Pengaruh Sikap Materialistis Terhadap Kepuasan Kerja Dan Organizational Citizenship Behavior (Studi Pada Koperasi Syariah Di Provinsi Jawa Timur)
PERSERO PEKANBARU
Arief Rifa’i H, S.Sos., M.Si
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Riau, Jl. Kaharuddin Nasution KM 11, No, 113 Marpoyan Simpang Tiga Pekanbaru
Abstract
In an organization, the best way to make a work effectively and efficiency is do the work based on the planning that have been decided before. But in real, the employee can not implement the working or duty. It is caused by surfeited that they feel, so that make them stress. The aim of this research is to know what work stress factor and complaint faced by the employee of PTPN V (Perkebunan Nusantara V) Pekanbaru is. This research conducted at PTPN V Persero Pekanbaru’s office. The population in this research is all of the PTPN’s employee, especially in marketing and developing planning division, it is 36 person. Based on rationality principle and to support the validity of the research result, it decided to take sample as many as 36 person or 100% of population. While, to get more information, the researcher interviews the directur of the marketing and developing planning division as the key informan. Kind and source of data consist of primer dat and scunder data. Primer data is a data that got from respondent, scunder data is a data and information that got from related instance. To get validity data and information, the research use overview library, questionnaire, interview, and observation. This research is descriptive research, it is a research that describe the real situation. Based on the result of the research, we get conclusion that this research can be categorize as good enough. It showed by there are some factors that cause work stress on the employee. They are environment, working, working group, organization career and other factor out of organization. It is hopeful that all the employees’s stress factor can be manage as possible in order to the employee are able to work optimal. So that they can reach the purpose of organization become an effective and efficient organization.
Keywords: employee, factors that cause work stress
PENDAHULUAN Latar Belakang
menjalankan daya perusahaan yang mempunyai nilai usahanya terus didukung oleh sumber daya prakarsa dan mempunyai peran serta dalam manusia yaitu karyawan-karyawan yang penggunaan sumber daya lain yang ada sebagai sumber daya manusia merupakan didalam perusahaan. Sistem pengelolaan faktor yang penting dalam menentukan sumber daya manusia yang tepat merupakan berhasil tidaknya suatu organisasi sehingga kunci keberhasilan perusahaan untuk pelaksanaan kerja
Manusia merupakan salah satu sumber
Perusahaan
dalam
karyawan sangat mencapai tujuannya.
mempengaruhi tujuan organisasi secara keseluruhan, oleh karena itu agar tujuan mempengaruhi tujuan organisasi secara keseluruhan, oleh karena itu agar tujuan
pada tuntutan dari organisasi terhadap masing-masing pekerjaan yang melampaui kemampuan karyawan dan kesejahteraannya.
individu tersebut, maka dikatakan bahwa
Disamping melakukan pemeliharaan individu tersebut mangalami stress kerja, dan lingkungan kerja, sasaran, dan prasarana hal ini juga berpengaruh terhadap emosi, serta proses produksi, betapapun baiknya jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang sumber daya lain yang dimiliki oleh tersebut. organisasi apabila tidak didukung oleh
Stress yang terlalu besar dapat karyawan yang bekerja secara efektif dan mengancam kemampuan seseorang untuk efisien maka tetap saja tidak dapat mencapai menghadapi
lingkungannya. Sebagai tujuan organisasi yang memuaskan bahkan hasilnya, pada diri para karyawan bisa saja terjadi kegagalan.
berkembang berbagai macam gejala stress
Hal yang juga harus diperhatikan oleh yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja perusahaan untuk memanfaatkan sumberdaya mereka. Stress dapat juga membantu atau manusia agar dapat bekerja secara efektif dan fungsional, tetapi juga dapat berperan salah efisien adalah Sters yang mau tidak mau akan atau merusak prestasi kerja. dialami oleh karyawan. Perkembangan
Usaha-usaha perlu dilakukan adalah ekonomi
perampingan diarahkan pada pengelolaan stress, dan bukan perusahaan, PHK, merger dan bangkrutnya menghindarinya agar stress yang dihadapi beberapa perusahaan sebagai akibat dari oleh karyawan menjadi hal yang positif yaitu krisis
yang
cepat,
yang berkepanjangan telah dapat menjadi pemicu semangat seorang menimbulkan
dampak
yang
sangat karyawan dalam bekerja.
merugikan bagi ribuan bahkan jutaan tenaga PTPN V (Perkebunan Nusantara) kerja.
Persero Pekanbaru selaku perusahaan
Mereka harus rela dipindahkan perkebunan yang membuka areal atau lahan kebagian yang sangat tidak mereka kuasai perkebunan dibeberapa tempat khususnya di dan tidak tahu berapa lama lagi mereka akan wilayah Riau yang mempunyai komitmen dapat bertahan atau dipekerjakan. Selain itu meningkatkan hasil ekspor non migas dengan mereka harus menghadapi pemimpin baru, meningkatkan produksi perkebunan untuk pengawasan
tunjangan peningkatan devisa Negara ini mempunyai kesejahteraan berkurang dari sebelumnya, karyawan yang menjadi ujung tombak atas dan harus bekerja lebih lama dan lebih giat keberhasilan tujuan serta komitmen yang demi mempertahankan status sosial ekonomi ingin dicapai perusahaan tersebut. keluarga.
yang
ketat,
Adapun data jumlah karyawan PTPN V
Para pekerja di setiap level mengalami Persero Pekanbaru selama 5 (lima) tahun tekanan dan ketidakpastian. Situasi inilah terakhir yaitu dari tahun 2006-2010 dapat yang seringkali memicu terjadinya stress dilihat dari table berikut:
Tabel 1 :
Jumlah Karyawan PTPN V Persero Pekanbaru dari Tahun 2006-2010.
No Tahun
Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan di audit
setiap bulan september pada
setiap tahunnya
Sumber : PTPN V Persero Pekanbaru, 2011.
