengekspresikan. Kesadaran diri merupakan khas manusia dan memberi kita kesadaran yang sangat berbeda tentang diri kita sendiri, kita bisa berpikir jauh dan dalam sekali.

  3. Kesadaran kosmis Suatu kesadaran yang tajam tentang “hidup dan keteraturan alam semesta” tempat orang merasakan kesatuan dengan Tuhan atau energi semesta. Dia selalu melihat tanda-tanda ciptaan dan kehadiran Tuhan pada setiap ruang dan waktu, setiap benda hidup dan benda mati. Dia hanya takut kepada Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan.

  Sebagian orang beragama semata-mata untuk mencari ketentraman atau untuk mendapatkan perasaan aman. Tidak banyak yang mengerti bahwa beragama untuk pencerahan dan membuktikan kebenaran. Kebenaran harus dicari dan dipelajari karena manusia tidak akan langsung mengerti secara otomatis. Kebenaran hakiki milik Tuhan. Kita harus berusaha menyempurnakan diri. 

  Niat dan Ikhlas Sesungguhnya, jika amal itu ikhlas namun tidak benar, amal tersebut tidak diterima oleh Yang Maha Kuasa. Untuk diterima-Nya, amal harus ikhlas dan benar. Ikhlas artinya amal dikerjakan semata-mata mengharapkan keridaan Yang Maha Sempurna. Benar artinya jika amal dilakukan berdasarkan petunjuk agama.

  Perkataan saja tidak bermanfaat sebelum dibuktikan dengan amal. Perkataan dan amal tdak bermanfaat kecuali diawali dengan niat. Niat, perkataan dan amal tidak bermanfaat kecuali sudah dijalankan dengan ikhlas.

  a.

   Kualitas Niat Kualitas niat dan amal ditentukan oleh seberapa ikhlas seseorang.

  Para pakar manajemen, terutama dibidang organizational behavior merancang suatu kiat bagaimana meningkatkan competitive advantage suatu perusahaan. Kiat itu menekankan kepada perusahaan untuk menjadikan karyawan sebagai knowladge worker untuk menuju learning company untuk mewujudkan knowledge management. Perusahaa membentuk suatu tim untuk menampung ide-ide menuju perbaikan kecil, yang biasa disebut kaizen. Berbagai upaya telah dilakukan oleh manajemen untuk membangun KM. Namun hasilnya tidak seindah yang dibayangkan pakar. Mengapa? Jawabannya adalah karena tingkat keikhlasan sebagian karyawan perusahaan/anggota organisasi masih rendah, bahkan ada yang sangat rendah. Bagi mereka, ilmu yang ada pada dirinya adalah kekayaannya sehingga jika diberikan kepada orang lain akan memberikan problem bagi kariernya.

   Rendah Hati

  Rendah hati adalah menyimpan perasaan bangga dalam hati saja, tanpa ada kata-kata dan ekspresi yang berlebihan, bahkan kadang-kadang terkesan orang tersebut bersikap malu. Dala kerendahan hati, tersimpan setumpuk semangat untuk berprestasi dan dia bersyukur dalam diamnya kepada Tuhan yang memberikan rahmat kepadanya. Janganlah samakan rendah hati dengan rendah diri. Manusia yang rendah diri adalah manusia penakut, tidak berani menatap dunia dengan kepala tegak, tidak bersikap optimis, tidak berjiwa climber. Rendah diri berarti merasa kecil , merasa rendah, merasa lemah. Rendah diri sifat orang yang frustasi, orang- orang yang kalah, mudah menyerah dan putus asa. Rendah hati dibentuk oleh nurani yang rukuk serta sujud memohon keridaan Tuhan Semesta.

  Bagaimana sikap nurani yang rendah hati?  Ketika berkata tidak meninggikan diri, tidak juga merendahkan diri. Berkatalah sebatas yang benar dan fakta.

   Berserah diri kepada Tuhan atas yangg diperoleh. Ketika sudah berusaha secara maksimal, ketika sudah mendamping usaha dengan doa yang khusuk serta ikhlas, terimalah hasil apa adanya. Tuhan Maha Mngetahui apa yang terbaik untuk kita.

   Berprasangka baik agar muncul energi positif.

