IMPLEMENTASI KETERSEDIAAN PENYELENGGARAAN LAYANAN PER- PUSTAKAAN, TAMAN BACAAN ATAU SUDUT BACA KOTA SURABAYA

IMPLEMENTASI KETERSEDIAAN PENYELENGGARAAN LAYANAN PER- PUSTAKAAN, TAMAN BACAAN ATAU SUDUT BACA KOTA SURABAYA

Sri Roekminiati, Dosen Universitas Dr. Soetomo Surabaya e-mail: sriroekminiati@gmail.com

Fitria Ayuningrum

Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya e-mail: ayumutia7@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara umum mengenai penyelanggaran perpustakaan atau taman bacaan atau sudut baca di Rusun Sombo Kecamatan Simokerto Surabaya.Metode penelitian yang digunakan didasarkan pada penelitian deskripstif kualitatif yang bersifat menggambarkan secara jelas terhadap masalah yang diteliti, dicatat, menganalisis serta menggambarkan kondisi-kondisi yang ada di lapangan berdasarkan sumber. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian implementasi penyelenggaraan taman baca di Rusun Sombo menunjukkan: (a) Penetapan tujuan taman bacaan yakni adanya perubahan dengan meningkatnya minat baca anak-anak dan budaya membaca sejak dini, (b) Sumber daya meliputi sumber daya manusia, anggaran dan sarana prasarana disediakan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan (c) Pengelola taman baca kurang konsisten dalam melakukan sosialisasi karena sosialisasi yang dilakukan hanya sekali pada saat launching taman baca, (d) Masyarakat lebih menggantungkan keberadaan taman baca ini kepada Badan Arsip dan Perpustakaan, (e) Hubungan pengelola dengan organisasi masyarakat kurang terjalin dengan harmonis, (f) Pengelola menerima dan memahami tugas-tugas yang ada. Dan hambatan yang terjadi yakni kurangnya sumber daya manusia dan fasilitas yang kurang memadai.

Kata Kunci:

Implementasi, Perpustakaan, Sudut Baca

Implementation of The Provision of Library Services, Reading Park or Reading Corner in Surabaya City (A Case Study of Sombo Flat Simokerto Sub-district Surabaya City)

Abstract

This research aimed to broadly describe the library services or reading park or reading corner at Sombo Flat Simokerto Sub-district Surabaya City. It employed a descriptive qualitative method in which the problems based on the real conditions in the research locus were clearly illustrated examined, recorded, analyzed and described. The data were collected through interviews, observations and document reviews. The data analysis was conducted through data reduction, data presentation, and conclusion making. The research result concerning the provision of reading park at Sombo Flat indicated that: (a) in term of goal setting, there was an increase in the children's interest in reading and reading culture since early childhood, (b) the resources covering human resources, budget and infrastructure were provided by the Local Archives and Library Agency, (c) the management of the reading park was less consistent in socializing the reading park because the socialization was only conducted once at the reading park launching event, (d) the citizens relied the maintenance of the reading park on the Local Archives and Library Agency, (e) The engagement between the reading park management and the citizens was not closely tight, (f) the reading park management comprehended and performed their jobs. The constraints faced included the lack of human resources and facilities.

Keyword: Implementation, Library, Reading Corner

A. LATAR BELAKANG

pembukaan undang-undang dasar 1945 alenia ke-4 yang berbunyi:

Dalam suatu negara memiliki cita-cita “ ...kemudian daripada itu untuk mem- yang hendak dicapai, salah satunya yaitu men- bentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia cerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini juga yang melindungi segenap bangsa Indonesia merupakan salah satu cita-cita dari bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan Indonesia, seperti yang dijelaskan dalam untuk memajukan kesejahteraan umum,

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dan ikut Masyarakat Indonesia belum menjadikan melaksanakan ketertiban dunia yang ber-

kegiatan membaca sebagai sumber utama men- dasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

dapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan

menonton televisi (85,9%), mendengarkan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-

radio (40,3%) daripada membaca koran (23,5%). undang Dasar Negara Indonesia”.

(sumber:www.bps.go.id, diakses 16 Desember Mencerdaskan kehidupan bangsa bisa

2014). Peneliti sangat prihatin melihat anak- dilakukan dengan menyelenggarakan pen-

anak Sekolah Dasar, lebih memilih untuk didikan yang dapat mengembangkan potensi

menonton Televisi dan bermain Playstesion dari peserta didik agar menjadi manusia berilmu,

pada membaca. Padahal di usia ini merupakan cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab,

Golden Age atau lebih sering disebut dengan seperti yang tertuang pada Undang-Undang

masa keemasan, masa-masa ini adalah masa- No. 20, Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan,

masa penting buat anak yang tidak bisa di ulang "Pendidikan nasional berfungsi lagi, usia ini berkisar mulai 0 – 8 tahun. Di usia mengembang kan kemampuan dan membentuk

ini sangat mudah menanamkan kebiasaan anak watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

untuk membaca.

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Berdasarkan survei yang dilakukan Badan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Arsip dan Perpustakaan pada 2011 masih sekitar didik agar menjadi manusia yang beriman

26 persen warga Surabaya suka membaca, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

namun pada 2012 sudah naik menjadi 38 persen berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

(sumber: www.bps.go.id, diakses tanggal 16 mandiri, dan menjadi warga negara yang

Desember 2014). Ini dikarenakan adanya 980 demokratis serta bertanggung jawab”.

titik lokasi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pendidikan merupakan investasi yang

maupun perpustakaan.

sangat luar biasa bagi suatu negara. Dengan Pemerintah Kota Surabaya berhasil meraih pendidikanlah Indonesia bisa terbebas dari

penghargaan dalam Millenium Development Goals jajahan Belanda. Penjajahan kurang lebih 350

(MDGs) Award pada tahun 2013 yakni kategori tahun membuat rakyat Indonesia tidak memiliki

pendidikan dengan bidang pengembangan pendidikan yang layak. Salah satu tokoh

layanan perpustakaan umum. Seperti yang Perjuangan yaitu Dr. Sutomo merupakan pendiri

dijelaskan di atas, Surabaya mempunyai 980 organisasi pelajar pertama yang memberikan

titik lokasi yang berada di sekolah, balai RW, jalan bagi pelajar untuk menempuh pendidikan.

puskesmas, rumah sakit, dan taman-taman. Hal Ini merupakan investasi yang ditanam pada

ini disebabkan karena adanya Perda no 5 tahun zaman penjajahan, dan saat ini kita menerima

2009 pasal 7 ayat (2) yang berisi: hasilnya dengan terbebas dari penjajahan dan

“Dalam rangka menjamin ketersediaan merdeka.

