Analisis Usaha Itik Peking Pemanfaatkan Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) Pada Itik Peking Umur 1 sampai 8 Minggu

  Analisis Usaha

  Analisi usaha merupakan suatu cara untuk mengetahui perkembangan usaha tersebut. Tujuan dari analisa usaha adalah untuk mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil usaha dari usaha ternak itu sendiri. Dari analisi ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasaan usaha baik menambah cabang usaha maupun memperbesar skala usaha (Wasito dan Rohaeni, 1994).

  Sujionohadi dan Setiawan (1993), menegaskan untuk memudahkan perhitungan analisis usaha perlu adanya pencatatan atau pembukuan yang baik.

  Hal ini memungkinkan kita mendapatkan data yang akurat tentang biaya, produksi, dan penerimaan setiap harinya. Mengetahui perkembangan produksi dan perkembangan usaha secara keseluruhan dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun. Dengan demikian, jika terjadi penurunan produksi, pendapatan atau pembengkakan biaya dapat diketahui secara tepat. Kemudian dicari penyebab dan upaya penyelesaiannya.

  Biaya Produksi

  Biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomi yang diperlukan dan tidak dapat dihindarkan dapat diperkirakan sehingga dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk. Pengeluaran atau biaya bagi perusahaan adalah sebagai nilai imput yang digunakan untuk memproduksi suatu output tertentu.

  Pengeluaran perusaan adalah semua uang yang dieluarkan sebagai biaya produksi (Kadarsan, 1995)

  Biaya tetap adalah seluruh biaya yang tidak tergantung pada jumlah/volume output, misalnya biaya-biaya yang dibebankan untuk peralatan, biaya penyusutan bangunan, biaya listrik, air dan bahan bakar (Lufti, 1997).

  Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama prose produksi berlangsung. Biaya produksi yang digunakan terdiri dari sewa tanah, bunga modal, biaya sarana produksi untuk bibit, pupuk dan obat-obatan serta sejumlah tenaga kerja (Soekartawi, 1994).

  Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan proses usaha. Jika seluruh biaya produksi usaha ternak dapat diketahui, maka keadaan harga persatuan produksi akan mudah diperhitungkan. Untuk menghitung keadaan harga persatuan produksi haruslah diketahui terlebih dahulu jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan dibagi dengan banyaknya produksi daging yang dihasilkan akan menghasilkan angka atau nilai biaya persatuan produksi (Sudarmono dan Sugeng, 2003).

  Biaya Bibit

Biaya bibit adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit. Harga

  biaya bibit diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah bibit dengan harga per ekor DOD. Harga bibit itik peking (DOD) mencapai Rp. 6.500. Pemilihan bibit ayam yang dipelihara sangat penting untuk diperhatikan, karena menentukan keberhasilan dalam beternak. DOD (Day Old Duck) yang baik mempunyai ciri- ciri : berat tidak dibawah standar (minimal ± 39 gr/ekor), lincah, tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak menunjukkan adanya penyakit-penyakit tertentu (Sentral-ternak, 2013).

  Biaya Pakan

  Biaya pakan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan yang diperoleh dari hasil perkalian antara pakan yang dikonsumsi dengan harga pakan per kilogramnya. Efisiensi penggunaan pakan diharapkan mampu mengurangi dampak dari kenaikan harga pakan yang seringkali berfluktuasi dan sangat mempengaruhi tingkat pendapatan peternak. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pakan itik peking yang berjumlah 90 ekor ialah sebesar Rp. 2.500.000, dimana biaya ini terdiri dari pakan komersial dan pakan olahan. Harga pakan yang cenderung naik dan berfluktuasi dipengaruhi oleh kondisi tingkat harga bahan baku pembuatan pakan (Luthfan et al., 2011).

  Biaya Obat-obatan

  Biaya obat-obatan adalah biaya yang diperoleh dari harga obat-obatan yang diberikan pada ternak yang terserang penyakit. Pengobatan pada ternak yang sedang terserang penyakit diharapkan dapat mengurangi resiko kematian, menghambat penyebaran penyakit ke lingkungan, baik ke manusia maupun ternak lainnya. Menurut Luthfan et al. (2011) biaya yang dikeluarkan untuk membeli vitamin dan vaksin untuk itik peking sebesar Rp. 100.000/bulan. Obat-obatan dapat digunakan sebagai alternatif manajemen resiko produksi pada usaha peternakan (Aziz, 2009).

