T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Jigsaw Dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 20142015 T1 Full text

PENERAPAN METODE JIGSAW DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SMK SARASWATI SALATIGA
TAHUN AJARAN 2014/2015

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas teknologi informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Dwi Indah Mekarsari
NIM : 702010018

Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015


i

ii

iii

iv

v

vi

PENERAPAN METODE JIGSAW DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SMK SARASWATI SALATIGA
TAHUN AJARAN 2014/2015
1)


Dwi Indah Mekarsari, 2)Krismiyati, S. Pd, M.A
Fakultas Teknologi Informaasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl.Diponegoro 52-60, salatiga 50711, Indonesia
1)
702010018@student.uksw.edu, 2)Krismi@staff.uksw.edu

Abstract
The background of the research is student’s willingness in learning Bahasa
Indonesia still very low X TP A class (Machine Egineering) in SMK SARASWATI
SALATIGA. It was influenced by the implementation of using traditional methods. The
purpose of this research is to know the activities and outcomes of student’s learning after,
using the implementation of jigsaw method using web-based learning media. This
research is a classroom action research which uses two cycles, This study had four
phases: planning, action, observation, reflection. The validation data uses two phases:
test and nontest (observation, interview, photo and video documentation). The data
analysis uses quantitative and qualitative techniques. The web-bases learning media uses
Edmodo and Blendspace for increase activies and the result of student learning. The
result of learning activities can be saw start indicator one until five, the percentages of
activities in cycle I was 30.00% and cycle II of learning activities was 55.00%.

Keywords : Jigsaw Method, Web Base-Learning Media, Learning Activity.
Abstrak
Latar belakang penelitian ini adalah kemauan siswa dalam belajar Bahasa
Indonesia masih sangat rendah untuk kelas X TP A (Teknik Pemesinan) di SMK
SARASWATI SALATIGA. Hal itu dipengaruhi oleh pelaksanaan penggunaan metode
tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar
siswa setelah menggunakan penerapan metode jigsaw menggunakan media pembelajaran
berbasis web. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan dua
siklus, studi ini memiliki empat tahap: perencanaan, tindakan, observasi dn refleksi. Data
validasi menggunakan dua tahap: tes dan nontes(observasi, wawancara, foto dan video
dokumentasi). Analisis data menggunakan edmodo dan blendspace untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil kegiatan pembelajaran dapat dilihat menggunakan
indikator satu sampai lima, persentase kegiatan pada siklus I adalah 30.00% dan siklus II
dari kegiatan belajar adalah 55.00%.
Kata Kunci: Metode Jigsaw, Media Pembelajaran berbasis web, aktivitas

1. Pendahuluan
1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
1)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu
pesat, manusia dengan berbagai persoalan dan kegiatan secara dinamis dituntut
untuk mampu beradaptasi dan memecahkan segala persoalan yang ada. Tentunya
dibutuhkan kecerdasan, kreativitas dan kearifan agar tidak menimbulkan masalah
kembali sehingga ilmu pengetahuan teknologi informasi sangat penting dalam
dunia pendidikan[1]. Teknologi informasi adalah tata cara atau sistem yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dengan adanya teknologi
informasi maka kebutuhan pendidikan akan mudah didapatkan, oleh karena itu
pentingnya teknologi informasi akan memunculkan kualitas pendidikan yang
bermutu[10]. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mencapai optimasi potensi
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan
jembatan untuk menghasilkan lulusan yang terbaik, berkualitas dan mandiri [3].
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut perlu diadakan evaluasi di setiap
pelaksanaan pembelajaran, Untuk menunjang keberhasilan dalam belajar maka
dibutuhkan sebuah strategi media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
belajar Peserta Didik secara maksimal [6]. Salah satunya adalah menggunakan

media pembelajaran berbasis e-Learning, e-Learning adalah pembelajaran dan
pelaksanaanya didukung oleh jasa teknologi, audio, videotape, transmisi satelit
atau komputer[14]. Salah satu media pembelajaran e-Learning yang digunakan
adalah Edmodo “Edmodo is a teacher-created, private, secure social platform,
with a twitter-type networking tool for teachers and students to share ideas, files,
event, and assignment”. Situs ini mempermudah guru dan Peserta Didik untuk
berinteraksi, berkolaborasi dalam kelas virtual, dan dapat digunakan diluar
lingkungan sekolah selain itu yang semula materi pembelajaran disampaikan
melalui metode-metode pembelajaran sekarang penyampaian materi telah dirubah
kedalam bentuk digital [17]. Untuk meningkatkan hasil belajar Peserta Didik guru
juga memerlukan adanya keaktifan dalam proses belajar-mengajar. Proses belajar
mengajar merupakan usaha kerjasama dimana bukan hanya guru tetapi juga
anggota-anggota kelompoknya mesti terlibat sebagai peserta aktif, hal ini
memungkinkan pembelajaran berpusat terhadap Peserta Didik [3]. Oleh karena
itu, peneliti ingin melakukan penelitian ini di SMK SARASWATI SALATIGA
kelas X TP A (Teknik Pemesinan), dipilihnya kelas tersebut karena rata-rata kelas
untuk kelas X TP A (Teknik Pemesinan) terbilang rendah dibandingkan dengan
kelas X lainnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan observasi yang dilakukan untuk kelas X TP A (Teknik
Pemesinan) dapat diketahui bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung

Peserta Didik merasa bosan dengan metode penyampaian guru yang tradisional
(ceramah). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menunjukkan bahwa dari
40 Peserta Didik hanya 10% Peserta Didik yang benar-benar memperhatikan
proses belajar berlangsung. Hal ini ditunjukkan bahwa lebih dari 23,9% Peserta
Didik tidak memperhatikan guru pengampu melainkan asik dengan dirinya
sendiri, berbincang dengan temannya maupun bermain Handphone. Selain itu
peserta didik juga terlihat pasif tidak memperhatikan informasi yang diberikan
oleh guru, guru pengampu juga tidak memberikan kesempatan kepada Peserta
Didik untuk bertanya. Setelah proses belajar selesai, selanjutnya dilakukan
evaluasi pembelajaran sesuai dengan materi yang sudah dipelajari. Dari hasil