layanan perpustakaan secara merata, setiap Kemerdekaan membuat rakyat berlomba-

penyelenggara tempat dan/atau fasilitas umum lomba dalam menempuh pendidikan. Menurut

wajib menyediakan perpustakaan, taman bacaan Badan Pusat Statistik, Angka partisipasi Sekolah

atau sudut baca tempat dan/atau fasilitas umum (APS) dari tahun 2003 sampai tahun 2013 sedikit

dimaksud antara lain meliputi: tempat pelayanan demi sedikit meningkat, untuk kelompok

kesehatan; tempat penyelenggaraan pendidikan; usia 7-12 tahun pada tahun 2003 mencapai

tempat ibadah; tempat kerja/perkantoran; pusat 96,42% dan tahun 2013 mencapai 98,36%. Hal

perbelanjaan; Rusun/apartemen/hotel; tempat ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia

rekreasi dan hiburan umum.” sadar akan pentingnya pendidikan. Sadarnya

Rumah susun (rusun) merupakan salah masyarakat tentang pentingnya pendidikan

satu sasaran dalam Perda Kota Surabaya No 5 tidak didukung dengan peningkatan mutu

tahun 2009. Surabaya memiliki beberapa rusun, pendidikan baik formal maupun informal.

dan diantaranya yaitu Rusun Sombo. Dengan Salah satu contoh dalam pendidikan formal

mayoritas penghuni dari kalangan Madura, yaitu adanya pengajaran yang di gunakan lebih

rusun ini merupakan penduduk dengan tingkat banyak menggunakan jaringan internet dari

ekonomi ke bawah.Dari sini penulis tertarik pada buku. Padahal informasi yang diberikan

untuk meneliti “Implementasi Ketersediaan dalam internet tidak mewakili semua ilmu yang

Penyelenggaraan Perpustakaan Atau Taman berkembang saat ini. Hal ini membuat anak

Atau Sudut Baca Di Rumah Susun Sombo tidak memiliki budaya membaca buku.

Kecamatan Simokerto Surabaya”

Rumusan Masalah

Selanjutnya menurut Anderson konsep kebijakan publik ini kemudian mempunyai

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan beberapa implikasi, yakni pertama, titik di atas maka rumusan masalah dalam penelitian perhatian kita dalam membicarakan kebijakan yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah: publik berorentasi pada maksud atau tujuan

1. Bagaimana implementasi ketersediaan dan bukan perilaku secara serampangan. penyelenggaraan layanan perpustakaan

Kebijakan publik secara luas dalam sistem atau taman bacaan atau sudut baca di

politik modern bukan sesuatu yang terjadi Rusun Sombo Kecamatan Simokerto

begitu saja melainkan direncanakan oleh Surabaya.

aktor-aktor yang terlibat di dalam sistem

2. Hambatan-hambatan apa yang terjadi politik. Kedua, kebijakan merupakan arah atau dalam implementasi ketersediaan pola tindakan yang dilakukan oleh pejabat-

penyelenggaraan layanan perpustakaan pejabat pemerintah dan bukan merupakan atau taman bacaan atau sudut baca di Rusun

keputusan-keputusan yang tersendiri. Suatu Sombo Kecamatan Simokerto Surabaya.

kebijakan mencakup tidak hanya keputusan untuk menetapkan undang-undang mengenai

Tujuan Penelitian

suatu hal, tetapi juga keputusan-keputusan Penelitian ini bertujuan:

beserta dengan pelaksanaannya. Ketiga,

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan adalah apa yang sebenarnya keterdediaan penyelenggaraan perpustakaan

dilakukan oleh pemerintah dalam mengatur atau taman bacaan atau sudut baca di Rusun

perdaganngan, mengendalikan inflasi, atau Sombo Kecamatan Simokerto Surabaya

mempromosikan perumahan rakyat dan bukan dengan menggunakan teori implemetasi

apa yang diinginkan oleh pemerintah. Keempat, Van Meter dan Van Horn yang terdiri dari

kebijakan publik mungkin dalam bentuknya beberapa variabel yaitu ukuran-ukuran dan

bersifat positif atau negatif. Secara positif, tujuan kebijakan, sumber daya, komunikasi,

kebijakan mungkin mencakup bentuk tindakan kecenderungan badan pelaksana, pemerintah yang jelas untuk mempengaruhi karakteristik badan pelaksana, dan Kondisi

suatu masalah tertentu. Secara negatif, kebijakan sosial, ekonomi dan politik.

mungkin mencakup suatu keputusan oleh pejabat-pejabat pemerintah, tetapi tidak untuk

2. Untuk mengetahui kendala dan hambatan mengambil tindakan dan tidak untuk sesuatu apa yang dihadapi dalam penyelenggaraan mengenai suatu persoalan yang memerlukan perpustakaan atau taman bacaan atau keterlibatan pemerintah. Dengan kata lain sudut baca di Rusun Sombo Kecamatan pemerintah dapat mengambil kebijakan untuk Simokerto Surabaya. tidak melakukan campur tangan dalam bidang-

bidang umum maupun khusus.

B. LANDASAN TEORITIS

Menurut Nugroho (2009:98), tujuan kebijakan publik dapat dibedakan dari sisi

Kebijakan Publik

sumber daya atau resources, yaitu 1) Men- Secara umum, istilah “kebijakan” atau

distribusi sumber daya negara kepada “policy” dipergunakan untuk menunjuk

masyarakat, termasuk alokatif, realokatif, dan perilaku seorang aktor (misalnya pejabat, suatu

redistribusi, versus mengabsorbsi atau menyerap kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah)

sumber daya ke dalam negara. 2) Regulatif dan atau sejumlah aktor dalam suatu bidang

versus deregulatif. Kebijakan regulatif bersifat kegiatan tertentu. Salah satu definisi mengenai

mengatur dan membatasi, seperti kebijakan kebijakan publik diberikan oleh Robert Eyestone

tarif, kebijakan proteksi industri, kebijakan dalam Budi Winarno (2007:17), ia mengatakan

HAM, dan sebagainya. Kebijakan deregulatif bahwa “secara luas” kebijakan public dapat

bersifat membebaskan, seperti kebijakan didefinisikan sebagai “hubungan suatu unit

privatisasi, kebijakan penghapusan tarif dan pemerintah dengan lingkungan”

kebijakan pencabutan daftar negatif investasi. Menurut Anderson dalam Budi Winarno

3) dinamisasi versus stabilissi. Kebijakan (2007:20) kebijakan merupakan arahan tindakan

dinamisasi adalah kebijakan yang bersifat yang mempunyai maksud yang ditetapkan

menggerakkan sumberdaya nasional untuk oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam

mencapai kemajuan tertentu yang dikehendaki. mengatasi suatu masalah atau persoalan.