   Dipercaya

  Matriks dibawah ini menjelaskan pola kesalintergantungan antara tingkat kejujuran dan tingkat kepercayaan yang diterima dari orang lain.

  Posisi Jendela 1 mengambarkan tingkat kejujuran yang sangat tinggi dengan tingkat kepercayaam yang tinggi pula Posisi jendela 4 menggambarkan tingkat ketidakjujuran yang sangat tinggi, dan tingkat ketidakprcayaan yang sangat tinggi.

  Maka dari matriks diatas dapat disimpukan bahwa, semakin rendah tingkat kejujuran seseorang, semakin rendah pula tingkat kepercayaan yang diterimanya sehingga reputasi yang bersangkutan jatuh. Kepercayaan juga sangat berkaitan dengan kepemimpinan. Karena tidak mungkin ada pemimpin yang tidak dipercayai oleh anggotanya.

  

Leadership Needs Trust And To Be Trusted

  Tanggung jawab paling esensial para pemimpinn adalah bertanggungjawab terhadap tim, berkerja sama. Mempercayai dan dapat dipercayaui menghidupkan akses pemimpin dan tim untuk bersinergi dan berkesinambungan. Tindakan yang membantu untuk membangun hubungan Spiritual dan Emosional dalam sikap amanah dan mempercayai:

   Be Honest: Kejujuran itu berat dan mahal. Berat bagi orang-orang yang suka berbohong.

  Berat untuk berkata benar karena ada daya tarik yang besar berupa keuntungan sesaat dari ketidakjujurannya. 

  Give your EMPHATY:

  Dalam empati, kita berusaha mengerti secara berimbang antara perasaan dan jalan pikiran. Empati berbada dengan simpati, karena simpati hanya menunjukan sikap kita iba terhadap seseorang, sedangkan empati , selain kita menunjuan sifat iba namun juga merasakan hal yang sama. 

  Be Transparent: Berusahalah menjadi orang yang terbuka, karena dengan sifat keterrbukaan kita, orang secara tida langsung dapat menilai kita tidak menyembunyikan apa- apa (tidak berbohong). 

  Firm but Fair: Artinya tegas dan konsisten menegakan aturan. Setiap orang harus disiplin.

  Anda tidak bisa menegur anak buah yang terlambat padahal diri anda adalah biang keterlambatan. Kemudian maksud dari adil disini adalah berikan seseorang feedback sesuai dengan usaha dan aspeknya. 

  Mutual Respect/Saling Menghargai: Janganlah menjaga jarak antara orang yang berbeda status. Kita perlu menyiratkan bagaimana perasaan kita dan kitapun harus pintar membaca yang tersirat dibalik yang tersurat ketika orang sedang berinteraksi dengan anda. 

  Keep the Promise: Jangan mengumbar janji. Seseorang yang sudah dikatakan dewasa dapat menepati janji yang sudah dibuatnya secara matang. Kredibilitas pun akan bagus dimata orang-orang banyak.

  “Sesungguhnya , KAMI telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung, tetapi mereka enggan memikulnya dan merasa berat dengannya, sebaliknya mabusia sanggup memikulnya. Sesungguhnya mereka sangat zalim lagi kurang pengetahuannya (bodoh) – QS. Al-Azhab  BERKELIMPAHAN Dalam kitab Suci tertara hukum, ketentuan dan petunjuk universal lagi abadi.

  Manusia tidak perlu mengeluh, namun harus selalu bersyukur. Semua harus diterima secara ikhlas karena semuanya datang dengan ketentuan, hukum alam. Kehenda Tuhan pencipta semesta dengan segala keteraturan hukum alam. Orang yang suka menolong dengan banyak senyum disenangi banyak orang serta mudah memperoleh teman.

  Untuk mempu mewujudkan pribadi yang berkelimpahan, manusia dewasa harus mampu menerima kenyataan bahwa manusia memiliki kelemahan sehingga dengan begitu manusia tetap percaya “Takdir” yang datang darii Tuhannya.

  Kelemahan manusia yang hakiki adalah: 

  Manusia Tidak Abadi 

  Manusia tidak dapat mencegah perubahan  Manusia tidak dapat menentukan dengan tepat apa hasil jerih payahnya.