  Biaya Sewa Kandang dan Peralatan Kandang

  Biaya sewa kandang adalah biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan kandang yang diperhitungkan berdasarkan nilai sewa kandang. Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari hujan dan mengurangi stimulasi yang dapat menyebabkan ternak stres, dengan cara mengurangi kontak dengan manusia. Biaya peralatan kandang adalah biaya yang digunakan untuk membeli perlengkapan kandang selama pemeliharaan ternak. Menurut Luthfan et al., (2011) biaya perlengkapan kandang sebesar Rp. 500.000 untuk 100 ekor itik peking meliputi kandang, tempat minum dan tempat pakan. Peralatan kandang lainnya menurut Santoso (2009) antara lain meliputi, instalasi listrik, instalasi air minum, alas kandang, pemanas ruangan, tirai kandang.

  Biaya Tenaga Kerja

  Biaya atau upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk memeliharabeberapa ternak. Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Berdasarkan UMRP SUMUT 2014 (Upah Minimum Regional Provinsi Sumatera Utara) saat ini sebesar Rp. 1.851.000/bulan. Menurut Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan (1985), bahwa 1 orang tenaga kerja dapat memelihara 586 ekor itik secara intensif, sehingga biaya tenaga kerja pemeliharaan 586 ekor itik/bulan adalah sebesar Rp. 1.851.000/586 ekor itik = Rp. 3.158,-/ekor/bulan. Menurut Rasyaf (1992) jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.

  Total Hasil Produksi (Pendapatan) Pendapatan adalah seluruh penerimaan uang yang duperoleh dari

  penjualan produk dari suatu kegiatan usaha. Penjualan ternak hidup, kotoran, urin dan pupuk dan produk-produk lainnya yang dihasilkan merupakan komponen pendapatan (Budiono, 1990).

  Penerimaan dapat dibagi menjadi penerimaan nyata dan penerimaan yang diperhitungkan. Penerimaan nyata adalah penerimaan yang diterimaa dari hasil penjualan baik tunai maupun piutang (kredit). Penerimaan yang diperhitungkan adalah nilai output yang dikomsumsi peternak. Penerimaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha seperti panen tanaman dan hasil olahannya serta panen dari peternakan dan hasil olahannya (Kadarsan, 1995).

  Pendapatan adalah seluruh penerimaan uang yang di peroleh dari penjualan produk suatu kegiatan usaha. Penjualan ternak hidup, karkas, pupuk dan produk lainnya merupakan komponen pendapatan (Sigit, 1991).

  Pendapatan usaha merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh oleh suatu usaha peternakan, baik yang berupa hasil pokok (misal: penjualan ternak, baik itu hidup atau karkas) maupun hasil samping (misal: penjualan feses dan urin) (Rasyaf, 1995).

  Menurut Gunawan (1993) bahwa dalam analisis pendapatan diperlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan. Dengan kata lain analisis pendapatan bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu usaha.

  Analisi Laba Rugi

  Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian juga tergambar jumlah biaya dan jenis- jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba. Kasmir dan Jakfar (2005) menyatakan laporan laba-rugi menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh dari satu periode keperiode berikutnya. Kemudian akan tergambar jenis-jenis biaya yang akan dikeluarkan beserta jumlahnya dalam periode yang sama.

  Jumingan (2006), laporan laba-rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan jasa barang atau jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini merupakan laporan aktivitas dan hasil dari aktivitas itu, atau merupakan ringkasan yang logis dari penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu. Besarnya laba ditentukan berdasarkan selisih antara nilai penjualan (total revenue) dengan total biaya (biaya tetap ditambah biaya variabel) pada tingakat volume produksi tertentu. Perlu diperhatikan bahwa volume penjualan yang menghasilkan laba hanyalah volume penjualan yang berada diatas titik impas.

  Analisa pendapatan usaha digunakan untuk menggambarkan faktor keuntungan usaha. Pendapatan dapat didefenisikan sebagai selisi antara penerimaan total dengan biaya total, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

  π = TR – TC Dimana : π : Keuntungan (benefit) TR : Penerimaan Total (total Revenue) TC : Biaya total (total Cost) Pendapatan berasal dari penjualan ternak hidup, karkas, pupuk dan produk lainnya merupakan komponen pendapatan. Sedangkan biaya produksi dibagi dua, yaitu biaya tetap 9sewa lahan, bangunan kandang, dan peralatan) dan biaya variable (DOD, pakan, tenaga kerja dan bunga bank) (Soekartawi, 1994)

  Laba merupakan ukuran yang membedakan anara apa yang perusaan masukkan untuk membat dan menjual produk denga apa yang diterimannya.

  Perhitungan laba jelas untuk banyak keputusan manajemen. Jika laba konsisten positif, perusaan dapat tetqap berada dalam bisnis tersebut, tetapi jika mengalami kerugian perusaan dapat mencari produk yang lain yang akan diolah dan dapat mendatangkan keuntungan (Hansen dan Mowen, 2001).

  Laporan laba rugi (balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Setiap jangka waktu tertentu umumnyasatu tahun, perusaan perlu memperhitungkan hasil usaha perusaan yang dituankan dalam bentuk laporan laba-rugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut (kasmir dan jakfar, 2005)

  R/C Ratio (revenue cost ratio)

  Menurut Kadarsan (1995), R/C rasio adalah rasio penerimaan atas biaya yang menunjukkan besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usaha ternak. Analisis ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usaha ternak, artinya dari angka rasio tersebut dapat diketahui, apakah suatu usaha ternak menguntungkan atau tidak. Nilai R/C rasio tidak mempunyai satuan. Usaha ternak dikatakan menguntungkan bila nilai R/C rasio lebih besar dari satu, yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk usaha ternak akan memberikan penerimaan lebih besar dari satu rupiah. Sebaliknya, usaha ternak dikatakan tidak menguntungkan bila nilai R/C rasio lebih kecil dari satu. Hal ini berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan kurang dari satu rupiah. Semakin besar nilai R/C, maka semakin baik usaha ternak tersebut. Usaha ternak dikatakan impas bila nilai R/C rasio sama dengan satu.

  Tingkat efesiensi suatu usaha dapat digunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya pemasukan bagi besarnya korban, dimana bila: R/C Ratio > 1 = efisien R/C Ratio = 1 =impas R/C Ratio < 1 =tidak efisien (Kadariah, 1987).

  Menurut cahyono (2002) analisis tingkat kelayakan usaha tani atau B/C ratio (benefit cost Ratio) bisa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.

  Total hasil Produksi R/C Ratio =

  Total Biaya Produksi

  IOFC (income over feed cost) Income Over Feed Cost (IOFC) adalah selisih dari total pendapatan

  dengan total biaya pakan digunakan selama usaha penggemukan ternak. Income

  

Over Feed Cost ini merupakan barometer untuk melihat seberapa besar biaya

  ransum yang merupakan biaya terbesar dalam usaha penggemukan ternak. IOFC diperoleh dengan menghitung selisih pendapatan usaha peternakan dikurangi biaya pakan. Pendapatan merupakan perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan dengan harga jual (Prawirokusumo, 1990).

  Selain pegangan berproduksi secara teknis juga diperlukan peganga berproduksi dari segi ekonomi, beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk pegangan berproduksi adalah IOFC (income over feed cost) atau selisih pendapatan usaha peternakan dengan biaya pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (kilogram hidup) dengan harga jual. Sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kilogram bobot hidup (Hermanto, 1996).

  Ikan Gabus Pasir

  Ikan gabus pasir merupakan ikan air laut yang banyak ditemukan di sekitar muara laut, ikan ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas: Osteichtyes, Ordo:

  

