PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Pe (51)
D A R I R E DA K S I
Percik Agustus 2006
S U A R A A N DA
Hadits CLTS KARIKATUR:RUDI KOSASIH
P ERCIKARTU N
Pada tanggal 16-20 Mei 2006 ada pelatihan CLTS yang melibatkan tiga kabupaten di Pulau Lombok (Lotim, Loteng & Lobar). Masing-masing kabu- paten ada tiga desa yang akan menjadi tempat uji coba lapangan.
Khusus untuk Kab. Lombok Timur, pelatihan CLTS dilaksanakan pada 16-
18 Mei 2006, bertempat Hotel Meliwis, Jl. Labuhan Haji - Lombok Timur. Pada saat RTL di kelas (hari terakhir tanggal
18 Mei 2006), hadir beberapa orang dari tiga desa lokasi uji coba, yaitu Desa
larut malam. (Saat ini hampir selama 24 Sikur, Kerongkong, dan Teros.
Ada hal yang cukup menarik juga
dari salah seorang peserta perempuan
jam).
2. Bau tak sedap tercium dari salah vasi oleh salah seorang peserta dari
Peserta sangat terkesima/termoti-
dari Desa Teros yaitu Ibu Murni (Kader
satu atau kedua tempat tersebut. Desa Sikur yaitu Ustadz Mohamad
Posyandu sekaligus berperan sebagai
koordinator kesehatan masyarakat/pro-
Saleh (Kadus Segire/Binong) yang
Sehubungan dengan hal itu, kami menyampaikan hadits riwayat Muslim
mosi kesehatan TKM Desa Taros). Dia
mohon kiranya Kelompok Kerja Air dan Abu Daud, yang terkait dengan
memberikan informasi bahwa dirinya
Minum dan Penyehatan Lingkungan CLTS, yaitu sangat dilaknat jika ham-
cukup terpicu untuk segera membuat
(Pokja AMPL) dapat memeriksa standar bah Allah membuang hajat/kotoran
jamban walaupun harus dengan meng-
kelayakan dari pabrik/pengolahan karet dijalan dan di tempat manusia berte-
gali sendiri, tanpa menunggu bantuan
dan peternakan babi tersebut, apakah duh.
suami, karena dia memiliki prinsip
sudah sesuai dengan aturan yang Adapun arti dari hadits tersebut
bahwa jika mau memotivasi orang lain,
berlaku baik dari sisi standar kebisingan yaitu:
harus dimulai dari sendiri dan harus
bisa menjadi contoh bukan hanya bisa
dan bau yang dapat diterima oleh
1. "Takutlah akan dua hal yang men-
manusia, maupun dari sisi dampak datangkan laknat", Para sahabat
sekedar pemberi contoh bagi orang lain.
lingkungan (AMDAL). Kami khawatir bertanya :
kejadian ini akan berdampak kepada "Apakah dua hal yang mendatang-
Sugito,
kesehatan masyarakat khususnya kelu- kan laknat itu, wahai Rasullullah?
Lombok Timur
arga kami baik dalam jangka pendek Bersabdalah Rasullullah SAW :
maupun panjang. "Ialah yang buang hajat/kotoran
Suara Bising dan
Sebelumnya warga telah menyampai- di jalan tempat lewat manusia
kan permasalahan ini kepada pejabat atau buang hajat/kotoran ditem-
Bau Tak Sedap
lingkungan (RT/RW) tetapi sampai saat pat manusia berteduh"
ini tidak ada tindak lanjutnya. Besar ha- (Hadits riwayat Muslim dan Abu
Saya mewakili warga di Vila Dago
rapan kami Pokja AMPL dapat membantu Daud)
Tol, Kelurahan Serua, Kecamatan Cipu-
tat, Kabupaten Tangerang, Banten ber-
kami mencarikan jalan keluar.
sama ini menyampaikan bahwa di tem-
2. "Barang siapa yang buang air
pat kami, tepatnya di depan blok rumah
A. Cholid, SIP
(021) 74701362 dak terbuka"
hendaknya ditutup/dihalangi, ti-
kami yang hanya dibatasi oleh aliran su-
ngai yang membatasi Kecamatan Ci-
(Hadits riwayat Abu Daud)
putat dan Serpong, terdapat pabrik
Terima kasih atas perhatiannya.
pengolahan karet dan peternakan babi.
Surat Anda akan kami lanjutkan ke
pihak-pihak yang terkait langsung mudharatan terhadap dirimu dan
3. "Janganlah kamu melakukan ke-
Keberadaan itu memunculkan ma-
dengan wilayah di mana Anda berada orang lain"
salah yaitu:
yakni Bapedalda Kab. Tangerang. (Hadits riwayat Ibnu Majah dan
1. Suara bising dari mesin pengolah
Semoga permasalahan ini segera tun- Ad-Daruqutni)
karet dan mesin air untuk pengolahan
karet yang berlangsung dari pagi hingga
tas. (Redaksi).
2 Percik Agustus 2006
L A P O R A N U TA M A
Gara-gara sampah, Bandung jadi kota terkotor di Indonesia. Beberapa langkah telah diupayakan untuk mengatasinya. Mampukah ini bisa bertahan lama? Strategi apa untuk penanganan ke depan?
A seolah menyentakkan kita untuk melihat masalah per- meter kubik. Sejak Leuwigajah ditutup, sampah-sam-
ndai tidak ada tragedi Leuwigajah, 21 Februari
Tanggap Darurat
2005, mungkin perhatian kita terhadap per- Berdasarkan prediksi, setiap hari warga Bandung soalan sampah tetap saja minim. Kejadian itu
dan sekitarnya menghasilkan sampah sebanyak 7.500
sampahan ini secara lebih serius. Ternyata kita tak pah itu untuk sementara dibuang ke TPA Jelekong, memiliki sarana pendukung baik fisik maupun non fisik
Cicabe, dan Pasir Impun yang difungsikan sebagai TPA (peraturan) yang komprehensif untuk mengatasi
darurat. Ini mau tidak mau harus dilakukan karena masalah persampahan baik di tingkat lokal maupun
dalam kondisi seperti itu, Kota Bandung harus menjadi nasional.
tuan rumah peringatan Hari Ulang Tahun Konferensi Tragedi sampah terbesar di Indonesia itu telah terja-
Asia Afrika ke-50.
di. Sebanyak 146 jiwa melayang sia-sia. Tak hanya itu, Pengoperasian kembali TPA lama ini tidak mudah. tragedi itu menyisakan persoalan baru khususnya bagi
Warga di sekitar TPA, misalnya di Jelekong, tidak mau Kota Bandung dan sekitarnya. Penutupan Tempat
menerima kenyataan pemfungsian kembali TPA terse- Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah menyebabkan
but. Selain itu, kapasitas TPA memang terbatas. kota itu sulit membuang sampahnya.
TPA Jelekong seluas 10 hektar yang dibuka kembali Selama 41 hari sampah di Kota Bandung parkir di
Maret 2005, akhirnya ditutup 31 Desember 2005. tempatnya. Paris van Java ini berubah julukan menjadi
Sebagai gantinya sampah dibuang ke TPA Cicabe mulai kota sampah. Bau tak sedap tercium di mana-mana.
