Peran Jurnalis Muda Madya dan Utama di R
Peran Jurnalis Muda, Madya dan Utama
di Redaksi Media
Oleh Satrio Arismunandar
Berdasarkan panduan dari Dewan Pers, pembagian jurnalis muda, madya, dan utama
lebih didasarkan pada "jam terbang," yakni berapa lama seseorang menjalani profesi
sebagai jurnalis. Untuk jurnalis muda, masa kerja di bawah 6 tahun. Jurnalis madya,
antara 6 sampai 12 tahun. Sedangkan jurnalis utama, sudah bekerja di atas 12 tahun.
Meski tidak mutlak, biasanya yang masuk kategori jurnalis muda adalah reporter,
camera person, fotografer, yang lebih banyak bertugas di lapangan. Yang masuk
kategori jurnalis madya adalah redaktur, wakil redaktur, producer, associate producer,
koordinator peliputan, kepala bagian riset keredaksian. Sedangkan jurnalis utama
biasanya sudah menjabat redaktur pelaksana, pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi,
kepala divisi pemberitaan, wakil kepala divisi pemberitaan, dan produser eksekutif.
Makin tinggi posisi seorang jurnalis di hirarki organisasi pemberitaan, tanggung
jawab mereka makin banyak bersifat manajerial dan penentu kebijakan redaksional.
Sedangkan makin rendah posisi seorang jurnalis dalam hirarki organisasi pemberitaan,
tanggung jawab mereka makin bersifat operasional atau praktis eksekusi liputan di
lapangan.
Maka dalam kerja keredaksian dan peliputan berita sehari-hari, pembagian tugasnya
kira-kira sebagai berikut:
Jurnalis muda bertugas melaksanakan liputan di lapangan. Mereka boleh
berimprovisasi di lapangan, sesuai dengan tuntutan situasi liputan, dan boleh mengambil
keputusan praktis untuk keberhasilan peliputan, sejauh tidak melanggar kebijakan
redaksional yang sudah ditetapkan oleh pimpinan media. Dalam rapat redaksi, mereka
wajib membuat usulan liputan, dan memberi masukan tentang situasi lapangan kepada
forum rapat redaksi. Meski tidak wajib, mereka boleh mengusulkan angle pemberitaan.
Jurnalis madya bertugas merencanakan dan mengoordinasikan liputan di lapangan.
Biasanya jurnalis madya dibatasi lingkup tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan
rubrik tertentu di media cetak, atau program tertentu di media elektronik. Mereka juga
1
menetapkan angle pemberitaan. Mereka boleh mengubah angle pemberitaan atau topik
liputan, ketika proses peliputan sedang berlangsung, manakala ada perkembangan di
lapangan yang dianggap lebih penting atau krusial untuk diberitakan.
Mereka dapat memberi arahan jika reporter di lapangan ragu atau bingung dalam
mengambil keputusan untuk keberhasilan peliputan. Dalam rapat redaksi, mereka wajib
membuat perencanaan peliputan berdasarkan rubrik/program yang menjadi tanggung
jawabnya. Juga, memilih dan menetapkan topik liputan berdasarkan masukan dan usulan
dari para reporter. Mereka boleh menetapkan kebijakan redaksional tertentu untuk suatu
topik liputan, sesuai arahan atau dalam lingkup garis besar kebijakan redaksional media
bersangkutan.
Jurnalis utama lebih banyak berperan dalam penentuan kebijakan redaksional
secara umum dari media bersangkutan, jadi bukan lagi kebijakan per rubrik atau per
program (yang sudah ditangani oleh jurnalis madya). Meski tidak wajib ikut dalam setiap
rapat redaksi sehari-hari, yang biasanya sudah ditangani oleh jurnalis madya, mereka
perlu terlibat manakala ada hal-hal penting menyangkut kebijakan redaksional yang
terkait dengan topik liputan tertentu.
Jurnalis utama biasanya akan dilibatkan atau diajak berkonsultasi oleh pemilik media,
dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis di perusahaan media bersangkutan.
Misalnya, rencana restrukturisasi organisasi, merger atau kerjasama dengan perusahaan
lain, akuisisi, pengurangan jumlah karyawan/wartawan, penggajian, pengembangan
bisnis media, dan lain-lain.
Jakarta, November 2013
Biodata Penulis:
* Satrio Arismunandar adalah anggota-pendiri Aliansi Jurnalis Independen atau AJI (1994), Sekjen AJI
(1995-97), anggota-pendiri Yayasan Jurnalis Independen (2000), dan menjadi DPP Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia (SBSI) 1993-95. Pernah menjadi jurnalis Harian Pelita (1986-88), Kompas (1988-1995), Majalah
D&R (1997-2000), Harian Media Indonesia (2000-Maret 2001), Produser Eksekutif Divisi News Trans TV
(Februari 2002-Juli 2012), dan Redaktur Senior Majalah Aktual – www.aktual.co (sejak Juli 2013).
Alumnus Program S2 Pengkajian Ketahanan Nasional UI ini sempat jadi pengurus pusat AIPI (Asosiasi
Ilmu Politik Indonesia) 2002-2011.