Kebijakan stabilisasi bersifat mengerem Kebijakan stabilisasi bersifat mengerem

Definisi Kebijkan Publik

Banyak sekali definisi mengenai kebijakan publik. Sebagian besar ahli memberi pengertian kebijakan publik dalam kaitannya dengan keputusan atau ketetapan pemerintah untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap akan membawa dampak baik bagi kehidupan warganya. Bahkan, dalam pengertian yang lebih luas, kebijakan publik sering diartikan sebagai ‘apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan’. Kadang- kadang, kebijakan publik menunjuk pada istilah atau konsep untuk menjelaskan pilihan- pilihan tindakan tertentu yang sangat khas atau spesifik, seperti kepada bidang-bidang tertentu dalam sektor-sektor fasilitas umum, transportasi, pendidikan, kesehatan, perumahan atau kesejahteraan. Urusan-urusan yang menyangkut kelistrikan, air, jalan raya, sekolah, rumah-sakit, perumahan rakyat, lembaga- lembaga rehabilitasi sosial adalah beberapa contoh yang termasuk dalam bidang kebijakan publik. Sebagai contoh, kebijakan sosial secara ringkas dapat diartikan sebagai salah satu bentuk kebijakan publik yang mengatur urusan kesejahteraan. Kebijakan sosial secara khusus sejatinya adalah kebijakan kesejahteraan.

Istilah policy (kebijakan) seringkali peng- gunaannya saling dipertukarkan dengan istilah- istilah lain seperti tujuan (goals), program, keputusan, undang-undang, ketentuan- ketentuan, usulan-usulan dan rancangan- rancangan besar. (Wahab, 1997:2). United Nations atau Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB dalam Wahab (1997:2) mengartikan kebijakan sebagai pedoman untuk bertindak. Pedoman ini boleh jadi amat sederhana atau kompleks, bersifat umum atau khusus, luas atau sempit,

kabur atau jelas, longgar atau terperinci, bersifat kualitatif atau kuantitatif, publik atau privat, kebijakan dalam maknanya seperti ini mungkin berupa deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindak tertentu, suatu program mengenai aktivitas- aktivitas tertentu atau suatu rencana.

Ahli kebijakan Anderson (1979) dalam Wahab (1997:3), merumuskan bahwa kebijakan sebagai langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya maslah atau persoalan tertentu yang dihadapi. Sedangkan Frederick (1963) dalam Wahab (1997:3) mendefinisikan “suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan”.

Berdasarkan definisi di atas, dapatlah disimpulkan pengertian kebijakan sebagai suatu pedoman untuk melaksanakan kegiatan yang dipilih oleh seseorang atau kelompok orang dan dapat dilaksanakan serta berpengaruh terhadap sejumlah besar orang dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu Adapun, pengertian kebijakan publik (public policy).

Kita bisa menemukan lebih dari selusin definisi kebijakan publik, dan tidak ada dari satu definisi yang keliru, semuanya saling melengkapi. Namun, untuk kebutuhan sendiri menurut Nugroho dalam buku Public Policy (2009:85), merumuskan definisi sebagai berikut:

“Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat oleh negara, khususnya pemerintah, sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan negara yang bersangkutan. Kebijakan publik adalah strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju pada masyarakat yang dicita-citakan.”

Dengan demikian, kebijakan publik adalah sebuah fakta strategis daripada fakta politis ataupun teknis. Sebagai sebuah strategi, dalam kebijakan publik sudah terangkum preferensi- preferensi politis dari para aktor yang terlibat dalam proses kebijakan, khususnya pada proses perumusan. Sebagai sebuah strategi, kebijakan publik tidak saja bersifat positif, namun juga negatif, dalam arti pilihan keputusan selalu bersifat menerima salah satu dan menolak yang lain. Meskipun terdapat ruang bagi win- win sangat terbatas sehingga kebijakan publik Dengan demikian, kebijakan publik adalah sebuah fakta strategis daripada fakta politis ataupun teknis. Sebagai sebuah strategi, dalam kebijakan publik sudah terangkum preferensi- preferensi politis dari para aktor yang terlibat dalam proses kebijakan, khususnya pada proses perumusan. Sebagai sebuah strategi, kebijakan publik tidak saja bersifat positif, namun juga negatif, dalam arti pilihan keputusan selalu bersifat menerima salah satu dan menolak yang lain. Meskipun terdapat ruang bagi win- win sangat terbatas sehingga kebijakan publik

Proses Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan merupakan proses yang komplek karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Tahap-tahap kebijakan publik menurut Wiliam Dunn (1998:24-25).

1. Tahap penyusunan agenda Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik, sebelumnya masalah-masalah ini melaui seleksi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan.

2. Tahap formulasi kebijakan Masalah yang telah masuk ke agenda kemudian dibahas oleh para pembuat ke- bijakan. Masalah-masalah tadi didefinisi- kan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif yang ada.

Sumber: Dunn (2000:24-25)

3. Tahap adopsi kebijakan Dari sekian banyak alternatif kebijakan

Gambar 1 Tahap-tahap Kebijakan Publik yang ditawarkan oleh para perumus

kebijakan, pada akhirnya salah satu dari

Implementasi Kebijakan Publik

alternatif kebijakan tersebut diadopsi Dalam praktiknya implementasi kebijakan dengan dukungan dari mayoritas legislatif,

merupakan suatu proses yang begitu kompleks konsensus atara direktur lembaga atau

bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan keputusan peradilan.

adanya intervensi berbagai pihak. Menurut

4. Tahap implementasi kebijakan Daniel Mazmanian dan paul Sabatir dalam Suatu program kebijakan hanya akan

buku leo Agustino (2006) mendefinisikan menjadi catatan-catatan elit, jika program

implementasi kebijakan sebagai: tersebut tidak diimplementasikan. Oleh

“Pelaksanaaan keputusan kebijaksanaan karena itu, program kebijakan yang telah

dasar, biasanya dalam bentuk undang- diambil sebagai pemecahan masalah harus

undang, namun dapat pula berbentuk diimplementasikan yakni, dilakasanakan

perintah-perintah atau keputusan-keputusan oleh badan-badan administrasi maupun

eksekutif yang penting atau keputusan badan agen-agen pemerintah di tingkat bawah.

peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut Beberapa implementasi kebijakan men-

mengidentifikasikan masalah yang ingin dapat dukungan para pelaksana, namun

diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau beberapa yang lain mungkin akan ditentang

sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara oleh para pelaksana.

untuk menstrukturkan atau mengatur proses

5. Tahap penilaian kebijakan

implementasinya.”

Pada tahap ini kebijakan yang telah Sedangkan Van Meter dan Van Horn dijalankan akan dinilai atau dievaluasi

dalam bukunya leo Agustino mendefinisikan untuk melihat sejauh mana yang dibuat

implementasi kebijakan, sebagai: telah mampu memecahkan masalah.