9 Januari 2006. Sebagian lainnya dibuang ke TPA Pasir Rombongan lalat berkeliaran ke sana ke mari.
Impun, yang sebenarnya telah ditutup tahun 1990, guna Onggokan-onggokan sampah mengganggu arus lalu lin-
menghadapi HUT KAA. Akhirnya kedua TPA itu pun tas. Tak heran bila kemudian Bandung mendapat
tak mampu lagi menampung sampah Kota Bandung. predikat Kota Terkotor di Indonesia dari Kementerian
Sejak 15 April 2006 tak ada lagi TPA sampah. Lingkungan Hidup pada peringatan Hari Lingkungan
Sebenarnya, Pemkot Bandung juga telah berupaya Hidup Sedunia. Predikat yang sangat memalukan.
mengurangi timbulan sampah dari sumbernya. Surat
Percik Agustus 2006
L A P O R A N U TA M A
usai. Pekerjaan rumah besar kini yang 055 - BPOD tanggal, 28 April 2005 ten-
Edaran Walikota Nomor : 658.1 / SE
Blok Cikubang, Desa Sumur Bandung,
menanti yaitu bagaimana mengelola tang langkah-langkah proaktif pena-
Kec. Cipatat, Kab. Bandung (milik TNI
sampah kota dalam jangka panjang. nganan sampah Kota Bandung melalui
AD) seluas 1,5 hektar; Blok Cigedig,
Kalau tidak, persoalan ini akan menjadi program 3 R, dan Surat Edaran Wali-
Desa Sarimukti, Kec. Cipatat, Kab.
bom waktu yang bisa kapan saja kota Bandung Nomor : 658.1 / SE. 135 -
Bandung (milik Perum Perhutani) selu-
meledak dan membawa bencana. PD.KBR tanggal, 27 Desember 2005
as 21,2 hektar; dan Blok Gunung Hejo,
Pemerintah kota sendiri telah me- tentang optimalisasi Surat Edaran No-
Desa Cianting, Kec. Sukatani, Kab.
rencanakan untuk membangun pabrik mor : 658.1 / SE 055 - BPOD. Berbagai
Bandung (milik PTP VIII). Blok yang
pengolah sampah. Rencana ini muncul upaya telah dilakukan oleh masyarakat
terakhir belum bisa digunakan. Blok
setelah Walikota Bandung mengunjungi (Lihat: Kegiatan Persampahan Masya-
Cikubang digunakan pada 26 Mei hing-
Shanghai Cina dan Singapura untuk rakat di Bandung). Tapi hasilnya kurang
ga 11 Juni 2006. Sedangkan Blok
melihat dari dekat proses penanganan signifikan. Kegiatan ini maksimum
Cigedig digunakan mulai 28 Mei hingga
sampah di kedua kota tersebut. hanya mampu mengurangi 10 persen
saat ini.
''Ternyata ada pengolah sampah di te- dari total timbunan sampah.
Selama 15 April 2006-26 Mei 2006,
ngah kota yang menghasilkan energi. Bersamaan dengan itu, Pemkot
sampah menumpuk. Volumenya diper-
Prosesnya tidak menyisakan sampah Bandung mencari lahan kosong milik
kirakan mencapai sekitar 400 ribu
sedikitpun. Kota Bandung ingin pemerintah kota, masyarakat dan
meter kubik. Sampah-sampah itu telah
menuju ke sana,'' kata H. Dada Ro- badan usaha untuk digunakan sebagai
dipindahkan ke Blok Cigedig, Sarimukti
sada beberapa waktu lalu. tempat penimbunan sampah. Lokasi
dengan memaksimalkan armada yang
Untuk kebutuhan itu, Pemkot yang didapat yakni Kecamatan Regol
ada-sekitar 140 truk sampah dari PD
telah mencari lahan sebagai lokasi (200 m2), Cibenying Kaler (50 m2),
Kebersihan Kota Bandung, sewa truk,
pabrik. Letaknya di dalam kota, di Kiaracondong (400 m2), Bandung
dan bantuan truk TNI. Sementara per-
wilayah Bandung timur. Luasnya 20 Kidul (50 m2), Sumur Bandung (60
sampahan tertangani.
hektar dengan pembagian 5 hektar m2), Bandung Kulon (264 m2), dan
untuk bangunan pabrik, 5 hektar untuk Arcamanik (1.800 m2). Karena hanya
Program Jangka Panjang Pemkot
lahan cadangan, dan 10 hektar untuk untuk menimbun, lahan-lahan itu pun
Bandung kini sudah bersih. Predikat
penghijauan. Lokasi ini pun, menurut penuh.
kota terkotor, mungkin sudah bisa
Walikota, secara prinsip tak masalah Kondisi ini memaksa Pemkot Ban-
dicabut. Tapi bukan berarti permasa-
karena hanya dimiliki oleh satu orang dung mencari alternatif. Tapi itu tidak
lahan persampahan di kota ini sudah
mudah. Ada 31 lokasi yang diharapkan FOTO:MUJIYANTO bisa menjadi TPA baru atau darurat.
Dari jumlah tersebut tiga daerah menja- di nominasi yakni Blok Cimerang, Desa Citatah, Kab. Bandung; Blok Legok Nangka, Kec. Nagrek, Kab. Bandung; dan Desa Sumur Bandung, Kec. Cipatat, Kab. Bandung. Namun ada kendala per- izinan. Sebagian ada kendala penolakan dari masyarakat sekitar lokasi.
Pemerintah Propinsi Jawa Barat turun tangan. Apalagi pemerintah pusat menaruh perhatian besar terhadap kon- disi Kota Bandung. Pemprop bersama Muspida, Pemkot Bandung, Pemkab Bandung, Pemkot Cimahi, Perum Perhutani Unit III Jabar, Kodam III Siliwangi, dan PTP VIII melalui se- rangkaian pembicaraan menyepakati
tiga lokasi untuk dijadikan TPA
TPA darurat Sarimukti.
sementara. Lokasi itu yaitu
4 Percik Agustus 2006
L A P O R A N U TA M A
dan yang bersangkutan tak keberatan. Rencana Pemkot Bandung ini
KONDISI FISIK SAMPAH KOTA BANDUNG PER HARI
didasarkan pada konsep strategis peng- olahan sampah yakni (i) mengubah cara
NO. KOMPONEN
BERAT DAN VOLUME
pandang dan persepsi tentang sampah
Berat (ton)
% Berat
Vol (m3) %Vol
(bagi penimbul sampah dan pengelola sampah) dari sesuatu yang harus
3.592,5 47,9 dibuang dan dimusnahkan, menjadi
1. Sampah basah
2.235 29,8 sesuatu yang masuk memiliki nilai man-
112,5 1,5 faat dan sebagai sumber daya yang ter-
3. Tekstil
habiskan (sustainable resources), (ii)
697,5 9,3 menjaga keberlanjutan sistem opera-
60 0,8 sional pelayanan, karena dengan sistem
5. Pecah belah
292,5 3,9 pengolahan akan mengurangi kerentan-
6. Logam
an macet atau jenuhnya mata rantai
525 7,0 operasional yaitu sistem pembuangan.
Bila mata rantai pembuangan macet
sumber: Pemkot Bandung
atau jenuh maka akan memacetkan
merintah pusat pada 23 Juni 2006 mata rantai sistem pelayanan lainnya
Dalam kaitan manajemen, Pemkot
membentuk panitia ad hoc. seperti pengumpulan dan pengang-
menyiapkan konsep. Pertama, pada
Panitia itu beranggotakan tim kutan sehingga sampah akan tertumpuk
perhitungan kondisi usaha berjalan dan
daerah (Pemkot Bandung, Pem- di TPS-TPS dan tempat lainnya.
beroperasi sesuai dengan mekanisme
kab Bandung, Pemkot Cimahi, dan Sembari menuju ke arah sana,
pasar (layak usaha), manajemen pabrik
ITB) dan tim pusat (Bappenas, Dep. Pemkot bekerja sama dengan Institut
dapat sepenuhnya diserahkan kepada
PU, Kementerian LH, dan BPPT). Teknologi Bandung (ITB) mengem-
swasta. Kedua, jika pabrik tidak dapat
Panitia ini bertugas menyusun langkah- bangkan pabrik pengolah sampah skala
berjalan dan beroperasi sesuai dengan
langkah strategis dalam upaya penang- kecil. Setiap hari pabrik ini mengolah 24
mekanisme pasar (hasil penjualan pro-
gulangan krisis sampah di Metropolitan ton sampah. Energi yang dihasilkan
duk tidak mencukupi untuk men-
Bandung, sekaligus melakukan koordi- sebesar 500 kWh.
