Bangunan Sabo yang Dimanfaatkan untuk Pe
Kolokium Hasil Litbang Sumber Daya Air 2014
BANGUNAN SABO YANG DIMANFAATKAN UNTUK PENGAMBILAN AIR
(Studi Kasus Gn. Kelud)
Dyah Ayu Puspitosari1), Ika Prinadiastari1)
1Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya Air
Sopalan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282
Email : [email protected]
ABTRAK
Bangunan sabo di Gn. Kelud yang dimanfaatkan untuk pengambilan air untuk irigasi ini sangat diperlukan guna mengairi
lahan pertanian. Tetapi bangunan sabo tipe ini sering terjadi permasalahan antara lain, tersumbatnya pintu pengambilan
akibat aliran sedimen berlebih dan pintu pembilas bendung tidak dapat dioperasikan secara penuh akibat sedimentasi di
depan pintu. Untuk mengurangi volume sedimen yang masuk ke saluran induk, fasilitas pengambilan air pada bangunan
sabo perlu dimodifikasi. Pengkajian dilakukan dengan cara pengumpulan data primer, data sekunder dan observasi
lapangan. Hasil analisis menunjukkan pengambilan air dari bangunan sabo dapat dilakukan antara lain dengan
menempatkan pintu pengambilan di hulu sayap bendung utama, pada tembok tepi, di hilir sub bendung, pada kolam olak
dan pada mercu bendung utama. Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pengambilan air yang paling efektif dengan
menempatkan pintu pengambilan pada tembok tepi dari bangunan sabo.
Kata Kunci: Bangunan sabo, aliran sedimen, irigasi, pintu pengambilan dan tembok tepi.
ABSTRACT
Sabodams that have utilized for irrigation water intake in Kelud volcano areais really needed to irrigate the farm lands. But
they frequently get problems, the water intake was blocked by excessive sediment material and the flush gate can not be
operated optimally caused by sedimentation in front of the gate. To reduce the sediment volume that flowing into main
channel, the water intake at sabodam needs to be modified. The study was done by collecting primary data, secondary data,
and field observation. The analysis shows that the location of intake gate in sabodam can be placed at the upstream of main
dam wings, side wall, the downstream of sub dam, apron, or the crest of main dam. The conclusion of the study is the
location of water intake gate in sabodam that most effectively is on side wall.
Keywords: Sabodam, debris flow, irrigation, intake gate and side wall.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gunungapi Kelud (+1.731 mDPAL) adalah salah satu dari 129 gunungapi aktif di Indonesia yang terletak di perbatasan
Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang. Gunungapi Kelud merupakan gunungapi tipe stratovolcano dan memiliki danau kawah
di puncaknya. Sejak abad ke-15, Gunungapi Kelud telah menelan banyak korban. Letusan Gunungapi Kelud yang tercatat
sebagai letusan besar terjadi pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007 dan 2014.
Pasca letusan gunungapi seperti yang terjadi, sering diikuti oleh fenomena aliran lahar terutama pada musim hujan. Aliran
lahar dan aliran debris sering menimbulkan korban jiwa, korban luka-luka, kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan
dan infrastruktur.
Untuk menanggulangi bencana akibat aliran lahar, sejak tahun tujuhpuluhan pemerintah telah menerapkan teknologi sabo
dengan membuat bangunan sabo a.l. kantong lahar, bendung penahan sedimen, bendung konsolidasi, tanggul pengaman
dan bendung pengendali dasar sungai dalam jumlah yang cukup banyak. Bangunan sabo, disamping fungsi utamanya untuk
mengendalikan aliran lahar dan aliran debris, sebagian dimanfaatkan pula sebagai pengambilan air untuk irigasi, air bersih
dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM).
Bangunan sabo yang juga dikenal dengan istilah bendung penahan sedimen (BPS) adalah bangunan pengendali sedimen
yang berfungsi untuk menampung dan mengendalikan aliran sedimen di sungai serta menahan endapan sedimen yang telah
mengendap di hulu bendung. Selain itu, BPS mengendalikan kecepatan aliran dan mengendalikan debit sedimen agar tidak
menimbulkan kerusakan sungai dan prasarana, kerugian harta benda dan korban jiwa akibat aliran sedimen berlebih seperti
aliran lahar dan aliran debris. (SNI 03-2851-1991 Rev. 2004).