  

EMOTIONAL QUOTIENT

  Kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi belum menjamin kesuksesan seseorang di masa depan. Penelitian yang panjang terhadap orang-orang dengan IQ superior menunjukkan tidak semua dari mereka sukses dalam hidupnya. Penelitian lebih lanjut memberikan gambaran bahwa mereka yang tidak sukses ini menunjukkan kesulitan dalam mengelola emosinya, sulit mengatasi stress, pesimistis, dan tidak mampu bersikap empati terhadap orang lain.

  Selain penelitian di atas, sebuah penelitian di Amerika dan Jepang juga menyatakan bahwa dari 100% orang sukses, hanya 10-20 persen aja yang berpendidikan tinggi, berijazah lengkap, dan tentunya dengan IQ yang di atas rata-rata, selebihnya, 80-90 persen hanya lulusan SMA, SMP, atau bahkan tidak punya latar belakang pendidikan, kebanyakan dari mereka mengawali karir dari berdagang. Hal ini membuktikan bahwa IQ bukanlah segala-galanya. Dari beberapa penelitian juga dikatakan bahwa justru orang-oarang yang ber IQ tinggi malah memiliki kesulitan dalam bergaul, berinteraksi, mengembangkan diri, dan ber-attitute baik.

  Ada 5 komponen dasar dari kecerdasan emosional, yaitu sebagai berikut.

  1. Kesadaran Diri Faktor pertama ini merupakan pilar dasar dari seluruh komponen karena dengan kesadaran yang total makan orang akan mampu mengontrol dan mengendalikan emosinya. Kesadaran diri ini berkaitan dengan kemampuan orang untuk menyadari gejolak perasaannya, mengamati perubahan emosinya, dan mengenali nama-nama emosi yang muncul di dalam dirinya. Cara paling mudah untuk meningkatkan kesadaran emosi Anda adalah dengan membuat daftar nama-nama emosi yang sering Anda alami sehari-hari.

  2. Mengelola Emosi Mengelola emosi berkaitan dengan kemampuan untuk bagaimana memahami suasana perasaan dan mengaturnya sehingga tidak mengganggu kinerja.

  Kemampuan mengelola emosi ini akan membuat kita lebih mampu berpikir rasional di saat-saat puncak emosi. Pikiran diibaratkan sebagai sebuah program komputer, perasaan adalah layar monitor. Jika kita memasukkan program yang mempunyai kisah-kisah yang menyedihkan, penuh kekecewaan dan keputusasaan, layar monitor perasaan kita akan memunculkan secara jelas suasana kisah-kisah tersebut. Di layar monitor kita akan muncul gambar dan film-film yang menyedihkan, penuh air mata, dan keputusasaan. Tetapi sebaliknya, jika kita senantiasa menyiapkan program-program yang menggugah semangat untuk maju, penuh dengan optimism, dan harapan, laya monitor perasaan kita akan memunculkan gambar-gambar dan film-film yang penuh keberanian, optimism, dan semangat hidup.

3. Memotivasi Diri

  Orang yang mempunyai kecerdasan emosi adalah orang yang mampu memotivasi diri sendiri, membangkitkan semangat, menghidupkan energy positif di dalam dirinya ketika berhadapan dengan hambatan-hambatan. Mereka mampu membangkitkan optimisme, ketika keadaan semakin sulit untuk dihadapi. Untuk membuat kita menjadi orang-orang yang mampu memotivasi diri ketika keadaan yang dihadapi semakin sulit, ada beberapa kebiasaan yang perlu kita tanamkan di dalam perilaku kita, seperti berikut ini;

  a. pahami bahasa kalbu orang yang optimis selalu mengucapkan kata-kata penuh energy positif, mengandung spirit dan semangat juang tinggi dibandingkan orang-orang yang cenderung pesimistis. Orang-orang yamh optimis menggunakan kalimat-kalimat yang penuh kekuatan magis untuk mendorong diri mereka sendiri ketika berhadapan dengan kesulitan. Bahasa sehari-hari dan pernyataan diri yang sering digunakan orang-orang optimis seperti yang tercantum pada kotak dibawah ini.