jalankan usaha pabrik) manajemen
nasi dan mempererat kerja sama. Energi ini dinilai terlalu kecil dan
pabrik dikelola bersama antara swasta
Melalui serangkaian pertemuan, belum ekonomis. Nantinya pabrik yang
dan pemerintah kota dengan meka-
panitia ad hoc menetapkan prinsip akan dibangun mampu menghasilkan
nisme subsidi.
dasar bagi strategi program. Prinsip itu energi 25-30 Mega Watt. Sementara
Menurut Walikota rencana pemba-
ngunan pabrik ini tidak akan meng-
adalah:
asupannya berupa sampah seberat
1. Pengurangan timbulan sampah 1.500 ton per hari. Pabrik ini juga
ganggu program Greater Bandung
dimulai dari sumbernya - gerakan 3 R menghasilkan uap air dan abu untuk
Waste Management Corporation
(Reduce, Reuse dan Recycle) sehingga bahan bangunan (batako). Listrik terse-
(GBWMC). Dia menilai sampah Ban-
sampah yang dikumpulkan, diangkut, but nanti akan dijual kepada masyara-
dung itu banyak. ''Kita akan tetap ikut
dan dibuang menjadi minim. kat.
program itu,'' kata Dada.
2. Azas polluter pays principle, yang Niat Pemkot ini tampaknya akan
mewajibkan siapapun yang meng- terwujud. Pemkot telah menggandeng
Kebijakan Hasil Panitia Ad Hoc
hasilkan sampah menanggung biaya PT. Bandung Raya Indah Lestari (BRIL)
Penanganan sampah di Kota Ban-
penanganan sampah. dan Daarut Tauhid, ITB, dan PLN.
dung memang tak bisa hanya di-
3. Penyediaan TPA masih dibu- Pemkot akan bertindak sebagai pemilik
bebankan kepada Pemkot. Banyak pi-
tuhkan dalam pengelolaan persam- sampah. PT BRIL dan Daarut Tauhid
hak terkait dalam masalah ini, termasuk
pahan perkotaan. sebagai pengolah sampah, PLN sebagai
pemerintah daerah di sekitar ibukota
4. Kerja sama regional untuk pembeli dan penjual listrik. ITB bertu-
Propinsi Jawa Barat tersebut. Mau tidak
memperoleh lokasi TPA dan mena- gas menangani perencanaan tekno-
mau penanganannya pun harus terinte-
nganinya secara bersama. loginya. Jika tidak ada aral melintang,
grasi antarsemua stakeholder baik
5. Program pengembangan pabrik akan berdiri tahun
dalam jangka pendek (hingga akhir
lebih lanjut, yaitu memanfaatkan depan.
2007), menengah (2-3 tahun), dan pan-
jang (10 tahun). Atas dasar itu, pe-
sampah untuk kepentingan lain dan
Percik Agustus 2006 Percik Agustus 2006
Dalam jangka pendek, penanganan sampah di sumber akan dilakukan de- ngan program pemilahan, 3R, dan com- posting skala rumah tangga. Untuk itu akan ada sosialisasi, pelatihan dan pem- bentukan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), proyek composting skala rumah tangga, disertai penegakan atur- an. Di tingkat TPS, program berupa peningkatan cakupan pelayanan peng- angkutan. Caranya dengan penambah- an jumlah armada pengangkutan, inventarisasi dan revitalisasi TPS, peng- aturan rute berbasis GIS (Geographic Information System) dan jadwalnya, re- plikasi program composting skala ka- wasan, serta studi dan Konstruksi TPS. Sedangkan di TPA, TPA Sarimukti akan direvitalisasi (landfill 21,2 Ha) melalui Detail Engineering Design (DED) dan Konstruksi, pembangunan instalasi kom- pos, serta operasi dan pemeliharaan. Selain itu, penetapan Lokasi, Instalasi Pengolahan Terpadu (IPT), Pembebasan Lahan, Anali- sis Dampak Lingkungan (AMDAL), DED,
TPA Citiis/Legok Nangka; identifikasi ren- cana aksi sesuai hasil GBWMC; dan penye- lesaian status hukum TPA Leuwigajah.
Pada jangka menengah, di tingkat sumber, program berupa replikasi pro- gram pemilahan, 3R, composting skala rumah tangga, serta pemberlakuan sanksi denda terhadap pelanggaran aturan. Di TPS, peningkatan cakupan pe- layanan pengangkutan, replikasi program composting skala kawasan, serta studi dan konstruksi SPA. Di TPA, studi kelayakan, Amdal, dan DED TPA Citiis/Legok Nang- ka; sosialisasi teknologi Reusable Sanitary Landfill (RSL) dan Sanitary landfill (SL) di TPA Leuwigajah; studi kelayakan TPA Regional-Sanitary landfill; peraturan kerja sama antar daerah; kerja sama de- ngan swasta; DED pengolahan sampah terpadu; Pilot Project Waste to : (i) Energi (ii) Pupuk organik; dan pilot Project Landfill Gas to Energy (LFGTE).
Sedangkan pada jangka panjang, pe- nanganan sampah di sumber sama de- ngan tahap sebelumnya. Di tingkat TPS, programnya yakni efisiensi dan pening- katan kapasitas manajemen pengelolaan persampahan, pencapaian target "full
cost recovery" pada periode perencana- an jangka panjang dan pilot proyek com- posting skala kawasan. Di TPA, program berupa konstruksi teknologi RSL dan SL di TPA Leuwigajah; pembangunan Peng- olahan Sampah Terpadu (kapasitas 100 m3/hari, lahan: 1500 m2, dengan perkira- an investasi Rp. 2,3 milyar); Waste to Ener- gy - Pilot Project (konstruksi pilot project Waste to Energy (100 ton/hari), supervisi pilot project Waste to Energy, dan Evaluasi pilot project Waste to Energy).
Penanganan sampah hasil panitia ad hoc ini, kalau disimak merupakan hasil kompilasi dan kompromi dari berbagai usulan dari stakeholder. (Lihat: Pilihan Konsep Penanganan Sampah Kota Bandung). Secara teori, kebijakan itu cukup menjanjikan. Tapi apakah cukup aplikatif? Pertanyaan ini perlu diajukan mengingat imple- mentasi yang melibatkan banyak pihak biasanya justru malah tidak bisa ber- jalan sesuai harapan. Semoga ini hanya sebuah kekhawatiran yang tak terbukti. Sekarang kita tinggal menunggu, aksi mana yang akan bisa membendung sampah Kota Bandung. mujiyanto
L A P O R A N U TA M A
Percik Agustus 2006 6
G reater Bandung Waste Management Corporation (GBWMC) adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk menangani sampah Metropolitan Bandung (Bandung dan sekitarnya). Pembentukan kelemba-
gaan ini didasarkan atas nota kesepahaman pengelolaan sampah Metropolitan Bandung 7 Maret 2005, SK Gubernur Jawa Barat tentang Pembentukan Tim Perumus Pengelolaan Sampah di Metropolitan Bandung, dan SKB Pembentukan Wadah Pengelolaan Sampah Bersama di Metropolitan Bandung 27 Desember 2005. Pemerintah daerah yang terli- bat dalam GBWMC ini adalah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Sumedang. Dua kabupaten lainnya yakni Purwakarta dan Cianjur belum ada kepastian.
Strategi pelaksanaan GBWMC menggunakan tiga prinsip yakni: 1. Strategi teknis
a. Pencegahan sampah dari sumber: permukiman, pertanian, pertokoan, termasuk kantor dan sekolah (Perlu regulasi dan enforcement)
b. TPA masih diperlukan 2. Strategi kelembagaan dan SDM a. Sampah merupakan masalah public management b. Peningkatan kapasitas aparatur publik atau out sourcing
3. Strategi budaya dan spiritual a. Sampah fisik merupakan resultan sampah non fisik b. Pendekatan: budaya/keteladanan dan spiritual
(perlu kampanye/sosialisasi)
Nantinya akan ada dua TPA untuk wilayah Metropolitan Bandung. Satu untuk kawasan timur dan satunya untuk kawasan barat. Berdasarkan survei ada dua daerah yang terpilih yakni Citiis (100 ha), dan Legok Selong (70 ha). Sementara tahap pengolahan sampah sebagai berikut.
Pelaksanaan GBWMC (TPA Sanitary landfill dan pengurangan sampah di sumber) membutuhkan dana sebesar Rp. 385 milyar. Skenario pendanaan- nya ada empat yaitu (i) sharing pusat-propinsi-kab/kota, (ii) sharing propinsi- kab/kota, (iii) sharing propinsi-kab/kota-investor, (iv) dana pinjaman dari Bank Dunia dengan melibatkan swasta sebagai operator.
GBWMC merencanakan selambat-lambatnya 27 Desember 2006 wadah pengelolaan sampah bersama di Metropolitan Bandung telah resmi terben- tuk. Gubernur Jawa Barat juga diharapkan telah mengeluarkan SK untuk penunjukan lokasi TPA. MJ
SEKILAS PROGRAM GBWMC
Area 1 TPA Masa Pakai
Model Penanganan Sampah
Produksi Pendapatan
100 ha 20-25 tahun
TPA Sanitary
Landfill
---- Rp. 0
100 ha > 25 tahun
- gas, kompos Rp. XXX
100 ha >>> 25 tahun
- listrik, bhn kimia Rp. YYY
TPA Recovery Storage
TPA Storage Waste to Energy
L A P O R A N U TA M A
Pengurangan Sampah di Sumber
S daur ulang plastik jenis PET dan PE (Botol dan Gelas kemasan
elain mencari alternatif TPA, PD Kebersihan Bandung
mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak untuk air minum mineral), dan daur ulang plastik menjadi kon- mengolah sampah di sumber sampah atau TPS. Kemitraan
tainer (bin) sampah.
yang terjalin itu yaitu composting di Eks TPA Pasir Impun, Kegiatan-kegiatan itu antara lain : Pengomposan oleh Yayasan Bitari di Eks TPA
Kegiatan Melalui Swadaya Masyarakat Pasir Impun
PT PINDAD
Luas Lahan = 2000 m2
Luas Lahan = 600 m2
Volume sampah yang masuk = ± 20 m3/hari Volume sampah yang masuk = 9 - 10 m3/hari Produksi Kompos = 660 Kg/ Hari
Produksi Kompos = 500 - 1000 Kg/ Hari Jenis Sampah yang masuk kelokasi 90 % da-
un, 10 % hasil kegiatan kantor (kertas+sisa makanan) Residu Non Organik dibakar.
Daur Ulang Plastik oleh CV Fajat di eks TPA Pasir Impun dan Jl. Holis
Luas Lahan = 2000 m2 Volume sampah Plastik = ± 0,5 - 1 ton/hari
RW 1 1 C i b a n g k o n g
Jenis Produksi = Chips dan Kontainer
Luas Lahan = ± 400 m2 (berikut lahan untuk uji coba tanaman)
Volume sampah yang masuk = ± 10 m3/hari Produksi Kompos = 1 - 1,5 ton/ Hari Residu Non Organik dipilah dan dijual
J h o n Pi e t e r s Lokasi RW 06 dan Jl. Cipamokolan No. 77 Kel.Cipamokolan Kec.Rancasari
Luas Lahan = ± 2.500 m2 Selain itu ada pula kegiatan melalui bantuan program
Volume sampah plastik = ± 6 ton/hari WJEMP - CEF. Kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu
Volume sampah logam = ± 8 ton/hari pengomposan di 5 RW Kelurahan Gegerkalong, Keca-
Produk : Pelet plastik
matan Sukasari Luas Lahan = ± 300 m2
Pengomposan dengan Green Phoskko RW 04 Kelurahan Volume sampah yang masuk = ± 2-3 ton /hari Cipadung, Kecamatan Cibiru Produksi kompos = ± 1 - 1,5 ton/hari
Luas Lahan = ± 100 m2 Residu Non Organik dipilah dan dijual
Volume sampah yang masuk = ± 2 m3/hari Produksi kompos = ± 0.35 m3/hari Residu Non Organik dipilah dan dijual Lindi dari pengomposan untuk pupuk cair
Pengomposan dengan Green Phoskko RW 14 Kelurah- an Palasari, Kecamatan Cibiru
Luas Lahan = ± 100 m2 Volume sampah yang masuk = ± 1,2 m3 /hari Produksi kompos = ± 0,2 m3/hari Residu Non Organik dipilah dan dijual Residu Non Organik dibakar,
abu dibuat bata. z
Percik Agustus 2006
L A P O R A N U TA M A
P ILIHAN K ONSEP P ENANGANAN
S AMPAH K OTA B ANDUNG
S pah ini mengundang berbagai pihak un- Pengomposan Skala RT/RW, seki- pah. Total biaya yang dibutuhkan se-
m3/hari). Untuk jangka panjang pe- terbendung kendati masih se- z Pengelolaan sampah terpadu, yakni
ampah Bandung memang sudah
ITB
nerapan konsep 3R dapat mencapai mentara waktu. Musibah sam-
Komposter rumah tangga
40-60 persen dari total timbulan sam-
lama tahun 2006 yakni Rp. 2 milyar. memecahkan persoalan tersebut. Seti-
tuk ikut urun rembug dalam rangka
tar 10 RT: 3 gerobak sampah de-
ngan volume 4,5-5 m3/hari
daknya ada tiga instansi yang memiliki
Pengolah sampah terpadu kapasi-
BPPT
konsep, selain Pemerintah Kota Ban-
tas 100 m3/hari. Butuh lahan
z Skenario 1
Rehabilitasi dan pemakaian kembali Badan Pengkajian dan Penerapan Tek-
dung sendiri. Usulan itu berasal dari
1.500 m2. Butuh hanggar utama,
TPA Leuwigajah (jika TPA itu bisa nologi (BPPT), Institut Teknologi Ban-
hanggar kompos, rumah kaca,
dimanfaatkan) menjadi reusable dung (ITB), dan Kementerian Ling-
conveyor belt, mesin pencacah
sanitary landfill dan pengelo- kungan Hidup. Berikut usulan masing-
sampah organik, sistem suplai
laan sampah terpadu berbasis masing lembaga tersebut.
udara pengomposan aerasi, unit
reactor uji coba gasifikasi dan bio-
3 R. Biaya pengolahan per ton
gas, penyaring kompos, insinera-
sampah adalah Rp. 79.074.
P EMKOT B ANDUNG
tor, mesin batako, pencacah plas-
z Skenario 2
z Jangka Pendek sebelum ada teknologi
Penerapan TPA reusable sanitary pengolahan
tic, container stok, timbangan dan
landfill (jika TPA Leuwigajah Peran serta masyarakat melalui
sebagainya. Biaya operasi pada
tidak dapat dimanfaatkan dan jika konsep 3 R (Reduce, reuse, dan
kapasitas minimum (20 m3) yakni
didapatkan TPA baru dengan luasan recycle)
Rp. 27.000/m3 dan pada kapasi-
yang memadai) dan penerapan pe- Pengomposan, insinerator mikro
tas maksimum kompos cepat (100
ngelolaan sampah terpadu berbasis skala RW/pembakaran (hati-hati)
m3) yakni Rp. 5.400/m3.
3 R. Butuh dua lokasi RSL dengan Penimbunan setempat
kapasitas 13.000 m3/hari dan 7.000 z Pengolahan sampah dengan basis z Penerapan konsep 3 R dengan me-
K EMENTERIAN LH
m3/hari. Biaya pengolahan Rp. teknologi modern
87.079 per ton sampah. Pembangunan pabrik pengolah
maksimalkan 6 lokasi TPS potensial
selama tahun 2006. Metode ini diper-
z Skenario 3
sampah yang bisa mengubah sam-
Penerapan pengolahan sampah men- pah menjadi energi listrik, pupuk
kirakan dapat mengurangi sampah
jadi energi melalui teknologi insinera- organik, atau produk lain. Kapa-
sebesar 725 m3 atau sekitar 22,66
tor, TPA RSL ukuran kecil, dan pene- sitas pabrik 1.500
persen (total sampah terangkut 3.200
rapan pengelolaan sampah terpadu ton/hari, operasi
berbasis gerakan 3 R (jika TPA Leu-
24 jam/hari. Ener- wigajah tidak dapat digunakan dan gi yang dihasilkan
FOTO:MUJIYANTO
didapatkan TPA baru dengan
30 M Watt. luasan yang relatif sempit). Insi- Manajemen sepe-
nerator yang akan dibangun mem- nuhnya diserahkan
punyai kapasitas 1.000 ton per hari swasta bila perhi-
yang dilengkapi sistem peman- tungan usaha sesuai
faatan panas pembakaran untuk mekanisme pasar.
energi. Butuh lahan 5 hektar dan Jika tidak, pabrik
dua lokasi TPA RSL dengan dikelola bersama
kapasitas tampung masing- antara swasta dan
masing 8.000 m3/hari. Bia- pemerintah kota.
ya perkiraan per ton sampah yakni Rp. 124.870. MJ
8 Percik Agustus 2006
B isa digambarkan seperti
apa pengelolaan sampah di kota Bandung sebelum ter-
jadinya darurat sampah?
Selama ini pengelolaan sampah di- lakukan secara tradisional yaitu sani- tary landfill, paling juga meningkat pada control landfill. Kalau sanitary landfill, sampah dibuang saja kemudian diratakan pada satu lokasi tertentu. Se- dangkan control landfill, sampah dira- takan kemudian ditumpuk tanah. Baik sanitary maupun control landfill ter- nyata keduanya menimbulkan masalah ke depan kalau dibiarkan terus.
Sanitary landfill kan membutuhkan tanah yang luas. Kalau tanahnya sempit, pada suatu saat bisa menimbulkan musibah. Contohnya di Leuwigajah. Kalau kita menumpuk tanah akan berakibat yang sama juga karena air lindinya dan ambrolnya sampah bisa terjadi. Kalau kita mau membuat ver- tikal, memangnya mau ditembok ke atas? Dengan terjadinya kasus Leuwi- gajah kita harus berbuat lebih baik dan tidak mengulangi lagi kasus tersebut yang jelas menimbulkan korban dan merugikan masyarakat dan pemerintah kota.
Apa yang dilakukan Pemda setelah Leuwigajah longsor?
Seizin gubernur secara lisan, sekitar bulan Maret 2005 kami mengundang 16 pengusaha yang mau bergerak di bidang pengolahan sampah baik yang mengha- silkan kompos, pupuk, energi, briket, batubata, semen dan sebagainya. Me- reka berasal dari dalam dan luar negeri. Untuk menyeleksi mereka, kami mem- bentuk tim perumus yang terdiri dari pemerintah kota, pakar lingkungan, dan dari Unpad. Tim bekerja dan akhirnya
terseleksi menjadi lima, dan akhirnya menjadi tiga. Tiga itu kemudian mem- bentuk konsorsium yang namanya PT BRIL yaitu Bandung Raya Indah Lestari. Pada September 2005 kita mengadakan MoU dengan perusahaan tersebut. Kewajiban PT BRIL adalah mencari tanah dan membebaskannya untuk pabrik, kemudian membuat pab- rik sendiri. Sebelumnya pada Juli- Agustus kita ke Shanghai, Cina, melihat pabrik di sana. Apa yang kita lakukan mengadopsi dari sana. Walaupun saya pribadi pernah dapat training dengan Bupati Bandung dan Walikota Cimahi dalam bidang sampah. Sehingga saya bi- sa melengkapi komparasi Jepang dan Cina itu. Setelah September, BRIL men- cari lahan. Ternyata tidak mudah. Yang dicari di Kab. Bandung dan Garut. Bebe- rapa lokasi di Bandung, masyarakat se- tuju, kita setuju, tapi Pemda Kab. Ban- dung tidak setuju. Ada juga yang kabu- paten setuju tapi masyarakat tidak se- tuju. Jadi tidak mudah. Yang terakhir ki- ta masih membuang sampah di Jelekong, Kab. Bandung. Terus ditutup. Kita juga
punya di Pasir Impun, 7 Ha juga ditu- tup. Juga di Cicabe, 14 April ditutup. Jadi pada 15 April kita tak bisa mem- buang sampah ke mana-mana. Sampai
26 Mei 2006 sampah menumpuk. Lamanya 41 hari. Setiap hari ada 7.500 meter kubik sampah. Kali 41 hari jadi sekitar 400 ribu meter kubik. Oleh kare- na itu saya katakan Bandung itu musi- bah darurat sampah. Dan ini bukan hanya isu nasional tapi juga interna- sional. Saya terus berupaya menyele- saikannya. Pada 26 Mei Pak Gubernur dan Panglima Kodam III Siliwangi turun tangan sehingga mendapatkan tanah di Sarimukti, milik Perhutani seluas 21 hektar. Saat itu juga kita memakai tanah Kodam di Cikubang seluas 2,5 ha, dan itu hanya mampu dipakai selama 10 hari. Sekarang kita menggunakan Sarimukti. Dengan Sari- mukti, 7 Agustus lalu Pak Gubernur me- nandatangani perjanjian dengan Perhu- tani sebagai payung hukum penggunaan lahan tersebut. Bahwa sampah yang di- buang oleh Kab. Bandung, Cimahi, Kota Bandung, nantinya akan dijadikan tem- pat pengolahan menjadi kompos. Ini ju-
ga atas saran tim yang dibentuk oleh Men PPN/Ketua bappenas, Meneg LH, Menteri Ristek. Pemerintah menyedia- kan dana Rp. 14 milyar. Pembagiannya, Kota Bandung Rp. 1,5 milyar untuk membangun fasilitas pengolahan kom- pos menjadi sampah di Sarimukti. Tapi setelah saya komparasi ke Singapura se- minggu lalu, ternyata ada fasilitas peng- olahan sampah di tengah kota menjadi energi, pembersih air. Ada empat lokasi. Sehingga untuk energi listrik, Kota Ban- dung sangat memungkinkan karena ha- nya menggunakan 5 ha untuk pabrik, 15
ha untuk green belt-nya. Saya meng- hendaki 5 ha untuk pabrik, 5 ha untuk
L A P O R A N U TA M A
Percik Agustus 2006
Walikota Bandung, H. Dada Rosada:
Tak Bisa Lagi Cara Tradisional
FOTO:MUJIYANTO
L A P O R A N U TA M A
ILLUSTRASI:RUDI KOZ
P EM K O T
cadangan, dan 10 ha untuk penghijau-
Kita membuat yang baru. Yang lama an. Dari pengalaman di beberapa ne-
Bandung itu. Kabupaten Bandung dan
kan sanitary landfill. Itu sudah tidak gara, ternyata prosesnya tidak menyisa-
Cimahi sampahnya tidak banyak. Kalau
bisa lagi. Sekarang master plan sedang kan sampah sedikitpun karena sampah
kota Bandung per hari 7.500 meter
dibuat. Jadi master plan baru titik diolah terus. Kota Bandung ingin menu-
kubik, sedangkan Cimahi tiga bulan saja
lokasi saja. Bahwa di RTRW dan ju ke sana. Mudah-mudahan kalau ini
450 meter kubik. Kami yang terbanyak
RDTRK-nya kita memplot Bandung teralisasi, ini menjadikan yang pertama
menginginkan sampah ini jadi energi
timur sebagai lokasi industri nonpolu- di Indonesia.
listrik. Kebetulan PLN juga belum bisa
melayani semua warga.
tan dan pergudangan.
Apa yang Anda sampaikan sama dengan swasta itu saja?
Apakah Pemkot hanya bekerja
Di mana lokasi pabrik yang
direncanakan?
menunjukkan bagaimana sampah
Pada 31 Juli lalu, kerja sama Pemkot
Ada di Bandung timur. Prosesnya
akhir itu diolah. Lalu bagaimana
Bandung dengan PT BRIL dikembang-
sedang berlangsung. Insya Allah tidak
dengan pemberdayaan masyara-
kan lagi dengan ITB, PLN, dan Darut
akan mengalami kesulitan karena yang
kat dalam mengurangi sampah?
Tauhid. Keputusannya, Pemkot yang
Masyarakat kita imbau untuk memi- mempunyai sampah, PT BRIL dan Da-
mempunyai tanah hanya seorang dan
lah sampah di rumah dulu. Ini seperti rut Tauhid yang mengolah sampah,
sudah menyerahkan kepada kita. Kita
yang dilakukan di negara-negara maju. PLN yang membeli dan menjual, dan
berharap tidak akan terjadi seperti yang
Paling tidak dipilah antara yang organik ITB yang menangani perencanaan tek-
di Bojong. Masyarakat sudah kita sosi-
dan anorganik. Sampah itu kemudian nologinya. Sebelumnya ITB dan PLN
alisasikan dan mau.
kita ambil dan dibawa ke depot. Di situ sudah mengadakan kerja sama dengan
juga ada orang yang memilah. Di pabrik skala kecil 1 hari 24 ton menghasilkan
Soal anggaran bagaimana?
nantinya akan ada tenaga kerja dari energi listrik 500 kWH. Ini dinilai ter-
Ya anggarannya bertahap.
mulai yang kasar sampai yang trampil lalu kecil sehingga PLN menyarankan
yang memiliki keahlian khusus. bekerja sama dengan Pemkot karena
Berapa alokasinya?
Kita belum menentukan. Yang pen-
punya sampah banyak. Kita ancer-
ting sekarang adalah payung hukumnya
Bagaimana bentuk kerja sama
ancer 1500 ton per hari dapat meng-
dulu. Business plan-nya belum dibuat.
dengan pihak swasta?
hasilkan 25 Mega Watt.
Kerja kita banyak terganggu, misalnya
Semua kita serahkan kepada swasta.
mencari lahan saja kan tidak gampang.
Nah kita tinggal nyicil, entah seperti apa
Kerja sama regional antarpem-
bentuknya nanti. Operatornya swasta, kita
da sendiri seperti apa?
bayar kepada mereka. Jadi mereka itu me- Kerja sama antar Pemkot, Pemkab
Dengan kasus musibah sampah
lakukan investasi dan yang mengoperasi- Bandung, dan Cimahi wujudnya ya
ini, apakah Bandung memperta-
kannya. Jadi kita menyerahkan sampah pembuangan bersama di Sarimukti, Kab
hankan master plan yang sudah
ada atau membuat yang baru?
dan kita bayar. Mereka memperoleh ke-
10 Percik Agustus 2006
L A P O R A N U TA M A
untungan dari situ. Selain itu mereka men-
gi kota lain agar tidak terjadi mu-
jual hasil sampah berupa energi ke PLN.
Kita dengan seluruh
sibah seperti di Bandung, apa
yang harus dilakukan? Bagaimana dampak adanya
potensi masyarakat
melaksanakan 3 R.
Yang pertama, harus mengubah pe-
pabrik sampah terhadap kinerja
rilaku. Tak bisa lagi membuang sampah
PD Kebersihan Kota Bandung?
seenaknya. Memilah sampah. Dan pe- Ya secara bertahap, mungkin kita
Reduce, Reuse, dan
merintah daerah tidak lagi mengguna- kerja samakan. Yang akan datang kan
Recycle. Tapi itu
kan cara-cara yang tradisional, sanitary akan kembali menjadi milik pemerintah
sangat darurat
sekali. Itupun hasilnya
landfill.
kota jika BOT atau BTO selesai.
Apa yang harus dilakukan oleh Berapa jangka waktu kerja sa-
tidak banyak.
pemerintah daerah jika mereka ma dengan swasta ini?
mengalami darurat sampah?
Ya, minimal 20 tahun.
Berarti harus ada payung hu-
Yang harus mengacu pada peng-
kum?
olahan sampah secara teknologi, apa-
Apakah pemda menyiapkan
Harus. Apalagi kerja sama itu juga
kah bergabung (dengan pihak/pemda
Perda khusus untuk mengawal
menyangkut ITB, PLN, dan Darut
lain) atau sendiri-sendiri.
kerja sama ini?
Tauhid.
Ya, harus itu. Sekarang sudah ada per-
Maksudnya dalam kondisi da-
danya. Judulnya yang ada Pengelolaan
Berapa sih anggaran untuk pe-
rurat?
Sampah, dari rumah ke TPS dilakukan
Ya kita dengan seluruh potensi ma- masyarakat bersama RT/RW, dari TPS
ngelolaan sampah selama ini?
syarakat melaksanakan 3 R itu. Reduce, diangkut ke TPA dan tidak diapa-apain.
Dari Pemda kita membantu sebesar
Reuse, dan Recycle. Tapi itu sangat Masyarakat ditarik retribusi karena dari
Rp. 20 milyar. Tapi beban yang dibe-
darurat sekali. Itupun hasilnya tidak TPS ke TPA kita yang mengangkutnya.
rikan kepada PD Kebersihan untuk re-
tribusi kan hanya 53 persen-an dari ke-
banyak. Selama 41 hari ada sampah se-
butuhan anggaran yang lebih dari 20
kitar 400 ribu meter kubik. Dengan 3 R
Belum ada perda khusus dalam
milyar.
kita bisa mengurangi paling hanya 10
kaitan kerja sama ini?
ribu meter kubik. Di samping itu proses Baru MoU.
Mungkin Anda punya saran ba-
itu tidak cepat untuk menimbulkan re- volusi. Model seperti ini untuk jangka
FOTO:MUJIYANTO
panjang. Membuat pengelolaan sampah di rumah kan juga tidak semua orang sanggup untuk itu. Jadi pengelolaan sampah dari tradisional ke teknologi itu mutlak.
Mulai kapan pabrik berope- rasi?
Tahun ini kan baru pembangunan pabrik. Butuh waktu 1 tahun. Selama itu sampah kita buang di Sarimukti. Jadi ini sudah bagus sekali.
Apakah langkah Anda tidak berbenturan dengan program GBWMC?
