Resiliensi Guru Sekolah Dasar yang Mengajar Di Pesisir (Studi Kasus pada Staf Pengajar SD Negeri 107396 Paluh Merbau)

  Lampiran 1

  

Pernyataan Pemberian Izin oleh Responden

  Judul Penelitian : Resiliensi Guru Sekolah Dasar yang Mengajar Di Pesisir (Studi Kasus Pada Staf Pengajar SD Negeri 107396 Paluh Merbau)

  Peneliti : Nisha Yunica Harahap NIM : 081301004

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, bersedia berperan serta dalam penelitian.

  Saya telah diminta dan telah menyetujui untuk diwawancarai sebagai responden dalam penelitian ini mengenai resiliensi pada guru Sekolah Dasar (SD) yang mengajar di pesisir. Peneliti telah menjelaskan tentang penelitian ini berserta dengan tujuan dan manfaat penelitiannya. Dengan demikian, saya menyatakan kesediaan saya dan tidak keberatan memberi informasi dan menjawab pertanyaan-

  Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

Latar Belakang Responden

  1. Identitas responden

  2. Latar belakang keluarga

  3. Latar belakang menjadi guru di pesisir

  Dimensi Resiliensi

  1. Emotional Regulations : - Bagaimana perasaan responden ketika mengetahui harus menjadi guru di lokasi pesisir yang jauh?

  • Bagaimana cara responden mengatur emosi yang muncul? Contohnya?
  • Faktor apa saja yang mempengaruhi emosi responden?

  : - Bagaimana responden mengendalikan

  2. Impulse Control perubahan emosi?

  149 apa yang mempengaruhi sikap

  • Faktor optimis responden?
  • Harapan-harapan apa saja yang dimiliki responden? responden melihat masa
  • Bagaimana depannya?
  • Apa saja yang dapat memotivasi responden dalam menjalani profesi dan kehidupannya?

  : - Bagaimana responden memandang asal

  4. Causal Analysis muasal, intensitas, dan ruang lingkup masalah yang dihadapinya?

  • Menurut responden, langkah-langkah apa saja yang dapat membantu dirinya keluar dari masalah?
  • Apa yang dapat membantu responden dalam menganalisa permasalahan?
  • Faktor apa yang mempengaruhi responden dalam menganalisa masalah?

  : - Bagaimana reaksi atau tanggapan

  150

  • Bagaimana keyakinan responden dalam menjalani profesinya dengan kondisi sulit yang dihadapi?
  • Hal apa yang mendorong efikasi diri responden?

  : - Bagaimana responden menyikapi tantangan dan resiko dalam profesinya sebagai guru di pesisir?

  • Bagaimana responden menjalani hubungan interpersonal setelah menjadi guru di pesisir?
  • Hal apa yang membantu responden dalam mencapai apa yang diinginkan dalam hidup?

  Faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

  : Hal apa saja yang mendukung responden dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab

  Lampiran 3

  Pada bagian ini peneliti akan memaparkan tahapan pengolahan data yang dilakukan:

  1. Membuat Verbatim Pada tahap ini peneliti menuangkan hasil wawancara yang telah direkam sebelumnya ke dalam bentuk narasi.

  2. Koding Peneliti menuliskan kode-kode pada hasil verbatim yang telah dilakukan.

  Kode-kode ini untuk mempermudah peneliti menemukan bagian verbatim yang ingin dianalisa.

  3. Analisa Tematik Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi tema-tema atau informasi- infomasi yang sejenis (berhubungan) yang diungkapkan responden dan telah dituangkan dalam verbatim. Melalui analisa ini, peneliti dapat

  Lampiran 4

  VERBATIM WAWANCARA 1 RESPONDEN 1 (W1R1) Tanggal : 30 Januari 2014 Lokasi : rumah responden

No Iter/Itee Transkrip Wawancara Analisis Awal (Padatan Faktual)

  2 IE nama lengkap Ibu? Asli aja bikin

  3 IR langsung asli aja, gak apa-apa kan bu?

  4 IE iya gak apa-apa

  5 IR oke Bu, kalau begitu pendidikan Ibu?

  6 IE s1

  7 IR s1 sarjana pendidikan?

  1 IR pertama saya mau tanya identitas Ibu, nama lengkap Ibu

  9 IR ibu ini pns kan?

  10 IE iya

  11 IR langsung ditempatkan di percut?

  12 IE iya

  13 IR tahun berapa?

  14 IE tahun 96

  15 IR jadi begitu lulus, coba pns..

  8 IE iya

  16 IE ibu gitu lulus, lama ibu lulus jadi ibu rumah tangga dulu. Udah gitu ngelamar Latar belakang menjadi guru 17 kan, masuk pns tahun 96. Aturan tahun 93 pun. Kami tertunda karena ada itu dulu

  18 menteri TB Silalahi itu gak mau keluarkan SK kami. Terpendam tiga tahun. Aturan 19 tahun 93 jadi 96 keluarnya. Ada berapa orang dulu kami itu SK nya belum keluar.

  20 IR nunggu SK nya berarti tiga tahun

  21 IE iya, udah itu baru ditempatkan emang disana. Terpencil, belum ada jembatan, Pengalaman pertama sekali ke sekolah 22 naik sampan.

  23 IR sebelum di tempatkan disana, Ibu udah pernah dengar gak sebelumnya nama tempat itu.

  24 IE belum pernah dengar Ibu

  25 IR jadi waktu tahu..

  26 IE waktu itu tahu kaget setengah mati lah. Mau gak mau Ibu. Lama ibu datang ke situ.

  Pengalaman dan kondisi emosi yang dirasakan saat pertama sekali ke lokasi sekolah. Sumber kesulitan responden

  27 Naik sampan kan Ibu takut. Lama juga Ibu. Udah sebulan penempatan, baru ibu 28 masuk, baru ibu datang. Karena nengok naik rakit kan, itu desa pedalaman. Dulu 29 gak kayak sekarang, becek, naik RBT kedalam. Lama juga Ibu naik RBT ke 30 dalam. payah lah itu. Jam-jamnya kalau nyebrang sampan itu, kalau ibu sudah 31 sampai tapi sampannya udah nyebrang kesana, kemarinya lagi dia berapa jam lagi, 32 soalnya nunggu disana baru Ibu dijemput. Gitu lah tiap hari.

  33 IR berarti waktu tahun 96 ibu tahu kalau ibu ditempatkan di paluh merbau, itu ibu langsung cek kesana?

  34 IE bapak yang cek kesana.

  Penolakan responden ke lokasi

  35 IR Ibu gak nengok?

  36 IE Ibu gak nengok, dia yang cerita. Gak tau Ibu. Pas penempatan, datang baru

  Penolakan responden ke lokasi 37 ibu nengok.

  38 IR baru tahu kalau begitu kondisi sekolahnya?

  50 IE di daerah Cinta Rakyat. Ibu nyewa disitu, kos.

  60 IR Rp 180.000 dengan biaya-biaya yang harus ditanggung?

  58 IE waktu penempatan pertama masih 80.000 perak. Udah gitu Rp 180.000 seratus 59 persennya PNS disana.

  57 IR masih Rp 180.000?

  54 IE ada sih, tapi kan perjanjian dulu tugas kami 5 tahun. Udah gitu anak-anak masih Dorongan untuk pindah. 55 sekolah, yang sekarang udah besar dulu masih SD, SMP, SMA jadi Ibu mikir gini, 56 sekolah orang itu mau berapa dapur? Gaji waktu itu masih Rp 180.000.

