Chapter II Manajemen Risiko Kepatuhan Dalam Administrasi Perpajakan Pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan

5

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh
Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur produksi
pertama adalah sumur Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang dibor pada
tahun 1883. Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.
Era 1900: Masa Perjuangan
Setelah diproduksinya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri
perminyakan di tanah air terus berkembang. Penemuan demi penemuan terus
bermunculan. Sampai dengan era 1950an, penemuan sumber minyak baru banyak
ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan
Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih dibawah pendudukan Belanda
yang dilanjutkan dengan Pendudukan Jepang.

Ketika pecah perang Asia Timur Raya produksi minyak mengalami
gangguan. Pada masa pendudukan Jepang usaha yang dilakukan hanyalah
merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau
pemboman lalu pada masa perang kemerdekaan produksi minyak terhenti.


Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan
yang teratur, seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh
Belanda dan Jepang dikelola oleh negara.

5

6

1957: Tonggak Sejarah Pertamina
Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah mendirikan
sebuah perusahaan minyak nasional pada 10 desember 1957 dengan nama PT
Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu
bergabung dengan PERTAMINA menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk
memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, pemerintah menerbitkan UU No.
8 pada 1971, yang menempatkan Pertamina sebagai perusahaan minyak dan gas
bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak
menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan Pertamina. Karena itu
Pertamina memainkan peran ganda yakni sebagai regulator bagi mitra yang
menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah

kerja (WK) Pertamina. Sementara disisi lain Pertamina juga bertindak sebagai
operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya.
Era 2000: Perubahan Regulasi
Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah
menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai
konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT
Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya. Peran regulator diserahkan
ke lembaga pemerintah sedangkan Pertamina hanya memegang satu peran sebagai
operator murni.
Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan oleh BPMIGAS yang
dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator disektor hilir dijalankan
oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun setelahnya pada 2004.

7

Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai
entitas bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan transportasi
pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini
merupakan wujud implementasi amanat UU No. 22 tahun 2001 yang mewajibkan

PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha
hulunya sebagai konsekuensi pemisahaan usaha hulu dengan hilir.
2005: Entitas Bisnis Murni
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005.
Sejalan dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September
2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak
Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) – yang berlaku
surut sejak 17 September 2003 – atas seluruh wilayah kuasa Pertambangan Migas
yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT
Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT
Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan
penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku
sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola
oleh PT Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina
(Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract ) dan JOB EOR (Joint
Operating Body Enhanced Oil Recovery).

8


Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, PT
Pertamina EP memiliki modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang
laba terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga sekaligus untuk
menjawab tantangan pemerintah dan masyarakat yang menginginkan peningkatan
produksi migas nasional.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab dan
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat berjalan kearah tujuan yang
diinginkan. Struktur organisasi merupakan wadah dari pelaksanaan kegiatan dan
mencerminkan atas pendeklarasian wewenang dan tanggung jawab terhadap
masing-masing bagian dalam perusahaan yang disusun dengan pertimbangan yang
sempurna dengan menempatkan dan menetapkan orang-orang pada setiap unit
perusahaan yang harus sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan atau keahlian
yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan efektif dan
efisien.
Struktur organisasi ini berguna untuk mencegah adanya kesenjangan
maupun tumpang tindihnya wewenang dan tanggung jawab serta memudahkan
pimpinan perusahaan dalam mengawasi aktifitas yang dilakukan sehari-hari.
Sebaiknya untuk struktur organisasi perusahaan harus disusun sedemikian rupa

serta fleksibel untuk memungkinkan diadakan perubahan sesuai dengan
perkembangan organisasi dan penentuan struktur organisasi ini harus sesuai
dengan sifat dan jenis aktivitas serta kebutuhan perusahaan.