Kontak Satrio Arismunandar:
E-mail: satrioarismunandar@yahoo.com; arismunandar.satrio@gmail.com
Blog pribadi: http://satrioarismunandar6.blogspot.com
Mobile: 081286299061
2
di Redaksi Media
Oleh Satrio Arismunandar
Berdasarkan panduan dari Dewan Pers, pembagian jurnalis muda, madya, dan utama
lebih didasarkan pada "jam terbang," yakni berapa lama seseorang menjalani profesi
sebagai jurnalis. Untuk jurnalis muda, masa kerja di bawah 6 tahun. Jurnalis madya,
antara 6 sampai 12 tahun. Sedangkan jurnalis utama, sudah bekerja di atas 12 tahun.
Meski tidak mutlak, biasanya yang masuk kategori jurnalis muda adalah reporter,
camera person, fotografer, yang lebih banyak bertugas di lapangan. Yang masuk
kategori jurnalis madya adalah redaktur, wakil redaktur, producer, associate producer,
koordinator peliputan, kepala bagian riset keredaksian. Sedangkan jurnalis utama
biasanya sudah menjabat redaktur pelaksana, pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi,
kepala divisi pemberitaan, wakil kepala divisi pemberitaan, dan produser eksekutif.
Makin tinggi posisi seorang jurnalis di hirarki organisasi pemberitaan, tanggung
jawab mereka makin banyak bersifat manajerial dan penentu kebijakan redaksional.
Sedangkan makin rendah posisi seorang jurnalis dalam hirarki organisasi pemberitaan,
tanggung jawab mereka makin bersifat operasional atau praktis eksekusi liputan di
lapangan.
Maka dalam kerja keredaksian dan peliputan berita sehari-hari, pembagian tugasnya
kira-kira sebagai berikut:
Jurnalis muda bertugas melaksanakan liputan di lapangan. Mereka boleh
berimprovisasi di lapangan, sesuai dengan tuntutan situasi liputan, dan boleh mengambil
keputusan praktis untuk keberhasilan peliputan, sejauh tidak melanggar kebijakan
redaksional yang sudah ditetapkan oleh pimpinan media. Dalam rapat redaksi, mereka
wajib membuat usulan liputan, dan memberi masukan tentang situasi lapangan kepada
forum rapat redaksi. Meski tidak wajib, mereka boleh mengusulkan angle pemberitaan.
Jurnalis madya bertugas merencanakan dan mengoordinasikan liputan di lapangan.
Biasanya jurnalis madya dibatasi lingkup tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan
rubrik tertentu di media cetak, atau program tertentu di media elektronik. Mereka juga
1
menetapkan angle pemberitaan. Mereka boleh mengubah angle pemberitaan atau topik
liputan, ketika proses peliputan sedang berlangsung, manakala ada perkembangan di
lapangan yang dianggap lebih penting atau krusial untuk diberitakan.
Mereka dapat memberi arahan jika reporter di lapangan ragu atau bingung dalam
mengambil keputusan untuk keberhasilan peliputan. Dalam rapat redaksi, mereka wajib
membuat perencanaan peliputan berdasarkan rubrik/program yang menjadi tanggung
jawabnya. Juga, memilih dan menetapkan topik liputan berdasarkan masukan dan usulan
dari para reporter. Mereka boleh menetapkan kebijakan redaksional tertentu untuk suatu
topik liputan, sesuai arahan atau dalam lingkup garis besar kebijakan redaksional media
bersangkutan.
Jurnalis utama lebih banyak berperan dalam penentuan kebijakan redaksional
secara umum dari media bersangkutan, jadi bukan lagi kebijakan per rubrik atau per
program (yang sudah ditangani oleh jurnalis madya). Meski tidak wajib ikut dalam setiap
rapat redaksi sehari-hari, yang biasanya sudah ditangani oleh jurnalis madya, mereka
perlu terlibat manakala ada hal-hal penting menyangkut kebijakan redaksional yang
terkait dengan topik liputan tertentu.
Jurnalis utama biasanya akan dilibatkan atau diajak berkonsultasi oleh pemilik media,
dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis di perusahaan media bersangkutan.
Misalnya, rencana restrukturisasi organisasi, merger atau kerjasama dengan perusahaan
lain, akuisisi, pengurangan jumlah karyawan/wartawan, penggajian, pengembangan
bisnis media, dan lain-lain.
Jakarta, November 2013
Biodata Penulis:
* Satrio Arismunandar adalah anggota-pendiri Aliansi Jurnalis Independen atau AJI (1994), Sekjen AJI
(1995-97), anggota-pendiri Yayasan Jurnalis Independen (2000), dan menjadi DPP Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia (SBSI) 1993-95. Pernah menjadi jurnalis Harian Pelita (1986-88), Kompas (1988-1995), Majalah
D&R (1997-2000), Harian Media Indonesia (2000-Maret 2001), Produser Eksekutif Divisi News Trans TV
(Februari 2002-Juli 2012), dan Redaktur Senior Majalah Aktual – www.aktual.co (sejak Juli 2013).
Alumnus Program S2 Pengkajian Ketahanan Nasional UI ini sempat jadi pengurus pusat AIPI (Asosiasi
Ilmu Politik Indonesia) 2002-2011.
Kontak Satrio Arismunandar:
E-mail: satrioarismunandar@yahoo.com; arismunandar.satrio@gmail.com
Blog pribadi: http://satrioarismunandar6.blogspot.com
Mobile: 081286299061
2