8

evaluasi pembelajaran banyak Peserta Didik yang tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) maka dari itu, hasil yang dicapai Peserta Didik
dibawah dari 70 oleh karena itu diperlukan alternatif metode pembelajaran supaya
hasil belajar Peserta Didik dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut peneliti atau guru mencoba menggunakan
teknik penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran
berbasis web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan aktifitas

Peserta Didik dan hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Rencana pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan teknik
kuantitatif dan kualitatif dengan merencanakan tindakan kelas, karena tindakan
kelas sangat mempengaruhi perubahan yang terjadi pada peserta didik.
2. Kajian Pustaka
Model pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan kelompok
kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, salah satu model pembelajaran
koperatif adalah jigsaw. Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu
model dari kooperatif yang dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson
yaitu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4-6 orang. Secara heterogen
bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas
materi pelajaran yang dipelajari dan menyampaikan materi tersebut ke anggota
kelompok lain [24].
Metode jigsaw ini memiliki 4 langkah yang harus dicermati. Pertama,
memilih salah satu atau dua bab yang masing-masing mencakup materi untuk dua
atau tiga hari. Kedua, membuat sebuah lembar ahli untuk tiap unit. Ketiga, buatlah
sebuah kuis. Kuis tersebut berisi paling sedikit lima pertanyaan. Keempat,
gunakan skema diskusi, skema diskusi untuk tiap topik dapat membantu
mengarahkan diskusi dalam kelompok ahli [20].
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk

menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit
dijelaskan secara verbal [21]. Media pembelajaran dapat ditemukan dengan
mudah, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, internet dan sebagainya. Alat
dan bahan tersebut dapat dijadikan alternatif media pembelajaran yang lebih
kreatif dan memberikan motivasi untuk peserta didik[8].
Social Learning merupakan interaksi peserta didik dengan lingkungannya.
Pembelajaran sosial mencoba untuk menggambarkan sebuah proses mengenai
perilaku (behavior) apa yang harus atau tidak harus diproyeksikan ketika kita
berada dalam berbagai situasi sosial. Selain itu, pembelajaran sosial mampu
menumbuhkan kemampuan berfikir untuk mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah serta mampu menggabungkan ide-ide tertentu yang
ditimbulkan[22].
Edmodo merupakan salah satu media sosial yang memberikan keamanan
dan kemudahan untuk berkolaborasi antar guru, guru dengan peserta didik
maupun orang tua, selain itu Edmodo juga dapat membuat sebuah komunitas
untuk bertukar pendapat, akses pekerjaan, nilai, dan pemberitahuan informasi
sekolah [23]. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh ketika menggunakan
Edmodo. Keuntungan yang pertama adalah mudah digunakan, dengan tampilan

9


dibuat sama dengan facebook. Kedua, Closed group collaboration hanya yang
memiliki group code yang dapat mengikuti kelas. Ketiga, Free dapat diakses
secara online dan tersedia untuk perangkat smart phone. Keempat, tidak
memerlukan server disekolah. Kelima, dapat diakses dimanapun dan kapanpun.
Keenam, Edmodo dapat diaplikasikan dalam satu kelas, satu sekolah, antar
sekolah dalam satu kota atau kabupaten. Ketujuh, Edmodo dapat digunakan bagi
peserta didik, guru dan orang tua. Kedelapan, Edmodo digunakan untuk
berkomunikasi dengan menggunakan model sosial media, learning material dan
evaluasi. Kesepuluh, terdapat notifikasi untuk guru, peserta didik dan orang
tua[26]. Selain keuntungan yang telah disebutkan diatas, untuk mendukung proses
pembelajaran Edmodo juga telah dilengkapi berbagai aplikasi E-Learning lainnya
untuk dikolaborasikan. Salah satunya adalah Blendspace, Blendspace merupakan
aplikasi yang dapat digunakan didalam Edmodo yang dikombinasikan dengan
berbagai macam aktifitas untuk proses pembelajaran. Kelebihan yang dapat
ditampilkan melalui aplikasi Blendspace antara lain video, gambar, dan materi.
Blendspace mampu memberikan ruang kolaborasi antara peserta didik satu
dengan yang lainnya untuk bertukar informasi[27].
Dari pembahasan kajian pustaka diatas maka dapat ditarik sebuah
indikator untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai sebagai berikut:

1. Semua Peserta didik sudah cukup memperhatikan penjelasan guru berkaitan
dengan penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran
berbasis Web..
2. Semua Peserta didik semangat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis Web.
3. Peserta didik mampu melaksanakan perintah guru untuk berdiskusi bersama
kelompoknya, dengan tugas yang sudah ditentukan.
4. Peserta didik cukup tenang saat melakukan diskusi kelompok dengan metode
jigsaw.
5. Semua Peserta didik aktif saat melakukan diskusi kelompok inti hal ini
bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas dan tepat untuk kelompok
asal.
Selain indikator untuk mengetahui aktifitas maka peneliti ingin
menerapkan perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
1. Tabel, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
No
1

Kegiatan
Kegiatan Inti

a. Mengamati
Peserta didik mencari informasi mengenai penyusunan hasil observasi mengenal
semesta alam melalui modul atau media internet.
b. Menanya
Peserta didik berdiskusi mengenai struktur dan kaidah laporan hasil diskusi
c.
Mengumpulkan Data
Peneliti atau guru mengenalkan dan mempraktekkan media pembelajaran ELearning “Edmodo” untuk membangkitkan motivasi peserta didik.
Peneliti atau guru memberikan kesempatan kapada peserta didik untuk bergabung
dalam group Edmodo.
Guru atau peneliti menggunakan metode jigsaw untuk membagi kelompok yang
berjumlah 8, untuk kelompok asal dan menentukan kelompok ahli.
Mengasosiasi
-

d.

10

Metode

Waktu

Ceramah
10 mnt

4 mnt
Ceramah,
jigsaw,
praktik

13 mnt

1 mnt
6 mnt

e.
f.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi laporan observasi dengan menggunakan
metode jigsaw
Mengomunikasikan
Peserta didik melakukan Tanya jawab secara lisan sebagai bentuk penguatan.
Penutup
Menyimpulkan hasil setelah proses belajar-mengajar berlangsung melalui aplikasi
edmodo.
Berdoa pulang dan salam

6 mnt

6 mnt
9 mnt

2. Tabel, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
No
1

Kegiatan
Kegiatan Inti
a. Mengamati
Guru atau peneliti menyampaikan hasil post test dan diskusi pertemuan minggu
lalu atau siklus I.
Peserta didik membaca dan mencari informasi mengenai tema yang sudah
ditentukan melalui metode jigsaw.
b. Menanya
Peserta didik berdiskusi mengenai struktur dan kaidah laporan hasil diskusi.
Peserta Didik dan guru mengingatkan dalam proses pembelajaran menggunakan
media video yang ada diblendspace.
c.
Mengumpulkan Data
Peserta didik memperhatikan media pembelajaran yang digunakan untuk
berdiskusi dalam penggunaan metode jigsaw.
Guru atau peneliti membagikan media pembelajaran berupa dokumentasi photo
yang ada di blandspace untuk mempermudah peserta didik berdiskusi kembali.
Peneliti atau guru memberikan kesempatan kapada peserta didik untuk bergabung
dalam group Edmodo.
d. Mengasosiasi
Peserta didik mengembangkan informasi yang didapat melalui media pembelajaran ELearning (Edmodo).
e.
Mengomunikasikan
Peserta didik melakukan Tanya jawab secara lisan sebagai bentuk penguatan
serta membantu kesulitan mereka..
f.
Penutup
Kelompok asal membuat rangkuman hasil diskusi dengan memanfaatkan aplikasi
pendukung yang ada di media pembelajaran edmodo.
Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw
dengan peserta didik setelah proses belajar-mengajar berlangsung melalui
aplikasi edmodo.
Menutup dengan salam.

Metode

Waktu

Ceramah
15 mnt

5 mnt

Ceramah,
jigsaw,
praktik

44 mnt

1 mnt

12 mnt

10 mnt

10 mnt

Efektifitas merupakan keberhasilan suatu proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang ingin ditinjau dari dua segi yaitu proses dan hasil [13].
Selain itu efektifitas mampu membawa peserta didik belajar dengan efektif. Untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif diperlukan beberapa indikator yang
mempengaruhi sebagai proses dan hasil. Dari segi proses, indikator yang mampu
mempengaruhi yakni: Pertama, belajar secara aktif baik secara mental maupun
fisik. Kedua, adanya variasi metode dalam pembelajaran. Ketiga, adanya
motivasi. Keempat kurikulum yang baik dan seimbang. Kelima, menyajikan
bahan pelajaran yang merangsang peserta didik untuk berfikir. Keenam, memiliki
lingkungan belajar yang kondusif. Dari segi hasil, indikator yang mampu
mempengaruhi yakni: Pertama, adanya pertimbangan perbedaan individu. Kedua,
adanya perencanaan sebelum pembelajaran. Ketiga, adanya suasana yang
demoratis. Keempat, dapat berinteraksi dengan semua pelajaran. Kelima, mampu
mengerjakan evaluasi yang diberikan. Keenam, dapat mempertanggung
jawabkannya [19].

11

hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik selama proses
belajar berlangsung dilihat dari segi keaktifan siswa didalam kelas dan evaluasi
belajar peserta didik. Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan pembagian
waktu yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan
dapat berdampak positif pada peningkatan prestasi belajar peserta didik [13].
Bahasa Indonesia merupakan salah satu temporal dari Bahasa melayu yang
sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu
seperti Bahasa melayu klasik dan melayu kuno. Bahasa Indonesia menunjukkan
gerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Bahasa yang
bertujuan untuk mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia serta
Bahasa yang digunakan untuk alat berkomunikasi yang memberikan pengetahuan
kepada masyarakat. Selain itu, Bahasa Indonesia juga memberikan proses
pembentukan karakter peserta didik untuk dapat lebih tertata dalam pengucapan
yang lebih sopan santun [18].
Ada dua kajian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian
oleh Kusharyati dengan teknik Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi Peserta didik Kelas XI IS SMA NEGERI
8 SURAKARTA”. Hasil pelaksanaan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II
menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep dan hasil belajar
dibandingkan sebelum teknik penerapan tersebut dilakukan [8]. Kedua, Partadjaja
dan Sulastri menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan mengalami
peningkatan belajar dan aktivitas belajar. Berdasarkan teknik menggunakan model
pembelajaran kooperatif jigsaw memberikan adanya perubahan perilaku belajar
yang negatif berubah menjadi positif oleh Mahasiswa itu sendiri dibanding
sebelum pelaksanaan metode jigsaw [12].
Berdasarkan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran
kooperatif “Jigsaw” tersebut bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik. Meskipun penelitian mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif “Jigsaw” telah banyak dilakukan peneliti berupaya untuk
mengkombinasikan metode pembelajaran yang ada dengan memanfaatkan media
pembelajaran berbasis web. Salah satunya adalah penerapan metode jigsaw
dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dan mengevaluasi hasil pembelajaran menggunakan media
pembelajaran Edmodo.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif, Teknik
kuantitatif merupakan analisis data yang diperoleh dengan cara menghitung ratarata hasil tes pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif merupakan
analisis dari hasil pengumpulan data yang dilakukan pada siklus I dan siklus II.
Dari data tersebut akan diketahui perubahan perilaku siswa selama pembelajaran
berlangsung. Selain itu data tersebut digunakan untuk mengetahui keefektifan
penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis
web dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik[7]. Oleh karena itu,
peneliti menerapkan perencanaan penelitian menggunakan teknik penelitian
tindakan kelas(PTK).

12

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, untuk
bekerja sama dengan peneliti. Tujuan penelitian tindakan kelas untuk
memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Penelitian TIndakan Kelas
(PTK) yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan
memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran (aktifitas) dan lebih
menekankan pada aspek proses saat pembelajaran berlangsung.
PTK memiliki 4 langkah setiap siklus. Pertama perencanaan, tahapan ini
menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Rancangan harus
dilakukan bersama antara guru dan peneliti yang akan melakukan pengamatan
proses jalannya tindakan. Kedua, tindakan adalah pembelajaran macam apa yang
dilakukan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ketiga,
pengamatan atau observasi ini dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan,
pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang
diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Keempat, refleksi bertujuan
untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan setelah kegiatan
berlangsung. Penelitian diadobsi dari penelitian tindakan kelas menurut Arikunto
terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi
[2].

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan siklus I dan siklus II

Siklus I, tahap pertma yang dilakukan adalah perencanaan, perencanaan
digunakan agar tindakan pembelajaran yang dilakukan akan lebh terarah dan
sistematis melalui penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Kedua
tindakan, guru melakukan tindakan dengan mengacu pada skenario dan RPP yang
telah dibuat untuk menerapkan metode pembelajaran dengan memanfaatkan
media pembelajaran berbasis web. Ketiga pengamatan, guru mengamati setiap
kinerja Peserta Didik selama pembelajaran berlangsung bersamaan dengan
tindakan. Keempat refleksi, Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan pada siklus I.
Selain itu peneliti melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk
mengetahui keberhasilan dari penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan
media pembelajaran berbasis web. Hasil refleksi ini selanjutnya akan menentukan
untuk siklus berikutnya.
Siklus II, hasil belajar pada siklus I sangat menentukan untuk melakukan
siklus berikutnya. Jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar maka tidak
diperlukan siklus II. Namun jika belum ada perubahan maka pada siklus II ini,
evaluasi dilakukan kembali untuk mengetahui keberhasilan metode jigsaw dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis web. Prosedur yang dilakukan sama
seperti siklus I meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Apabila

13

dari ke empat tahap tersebut sudah menunjukkan keberhasilan dalam proses
pembelajara. Maka, tidak diperlukan kembali adanya siklus berikutnya.
Teknik Pengambilan Sampel, untuk memperoleh data yang diperlukan
peneliti dalam kasus ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Diambilnya
sampel ini karena peneliti ingin mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik
melalui aktivitas dan hasil evaluasi setelah proses belajar berlangsung. Maka
sampel yang dipilih adalah peserta didik kelas X untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA, dengan jumlah peserta didik
sebanyak 40 dan kelas tersebut dianggap homogen serta memenuhi syarat untuk
melakukan penelitian, untuk mendukung penelitian tersebut maka syarat yang
diperlukan sebagai berikut: diperlukannya observasi awal untuk mengetahui
pertimbangan dilakukan penelitian ini, dari beberapa kelas yang ada di SMK
SARASWATI kelas X TPA yang menurut guru atau peneliti hasil belajar rendh
serta kemauan belajar peserta didik tergolong rendah[25].
Teknik Pengumpulan Data, dalam mengumpulkan data dapat dilakukan
dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannnya. Pengumpulan data ini
menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif, teknik kuantitatif merupakan
analisis data yang diperoleh dengan cara menghitung rata-rata hasil tes pada siklus
, x adalah rata-rata,
adalah
I dan siklus II. Dengan menggunakan rumus
jumlah nilai semua siswa, n adalah jumlah siswa. Sedangkan teknik kualitatif
merupakan analisis dari hasil pedoman observasi, wawancara dan studi
dokumenter yang dilakukan pada siklus I dan siklus II saat proses belajarmengajar berlangsung. Dari data tersebut akan diketahui perubahan perilaku siswa
selama pembelajaran berlangsung. Selain itu data tersebut digunakan untuk
mengetahui keefektifan penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media
pembelajaran berbasis web dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta
didik[7]. Untuk mendapatkan data yang lebih valid peneliti mengkombinasikan
teknik kuantitatif dan kualitatif menggunakan penelitian tindakan kelas, yang
terdapat 4 tahap yang digunakan. Pertama, Observasi dilakukan untuk mengamati
perilaku Peserta Didik selama proses pembelajaran berlangsung. Kedua,
wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data untuk
mengetahui kesulitan apa saja yang dialami oleh peserta didik, wawancara
dilakukan secara terstruktur. Ketiga, studi dokumenter merupakan teknik
pengumpulan data dengan menganalisis dokumen baik dokumen tertulis maupun
gambar elektronik. Foto atau gambar elektronik yang sudah diambil ini untuk
bukti otentik mengenai tingkah laku Peserta Didik pada saat pembelajaran
berlangsung. Keempat, Soal tes yang diberikan pada siklus I, siklus II serta
materi yang diberikan sesuai dengan K1, K2, K3, dan K4 (Kegiatan Inti) yang
ada pada kurikulum 2013 [11].
Teknik Pengolahan Data dan Analisis, proses mencari dan menyusun
data yang diperoleh dapat diolah menggunakan analisis data kuantitatif yang
diperoleh dengan cara menghitung siklus I dan siklus II. Selanjutnya dari
perhitungan yang diperoleh melalui data kuantitatif, mampu menjawab
permasalahan hasil belajar peserta didik. Dengan menggunakan rumus
(∑xi/ . X adalah rata-rata atau mean, xi adalah jumlah nilai semua Peserta
Didik, n adalah jumlah Peserta Didik. Selain itu, untuk mengetahui ketuntasan

14

dalam persentase belajar peserta didik dapat menggunakan rumus P = (B/N) *
100. P adalah pencapaian persentase, B adalah Nilai Mentah, N adalah banyaknya
Peserta Didik yang mengikuti tes, 100 merupakan bilangan tetap. Dari segi
kualitatif analisis hasil yang diperoleh melalui wawancara, observasi, studi
dokumenter. Data dari kualitatif digunakan untuk mengetahui keefektifan
penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis
web dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik [7].
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pelaksanaan Tindakan terdiri dari 3 tahap. Prasiklus dalam tahap ini
peneliti melaksanakan pengambilan hasil belajar yang telah didiskusikan dengan
Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tanggal, 30 agustus 2014.
Untuk hasil yang diperoleh kurang memuaskan hal ini, disebabkan karena peserta
didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Selain itu, keinginan peserta
didik untuk mencari informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa
Indonesia tergolong rendah. Untuk proses belajar-mengajar guru masih
menggunakan metode tradisional, dan tidak memberikan motifasi kepada peserta
didik untuk semangat belajar. Tahap prasiklus ini dilakukan untuk memperoleh
data awal mengenai efektifitas dan hasil belajar peserta didik. Hasil dari prasiklus
dapat dijelaskan pada diagram dibawah ini.
Ketuntasan Hasil Belajar Pra
Siklus
Bahasa Indonesia
35%
65%

Lulus
Tidak Lulus

Gambar 1. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Dari diagram ketuntasan hasil belajar prasiklus diatas, untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia kategori persentase kelulusan mencapai 35% atau
sebanyak 9 peserta didik yang lulus sesuai dengan KKM
. Sedangkan
kategori persentase peserta didik yang tidak lulus mencapai 65% atau sebanyak
31.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I, dilakukan pada tanggal 2 september
2014 untuk memperoleh hasil aktifitas peserta didik melalui penerapan metode
jigsaw. Materi yang disampaikan tentang “Mengenal Alam Semesta” yang
berkaitan dengan laporan observasi peserta didik. Untuk memperoleh data yang
dibutuhkan peneliti menggunakan 2 pengumpulan yaitu kuantitatif dan kualitatif
berikut diskripsi semua data yang diperoleh selama penerapan metode jigsaw
dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web berlangsung.
Hasil Diskusi Siklus I, perolehan data dari hasil diskusi dengan
menggunakan metode jigsaw digunakan untuk menunjukkan keaktifan dan
aktivitas belajar peserta didik didalam kelas. Dengan menggunakan metode jigsaw
perolehan hasil yang dicapai sudah sesuai dengan kriteria ketuntasan minamal
(KKM)
. Rata-rata persentase yang dicapai 87,5% ditingkat interval (75-80)
dan (81-85) dari 30 peserta didik kelas X TP A (Teknik Pemesinan). Telah
15

memahami penyampaian informasi mengenai materi yang diberikan oleh guru
pengampu atau peneliti, dan dapat dilihat tingkat ketidak lulusan persentase yang
dicapai sebesar 12.5% ditingkat interval (0-69) atau sebanyak 10 peserta didik
yang tidak lulus. Dilihat dari diagram hasil diskusi menggunakan metode jigsaw
dibawah ini hasil yang didapat cukup memuaskan. Namun keaktifan peserta didik
saat melakukan diskusi masih kurang, oleh karena itu diperlukan tindakan siklus
II agar hasil yang didapat cukup memuaskan.

Diagram Hasil Diskusi
Metode Jigsaw
Lulus

Tidak Lulus

12,5%
87,5%

Gambar 2. Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus I

Hasil Tes Siklus I, hasil tes penerapan metode jigsaw dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA. Berdasarkan hasil perolehan
belajar peserta didik menggunakan edmodo sebagai berikut. Persentase hasil
kelulusan yang dicapai sebesar 17.5% atau sebanyak 7 peserta didik yang lulus
ditingkat interval (70-79) dan (80-99). Tingkat ketidak lulusan persentase yang
dicapai sebesar 82.5% ditingkat interval (0-49), (50-59), dan (60-69) karena batas
ketuntasan kriteria minimal (KKM)
. Maka diperlukan tindakan siklus II,
selain itu kendala yang dialami peserta didik adalah penggunaan media
pembelajaran web yang baru pertama kali diterapkan. Oleh karena itu, hasil yang
diperoleh peserta didik kurang memuaskan. Berikut diagram ketuntasan hasil
belajar siklus I pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Ketuntasan Hasil
Belajar Siklus I
Bahasa Indonesia
17.5%

Lulus
Tidak Lulus

82.5%

Gambar 3. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Hasil Non Tes Siklus I, Hasil Nontes yang digunakan meliputi observasi,
wawancara, dokumentasi foto dan video supaya lebih jelas, hasil nontes akan
diuraikan sebagai berikut.

16

Hasil Observasi Siklus I, hasil observasi ini dilakukan untuk memantau
perkembangan kemampuan dan aktivitas peserta didik selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan dengan cara berkolaborasi
antara peneliti dan guru pengampu, sehingga diperoleh kesimpulan untuk siklus I.
Pengamatan atau observasi dilakukan berdasarkan 5 indikator pencapaian.
indikator pertama diperoleh persentase sebesar 53%, peserta didik memperhatikan
proses kegiatan belajar dengan metode jigsaw dengan memanfaatkan media
pembelajaran berbasis web. Indikator kedua, diperoleh persentase sebesar 45%,
peserta didik menunjukkan semangat belajar dengan metode yang baru serta
mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Indikator ketiga, perolehan persentase cukup memuaskan 100% peserta didik
memperhatikan dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Indikator keempat,
perolehan yang dicapai adalah 30% semua peserta didik melakukan diskusi
kelompok namun yang lainnya berdiskusi sambil bercerita dengan teman lainnya.
Indikator yang kelima, persentase yang diperoleh adalah 58% peserta didik cukup
ramai untuk melakukan diskusi kelompok.
Hasil Wawancara Siklus I, wawancara yang dilakukan pada siklus I
kurang memuaskan. Hal ini, disebabkan karena media pembelajaran yang
digunakn masih asing bagi peserta didik. Oleh karena iitu, diperlukan wawancara
pada tahap siklus II untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan analisa
dan hasil wawancara dapat diketahui bahwa peserta didik belum pernah
melakukan pembelajaran dengan menggunakan E-Learning dan photo, dengan
media tersebut memberikan kemudahan dalam belajar dan mampu memberikan
informasi sesuai dengan observasi tema yang diangkat serta menarik dan tidak
membosankan. Selain wawancara yang dilakukan untuk peserta didik wawancara
juga dilakukan dengan guru pengampu untuk mengetahui perkembangan hasil
belajar peserta ddik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jigsaw dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis web membuat peserta didik menjadi
lebih aktif, kreatif dalam menuangkan gagasan dan ide yang dimilikinya. Oleh
sebab itu, penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran
berbasis web ini perlu diterapkan di mata pelajaran lainnya selain mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Dokumentasi Photo dan Video siklus I, Dari hasil dokumentasi photo
dan video, peneliti atau guru mendapat kemudahan untuk menganalisa hasil
penelitian tersebut. Dimana perilaku, aktifitas peserta didik dapat dilihat kembali
jika guru atau peneliti mengalami kesulitan dalam menganalisa hasil penelitian.
Video siklus I terlampir dalam CD/DVD hasil penelitian “Penerapan Metode
Jigsaw dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Web pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA.
Refleksi siklus I, Berdasarkan hasil penelitian Siklus I dapat diketahui
bahwa hasil yang diperoleh peserta didik belum memuaskan baik dari tes maupun
nontes. untuk hasil diskusi yang dilaksanakan pada siklus I data yang diperoleh
87,5% peserta didik lulus dan memuaskan kurang lebih ada 30 peserta didik yang
lulus dalam kegiatan Diskusi kelompok menggunakan metode jigsaw, tetapi untuk
hasil tes pada siklus I yang menggunakan media pembelajaran berbasis Web
”EDMODO” hanya mencapai 17,5% atau 7 peserta didik yang lulus. Hal ini

17

disebabkan peserta didik baru pertama kali melakukan tes menggunakan media
pembelajaran berbasis Web. Disamping itu, hasil perilaku peserta didik belum
mengalami perubahan yang berarti. Hal ini disebabkan masih banyak peserta didik
yang tidak memperhatikan penjelasan dari peneliti dalam penggunaan media
pembelajaran berbasis Web “EDMODO”.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II, dilakukan pada tanggal 29 september
2014 untuk memperoleh hasil aktifitas peserta didik melalui penerapan metode
jigsaw yang lebih baik disiklus II. Pada bagian siklus II akan dibahas hasil
diskusi, tes dan nontes seperti siklus I, tindakan siklus II dilaksanakan karena hasil
yang diperoleh pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Materi yang
disampaikan sama dengan siklus I, tentang “Mengenal Alam Semesta” yang
berkaitan dengan laporan observasi peserta didik. Untuk memperoleh data yang
dibutuhkan peneliti menggunakan 2 pengumpulan yaitu kuantitatif dan kualitatif
sama siklus I. Berikut diskripsi semua data yang diperoleh selama penerapan
metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web
berlangsung.
Hasil Diskusi Siklus II, perolehan data dari hasil diskusi dengan
menggunakan metode jigsaw pada siklus II digunakan untuk engetahui
peningkatan keaktifan dan aktivitas belajar peserta didik didalam kelas
dibandingkan dengan siklus II. Dibawah ini merupakan diagram perolehan hasil
diskusi metode jigsaw siklus II.

Diagram Hasil Diskusi Metode
Jigsaw Siklus II
2,5%
Lulus
Tidak Lulus
98%

Gambar 8. Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus II

Dilihat dari diagram hasil diskusi metode jigsaw siklus II diatas
menunjukkan terjadinya peningkatan yang cukup memuaskan dari 40 peserta
didik, rata-rata persentase kelulusan yang didapat adalah 97.5% dari 39 peserta
didik ditingkat interval (70-74), (74-80), (81-85) dan (86-90). Kelas X TP A
(Teknik Pemesinan). Hal ini membuktikan bahwa peserta didik telah dengan baik
tentang penyampaian informasi materi yang diberikan oleh guru atau peneliti.
Untuk tingkat ketidak lulusan menurun menjadi 2,5%. Hasil ini menunjukkan
bahwa tingkat kemampuan dan aktifitas peserta didik dalam penerapan metode
jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan.

18

Hasil Tes Siklus II
Hasil tes untuk Penerapan Metode Jigsaw Dengan Memanfaatkan Media
Pembelajaran Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK
SARASWATI SALATIGA siklus II adalah perbaikan untuk mendapatkan
peningkatan prestasi tentang kemampuan dan aktifitas belajar peserta didik
mengenai struktur teks laporan hasil observasi. Berdasarkan hasil penelitian siklus
II dapat ditunjukkan diagram ketuntasan hasil belajar siklus II pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia menggunakan EDMODO.

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Bahasa Indonesia
32.5%

Lulus
67.5%

Tidak Lulus

Gambar 9. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Dari diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus IIdiatas telah menunjukkan
adanya peningkatan yang memuaskan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kategori persentase sangat baik adalah 67,5% atau sebanyak 28 peserta didik
diantara tingkat interval (70-79) dan (80-99), selanjutnya 32,5% tidak lulus belajar
atau sebanyak 12 peserta didik ditingkat interval (0-49), (50-59) dan (60-69),
karena batas ketuntasan (KKM) di sekolah adalah 70. Sehingga hasil yang didapat
pada siklus II ini sudah baik, dan peserta didik juga lebih memahami
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Web “Edmodo”.
Dengan demikian hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik sudah baik dan
memuaskan dibandingkan dengan perolehan pencapaian pada siklus I. Mengenai
peningkatan hasil belajar yang didapatkan, peserta didik merasa senang dan lebih
semangat untuk belajar dengan teknik penerapan metode jigsaw dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web untuk “Edmodo dan
Blandspace”. Untuk peserta didik yang tidak mengikuti tes pada siklus II maka
peneliti memberikan kesempatan dilain hari untuk peserta didik mengikuti tes
menggunakan edmodo. Hasil belajar yang didapat adalah 78 sehingga peserta
didik tersebut berhasil mengikuti tes online menggunakan Edmodo. Untuk 12
peserta didik yang belum tuntas peneliti melakukan remidial ulang setelah
kegiatan yang ada disekolah selesai. Peserta didik melakukan tes kembali
menggunakan edmodo dan hasil yang didapat sudah memenuhi ketuntasan kriteria
minimal(KKM).
Hasil Non Tes Siklus II, Hasil non-tes untuk siklus II ini meliputi Hasil
observasi, wawancara, dokumentasi foto dan video. Supaya lebih jelas, hasil nontes akan diuraikan sebagai berikut.
Hasil Observasi Siklus II, hasil observasi yang dilakukan pada siklus II
sama dengan siklus I. dari hasil observasi pada siklus II dapat diketahui adanya
19

perubahan perilaku peserta didik kearah yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perubahan perilaku peserta didik serta mengidentifikasi setiap aspek yang
diamati oleh peneliti. Ada beberapa indikator yang mendukung terjadinya
peningkatan yang ditunjukkan. Indikator pertama, kategori persentase yang
didapat sebesar 73% peserta didik dengan giat melaksanakan diskusi kelompok
menggunakan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis
web. Indikator kedua, persentase yang didapat sebesar 68% peserta didik merasa
lebih tertarik dan senang dengan menggunakan media berbasis web. Indikator
ketiga, persentase yang didapat sebesar 98% dalam diskusi tersebut peserta didik
terlihat lebih aktif, setelah selesai berdiskusi peserta didik juga katif untuk
bertanya maupun menjawab sesuai dengan tema yang dibicarakan. Indikator
keempat, 65% peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru atau peneliti
terlihat lebih bersemangat. Indikator kelima, kategori yang didapat sebesar 60%
peserta didik dalam berdiskusi dianggap ramai. Karena dalam penyampaian
informasi dibutuhkan kejelasan dan informasi yang tepat sehingga tidak akan
terjadi perbedaan pendapat.
Hasil Wawancara Siklus II, Pada siklus II dilakukan wawancara ulang
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik selama penelitian ini
berlangsung. Berdasarkan hasil analisis data wawancara, dapat dijelaskan bahwa
peserta didik sudah mulai terbiasa menggunakan media pembelajaran berbasis
Web “Edmodo”. Oleh karena itu, peserta didik meyatakan tertarik dan senang
dengan pembelajaran tersebut. Adapun kesan yang disampaikan oleh peserta didik
dalam pembelajaran tentang penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan
media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia cukup
menyenangkan dan tidak membosankan. Mereka merasa lebih santai, cepat
memahami informasi yang diperoleh melalui media pembelajaran berbasis Web,
peserta didik juga memberikan masukan untuk media pembelajaran Web ini dapat
digunakan di mata pelajaran lainnya. Berdasarkan jawaban peserta didik tersebut,
guru atau peneliti telah melakukan perbaikan pada siklus II. Ketentuan dan
pertimbangan yang telah dibuat diharapkan hasil yang ingin dicapai guru atau
peneliti dapat maksimal. Selain wawancara yang dilakukan untuk peserta didik
peneliti juga melakukan wawancara kembali dengan guru pengampu mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mengetahui perkembangan peserta didik
setelah dilakukan tindakan siklus II. Berdasarkan analisis dan hasil wawancara
yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus
II tidak jauh beda dengan wanwancara pada siklus I, bahwa “Penerapan Metode
Jigsaw dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis WEB pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia” membuat peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif
dalam menuangkan gagasan dan ide yang dimilikinya. Adapun kesan yang
disampaikan oleh guru pengampu mengenai “Penerapan Metode Jigsaw dengan
Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis WEB pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesi” cukup menyenangkan dan membuat peserta didik lebih antusias dan
ekspresif dalam mengembangkan informasi yang didapat untuk kemajuan proses
belajar-mengajar berlangsung. Karena media ini membuat peserta didik lebih aktif
dan memiliki wawasan yang lebih luas. Teknik ini dapat dijadikan alternative
kedua supaya peserta didik lebih aktif.

20

Dokumentasi Photo dan Video Siklus II, Berdasarkan observasi yang
telah dilakukan pada siklus II telah dilakukan pengambilan photo dan video
kembali. Tujuan utama dari peneliti ini lebih menekankan kondisi yang terjadi
didalam kelas, untuk memberikan ekspresi kepada peserta didik agar lebih aktif
serta mampu berkomunikasi dengan baik. Hasil photo dan video pada siklus II
sudah mengalami perubahan yang memuaskan hal ini, dapat dibandingkan pada
kondisi kelas di siklus I. Dalam pengelolaan kelas guru atau peneliti sudah dapat
mengkondisikan dengan tenang, oleh sebab itu peserta didik dapat menyelesaikan
kegiatan diskusi dengan tepat waktu.
Refleksi Siklus II, Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II ini,
dapat ditunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas X
TP (TEKNIK PEMESINAN) A di SMK SARASWATI SALATIGA. Peningkatan
aktifitas hasil belajar tersebut berupa keaktifan peserta didik didalam kelas saat
melaksanakan diskusi, presentasi, tanya jawab dan menanggapi serta peningkatan
nilai yang dilakukan melalui media pembelajaran berbasis Web “Edmodo”. Pada
siklus II ini, rata-rata peserta didik telah mencapai lebih dari nilai yang ditargetkan
yaitu lebih dari 70. Hal ini disebabkan peserta didik sudah mulai terbiasa dengan
proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw dan media pembelajaran
berbasis Web.
Pembahasan, Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada
siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa dalam penerapan metode jigsaw
dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA sudah banyak terjadi
peningkatan nilai serta meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Oleh karena
itu, pembahasan berikut ini meliputi pembahasan tentang peningkatan hasil
belajar mulai dari pra-siklus, siklus I dan siklus II.
Hasil Belajar Peserta Didik Selama Pembelajaran, Hasil belajar peserta
didik dari pra-siklus, siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat dari nilai
kognitif peserta didik yang diperoleh dari hasil tes evaluasi yang dilakukan pada
setiap akhir siklus, sehingga diperoleh nilai kognitif pra siklus dan dua nilai
kognitif yaitu tes siklus I dan tes siklus II. Soal yang diberikan pada peserta didik
pada siklus I sebanyak 20 pilihan ganda dan 5 uraian sedangkan pada siklus II
sebanyak 20 pilihan ganda dan 5 uraian, untuk hasil pra-siklus diambil dari hasil
ulangan yang diberikan oleh guru pengampu. Berdasarkan data yang diperoleh,
rata-rata kelas secara bertahap mulai terjadi peningkatan dari pra-siklus sebesar
51.50, siklus I sebesar 54.80, sedangkan untuk siklus II meningkat sebesar 68.27.
Daya serap ketuntasan belajar untuk peserta didik dikelas X TP A (Teknik
Pemesinan) telah mengalami peningkatan hasil belajar yang memuaskan.
Ketuntasan belajar peserta didik dari pra siklus dapat dilihat persentase yang
didapat yaitu 22.5% atau sebanyak 9 peserta didik yang lulus atau mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal, sedangkan peserta didik yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 31 atau sebesar 77.5%. nilai
tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 72 dan nilai terendah adalah 0 .
Selanjutnya dari pra-siklus ke siklus I terjadi penurunan hasil belajar yang
diperoleh peserta didik. Penurunan hasil belajar tersebut yaitu 17.5% atau
sebanyak 7 peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

21

sedangkan peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 33 atau sebesar 82.5%. Hal ini dikarenakan peserta didik baru
pertama kali menggunakan media pembelajaran berbasis Web “Edmodo” untuk
mengerjakan soal secara online, nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik pada
siklus I adalah 88 dan nilai terendah adalah 0. Berdasarkan observasi dan hasil
video yang dilaksanakan pada siklus I menunjukkan bahwa social learning
menurut Taylor (2003) tidak semuanya berjalan baik. Peserta didik masih
memerlukan penjelasan dari guru. Oleh karena itu, guru atau peneliti dalam
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar harus benar-benar memberikan
penguatan kepada peserta didik supaya tidak terjadi masalah di pertemuan
selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan observasi dan
pembuatan video kembali pada siklus II. Namun, setelah dilakukan siklus II
peserta didik mengalami peningkatan sebesar 67.5% atau sebanyak 27 peserta
didik yang lulus mencapi Kriteria Ketuntasan Minimal dan sebanyak 13 peserta
didik belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 32.5%.
Nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus II adalah 96 dan nilai terendah yang
diperoleh peserta didik adalah 0. Oleh karena itu, siklus II ini telah menekankan
ketidak tuntasan peserta didik dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar
berlangsung atau tidak sesuai dengan target KKM yang harus dicapai. Dibawah
ini secara keseluruhan data hasil belajar yang diperoleh dari pra-siklus, siklus I
dan siklus II dapat digambarkan pada gafik atau diagram sebagai berikut:
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar
250,00%
200,00%
150,00%
100,00%
50,00%
0,00%

Lulus

Tidak Lulus

Siklus II

67,50%

32,50%

Siklus I

17,50%

82,50%

Pra siklus

22,50%

77,50%

Gambar 12. Diagram Ketuntasan hasil belajar
(Pra siklus, Siklus I dan Siklus II)

Selain mampu meningkatkan hasil belajar, peserta didik juga mampu
meningkatkan aktivitas belajarnya melalui penerapan metode jigsaw dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web “Edmodo” pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia, walaupun hasil yang diperoleh belum maksimal. Dibawah ini
adalah grafik aktivitas belajar peserta didik siklus I dan siklus II.

22

Aktivitas Belajar Siklus I
100%
53,00%

43,00%

30,00%

58,00%

Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
I
II
III
IV
V
Gambar 13. Diagram Aktivitas Belajar Siklus I

Aktivitas Belajar Siklus II
78,00%

68,00%

98,00%
65,00%

73,00%

Indikator indikator Indikator Indikator Indikator
I
II
III
IV
V
Gambar 14. Diagram Aktivitas Belajar Siklus II

Dari diagram aktivitas belajar siklus I dan siklus II dapat dijelaskan
mengenai peningkatan aktivitas belajar peserta didik, perolehan data pada siklus I
indikator pertama (1) persentase yang didapat sebesar 53.00% sedangkan
indikator pertama (1) yang diperoleh pada siklus II persentase yang didapat
sebesar 78.00%, hal ini menunjukkan peserta didik memperhatikan penjelasan
guru atau peneliti berkaitan dengan penerapan metode jigsaw dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis web, tingkat kenaikan perolehan pada
indikator (1) di siklus I dan siklus II adalah 25.00%. Indikator kedua (2) yang
diperoleh pada siklus I sebesar 45.00%, sedangkan indikator (2) yang diperoleh
pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 23.00% dari 68.00% peserta didik
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan semangat dan senang. Indikator
ketiga (3) dari siklus I memperoleh data sebesar 100% dan indikator ketiga (3)
yang diperoleh pada siklus II mengalami penurunan sebesar 98.00% hal ini
dikarenakan salah satu peserta didik sedang sakit sehingga peserta didik tersebut
tidak dapat mengikuti kegiatan belajar – mengajar. Indikator keempat (4) dari data
perolehan siklus I adalah 30.00% dan indikator keempat (4) yang diperoleh pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 35.00% dari 65.00%, saat melaksanakan
diskusi kelompok peserta didik menyelesaikan dengan serius sehingga proses
belajar-mengajar mampu berjalan dengan baik. Selanjutnya indikator kelima (5)
pada siklus I perolehan data yang didapat sebesar 58.00% sedangkan perolehan
yang didapat pada siklus II sebesar 73.00% di indikator kelima terjadi
peningkatan sebesar 18.00%, peserta didik lebih terlihat aktif mau bertanya,
menanggapi dibanding dengan siklus I. Dengan diskripsi yang telah dipaparkan
diatas dapat dibuktikan bahwa penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan
media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
mengalami peningkatan aktifitas belajar peserta didik. Selain penelitian mengenai
aktivitas belajar peserta didik penelitian ini juga ingin menambahkan beberapa
23

temuan yang didapatkan saat proses penelitian ini berlangsung. Peneliti atau guru
mendapatkan peserta didik yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam
observasi tersebut peneliti atau guru mendapatkan peserta didik yang selalu
berbicara dengan temannya, dengan kondisi yang seperti ini memerlukan
perhatian khusus kepada peserta didik tersebut. Selain itu peneliti juga
menemukan latar belakang masalah yang terjadi pada peserta didik saat disekolah,
ternyata dalam latar belakang masalah yang dialami siswa selain bosan dengan
metode pembelajaran yang tradisional masalah yang menjadi beban peserta didik
tersebut adalah masalah dalam keluarganya. Untuk peserta didik ini, diperlukan
perhatian khusus dari guru pengampu, dan wali kelas sehingga untuk
mendapatkan masa belajar yang baik peserta didik tersebut tidak terhalangi
dengan masalah keluarganya. Berdasarkan temuan pada prasiklus, mengenai
observasi dan video rekaman dapat