Perciformes , Famili: Eleotritidae, Genus: Butis amoinensis. Ikan ini banyak di

  tangkap oleh nelayan karena produksinya yang besar serta permintaan konsumen yang banyak untuk bahan olahan bakso. Ikan ini memiliki karateristik yang tidak jauh beda dengan ikan gabus air tawar, dengan karateristik kepala pipih datar, lebar badan 5-5,5 kali lebih pendek dari panjang standart, 6-7 kali lebih pendek dari panjang total, tidak mempunyai sisik tambahan, interorbital, pipi dan kepala bersisik, antara mata dan tulang mata tidak memiliki sisik, gigi pada barisan depan tidak membesar, tipe ekor membulat (Gultom, 2010). Kandungan nutrisi dari limbah ikan dapat kita lihat pada tabel 1. Tabel 1. Komposisi nutrisi limbah ikan Nutrisi Kandungan

  a

  Energi metabolis (Kkal/kg) 2640

  b

  Protein kasar (%) 40,83

  b

  Lemak kasar (%)

  5

  b

  Serat kasar (%) 1,78

  b

  Abu (%)

  17

  a b

  Sumber: Murtidjo (1988), http:// jajo66. files. wordpress. com/ 2008/ 11/ 03pemanfaatan. pdf (2014).

  Karakteristik Itik

  Srigandono (1991) mengatakan itik adalah salah satu jenis unggas air (water fowls) yang termasuk dalam kelas : Aves, Ordo : Anatidae, sub famili :

  

Anatidae dan genus Anas (Srigandhono, 1997). Itik banyak diternakkan sekarang

  adalah spesies Anas domesticus, spesies ini berasal dari jenis liar Anasboscha, kecuali itik manila (Cairina moschata).

  Kepala itik peking besar dan bundar, paruhnya lebar, pendek, ujungnya berwarna kuning akan tetapi ada yang berwarna putih. Lehernya pendek, gemuk dan tegak yang agak panjang, warna bulunya seperti warna bulu kenari. Pada jantan ditemukan bulu-buu leher tengah yang agak panjang, sedangkan diatas kepala kadang-kadang ditemukan bulu-buu seperti jambul (Samosir, 1987).

  Sifat-sifat lainnya dari itik peking adalah mempunya bulu yang agak melengkung keatas dibagian atas leher. Itik peking betina lebih kecil bdannya dan bulu yang melengkung dibagian leher lebih pendek dibandingkan dengan itik jantan. Itik ini dapat hidup baik ditempat yang kurang atau tidak ada airnya (Djannah, 1983).

  Itik Peking

  Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah Tientsien Cina, setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat itik ini menjadi populer. Dipelihara dilingkungan tropis dan sub tropis, itik ini mudah beradaptasi, selain keinginannya untuk terbang kecil sekali (Murtidjo, 1996).

  Menurut Samosir (1981), Itik peking berasal dari Tiongkok merupakan itik pedaging yang populer dan disebut greenduct. Sangat subur, mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, pertumbuhan badannya cepat dan produksi telurnya lebih banyak dibandingkan tipe pedaging lainnya. Itik peking ini sangat besar, tidak begitu mudah dipengaruhi oleh cuaca, tidak begitu membutuhkan air untuk berenang dan akan berproduksi dengan baik bila dipelihara secara intensif.

  Dari golongan itik pedaging (peking, Muscovy atau entok), itik peking mulai populer di indonesia. Produksi daginggya mencapai 3 sampai 3,5 kg pada umur 7 sampai 8 minggu sedanggakan produksi telurnya agak baik, yaitu rata-rata mencapai lebih kurang 160 butir per tahun (Anggorodi, 1995).

  Selain itu itik peking mempunyai kelebihan tidak mudah dipengaruhi oleh cuaca, bentuk warna disukai orang, tidak membutuhkan air untuk berenang serta pertumbuhannya cepat (Rasyaf, 1992).

Dokumen yang terkait

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota

0 0 16

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Pe

0 0 15

BAB II FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR A. Teori-teori Kriminologi Penyebab Terjadinya Kejahatan - Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/20

0 0 40

BAB I - Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

0 0 43

Pengaruh Konsentrasi Tepung Spirulina platensis pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Komet (Carassius auratus)

0 0 11

KATA PENGANTAR - Pengaruh Konsentrasi Tepung Spirulina platensis pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Komet (Carassius auratus)

0 0 12

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Kamboja (Plumiera rubra L.) pada Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

0 0 12

KATA PENGANTAR - Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Kamboja (Plumiera rubra L.) pada Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

0 0 11

Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

0 0 10

KATA PENGANTAR - Pengaruh Pemberian Pakan Jagung (Zea mays) Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

0 0 13