Pusat Litbang Sumber Daya Air
1
BANGUNAN SABO YANG DIMANFAATKAN UNTUK PENGAMBILAN AIR
(Studi Kasus Gn. Kelud)
Dyah Ayu Puspitosari1), Ika Prinadiastari1)
1Balai Sabo, Pusat Litbang Sumber Daya Air
Sopalan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282
Email : [email protected]
ABTRAK
Bangunan sabo di Gn. Kelud yang dimanfaatkan untuk pengambilan air untuk irigasi ini sangat diperlukan guna mengairi
lahan pertanian. Tetapi bangunan sabo tipe ini sering terjadi permasalahan antara lain, tersumbatnya pintu pengambilan
akibat aliran sedimen berlebih dan pintu pembilas bendung tidak dapat dioperasikan secara penuh akibat sedimentasi di
depan pintu. Untuk mengurangi volume sedimen yang masuk ke saluran induk, fasilitas pengambilan air pada bangunan
sabo perlu dimodifikasi. Pengkajian dilakukan dengan cara pengumpulan data primer, data sekunder dan observasi
lapangan. Hasil analisis menunjukkan pengambilan air dari bangunan sabo dapat dilakukan antara lain dengan
menempatkan pintu pengambilan di hulu sayap bendung utama, pada tembok tepi, di hilir sub bendung, pada kolam olak
dan pada mercu bendung utama. Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pengambilan air yang paling efektif dengan
menempatkan pintu pengambilan pada tembok tepi dari bangunan sabo.
Kata Kunci: Bangunan sabo, aliran sedimen, irigasi, pintu pengambilan dan tembok tepi.
ABSTRACT
Sabodams that have utilized for irrigation water intake in Kelud volcano areais really needed to irrigate the farm lands. But
they frequently get problems, the water intake was blocked by excessive sediment material and the flush gate can not be
operated optimally caused by sedimentation in front of the gate. To reduce the sediment volume that flowing into main
channel, the water intake at sabodam needs to be modified. The study was done by collecting primary data, secondary data,
and field observation. The analysis shows that the location of intake gate in sabodam can be placed at the upstream of main
dam wings, side wall, the downstream of sub dam, apron, or the crest of main dam. The conclusion of the study is the
location of water intake gate in sabodam that most effectively is on side wall.
Keywords: Sabodam, debris flow, irrigation, intake gate and side wall.
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gunungapi Kelud (+1.731 mDPAL) adalah salah satu dari 129 gunungapi aktif di Indonesia yang terletak di perbatasan
Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang. Gunungapi Kelud merupakan gunungapi tipe stratovolcano dan memiliki danau kawah
di puncaknya. Sejak abad ke-15, Gunungapi Kelud telah menelan banyak korban. Letusan Gunungapi Kelud yang tercatat
sebagai letusan besar terjadi pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, 1990, 2007 dan 2014.
Pasca letusan gunungapi seperti yang terjadi, sering diikuti oleh fenomena aliran lahar terutama pada musim hujan. Aliran
lahar dan aliran debris sering menimbulkan korban jiwa, korban luka-luka, kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan
dan infrastruktur.
Untuk menanggulangi bencana akibat aliran lahar, sejak tahun tujuhpuluhan pemerintah telah menerapkan teknologi sabo
dengan membuat bangunan sabo a.l. kantong lahar, bendung penahan sedimen, bendung konsolidasi, tanggul pengaman
dan bendung pengendali dasar sungai dalam jumlah yang cukup banyak. Bangunan sabo, disamping fungsi utamanya untuk
mengendalikan aliran lahar dan aliran debris, sebagian dimanfaatkan pula sebagai pengambilan air untuk irigasi, air bersih
dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM).
Bangunan sabo yang juga dikenal dengan istilah bendung penahan sedimen (BPS) adalah bangunan pengendali sedimen
yang berfungsi untuk menampung dan mengendalikan aliran sedimen di sungai serta menahan endapan sedimen yang telah
mengendap di hulu bendung. Selain itu, BPS mengendalikan kecepatan aliran dan mengendalikan debit sedimen agar tidak
menimbulkan kerusakan sungai dan prasarana, kerugian harta benda dan korban jiwa akibat aliran sedimen berlebih seperti
aliran lahar dan aliran debris. (SNI 03-2851-1991 Rev. 2004).
Pusat Litbang Sumber Daya Air
1