  53 IR iya

  52 IE mau pindah gitu?

  51 IR waktu Ibu tahu lokasinya seperti itu, ada gak Bu rasa..

  49 IR kos 8 bulan di daerah mana Bu?

  39 IE iya

  48 Udah tahu situasinya, mulailah ambil kredit kereta Ibu.

  45 Kendalanya itu jalan. Disitu waktu masa itu RBT masuk kedalam jalannya masih 46 licin itu. Tapi Ibu jalanin juga. Kos ibu disana. Ada Ibu 8 bulan kos lah, mau tahu 47 situasi disana. Pulang ke medan kan jauh kali. Naik RBT ibu, kos lah disana.

  Kendala dan rasa susah yang dirasakan responden

  44 IE sebetulnya lulus itu senang ya, Cuma mikir apa ditempat itu nanti bisa, gitu kan.

  43 IR jadi begitu tahu dari cerita bapak, rasanya gimana sih Bu?

  42 IE iya, dulunya gak kerja, hanya jadi ibu rumah tangga.

  41 Ibu rumah tangga?

  40 IR hhm, berarti Bu, sebelum jadi guru, Ibu tidak ada kerja, hanya menjadi

  61 IE iya, mau berapa dapur? Anak-anak disini, Ibu disana. Ibu mikirkan itu. Akhirnya

  62 Ibu pulang seminggu sekali kos disana.

  63 IR kan tadi ibu rasa kayak mau pindah gitu kan?

  64 IE iya

  65 IR Jadi akhirnya Ibu memutuskan untuk tetap bertahan itu gimana?

  66 IE akhirnya ibu bertahan karena peningkatan itu ada lah disana. Terus kenaikan- Kemampuan responden untuk bertahan mengajar.

  Kemampuan untuk mengatasi kesusahan yang dirasakan. 67 kenaikan PNS kan ada sedikit-sedikit. Itulah mulai nanjak Ibu. Ambil kereta, ya 68 udah lah ditahankan sakit-sakit. Gitu Ibu pikir. Akhirnya bertahan. Semua dialami 69 akhirnya bertahan. Banyak lah gejolak-gejolak disana. Ibu tahan juga. Kan disana 70 udah dua kali ganti kepala sekolah.

  71 IR dua kali Bu?

  72 IE iya, dua kali. Kami baru datang, bapak itu udah pensiun, baru ganti ini. Ditahankan Kemampuan responden untuk bertahan mengajar.

  Kemampuan untuk mengatasi kesusahan yang dirasakan. 73 demi semuanyalah, karena SK jatuh disana. Kalau gak ibu, aduh.. Udah gak tau 74 lagi bilangnya kan? Kami disitu ditempatkan enam, semua sudah pindah. Ibu masih 75 bertahan, tinggal tiga kami disana. Ibu Armaeni yang di jalan mistar, Ibu sama Ibu 76 Zahara disana dia tinggal.

  77 IR awalnya orang Medan Bu?

  78 IE orang Medan semua kami. Dia orang Belawan.

  79 IR ibu Zahara tadi?

  80 IE iya, Ibu zahara orang Belawan. Ibu Armaeni terus ada lagi ibu Asmaboti orang

  81 Marendal. Semua kami dari Medan. Semua pindah, tinggal kami tiga yang Kemampuan responden untuk bertahan mengajar. 82 bertahan, yang jauh. Terus Ibu zahara mutuskan pindah kesitu karena waktu itu 83 anaknya masih kecil. masih bisa dibawa. masih kecil lah anaknya. Di sekolah kami 84 semua itu anaknya. Sampe sekarang anaknya udah kuliah, kami masih bertahan 85 sama Ibu Ar itu.

  86 IR berarti dari tahun 96 sampai sekarang 2014 ibu masih bertahan

  87 IE iya, udah 17 tahun

  88 IR gini Bu, kalau tadi kan dari faktor eksternal nih. Maksudnya kan faktor-faktor dari 89 perbaikan jalan dan ada dari sekolah juga yang buat bertahan. Nah, kalau dari Ibu 90 sendiri yang buat Ibu bertahan gitu Bu?

  91 IE bertahannya gini, disana kan peraturan sekolah itu ketat kan? Tapi kami dapat Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan

  92 dispensasi kalau hujan, kami kan jauh, kalau hujan ke dalam, kami yang jauh bisa 93 libur. Jadi guru yang handle yang di dalam. Karena hujan kan jalan licin, makanya 94 bisa libur. Dapat keringanan dari dinas lah. Kalau hujan gak mungkin Ibu terobos 95 hujan. Kalau rumahnya jauh. Kalau disuruh kerja banting tulang, tapi kalau hujan 96 gak berani juga lah. Kalau hujan, maklumlah yang dari dalam.

  97 IR Boleh gak Bu cerita, mengingat kembali, flash back waktu pertama kali Ibu 98 menginjakkan kaki di Percut, di Paluh Merbau nya hingga ke sekolahnya gitu Bu.

  99 IE Ibu menjerit. Gak tahan Ibu. Ngeri kali situasinya disana. Situasinya itu, kalau hujan

  Kendala dan rasa susah yang dirasakan responden 100 licinnya itu kayak gimana ya. Ibu pernah jalan dari mulai jembatan sampai ke 101 simpang warno.

  102

  IR jalan Bu? 103

  IE iya, jalan kaki pulang karena RBT gak berani masuk. Licin, daripada Ibu jatuh, Kenangan mengajar 104 kami jalan. Pulang dari situ jalan, pernah Ibu. Udah gitu sama kawan-kawan pernah

  105 kami naik sampan, terbalik pernah, masuk, ditolong orang sana. Banyak kenang- 106 kenangan karena waktu itu kan belum siap titi. Kenang-kenangan banyak lah disitu. 107 Udah gitu pernah juga kami di daerah sana, maksudnya kan masyarakatnya kan

  Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah 108 sehingga proses pendidikan sulit masih gak ada yang sekolah disana. Jarang pendidikan lah gitu. Anak-anaknya itu

  109 ckck, kayak manalah kita mau memajukan disana tapi minta dananya itu susah. dilaksanaka 110 Takutlah kita itu kan, orang itu kan ntah ada pelajaran bawa karton. Pokoknya soal 111 kutip mengutip itu susah lah kalo disana. Kalo kami tanya pun anak-anak itu 112 katanya kadang makan pun kami Bu cuma pagi aja, siang kadang pisang rebus

  Reaksi partisipan saat melihat kondisi lingkungan di sekitarnya 113 yang dimakan. Kita gak tega kan anak-anak kayak gitu. Pas orangtuanya sakit, 114 meninggal, kami melayat, liat rumahnya itu. Kan selama ini kita tidak tahu situasi 115 rumah mereka. Sesudah kita datang, yang selama ini kita marah mereka datang 116 terlambat, rumah anak-anak itu kan jauh dari sini, ditanya "kenapa bisa terlambat?" 117 jawabnya gini gini gini. Rupanya kita tengok rumahnya, haduh.. gak layak huni lah.

  118 Kasihan nengoknya daerah sana. 119

  IR masuk agak jauh ya Bu? 120

  IE iya, jauh kedalam. Rumah orang itu jaraknya jauh. Pas kami datang dia sakit gitu, Reaksi responden melihat kondisi lingkungan.

  Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden 121 rupanya yang selama ini kita marah-marah, minta ini minta ini kadang dia gak bawa, 122 keterampilan dia gak bawa. Bayar uang ini dia gak bayar. Dulu kan masih bayar 123 uang sekolah, belum kayak sekarang. Rupanya situasinya kita gak ngerti kayak 124 mana susahnya mereka luarbiasa. Mau masuk rumahnya takut Ibu tumbang. Kalau 125 nengok situasi kayak gitu, pantas dia datang terlambat, bajunya gitu. Sedih lah 126 pokoknya, kaki ayam semua. Ini aja sekarang masih banyak anak-anak yang kaki 127 ayam. Sepatu pun baru-baru ini aja ada sumbangan. Gak ada yang beli sepatu 128 sangking payahnya. Pernah ibu sampe rumah malam juga, itulah karena RBT tadi 129 gak berani lah karena jalan licin. Mau pulang yang dari medan, jalan kaki kami, 130 kaki ayam, gak pernah ibu ngajar dulu pake sepatu. jadi ya kaki ayak kami, tahun 131 96 itu dulu.

  132

  IR jalannya gak sebagus sekarang?

  133

  IE ooh ngeri dulu, jalan setapak. Jembatan itu aduuh. Jembatan itu pun dulu gak Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.

  134 permanen gitu. Setelah kami gak bersampan, dulu jembatan itu masih papan. Udah 135 ambruk, itu yang kami jalanin tiap hari. Kalau jembatan itu putus, gak berani lah 136 kami ngajar ya kan? Sejak diganti kepala sekolah itu, agak-agak diberi keringanan 137 sedikitlah. Istilahnya administrasi tadi, yang penting ngajarnya lah datang. Yang

  Tekad untuk terus mengajar. 138 penting anak-anak itu tahu baca tulis, gitu aja kami bikin. kalau apanya nanti lah, 139 yang penting ibu bisa ngajarlah disana. sekolah disana pun ada dua itu, ada satu lagi 140 sekolah yang jauh.

  141

  IR oh iya, kalau gak salah ada empat kelas ya Bu di sekolah yang jauh itu. 142

  IE iya, ibu pernah ngajar di sekolah yang sana itu setahun. 143

  IR gimana kalau disana Bu? 144

  IE wah itu jalan kaki kesana, nangis ibu di jalan. Jalannya untuk dijalanin kaki aja Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden. 145 payah. Dijalanin kaki, apalagi naik kereta. Licin, pernah ibu terjatuh gak masuk. Ibu 146 terkilir, berapa hari baru bisa ngajar lagi. Ibu tahun 2012 di sana, berdua sama Ibu 147 Ar lah kami. Nyoba ke sana kami. Jarang orang, sebetulnya enak disana lagi, 148 udaranya. Cuma luarbiasa, gak pernah disentuh-sentuh. Kalo nengok disana lebih 149 parah lagi kondisinya. Kalau disini agak maju sedikitlah. Kalau disana, kaki ayam 150 semua lah. Susah-susah.

  151

  IR rumah banyak Bu kalau yang disana? 152

  IE satu-satu. Jaraknya jauh-jauh, gak berani kita pas maghrib keluar gitu. 153

  IR kalau sekolah yang di Paluh masih banyak rumahnya. 154

  IE iya, masih banyak. Kalau disana gelaplah kita kalau malam, seram. Gak ada Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.

  155 tempat jamban-jamban buang airnya, susah Ibu disana. Anak-anak kencing ntah 156 dimana-mana.

  157

  IR kayaknya sih kalau melihat kebersihan agak kurang ya Bu? 158

  IE disini pun baru-baru aja ini ada toilet, dulu pertama Ibu disana mana ada. Susah, Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.

  159 numpang juga. Di rumah guru ada yang ngajar di belakang. Nah, di rumah Ibu itulah 160 kami numpang. Jamban itu kan penting, itu pulak yang gak ada, itu lah yang buat 161 gak betah. Kebersihan tadi kurang, penjaga sekolah kami orang Batak, kepala 162 sekolah kita juga orang Batak, agamanya beda dengan kita. Mungkin kalau Ibu 163 rasa, bapak itu kurang begitu gigih, kurang keras bapak itu mungkin karena satu 164 sukunya. Ntah dipakenya suku lain, mungkin lebih bersih. Kayak sekolah selain 165 kami yang di tanjung rejo. Bapak kepala sekolah disana, pegawai negeri memang. 166 Bersih ibu tengok kan, gak kayak sekolah. Mungkin bapak itu kurang keras lah ya. 167 Tapi Ibu tengok sekedar marah-marah dia. Tapi dia, ntah mudah baik atau kayak 168 mana, gak diapainnya lagi kebersihan itu tadi. kena itu aja disana, tentang 169 kebersihan itu. Berapa kali datang dinas kesana, itu lagi kena. Tak ada perubahan. 170 Pintu aja udah mau jebol itu. 171

  IR pernah kena inspeksi juga ya Bu? 172

  IE pernah juga. Ini nanti bulan 3 mau ada pemeriksaan dari Jakarta. Dia dapat 173 akreditas A pulak, sekolah percontohan. Terus kami guru bilang, aduh, apa pantas? 174 Bobrok kayak gitu. Lemari Ibu itu, tikus semua itu, pokoknya alat-alat tidak bisa

  Sumber masalah yang menggangu aktivitas mengajar. 175 tinggal disana, Ibu bawa pulang semua. Tikus penuh, anak-anak itu menjerit, pas 176 ibu buka udah penuh. Ibu bilang ke penjaga, lemari ini kita bongkar, udah 177 dibongkar, masih datang juga. Namanya juga situasi disana ya, tikus itu luarbiasa, 178 apa ibu habis lah.

  179

  IR kalau bantuan itu Bu, untuk sekolah bangunan? 180

  IE itu kepala sekolah yang pegang, kami dari dulu gak pernah tahu. Tertutup lah gak

  181 masuk-masuk, diselewengkannya uang lah kayak gitu, Rp 120 juta. Nah gitu lah itu, Sumber masalah yang menggangu aktivitas mengajar. 182 sekolah kayak gitu. Apapun gak ada, buku bacaan hancur semua. Buku bacaan itu 183 ada yang gak dapat. Murid Ibu itu pun satu kelas gak memadai, ada 56 orang, 184 aturan kan itu udah dua kelas. Udah Ibu bilang, Pak ini harusnya udah kelas, dia 185 jawab yah kek mana Bu. Saya bilang juga banyak yang gak dapat buku pak, 186 sebagian gak punya buku, kongsi-kongsi, kek mana lah nanti kata orangtuanya. 187 ada murid baru tiga orang, sebiji pun gak dapat buku. Ibu sudahbilang, tapi apalah 188 daya Ibu, cuma guru yang mengajar. Ibu bilang kalian baru masuk nak, gak dapat 189 buku, sudah habis, kongsi-kongsilah. Ada tiga murid baru yang masuk, pindahan di 190 2013. Semalamlah ada LKS terbaru Ibu campur-campur. Kalau buku paket satu- 191 satu udah gak dapat lagi. Itu pun ada yang dapat ada yang gak, asal dibagi aja lah. 192 Bantuan buku ntah dari kapan-kapan. Tapi bapak itu selalu bayar buku puluhan 193 juta-puluhan juta, tapi bukunya ntah kemana. Gak nampak, hancur sudah. Lihat

  Cara responden mengatasi masalah yang dialami 194 kantor kami itu kan? Kan buku lama kamu nampak kan? Buku-buku lama itu.

  195 Kurikulum 2013 untuk kelas 1-4, yang kelas lain LKS. Pokoknya buku sudah 196 hancurlah. Pernah ibu sarankan sekali, pernah ibu ribut dengan kepala sekolah. 197 Tentang buku matematika. Itu udah ribut kalilah. Pertama Ibu keluhkan gak ada 198 buku dia diam. Diam kayak-kayak tahu, ibu adukan ke penjaga sekolah, kan 199 tangan kanan dia untuk buku-buku kami. Katanya, Ibu sudah satu semester kok 200 baru bilang. Loh saya jawab, Pak kan dari awal sudah saya bilang kelas 3 gak 201 punya buku matematika. Matematika kan penting. Dia ngamuk terus bilang ya udah 202 lah, ibu udah tahan marah. Terakhir ibu belikkan pake uang ibu sendiri. Pergi ibu ke 203 Gramedia, ibu pesan buku, dibayar dialah sama orang gramed itu, berapa jumlah 204 murid ibu. Akhirnya punya buku agak baru lah itu matematika. Biarlah marah dia.

  205 Ibu pergi naik kereta, ada kawan yang punya mobil dari paluh, nah, naik mobil dia 206 kesitu, Ibu naik keretalah. Ibu cicil bawa bukunya, kan banyak itu. Itulah baru 207 punya buku. Ada hikmahnya juga punya buku seterusnya kan? Biar lah kena marah 208 Ibu. Padahal dari awal masuk, dari Ibu pegang kelas tiga itu, Ibu kelas yang lama 209 udah bilang gak punya buku. Orang Ibu nanya, " Bu Sam kenapa ibu gak keluhkan 210 gak punya buku?" Rupanya udah dibilang sama Ibu itu tapi dia (kepala sekolah) 211 gak peduli. Tiba di Ibu pulak, gak punya buku juga. Ibu bilang, gak peduli dia. 212 Udah ibu bilang matematikanya pak gak ada. Dia malah bilang "ih, bisa ibu sampai 213 mid semester". Saya bilang aja saya pada-padakan saya punya buku Pak. Wah, 214 emosi dia, ntah apa-apalah yang dia bilang. Diam aja Ibu. Ibu bilang aja "saya 215 ngatakan kebenaran Pak. Bapak mau marah, ya marahlah''. Saya ceritakan kalau 216 saya udah bilang ke penjaga sekolah. Penjaga sekolahnya pun bilang kalo saya ada 217 minta buku. Akhirnya ada hikmahnya lah. Agak baru buku matematikanya tok, 218 yang lain udah hancur, boleh diperiksalah. Hancur semua. 219

  IR gini Bu, kalau hal yang bantu Ibu dari luar, yang bantu Ibu tetap bertahan. Kayak 220 tadi kan contohnya ada masalah, sedih lihat anak-anak itu. Gimana sih Ibu 221 mengatasinya. Solusi dari Ibu? 222

  IE yah, solusi dari Ibu itulah, ngajar orang itu. Kalau ibu ada baju bekas, juga banyak Cara responden mengatasi permasalahan yang muncul.

  Tanggungjawab terhadap profesi 223 Ibu bawa kesana dari rumah. Ibu bagikan baju anak-anak Ibu yang gak terpake, 224 terus baju-baju tetangga ibu kan yang anak-anaknya udah gak sekolah. Daripada 225 orang itu kasih ke oranglain, biar kubawa ke sekolah, ibu bilang gitu. Berapa goni 226 Ibu bawa itu. Senang kali lah orang itu kan. Kawan-kawan pun udah gak jauh-jauh 227 lagi kalau mau kasih barang. Ibu bawa goni, tiap hari cicil. Udah banyak lah, 228 ngatasin baju orang itu. Belakangan-belakangan ini adalah kalau juara satu dikelas

  229 itu di bagi seratus ribu dibelikkan baju. Juara satu dapat baju. Udah gitu ada juga 230 bantuan sepatu dari Yamaha itu. Kan agak-agak lumayanlah baju orang itu. Tapi 231 ada juga lah yang gak terbantu semua. Itulah yang bikin semangat juga. Terus 232 pengabdianlah ibu, emang guru disana. 233

  IR kalau yang buat ibu lebih optimis, semangat untuk ngajar mereka. Walaupun 234 kondisi sekolah jauh, jalan jelek. Apa sih Bu yang buat ibu semangat tetap 235 mengajar? 236

  IE ya satu tadi lah. Kami ada sertifikasi itu, jadi adalah penambahan sedikit untuk sumber penambah semangat dan optimisme untuk mengajar

  237 guru. Selama ini kan pas-pasan juga gaji kami. Ada penambahan dari sertifikasi 238 guru itu, yang buat nambah semangat juga lah. Emang tuntutannya banyak juga lah 239 kan? Harus begini begini, udah sertifikasi jadi tuntutan dari pemerintah banyak. Itu 240 buat semangat jugalah, ada tambahan-tambahan. Terus dengar-dengar lagi 241 pemerintah Deli Serdang ini mau ngadain ada uang makan guru lah katanya. Udah

  Bentuk dukungan dan pertolongan dari teman 242 gitu karena kawan-kawanlah. Kan udah lama jadi mengerti juga. Dengan kondisi 243 kita yang jauh , kita gak datang, mereka menolonglah kelas kita yang kosong tadi 244 mereka bantu. Di sms, tolong kelas saya ya, iya pasti mereka bilang. Itu ajalah, 245 tolong menolong antar teman.

  246

  IR kalau dari siswanya Bu? 247

  IE dari siswanya gitu juga. Orang itu semangat mau sekolah. Gak pernah absen pulak.

  Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan 248 Jarang kecuali sakit kan. Hujan pun mereka datang. Kita yang gak datang yang gak 249 enak sama mereka. Tapi kalau situasinya hujan, jalannya kan becek. Yang 250 rumahnya dekat bisa lah datang, tapi kalau yang jauh kan gak. Kalau orangtuanya 251 bilang, ke sekolah aja payah Bu, lengket tanahnya dijalanin dengan kereta apalagi di 252 jalanin kaki. Kalau hujan pun jarang juga orang itu datang. Tapi kalau yang datang,

  253 ada guru yang handle. tapi kelas 1,2,3 nya digabung lah kan. Kalau hujan pagi, sikit 254 juga orang itu yang datang. 255

  IR berarti kalau dari anak-anaknya sendiri semangat ya Bu. Kalau di kota kan 256 beberapa siswanya punya biaya tapi mereka yang gak mau ke sekolah? Kalau 257 mereka di Paluh memang semangat? 258

  IE memang semangat. Apalagi dibilang olahraga, semangat kali. Tapi sama kita, itulah 259 yang kurang ya, sarana dan prasarana, untuk alat-alat. Sebetulnya orang tuh waktu 260 itu pernah tanding bola keluar, itu menang, juara satu. Sebetulnya kalau dididik 261 bagus, ada sarana prasarana dia maju. Ntah diadakan kepramukaan, hobi mereka.

  262 Bola kaki, renang. Untung udah adalah renang. Ada guru olahraga itu dari Unimed, 263 agak majulah anak-anak itu dibawanya renang keluar. Bayar pun mau orang itu, 264 semangat semua. Sampe orangtuanya pun mau ikut, mau tahu kolam renang

  Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan 265 kayaknya. Bayar 20.000 sama transport dan makan orang itu. Semangatlah, 266 pokoknya yang ada menyemangati guru ya itu, mereka semangat. Mau ada 267 pramuka pun oke. Yang penting kita bina. Kalau kita padam, padam jugalah orang 268 itu. Ada semangat untuk maju orang itu. Banyak menang juga kalau ada lomba- 269 lomba keluar, menang orang itu.

  270

  IR kalau harapan ibu kedepannya mengenai profesi Ibu gimana? Mengenai sekolah? 271

  IE kalau Ibu sih, harapan Ibu untuk pemerintahlah ya. Perhatikanlah kelas jarak jauh Harapan yang dimiliki responden 272 gitu kan. Kami kan daerah terpencil. SD nya pun SD terpencil. Dulu pertama Ibu

  273 disana, ada uang staf terpencil, 50.000, zaman itu Cuma sekali dapatlah, habis itu 274 udah gak ada lagi. Kata orang di dinas sana sebetulnya ada, tapi ntah nyangkut 275 dimana ya kita gak tau. Terus dulu ada juga uang Gubsu sudah dihapus juga. Gak 276 ada lagi, cuma sebentar. Ntah dimana nyangkut kita gak taulah ya.

  277

  IR itu ke pemerintah kan Bu. Nah, kalau Ibu sendiri? 278

  IE kalau ibu pribadi? Maksudnya? 279

  IR maksudnya sih harapan Ibu, misal dipindahkan atau ada yang lain? 280

  IE kalau selama Ibu masih sanggup, Ibu memilih tetap disana lah ya. Disana itu, Ibu di Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan

  281 ngerasa kita itu masih ada dihargai. Namanya di desa kan, kalau panen itu ada 282 beras, kalau mereka panen udang kita dikasih. Kalau bagi rapot itu rasanya lainlah 283 sama di kota. Guru itu di kota kayak udah biasa. Disana kita masih dihargai karena 284 desa kan. Dulu Ibu pas masa-masa susah itu, kalau beras ibu gak beli. Orang itu 285 satu-satu kasih sekilo, murid segitu udah dapat berapa kilo kan? Mereka kasih, ini 286 Bu dibawa dari mamak. Beras itu dulu banyak Ibu. Sekarang beras udah mahal, 287 semua mahal, orang itu pun udah payah. Kadang makan kadang tidak. Kalau pas 288 panen setahun sekali, kami dapatlah waktu itu. Kalau sekarang udah gak ada lagi, 289 beras mahal. Makan aja mereka udah syukur, kita pun gak sampe hati. Mikir suruh 290 mereka bawa karton aja ibu takut. Iya kalo orangtuanya terima. Karton berapa lah, 291 terpaksa ibu bikin kelompok, beli kartonnya kongsi-kongsi, seperak satu orang. 292 Kami susah lah disana kalo pengutipan-pengutipan. Karena kepala sekolahnya 293 udah gitu, mereka pun pikir pasti gurunya udah gak bisa dipercaya lagi. Dipikirnya 294 nanti dimakan. Jadi kita takut, gak ada kutipan. Jadi buat acara, isra' mi'raj pun 295 belum. 296

  IR belum pernah Bu? 297

  IE udah pernah sih, tapi bulan ini belum. Ibu pun bingung, mau maulid dana gak ada. 298 Uang tak ada. Sementara gak mungkin dibebani anak-anak. Sekolah lain 299 nampaknya tadi maulid. Tapi kayaknya baru mau membicarakan itulah kami. Atau 300 pake uang kita dulu, nanti dana bos keluar baru diganti. Kan kepala sekolah

  301 sekarang udah gak dikasih ambil uang BOS. Yang ambil bendahara sekolah, 302 komite sekolah, sama wakil guru lah itu. Dia udah gak pegang lagi. Datang pun 303 udah gak lagi. 304

  IR iya Bu 315

  IE ya kadang cuaca aja. Kalau cuaca gak bersahabat, gimanalah kita mau pergi Faktor penghambat untuk mengajar 324 ngajar.

  IR kalau masalah-masalah yang menghambat Ibu? 323

  322

  IE masalah sama kawan itu bisa diatasi juga, sebentar. Biasalah ya, kadang 320 kecemburuan sosial. Kita jauh bisa libur, dia kan dekat. Bisa kita atasilah kalau 321 masalah kawan.

  IR kalau tadi Ibu cerita kan kendala-kendalanya dari lokasi, selain itu ada hal lain yang 318 menghambat ibu mengajar? Dari rekan Ibu misalnya? 319

  316 Karena hujan itu tadi, kalau terang kita gak ada masalah ya, kecuali sakit gitu. 317

  IE minta pindah? 314

  IR udah berapa lama Bu, kepala sekolah gak datang? 305

  IR kalau dari keluarga gimana Bu? 313

  309 semangatlah gitu. Karena pas Ibu gak datang sekali, mereka nanya Ibu kemana, 310 menunggu mereka. Karena semangat mereka tinggilah untuk belajar. Nanti kalau 311 kita gak datang, kecewa mereka. 312

  IE itulah anak-anak itu. Semangat belajarnya. Ada semangat belajarlah, jadi Ibu pun sumber penambah semangat dan optimisme untuk mengajar

  IR kalau yang memotivasi Ibu tetap bertahan, tetap mengajar? 308

  307

  IE udah sebulan ini dia gak ada datang. Agak kejar-kejaran sama dinas lah. Dinas 306 udah berapa kali datang nyari dia.

IE ada juga sih di keluarga. Tapi Ibu bilang kalau Ibu masih sehat, yah enak disanalah. Keputusan untuk tetap bertahan mengajar

  325

  IR berarti tantangan terbesar mengajar disana itu lokasinya dan cuaca. 326

  IE iya, sama media-medianya. Fasilitas sekolahnya. Kan gak ada perpustakaan kami.

  Faktor penghambat untuk mengajar 327 Gak ada sudut baca, ibu kan sering penataran di luar jadi tahu. Kayak mana anak 328 mau pintar membaca sementara buku gak ada, kan gitu. Itulah yang gak ada, minim 329 buku.

  330

  IR gini Bu, kalau itu kan masalah fisik sekolah. Nah, kemarin kan saya sempat cerita 331 dengan kepala sekolah, menurut beliau sekolah ini kurang guru. Bagaimana menurut 332 Ibu? 333

  IE menurut Ibu sih guru gak kurang ya, tapi ruang kelas itu yang kurang. Karena 334 murid Ibu banyak kali kan. Kurang kami kelas, kalau guru rasanya cukup. Honorer 335 banyak kali kami, ada 10 orang.

  336

  IR berarti kelas yang kurang ya Bu? 337

  IE iya , kelas kami yang kurang. Pernah bapak kepala sekolah itu kasih saran untuk 338 ke sekolah yang di Sungai Dua itu, tapi mana maulah anak-anak itu kesana, jauh.

  339 Saya bilang, pak banyak kali pak. Ya udah kata dia dibagi kesana separuh, jadi 340 yang disana itu guru honor. Gak ada pembangunan SD disini, gak kayak SMP itu. 341 Sebenarnya SMP itu dulu lahannya SD ini, tapi ntah gimana kok bisa jd SMP. 342 Lapangannya pun anak-anak SD ini gak dikasih pake sama SMP. Anak-anak ini 343 bilang katanya gak diboleh lagi main, kek mana lah itu. Satu wilayah tapi gak ada 344 kekompakan. Sekolah kami gak loyal sama Pak Marbun itu (kepala sekolah 345 SMP). Pak Marbun itu sebetulnya baik itu kalo kita kawanin. Sebenarnya kalau 346 kepala sekolah kita kompak, bisa anak-anak itu. Kalau mau olahraga main bola, 347 gak bisa lagi anak-anak ini main di tanah yang semen itu. Kalau di tanah kan becek, 348 jadinya praktik di dalam aja lah. Cuma teori-teori aja.

  349

  IR kalau dari Ibu sendiri sih gimana? Harusnya gak ada masalah atau? 350

  IE kalau dari saya sendiri sih gak ada masalah. Kan dulu mereka juga murid SD saya. 351 Tapi gak tau kok gak dikasih.

  352

  IR bagaimana dengan komunikasi sesama guru Bu? Biasanya kalau kumpul-kumpul 353 ngapain aja? 354

  IE yah kami ceritakan masalah sekolah lah, masalah kelas, masalah anak-anak kan Diskusi dengan sesama guru 355 yang kadang bandel di kelas. Itu aja. Gak ada kumpul, masing-masing sibuk dia

  356 sendirilah, bikin-bikin tugas pelajaranlah. 357

  IR gak ada sesi curhat Bu? 358

  IE curhat keluarga adalah, biasa juga. Masalah anak-anak ini, kan orang itu yang kami Diskusi dengan sesama guru 359 disana yang lebih tahu. Kadang anak-anak ini kok bandel kali, rupanya orangtuanya

  360 bercerai. Ada juga anak itu yang dibesarkan neneknya jadi agak bandel. Ada juga 361 murid yang mau ambil-ambil. Hari itu ibu pernah ngajar kelas berapa, hilang duit di 362 dompet berapa kali, rupanya kami selidiki murid juga. Sekarang dia sudah gak 363 sekolah. Suka ambil-ambil, rupanya dibesarkan nenek. Ibu pun heran, kok tiap hari 364 hilang ya? Ada tuyul apa? Diselidiki rupanya kata kawannya si anu Bu. Jajannya 365 banyak kali. Ibu tanya dia gak ngaku. Kami intip sekali kan, taruh aja tas disitu, 366 keluar main-main, diintip rupanya dia. Udahlah ibu maafkan juga, anak yatim ibu 367 pikir. Kesempatan dia rupanya pas kita lagi kasih nilai. Orang tuh kan kadang- 368 kadang satu-satu ke depan kan gitu, tas samping kiri. Dia liget, yang lain takut sama 369 dia, badannya besarlah. Yah, itulah saran dari orang-orang disana, "itu Bu, jahat 370 itu". Ya udahlah, awak yang hati-hati, ada. 371

  IR gak pernah ada masalah gitu bu sesama guru. 372

  IE ada juga. Ya itulah, kesenjangan sosial yang ibu bilang tadi. Kadang kayak ibu gak Masalah yang dialami responden

  373 waktu itu kan, rumahnya jauh di Medan, kadang capek minta permisi, kadang guru- 374 guru disana agak-agak yaah, kecemburuan sosial tadilah. Mungkin pikir mereka 375 alasannya sakit-sakit aja. Itu-itu aja. Itulah, kecemburuan sosial ibu bilang, orang itu 376 libur. Padahal, mereka pun kalau begitu kayak saya, yah pasti libur kan? Sama nya. 377 Kan ada masanya kita sakit, kalau gak sakit ngapain kita di rumah. Ada bapak- 378 bapak agak gitulah. 379

  IR sempat pernah marah gak Ibu diceritain kayak gitu? 380

  IE gak lah. 381

  IR itu diceritain terang-terangan atau di belakang Bu? 382

  IE di belakang itu, gak pernah terang-terangan mereka. 383

  IR gak pernah cek-cok adu mulut gitu Bu? 384

  IE gak, kalau dari sms ada juga cek coklah.

  Masalah yang dialami responden 385

  IR pernah Bu? 386

  IE iya, pernah Ibu sms dialah. Denger kata-kata dia kayak gitu kan. Dibilangnya gak Cara responden mengatasi masalah yang dialami

  387 ada, gak apa-apa. Padahal laki-laki kan? Ibu sms, bakalan ada masanya kita gini, 388 ngapain kita ginilah. Tiba pulak di dia sakit, kalau kita kemarin kan anak kita yang 389 sakit, dia istrinya pulak yang sakit. Oh, bisa juga sakit kami bilang gitu. Dia juga 390 pernah sakit perut parah. Dia rasalah juga, kayak kita ini perempuan naik kereta, 391 baru dia rasa. Ibu kalau pulang dari sana udah betul-betul capek. Kita kalo ada 392 masalah disana kadang gak enak sama kawan, timbul mau pindah. Perasaan kita 393 itu. Orang itu gak maklum kita jauh. Tapi ingetin diri udahlah, yang di rumah juga 394 bilang sabar aja, emang kayak gitu, besok pasti baik lagi. Yang buat semangat 395 orang rumah juga. Mau pindah mahahl, udah pernah juga ibu tanya. Mau nanya 396 pindah, ada anggota dewan disana, 30 juta. Sayang ibu rasa. Padahal daerah yang

  397 ibu minta tanjung selamat juganya. Mahalnya, sayang Ibu 30 juta. Lagian pindahkan 398 ini itu kan susah. Nanti sertifikasi juga susah. Ya udah lah, ibu tahan. 399

  IR berarti memang keluarga ya Bu yang dukung? Bapak? 400

  401 mau dipindahkan, rupanya gak ada sampai sekarang. Banyangin aja jarak 80 kilo, 402 pulang pergi tiap hari dari rumah. Itulah, kami yang jauh ini. Tapi gak juga ada 403 kabar, direalisasi juga gak. Asal rapat itu juga kami bilang, untuk dipindahkanlah. 404 Kalau pindah kan mahal, tapi kalau dipindahkan gak. Nanti katanya ada mutasi 405 besar-besaran tapi untuk kepala sekolah. Tapi yang dimutasi itu yang bermasalah. 406 Kayak kepala sekolah ini, dia dipindahkan karena bermasalah, rupanya sekarang 407 pun bermasalah. Dulu dia di Tanjung Rejo. Dapat surat kaleng dari masyarakat, 408 dipindahkan ke tempat kami pulak. Banyakkan murid kami? Besarlah dana BOS 409 nya, enaklah dia. Jadi kayak gitulah sekolah kami. Ibu kamar mandi itulah yang 410 penting. Kita susahnya itu kalau oranglain datang. Ntah pengawas ujian gitu kan, 411 malu kita. Itu pun gak dibahas, ntah kayak manalah itu. Mboknya kamar mandi itu 412 yang bagus, jadi orang pun enak. Udah dilapor pun ke bapak itu, tapi ya itu. 413

IE iya. Dulu ada katanya mau dipindahkan, jarak berapa kilo gitu. Ibu pikir syukurlah Dukungan dari keluarga

  IR berarti pimpinannya lah ya Bu? 414

  IE iya, pimpinan itu. Dia gak perhatikan sekolahnya. Kan kalo pimpinan itu harusnya Permasalahan dengan pimpinan 415 udah anggap kayak rumahnya sendiri. Kayak kepala sekolah yang lain itu, Pak

  416 Gimin, dia peduli itu sama sekolahnya. Kami guru-guru lebih care sama dia pulak. 417 Kalau nanya ujian kapan, pun sama dia. 418

  IR kepala sekolah Paluh Merbau gimana Bu? 419

  IE gak ada itu dia. Nomor hape nya aja gak jelas kita. Gak pernah dapat info. Rapat 420 gak pernah datang dia. Kita kadang ketinggalan aja. Gak mau memajukan.

  421

  IE ada lah! Ada semua. Dana BOS juga. Sekolah ibu ada dapat 60-an. Kepala 437 sekolah ini gak terbuka orangnya.

  IE seperti Pak Gimin yang tadi Ibu bilang. Eceknya keluhan-keluhan siswa dan guru 442 didengar. Bantuan untuk orang miskin itu dikasih. Pimpinannya yang ngerti.

  IR diganti seperti apa Bu? 441

  IE diganti. 440

  439

  IR menurut Ibu, dengan kondisi sekolah ini, cocoknya pimpinan yang seperti apa sih Bu?

  438

  IR sebenarnya ada tidak Bu dana dari dinas untuk sekolah? 436

  IR ke guru juga gak ada info Bu? Kepala sekolah gak pernah gabung ke guru-guru 422 gitu Bu? Main ke kantor guru? 423

  435

  IE udah. Kami kan disuruh buat laporan ke dinas. Waktu itu Ibu penataran di Pakam, 431 ditanya kayak mana tentang sekolah, kami keluhkan kok. Katanya mau ditinjau 432 bukti omongan itu, silahkan aja. Disuruh kami buat uneg-uneg kami. Ya kami buat 433 aja, udah gak layak huni lagi. Dindingnya hancur, lantainya hancur, semua kami 434 bikin.

  IR guru-guru gak ada buat laporan Bu? 430

  IE iya, semua. Dia gak mau dengar keluhan guru, itulah. 429

  IR semua guru yang kasih saran ditolak Bu? 428

  427

  IE gak, gak ada. Gak ada dia bahas tentang sekolah. Kalau pun gabung dia cuman 424 ngomong pribadi dia ajalah. Seloroh-seloroh gitu lah. Nanti kalo kita rapat, kasih 425 saran, gak laku lah sama dia. Asal kita kasih saran sedikit dia marah. Gak pernah 426 rapat lagi, dulu rapat. Kalau tunjuk tangan salah lagi.

  Maunya

  443 acara-acara agama dia aktif. Terus situasi sekolah dia peduli, buku-buku dilihat. 444 Sama guru itu dia care, kompak. Emang dirasa gitu, sama senang sama sedih. 445 Kayak Pak Gimin itu, enak kali awak dengar cerita dari gurunya. Kalau guru minta 446 uang untuk karton ato sekolah dia kasih. Kalau kepala sekolah ini gak ada. Pengin 447 kepala sekolah yang untuk memajukan sekolah lah gitu. Ntah untuk acara itu ada. 448 Kayak untuk acara 17 Agustus ini kami mana ada. Payah duitnya, malu nanti kita 449 gak ada hadiahnya. Gak peduli dia, apalagi untuk acara agama.

  450

  IR masyarakat sendiri gimana Bu? Gak ada curiga? 451

  IE kayaknya ada. Ibu dengar sentil-sentil dikit kayaknya ada yang ngelapor. Orang itu 452 tanya-tanyalah, soalnya kita udah bolak-balik data, minta kartu BLT, kartu 453 keluarga tapi mana uangnya kan gitu. Makanya, pimpinan itu ya gitu, loyal ke anak 454 buahnya. Ngertilah gitu sama murid. Ntah ada keperluan-keperluan sedikit sama 455 anak yatim. Kayak waktu itu, SMP dapet kok kami gak keluar-keluar. Malu kami.

  456 Terus maunya kepala sekolah itu kompak sama SMP. Ini kami kayak berantam. 457 Upacara aja gak kompak, nanti disana hormat, disini siap. 458

  IR apa ada masalah Bu? 459

  IE gak juga saya, mungkin kepala sekolah ini lah. Kalau Pak Marbun itu baik 460 orangnya. Ngurus-ngurus dia.

  461

  IR kalau pendapat Ibu berapa Bu? 462

  IE gaji bu 3,3 juta kayaknya ya. Itu belum potongan ya. Kalau ada utang kan 463 dipotong.

  464

  IR menurut Ibu dengan gaji segitu cukup tidak? 465

  IE kuranglah menurut Ibu segitu. Minyak aja ibu isi 20rb kesana, besoknya udah 466 habis. Dikali sebulan udah berapa? Itu di minyak aja. Belum lagi bocor ban. Ibu

  467 pikir pas-pasanlah itu. 468

  IR kalau ke sekolah ibu berangkat jam berapa Bu? 469

  IE jam 6. Sampe sana Ibu bisa jam 7 lewatlah. 470

  IR gini Bu, apa sih yang paling Ibu inginkan dalam hidup ini? 471

  IE Ibu yah ingin berkecukupanlah, ingin bahagia. Gak kaya, tapi cukuplah. Kadang

  Keinginan responden 472 kami kalo gak berhutang ya gak ada. Kalau kereta gak berhutang gak kredit yah 473 kita gak punya. Kalau dengan gaji segitu kami gak pinjam uang, ya gak bisa lah.

  474 Guru gajinya berapalah. 475

  IR kalau anak-anak kan semangat untuk belajar ya Bu? Nah, kalau orangtuanya 476 sendiri gimana Bu? Dukung gak Bu? Kan ada beberapa orangtua yang berpikir ya 477 udah sekolah, tapi habis itu gak peduli, misal PR gak dicek? 478

  IE kayaknya emang gitu orangtua disana. Disana kayak gitu, anaknya yang semangat 479 tapi orangtuanya gak peduli. Yang ibu perhatikan PR nya. Tapi bagi orangtua yang 480 peduli ibu tengok dituliskannya. Agak di cek sama yang peduli. Tapi orangtua yang 481 gak peduli, kayak ada beberapa orang gitu, PR nya pun gak dikerjakan.

  482 Orangtuanya gak kontrol, anak kadang lama gak masuk pun gak ada nanya gitu. 483

  IR lebih banyak yang mana Bu? Orangtua yang cuek atau yang peduli? 484

  IE lebih banyak yang cuek. Kadang ada yang gak datang sampai 6 hari. Ibu tanya 485 katanya jaga adek disuruh mamak, ke ladang. Duh, kok jaga adek, kamu kan 486 masih sekolah bilang sama mamak, gitu saya bilang ke mereka. Ada yang kerja 487 udah. Masih kecil-kecil gitu, nyari kerang-kerang itu. Udah kerja, enak pegang duit, 488 gak sekolah. Terus ada juga daerah san ayang agak canggih, ibu tanya si anu kok 489 gak datang? Di warnet katanya, ada warnet juga rupanya. Ibu pun gak tahu kalo 490 ada. Ibu marahin juga. Berarti orangtuanya gak peduli kan? anaknya gak masuk-

  491 masuk 492

  IR masyarakat sini kalau kita kategorikan masih kurang ya Bu? 493

  IE iya, masih kurang. Banyak yang gak sekolah orang itu. Udah gitu anaknya pun, 494 anak ke sembilan, ke delapan. Udah gitu gak sekolah karena masih muda-muda.