Dari tabel data jumlah karyawan dari tahun tahun
tersebut terjadi 2006-2010 terlihat menurunnya jumlah pengurangan karyawan yang tidak begitu karyawan tiap tahun. Pada tahun 2006 jumlah siknifikan.Alasan
2006-2010
pengurangan jumlah karyawan pelaksana PTPN V Pekanbaru karyawan tersebut disebakan karena adanya berjumlah 430 orang dari golongan IA karyawan yang pensiun, Namun jumlah hingga IIID, untuk tahun 2007 jumlah karyawan pelakana tersebut belum termasuk karyawan pelaksana sebanyak 419 orang, kepada jumlah LO Jakarta, Karyawan dengan pada tahun 2008 jumlah karayawan masa percobaan dan KPB. pelaksana sekitar 412 orang, pada tahun 2009
Sedangkan jumlah karyawan yang berjumlah 410 orang dan pada tahun 2010 berada dibagian Pemasaran dan Rencana menurun menjadi 405 orang karyawan. Pengembagan dapat dilihat pada tabel Berdasarkan jumlah karyawan pelaksana dari dibawah ini:
Tabel 2: Jumlah Karyawan Bagian Pemasaran dan Rencana Pengembangan Berdasarkan Awal dan Purna Karir Tahun 2006-2010. No
Tahun
Jumlah Karyawan
Karyawan Baru
Karyawan yang Pensiun
36 2 3 Sumber : PTPN V Persero Pekanbaru, 2011
Dari tabel diatas jelas bahwa pada tahun orang. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap 2006 jumlah karyawan sebanyak 41 orang karyawan yang baru dan karyawan yang akan dengan karyawan yang pensiun sebanyak 3 pensiun mengalami stress kerja. Oleh sebab orang, pada tahun 2007 jumlah karyawan itu kiranya karyawan dan perusahaan bisa sebanyak 38 orang dengan 2 orang karyawan menangani hal tersebut. baru dan 2 orang karyawan pensiun,
Selain itu, Peraturan mengenai waktu selanjutnya pada tahun 2008 jumlah kerja yang dibuat oleh manajemen PTPN V karyawan pada bagian tersebut menjadi 42 tentunya sudah disepakati bersama. Itu orang dengan 6 orang karyawan baru dan 2 artinya peraturan ini tidak menimbulkan orang karyawan yang pensiun, pada tahun ketidak jelasan antara karayawan dan 2009 jumlah karyawan menjadi 37 orang peraturan dari manajemen PTPN V sendiri. dengan 3 orang karywan baru dan 7 orang Namun tetap saja perusahaan harus yang pensiun, dan pada tahun 2010 jumlah memperhatikan dan peka terhadap kapasitas karyawan menjadi 36 orang dengan 2 orang dan
karyawan untuk karyawan baru dan 3 orang karyawan yang mengerjakan pekerjaan
kemampuan
dengan cara pensiun.
memberikan waktu kerja yang tidak Setiap tahunnya karyawan dibagian membebankan karyawan. Pemasaran dan Rencana Pengembangan
Karyawan di PTPN V sendiri memulai mengalami perubahan jumlah karyawan aktivitas kerjanya dari hari Senin s/d Kamis dikarenakan
yang dengan waktu dimulai dari pukul 08.00-16.00 diantaranya adalah karena penambahan Wib, dan untuk hari jumat dari pukul 08.00- karyawan baru dan karyawan pensiun.
berbagai
alasan
13.00 Wib.Sedangkan untuk hari sabtu dan Berdasarkan informasi yang penulis peroleh minggu karyawan PTPN V diberi pada Bagian Pemasaran dan Rencana kesempatan untuk berlibur. Dan selama jam Pengembangan pada tahun 2011 akan ada kerja berlangsung karyawan diberikan waktu karyawan yang pensiun yaitu sebanyak 2 istirahat selama 15 menit untuk makan siang 13.00 Wib.Sedangkan untuk hari sabtu dan Berdasarkan informasi yang penulis peroleh minggu karyawan PTPN V diberi pada Bagian Pemasaran dan Rencana kesempatan untuk berlibur. Dan selama jam Pengembangan pada tahun 2011 akan ada kerja berlangsung karyawan diberikan waktu karyawan yang pensiun yaitu sebanyak 2 istirahat selama 15 menit untuk makan siang
untuk kembali bekerja.Hal ini diperkuata Faktor Stres Kerja Karyawan Bagian dengan adanya wawancara peneliti dengan Pemasaran dan Rencana Pengembangan salah satu karyawan di Bagian Pemasaran PadaPTPN V (Perkebunan Nusantara V)
dan Rencana Pengembangan.
Persero Pekanbaru”.
Berdasarkan hal diatas maka ditemui fenomena diantaranya adalah:
1. Jumlah karyawan PTPN V Pekanbaru Masalah Penelitian
dari tahun 2006-2010 mengalami Seperti yang telah dijelaskan pada latar penurunan, hal ini tentunya akan belakang masalah bahwa sumberdaya berpengaruh terhadap beban kerja manusia adalah salah satu sumber daya terhadap karyawan yang masih perusahaan yang mempunyai nilai yang bertugas. Beban kerja merupakan sangat penting dan turut berperan serta dalam salah satu faktor pemicu terjadinya penggunaan sumberdaya perusahaan lainnya stress kerja terhadap karyawan.
serta dikemukakannya beberapa faktor yang
2. Selain itu stress juga dialami oleh mempengaruhi terjadinya stress kerja.
karyawan yang baru dan karyawan Namun jika sumber daya manusia yang yang akan pensiun, maka hedaknya dimiliki perusahaan ini mengalami stress perusahaan dapat menangani hal kerja maka perusahaan tidak akan dapat tersebut.
sepenuhnya produktif bagi persahaan. Stres
3. Faktor lainnya
perlu kerja dapat perpengaruh baik bagi semangat diprhatiakan juga seperti kepenatan kerja bagi karyawan, akan tetapi stress juga yang bepengaruh terhadap kondisi dapat berdampak tidak efektif bagi psikologis yang berujung pada stress karayawan itu sendiri ataupun juga kerja. hal ini yang timbul akibat perusahaan.
yang
demikian bagi Peraturan dan tuntutan pekerjaan perusahaan harus memperhatikan apa saja terhadap karyawan, beban kerja dan yang dapat menyebabkan stress kerja waktu yang terlalu dipaksakan kepada terhadap karyawan dan dampaknya terhadap karyawan
Dengan
cenderung
membuat perusahaan.
karyawan. Dengan memperhatikan latar belakang
4. Selain permasalahan diatas, yang telah diterangkan diatas, maka penulis berdasarkan observasi dan wawancara akan merumuskan masalah yang akan penulis bahwa faktor lingkungan fisik dihadapi oleh perusahaan agar dapat kerja juga mempengaruhi kerja memberikan pemecahan masalah terhadap karyawan yang mana ntuk tempat stress kerja pada karyawan. Adapun yang kerja staf disekat kecil dengan ukuran menjadi rumusan masalah dalam penelitian sempit sehingga para karyawan ini adalah: “Bagaimanakah Faktor Stres
mengalami stress, belum lagi masalah Kerja KaryawanBagian Pemasaran dan pencahayaan, kebisingan, temperatur Rencana Pengembangan Pada PTPN V
lain (Perkebunan Nusantara V) Pekanbaru”?.
sebagainya. Walaupun tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya, stress kerja dapat dikurangi dan Tujuan Dan Manfaat Penelitian dikelola.Berdasarkan uraian diatas, untuk Tujuan Penelitian
mengetahui pengaruh tingkat stress kerja Untuk mengetahui faktor stress kerja terhadap karyawan pada PTPN V dan keluhan yang menyebabkan terjadinya (Perkebunan Nusantara V) Pekanbaru dan stress kerja terhadap karyawan PTPN V
(Perkebunan Nusantara V) Pekanbaru, kecenderungan individu untuk memberikan sehingga dapat membantu mengindikasi tanggapan. sejak awal terjadinya stress kerja pada
Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) karyawan agar tidak berdampak buruk mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan terhadap produktifitas perusahaan khususnya dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi karyawan Bagian Pemasaran dan Rencana oleh perbedaan individu dan proses Pengembangan Pada PTPN V (Perkebunan psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan Nusantara V) Pekanbaru.
lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang, Dengan
Manfaat Penelitian
demikian dapat disimpulkan bahwa stres
a. Secara akdemis sebagai bahan kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan masukan dan perbandingan untuk tanggapan
individu dalam dijadikan sebagai langkah dalam menghadapinya dapat berbeda. mengurangi tingkat sters kerja
setiap
Masalah Stres kerja di dalam organisasi terhadap karyawan khususnya pada perusahaan menjadi gejala yang penting karyawan PT.PN V Pekanbaru.
diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk
b. Secara teoritis, Sumbangan pemikiran efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya bagi
perkembangan ilmu stres kerja tersebut yaitu orang menjadi pengetahuan,
ilmu nervous, merasakan kecemasan yang kronis, administrasi niaga.
khususnya
peningkatan ketegangan pada emosi, proses
c. Secara praktis, sumber informasi bagi beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, penelitian yang memerlukan data
sebagai hasil dari adanya stres kerja untuk meneliti lebih lanjut dalam
karyawan mengalami beberapa gejala stres bidang ilmu pengetahuan yang sama. yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi
KERANGKA TEORITIS
yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja
Pengertian Stres Kerja
sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) kesulitan dalam masalah tidur. mengemukakan
Di kalangan para pakar sampai saat ini dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, belum terdapat kata sepakat dan kesamaan yaitu stres sebagai stimulus, stress sebagai persepsi tentang batasan stres. Baron & respon dan stres sebagai stimulus-respon. Greenberg
Margiati,2000;71), Stres
(dalam
merupakan mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi pendekatan yang menitikberatkan pada emosional dan psikologis yang terjadi pada lingkungan.Definisi stimulus memandang situasi dimana tujuan individu mendapat stres sebagai suatu kekuatan yang menekan halangan dan tidak bisa mengatasinya. individu untuk memberikan tanggapan Aamodt
sebagai
stimulus
Margiati, 2000;71) terhadap stresor.Pendekatan ini memandang memandangnya sebagai respon adaptif yang stres sebagai konsekuensi dari interaksi merupakan karakteristik individual dan antara stimulus lingkungan dengan respon konsekuensi dan tindakan ekstcrnai, situasi individu.Pendekatan
(dalam
stimulus-respon atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik mendefinisikan stres sebagai konsekuensi maupun psikologis. Berbeda dengan pakar di dari interaksi antara stimulus lingkungan atas, Landy (dalam Margiati, 2000;71) dengan respon individu.Stres dipandang tidak memahaminya sebagai ketidakseimbangan sekedar sebuah stimulus atau respon, keinginan dan kemampuan memenuhinya melainkan stres merupakan hasil interaksi sehingga menimbulkan konsekuensi pcnting unik antara kondisi stimulus lingkungan dan bagi
dirinya.
Robbins (2006;795) Robbins (2006;795)
keputusan yang menyangkut dirinya. pada kesempatan, hambatan dan keinginan
3. Pelecehan seksual. Yakni, kontak dan hasil yang diperoleh sangatlah penling
atau komunikasi yang berhubungan tetapi tidak dapat dipastikan. Dari uraian
atau dikonotasikan berkaitan dengan diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya
seks yang tidak diinginkan.Pelecehan stres kerja adalah dikarenakan adanya
seksual ini bisa dimulai dari yang ketidakseimbangan
paling kasar seperti memegang kepribadian karyawan dengan karakteristik
antara
karakteristik
bagian badan yang sensitif, mengajak aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi
kencan dan semacamnya sampai yang pada semua kondisi pekerjaan.
paling halus berupa rayuan, pujian bahkan senyuman yang tidak pada konteksnya.
Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
4. Kondisi lingkungan kerja. Kondisi Terdapat dua faktor penyebab atau
lingkungan kerja fisik ini bisa berupa sumber muncuinya stres atau stres kerja,
suhu yang terlalu panas, terlalu yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor
dingin, tcrlalu sesak, kurang cahaya, personal (Dwiyanti, 2001:75). Faktor
dan semacamnya. Di samping itu, lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik,
kebisingan juga memberi andil tidak manajemen kantor maupun hubungan sosial
kecil munculnya stres kerja, sebab di lingkungan pekerjaan. Sedang faktor
beberapa orang sangat sensitif pada personal bisa berupa tipe kepribadian,
kebisingan dibanding yang lain. perisliwa/pengalaman
5. Manajemen yang tidak sehat. Banyak kondisi sosial-ekonomi keluarga di mana
pribadi
maupun
orang yang stres dalam pekerjaan pribadi berada dan mengembangkan diri.
ketika gaya kepemimpinan para Betapapun faktor kedua tidak secara
manajernya cenderung neurotis, yakni langsung berhubungan dengan kondisi
seorang pemimpin yang sangat pekerjaan, namun karena dampak yang
sensitif, tidak percaya orang lain ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka
(khususnya bawahan), perfeksionis, faktor pribadi ditcmpatkan sebagai sumber
terlalu mendramatisir suasana hati atau penyebab munculnya stres. Secara
sehingga umum dikelompokkan sebagai berikut
atau
peristiwa
mempengaruhi pembuatan keputusan (Dwiyanti, 2001:77-79):
di tempat kerja.
1. Tidak adanya dukungan sosial.
6. Tipe kepribadian. Beberapa ciri Artinya stres akan cendcrung muncul
kepribadian tipe ini adalah sering pada para karyawan yang tidak
diburu-buru dalam mendapat dukungan dari lingkungan
merasa
menjalankan pekerjaannya, tidak sosial mereka. Dukungan sosial di
sabaran, konsentrasi pada lebih dan sini bisa berupa dukungan dari
satu pekerjaan pada waktu yang lingkungan
sama, cenderung tidak puas terhadap lingkungan keluarga.
yang diraihnya),
2. Tidak adanya
cenderung berkompetisi dengan orang bcrpartisipasi dalam
kesempatan
lain meskipun dalam situasi atau keputusan dikantor. Hal ini berkaitan
pembuatan
peristiwa yang non kompetitif. dengan hak dan
Dengan begitu, bagi pihak perusahaan seseorang dalam menjalankan tugas
kewenangan
akan mendapatkan karyawan yang dan pekerjaannya.Stres kerja juga
serangan/sakit bisa terjadi ketika seorang karyawan
mendapat
resiko
jantung.