  Bahasa orang optimis Bahasa orang pesimis Saya pasti mampu menghadapi Ah, saya akan kalah masalah ini Saya pasti berhasil Saya pasti gagal melakukannya Saya tidak akan mundur selangkah Keadaan ini sangat sulit, saya pasti pun tidak akan berhasil Saya akan berjuang sampai tetes darah Wah, saya tidak mampu penghabisan melakukannya b. Lepaskan kaca mata kuda lihatlah dengan wawasan yang lebih luas, setiap masalah selalu menyimpan pemecahan. Kita dituntut untuk meluaskan perspektif berifikir kita, jangam terpaku hanya melihat pada suatu sudut dimensi. Jadilah orang kreatif yang melihat suatu masalah sebagai tantangan, sumber inovasi dan sumber inspirasi.

  4. Empati Orang yang memiliki kecerdasan emosi tingkat tinggi adalah orang yang mampu meletakkan dirinya si telapak sepatu orang lain dalam memahami orang tersebut. Artinya adalah anda berusaha memahami seseorang dari perspektif, perasaan, dan pemikiran orang tersebut. Anda mampu mengerti perasaan apa yang sedang terjadi saat orang lajn mengalami kebahagiaan atau kesedihan. Anda tidak dengan cepat membandingkan dan mengukur orang lain berdasarkan pemikiran anda sendiri. Anda tidak menggambarkan perasaan orang lain berdasarkan pengamalamn anda sendiri.

  Bahasa orang yang empati Bahasa orang yang tidak empati Dari cerita kamu, saya merasakan Ah, baru menghadapi kesulitan begitu kesulitan-kesulitan yang kamu alami saja kamu sudah sedih Kamu terlihat sedih sekali, saya bisa Jangan cengeng dan bersabarlah memahami keadaan tersebut Seandainya saya berada pada posisi Kalau saya menjadi seperti kamu, saya kamu saat ini, tentu saya akan merasa akan cuek bebek kecewa dan sedih Saya melihat kekecewaan yang kamu Untuk apa kecewa, sudahlah toh rasakan besok akan mendapatkan kembali

  5. Keterampilan sosial Keterampilan untuk berhubungan secara baik dengan orang lain merupakan salah satu komponen dari orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi. Hal ini menuntut anda mengembangkan keterampilan sosial termasuk didalamnya bagaimana mendengarkan dengan empatik, bagaimana cara berkomunikasi dengan hangat. Dengan mengembangkan keterampilan sosial yag efektif maka anda akan menciptakan hubungan relasi sosial yang baik, penuh pengertian, saling menghormati dan saling menguntungkan. Untuk itu, anda bisa melihat beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan kegagalan karier akibat ketidakmampuan menjalin hubungan sosial dengan orang lain pada tabel dibawah ini.

  N Tema McCall & Morriso Lombardo United Europe o Lombard n et al. & states (1993-1994) o (1983) (1987) McCauley (1993-

  (1988) 1994)

  1 Masalah Tidak Hubunga Mengisolas Hubunga Hubungan dalam sensitive n sosial i diri, n kerja kerja yang hubungan pada yang masalah yang buruk, interperson orang jelek, dalam buruk isolasi secara al lain, terlalu hubungan organisasion bersikap ambisius internasion al, terlalu dingin, al berambisius menjaga jarak, terlalu berambisi us

  Perilaku yang menghambat karier:  Menunda pekerjaan  Defensive  Cemas  Permusuhan  Egosentris

   Penuh kecurigaan  Mengasingkan diri dan menjaga jarak  Ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain  Keras kepala dan kaku  Terlalu mendominasi  Terlalu mengkritisi

BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan

  Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional. Pembaruan fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan stres.

  Terdapat 2 aspek penting dalam pengembangan diri. Yaitu pengembangan secara spriritual (SQ) dan Pengembangan secara Emosional (EQ); kedua aspe ini sangat dibutuhkan dalam suatu pengembangan diri seseorang untuk menjadi lebih dewasa.

  III.2 Saran

  1. Tetaplah berusaha dan berjuang untuk menjadikan pendidikan Indonesia lebih maju dan lebih baik lagi.

  2. Jika dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahanya, kami mengharapkan saran dan kritiknya.

  

DAFTAR PUSTAKA Sutikno, Bambang. 2002. THE POWER OF 4Q for HR & Company Development. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama