Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap Pengetahuan Siswa di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, ISBN : 978-602-14917-3-7

Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) terhadap Pengetahuan Siswa di SMP
Islam Mahfilud Duror Jelbuk
Rossalina Adi Wijayanti 1, Novita Nuraini 2, Atma Deharja 3
Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember
Jl. Mastrip Jember Kotak Pos 164 Kode Pos 68101
1rossa.wijayanti@gmail.com
2dr.novitanuraini@gmail.com
3atma.deharja@gmail.com

Abstract
Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Anak sekolah menjadi salah satu kelompok paling rentan terhadap terjadiya
masalah kesehatan karena faktor lingkungan dan pola hidup yang kurang baik. Tingkat pengetahuan seseorang merupakan
salah satu faktor pembentuk perilaku. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kegiatan penyuluhan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) terhadap pengetahuan siswa di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk. Metode penelitian menggunakan
observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 127
siswa dan pengambilan sampel dilakukan pada bulan September - Oktober 2016. Pengumpulan data dengan memberikan
kuesioner pre test dan post test. Data yang diperoleh diolah dengan software pengolahan data dan dianalisis menggunakan uji
Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan siswa SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk lebih banyak berjenis perempuan. Tingkat

pengetahuan siswa sebelum penyuluhan dalam kategori cukup dan setelah kegiatan penyuluhan berkategori cukup. Hasil uji
Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh kegiatan penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan menunjukkan nilai p value = 0,000
dengan nilai alpha = 0,05 artinya terdapat perbedaan tingkat pengetahuan siswa SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk sebelum
dan setelah kegiatan penyuluhan. Nilai rata rata (mean) pretest yaitu 10,86 dan postest adalah 12,31 mengalami peningkatan
sehingga dapat diartikan pengetahuan siswa SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk meningkat. Adanya peningkatan pengetahuan
siswa menunjukkan adanya pengaruh kegiatan penyuluhan terhadap pengetahuan. Kegiatan penyuluhan terbukti memberikan
efek positif terhadap peningkatan pengetahuan, sehingga akan semakin baik jika dilakukan secara berkesinambungan.
Keywords— Penyuluhan PHBS, Tingkat Pengetahuan.

I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia.
Pemerintah dalam upaya mewujudkan status kesehatan yang
prima menggalakkan program dengan nama Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Kemenkes RI[1]menyebutkan
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.

Anak sekolah menjadi salah satu kelompok paling rentan
terhadap terjadiya masalah kesehatan karena faktor
lingkungan dan pola hidup yang kurang baik. Data nasional
menyebutkan 16% kejadian angka keracunan nasional
terjadi di lingkungan sekolah, diare menempati urutan
pertama dari angka kejadian infeksi saluran pencernaan

pada Tahun 2006 sampai 2010. Sedangkan 5.000 anak
meninggal dunia setiap hari akibat serangan diare,
prevalensi anemia 11,1% sampai 50,9% di tiap sekolah
(Republika (2007) dalam Hermawan[3]. Kondisi tersebut
sangat memerlukan perhatian terutama bagaimana
mencegah masalah semakin bertambah setiap tahunnya.
PHBS dapat merupakan suatu solusi yang harus diterapkan
pada lingkungan sekolah.
Banyak kegiatan yang merupakan bagian dari PHBS
dapat dilakukan di sekolah. Kegiatan dapat berupa
menerapkan kesehatan lingkungan di sekolah antara lain
jajan di warung/ kantin sekolah karena lebih terjamin
kebersihannya, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

menggunakan jamban di sekolah serta menjaga kebersihan
jamban, mengikuti kegiatan olah raga dan aktifitas fisik
sehingga meningkatkan kebugaran dan kesehatan peserta
didik, memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin,
tidak merokok, memantau pertumbuhan peserta didik

52

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, ISBN : 978-602-14917-3-7

melalui pengukuran BB dan TB, serta membuang sampah
pada tempatnya. Harapannya dengan menerapkan perilaku
sadar akan kesehatan lingkungan di sekolah oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah, maka akan
membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan
kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sekolah sehat (Hermawan[3]).
Sebagai upaya mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat akan lebih baik memperhatikan beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Tingkat
pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor
pembentuk
perilaku.
Notoatmodjo[5]menyebutkan
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
bahavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan
sikap yang positif akan lebih langgeng (long lasting)
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran akan tidak berlangsung lama. Selanjutnya,
semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka tingkat
pengetahuan tentang personal higiene juga semakin rendah.
Akibatnya menjadi kurang peduli tentang pentingnya
personal higiene dan perannya dalam higiene rendah
terhadap penyebaran penyakit. Perlu program kesehatan
umum untuk mendidik populasi mengerti aspek pencegahan
penyakit (Raza et al.[0]).
SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk merupakan sekolah

yang berada di Kabupaten Jember dan berdekatan dengan
perbatasan menuju Kabupaten Bondowoso. Jumlah siswa
tercatat semakin bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan
survei pendahuluan dengan melakukan wawancara terhadap
5 orang siswa secara acak diperolah hasil sebagian besar
tidak pernah mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
makan. Mereka menganggap mencuci tangan tidak perlu
dan tidak penting. Selanjutnya hasil wawancara juga
memberikan gambaran seringnya angka kejadian diare
siswa sampai mengakibatkan tidak masuk sekolah. Besar
kemungkinan perilaku tidak mencuci tangan disebabkan
karena kurangnya pengetahuan siswa akan pentingnya
PHBS. Solusi yang dapat diberikan adalah memberikan
pendidikan pencegahan penyakit dengan tujuan memberikan
informasi atau pengetahuan yang muaranya mengubah sikap
dan perilaku menjadi lebih higienis sehingga mampu
mencegah berbagai macam penyakit.
Kegiatan tersebut dapat berupa penyuluhan. Sungkar, dkk
(2010) dalam penelitiannya menyatakan terjadi perubahan
pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Dimana

sebelum penyuluhan, sebanyak 64,2% warga memiliki
pengetahuan yang kurang dan hanya 11,3% yang memiliki
tingkat pengetahuan baik. Setelah diberikan penyuluhan
tingkat pengetahuan warga meningkat secara bermakna
yang berarti penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan
warga mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

efektifitas kegiatan penyuluhan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) terhadap pengetahuan siswa di SMP ISLAM
Mahfilud Duror Jelbuk.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.

Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan

kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup
sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok
dan meminta pertolongan (Depkes RI[2]). Pada intinya
penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk memberi
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
individu keluarga dan masyarakat untuk menerapkan caracara hidup sehat.
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Kemenkes RI [1]). PHBS di sekolah adalah
upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat
juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat (Depkes RI [2]).
Tujuan Umum PHBS di Sekolah adalah memperdayakan
setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar
tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat.
C. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


53

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, ISBN : 978-602-14917-3-7

terbentuknya tindakan seseorang (over bahavior). Karena
dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif
akan lebih langgeng (long lasting) daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak
berlangsung lama.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di
atas (Notoatmodjo [5]).
Riwidikdo[7] menjelaskan terdapat beberapa kategori
yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat
pengetahuan. Salah satuya adalah tiga kateregori yaitu baik,

cukup dan kurang. Parameter yang dapat digunakan adalah:
1. Baik, bila nilai responden (X) > mean + SD
2. Cukup, bila nilai responden mean – 1 SD < X < mean
1 + SD
3. Kurang, bila nilai responden (X) < mean – SD
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh penyuluhan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) terhadap pengetahuan siswa SMP ISLAM
Mahfilud Duror Jelbuk. Selanjutnya secara khusus tujuan
penelitian terdiri dari:
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswa SMP
ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk sebelum kegiatan
penyuluhan.
2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswa SMP
ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk setelah kegiatan
penyuluhan.
3. Membandingkan tingkat pengetahuan siswa SMP
ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk sebelum dan setelah
kegiatan penyuluhan.

B. Manfaat Penelitian
1) Bagi Politeknik Negeri Jember: Dapat meningkatkan
kerjasama Politeknik Negeri Jember dengan instansi lain.
Serta merupakan saran kontribusi Politeknik Negeri Jember
dalam upaya memanfaatkan ilmu pengetahuan secara benar
demi kesejahteraan bersama.
Bagi Peneliti: Mendapatkan gambaran kondisi pengetahuan
tentang PHBS di sekolah. Serta dapat mengetahui dan
memahami strategi yang tepat dalam menyelesaikan
permasalahan
ditempat
penelitian.
Mendapatkan
kesempatan untuk memanfaatkan kajian teori dalam
menyelesaikan permasalahan di lingkungan sekolah.
Bagi SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk: Siswa memiliki
pengetahuan dan pemahaman terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat dan dapat mempraktekkan dalam aktivitas sehari
hari. Serta dengan PHBS dapat meningkatkan kesehatannya

dan tidak mudah sakit, meningkatkan semangat belajar,
meningkatkan produktivitas belajar, menurunkan angka
absensi karena sakit.
IV. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode observasional
analitik dengan desain cross sectional. Metode ini
digunakan mengetahui pengetahuan siswa tentang PHBS
sebelum dan sesudah penyuluhan. Tujuannya mengevaluasi
efek penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan siswa.
Penelitian dilakukan di SMP ISLAM Mahfilud Duror
Jelbuk Kabupaten Jember. Alamat jalan Bondowoso No 17
Kelurahan Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Kabupaten
Jember pada bulan Agustus – Oktober Tahun 2016.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di
SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk Kabupaten Jember.
Diketahui jumlah total siswa berjumlah 103 orang. Sehingga
responden penelitian adalah seluruh populasi.
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap,
yaitu: pertama, memberikan kuesioner tentang pengetahuan
PHBS sebelum penyuluhan kepada responden. Kedua,
memberikan kuesioner tentang pengetahuan PHBS sesudah
penyuluhan.
Data kuesioner diolah dengan software pengolahan data
dan dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon. Sebelum tahap
analisis data. Terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
normalitas data sebagai salah satu persyaratan menetukan
uji. Selanjutnya akan dilakukan kategorisasi data tingkat
pengetahuan siswa sebelum dan sesudah kegiatan
penyuluhan. Kategori tingkat pengetahuan berdasarkan nilai
mean dan simpangan baku data tersebut. Kemudian kategori
data tingkat pengetahuan siswa sebagai bekal
menyimpulkan hasil penelitian..
V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
A. Tingkat Pengetahuan Siswa SMP ISLAM Mahfilud
Duror Jelbuk Sebelum Kegiatan Penyuluhan.
Tingkat pengetahuan siswa SMP ISLAM Mahfilud Duror
Jelbuk sebelum kegiatan penyuluhan diperoleh dari
kuesioner pretest yang berisi tentang isi materi yang akan
diberikan. Tingkat pengetahuan siswa sebelum penyuluhan
tersaji dalam Tabel 1.
TABEL IV
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP ISLAM MAHFILUD DUROR JELBUK
SEBELUM KEGIATAN PENYULUHAN.

No
1
2
3
Jumlah

Tingkat Pengetahuan
(pretest)
Kurang
Cukup
Baik

n

Persentase (%)

12
69
22
103

11,7 %
67,0 %
21,4 %
100,0 %

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebelum
menerima materi tentang PHBS para siswa sudah memiliki

54

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, ISBN : 978-602-14917-3-7

pengetahuan yang memadai. Tingkat pengetahuan siswa
SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk sebelum penyuluhan
dalam kategori cukup dapat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, dimana responden atau siswa termasuk dalam
pendidikan tingkat menengah.Reza et al[6)] menyebutkan
semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka tingkat
pengetahuan tentang personal higiene juga semakin rendah.
Akibatnya menjadi kurang peduli tentang pentingnya
personal higiene. Perlu program kesehatan umum untuk
mendidik populasi mengerti aspek pencegahan penyakit.
B. Tingkat Pengetahuan Siswa SMP ISLAM Mahfilud
Duror Jelbuk Sesudah Kegiatan Penyuluhan.
Tingkat pengetahuan siswa SMP ISLAM Mahfilud
Duror Jelbuk setelah kegiatan penyuluhan disajikan pada
Tabel 2.
TABEL 2
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP ISLAM MAHFILUD DUROR JELBUK
SESUDAH KEGIATAN PENYULUHAN.

No

Tingkat
Pengetahuan
(postest)
1
Kurang
2
Cukup
3
Baik
Jumlah

n

12
88
3
103

Persentase
(%)
11,7 %
85,4 %
2,9 %
100,0 %

Tingkat pengetahuan siswa setelah penyuluhan secara
umum sama dengan sebelum pengetahuan. Namun, melihat
persentase pada tingkat pengetahuan siswa kategori cukup
mengalami peningkatan dari 67,0 % sebelum penyuluhan
dan 85,4 % setelah kegiatan penyuluhan. Besar
kemungkinan kegiatan penyuluhan yang dilakukan
mempengaruhi peningkatan pengetahuan siswa SMP
ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Sungkar, dkk[9] dimana penyuluhan dapat
meningkatkan pengetahuan warga mengenai Pemberantasan
Sarang Nyamuk. Terjadi perubahan pengetahuan sebelum
dan sesudah penyuluhan. Setelah diberikan penyuluhan
tingkat pengetahuan warga meningkat secara bermakna
yang berarti penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan
warga mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk.
C. Membandingkan Tingkat Pengetahuan Siswa di SMP
ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk Sebelum dan Setelah
Kegiatan Penyuluhan.
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p value = 0,000
dengan nilai alpha = 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan tingkat
pengetahuan siswa SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk
sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan. Selanjutnya nilai
rata rata (mean) pretest yaitu 10,86 dan postest adalah 12,31
mengalami peningkatan sehingga dapat diartikan
pengetahuan siswa SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk

meningkat. Adanya peningkatan pengetahuan siswa
menunjukkan ada pengaruh kegiatan penyuluhan terhadap
pengetahuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hermawan[3] yang menyebutkan bahwa pengetahuan siswa
sebelum dan sesudah diberi penyuluhan mengalami
peningkatan yaitu dari kategori cukup menjadi baik. Nilai
meanpretest dan postest mengalami peningkatan dan hasil
uji T menunjukkan ada pengaruh penyuluhan kesehatan
lingkungan terhadap tingkat pengetahuan di salah satu
SMPN Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten
Ciamis Tahun 2011.
Selanjutnya luaran yang dicapai dalam penelitian ini
berupa publikasi ilmiah di Jurnal Inovasi Politeknik Negeri
Jember dan pemakalah dalam Seminar Hasil Penelitian
Dosen Pemula Politeknik Negeri Jember. Selain itu
penelitian ini juga menghasilkan gambaran tingkat
pengetahuan siswa SMP ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta ada tidaknya
pengaruh kegiatan penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan
siswa.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap
pengetahuan siswa di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk
Tahun 2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden dalam penelitian ini
berjenis kelamin perempuan.
2. Tingkat pengetahuan siswa SMP Islam Mahfilud
Duror Jelbuk sebelum kegiatan penyuluhan dalam
kategori cukup.
3. Sebagian besar siswa SMP ISLAM Mahfilud Duror
Jelbuk memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori
cukup setelah kegiatan penyuluhan.
4. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan siswa
sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan di SMP
ISLAM Mahfilud Duror Jelbuk. Kegiatan penyuluhan
berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan siswa.
B. Saran
Dalam beberapa penelitian kegiatan penyuluhan selalu
memberikan efek positif terhadap peningkatan pengetahuan,
sehingga akansemakin baik jika dilakukan secara
berkesinambungan. Kemudian, perlu dilakukan kegiatan
lain dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang PHBS
dan dapat dilakukan oleh semua pihak karena PHBS
menjadi tangung jawab bersama.
UCAPAN TERIMA KASIH
Tim penelitian dengan judul Pengaruh Penyuluhan PHBS
terhadap Pengetahuan Siswa SMP Islam Mahfilud Duror
Jelbuk mengucapkan terima kasih kepada SMP Islam

55

Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dana BOPTN Tahun 2016, ISBN : 978-602-14917-3-7

Mahfilud Duror Jelbuk dan Politenik Negeri Jember atas
dukungan pendanaan sehingga kegiatan ini dapat terlaksana
dengan baik. Penelitian ini menjadi salah satu bentuk
implementasi Politeknik Negeri Jember untuk dapat
mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Serta Politeknik
Negeri Jember membuktikan untuk dapat memanfaatkan
ilmu pengetahuan secara benar demi kesejahteraan
bersama.Kegiatan Penelitian dilaksanakan di SMP Islam
Mahfilud Duror Jelbuk dalam upaya pencegahan masalah
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

[3]

[4]

[5]
[6]

[7]
[8]

[9]

[10]

Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah
Kesehatan
Panduan
Bagi
Petugas
Kesehatan
Di
Puskesmas.www.depkes.go.id
Depkes RI, 2009. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi &
Konseling Kesehatan Lingkungan. Direktorat Remaja BKKBN,
Jakarta.
Hermawan Y dan Ikhsan KN. 2013. Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan Lingkungan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan
Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan SMP Negeri Tambaksari
Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Jurnal Bumi Lestari,
Volume 13 No. 1, Februari 2013, hlm. 166-173. [diakses 17 Agustus
2016].
Diunduh
dari:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/viewFile/6528/5026
Ichsan, B, Rosyidah, BU dan Fitra, NA 203. Pengaruh Penyuluhan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
di SMA PGRI 3 Purwakarta. Skripsi. [diakses 17 Agustus 2016].
Diunduh
dari:
http://eprints.ums.ac.id/22755/23/naskah_publikasi.pdf.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Raza N,. Qadir S. N. R., Agna H. (2009). Risk faktor for scabies
among male soldier in Pakistan: casecontrol study. Eastern
Mediterranean Health Journal 15, 1-6
Riwidikdo H. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan
Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Sari, W, Keloko, AB dan Syahrial E 2014. Gambaran Pengetahuan
dan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan
Cuci Tangan Pakai Sabun di Yayasan Perguruan Tut Wuri
Handayani di Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2014. [diakses
17
Agustus
2016].
Diunduh
dari:
file:///C:/Users/Rosa/Downloads/10211-26683-1-PB.pdf
Sungkar, S, Winita, R dan Kurniawan, A. 2010. Pengaruh
Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat dan
Kepadatan Aedes aegypti di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten.
Makara, Kesehatan, Vol. 14, No. 2, Desember 2010: 81-85. [diakses
17
Agustus
2016].
Diunduh
dari:
http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile/688/655.
Yanti, NLPE 2012. Persepsi Siswa SMP dalam Penerapan PHBS
Tatanan Sekolah di Kelurahan Tugu dan Pasir Gunung Selatan Kota
Depok. Tesis. [diakses 17 Agustus 2016]. Diunduh dari:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20303792-T30706++Persepsi+siswa.pdf

56

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24