7. Peristiwa/pengalaman pribadi. Stres
peran. Agar kerja sering disebabkan pengalaman
5. Ambiguitas
menghasilkan performan yang baik, pribadi yang menyakitkan, kematian
karyawan perlu mengetahui tujuan pasangan, perceraian, sekolah, anak
dari pekerjaan, apa yang diharapkan sakit atau gagal sekolah, kehamilan
untuk dikerjakan serta scope dan tidak diinginkan, peristiwa traumatis
dari pekerjaan atau
tanggungjawab
mereka. Saat tidak ada kepastian (pelanggaran) hukum.
menghadapi
masalah
tentang definisi kerja dan apa yang Davis dan Newstrom (dalam Margiati,
diharapkan dari pekerjaannya akan 2000;73) menerangkan bahwa stres kerja
timbul ambiguitas peran. disebabkan:
6. Perbedaan nilai dengan perusahaan.
1. Adanya tugas yang terlalu banyak. Situasi ini biasanya terjadi pada para Banyaknya tugas tidak selalu menjadi
karyawan atau manajer yang penyebab stres, akan menjadi sumber
mempunyai prinsip yang berkaitan stres bila banyaknya tugas tidak
dengan profesi yang digeluti maupun sebanding dengan kemampuan baik
prinsip kemanusiaan yang dijunjung fisik maupun keahlian dan waktu
tinggi (altruisme).
yang tersedia bagi karyawan.
7. Frustrasi. Dalam lingkungan kerja,
2. Supervisor yang kurang pandai. perasaan frustrasi memang bisa Seorang
disebabkan banyak faktor. Faktor menjalankan tugas sehari-harinya
karyawan
dalam
yang diduga berkaitan dengan biasanya di hawah bimbingan
frustrasi kerja adalah terhambatnya sekaligus mempertanggungjawabkan
promosi, ketidakjelasan tugas dan kepada supervisor. Jika seorang
wewenang serta penilaian/evaluasi supervisor pandai dan menguasai
staf, ketidakpuasan gaji yang tugas bawahan, ia akan membimbing
diterima.
dan memberi pengarahan atau
8. Perubahan tipe pekerjaan, khususnya instruksi secara baik dan benar.
jika hal terscbul tidak umum. Situasi
3. Terbatasnya
ini bisatimbul akibat mutasi yang mengerjakan pekerjaan. Karyawan
waktu
dalam
tidak sesuai dengan keahlian dan biasanya mempunyai kemampuan
jenjang karir yang di lalui atau mutasi normal
pada perusahaan lain, meskipun kantor/perusahaan yang dibebankan
menyelesaikan
tugas
dalam satu grup namun lokasinya dan kepadanya. Dalam kondisi tertentu,
serta status pihak atasan seringkali memberikan
status
jabatan
perusahaannya berada di bawah tugas dengan waktu yang lerbatas.
perusahaan pertama.
Akibatnya, karyawan dikejar waktu
9. Konflik peran. Terdapat dua tipe untuk menyelesaikan tugas sesuai
umum konflik peran yaitu: tepat waktu yang ditetapkan atasan.
a. konflik peran intersender, dimana
4. Kurang mendapat tanggungjawab karyawan berhadapan dengan yang memadai. Faktor ini berkaitan
harapan organisasi terhadapnya dengan hak dan kewajiban karyawan.
yang tidak konsisten dan tidak Atasan sering memberikan tugas
sesuai;
kepada bawahannya tanpa diikuti
b. konflik peran intrasender, konflik kewenangan (hak) yang memadai.
peran ini kebanyakan terjadi pada Sehingga, jika harus mengambil
karyawan atau manajer yang keputusan
menduduki jabatan di dua kadang menyerahkan sepenuhnya
harus
berkonsultasi,
struktur. Akibatnya, jika masing- pada atasan.
masing struktur memprioritaskan masing struktur memprioritaskan
salah satu kerja merupakan gejala-gejala individu yang alternative.
mengalami stres antara lain (Margiati, 2000;78-79) :
Dampak Stres Kerja Pada Perusahaan
1. Bekerja melewati bataskemampuan, Rendall Schuller (dalam Suprihanto,
2. Kelerlambatan masuk kerja yang 2003;23) mengidentifikasi beberapa perilaku
sering,
negatif karyawan yang berpengaruh terhadap
3. Ketidakhadiran pekerjaan, organisasi. Menurut peneliti ini, stress yang
4. Kesulitan membuat kepulusan, dihadapi oleh karyawan berkorelasi dengan
5. Kesalahan yang sembrono, penurunan prestasi kerja, peningkatan
6. Kelaiaian menyelesaikan pekerjaan, ketidakhadiran kerja serta tendesi mengalami
7. Lupa akan janji yang telah dibuat dan kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak
kegagalan diri sendiri, negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja
8. Kesulitan berhubungan dengan orang dapat berupa:
lain,
1. Terjadinya kekacauan, hambatan
9. Kerisauan tentang kesalahan yang baik dalam manajcmen maupun
dibuat,
operasional kerja
10. Menunjukkan gejala fisik seperti pada
2. Mengganggu kenormalan aktivitas alat pencernaan, tekanan darah tinggi, kerja
radang kulit, radang pernafasan.
3. Menurunkan tingkat produktivitas Munculnya stres, baik yang disebabkan
4. Menurunkan
dan oleh sesuatu yang menyenangkan atau keuntungan perusahaan. Kerugian sesuatu yang tidak menyenangkan akan financial yang dialami perusahaan memberikan akibat tertentu pada seseorang. karena tidak imbangnya antara Cox (dalam Handoyo, 2007;67-68) membagi produktivitas dengan biaya yang empat jenis konsekuensi yang dapat dikeluarkan untuk membayar gaji, ditimbulkan stres, yaitu: tunjangan, dan fasilitas lainnya.
pemasukan
1. Pengaruh psikologis, yang berupa
kegelisahan,
agresi, kelesuan,
kebosanan,
depresi, kelelahan,
Dampak Stres Kerja Pada Karyawan dan
kekecewaan, kehilangan kesabaran,
Cara Mengatasinya
harga diri yang rendah. Pengaruh stres kerja ada yang
2. Pengaruh perilaku, yang berupa menguntungkan maupun merugikan bagi
peningkatan konsumsi alkohol, tidak perusahaan. Namun pada taraf tertentu
nafsu makan atau makan berlebihan, pengaruh yang menguntungkan perusahaan
obat-obatan, diharapkan akan rnemacu karyawan untuk
penyalahgunaan
semangat untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
menurunnya
berolahraga yang berakibat timbulnya sebaik-baiknya. Reaksi terhadap stress dapat
beberapa penyakit. Pada saat stres merupakan reaksi bersifat psikis maupun
juga terjadi peningkatan intensitas fisik. Biasanya pekerja atau karyawan yang
kecelakaan, baik di rumah, ditcmpat stress akan menunjukkan perubahan perilaku.
kerja atau di jalan.