9

PT Pertamina (Persero) MOR I menyusun struktur organisasinya
sedemikian rupa sehingga terlihat jelas pembagian tugas dan wewenangnya serta
pertanggungjawaban atas tugas yang didelegasikan dalam usahanya mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya struktur organisasi yang dimiliki oleh
perusahaan ini berbentuk garis dan staff (struktur terlampir), artinya disamping
pucuk pimpinan yang mempunyai wewenang komando, juga diperlukan staff atau
pejabat yang dapat memberikan masukan dan nasehat sesuai dengan bidang
keahliannya. Struktur PT Pertamina (Persero) MOR I Medan dapat dilihat pada
gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1. STRUKTUR ORGANISASI
Sumber : PT Pertamina (Persero) MOR I Medan

10


C. Job Description
Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan dan setiap bagisannya memiliki tugas :
1.

General Marketing Operation Region I
Berfungsi sebagai pengkordinasian, penyelenggaraan kegiatan pembekalan

dan pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi, di wilayah kerja Pertamina unit
pemasaran - I yang meliputi : Provinsi Sumatera Utara, Daerah Istimewa Aceh,
Sumatera Barat, Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Tugas utama :
a.

Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran bahan bakar, minyak dan gas bumi
di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I.

b.

Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan, penjualan,

pengangkutan, penimbun, penyaluran dan menjaga mutu produk yang dijual.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan operasi di wilayah
kerja PT Pertamina (Persero) MOR I.

d.

Mengkoordinasikan kegiatan administrasi penunjang serta pembinaan sumber
daya manusia sehubungan dengan kegiatan pemasaran BBM agar terwujud
suatu sistem kerja yang produktif, efektif dan efisien.

e.

Mengkoordinasikan hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar
sehubung dengan operasi wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I.

f.


Mengkoordinasikan penyusunan laporan mengenai kegiatan perusahaan
wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR – I

2.

Finance Marketing Operation Region I
Memiliki tugas antara lain :

11

a.

Menyelenggarakan penyusunan dan pengawasan pemakaian anggaran PT
Pertamina (Persero) MOR I.

b.

Menyelenggarakan kegiatan perbendaharaan PT Pertamina (Persero) MOR I.

c.


Menyelenggarakan kegiatan Akuntansi PT Pertamina (Persero) MOR I.

d.

Menyelenggarakan pengendalian keuangan PT Pertamina (Persero) MOR I.

3.

Unit Manager Human Resources Sumbagut
Memiliki tugas antara lain :

a.

Mengkoordinir kegiatan pembinaan perawatan Sumber Daya Manusia,
penelitian dan usul perbaikan norma-norma dan syarat-syarat kerja serta
mengadakan material untuk kebutuhan kantor dan rumah tangga.

b.


Mengkoordinir kegiatan penyediaan jasa perawatan kesehatan pekerja dan
pengaturan fasilitas pekerja dan keluarganya.

c.

Mengkoordinir kegiatan jasa konsultasi manajemen antara lain mengenai
sistem dan tata kejra organisasi dan evaluasi jabatan maupun tata laksananya.

4.

IT Sumatera Region I
Memiliki tugas antara lain:

a.

Menerima, memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan bantuan IT.

b.

Instalasi, perawatan dan penyediaan dukungan harian baik untuk hardware

dan software, peralatan termasuk printer, scanner, tinta dan lain lain.

c.

Maintain dan perawatan jaringan LAN.

d.

Maintain dan perawatan komputer.

e.

Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware, software dan konektivitas,
termasuk di dalamnya akses pengguna dan konfigurasi komponen.

12

f.

Bertanggung jawab untuk administrasi dan pemeliharaan teknis yang
menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.

5.

HSSE Area Manager Sumbagut
Memiliki tugas antara lain :

a.

Menyelenggarakan perencanaan, pengawasan, evaluasi dan penyuluhan
dalam bidang pencemaran lingkungan kerja.

b.

Menyelenggarakan perencanaan, pengembangan, dan evaluasi sarana dan
fasilitas di Terminal BBM, depot filling plant LPG dan DPPU yang berkaitan
dengan HSSE.

c.

Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

d.

Menyelenggarakan pengarahan dan penyuluhan pencegahan terhadap bahaya
kecelakaan kerja.

6.

Fuel Retail Marketing Region Manager I
Memiliki tugas antara lain :

a.

Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan/penjualan BBM
subsidi dan BBK di wilayah Marketing Operation Region I.

b.

Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi, BBK dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga
penyalur.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM subsidi dan BBK.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM
subsidi dan BBK.

7.

Industrial Marketing Region Manager I

13

Memiliki tugas antara lain :
a.

Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Nonsubsidi ke agen BBM Industri, Customer Industri dan Perkapalan
termasuk SPBB.

b.

Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Nonsubsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan kea gen
BBM Industri, Customer Industri dan perkapalan termasuk SPBB.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM Nonsubsidi dan BBK oleh agen BBM Industri, Customer
Industri dan perkapalan termasuk SPBB.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM
Nonsubsidi dan BBK.

8.

S&D Region Manager I
Memiliki tugas antara lain :

a.

Mengkoordinasi

kegiatan

pengadaan, penyimpanan,

penerimaan

dan

pembekalan BBM/NBBM serta pengaturan layanan dan transportasi.
b.

Mengkoordinasi kegiatan penerimaan, penimbunan BBM dan NBBM untuk
penyaluran ke depot dan konsumen.

c.

Menyusun rencana dan melakukan pengawasan distribusi BBM dan NBBM
serta gas untuk kebutuhan di wilayah kerja Pertamina MOR I.

9.

Aviation Area Manager Sumbagut
Memiliki tugas antara lain :

a.

Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk
Avtur dan Avigas.

14

b.

Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk
Avtur dan Avigas.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan produk
Avtur dan Avigas.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan produk
Avtur dan Avigas.

10. Domestic Gas Region Manager I
Memiliki tugas antara lain :
a.

Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan LPG
Subsidi dan Nonsubsidi.

b.

Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan LPG
Subsidi dan Nonsubsidi.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan LPG
Subsidi dan Nonsubsidi.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan LPG
Subsidi dan Nonsubsidi.

11. Petrochemical Marketing Area Manager Sumatera
Memiliki tugas antara lain :
a.

Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produkproduk Petrochemical.

b.

Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
produk-produk Petrochemical.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan produkproduk Petrochemical.

15

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan produkproduk Petrochemical.

12. Technical Services Region Manager I
Memiliki tugas antara lain :
a.

Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan baru dan
pemeliharaan seluruh sarana distribusi dan pemasaran di Pertamina
Marketion Operation Region I.

b.

Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan pembangunan
baru dan pemeliharaan distribusi dan pemasaran di Pertamina Marketing
Operation Region I.

c.

Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi teknis.

d.

Melaksanakan proses lelang dan pengawasan proyek pengadaan pemeliharaan
dan pembangunan di wilayah Marketing Operation I.

13. Marketing Branch Manager NAD
Memiliki tugas antara lain :
a.

Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan dan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam.

b.

Mengkoordinasi perencanan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK serta pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga
penyalur.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM
Subsidi dan BBK.

16

14. Marketing Branch Manager Sumbar/Riau
Memiliki tugas antara lain :
a.

Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan dan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK di wilayah Sumatera Barat dan Riau.

b.

Mengkoordinasi perencanan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK serta pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga
penyalur.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM
Subsidi dan BBK.

15. Marketing Branch Manager Kepri
Memiliki tugas antara lain :
a.

Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan dan pelaksanaan penjualan
BBM Subsidi dan BBK di wilayah Kepulauan Riau.

b.

Mengkoordinasi perencanan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK serta pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga
penyalur.

c.

Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.

d.

Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM
Subsidi dan BBK.

17

D. Jaringan usaha
Jaringan usaha PT Pertamina MOR I Medan mencakup antara lain :
1.

PT Nusantara Regas

2.

Dana Pensiun Pertamina (DP Pertamina)

3.

PT Pertamina Dana Ventura

4.

PT Pertamina Bina Medika

5.

PT Tugu Prtama Indonesia

6.

PT Pertamina Training & Consulting

7.

PT Patra Jasa

8.