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan- tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakasanaan.”

Tindakan ini mencakup usaha-usaha

Model Proses Implementasi Kebijakan

untuk mengubah keputusan-keputusan menj- Dalam mengkaji implementasi kebijakan adi tindakan-tindakan operasional dalam

public sebelumnya perlu diketahui variabel kurun waktu tertentu maupun dalam rangka

dan faktor-faktor yang memperngaruhinya. melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai

Sehingga diperlukan model implementasi perubahan-perubahan besar dan kecil yang di-

kebijakan untuk menyederhanakan pemahaman tetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan.

konsep implementasi kebijakan. Menurut Menurut Nugroho (2009:494) implementasi

George C. Edward III, ada empat faktor yang kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar

berpengaruh terhadap implementasi kebijakan sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.

bekerja secara simultan dan berinteraksi satu Untuk mengimplementasikan kebijakan publik,

sama lain untuk membantu dan menghambat ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu

implementasi kebijakan, yaitu: 1) Komunikasi, langsung mengimplementasikan dalam bentuk

2) Sumber Daya, 3) Disposisi dan 4) Struktur program atau melalui formulasi kebijakan

Birokrasi

derivate atau turunan dari kebijakan publik Sedangkan menurut Van Meter dan Van tersebut. Secara umum dapat digambarkan

Horn dalam Budi Winarno mengatakan model sebagai berikut:

ini mempunyai enam sisi yang membentuk ikatan antara kebijakan dan pencapaian. Metode ini tidak hanya menentukan hubungan antara variabel-variabel bebas dan terikat mengenai kepentingan-kepentingan melainkan juga menjelaskan hubungan antara variabel bebas. Seperti dideskripsikan di bawah ini:

1) Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan

kebijakan Variabel ini didasarkan pada kepentingan utama faktor-faktor yang menentukan pen- capaian kebijakan. Identifikasi indikator- indikator pencapaian merupakan tahap yang krusial dalam analisis implementasi kebijakan. Tujuan-tujuan dan sasaran- sasaran suatu program yang akan dilaksanakan harus diidentifikasi dan diukur karena implementasi tidak dapat berhasil atau mengalami kegagalan apabila tujuan-tujuan itu tidak di pertimbangkan.

2) Sumberdaya

a. Sumber daya manusia Sumber: Nugroho (2009:495)

Implementasi tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari

Gambar 2. Sekuensi Implementasi Kebijakan sumber daya manusia yang Kebijakan publik dalam bentuk Undang-

cukup dari segi kualitas maupun Undang atau Perda adalah jenis kebijakan publik

kuantitasnya. Dari segi kualitasnya yang memerlukan kebijakan publik penjelas atau

sumber daya manusia berkaitan sering diistilahkan sebagai peraturan pelaksanaan.

dengan keterampilan, dedikasi, Kebijakan publik yang bisa langsung operasional

profesionalitas, dan kompetensi di antara lain Keppres, Inpres, Kepmen, Keputusan

bidangnya. Sedangkan dari segi Kepala Daerah,Keputusan Kepala Dinas, dan

kuantitasnya, sumberdaya manusia lain-lain.Rangkaian implementasi kebijakan, dari

berkaitan dengan jumlah sumber gambar di atas,dapat dilihat dengan jelas, yaitu

daya manusia yang ada di bidang dimulai dari program, ke proyek, dan ke kegiatan.

pekerjaannya masing-masing. Model tersebut mengadaptasi mekanisme yang

b. Anggaran

lazim dalam manajemen, khususnya menajemen Anggaran berkaitan dengan ter- sektor publik.

sedianya kecukupan dana atas suatu sedianya kecukupan dana atas suatu

dalam Budi Winarno faktor-faktor ini yang memadai, maka program-

mungkin mempunyai efek yang men- program kebijakan yang dilaksanakan

dalam terhadap pencapaian badan- tidak akan berjalan secara efektif dan

badan pelaksana. Menurut Van Meter sesuai dengan tujuan dan sasaran

dan Van Horn dalam Ulul Albab kondisi kebijakan tersebut.

lingkungan ini dapat berupa:

c. Fasilitas

a. Sumberdaya ekonomi yang tersedia Fasilitas prasarana dan sarana ber-

dalam lingkungan masyarakat kaitan dengan gedung, tanah,

b. Opini Publik terhadap kebijakan per alatan,

c. Sikap elit dan kelompok kepentingan/ untuk menunjang keberhasilan

dan

sebagainya

kelompok sasaran (target group) itu implementasi suatu program atau

terorganisir.

d. Kecenderungan Pelaksana 3)

kebijakan yang ada.

Komunikasi antar organisasi dan kegiatan- Menurut Van Meter dan Van Horn kegiatan pelaksana

dalam Budi Winarno menyatakan ada Komunikasi di dalam dan antara organisasi-

tiga unsur mengidentifikasi tanggapan organisasi merupakan suatu proses yang

pelaksana yang mungkin mempengaruhi kompleks dan sulit. Menurut Van Horn

kemampuan dan keinginan mereka untuk dan Van Meter dalam Budi Winarno

melaksanakan kebijakan, yakni: Kognisi mengatakan prospek-prospek tentang

(komprehensi, pemahaman) tentang implementasi yang efektif ditentukan

kebijakan, macam tanggapan terhadapnya olek kejelasan ukuran dan tujuan-tujuan

(penerimaan, netralitas, penolakan) dan yang dinyatakan dan oleh ketepatan dan

intesitas tanggapan itu. konsistensi dalam mengkomunikasikan

5) Sikap/Kecenderungan (Disposition) para ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan tersebut.

Pelaksana

4) Karakteristik badan-badan pelaksana Disposition berkenaan dengan kesediaan Van Meter dan Van Horn dalam Budi

dari para implementor untuk carry out Winarno mengatakan beberapa unsur yang

kebijakan tersebut. Kecakapan saja mungkin berpengaruh terhadap suatu

tidak mencukupi, tanpa kesediaan dan organisasi dalam mengimplementasikan

komitmen untuk melaksanakan kebijakan kebijakan:

(Nugroho: 2009:512). Menurut Van Meter

a. Kompetensi dan ukuran staf suatu dan Van Horn (1975:472) ada tiga unsur badan.

yang dapat mempengaruhi persepsi

b. Tingkat pengawasan Hirarkhis ter- berpikir pelaksana dalam yurisdiksi di hadap keputusan-keputusan subunit

mana kebijakan tersebut disampaikan dan proses-proses dalam badan-

yaitu: a. pengetahuan (pemahaman, badan pelaksana.

pengertian) dari kebijakan tersebut,

c. Sumber-sumber politik suatu

b. respon mereka terhadap kebijakan organisasi misalnya dukungan dari

(penerimaan, netralitas, penolakan), dan anggota legislative dan eksekutif.

c. intensitas tanggapan. Pemahaman

d. Vitalitas suatu organisasi. pelaksana tentang maksud umum, serta

e. Tingkat komunikasi-komunikasi standar spesifik dan tujuan dari kebijakan

terbuka yang diidentifiksi sebagai tersebut, adalah penting. Selain itu, jaringan kerja komunikasi horizontal

kegagalan implementasi mungkin ketika dan vertical secara bebas serta tingkat

para pejabat tidak menyadari bahwa kebebasan yang secara relative tinggi

mereka tidak memahami sepenuhnya dalam komunikasi dengan individu-

dengan kebijakan.

individu di luar organisasi. Arah disposisi pelaksana terhadap

f. Kaitan formal dan informal suatu badan standar dan tujuan adalah sangat dengan badan “pembuat keputusan”

penting. Pelaksana mungkin gagal untuk atau “pelaksana keputusan”.

melaksanakan kebijakan karena mereka

g. Kondisi-kondisi ekonomi, sosial dan menolak tujuan yang terkandung di politik.

dalamnya (Peltason, 1961; Dolbeare dan

Hammond, 1971; Etzioni, 1961; Wasby, kaitan ke enam variabel terlihat dalam 1970; dan Delthick, 1970 Meringkas

gambar berikut ini:

fenomena ini Petrick (1968:7) telah menulis bahwa "muncul dari fakta bahwa kelompok-kelompok manusia merasa sulit untuk melakukan tindakan efektif yang mereka tidak memiliki keyakinan yang mendasari" (Van Meter dan Van Horn, 1975:473).

Akhirnya, intensitas disposisi pelaksana dapat mempengaruhi kinerja kebijakan. Intensitas preferensi negatif mungkin menyebabkan pembangkangan

Sumber: Van Meter and Van Horn (1975:463)

langsung dari program tujuan. Ketika

3. A Model of The Policy Implementation ini terjadi pertanyaan pelaksanaan

Gambar

Process

dapat menjadi diperdebatkan-bawahan Menurut Mazmanian dan Sabetier dalam (misalnya negara bagian dan daerah)

teori implementasi yang diformulasikan oleh dapat menolak untuk berpartisipasi dalam

Mazmanian dan Sabetier dalam DR. Ulul program ini sekaligus (lihat Bailey dan

Albab (2010) menyebutkan terdapat 3 variabel Mosher, 1968). Kurangnya sikap intens

independen yang mempengaruhi implementasi dapat menyebabkan pengalihan pelaksana

kebijakan publik yaitu:

untuk mencoba sembunyi-sembunyi dan

1) Variabel “mudah tidaknya masalah di- menghindari, sebuah pola yang lebih

kendalikan” (tracability of problem) umum (lihat, misalnya, Lazin, 1973 dalam

a. Kesukaran-kesukaran teknis Van Meter dan Van Horn (1975:473).

b. Keberagaman prilaku yang diatur 6)

Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.

c. Prosentase kelompok sasaran di- Hal terakhir yang perlu juga diperhatikan

bandingkan jumlah penduduk guna menilai kinerja implementasi publik

d. Ruang lingkup perubahan prilaku dalam perspektif yang ditawarkan oleh

yang diinginkan

2) Variabel “kemampuan kebijakan men- adalah, sejauhmana lingkungan eksternal

Van Meter dan Van Horn (1975:475-476)

struktur implementasi” (ability of statute to turut mendorong keberhasilan kebijakan

structure implementation) dan publik yang telah ditetapkan. Implementasi

a. Kejelasan dan konsistensi digunakan kebijakan juga dipengaruhi oleh kondisi

teori kausalitas yang memadai lingkungan sosial, ekonomi dan politik

b. Ketetapan alokasi sumber dana dimana kebijakan itu diimplementasikan.

c. Ketetapan hirarki didalam Kondisi lingkungan dapat berupa: (1)

lingkungan dan diantara lembaga- sumberdaya ekonomi yang tersedia dalam

lembaga atau instansi-instansi lingkungan masyarakat, (2) opini publik

pelaksana

terhadap kebijakan, (3) sikap elit dan

d. Aturan-aturan pembuatan keputusan kelompok sasaran terhadap kebijakan, dan

dari badan pelaksana (4) sejauhmana kelompok kepentingan/

e. Rekruitmen pejabat pelaksana sasaran itu diorganisir (Van Meter dan

f. Akses formal pihak luar Van Horn, 1975:472). Kondisi lingkungan

3) Variabel “non kebijakan yang mem- ini dapat mempengaruhi karakter lembaga

pengaruhi implementasi” (non-statutory pelaksana dan disposisi implementor

variables affecting implementation). dalam proses implementasi. . Lingkungan

a. Kondisi sosial, ekonomi dan teknologi sosial, ekonomi, dan politik yang tidak

b. Dukungan publik

kondusif dapat menjadi biang keladi

c. Sikap dan sumber-sumber yang dari kegagalan kinerja implementasi

dimiliki kelompok sasaran kebijakan. Karena itu, upaya untuk meng-

d. Dukungan dari pejabat atasan implementasikan kebijakan harus pula

e. Komitmen dan kemampuan ke- memperhatikan kekondusifan kondisi

pemimpinan pejabat-pejabat pe- lingkungan eksternal. Untuk lebih jelas

laksana

2) Untuk pelaksanaan program tersedia implementasi kebijakan ditentukan oleh isi

Menurut Grindle dalam Wibawa,

waktu dan sumber-sumber yang cukup kebijakan dan konteks implementasinya. Ide

memadai

dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan Kerap kali muncul di antara kendala- ditransformasikan, barulah implementasi

kendala eksternal. Jadi kebijaksanaan yang kebijakan dilakukan. Keberhasilannya ditentu kan

memiliki tingkat kelayakan fisik dan politis oleh derajat implemensi dari kebijakan tersebut.

tertentu bisa saja tidak berhasil mencapai Isi kebijakan, mencakup hal-hal sebagai

tujuan yang diinginkan. Alasannya ialah berikut:

terlalu banyak berharap dalam waktu yang

1. Kepentingan yang terpengaruh oleh terlalu pendek, khususnya jika persoalan kebijakan

menyangkut sikap dan perilaku.

2. Jenis manfaat yang akan dihasilkan

3) Perpaduan sumber-sumber yang diperlu-

3. Derajat perubahan yang diinginkan kan benar-benar tersedia.

4. Kedudukan pembuat kebijakan Satu pihak harus dijamin tidak terdapat

5. Pelaksana program kendala-kendala pada semua tahapan

6. Sumber daya yang dikerahkan proses implementasinya perpaduan di Sementara itu, konteks implementasinya

antara sumber-sumber tersebut harus adalah:

benar-benar dapat disediakan.

1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor

4) Kebijaksanaan yang akan diimplementasi- yang terlibat

kan didasari oleh suatu hubungan

2. Karakteristik lembaga dan penguasa

kausalitas yang andal.

3. Kepatuhan dan daya tanggap Kebijakan kadang kala tidak dapat Model Grindle ini lebih menitikberatkan

diimplementasikan secara efektif bukan pada konteks kebijakan, khususnya yang

lantaran ia telah diimplementasikan menyangkut dengan implementor, sasaran dan

secara sembrono/asal-asalan. Penyebab arena konflik yang mungkin terjadi di antara

dari kesemua ini karena kebijaksanaan itu para aktor implementasi serta kondisi-kondisi

telah didasari oleh tingkat pemahaman sumber daya implementasi yang diperlukan.

yang tidak memadai mengenai per- Menurut Hogwood dan Gunn dalam

soalan yang akan ditanggulangi, bukunya Solichin Abdul Wahab menjelaskan

sebab-sebab timbulnya masalah dan untuk dapat mengimplementasikan ke-

cara pemecahannya; atau peluang- bijaksanaan negara secara sempurna (perfect

peluang yang tersedia untuk mengatasi implementation) maka diperlukan beberapa

masalahnya, sifat permasalahannya dan persyaratan tertentu. Syarat-syarat itu adalah

apa yang diperlukan untuk memanfaatkan sebagai berikut:

peluang-peluang itu.

1) Kondisi Eksternal yang dihadapi oleh

Hubungan kausalitas bersifat langsung dan Badan/Instansi Pelaksana tidak akan

hanya sedikit mata rantai penghubungnya menimbulkan gangguan/Kendala yang

Semakin banyak hubungan dalam mata serius

rantai, semakin besar pula resiko bahwa Beberapa kendala/hambatan (constrains)

beberapa di antaranya kelak terbukti amat pada saat implementasi kebijaksanaan

lemah atau tidak dapat dilaksanakan sering kali berada di luar kendali para

dengan baik.

administrator, sebab hambatan-hambatan

6) Hubungan saling ketergantungan harus itu memang di luar jangkauan wewenang

sangat kecil.

kebijaksanaan dan badan pelaksana. Implementasi yang sempurna menuntut Hambatan-hambatan tersebut di antaranya

adanya persyaratan bahwa hanya terdapat mungkin bersifat fisik dan politis.

Badan Pelaksana tunggal (single agency), Bersifat politis dalam artian bahwa baik

yang untuk keberhasilan misi yang kebijaksanaan maupun tindakan-tindakan

diembannya,

yang diperlukan untuk melaksanakannya Berbagai model implementasi kebijakan di tidak diterima.tidak disepakati oleh atas, peneliti menggunakan model implementasi pelbagai pihak yang kepentingannya menurut Van Meter dan Van Horn mempunyai terkait yang memiliki kekuasaan untuk enam sisi yang membentuk ikatan antara membatalkannya. kebijakan dan pencapaian. Menurut peneliti yang diperlukan untuk melaksanakannya Berbagai model implementasi kebijakan di tidak diterima.tidak disepakati oleh atas, peneliti menggunakan model implementasi pelbagai pihak yang kepentingannya menurut Van Meter dan Van Horn mempunyai terkait yang memiliki kekuasaan untuk enam sisi yang membentuk ikatan antara membatalkannya. kebijakan dan pencapaian. Menurut peneliti

suatu badan atau lembaga tertentu yang dan/atau fasilitas umum wajib menyediakan

mengelola bahan-bahan pustaka, baik perpustakaan, taman bacaan atau sudut baca.

berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur

Perpustakaan

secara sistematis menurut aturan tertentu Berikut ini merupakan pengertian per-

sehingga dapat digunakan sebagai sumber pustakaan menurut ahli perpustakaan dan

informasi oleh setiap pemakainya. sumber lain, diantaranya:

Menurut Darmono dalam bukunya

1. Menurut Sulistyo Basuki (2003) perpustakaan yang berjudul “Manajemen dan Tata Kerja ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung,

Perpustaan Sekolah (2001) menyatakan bahwa atau gedung itu sendiri yang digunakan

fungsi perpustakan Adalah sebagai berikut: untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya

1) Fungsi Informasi

yang biasanya disimpan menurut tata Perpustakaan menyediakan berbagai susunan tertentu untuk digunakan pembaca,

informasi yang meliputi bahan tercetak, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku

terekam maupun koleksi lainnya agar para dan terbitan lainnya termasuk di dalamnya

pengguna perpustakaan dapat: semua bahan cetak (buku, majalah, laporan,

a. Mengambil berbagai ide dari buku pamphlet, prosiding, manuskrip (naskah),

yang ditulis oleh para ahli dari lembaran music, berbagai karya media

berbagai bidang ilmu, audiovisual seperti film, slaid (slide), kaset,

b. Menumbuhkan rasa percaya diri piringan hitam, bentuk mikro seperti mikro

dalam menyerap informasi dalam film, mikrofis dan mikroburam (microopaqaque).

berbagai bidang serta mempunyai

2. Menurut IFLA (International of Library kesempatan untuk dapat memilih Associationsand Institutions) “Perpustakaan

informasi yang layak sesuai dengan merupakan kumpulan bahan tercetak dan

kebutuhannya,

non tercetak dan atau sumber informasi

c. Memperoleh kesempatan untuk dalam komputer yang tersusun secara

mendapatkan berbagai informasi sistematis untuk kepentingan pemakai.”

yang tersedia di perpustakaan dalam rangka mencapai tujuan yang

3. Menurut Sutarno dalam bukunya yang

diingin kan,

berjudul “Perpustakaan dan Masyarakat”

d. Memperoleh informasi yang tersedia (2003) perpustakaan adalah suatu ruangan,

di perpustakaan untuk memecahkan bagian dari gedung/bangunan, atau

masalah yang dihadapi dalam gedung itu sendiri, yang berisi buku-

kehidupan sehari hari di masyarakat, buku koleksi, yang disusun dan diatur

sedemikian rupa sehingga mudah dicari

2) Fungsi pendidikan

dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu Perpustakaan menyediakan berbagai diperlukan untuk pembaca”.

informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai

4. Menurut C. Larasati Milburga, dkk sarana untuk menerapkan tujuan (1991) perpustakaan adalah suatu unit

pendidikan. Melalui fungsi ini manfaat kerja yang berupa tempat menyimpan

yang diperoleh adalah:

koleksi bahan pustaka yang diatur secara

a. Agar pengguna perpustakaan men- sistematis dengan cara tertentu untuk

dapat kesempatan untuk mendidik digunakan secara berkesinambungan oleh

diri sendiri secara berkesinambungan, pemakainya sebagai sumber informasi”.

b. Untuk membangkitkan dan

5. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengembang kan minat yang telah (KBBI) Perpustakaan berasal dari kata

dimiliki pengguna yaitu dengan dasar “pustaka” yang berarti pustaka atau

kreatifitas dan buku.“Perpustakaan” artinya kumpulan

mempertinggi

kegiatan intelektual. buku (bacaan dsb); bibliotek

c. Mempertinggi sikap sosial dan

6. Menurut Ibrahim Bafadal dalam bukunya men ciptakan masyarakat yang yang berjudul “Pengelolaan Perpustakaan

demokratis.

Sekolah (1992:5) menyebutkan bahwa Sekolah (1992:5) menyebutkan bahwa

No 4 Tahun 1990 yaitu Undang-Undang baru.

Serah Simpan Karya Cetak dan Karya 3)

Fungsi kebudayaan Rekam untuk menghimpun, menyimpan, Perpustakaan menyediakan berbagai

melestarikan, dan mendayagunakan informasi yang meliputi bahan tercetak,

semua karya cetak dan karya rekam yang terekam maupun koleksi lainnya yang

dihasilkan di wilayah Republik Indonesia, dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk:

atau karya cetak dan karya rekam tentang

a. Meningkatkan mutu kehidupan Indonesia yang diterbitkan di luar negeri, dengan memanfaatkan barbagai

dan oleh lembaga atau importer diedarkan informasi sebagai rekaman budaya

di wilayah Republik Indonesia. bangsa untuk meningkatkan taraf

Macam-macam Perpustakaan

hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara

Teknis perpustakaan yang ada di Indonesia kelompok,

tidak jauh berbeda dengan perpustakaan yang

b. Membangkitkan minat terhadap ada di seluruh dunia. Sesuai dengan Keputusan kesenian dan keindahan, yang

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ter- merupakan salah satu kebutuhan

tanggal 11 Maret No.0103/0/1981 dalam manusia terhadap cita rasa seni,

Larasati Milburga, dkk disebutkan bahwa

c. Mendorong tumbuhnya kreatifitas jenis-jenis perpustakaan meliputi Perpustakaan dalam berkesenian,

Nasional, Perpustakaan Wilayah, Perpustakaan

d. Mengembangkan sikap dan sifat Umum, Perpustakaan Keliling, Perpustakaan hubungan manusia yang positif serta

Sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan menunjang kehidupan antar budaya

Perpustakaan Khusus atau Dinas. secara harmonis,

Perpustakaan Nasional adalah per-

e. Menumbuhkan budaya baca di pustakaan yang diselenggarakan oleh negara kalangan pengguna sebagai bekal

pada tingkat nasional. Perpustakaan ini penguasan ahli teknologi.

merupakan tempat untuk mendokumentasikan 4)

Fungsi rekreasi seluruh penerbitan yang dilakukan oleh negara Perpustakaan menyediakan berbagai

yang bersangkutan. Perpustakaan wilayah informasi yang meliputi bahan tercetak,

berkedudukan di Ibu Kota Propinsi sebagai terekam maupun koleksi lainnya untuk:

pusat kerja sama antar perpustakaan di wilayah

a. Menciptakan kehidupan yang propinsi menyimpan koleksi bahan koleksi seimbang antara jasmani dan rohani,

bahan pustaka yang menyangkut propinsi,

b. Mengembangkan minat rekreasi semua terbitan di wilayah perpustakaan umum, pengguna melalui berbagai bacaan

menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan dan pemanfaatan waktu senggang,

informasi, penelitian dan rekreasi bagi seluruh

c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif lapisan masyarakat, meliputi perpustakaan serta hiburan yang positif.

umum Daerah tingkat II di Ibu Kota Kabupaten atau Kotamadya atau di tingkat bawahnya.

5) Fungsi penelitian Perpustakaan keliling berfungsi se- Sebagai fungsi penelitian perpustakaan

bagai perpustakaan umum yang melayani menyediakan berbagai informasi untuk

masyarakat yang tidak terjangkau oleh menunjang kegiatan penelitian. Informasi

pelayanan perpustakaan umum, dengan yang disajikan meliputi berbagai jenis dan

mengunjungi pusat pemukiman masyarakat. bentuk informasi.

Perpustakaan Sekolah, berfungsi sebagai pusat 6)

Fungsi deposit kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian Sebagai fungsi deposit perpustakaan

sederhana, pusat membaca untuk menambah berkewajiban menyimpan dan melestari-

ilmu pengetahuan dan rekreasi. Perpustakaan kan semua karya cetak dan karya rekam

Perguruan Tinggi, berfungsi sebagai sarana yang diterbitkan di wilayah Indonesia.

kegiatan belajar mengajar, penelitian dan Perpustakaan yang menjalankan pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan

fungsi deposit secara nasional adalah Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan Perpustakaan Nasional. Sebagai fungsi

Khusus atau Dinas, berfungsi sebagai pusat deposit Perpustakaan Nasional merupakan

rekreasi dan penelitian serta sarana untuk rekreasi dan penelitian serta sarana untuk

kan oleh perpustakaan.

g. Layanan Jasa Informasi

Jenis Layanan Perpustakaan

h. Layanan Terjemahan

Layanan Jasa Silang Layan biasanya dipengaruhi oleh jenis perpustakaan

Jenis layanan ada beberapa macam dan

i.

j. Layanan Pembendelan dan Perbaikan dan masyarakat yang dilayaninya. Beberapa

Buku

jenis layanan perpustakaan antara lain:

Taman Baca

a. Layanan Peminjaman Bahan Pustaka (layanan sirkulasi), yaitu layanan kepada

Taman baca lebih sering disebut sebagai pemakai perpustakaan berupa peminjaman

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sudah banyak bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.

bertumbuhan dalam masyarakat. Beberapa Menurut Darmono layanan sirkulasi

pengertian Taman Bacaan Masyarakat sebagai adalah satu kegiatan di perpustakaan yang

berikut:

melayani peminjaman dan pengembalian

1. Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan buku. Menurut Sumardji (2001), kegiatan

Taman Bacaan Masyarakat, Taman Bacaan pelayanan sirkulasi adalah kegiatan

Masyarakat adalah sebuah tempat/ meminjamkan koleksi perpustakaan

wadah yang didirikan dan dikelola baik kepada para pemakai (pengunjung)

masyarakat maupun pemerintah untuk perpustakaan.

memberikan akses layanan bahan bacaan

b. Layanan Referensi, yaitu layanan yang bagi masyarakat sekitar sebagai sarana diberikan oleh perpustakaan untuk

pembelajaran seumur hidup dalam rangka koleksi-koleksi khusus seperti kamus,

peningkatan kualitas hidup masyarakat di ensiklopedi, almanak, direktori, buku

sekitar TBM.

tahunan yang berisi informasi teknis dan

2. Menurut Sutarno NS, Taman Bacaan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa

Masyarakat mempunyai tanngung jawab, pulang oleh pengunjung dan hanya untuk

wewenang, dan hak masyarakat setempat dibaca di tempat.

dalam membangunnya, mengelola dan

c. Layanan Ruang Baca, yaitu layanan yang mengembangkannya. Dalam hal ini perlu diberikan oleh perpustakaan berupa

dikembangkan rasa untuk ikut memiliki tempat untuk melakukan kegiatan mem-

(sense of bel onging), ikut bertanggung baca di perpustakaan. Layanan ini di-

jawab (meluhangrukebi). berikan untuk mengantisipasi pengguna

3. Menurut Amrin dalam bukunya “Acuan perpustakaan yang tidak ingin meminjam

Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat” untuk dibawa pulang akan tetapi mereka

(2011) Taman bacaan Masyarakat adalah cukup membacanya di perpustakaan.

sebuah lembaga atau unit layanan

d. Layanan Audio Visual, yaitu layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang perpustakaan khusus untuk bahan audio

dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang visual. Layanan ini meliputi peminjaman

per orang atau sekelompok masyarakat di dan pemutaran film, video, slide, filmstrip.

desa atau diwilayah TBM berada dalam Bahan yang disediakan berupa film cerita,

rangka meningkatkan minat baca dan film dokumenter, atau film pengetahuan.

mewujudkan masyarakat berbudaya baca.

e. Layanan Berceritera, layanan ini

Tujuan, Fungsi dan Peran Taman Bacaan

untuk perpustakaan anak-anak atau perpustakaan sekolah dasar. Layanan ini

Menurut Buku pedoman Pengelolaan pada umumnya tidak bersifat tetap akan

Taman Bacaan Masyarakat, tujuan taman tetapi dilakukan secara terjadual. Bentuk

bacaan masyarakat adalah:

layanan yang diberikan tidak bersifat

1. Membangkitkan dan meningkatkan perorangan.

minat baca masyarakat sehingga ter-

f. Layanan Jasa Dokumentasi, yaitu jasa cipta masyarakat yang cerdas dan layanan berupa penyediaan dokumen

selalu mengikuti perkembangan ilmu yang diperlukan oleh pengunjung seperti

pengetahuan dan teknologi. terbitan pemerintah serta peraturan-

2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar

masyarakat.

3. Mendukung peningkatan kemampuan memanfaatkan, mengembangkan ilmu aksarawan baru dalam pembrantasan buta

pengetahuan dan pengalamannya. aksara sehingga tidak menjadi buta aksara

e. Merupakan agen perubahan, agen kembali.

pembangunan, dan agen kebudayaan Menurut Buku pedoman Pengelolaan

manusia.

Taman bacaan Masyarakat, fungsi taman bacaan

f. Berperan sebagai lembaga pendidikan masyarakat adalah:

nonformal bagi anggota masyarakat dan

1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk penunjang taman bacaan masyarakat. belajar mandiri, dan sebagai penunjang

Mereka dapat belajar mandiri (otodidak), kurikulum program Pendidikan Luar

melakukan penelitian, menggali, Sekolah, khususnya program keaksaraan.

memanfaatkan dan mengembangkan

2. Sumber informasi yang bersumber dari sumber informasi dan ilmu pengetahuan. buku dan bahan bacaan Iainnya yang

g. Petugas taman bacaan masyarakat dapat sesuai dengan kebutuhan warga belajar

berperan sebagai pembimbing dan mem- dan masyarakat setempat.

berikan konsultasi kepada pemakai

3. Sumber penelitian dengan menyedikan atau melakukan pendidikan pemakai buku-buku dan bahan bacaan lainnya

(user education), dan pembinaan serta dalam studi kepustakaan.

menanamkan pemahaman tentang

4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan penting nya taman bacaan masyarakat bagi referensi bagi pembelajaran dan kegiatan

orang banyak.

akademik Iainnya.

h. Menghimpun dan melestarikan koleksi

5. Sumber hiburan (rekreatif) yang bahan pustaka agar tetap dalam keadaan menyediakan bahan-bahan bacaan yang

baik semua karya manusia yang tidak sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan

ternilai harganya.

waktu senggang untuk memperoleh Dari uraian diatas dapat digambarkan pengetahuan/informasi baru yang menarik

bahwa peran taman bacaan masyarakat dan bermamfaat.

merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi pengetahuan dan sebagai sarana

Menurut Sutarno N, peranan yang dapat untuk membangun komunitas antara sesama dijalankan taman bacaan masyarakat antara pngguna taman baca masyarakat. Taman lain: Secara umum taman bacaan masyarakat Bacaan Masyarakat dapat juga berperan merupakan sumber informasi, pendidikan, sebagai pembimbing dan memberikan penelitian, preservasi dan pelestarian khasanah konsultasi kepada pengguna dan pembinaan budaya bangsa serta tempat rekreasi sehat, serta menanamkan pentingnya taman bacaan murah dan bermanfaat. masyarakat bagi orang banyak.

a. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara

Koleksi Taman Bacaan

sumber informasi dan ilmu pengetahuan Menurut Buku Pedoman Pengelolaan yang terkadang di dalam koleksi yang Taman Bacaan Masyarakat, jumlah koleksi dimiliki. TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku,

b. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk majalah, surat kabar, leaflet, dan bahan aodio menjalin dan mengembangkan komunikasi

visual. Dalam rangka pengembangan dan antarasesama pemakai, dan antara

pembinaan minat baca masyarakat maka penyelenggara taman bacaan masyarakat

diharapkan koleksi terbesar dari 1 (satu) unit dengan masyarakat yang dilayani.

TBM adalah 40% bahan bacaan hiburan, 30%

c. Dapat berperan sebagai lembaga untuk ilmu pengetahuan praktis, sedang sisanya 30% membangun minat baca, kegemaran

adalah ilmu-ilmu lainnya seperti agama, politik, membaca, kebiasaan membaca, dan budaya

kesenian, hukum, pendidikan, (disesuaikan membaca, melalui penyedia berbagai bahan

dengan kondisi lingkungan setempat). bacaan yang sesuai dengan memanfaatkan,

Menurut Amrin (2011) koleksi pada taman keinginan dan kebutuhan masyarakat.

bacaan masyarakat harusnya disesuaikan

d. Berperan aktif sebagai fasiliator, mediator, dengan kebutuhan warga setempat, misalnya motivator bagi mereka yang ingin mencari,

masyarakat yang ada di daerah pertanian masyarakat yang ada di daerah pertanian

b. Peraturan sirkulasi (peminjaman) berbeda dengan masyarakat yang ada di daerah

yaitu peminjaman buku untuk perkebunan kelapa sawit. Atau masyarakat