Perubahan perilaku tcrjadi pada din manusia
kognitif, yaitu sebagai usaha mengatasi stres. Usaha
3. Pengaruh
mengambil mengatasi stres dapat berupa perilaku
ketidakmampuan
kcputusan, kurangnya konsentrasi, melawan stress (flight) atau freeze (berdiam
dan peka terhadap ancaman.
4. Pengaruh
perbaikan iklim menyebabkan
fisiologis,
yaitu
a. Melakukan
kesehatan fisik yang berupa penyakit
b. Melakukan perbaikan terhadap yang sudah diderita sebelumnya, atau
lingkungan fisik
c. Menyediakan sarana olahraga Sedangkan menurut pendapat Miner
memicu timbulnya penyakit tertentu.
d. Melakukan analisis dan kejelasan (dalam Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita,
tugas
e. Mengubah struktur dan proses beberapa factor yaitu:
2000;53) bahwa stress kerja disebabkan oleh
organisasi
1. Faktor lingkungan fisik, yaitu terdiri
f. Meningkatkan partisipasi dalam dari
proses pengambilan keputusan temperatur.
g. Melakukan restrukturisasi tugas
2. Faktor pekerjaan, yaitu komplik
h. Menerapkan konsep manajemen peran, ketidak jelasan tugas, beban
berdasarkan sasaran. tugas yang berlebihan, rasa tanggung
Bahwasanya strss akan melanda jawab yang berlebihan, adanya seseorang sehingga akan menimbulkan perubahan dan adanya tekanan waktu. dampak-dampak negative, sangat tergantung
3. Faktor kelompok kerja, yaitu norma, pada seseorang memandang stressor mampu
kurangnya kohesivitas, kurangnya untuk mengatasinya. Jika tidak mampu dukungan kelompok.
diatasi maka akan menimbulkan dampak-
4. Faktor organisasi, yaitu kurangnya dampak negative. dukungan
pimpinan,
struktur
organisasi, gaya kepemimpinan.
5. Faktor karier, yaitu awal karier, METODE PENELITIAN
tengah karier dan purna tugas.
Lokasi Penelitian
6. Faktor kehidupan duluar organisasi, Lokasi penelitian ini diadakan di yaitu keluarga, masyarakat dan faktor Kantor PTPN V (Perkebunan Nusantara V) keuangan.
Persero Pekanbaru khususnya Pada Bagian
Selanjutnya untuk mengatasi tingkat Pemasaran dan Rencana Pengembangan. stress kerja karyawan agar tidak berdampak Alasan memilih lokasi tersebut karena kearah yang merugikan kinerja organiApsasi penulis melihat beban kerja terhadap ada beberapa hal yang harus dilakukan yauitu karyawan karena beban kerja merupakan secara individual dan organisasi. Menurut salah satu faktor pemicu terjadinya stress Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita (2000;55) kerja terhadap karyawan. Selain itu factor ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam tekanan terhadap peraturan juga menjadi rangka mengatasi stress kerja yang dialami kendala yang menyebabkan karyawan oleh karyawan yaitu:
menjadi stress.
1. Secara individual, yaitu:
a. Meningkatkan keimanan
b. Melakukan
meditasi
dan Jenis dan Sumber Data
pernafasan
1. Data Primer
c. Melakukan kegiatan olahraga
Merupakan
data pokok dalam
d. Melakukan refleksi penelitian ini yang diperoleh langsung
e. Dukungan sosial dari teman- dari responden karyawan Bagian teman dan keluarga
f. Menghindari kebiasaan rutin Pengembangan pada PTPN V Persero yang membosankan
Pekanbaru
yaitu
data yang
2. Secara organisasi, yaitu:
berhubungan
dengan indikator penelitian yang didapatkan dari hasil dengan indikator penelitian yang didapatkan dari hasil
penelitian ini.
dari hasil kuesioner dan wawancara
tersebut akan didapatkan hasil Populasi dan Sampel
penelitian.
populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PTPN V
Yang
menjadi
2. Data Sekunder Persero Pekanbaru sebanyak 405 orang
Adalah data yang dikutif dari berbagai karyawan yang masih tercatat sebagai sumber, data sekunder dalam penelitian karyawan pada September 2010 yang terdiri ini ialah mengenai gambaran lokasi dari beberapa bagian yang terdapat pada penelitian yang mendukung dalam kantor PTPN V Persero Pekanbaru tersebut, penerlitian ini yang berkenaan dengan sedangkan untuk sampel penelitian yaitu stress kerja karyawan yang meliputi penulis ambil karyawan Bagian Pemasaran struktur organisasi, tugas dan fungsi dan Rencana Pengembangan sebagai setiap bagian, jumlah karyawan dan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
melalui tabel sebagai berikut: Tabel 3 :
Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Karyawan Bagian Pemasaran dan Rencana Pengembangan Pada PTPN V Persero Pekanbaru.
1 Kabag Pemasaran dan Rembang
2 Kabag Perencanaan dan Pengkajian
3 Kabag Kemitraan dan Pengembangan
36 36 100% Sumber :PTPN V Persero Pekanbaru, 2011
Jumlah
Dalam penelitian ini, penulis menetapkan ini penulis membuat beberapa sejumlah sampel penelitian yaitu karyawan
pertanyaan yang penulis tujukan PTPN V Persero Pekanbaru khususnya pada
kepada para karyawan Bagian Bagian
Rencana Pengembangan sebanyak 36 orang karyawan.
Pengembangan pada PTPN V Persero Pekanbaru mengenai faktor stress kerja karyawan yang nantinya akan penulis
Metode Pengumpulan Data
pergunakan sebagai kelengkapan data Untuk mencapi tujuan penelitian ini
dalam penulisan ini.
maka penulis melakukan pengumpulan data
2. Observasi, yaitu dengan mengadakan yang digunakan dalam penelitian ini dengan
pengamatan secara langsung kepada melakukan :
objek penelitian yaitu para karyawan
1. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan Bagian Pemasaran dan Rencana data dengan cara membuat daftar
Pengembangan Pada PTPN V Persero pertanyaan beserta alternatif jawaban
mengenai beberapa yang diberikan kepada karyawan
Pekanbaru
kenyataan dan masalah yang dihadapi PTPN V dan karyawan menjawab
khususnya mengenai faktor stress kerja pertanyaan tersebut sesuai dengan
karyawan. Dengan observasi ini akan keadaan yang ada didasarkan pada
yang penulis indiktor variabel penelitian. Dalam hal
melengkapi data
butuhkan.
3. Wawancara langsung dengan objek
responden penelitian yaitu kepada sebahagian
tanggapan
memperoleh skor 1512-1944
karyawan serta Direktur Bagian Cukup baik : Apabila indikator faktor Pemasaran
lingkungan fisik, faktor Pengembangan pada PTPN V Persero
dan
Rencana
pekerjaan, faktor kelompok Pekanbaru. Hal ini dapat dilakukan
kerja, faktor organisasi, dengan cara menanyakan langsung
faktor karir, dan faktor kepada objek penelitian mengenai
kehidupan diluar organisasi faktor stress kerja karyawan. Hal ini
diperoleh dari dapat dilakukan dengan melakukan
yang
responden pertanyaan kepada karyawan faktor
tanggapan
memperoleh skor 1080-1511
apa saja yang menyebabkan mereka Kurang baik : Apabila indikator faktor stress dalam menghadai pekerjaan
lingkungan fisik, faktor sehari-hari. Dengan wawancara ini
pekerjaan, faktor kelompok maka penulis akan mendapatkan
kerja, faktor organisasi, jawaban
faktor karir, dan faktor responden karyawan.
kehidupan diluar organisasi yang
diperoleh dari
tanggapan
responden
Skala Pengukuran
memperoleh skor 648-1079 Dalam
Untuk mengetahui tanggapan dari 36 menggunakan teknik penggukuran secara orang responden karyawan PTPN V Persero skor yang disederhanakan terhadap variabel Pekanbaru terhadap ”Faktor Stres Kerja, penelititan maupun indikator variabel perlu ada suatu teknik pengukuran jelas yang penelitian. Adapun ukuran variabel maupun dapat dinilai melalui beberapa indikator indikator variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: penulis membagi kedalam 3 kategori penlilaian yaitu: Baik diberi skor 3, Cukup
1. Faktor lingkungan fisik, pengukurannya baik diberi skor 2, dan Kurang baik diberi
adalah dengan memberikan 3 item skor 1.
pertanyaan dengan skor tertinggi 324 dan Variabel “Faktor Stres Kerja” ini
skor terendah 108, dengan jarak interval memiliki 6 indikator. Untuk pengukuran
71 dan dinyatakan sebagai berikut: variabel dalam penelitian ini diajukan 18
: Apabila jumlah skor item pertanyaan berdasarkan nilai skor yang
Baik
yang diperoleh dari ditetapkan untuk 36 orang responden
kuesioner mengenai karyawan PTPN V Persero Pekanbaru.
indikator faktor Adapun pengukuran terhadap 36 orang
lingkungan fisik yang responden yaitu dengan skor tertinggi 1944
terdiri dari cahaya, dan skor terendah 648 dengan jarak interval
kebisingan dan 431, dengan demikian penilaian terhadap
temperatur berada pada variabel “ Faktor Stres Kerja” dinyatakan:
skor 252-324 Baik
: Apabila indikator faktor Cukup baik : Apabila jumlah skor lingkungan fisik, faktor
yang diperoleh dari pekerjaan, faktor kelompok
kuesioner mengenai kerja, faktor organisasi,
indikator faktor faktor karir, dan faktor
lingkungan fisik yang kehidupan diluar organisasi
terdiri dari cahaya, yang
diperoleh
dari
kebisingan dan
3. Faktor kelompok kerja, pengukurannya skor 180-251
temperatur berada pada
adalah dengan memberikan 3 item Kurang baik : Apabila jumlah skor
pertanyaan dengan skor tertinggi 324 dan yang diperoleh dari
skor terendah 108, dengan jarak interval kuesioner
71 dan dinyatakan sebagai berikut: indikator
mengenai
: Apabila jumlah skor lingkungan fisik yang
faktor
Baik
yang diperoleh dari terdiri
kuesioner mengenai kebisingan
dari cahaya,
indikator faktor temperatur berada pada
dan
kelompok kerja yang skor 108-179
terdiri
dari norma,
2. Faktor pekerjaan, pengukurannya adalah kurangnya kohesivitas dengan memberikan 3 item pertanyaan
kurangnya dengan skor tertinggi 324 dan skor
dan
dukungan kelompok terendah 108, dengan jarak interval 71
berada pada skor 252- dan dinyatakan sebagai berikut:
Baik : Apabila jumlah skor Cukup baik : Apabila jumlah skor yang diperoleh dari
yang diperoleh dari kuesioner
kuesioner mengenai indikator
mengenai
indikator faktor pekerjaan yang terdiri
faktor
kelompok kerja yang dari beban tugas yang
dari norma, berlebihan,
terdiri
kurangnya kohesivitas tanggung jawab yang
rasa
kurangnya berlebihan dan adanya
dan
dukungan kelompok tekanan waktu berada
berada pada skor 180- pada skor 252-324
Cukup baik : Apabila jumlah skor Kurang baik : Apabila jumlah skor yang diperoleh dari
yang diperoleh dari kuesioner
kuesioner mengenai indikator
mengenai
indikator faktor pekerjaan yang terdiri
faktor
kelompok kerja yang dari beban tugas yang
dari norma, berlebihan,
terdiri
kurangnya kohesivitas tanggung jawab yang
rasa
kurangnya berlebihan dan adanya
dan
dukungan kelompok tekanan waktu berada
berada pada skor 108- pada skor 180-251
Kurang baik : Apabila jumlah skor
4. Faktor organisasi, pengukurannya adalah yang diperoleh dari
dengan memberikan 3 item pertanyaan kuesioner
dengan skor tertinggi 324 dan skor indikator
mengenai
terendah 108, dengan jarak interval 71 pekerjaan yang terdiri
faktor
dan dinyatakan sebagai berikut: dari beban tugas yang
: Apabila jumlah skor berlebihan,
Baik
yang diperoleh dari tanggung jawab yang
rasa
kuesioner mengenai berlebihan dan adanya
indikator faktor tekanan waktu berada
organisasi yang terdiri pada skor 108-179
dari
kurangnya kurangnya
purna tugas berada pada struktur organisasi dan