PT Patra Dok Dumai

9.

PT Pelita Air Service

10. PT Pertamina Trans Kontinental
11. PT Pertamina Retail
12. PT Pertamina Patra Niaga
13. Pertamina EnergyService PTE LIMITED
14. PT Usayana
15. PT Pertamina Gas
16. PT Pertamina Drilling Service Indonesia
17. PT PertaminaGeotgermal Energy
18. PT Pertamina Hulu Energy
19. PT Pertamina EP Cepu
20. PT Pertamina EP

18

E.

Kinerja Usaha Terkini
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energy dan

petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh
kegiatan kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan petungan.
Kegiatan usaha Pertamina Hulu Pertamina meliputi eksplorasi dan
produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi
minyak dan gas dilakukan dibeberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri.
Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh Hulu dan melalui kerja sama dengan
mitra sedangkan untuk penusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi
strategis bersama dengan mitra. Berberda dengan kegiatan usaha di bidang
minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih
dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, Pertamina Hulu
juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas.
Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan
migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah di produksikan. Upaya ini
dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat terus
dipertahankan.
Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melakui operasi sendiri dan
konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan
gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOBPSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract ), TAC (Technical
Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), Penyertaan berupa IP (
Indonesian Participation ) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek

19

pinjaman, sedangkan pengusahaan panas bumi berbentuk JOC ( Joint Operating
Contract).

Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh)
Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH
Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Bagian Utara yang berpusat di
Rantau Parapat, DOH Sumatera Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH
Sumatera Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat
berpusat di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH
Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong.
Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 4 (empat) area panas bumi
dengan total kapasitas terpasang sebesar 402 MW. Keempat area panas bumi
tersebut adalah Area Kamojang – Jawa Barat (200 MW), Lahendong – Sulawesi
Utara (80 MW), Sibayak – Sumatera Utara (12 MW), dan Ulubelu – Lampung
(110 MW).
Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama
dengan mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44
TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP), dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk
bidang panas bumi terdapat 8 JOC.
Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan
usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra.
Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak
dan gas melalui Pertamina Drilling Services (PDS) yang memiliki 26 unit rig
pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran.

20

Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan
panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.
Kegiatan usaha Pertamina Hilir meliputi pengolahan, pemasaran & niaga,
dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik didalam maupun keluar negeri
yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana
transportasi darat dan laut.
Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran,
Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan.
Bidang pengolahan mempunyai 7 unit kilang dengan kapasitas total
1.041,20 Ribu Barel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang
petrokimia dan memproduksi NBBM. Disamping kilang minyak, Pertamina hilir
mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang LNG Arun dengan 6
train dan LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun sebesar
12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5 Juta Ton per tahun.
Beberapa kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan
Brandan, Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Mundu.
Kilang Cilacap adalah satu-satunya penghasil lube base oil dengan grade
HVI- 60, HVI- 95, HVI-160 S, dan HVI-650. Produksi lube base oil ini
disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) untuk diproduksi menjadi produk
pelumas dan kelebihannya diekspor.

21

F.

Rencana Usaha
Adapun rencana kegiatan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan saat ini

adalah sebagai berikut :
1.

Meningkatkan produksi dari kegiatan eksiting.

2.

Melakukan ekspansi kegiatan usaha dan operasi termasuk melalui cara
anorganik (akuisisi).

3.

Mengembangkan potensi CBM di wilayah Pertamina.

4.

Melakukan aliansi strategis untuk ekspansi maupun membangun kemampuan
spesifik.

5.

Meningkatkan bisnis perniagaan gas di dalam negeri serta memanfaatkan
peluang untuk memperbesar bisnis transportasi dan pemrosesan gas melalui
sinergisitas dengan anak perusahaan Pertamina lainnya.

6.

Pro aktif dalam perumusan pricing policy selaras dengan kebijakan nasional.

7.

Peningkatan kapasitas dan kemampuan spesifik jasa pengeboran untuk
menunjang rencana ekspansi perusahaan.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52