Tugas pak hamzah dalam proses

NAMA : ACHMAD YULIANTO
KELAS : TP IV B
NIM : 10531222015
MATA KULIAH : EVALUASI PENDIDIKAN

TUGAS MERANGKUM DAN MEMBUAT SOAL JAWAB MASING-MASING 3 PERTANYAAN TIAP BAB !

BAB 1 PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKAN
Evaluasi pendidikan menurut Bloom adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sajauh
mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa. Dua langkah yang dilalui sebelum mengambil sebuah
keputusan, itulah yang disebut pengadaan evaluasi, yakni pengukuran dan penilaian. Kita dapat
mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran. Disini mengukur adalah membandingkan
sesuatu dengan suatu ukuran (bersifat kuantitatif). Sedangkan menilai adalah mengambil keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruknya (penilaian bersifat kualitatif). Maka dari itu dapat di
simpulkan bahwa Evaluasi itu adalah kegiatan yang terdiri dari pengukuran dan penilaian.
B. TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN
Manfaat atau tujuan diadakannya evaluasi pendidikan adalah:
a.


Bagi siswa.

Dengan diadakannya evaluasi atau penilaian maka siswa dapat mengetahui apakah hasil
pekerjaannya memuaskan atau tidak.
b.

Bagi guru.

Ø Guru akan mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan dan mana yang tunda atau tinggal.
Ø Guru akan mengetahui apakah materi yang di ajarkan sudah tepat atau belum.
Ø Guru akan mengetahui apakah metode yang gunakan untuk mengajar sudah tepat atau belum.
c.

Bagi sekolahan.

Ø Sekolahan dapat mengetahui kondisi belajar yang ada di sekolahan sudah tepat atau belum.
Ø Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum sesuai tidaknya .

Ø Informasi penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman.
C. FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN

Fungsi evaluasi ada beberapa hal :
a.

Evaluasi berfungsi selektif.

Guru mempunyai cara untuk megadakan seleksi bagi calon siswa, untu memilih siswa naik
tidaknya ke tingkat lanjut, untuk memilih siwa yang seharusnya dapat beasiswa, untuk memilih siswa
yang berhak meninggalkan sekolah.
b.

Evaluasi berfungsi diagnostik.

Guru akan mengetahui kelemahan-kelemahan pada siswa dan tahu penyebabnya serta
mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
c.

Evaluasi berfungsi sebagai penempatan.
Guru dapat menmpatkan siswanya yang mempunyai kemampuan yang sama dan kelompok yang

sama.

d.

Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan.
Hal ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program.

BAB 2 PRINSIP-PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI
A. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Menurut Rubiyanto (2005:12) evaluasi memiliki beberapa prinsip, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip totalitas, keseluruhan, atau komprehensif
Evaluasi hasil belajar harus dilakukan untuk menggambarkan perkembangan atau perubahan
tingkah laku peserta didik secara menyeluruh. Artinya, evaluasi mempu mengungkapkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
2. Prinsip kesinambungan
Evaluasi yang baik dilakukan secara teratur, berkesinambungan dari waktu ke waktu, terencana
dan terjadwal. Evaluasi yang demikian akan menggambarkan perkembangan peserta didik dari waktu ke
waktu.

3. Prinsip Oblejtivitas
Evaluasi yang baik harus terlepas dari kepentingan subyek. Hasil evaluasi tersebut harus

menggambarkan kondisi peserta didik secara obyektif.
B. TEKNIK EVALUASI
Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Teknik Non tes
Maksudnya adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa
menguji peserta didik.
a. Skala Bertingkat
Yang dimaksud dengan skala bertingkat atau rating scala adalah tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan anak didik berdasarkan tingkat tinggi rendahnya penguasaan dan penghayatan
pembelajaran yang telah diberikan.
b. Daftar Cocok
Maksudnya adalah suatu tes yang berbentuk daftar pertanyaan yang akan dijawab dengan
membubuhkan tad cocok (x) pada kolom yang telah disediakan.
c. Wawancara
Maksudnya adalah semua proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadaphadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar dengan telinganya sendiri
suaranya.
2. Teknik Tes
Teknik tes adalah satu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
merangkai tugas yang harus dikerjakan oleh anak didik atau sekelompok anak sehingga menghasilkan
suatu nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Dan terdiri dari :

a.

Tes Subjektif

Tes ini sering pula diartikan sebagai tes essay yaitu tes hasil belajar yang terdiri dari suatu
pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang bersifat uraian dan atau penjelasan.
b.

Tes Objektif

Maksudnya adalah adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal
ini memang dimaksudkan untuk mengatsi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essay. Dalam
penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari pada tes essay.

BAB 3 KLASIFIKASI TUJUAN INSTRUKSIONAL
A. JENIS-JENIS TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan menurut Langeveld terdapat beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1.Tujuan Umum
Tujuan umum berarti tujuan total atau tujuan yang lengkap yaitutujuan yang pada akhirnya akan
dicapai oleh pendidik terhadapanak didik yaitu terwujudnya kedewasaan jasmani dan rohani.(Barnadib,

1989)
2.Tujuan Khusus
Tujuan ini merupakan pengkhususan dari pada tujuan umum,karena untuk menuju kepada
tujuan umum itu perlu adanya pengkhususan tujuan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi
tertentu
3.Tujuan Insidental/Seketika
Tujuan ini disebut tujuan seketika/insidental karena tujuan ini timbul secara kebetulan, secara
mendadak dan hanya bersifatsesaat. Tujuan seketika ini meskipun hanya sesaat dapat memberikan andil
dalam pencapaian tujuan selanjutnya, karena melalui tujuan-tujuan seperti ini dapat memberikan
pengetahuan dan pengalaman langsung yang erat hubungannya dengan kehidupannya nanti dimasa
yang akan datang.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL
Ada dua macam tujuan instruksional, yaitu:
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU), yang menggariskan hasil-hasil bidang studi yang harus dicapai oleh
peserta didik.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK), yang merupakan penjabaran TIU yang menyangkut satu pokok
bahasan atau topik pelajaran tertentu sebagai tujuan pengajaran yang kongkrit dan spesifik, yang
dianggap cukup berharga, wajar dan pantas yang dapat direalisasikan dan bertahan lama demi
tercapainya tujuan instruksional umum. TIK dapat dibedakan menjadi dua aspek yakni: aspek jenis
perilaku yang dituntut oleh peserta didik dan aspek isi yakni aspek terhadap hal yang harus dilakukan.

C. MERUMUSKAN TUJUAN INTRUKSIONAL
Dalam merumuskan tujuan instruksional ada beberapa syarat yang harus diperhatikan:
1. Harus berpusat pada perubahan tingkah laku peserta didik,
2. Harus berisikan tingkah laku operasional,
3. Harus berisikan makna dari pokok bahasan yang diajarkan pada saat itu.

BAB 5 PENGUKURAN RANAH KOGNITIF , AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK DALAM PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
A. PENGUKURAN RANAH KOGNITIF
Dalam hubungan dengan suatu pelajaran, ranah kognitif memegang peranan paling utama.
Aspek kognitif dibedakan atas 6 jenjang menurut taksonomi Bloom (1956) yang diurutkan secara hirarki
piramida :
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah aspek paling dasar dalam taksonomi Bloom. Sering kali disebut juga aspek
ingatan.
2. Pemahaman (Comperhension)
Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Siswa dituntun
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.
3. Penerapan (Aplication)

Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metodemetode, prinsip-prinsip serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Situasi dimana ide, metode dan
lain-lain yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak demikian, ,maka kemampuan yang diukur
bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata.
4. Analisis (Analysis)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau
keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentukannya.
5. Sintesis (Synthesis)
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan
menggabungkan berbagai faktor yang ada.
6. Penilaian (Evaluation)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut terus untuk dapat mengevaluasi situasi,
keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Yang penting dalam evaluasi ialah
menciptakan kondisinya sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar, atau
ukuran untuk mengevaluasi sesuatu.

B. PENGUKURAN RANAH AFEKTIF
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu :
1. Menerima (Receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena
atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, musik, baca buku, dan sebagainya). Dipandang dari segi

pengajaran, jenjang ini berhubungan dengan menimbulkan, mempertahankan, dan mengarahkan
perhatian siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang mulai dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada
sampai kepada minat khusus dari pihak siswa.
2. Menjawab (Respoding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya
menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil
belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela
membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan
atau kegembiraan)
3. Menilai (Valuing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau
tingkah laku tertentu.
4 Organisasi (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/
memecahkan konflik. Diantara nilai-nilai itu dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten
secara internal.
5. Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a value complex)
Pada jenjang ini individu memiliki system nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu
waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola hidup”. Jadi tingkah lakunya menetap,
konsisten, dan dapat diramalkan.

C. PENGUKURAN RANAH PSIKOMOTORIK
Ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerjaan otot sehingga menyebabkan geraknya
tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk dalam klasifikasi gerak disini mulai dari gerak yang paling
sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta komputer. Secara
mendasar perlu dibedakan antara 2 hal yaitu keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities)

BAB 6
A. LANGKAH PERENCANAAN
Langkah langkah dalam menyusun perencanaan :
1. Merumuskan Misi dan Tujuan.
2. Memahami Keadaan Saat ini.
3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.
4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.
B. LANGKAH PENGUMPULAN DATA
Metode/Langkah Pengumpulan Data :
1. Kuesioner : Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban
responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam
2. Observasi : Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau,
perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik
3. Wawancara : Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya,

baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan
dirangkum sendiri oleh peneliti.
4. Dokumen : Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi.
Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.