pimpinan,
skor 180-251 gaya
Kurang baik : Apabila jumlah skor berada pada skor 252-
kepemimpinan
yang diperoleh dari 324
kuesioner mengenai Cukup baik : Apabila jumlah skor
indikator faktor karier yang diperoleh dari
yang terdiri dari awal kuesioner
karier, tengah karier dan indikator
mengenai
purna tugas berada pada organisasi yang terdiri
faktor
skor 108-179 dari
6. Faktor kehidupan diluar organisasi, dukungan
kurangnya
adalah dengan struktur organisasi dan
pimpinan,
pengukurannya
memberikan 3 item pertanyaan dengan gaya
skor tertinggi 396 dan skor terendah 132, berada pada skor 180-
kepemimpinan
dengan jarak interval 87 dan dinyatakan 251
sebagai berikut:
Kurang baik : Apabila jumlah skor
: Apabila jumlah skor yang diperoleh dari
Baik
yang diperoleh dari kuesioner
kuesioner mengenai indikator faktor faktor
mengenai
indikator faktor organisasi yang terdiri
kehidupan diluar dari
organisasi yang terdiri dukungan
kurangnya
keluarga, struktur organisasi dan
pimpinan,
dari
masyarakat dan faktor gaya
keuangan berada pada berada pada skor 108-
kepemimpinan
skor 252-324 179
Cukup baik : Apabila jumlah skor
5. Faktor karier, pengukurannya adalah yang diperoleh dari dengan memberikan 3 item pertanyaan
kuesioner mengenai dengan skor tertinggi 324 dan skor
indikator faktor terendah 108, dengan jarak interval 71
kehidupan diluar dan dinyatakan sebagai berikut:
organisasi yang terdiri Baik
: Apabila jumlah skor
keluarga, yang diperoleh dari
dari
masyarakat dan faktor kuesioner
keuangan berada pada indikator faktor karier
mengenai
skor 180-251 yang terdiri dari awal
Kurang baik : Apabila jumlah skor yang karier, tengah karier dan
diperoleh dari kuesioner purna tugas berada pada
mengenai indikator skor 252-324
faktor kehidupan diluar Cukup baik : Apabila jumlah skor
organisasi yang terdiri yang diperoleh dari
keluarga, kuesioner
dari
masyarakat dan faktor indikator faktor karier
mengenai
keuangan berada pada yang terdiri dari awal
skor 108-179 karier, tengah karier dan
Operasional Variabel
Tabel 4: Operasional Variabel Tentang Analisis Faktor Stres Kerja Karyawan Bagian Pemasaran dan Rencana Pengembangan Pada PTPN V (Perkebunan Nusantara V) Persero Pekanbaru.
Item Penilaian
Ukuran
Stres adalah pengalaman yang bersifat internal yang menyebabkan ketidak seimbangan pisik dan psikis dalam diri seseorang sebagai akibat dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain (Szlagyi dalam Gitosuarmo dan
I Nyoman Sudita, 2000)
Faktor Stres Kerja
1.Faktor
lingkungan fisik
kelompok kerja
kehidupan duluar organisasi
a. Cahaya
b. Kebisingan
c. Temperatur
a. Beban tugas yang berlebihan
b. Rasa tanggung jawab yang berlebihan
c. Adanya tekanan waktu
a. Norma
b. Kurangnya kohesivitas
c. Kurangnya dukungan kelompok
a. Kurangnya dukungan pimpinan b.Struktur organisasi c.Gaya kepemimpinan
a.Awal karier b.Tengah karier c.Purna tugas
a.Keluarga b.Masyarakat c.Faktor keuangan
Baik Cukup baik Kurang baik
Baik Cukup baik Kurang baik
Baik Cukup baik Kurang baik
Baik Cukup baik Kurang baik
Baik Cukup baik Kurang baik
Baik Cukup baik Kurang baik
Sumber : Modivikasi penbulis
Analisis Data
Setelah data dan informasi yang diperlukan terkumpul dalam penelitian ini, lalu data
tersebut
dipisahkan dan
dikelompokkan berdasarkan masing-masing indikator variabel. Kemudian data tersebut dianalisis
menggunakan alat bantu tabel frekuensi yang mana tujuannya untuk menjawab dari maksud penelitian yaitu mengetahui tingkat stress kerja dan keluhan yang menyebabkan terjadinya stress kerja terhadap karyawan Bagian
Pengembangan pada PTPN V (Perkebunan Nusantara V) Pekanbaru, Seterusnya penulis akan menganalisa sehingga diperoleh suatu analisis data yang seobjektif mungkin.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor Stres Kerja KaryawanBagian Pemasaran dan Rencana Pengembangan Pada PTPN V (Perkebunan Nusantara V) Pekanbaru
Didalam suatu organisasi atau pun perusahaan baik itu organisasi public Didalam suatu organisasi atau pun perusahaan baik itu organisasi public
Untuk lebih jelasnya mengenai faktor pekerjaan baik itu tekanan waktu, tekanan stress kerja karyawan Bagian Pemasaran dan dari atasan maupun tekanan yang disebabkan Rencana Pengembangan pada PTPN V untuk mencapai target pekerjaan.
Persero Pekanbaru dapat dilihat dari Pada dasarnya stress merupakan suatu beberapa indicator sebagai berikut: keadaan yang dialami seseorang yang
1. Faktor lingkungan fisik dikarenakan tekanan psikologis, fisik
2. Faktor pekerjaan
maupaun keadaan
3. Faktor kelompok kerja menyebabkan seseorang stress. Sedangkan
peristiwa
yang
4. Faktor organisasi
stress kerja adalah stress yang disebabkan
5. Faktor karier
oleh tekanan didalam dunia keja yang
6. Faktor kehidupan diluar organisasi dialami oleh seorang karyawan atau
karyawan. Dalam hal stress pekerjaan Faktor Lingkungan Fisik
tersebut, stress dapat dikelola agar dapat Faktor lingkungan fisik merupakan menjadi produktivitas dalam bekerja suatu kondisi dilingkungan pekerjaan yang sehingga stress tersebut tidak mesti ditakuti mempengaruhi pekerjaan seseorang dalam oleh seseorang maupun peusahaan.
suatu organisasi dimana kondisi lingkungan
Pada perusahaan Kantor Perkebunan fisik ini menyangkut kepada keadaan Nusantara Lima (PTPN V) Persero didalam kantor atau lingkungan kerja Pekanbaru tidak bisa dipungkiri bahwasanya karyawan. Adapun bagian dari faktor karyawan tersebut juga mengalami stress lingkungan fisik dalam penelitian ini adalah: kerja baik untuk level karyawan Top, Midle
a. Cahaya
maupun lower. Dalam hal ini khususnya
b. Kebisingan
untuk karyawan pada Bagian Pemasaran dan
c. Temperatur
Rencana Pengembangan beban pekerjaan Untuk lebih jelasnya mengenai hal tidak lah sedikit, ditambah lagi waktu kerja tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai yang terlalu padat sedangkan waktu istirahat berikut dibawah ini:
Tabel 5: Distribusi Tanggapan Responden Karyawan Bagian Pemasaran dan Rembang Terhadap Indikator Faktor Lingkungan Fisik Pada PTPN V Persero Pekanbaru.
No Sub Indikator
Kategori Ukuran Jumlah
19 10 7 36 84 Baik Jumlah
Kategori Penilaian
Baik
Sumber : Data olahan lapangan 2011
Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk orang dari responden karyawan, untuk sub indicator yang pertama adalah kategori jawaban terkategorikan cukup baik pencahayaan. Untuk jawaban dari responden adalah sebanyak 11 orang responden, terkategorikan baik adalah sebanyak 20 sedangkan untuk jawaban terkategorikan Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk orang dari responden karyawan, untuk sub indicator yang pertama adalah kategori jawaban terkategorikan cukup baik pencahayaan. Untuk jawaban dari responden adalah sebanyak 11 orang responden, terkategorikan baik adalah sebanyak 20 sedangkan untuk jawaban terkategorikan
responden.
Berdasarkan jawaban dari responden Untuk tempetarut ruangan atau yang karyawan pada bagian pemasaran dan lebih dikenal dengan pendingin ruangan (Air rencana pengembangan, bahwa mereka Conditioner/AC) pada bagian pemasaran dan menilai mengenai pencahayaan pada ruangan rembang sejauh ini terlihat baik-baik atau kantor yang mereka tempati untuk saat saja.Pada ruang kerja karyawan terdapat ini telah memadai pencahayaannya. Hal ini pendingin ruangan yang cukup memadai dapat dilihat dari adanya lampu penerang sehingga karyawan tidak merasa gerah pada bagi karyawan pada saat mereka bekerja, saat situasi dan melaksanakan pekerjaan. dalam artian walaupun pada siang hari lampu
Berdasarkan pengamatan penulis, untuk ruangan kerja tetap dihidupkan agar sejauh ini untuk lingkungan fisik organisasi tidak merusak paandangan para karyawan yang terdiri dari cahaya, kebisingan dan dalam mengerjakan tugasnya masing-masing. temperatur rauangan sejauh ini memang Selain itu mereka juga mengatakan bahwa terlihat baik, namun disamping itu masih ada ruangan kantor juga terdapat beberapa beberapa kendala diantaranya adalah untuk jendela yang juga dapat membantu kebisingan didalam ruangan memang terlihat pencahayaan dalam bekerja bagi karyawan kondusif dikarenakan letak kantor jauh dari tersebut.
hiruk pikuk, namun kendala yang dijumpai
Selanjutnya untuk sub indicator yang adalah disebabkan oleh karyawan itu sendiri kedua adalah kebisingan yang dihadapi pada dimana terkadang masih dujumpai karyawan saat waktu bekerja. Untuk jawaban yang berbicara terlalu keras pada saat responden terkategorikan baik adalah karyawan lain sedang bekerja sehingga dapat sebanyak 17 orang responden, untuk jawaban mengganggu karyawan lainnya. Selanjutnya responden terkategorikan cukup baik adalah masalah peletakan pendingin ruangan masih sebanyak 16 orang responden, dan untuk dijumpai kendala yaitu letak pendingin jawaban terkategorikan kurang baik adalah ruangan tidak
menjangkau terhadap sebanyak 3 orang dari responden karyawan keseluruhan ruang karyawan pada bagian PTPN V khususnya pada bagian pemasaran pemasaran dan rembang sehingga terdapat dan rencana pengembangan.
karyawan yang mengeluh terhdap hal
Dalam ketenangan dalam bekerja tersebut dikarenakan karyawan tersebut diperlukan suatu kondisi yang kondusif yaitu gerah pada saat bekerja. tidak dijumpainya kebisingan dalam bekerja
Hal ini juga diperkuat oleh pendapat yang disebabkan lingkungan organisasi dari Direktur Pemasaran dan Rencana maupun oleh karyawan itu sendiri.Pada Pengembangan. Berdasarkan wawancara bagian pemasaran dan rembang kondisi penulis terhadap Kepala Bagian Pemasaran ketenangan dalam bekerja cukup kondusif dan Rencana pengembangan tersebut bahwa dimana untuk kebisingan jarang sekali hal yang sering dikeluhkan oleh beliau ditemui karena dibagian pemasaran dan adalah apabila jika setelah jam kerja rencana pengembangan karyawan selalu karyawan lupa mematikan fasilitas kantor menjaga suasana agar tetap tenang dan rilek seperti lampu penerang kantor serta dalam bekerja.
pendingin ruangan yang mengakibatkan
Sub indicator yang ketiga dari factor pemborosan. Selain itu ada juga keluhan dari lingkungan fisik adalah tempetarur ruangan. karyawan mengenai penempatan pendingin Untuk kategori jawaban responden baik ruangan yang tidak menjangakau dari adalah sebanyak 19 orang karyawan yang keseluruhan ruangan kerja karyawan, untuk menaggapi, untuk jawaban terkategorikan kedepannya hal ini akan segera diatasi. cukup baik adalah sebanyak 10 orang
Berdasarkan hal diatas maka dapat responden karyawan, dan kategori jawaban diambil kesimpulan, untuk indicator dari Berdasarkan hal diatas maka dapat responden karyawan, dan kategori jawaban diambil kesimpulan, untuk indicator dari
rencana Adapun bagian dari faktor pekerjaan dalam pengembangan pada PTPN V Persero penelitian ini adalah: Pekanbaru walaupun dijumpai beberapa
pemasaran
dan
a. Beban tugas yang berlebihan kendala-kendala tetapi hal tersebut masih
b. Rasa tanggung jawab yang berlebihan bisa diatasi.
c. Adanya tekanan waktu Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai
ini: Faktor pekerjaan adalah suatu kondisi yang dihadapi oleh karyawan didalam
Faktor Pekerjaan
berikut
dibawah
Tabel 6: Distribusi Tanggapan Responden Karyawan Bagian Pemasaran dan Rembang Terhadap Indikator Faktor Pekerjaan Pada PTPN V Persero Pekanbaru.
No Sub Indikator
Kategori Ukuran Jumlah
1 Beban tugas yang berlebihan 17 14 5 36 84 Cukup baik
2 Rasa tanggung jawab
12 17 7 36 77 Cukup baik berlebihan
3 Adanya tekanan waktu
18 13 5 36 85 Baik Jumlah
Kategori Penilaian
Cukup baik
Sumber : Data olahan lapangan 2011