  495

  IR tapi dengan adanya orangtua yang masih peduli berarti ada alasan orangtua 496 memasukkan anaknya ke sekolah. Kalau menurut Ibu kenapa ya Bu? 497

  IE kalau menurut ibu supaya gak momong mereka. Pikiran ibu ya gitu aja. Biar dia 498 gak jaga. Kan kalo sekolah ada guru yang jaga. Kan tanggungjawab guru di 499 sekolah sampai tengah hari. Kayaknya gitu aja. Banyakan kalau udah tamat SD 500 jarang nyambung.

  501

  IR kalau dari siswanya sendiri ada yang sampai bandel kali, buat rusuh di kelas? 502

  IE gak pala lah. Ada yang rusuh bisa kita atasi lah. Udah kita bilangin nanti dipanggil 503 orangtuanya.

  504

  IR anaknya memang mau belajar ya Bu? 505

  IE iya, mau mereka belajar.

  

WAWANCARA 2 RESPONDEN 1 (W2R1)

Tanggal : 06 Maret 2014 Tempat : rumah responden

No Iter/Itee Transkrip Wawancara Analisis Awal (Padatan Faktual)

  1 IR Apa hal-hal yang Ibu rasa mendukung karir Ibu sebagai guru di Paluh Merbau?

  2 IE Yang mendukung karir Ibu?

  3 IR Iya

  4 IE dari keluarga lah banyak menurut Ibu.

  Sumber dukungan

  5 IR dari keluarga bagaimana Bu? 6 keluarga maksudnya yaa, kasih semangat orang itu lah. Yang sabar lah, semua

  7 IE kejadian. Rajin-rajin aja Mak kesana, yang penting kan gak terlalu sakit kali. Kalau Sumber dukungan 8 biasa-biasa saja bisa tahan kan. Bertahan disana. Anak-anak inilah.

  9 IR sering kasih semangat ya?

  10 IE iya, kasih semangat juga.

  Sumber dukungan

  11 IR kalau teman-teman gimana Bu? 12 ada juga kalau kawan yang disini ya, orang Medan yang ngajar disana juga. Dia Sumber dukungan 13 bilang sabar ajalah kita. Kalau masih bisa kita tahan, ya tahan. Kalau

  IE 14 pemimpinannya kayak gini, gak bisa kita jalan ya apa boleh buat. Dia ajalah, kalo 15 yang lain orang sana mana ada kasih masukan. Orang mereka enak kan? Dekat.

  16 IR ada tekanan ya Bu dari kepala sekolah yang baru? 17 gitulah kayaknya. Eceknya kawan ini pun ngeluh kalo hujan kayak mana kita Bu?

  IE

  18 Biasa kan kami dapat dispensasi dari bapak itu kan? Saya bilang ke Ibu Ar itu kalo

  19 kita bilang aja ke kepala sekolah baru. Tapi belum ada hujan selama dia disini. Apa 20 komen dia pun gak tau kita. Tapi semalam ada kawan permisi dikasih kayaknya, 21 ada urusan keluarga. Oke sih baru dia, belum nampak. Dia cerita saya gini, 22 gampang minta tanda tangan sama saya. Kita balance lah katanya. Maksudnya 23 balance, jangan ada hhmm, patuhlah sama dia gitu. Dimana aja saya teken 24 keperluan ibu-ibu. Tapi kami dengar dari sekolah yang ditinggalkannya, karena gak 25 ditekennya lah orang itu berantam. Gak disertifikasinya. Kami pura-pura aja gak 26 tau. Mudah-mudahan lah kami bisa bertahan. Tapi udah nampak lah sifatnya 27 sedikitlah.

  28 IR beda dengan kepala sekolah sebelumnya?

  29 IE beda lah. Bapak itu laki-laki, gimana pun marahnya kan. Lebih royal dia. Masalah 30 dia karena uang itu ajanya. Kalau BOS pas-pas aja nya dikasih dia walaupun gak 31 ada kemajuan. Kalau yang ini nampak dia mau lebih unggul dari yang ditinggalkan.

  32 Maksudnya lebih unggul mau buat perubahan dia. Kantor mau diperbaiki, mau 33 masuk sofa baru itu. Aqua katanya mau datang dari rumahnya. Pake mobil kok dia, 34 tapi semalam naik kereta. Untung aja lah dia muslim.

  35 IR gak ada teman-teman sesama guru dari sekolah lain?

  36 IE oh ada juga. Kawan Ibu sekolah yang di luar ada juga. Karena kami asal rapat Hubungan interpersonal responden 37 jumpa, kalau pagi jumpa. Ngajak pindah ke tempat dia. Tapi sama aja lah juga.

  38 Daerah situ juga soalnya. Kan ada sekolah di Tanjung Rejo itu? Tapi kepala 39 sekolah dia baik.

  40 IR teman-teman Ibu itu tidak ada kasih komentar tentang sekolah atau masalah kerja

  41 Ibu di Paluh Merbau?

  42 IE orang itu gak ada kasih komentar lah, orang kita yang jalanin. Cuman kasih saran Hubungan interpersonal responden

  43 aja, kalau misal saya gak apa disana, pindah kesini aja katanya. Kalau gak tahan.

  44 IR ada gak hal lain yang Ibu rasa membantu Ibu tetap bertahan mengajar disana?

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Struktur Modal Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Pada Saham-Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2014)

0 0 9

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Saham-saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2008- 2014)

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahaya - Analisis Bahaya pada Pekerja Bagian Workshop PT. X Medan Tahun 2015

0 2 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Bahaya pada Pekerja Bagian Workshop PT. X Medan Tahun 2015

0 0 10

Analisis Bahaya pada Pekerja Bagian Workshop PT. X Medan Tahun 2015

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja 2.1.1 Definisi Kecelakaan Kerja - Penerapan Program Behavior Based Safety (BBS) Dan Kecelakaan Kerja Di PT Inalum Kuala Tanjung Tahun 2014

0 4 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Penerapan Program Behavior Based Safety (BBS) Dan Kecelakaan Kerja Di PT Inalum Kuala Tanjung Tahun 2014

2 14 8

1. Menguasai karakteristik peserta didik. - Implementasi Fuzzy Inferensi Dan Decision Tree untuk Optimasi Pengukuran Kinerja Guru Dalam Menentukan Kompensasi Merit Pay

0 0 30

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika yang hanya berdasarkan atas 2 nilai kebenaran yaitu TRUE (1) dan FALSE (0) kadang-kadang dirasakan kurang lengkap untuk menyatakan logika berpikir manusia. Sehingga dikembangkan logika yang tidak hanya bernil

0 1 18

Implementasi Fuzzy Inferensi Dan Decision Tree untuk Optimasi Pengukuran Kinerja Guru Dalam Menentukan Kompensasi Merit Pay

0 2 15