GBWMC tidak ada masalah. Kita akan tetap ikut dalam program tersebut. Lagipula sampah Bandung itu kan banyak. Jadi tidak perlu ada kekhawa-
Sudut Kota Bandung yang sudah mulai bersih.
tiran dengan Sarimukti. MJ
Percik Agustus 2006
L A P O R A N U TA M A
Pembelajaran Darurat
Sampah Bandung
K berbagai kasus pencemaran akibat sam- setelah TPA Leuwigajah longsor, se- rang dari empat menteri (PU, LH,
ondisi persampahan di Indone- bahwa kondisinya memang sudah super sia sudah sedemikian carut
kritis dan harus segera ditangani de- marut yang ditandai dengan
Oleh: Endang Setyaningrum*
ngan segera. Pada akhirnya tidak ku-
pah. Puncaknya ketika TPA Leuwigajah
Bappenas dan BPPT) dan bahkan ITB longsor pada bulan Februari lalu yang
banyak 300.000 m3 sampah tertahan di
disibukkan oleh kegiatan tanggap daru- memakan korban meninggal 146 orang
dalam kota karena tidak ada TPA yang
rat sampah tersebut meskipun instruksi dan diikuti dengan berbagai perdebatan
dapat menerima sampah yang setiap
Presiden untuk mengatasi masalah sengit, saling menyalahkan. Namun
harinya mencapai 4.000 m3 atau lebih
sampah Bandung hanya ditujukan seperti hal yang lazim terjadi di
tepat karena kuatnya penolakan warga
kepada Menteri Lingkungan Hidup. Republik kita tercinta ini, bencana long-
yang keberatan dengan keberadaan TPA
Dalam kondisi tanggap darurat ini, sornya TPA Leuwigajah pun tidak diiku-
alternatif (TPA Jelekong, TPA Babakan,
TNI juga turun gunung (tepatnya turun ti dengan upaya perbaikan yang me-
dan lain-lain). Dengan kondisi demi-
kota) untuk mengevakuasi sampah dari madai baik secara teknis maupun poli-
kian, sudah dapat dipastikan Bandung
dalam kota (tentunya dibantu oleh apa- tis. Rasanya itulah titik nadir paling
yang terkenal sejuk dan indah berubah
rat pemerintah daerah dan PD Keber- rendah dalam dunia persampahan di
menjadi kota lautan sampah yang bau
sihan Bandung), dengan mengerahkan Indonesia selama ini.
dan menjijikkan bahkan kekhawatiran
personel, kendaraan dan alat berat serta Meskipun tidak ada pernyataan
terjadinya penyebaran penyakit sempat
menyediakan lokasi milik TNI di Ciku- resmi Pemerintah mengenai "keadaan
terjadi di beberapa lokasi.
bang, Kecamatan Darangdan-Kabu- darurat" sampah di wilayah Bandung,
Namun ada atau tidaknya pernya-
paten Purwakarta (luas 4 ha) sebagai kenyataannya sejak bulan Mei 2006
taan darurat sampah Bandung secara
resmi dari Pemerintah, kita mengakui
tempat pembuangan sampah. Inilah
FOTO:ENDANG SETYANINGRUM
barangkali yang dapat digunakan seba- gai indikator sampah Bandung dalam keadaan darurat, yaitu seperti dalam kondisi perang. TNI berada digaris depan. Selain itu juga dibentuknya tim Satgas dan tim Ad Hoc.
Selain itu sampah juga dibuang ke lokasi perkebunan milik Perhutani di desa Sarimukti (luas 21 ha), kecamatan Cipatat-Rajamandala, Kabupaten Ban- dung. Sebenarnya ada banyak pilihan lokasi yang dapat digunakan sebagai tempat darurat pembuangan sampah, namun banyaknya penolakan dari pihak masyarakat, akhirnya Gubernur memi- lih 3 lokasi yaitu :
- Cikubang (luas 4 ha), jarak dari kota Bandung 28 km, tanah milik TNI yang terletak di Kabupaten Pur- wakarta
Sampah menumpuk di TPS.
- Sarimukti (21 ha), jarak dari kota
12 Percik Agustus 2006
L A P O R A N U TA M A
Bandung 42 km, tanah milik Perhu- FOTO:ENDANG SETYANINGRUM tani di wilayah kabupaten Bandung
- Gunung Hejo (8 ha), jarak dari kota Bandung 33 km, tanah milik PTP VIII di wilayah Kabupaten Purwakarta
Proses pembuangan di lokasi Ciku- bang dilakukan oleh personil TNI de- ngan metode pembuangan "darurat" yang lumayan, yaitu metode gali dan timbun. Saya sempat berpikir, ternyata tentara tidak hanya belajar masalah kemiliteran saja tetapi juga tahu bagai- mana cara membuang sampah dengan "metode kucing" tersebut. Sayangnya sampah yang dapat ditampung di Ci- kubang kurang lebih hanya 50.000 m3 (luas lahan yang dapat digunakan hanya 1,5 ha dari 4 ha yang ada) selama 30
Antrian Truk Sampah di Jalan Masuk TPA Cikubang
hari. Sedangkan proses pembuangan di lokasi Sarimukti lebih darurat lagi kare-
masuk menuju lokasi) na hanya mengandalkan open dumping
- Biaya DED Sarimukti disertai pemadatan (tanpa penutupan
Sekarang hanya
- Biaya penyiapan lokasi Gunung Hejo tanah seperti yang dilakukan Cikubang)
tersedia dana
(DED, penyediaan air bersih) dengan kapasitas pembuangan menca-
Rp 15.000,-/ m3,
- Tujuh unit alat berat senilai Rp. 11 pai 800 m3/hari (saat ini telah menam-
masih jauh di bawah
Milyar
- Biaya penyediaan air bersih di lokasi penggunaan lokasi Sarimukti adalah
pung 70.000 m3). Sebenarnya izin
kewajaran harga suatu
Gunung Hejo untuk pembuatan kompos, namun
pengelolaan sampah.
Biaya tersebut belum termasuk mengingat kondisi darurat ini, maka ke-
Pada akhirnya
biaya yang jumlahnya sulit diperkirakan giatan kompos sampai saat ini juga be-
kita memang hanya dapat
seperti biaya lahan baik di Cikubang lum dilakukan.
berandai-andai saja.
maupun di Sarimukti, biaya koordinasi, Sementara itu untuk pemanfaatan
biaya angkutan sampah yang telah lokasi di Gunung Hejo (luas 8 ha, dapat
berulang kali ditolak warga, biaya kese- dimanfaatkan 5,5 ha) yang terletak di
hatan masyarakat yang sakit akibat sisi jalan tol Cipularang, belum sempat
Harga Tanggap Darurat
pencemaran sampah di dalam kota, dilakukan. Meskipun telah dilakukan
Upaya tanggap darurat yang semula
biaya akibat menurunnya turis suatu quick detail engineering design
diharapkan dapat selesai dalam 1 bulan
domestik yang batal ke Bandung dan untuk menerapkan metode pembuang-
sesuai instruksi Presiden, namun
akhirnya memakan waktu sampai 3
lain-lain.
an akhir sampah yang lebih baik, meng-
Betapa mahalnya harga sebuah ingat terdapatnya mata air di sekitar lo-
bulan. Dalam kurun waktu tersebut,
darurat sampah di wilayah Bandung kasi tersebut, namun sayang kemudian
telah banyak dana yang harus dibayar
tercinta, andai dulu TPA Leuwigajah lokasi tersebut ditolak oleh DPRD
oleh berbagai pihak untuk hal-hal seba-
tidak longsor, andai TPA Leuwigajah Kabupaten Purwakarta meskipun per-
gai berikut :
- Biaya angkutan (Rp. 750.000 / rit) yang dapat dioperasikan dengan metode sa- syaratan penyediaan air bersih bagi
mencapai 180 truk (2 rit/hari) selama 3 nitary landfill yang benar, andai alokasi warga di sekitar lokasi (Kampung Ci-
dana untuk mengelola sampah cukup bentar dan Pasirmalaka) sudah dipe-
bulan mencapai Rp. 8,1 milyar.
memadai (sekarang hanya tersedia dana nuhi oleh Departemen PU. Bahkan izin
- Biaya pembuangan di Cikubang (alat
Rp 15.000,-/ m3, masih jauh di bawah jalan masuk melalui jalan TOL saat itu
berat, personel dan infrastruktur
kewajaran harga suatu pengelolaan sedang diproses oleh Menteri Pekerjaan
pengamanan lingkungan)
sampah). Pada akhirnya kita memang Umum.
- Biaya pembuangan di Sarimukti (alat
berat, personel, perbaikan jalan
hanya dapat berandai-andai saja.
Percik Agustus 2006
L A P O R A N U TA M A
Kapan Darurat Berakhir?
