356547044 Skripsi Hubungan Jenjang Karir Dengan Motivasi Kerja

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan,
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (UU Keperawatan No 38 th 2014).
Perawat merupakan tenaga kesehatan di rumah sakit, serta merupakan unsur
sumber daya pelayanan kesehatan, seperti yang disebutkan dalam perundangundangan. Sumber daya keperawatan merupakan faktor penting dalam
pelayanan kesehatan, karena hampir 80% pelayanan kesehatan di rumah sakit
diberikan oleh perawat. Jenjang karir merupakan sistem untuk meningkatkan
kinerja dan profesionalisme sesuai dengan bidang pekerjaan melalui
peningkatan kompetensi (Depkes, 2006).
Beberapa rumah sakit telah menerapkan sistem jenjang karir perawat namun
masih terdapat beberapa kendala atau hambatan antara lain belum optimalnya
dukungan pimpinan, belum adanya kebijakan dan ketentuan jenjang karir
perawat. Bervariasinya penerapan jenjang karir perawat, perawat belum
memahami sistem jenjang karir dengan baik, dan menganggapnya sebagai
formalitas dalam manajemen rumah sakit, padahal dengan adanya jenjang
karir yang baik dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja perawat
sehingga dapat dipromosikan jabatan yang lebih tinggi. Jabatan yang lebih


1

tinggi tentunya akan berpengaruh pada kompensasi atau penghasilan yang
mereka

2

2

terima, dengan kompensasi yang lebih baik akan berdampak positif pada
motivasi dan kepuasan dalam bekerja, sebab dalam jenjang karir terdapat
beberapa indikator penting yang dapat mempengaruhi motivasi dalam bekerja.
Perawat dapat memiliki motivasi yang tinggi apabila berada dalam tiga
keadaan: pertama, pekerjaan yang akan dilakukan mampu dilaksanakan
dengan baik, kedua, usaha yang dilakukan membuahkan hasil yang
diharapkan, dan ketiga, ada hasil yang menarik untuk dirinya. Motivasi yang
tinggi juga akan menciptakan suatu kepuasan dalam pekerjaannya.
Motivasi kerja perawat yang kurang akan memberikan dampak negatif pada
kualitas pelayanan yang diberikan. Motivasi kerja perawat yang rendah akan

tampak dalam berbagai hal, yaitu : kurang memiliki tanggung jawab pribadi
dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau kegiatan, bekerja tidak sesuai dengan
rencana dan tujuan, bersikap apatis, tidak percaya diri, ragu dalam mengambil
keputusan, dan tidak mempunyai semangat dalam bekerja. Motivasi
merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
mengadakan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya
(Uno, 2006). Motivasi kerja merupakan tingkat kerelaan anggota tim
organisasi untuk bekerja mencapai suatu tujuan (Sitorus, 2011).
Pekerjaan yang didukung dengan motivasi yang tinggi dapat menghasilkan
suatu pekerjaan yang baik dan mencapai tujuan sesuai yang diinginkan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya motivasi
kerja perawat, yaitu faktor internal dan ekternal. Faktor internal meliputi
kematangan pribadi, tingkat pendidikan, kebutuhan, kelelahan, dan kebosanan;

3

sedangkan faktor eksternal, antara lain kondisi lingkungan, kompensasi,
supervisi, karir, status dan tanggung jawab, serta peraturan yang ada di
instansi tempat bekerja.
Beberapa hasil penelitian tentang motivasi kerja perawat di rumah sakit sangat

bervariasi. Penelitian yang dilakukan Reza, dkk pada tahun 2015 di RSUD
Tugurejo Semarang menunjukkan ada huungan antara persepsi jenjang karir
dengan motivasi kerja perawat (p=