Komunikasi Pemerintah Kota Bontang dalam

ABSTRAK
Valda Aulia Rosyida Wibowo (2015), Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang. Komunikasi Pemerintah Kota Bontang
dalam Destination Branding Wisata Budaya Kota Bontang
Dibimbing oleh Akhmad Muwafik Saleh dan Wayan Weda Asmara Dewi
Penelitian ini membahas tentang proses dan strategi komunikasi Pemerintah Kota
Bontang dalam memperkenalkan wisata budaya yang ada di Kota Bontang, sebagai
destination branding wisata budaya Kota Bontang kepada masyarakat Kota Bontang, serta
memberikan gambaran mengenai sejauh mana tahapan yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bontang untuk membangun sebuah destination branding bagi wisata
budaya Kota Bontang yang merupakan sebuah inovasi dari pembangunan perkotaan
berbasis identitas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bontang sebenarnya sudah melakukan proses komunikasi
dan penerapan strategi yang baik dalam melakukan destination branding wisata budaya
Kota Bontang. Hal ini terbukti dengan sudah dilakukannya lima tahapan dalam
membangun destination branding termasuk diterapkannya tagline “Wonderful Bontang”
sebagai brand bagi destinasi wisata di Kota Bontang. Namun, masih diperlukan upaya
pengembangan dan perbaikan agar brand tersebut dapat benar-benar diterapkan oleh
Pemerintah Kota Bontang.
Kata Kunci: Komunikasi Pemerintah, Strategi komunikasi, Destination Branding

ABSTRACT
Valda Aulia Rosyida Wibowo (2015), Department of Communication Science, Faculty of
Social and Political Science of Brawijaya University, Malang. Government
Communication In Bontang City Of Destination Branding Of Cultural Tourism In
Bontang City
Supervised by Akhmad Muwafik Saleh and Wayan Weda Asmara Dewi
This research talk about the process and the communications strategy of the
government of Bontang City in introducing cultural tourism in Bontang as a destination
branding of cultural tourism in Bontang to the people of Bontang City. It is also about the
extent to which the phase that has been done by a government of Bontang to build a
destination branding for cultural tourism in Bontang which is an innovation of urban
development identity based. The research was done by using the qualitative study
descriptive method. The result obtained was that the government Bontang City going
through the Dinas Kebudayaan dan Pariwisata of Bontang actually been conducting the
process of communication and the application of a good strategy in the conduct of
destination branding of cultural tourism in Bontang. It was proven by the government that
did the five steps in developing a destination branding including the implementation of the 1
tagline; “Wonderful Bontang” as a brand for cultural tourism in Bontang city. However, it
is necessary for the development and improvement of the brand in order to the brand can
really applied by the government of Bontang.

Keywords: Government communication, Communication strategy, Destination branding

budaya yang diadakan setiap tahun dan

PENDAHULUAN

dijadikan

Latar Belakang

ketertarikan peneliti pada Kota Bontang
yang memiliki image sebagai Kota terkaya
di Indonesia yang pendapatannya sebagian
besar diperoleh dari hasil industri ekstraktif
4 perusahaan besar di Kota Bontang yaitu,
PT. Pupuk Kaltim yaitu, perusahaan
produsen pupuk dan amoniak, Badak LNG
yaitu, perusahaan tambang gas alam cair,
Kaltim Nitrate Indonesia yaitu, perusahaan
penghasil amonium nitrate terbesar di

Indonesia dan yang terakhir adalah PT.
Mandiri

yaitu,

perusahaan

berdasarkan

wawancara

yang telah dilakukan peneliti sebelumnya
kepada Bapak Sunarto, SH., staf seksie
Pembinaan, Pengawasan Seni dan Budaya
di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Bontang, beliau mengatakan bahwa, Kota
Bontang yang terkenal dengan image kota
terkaya di Indonesia, saat ini belum
memiliki branding yang cukup kuat di
mata


khas

maupun

wisatawan,

daerah Kota Bontang.
Kota Bontang memiliki

berbagai

macam kebudayaan yang telah lama
mengakar dan turun temurun dalam tradisi
masyarakat

Bontang

dijadikan sebagai


yang

kemudian

objek wisata Kota

Bontang yang rutin dirayakan setiap
tahunnya, diantaranya adalah Erau Pelas
Benua Guntung, Bontang City Carnival,
serta Pesta Laut Bontang Kuala.
Pemerintah Kota Bontang kemudian
menyikapi

kondisi

demikian

dengan

menerapkan strategi komunikasi untuk


tambang batu bara.
Namun,

ciri

identitas dari kesenian dan kebudayaan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

Indominco

sebagai

baik

lokal

maupun


nasional. Padahal, selain terkenal dengan
image Kota terkaya di Indonesia, Kota

Bontang juga memiliki event-event wisata

memperkenalkan pariwisata Kota Bontang,
khususnya wisata budaya yang ada di Kota
Bontang sebagai destinasi wisata kepada
masyarakat Kota Bontang khususnya dan
masyarakat

luas

pada

umumnya.

Komunikasi dan pembangunan merupakan
dua hal yang saling berhubungan sangat
erat (Sitompul, 2002, h.1). Salah satu hal

yang tidak bisa dihindari dari komunikasi
adalah adanya keterbukaan informasi dan
kemajuan

teknologi

yang

mendukung

masuknya sebuah inovasi dalam kehidupan
masyarakat (Prastyanti, 2013, h.59).
2

Komunikasi juga merupakan suatu

ini tujuan negara tersebut diwujudkan

kemampuan pemerintah dalam mencapai


dengan menerapkan pelaksanaan otonomi

tujuan negara dan pemerintahan, oleh

daerah dalam pembangunan daerah dengan

karena itu, pemerintah diharapkan mampu

membentuk sebuah brand destinasi wisata

untuk mengajak masyarakat bekerjasama

budaya bagi Kota Bontang.

di

dalamnya

mencakup


merencanakan,

aktivitas;

mengendalikan

dan

kemampuan mengontrol atau evaluasi
(Hasan, 2010, h.47). Pada penelitian ini
penerapan komunikasi pembangunan lebih
difokuskan

pada

komunikasi

bahasan

mengenai


pemerintah,

dimana

Pemerintah bertindak sebagai inovator
dalam

melakukan

pembangunan.

komunikasi

Pembangunan

yang

dimaksud dalam penelitian ini bukan
berbentuk

fisik

seperti

pembangunan

infrastruktur Kota, pembangunan jalan,
sarana transportasi dan lain sebagainya.
Namun, pembangunan dilakukan dengan
cara membangun sebuah Kota berdasarkan
identitas dan karakteristik yang dimiliki
oleh

Kota

tersebut

melalui

strategi

branding tempat.

h.95),

globalisasi

zaman

menyebabkan

dan

era

timbulnya

persaingan antar-kota di dunia, semua kota
berlomba untuk mengembangkan potensi
dan karakteristiknya agar memiliki daya
saing dan daya tarik yang tinggi, oleh
karena itu untuk dapat meningkatkan daya
saingnya, setiap kota dituntut memiliki
identitas dan citra yang kuat (Astuti, 2014).
Destination

yang

branding

menurut

Kavaratzis (2011) merupakan salah satu
trend

dari

place

branding

dengan

menjadikan suatu kota sebagai destinasi
atau kota tujuan wisata dari masyarakat
lokal maupun nasional, memungkinkan
sebuah kota untuk mengelola potensi
pariwisata yang dimiliki daerahnya sebagai
identitas dan karakteristik yang unik bagi
kota tersebut. Destination branding juga

Sebagaimana yang dikatakan Hasan
(2010,

Perkembangan

bahwa

Komunikasi

sekaligus

dapat

dijadikan

penunjang

pendapatan

Pemerintahan merupakan suatu bentuk

daerah/kota

apabila

penyampaian ide, program dan gagasan

dikelola dengan baik oleh Pemerintah

Pemerintah

daerah setempat.

kepada

masyarakat

dalam

bagi

sebagai

potensi

suatu
tersebut

rangka mencapai tujuan negara. Dalam hal
3

Adapun beberapa penelitian yang
membahas mengenai penerapan proses dan
strategi komunikasi dalam membangun
sebuah brand, diantaranya adalah Strategi
Komunikasi City Brand: Studi Deskriptif
Kualitatif tentang Strategi Komunikasi
Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam
Mengkomunikasikan Brand ‘Purworejo Go
Agriculture
2014),

Vision’

Persepsi

terhadap
(Riyanto,

Pesta

(Lestari

&Amal,

Masyarakat

Bontang

Laut

2014),

Bontang

Branding

Kuala
as

a

Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana proses dan strategi
komunikasi Pemerintah Kota Bontang
dalam memperkenalkan wisata budaya
yang ada di

Kota Bontang sebagai

destination branding wisata budaya Kota

Bontang, serta sejauh mana tahapan yang
telah dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bontang dalam membangun destination
branding

wisata

budaya

bagi

Kota

Bontang.

communications strategy: A framework for
desired brand identity (Robichaud, 2011)

dan yang terakhir adalah Destination
Branding

and

First

Impressions:

An

Analysis of Grenada’s Tourism Promotion
(Bierzynski, 2011).

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendapatkan gambaran
tentang proses dan strategi komunikasi
Pemerintah

Kota

Bontang

dalam

Selanjutnya, penelitian ini bersifat

memperkenalkan wisata budaya yang ada

sebagai pengembangan dalam penerapan

di Kota Bontang, sebagai destination

proses maupun strategi komunikasi yang

branding

dilakukan oleh Pemerintah Kota Bontang

kepada masyarakat, serta memberikan

dalam memperkenalkan identitas Kota

gambaran mengenai sejauh mana tahapan

Bontang sebagai Kota wisata budaya

yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota

hingga membentuk brand destinasi wisata

Bontang

budaya Kota Bontang dan melakukan

destination branding bagi wisata budaya

penguatan pada brand tersebut hingga

Kota Bontang.

wisata budaya Kota Bontang

untuk

membangun

sebuah

tahap evaluasi.

4

penelitian ini dilakukan dengan teknik

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode

triangulasi sumber.

dengan pendekatan penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian deskripif. Teknik
pemilihan informan pada penelitian ini
dilakukan dengan menerapkan sampel
nonprobabilitas yaitu, sampel yang dipilih

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kota Bontang dikenal dengan kota

pertimbangan-pertimbangan

industri dan jasa, dua sektor tersebut telah

tertentu dari peneliti (Kriyantono, 2010,

memberikan nilai pendapatan yang utama

h.154).

pada

bagi daerah ini. Namun, keberadaan sektor

cara

pariwisata juga tidak dapat diabaikan

menerapkan teknik purposive sampling,

begitu saja, hal ini dikarenakan Kota

yaitu orang-orang yang diseleksi atas dasar

Bontang

kriteria-kriteria

keunikan adat, tradisi dan kesenian yang

berdasarkan

Selanjutnya,

penelitian

ini

informan

didapat

tertentu

dengan

yang

dibuat

Teknik Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara mendalam (depth
dan

dokumentasi

untuk

memperkuat informasi serta data yang
diperlukan peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
Teknik

berbagai

macam

merupakan warisan budaya penduduk asli

peneliti berdasarkan tujuan penelitian.

interview)

memiliki

maupun pendatang di Kota Bontang yang
dapat dinikmati dalam bentuk sajian
pementasan. Kesenian dan budaya Kota
Bontang

ini

juga

memiliki

keanekaragaman dan kebersamaan dari
semua etnis yang ada untuk bersama-sama
mewujudkan pembangunan Kota menuju

analisis

data

dilakukan

dengan cara menerapkan model interaktif

Bontang lebih maju, berbudi luhur menuju
masyarakat adil dan sejahtera.

Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga

Oleh karena itu, Pemerintah Kota

alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian

Bontang melalui Dinas Kebudayaan dan

data, menarik kesimpulan dan verifikasi

Pariwisata

data

berusaha

(Pawito,

pemeriksaan

2007,

h.104).

Lalu,

keabsahan

data

dalam

Kota
untuk

Bontang

kemudian

menghimpun

potensi

wisata hingga event seni budaya yang
dimiliki

oleh

Kota

Bontang

untuk
5

dijadikan sebuah destinasi wisata bagi

memadai di Kota Bontang, namun masih

Kota Bontang. Dinas Kebudayaan dan

terdapat kekurangan pada akses jalan raya

Pariwisata Kota Bontang memiliki peran

dari luar Kota menuju Kota Bontang

yang

dikarenakan masih banyaknya jalan yang

sangat

besar

dalam

hal

memperkenalkan

sekaligus

mempromosikan

potensi-potensi

menyediakan sarana terminal angkutan

pariwisata, khususnya wisata budaya yang

Kota dan juga angkutan darat serta

dimiliki oleh Kota Bontang. Menurut

pelabuhan.

rusak.

penelitian yang telah dilakukan oleh

Lalu,

Kota

Pemerintah

Kota

Bontang

juga

Bontang

juga

peneliti, selain memiliki wewenang dan

memiliki kerjasama dengan PT Badak

juga kekuasaan dalam penyampaian ide

NGL untuk

maupun program, Dinas Kebudayaan dan

udara yaitu melalui bandara PT.Badak

Pariwisata juga memiliki sumber dana atau

NGL.

anggaran yang dapat digunakan untuk

transportasi

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang

sepenuhnya milik Pemerintah sehingga

berkaitan

kepariwisataan.

terdapat keterbatasan penjualan tiket dan

Khususnya, dalam hal ini adalah event-

juga harga tiket pesawat yang lumayan

event wisata budaya Kota Bontang yang

mahal, sehingga transportasi lewat jalur

menjadi andalan dan sudah terdaftar dalam

udara dianggap kurang terjangkau. Selain

kalender kerja tahunan Dinas Kebudayaan

itu, Kota Bontang juga

dan Pariwisata Kota Bontang yaitu, Erau

kerjasama dengan sembilan perusahan

Pelas Benua Guntung, Bontang City

travel yang beroperasi di Kota Bontang

Carnival dan Pesta Laut Bontang Kuala.

sebagai penunjang kegiatan pariwisata di

dengan

Kota Bontang juga menyediakan

memfasilitasi

Namun,

transportasi

dikarenakan

udara

tersebut

fasilitas
bukan

mengadakan

Kota Bontang

sarana dan prasarana penunjang destinasi

Selanjutnya,

pelaksanaan

event

wisata di Kota Bontang yaitu diantaranya

wisata

terdapat hotel yang berjumlah 21 buah dan

dikoordinatori oleh Bapak Heriansyah,

tersebar di beberapa kelurahan di Kota

SE.,

Bontang. Selanjutnya, Pemerintah juga

kebudayaan dan merupakan pimpinan

menyediakan

program kerja (Pimpro) event wisata

akses

jalan

raya

yang

budaya

di

yang merupakan

Kota

kepala

Bontang

bidang

6

budaya Kota Bontang yaitu, Erau Pelas

yang

Benua Guntung, Bontang City Carnival

masyarakat Kota Bontang.

akan

diselenggarakan

kepada

dan Pesta Laut Bontang Kuala selama 3

Media yang digunakan ada 3 bentuk,

tahun berturut-turut, yaitu dimulai pada

yaitu yang secara langsung (lisan) dan ada

tahun 2012, 2013 dan 2014. Sedangkan,

juga menggunakan media cetak, elektronik

pada tahun sebelumnya penanggungjawab

dan juga penyelenggaraan event budaya,

tersebut dilakukan oleh kepala

event

bidang

yang

menjabat

Berdasarkan

wawancara

sebelumnya.
yang

telah

diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Langsung (lisan)
Penyampaian

pesan

oleh

Dinas

dilakukan peneliti, sebelum pelaksanaan

Kebudayaan

event wisata budaya dimulai, Pak Heri

Bontang secara langsung (lisan) kepada

terlebih

rapat

masyarakat

dilakukan

koordinasi dengan rekan kerjanya di Dinas

melakukan

rapat

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bontang

Penyampaian

pesan

untuk menentukan pedoman pelaksanaan

Kebudayaan

event

dahulu

beserta

dibutuhkan.

mengadakan

perkiraan

Setelah

itu

dan

dan

Pariwisata

pada

Kota

saat

koordinasi.
oleh

Pariwisata

Dinas
Kota

dana

yang

Bontang secara langsung (lisan) kepada

Pak

Heri

masyarakat

dilakukan

pada

saat

melakukan koordinasi dengan pihak terkait

melakukan rapat koordinasi penentuan

penyelenggaraan event wisata budaya,

anggaran dan persiapan event wisata

diantaranya adalah lembaga adat di Kota

budaya (Erau Pelas Benua, Bontang

Bontang, sanggar tari dan juga Ikatan Putra

City Carnival dan Pesta Laut Bontang

Putri Pariwisata Kota Bontang, yang

Kuala) dengan satuan kerja perangkat

merupakan partner Dinas Kebudayaan dan

daerah (SKPD). Kegiatan komunikasi

Pariwisata

tatap

Kota

Bontang

dalam

muka

selanjutnya

adalah

memperkenalkan destinasi wisata budaya

mengadakan rapat koordinasi terkait

di Kota Bontang.

pembentukan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota

Bontang

selanjutnya

juga

rapat

panitia

penyelenggara,

koordinasi

terkait

penyelenggaraan event wisata budaya

menggunakan berbagai macam media yang

(Erau

digunakan dalam mempromosikan event

Carnival

Pelas

Benua,

Bontang

City

dan Pesta Laut Bontang
7

Kuala) dengan masyarakat dan lembaga

membuat baliho, pamphlet, poster dan

adat. Hingga melakukan pengawasan

leaflet.

dan pemantauan pada saat event wisata

3) Media elektronik

budaya (Erau Pelas Benua, Bontang

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

City Carnival dan Pesta Laut Bontang

Bontang juga menyampaikan pesan

Kuala) berlangsung

melalui beberapa media elektronik,

2) Media cetak

dengan menjalin kerjasama dengan

Pesan yang disampaikan melalui media

televisi lokal (PKTv dan LNGTv) di

cetak terdiri dari berbagai macam jenis

Kota

yaitu; Kalender kerja tahunan Dinas

pelaksanaan rangkaian event wisata

Kebudayaan

budaya Kota Bontang. Selain itu Dinas

dan

Pariwisata

Kota

Bontang

untuk

meliput

Bontang, untuk melaksanakan 3 event

Kebudayaan

wisata budaya yang ada di Kota

Bontang juga melakukan kerjasama

Bontang (Erau Pelas Benua, Bontang

dengan radio lokal di Kota Bontang

City Carnival dan Pesta Laut Bontang

untuk memberikan woro-woro kepada

Kuala) sebagai program kerja Dinas

masyarakat mengenai event yang akan

Kebudayaan

diselenggarakan.

dan

Pariwisata

Kota

dan

Pariwisata

Dinas

Kota

Kebudayaan

Bontang. Menggunakan surat edaran

dan Pariwisata Kota Bontang juga

resmi sebagai undangan kepada instansi

membuat buku panduan Pariwisata Kota

terkait dan lembaga adat Kota Bontang

Bontang dan juga CD yang berisikan

untuk menghadiri pelaksanaan event

kesenian adat budaya dan tradisi Kota

wisata budaya Kota Bontang, juklak

Bontang yang biasanya mereka bagikan

pelaksanaan

yang

pada saat event berlangsung kepada

rapat

masyarakat

disosialisasikan
koordinasi

lomba
pada
dengan

saat

panitia

penyelenggara event wisata budaya,

atau

wisatawan

yang

datang.
4) Melalui event budaya

bekerjasama dengan koran lokal untuk

Event budaya yang diselenggarakan

mempromosikan wisata budaya Kota

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Bontang, menerbitkan Buku Panduan

Kota

Pariwisata Kota Bontang, dan juga

merupakan media penyampaian pesan

Bontang

ini

sebenarnya

8

yang paling penting dan utama untuk

Sehingga, didapatkan target yang ingin

mempromosikan

dicapai yaitu

destinasi

wisata

Pemerintah Kota Bontang

budaya yang ada di Kota Bontang.

melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Karena melalui penyelenggaraan event

Kota

budaya, diharapkan bahwa hal tersebut

sekaligus innovator dalam pembangunan

dapat menjadi daya tarik wisata bagi

melakukan

masyarakat, Melalui event ini juga

menerapkan inovasi dalam pembangunan

masyarakat dapat melihat, menikmati

melalui

secara

destinasi wisata budaya di Kota Bontang.

langsung

bahkan

ikut

berpartisipasi dalam pelestarian adat,

Bontang

sebaai

komunikasi

destination

Hasil

komunikator

dengan

branding

akhir,

dampak

cara

pada

yang

kesenian maupun budaya warisan Kota

ditimbulkan

Bontang.

pemberdayaan masyarakat (empowerment)

adalah

munculnya

melalui partisipasi aktif masyarakat dalam
pelaksanaan event wisata budaya Kota

Pembahasan

Bontang, lalu meningkatnya perekonomian

Setelah mengetahui data yang ada

masyarakat melalui penjualan produk-

dilapangan, kemudian peneliti melakukan

produk

analisis

kesimpulan

dilaksanakan.

Pemerintah

budaya di Kota Bontang lebih dikenal oleh

merupakan salah satu fokus dari penerapan

masyarakat melalui penerapan beberapa

Komunikasi Pembangunan yang bertujuan

strategi

untuk

untuk

dengan berbagai media yang dilakukan

melalui

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata beserta

perubahan atau inovasi dalam rangka

agent of change. Media promosi tersebut

mencapai

Kemudian,

keseluruhan sudah cukup menarik namun,

peneliti mengaitkan dengan salah satu

masih terdapat kekurangan dalam beberapa

fokus

aspek

dan

bahwa,

memperoleh

Komunikasi

melakukan

memajukan

komunikasi

pembangunan

tujuan

dari

negara.

penerapan

Komunikasi

wisata

pada

Lalu,

komunikasi

seperti

saat

event

destinasi

wisata

melalui

kurangnya

isi

promosi

pesan

Pemasaran yaitu, destination branding

berlambang Bahasa pada beberapa media

yang

sehingga

bertujuan

untuk

memasarkan

destinasi wisata budaya di Kota Bontang.

pembaca

hanya

mengetahui

pesannya saja tetapi tidak mengetahui
9

makna yang disampaikan oleh pesan
tersebut. Lalu, juga terdapat kekurangan

Komunikasi
Pembangunan

Komunikasi
Pemasaran

Komunikasi
Pemerintah
(Komunikator)

Destination Branding
(Pesan)

karena keterbatasan jumlah dan jangkauan
media yang digunakan, sehingga tidak
seluruh

lapisan

masyarakat

di

Kota

Bontang khususnya dan juga masyarakat di
luar Kota Bontang pada umumnya bisa
menerima pesan yang disampaikan oleh
Pemerintah.
Adapun dampak positif terakhir yang
ditimbulkan dari penerapan proses dan

Target:
Melakukan
komunikasi untuk
memajukan
pembangunan
melalui perubahan
atau inovasi dalam
rangka mencapai
tujuan negara

Target:
Melakukan
komunikasi
dengan cara
menerapkan
inovasi dalam
pembangunan
melalui
destination
branding pada
destinasi wisata
budaya di Kota

Target:
Melakukan
pemasarkan produk
berupa barang, jasa
maupun sebuah
tempat atau Kota

juga strategi komunikasi Pemerintah Kota
Bontang

yaitu,

adalah

terwujudnya

destination branding wisata budaya Kota

Masyarakat
(Komunikan)

Bontang yang dimulai dari terciptanya dan
telah diterapkannya tagline “Wonderful
Bontang”

sebagai

bakal

dari

brand

destinasi wisata budaya Kota Bontang.

Penerapan strategi Komunikasi
Pemerintah Kota Bontang dengan
menggunakan media lisan, cetak,
elektronik, hingga penyelenggaraan
event wisata budaya
(Media)

Berdasarkan hasil analisis tersebut juga
diketahui 5 komponen penting dalam
proses

komunikasi

menurut

Harold

Lasswell yaitu, “Who, Says what, To
whom, In which channel, With what

effect”. Berikut hasil penelitian yang
peneliti rangkum ke dalam bagan yaitu:

Dampak:
Tercapainya tujuan negara
yaitu, sebagai berikut:
1.
Munculnya pemberdayaan
masyarakat (empowerment)
2.
Meningkatnya perekonomian
masyarakat
3.
Destinasi wisata budaya di
Kota Bontang lebih dikenal
oleh masyarakat
4.
Terwujudnya destination
branding wisata budaya Kota
Bontang
(Efek)

Bagan 1. Kesimpulan Hasil Analisis Komunikasi
Pemerintah Kota Bontang dalam Destination Branding Wisata
Budaya Kota Bontang
Sumber: Data diolah oleh Peneliti

10

Selanjutnya,

berdasarkan

hasil

Kota

Bontang

menganalisis

potensi

analisis yang telah dilakukan peneliti

tersebut untuk menciptakan produk sesuai

dengan

permintaan pasar yaitu dengan membuat 3

menggunakan

5

tahapan

pembentuk destination branding yaitu:
1. Market

investigation,

analysis

rangkaian event besar setiap tahunnya yaitu
and

Carnival dan Pesta Laut Bontang Kuala.

strategic recommendations

2. Brand identity
3. Brand

launch

Erau Pelas Benua Guntung, Bontang City

Serta menerapkan strategi komunikasi
and

introduction:

communicating the vision

sebagai

bentuk

investigation,

4. Brand implementation

dari

tahapan

analysis

and

market
strategic

recommendations.

5. Monitoring, evaluation and review

Tahapan kedua dilaksanakan dengan

Maka, dapat disimpulkan bahwa, Kota

cara

Bontang sebenarnya telah memiliki potensi

identitas yang dimiliki oleh Kota Bontang

untuk melakukan destination branding

kemudian menerapkan tagline “Wonderful

bagi kotanya, karena telah melakukan

Bontang” yang dipelopori oleh Ikatan

keseluruhan tahapan dalam membentuk

Putra Putri Pariwisata Kota Bontang

sebuah brand bagi destinasi wisata budaya

sebagai brand identity bagi destinasi wisata

di Kota Bontang. Hal ini terlihat dari

budaya di Kota Bontang. Selanjutnya tahap

identifikasi peluang yang dilakukan oleh

ke-tiga

Pemerintah

introduction: communicating the vision

Kota

Bontang

yaitu,

menentukan

yaitu,

karakteristik

brand

launch

atau

and

Pemerintah melihat bahwa Kota Bontang

dilakukan

memiliki beragam warisan budaya, adat

launching tagline “Wonderful Bontang”

dan kesenian nusantara yang berasal dari

yang

penduduknya.

perayaan malam puncak pemilihan Putra

Kemudian, Pemerintah melakukan
pemetaan

potensi

pasar

dengan

dengan

dilakukan

juga menjadi tujuan dari adanya inovasi

Bontang”.

Kota

Bontang

berbasis identitas. Setelah itu, Pemerintah

bersamaan

dengan

dan menggunakan media promosi untuk
mempromosikan

pembangunan

melakukan

Putri Pariwisata Kota Bontang tahun 2015

menentukan target yaitu, masyarakat yang

dalam

cara

Tahapan

tagline

ke-empat

“Wonderful
yaitu

brand

implementation dengan cara menerapkan
11

penggunaan tagline pada sosial media

Pemerintah Kota Bontang
(Komunikator)

melalui agent of change, yaitu Ikatan Putra
Putri

Pariwisata

Kota

Bontang

dan

melakukan kerjasama dengan berbagai
instansi terkait diantaranya mulai dari

Market
investigation,
analysis and
strategic
recommendati
ons

Brand
identity

Brand launch
and
introduction:
communicati
ng the vision

Brand
implementati
on

Monitoring,
evaluation and
review

1. Menerapkan
penggunaan
tagline pada
social media
melalui
agent of
change
(Ikatan
Putra Putri
Pariwisata
Kota
Bontang)
2. Melakukan
kerjasama
dengan
pihak-pihak
pendukung
terciptanya
destinasi
wisata
budaya Kota
Bontang

1. Pemantauan
penggunaan
tagline
Wonderful
Bontang
pada sosial
media
2. Melakukan
rapat
evaluasi
3. Melakukan
perbaikan
setiap
tahunnya

Pemerintah Kota Bontang, lembaga adat
Kota

Bontang,

Pariwisata

Kota

Ikatan

Putra

Bontang,

Putri

lembaga-

lembaga dari luar daerah, hotel, travel,
sarana transportasi, infomediaries, hingga
atraksi wisata yang dimiliki oleh Kota
Bontang untuk menarik minat wisatawan.
Tahapan terakhir yaitu, monitoring,
evaluation and review dilakukan dengan

1. Identifikasi
peluang
2. Pemetaan
potensi
pasar
3. Menganalisis
potensi
Kota
Bontang
yang dapat
dikembang
an untuk
menciptak
an produk
sesuai
permintaa
n pasar
4. Penyusunan
strategi
komunikasi

1. Menentukan
karakteristik
atau
identitas
yang dimiliki
Kota
Bontang
2. Membuat
sebuah
tagline yang
dapat
dikembangk
an menjadi
brand bagi
Kota
Bontang

1. Melakukan
launching
tagline
Wonderful
Bontang
2. Menggunakan
media promosi
untuk
mempromosik
an tagline
Wonderful
Bontang

cara melakukan pemantauan penggunaan
tagline “Wonderful Bontang pada sosial
media, melakukan rapat evaluasi tertutup

Destination Branding Wisata budaya Kota Bontang
(Pesan disampaikan melalui media promosi)

di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Bontang hingga melakukan perbaikan
setiap

tahunnya

terkait

dengan

Masyarakat
(Komunikan)

pembentukan destination branding wisata
budaya Kota Bontang untuk menjadi lebih
baik kedepannya. Berikut adalah bagan
yang menjelaskan proses tersebut:

Dampak:
Tercapainya tujuan negara
yaitu, sebagai berikut:
5.
Munculnya pemberdayaan
masyarakat (empowerment)
6.
Meningkatnya
perekonomian masyarakat
7.
Destinasi wisata budaya di
Kota Bontang lebih dikenal
oleh masyarakat
8.
Terwujudnya destination
branding wisata budaya
Kota Bontang
(Efek)

Bagan 2. Kesimpulan Hasil Analisis Lima Tahapan dalam
membangun Destination Branding Wisata Budaya Kota Bontang
Sumber: Data diolah oleh Peneliti

12

adanya

PENUTUP

pengembangan

masyarakat

dalam rangka pembangunan perkotaan

Kesimpulan

berbasis identitas yaitu, destination

Berdasarkan hasil penelitian yang

Namun,

branding.

masih

terdapat

telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti

hambatan dan kekurangan di beberapa

menarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

hal yaitu, sebagai berikut:

1. Terdapat

kaitan

antara

Komunikasi

a. Sistem database atau penyimpanan data

Pembangunan dan Komunikasi Pemasaran

untuk

yaitu, Komunikasi Pembangunan memiliki

dengan

pelaksanaan

fokus berupa Komunikasi Pemerintah yang

budaya

seperti

memiliki

memajukan

edaran resmi, alat promosi, dll, masih

pembangunan melalui perubahan atau

belum terorganisir dengan baik. Hal ini

inovasi dalam rangka mencapai tujuan

dibuktikan

dengan

negara, sementara Komunikasi Pemasaran

pendukung

yang

memiliki

peneliti dari Dinas Kebudayaan dan

target

fokus

untuk

berupa

Destination

Branding, yang memiliki target yaitu,

untuk

melakukan

sesuatu

yang terkait
event

dokumentasi,

wisata
surat

minimnya

data

didapatkan

oleh

Pariwisata Kota Bontang.

produk

b. Minimnya promosi yang dilakukan

berupa sebuah tempat, daerah atau kota.

untuk memperkenalkan wisata budaya

Sehingga, Komunikasi Pemerintah Kota

Kota Bontang. Hal ini dibuktikan

Bontang dalam destination branding dapat

dengan ruang lingkup promosi yang

diwujudkan

dengan

cara

menerapkan

masih sebatas di Kota Bontang saja dan

inovasi

pembangunan

melalui

adanya

berbasis

penggunaan alat promosi dikarenakan

identitas sebagai Kota wisata budaya dan

keterbatasan dana yang dimiliki oleh

kemudian membentuk sebuah brand untuk

Pemerintah Kota Bontang. Hal tersebut

memasarkan destinasi tersebut.

dikarenakan Pemerintah Kota Bontang

pembangunan

2. Komunikasi
Pemerintah

pemasaran

segala

Kota

yang
Kota

Bontang

dilakukan
Bontang

oleh
secara

keseluruhan telah berlangsung cukup

belum

keterbatasan

mendaftarkan

jumlah

event

dalam

wisata

budaya yang dimiliki Kota Bontang ke
dalam calender of event nasional.

baik, hal tersebut terbukti dengan
13

c. Konsep atau pengemasan acara dalam
salah satu rangkaian

3. Pemerintah Kota Bontang juga telah

wisata

melakukan

beberapa

budaya yang kurang menarik, yaitu

digunakan

untuk

pada event Pesta Laut Bontang Kuala

terciptanya destinasi wisata budaya di

yang terkesan monoton setiap tahunnya

Kota Bontang, yang dilakukan dengan

sehingga, masyarakat atau wisatawan

menerapkan strategi komunikasi secara

cenderung

tatap

kurang

event

antusias

untuk

berkunjung ke event tersebut.

muka

komunikasi

dan

melalui

to

strategi

media

tertentu

(mediated communication).

internasional

Pemberdayaan

kurang

face

juga

terjangkau oleh wisatawan nasional dan
karena

yang

mendukung

(face

communication)

d. Lokasi Kota Bontang yang kurang

strategi

masyarakat

maksimalnya fasilitas, sarana maupun

(empowerment) sebagai unsur penting

prasarana transportasi yang dimiliki

dalam

oleh Kota Bontang. Seperti

kondisi

dilakukan

jalan

banyak

penerapan strategi tersebut.

darat

yang

terdapat

pembangunan
dengan

juga
baik

sudah
melalui

kerusakan untuk menuju Kota Bontang

4. Kota Bontang telah menerapkan ke-lima

dan juga fasilitas transportasi udara

tahapan dalam menciptakan sebuah

yang masih bergantung pada PT. Badak

inovasi yaitu, membangun destination

NGL sehingga tiket yang dijual dibatasi

branding untuk membentuk sebuah

dan harganya cukup mahal.

brand bagi destinasi wisata budaya di

Namun, di luar dari kekurangan

Kota

Bontang,

diantaranya

yaitu,

tersebut, secara keseluruhan pesan yang

Market

disampaikan oleh Dinas Kebudayaan

strategic

dan Pariwisata Kota Bontang telah

identity,

diterima dan dipahami oleh masyarakat

introduction: communicating the vision,

dan

Brand

efek

yang

diharapkan

oleh

investigation,

analysis

recommendations,
Brand

launch

implementation

and
Brand
and

hingga

Pemerintah juga sesuai dengan dampak

Monitoring, evaluation and review.

yang ditimbulkan dari komunikasi dan

Namun,

juga tujuan

pengembangan lebih lanjut agar brand

yang telah ditetapkan

masih

diperlukan

sebelumnya.
14

tersebut dapat benar-benar diterapkan

satunya

oleh Pemerintah Kota Bontang.

tagline yang sudah dibuat oleh Putra

dengan

cara

menggunakan

Putri Pariwisata Kota Bontang sebagai
brand bagi destinasi wisata budaya

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan,

peneliti

diharapkan

dapat

Kota

Bontang

yaitu

“Wonderful

Bontang”.

memberikan masukan berupa saran-saran

3. Untuk menciptakan destinasi wisata

yang dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang baik, sebaiknya didukung oleh

yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu,

sarana dan prasarana yang baik, oleh

sebagai berikut:

karena itu peneliti juga berharap agar

1. Peneliti

berharap

Pemerintah

Kota

Pemerintah

dapat

meningkatkan

Bontang dapat menyegerakan untuk

pembangunan khususnya dalam bidang

mendaftarkan event wisata budaya Kota

infrastruktur jalan darat menuju Kota

Bontang (Erau Pelas Benua Guntung,

Bontang dan juga akses transportasi

Bontang City Carnival dan Pesta Laut

lainnya, agar wisatawan dapat dengan

Bontang Kuala) dalam calender of event

mudah untuk mencapai Kota Bontang

di pusat, agar kegiatan promosi dapat

dan menghadiri perhelatan event-event

dilakukan

dan

wisata budaya yang diselenggarakan

menggunakan media yang beragam

oleh Pemerintah Kota Bontang yaitu,

serta dana/anggaran untk mendukung

Erau Pelas Benua Guntung, Bontang

penyelenggaraan event wisata budaya

City Carnival dan Pesta Laut Bontang

bisa lebih lancar.

Kuala yang diselenggarakan berurutan

dengan

lebih

luas

2. Peneliti berharap melalui penelitian ini
Pemerintah

dapat

lebih

memahami

secara rutin setiap tahunnya di Kota
Bontang.

potensi pariwisata yang dimiliki oleh
Kota
budaya

Bontang,
dan

khususnya
juga

pengembangan
menciptakan

brand

wisata

melakukan

dengan

cara

bagi

destinasi

wisata budaya Kota Bontang, salah

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Arifin, Anwar. (2008). Ilmu komunikasi
suatu pengantar ringkas. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
15

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur
penelitian:
suatu
pendekatan
praktek. Jakarta: Renika Cipta.
Hasan, Erliana. (2010). Komunikasi
pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.
Iriantara, Yosal. (2003). Manajemen
strategis
public
relations.
Bandung: Ghalia Indonesia.
Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik
praktis riset komunikasi: disertai
contoh praktis riset media, public
relations, advertising, komunikasi
organisasi,
komunikasi
pemasaran. Jakarta: Kencana.
Kriyantono, Rachmat. (2010). Public
relations writing, teknik produksi
media public relations dan
publikasi
korporat.
Jakarta:
Kencana.
Makkaraka, M. Nasir. (2001). Bontang
dalam hikayat (sebuah studi
pendahuluan tentang pertumbuhan
dan
perkembangan
bontang
ditinjau dari segi adat dan
budaya). Bontang.
Maleong, Lexy J. (2005). Metodologi
penelitian komunikasi edisi revisi.
Bandung: Remaja Rosadakarya.
Maleong, Lexy J. (2007). Metodologi
penelitian kualitatif. Bandung:
Remaja Rosadakarya.
Morgan, Pritchard & Pride. (2004).
Destination branding: creating the
unique destination proposition.
London: Elsevier ButterworthHeinemann.
Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu komunikasi
suatu
pengantar.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
______________.
(2005).
Ilmu
komunikasi suatu pengantar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pawito. (2007). Penelitian komunikasi
kualitatif. Yogyakarta: Pelangi
Aksara Yogyakarta.

Pendit, Nyoman S. (1994). Ilmu pariwisata
sebuah
pengantar
perdana.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan
kualitatif untuk penelitian perilaku
manusia.
Jakarta:
Lembaga
Pengembangan
Sarana
Pengukuran
dan
Pendidikan
Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
Prayudi. (2012). Publik relations stratejik.
Yogyakarta: Komunikasi UPN
Press.
Rangkuti, Freddy. (2002). The power of
brands (teknik mengelola brand
equity dan strategi pengembangan
merek + analisis kasus dengan
spss). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Ridha, Rasyid. (2013). Panduan pariwisata
Kota Bontang. Bontang: Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Pemerintah Kota Bontang.
Rogers, Everett M. & Shoemaker, F.
Floyd. (1981). Memasyarakatkan
ide-ide baru. Usaha Nasional:
Surabaya.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan r&d.
Bandung: Alfabeta.
________. (2011). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan r&d.
Bandung: Alfabeta.
UNESCO.
(2009).
Panduan
dasar
pelaksanaan ekowisata. Jakarta:
UNESCO Office.
Yananda, M. Rahmat & Salamah, Ummi.
(2014).
Branding
tempat
(membangun kota, kabupaten, dan
provinsi
berbasis
identitas).
Jakarta Selatan: Makna Informasi.
Wahab,
Saleh.
(1992).
Pemasaran
pariwisata.
Jakarta:
Pradnya
Paramita.
16

Wibowo, B.S. (2012). Membangun warga
Kota Bontang berbudi luhur.
Bekasi:
Granada
Karya
Intelejensia.
Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar ilmu
pariwisata. Bandung: Angkasa.
Yuliastanti, Ana. (2008). Bekerja sebagai
desainer grafis. Jakarta: Erlangga.
Sumber Jurnal Nasional :
Amaliah, Rafika Putri. (2013). Destination
branding wisata belanja kabupaten
Sidoarjo (studi deskriptif kualitatif
pada sentra industri tas dan koper
atau intako tanggulangin dan
kampoeng batik jetis Sidoarjo).
Diakses 23 April 2015, dari:
https://www.academia.edu/54616
97/
DESTINATION_BRANDING_
WISATA_BELANJA_KABUPA
TEN_SIDOARJO_Studi_Deskript
if_Kualitatif_pada_Sentra_Industr
i_Tas_dan_Koper_atau_IntakoTa
nggulangin_dan_Kampoeng_Bati
k_Jetis_Sidoarjo_
Astuti, Nanda Ratna. (2014). Identifikasi
peran pusaka perkotaan dalam
pembentukan citra kota Surakarta.
Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota A SAPPK Vol.1, No.1, 146153.
Bokau, Irma N. (2013). Peranan
komunikasi pemerintahan dalam
meningkatkan pembangunan di
desa Boyong Atas (suatu studi
peranan Kepala Desa). Vol.2,
No.3.
Hidayati, Lina Nur. (2010). Komunikasi
organisasi
dan
manajemen
konflik. Diakses 23 April 2015,
dari:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/f
iles/
penelitian/Lina%20Nur%20%20H

idayati,%20SE,%20MM/Artikel%
20Komunikasi%20Organisasi_Jur
nal%20Ilmu%20Manajemen.pdf.
Lestari, Winda & Amal, Nora. (2014).
Strategi komunikasi city brand
(studi deskriptif kualitatif tentang
strategi komunikasi pemerintah
kabupaten
Purworejo
dalam
mengkomunikasikan
brand
‘Purworejo
go
agriculture
vision’). Diakses 24 April 2015,
dari:
http://jurnalkommas.com/docs/Wi
ndaFISIP.pdf.
Mustikawati, Lina. (2013). Strategi
branding kota Surakarta dalam
pengelolaan sebagai destinasi
wisata. Diakses 26 April 2015,
dari:
http://download.portalgaruda.org/
article.php?article=73258&val=46
87
Prastyanti, Shinta. (2013). Difusi inovasi
dalam konteks pemberdayaan
masyarakat. Jurnal Acta Diurna.
Vol.9 No.1. Diakses 15 Agustus
2015,
dari:
http://komunikasi.unsoed.ac.id/sit
es/default/files/Shinta%20Prastya
nti%20%20Difusi%20Inovasi%20dalam
%20Konteks%20Pemberdayaan%
20Masyarakat.pdf.
Sitompul, Mukti. (2002). Konsep-konsep
komunikasi Pembangunan. USU
Digital library. Diakses 15
Agustus
2015,
dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/3778/1/komunikasi
-mukti.pdf.
Situmorang, Syafrizal Helmi. (2008).
Destination brand: membangun
keunggulan bersaing daerah.
Wahana
Hijau:
Jurnal
17

Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Vol.4, No.2.

Sumber Jurnal Internasional :
Bierzynski, Alyssa. (2011). Destination
branding and first impressions: an
analysis of Grenada’s tourism
promotion. Washington, D.C.
Blain, Carmen., Levy., & Ritchie, J.R.
Brent.
(2005).
Destination
branding: insights and practices
from destination management
organizations. Journal of Travel
Research. Vol.43, 328-338.
Kavaratzis, Mihalis. (2011). Branding the
city
through
culture
and
entertainment. Journal of Place
Branding.
University
of
Groningen.
Kavaratzis, Mihalis & Asworth. (2005).
City branding: an effective
assertion of identity or a transitory
marketing trick?. Journal of Place
Branding and Public Diplomacy.
Vol.96, No.5.
Robichaud, Francois. (2011). Branding as
a communications strategy: a
framework for desired brand
identity. Journal of Brand
Management. Vol.19, No.8, 712734.

http://disbudpar.kaltimprov.go.id/
beritamenu-713.html.
Fahmi. (2013). 7 provinsi terkaya dan 7
provinsi termiskin di Indonesia.
Diakses 20 Februari 2015, dari:
http://pusatfaktaunik.
blogspot.com/2013/06/7-provinsiterkaya-dan-7-provinsi.html.
Biara, I Dewa P.A. (2011). Definisi
wisatawan. Diakses 23 April
2015,
dari:
http://ilmukepariwisataan.blogspo
t.com/2011/09/definisiwisatawan.html.

Sumber Internet :
Dinas PU. (2000). Profil Kota Bontang.
Diakses 10 Juni 2015, dari:
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/pr
ofil/timur/kaltim/bontang.pdf
DISBUDPAR. (2015). Event budaya Kota
Bontang. Diakses 10 Juni 2015,
dari:
http://disbudpar.kaltimprov.go.id/
beritamenu-713.html.
DISBUDPAR KALTIM. Event budaya
Bontang. Diakses 12 Juni 2015,
dari:
18

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Kesesuaian konsep islam dalam praktik kerjasama bagi hasil petani desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Jawa Timur

0 86 111