Timbulnya kesadaran warga untuk Setelah 3 bulan berlalu dan dari
mengurangi volume sampah yang hitung-hitungan matematik volume
Seyogyanya pihak
dibuang ke TPA dengan cara membuat sampah yang berhasil dievakuasi dari
kompos dan daur ulang sedekat kota Bandung dan Cimahi ke lokasi TPA
eksekutif dan legislatif
mungkin dengan sumbernya, perlu darurat, sebenarnya masih ada puluhan
tidak lagi setengah hati
dalam mengalokasikan diberikan dorongan, seperti pemberian
ribu m3 sampah yang masih tertahan di
insentif.
dana untuk suatu
kota meskipun tidak se-jorok sebelum-
Seyogyanya pihak eksekutif dan le- nya. Bandung relatif kembali bersih
gislatif tidak lagi setengah hati dalam bahkan sudah dipenuhi lagi oleh turis
pengelolaan
mengalokasikan dana untuk suatu pe- Jakarta terutama pada hari libur dan
persampahan yang
memadai. ngelolaan persampahan yang memadai,
akhir pekan. terutama untuk peningkatan kualitas Apakah itu berarti proses tanggap
TPA pasca tanggap darurat (TPA Sa- darurat berakhir? Bagaimana dengan
rimukti) dan merealisasikan kompos kelanjutan peningkatan kualitas TPA di
buangan/pemrosesan akhir) sampah terpadu skala besar. Sarimukti yang hanya dilaksanakan
Pada akhirnya master plan sampah secara open dumping dan kemungkinan
perlu dilakukan secara profesional
perlu ada dan menjadi acuan jangka leachatenya sudah mulai mencemari
dan tidak menimbulkan dampak
panjang bagi semua pihak termasuk lingkungan? Bagaimana kelanjutan
negatif maupun masalah sosial. Juga
alokasi ruang untuk lokasi TPA yang pelaksanaan unit produksi kompos ter-
penanganan pasca longsor TPA
dilengkapi dengan zona penyangga dan padu di Sarimukti (sesuai dengan izin
Leuwigajah dan TPA Jelekong.
pemberlakuan "garis sempadan TPA". Perhutani)? Masih banyak hal yang
Alokasi TPA adalah juga investasi jang- perlu ditindaklanjuti agar tidak ada lagi
Renungan untuk Pembelajaran
ka panjang karena kita akan menda- "darurat sampah jilid 2".
Meskipun badai (sampah) sudah ber-
lalu dari Bandung, rasanya penting bagi
patkan "lahan baru" pasca TPA, mung-
kita semua untuk merenung, meng-
kin menjadi ruang terbuka hijau.
Skenario Pasca Tanggap Darurat
endapkan semua yang terjadi di Bandung
* Staf Direktorat Pengembangan Penyehatan
Untuk skenario pasca tanggap daru-
sebagai titik tolak menuju semangat pe-
Lingkungan Permukiman
rat diusulkan perbaikan infrastruktur di
ngelolaan sampah yang lebih baik.
Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
lokasi Cikubang dan Sarimukti untuk mengatasi masalah pencemaran ling-
FOTO:ENDANG SETYANINGRUM
kungan yang sudah mulai terlihat di lokasi Sarimukti, terutama pencemaran leachate dan penyediaan fasilitas peng- olahan sampah terpadu (kompos dan daur ulang)
Sedangkan tahap lanjutannya adalah selain kembali ke skenario usu- lan WJEMP (GBWMC), yang meliputi :
- Pelaksanaan sosialisasi kepada ma- syarakat dan pihak-pihak terkait un- tuk menghindari masalah konflik sosial seperti yang selama ini terjadi
- Pembebasan lahan (lokasi Citiis dan Kebon Nangka-Nagrek) dengan ganti rugi yang memadai.
- Penyediaan fasilitas landfill dan peng- olahan sampah yang memadai teruta- ma yang berkaitan dengan penyediaan zona penyangga, fasilitas perlindungan lingkungan dan lain-lain.
- Pengoperasian TPA (tempat pem-
Kondisi Jalan Masuk ke TPA Cikubang.
14 Percik Agustus 2006
K ekeringan melanda berbagai daerah di Indonesia. Apa penye- babnya?
Ada tiga faktor utama. Yang perta- ma, mungkin global climate change, perubahan iklim global. Karena hujan dan kekeringan terjadi di luar bulan- bulan yang standar. Yang kedua, faktor lingkungan. Yang ketiga, infrastruktur sumber daya air. Sektor lingkungan sudah jelas, ada sektor-sektor di luar pengairan itu sendiri yang sangat berpengaruh misalnya kehutanan, per- tanian lahan kering, dan sebagainya sehingga membuat kapasitas penyalur- an air secara natural maupun buatan menjadi berkurang. Kita melihat wa- duk-waduk yang dibuat endapannya sangat tinggi.
Kalau soal infrastruktur bagai- mana?
Soal infrastruktur, kita sendiri sudah punya investasi di sumber daya air termasuk irigasi, pengendalian su- ngai dan juga pengembangan rawa
hampir sebesar 10 milyar dolar sejak awal Orde Baru. Yang terbesar irigasi, karena saat itu kita didorong untuk swa- sembada pangan sehingga pembangunan irigasi berlangsung besar-besaran. Sampai sekarang kita punya irigasi teknis sebesar 4,6 juta hektar, full control. Ada yang dikatakan semi teknis dan se- derhana hampir 7,2 juta hektar. Ada lagi irigasi tadah hujan. Biasanya di perde- saan yang tidak ada irigasi teknisnya.
Sejauh mana hal itu mempe- ngaruhi kekeringan?
Kalau bicara kekeringan, sering ter- jadi dua hal, seperti sebuah mata uang. Satu sisi kekeringan, tapi sisi lain ke- banjiran. Ini menunjukkan kemampuan suatu wilayah daerah aliran sungai yang berubah sehingga tidak mampu mena- han air yang cukup karena catchment area-nya sudah hancur dan sebagainya. Yang sedang kita teliti sekarang, apakah daerah yang kekeringan itu pada musim hujan juga kebanjiran? Ternyata su- ngai-sungai besar umumnya demikian.
Tapi untuk wilayah-wilayah pengem- bangan seperti daerah irigasi, itu tidak selalu terjadi. Berarti ini masalah kon- trol. Di daerah-daerah yang artifisial, daerah-daerah irigasi buatan, pada saat banjir dia bisa melepaskan airnya ke sungai, dan saat musim kering ditahan. Pola irigasi di Indonesia umumnya iri- gasi gravitasi. Jadi hanya membendung dan menaikkan air saja. Tidak ada kon- trol volume air, kecuali ada waduk. Itulah fungsi waduk-waduk besar. Ini full control. Tapi sebagian besar irigasi kita semi kontrol yaitu irigasi dengan menaikkan airnya.
Campur tangan terhadap fak- tor lingkungan seperti apa?
Soal lingkungan kita hanya bisa mengimbau. Hutan-hutan jangan dite- bangi. Para petani di upper catchment area yang berpendapatan rendah biasa- nya juga menanam tanaman seperti singkong, jagung yang sangat buruk untuk aliran sungai karena tanaman itu tidak mampu menahan air. Permukim- an-permukiman sampai saat ini sering begitu banyaknya developer lupa bahwa daerah itu sebenarnya tempat parkir air. Misalnya dulu Jakarta punya ba- nyak rawa. Rawa itu sebenarnya tempat parkir air sebelum mengalir ke laut. Sekarang itu dikembangkan, dinaikkan dan sebagainya sehingga air tak memi- liki tempat parkir. Itu sering menye- babkan banjir.
Adakah kaitan antara keke- ringan dan karakter sungai-su- ngai kita?
Umumnya sungai di Jawa itu curam tapi pendek sehingga flushing-nya ce-
WAWA N C A R A
Percik Agustus 2006
15
Direktur Pengairan dan Irigasi, Bappenas, Ir. M. Dony Azdan, MA, MS, PhD: