Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Masalah
Tanaman kopi di Indonesia sebagian besar merupakan tanaman rakyat
yang mempunyai peranan penting, baik sebagai sumber devisa maupun sebagai
penunjang perekonomian rakyat. Luas tanaman kopi di Tapanuli Utara pada tahun
2014 mencapai 15.208 ha yang terdiri atas kopi Robusta dan kopi Arabika. Luas
panen mencapai 10.470,75 ha dengan jumlah produksi 10.473,08 ton kopi
(BPS Tapanuli Utara, 2015).
Hypothenemus

hampei merupakan serangga hama utama yang sangat

meresahkan petani kopi di Tapanuli Utara. Areal pertanaman kopi Arabika di
Tapanuli Utara seluruhnya terserang oleh hama tersebut. Messing (2012)
menyatakan persentase serangan dapat mencapai 30-60% yang menyebabkan
kehilangan hasil serta menurunnya mutu produksi. Hama bubuk ini menyerang
kopi jenis Robusta dan Arabika, baik yang masih ada di pohon maupun di
penyimpanan. Kerusakan yang ditimbulkan ditandai dengan gerekan pada buah
yang mulai mengeras (Agramont et al., 2010). Apabila gerekan terjadi pada buah
yang tua, biasanya buah tidak sampai gugur tetapi biji yang dihasilkan berkualitas
rendah (Burbano et al., 2010).

Rendahnya produktivitas tanaman kopi terutama perkebunan rakyat
disebabkan petani yang belum memperhatikan budidaya tanaman, agroekosistem
dan penerapan pengendalian hama terpadu pada areal kebunnya, sehingga
kerugian hasil akibat serangan organisme pengganggu tumbuhan terutama hama
dan penyakit tanaman cukup besar (Dufour dan Frerot, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Hama PBKo umumnya menyerang buah kopi yang bijinya (endosperm)
telah mengeras. Namun, pada buah yang bijinya belum mengeras yang
berdiameter lebih dari 5 mm juga diserang. Buah-buah yang bijinya masih lunak
umumnya tidak digunakan sebagai tempat berkembang biak, tetapi hanya digerek
untuk mendapatkan makanan sementara (Armbrecht dan Gallego, 2007).
Kerusakan yang demikian kadang justru lebih berat, karena buah tidak
berkembang, berubah warna menjadi kuning kemerahan, dan akhirnya gugur.
Serangan pada buah yang bijinya telah mengeras akan berakibat penurunan
jumlah dan mutu hasil (Chiu-Alvarado et al., 2009).
Pengendalian hama sampai saat ini masih mengandalkan insektisida kimia.
Namun cara ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan manusia.
Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan suatu pengendalian

hama yang ramah lingkungan (Jaramillo dan Vega, 2009). Pengendalian hayati
merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
penggunaan insektisida kimia. Pengendalian hayati didefinisikan sebagai
penggunaan musuh alami berupa parasitoid, predator, patogen, agens antagonis
untuk menekan populasi hama (Crespor et al., 2008).
Salah satu cara untuk mengatasi serangannya adalah dengan menggunakan
musuh alaminya seperti Cephalonomia stephanoderis. Menurut Armbrecht dan
Gallego (2007) di Columbia dan pada akhirnya dikembangkan sebagai musuh
alami penggerek buah kopi di berbagai negara. PBKo dapat dikendalikan secara
hayati dengan menggunakan cendawan entomopatogen. Salah satu cendawan
entomopatogen yang digunakan adalah Beauveria bassiana yang memiliki inang

Universitas Sumatera Utara

yang cukup luas dan dapat diperbanyak dengan mudah. Berbagai penelitian yang
menunjukkan keefektifan B. bassiana untuk mengendalikan H. hampei
(Hansen dan Steenberg 2007., Bari 2006).
Pengendalian PBKo secara hayati saat ini sedang ditingkatkan
pengembangannya di Indonesia. Hal ini terutama untuk mengantisipasi
meningkatnya permintaan pasar terhadap kopi organik (bio-coffee), yaitu kopi

yang dihasilkan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia pertanian seperti pupuk
anorganik, pestisida, zat pengatur tumbuh, dan semacamnya (Marleni, 2008)
Agens hayati yang mempunyai prospek baik dalam mengendalikan PBKo
adalah yang dikemas dalam bentuk pestisida hayati, pemangsa, dan parasitoid
(Susilo, 2007). Pestisida hayati merupakan pilihan utama untuk dikembangkan di
Indonesia karena risikonya rendah terhadap pencemaran lingkungan, mudah
penggunaannya karena petani sudah terbiasa dengan berbagai alat pengendalian,
khususnya alat semprot, dan harganya relatif lebih murah dibandingkan harga
pestisida kimia (Purnomo, 2010). Penggunaan patogen serangga bila berhasil
mengendalikan suatu hama, akan lebih memapankan patogen dalam suatu
ekosistem, sehingga dapat menjadi agens pengendalian alami bagi hama sasaran
(Sivasundaram et al., 2007).
Da-Silva et al., (2006) menyatakan bahwa perilaku hama PBKo,
pengendalian yang dipandang paling potensial untuk mengatasinya adalah
pengendalian hayati. Agens pengendalian hayati PBKo yang sudah dikembangkan
di Indonesia dan mempunyai efektivitas yang tinggi adalah B. bassiana
(Wiryadiputra,

2007). Insektisida


nabati

yang

paling

prospektif

untuk

Universitas Sumatera Utara

mengendalikan hama PBKo adalah produk-produk yang dihasilkan dari tanaman
mimba (Azadirachta indica), karena ekstrak mimba telah ditemukan efektif
menekan serangga hama (Howard et al., 2010). Atraktan Methanol dapat juga
digunakan oleh petani kopi untuk mengendalikan serangan hama H. hampei
(Virma, 2008)
Sebagai upaya mengatasi hama PBKo, dipandang perlu melakukan
pengkajian pengelolaan hama kopi Arabika yang ramah lingkungan dengan
menggunakan agens cendawan patogenis B. bassiana (Barbarin et al., 2012).

Kajian

biologi entomopatogen B. bassiana yang berimplikasi pada

pemanfaatannya sebagai musuh alami hama terutama khususnya terhadap PBKo
diharapkan dapat melengkapi komponen pengendalian hama secara terpadu. Pada
penelitian ini isolat lokal B. bassiana yang dikembangkan sebagai musuh alami
berasal dari daerah setempat dengan harapan tingkat keberhasilannya untuk
menekan populasi H. hampei.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan;
1. Untuk mendapatkan tingkat kerapatan spora jamur B. bassiana isolat lokal
yang efektif untuk mengendalikan larva, pupa, dan imago H. hampei di
laboratorium dan lapangan.
2. Untuk mendapatkan pengaruh ketinggian tempat terhadap perkembangan
H. hampei.
3. Untuk mendapatkan pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah
propagul B. bassiana.


Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian
Dari hasil percobaan ini diharapkan:
1. Ada tingkat kerapatan spora jamur B. bassiana isolat lokal yang efektif
untuk mengendalikan larva, pupa, dan imago H. hampei di laboratorium
dan lapangan.
2. Ada pengaruh ketinggian tempat terhadap perkembangan H. hampei.
3. Ada pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah propagul B. bassiana.

Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan berguna bagi petani kopi dalam pengendalian
hama H. hampei secara hayati yang berpola pada spesifik lokasi dengan
menggunakan B. bassiana.
2. Sebagai bahan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang membutuhkan,
khususnya dalam pengendalian hama penggerek buah kopi H. hampei di
lapangan.

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo) dan Metarrhizium anisopliae (Metch) Sorokin Terhadap Chilo sacchariphagus Boj. (Lepidoptera:Pyralidae) di Laboratorium

4 89 58

Uji Efektivitas Bacillus thuringiensis Berliner dan Beauveria bassiana Vui!! Terhadap Ulat Krop Crocidolomia binotalis ZeC (Lepidoptera : Pyralidae) Pada Tanaman Kubis di Laboratorium

2 59 84

EFEKTIVITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. PADA FORMULA GRANULAR TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KOPI, Hypothenemus hampei Ferr.

0 4 6

EFEKTIVITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. PADA FORMULA GRANULAR TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KOPI, Hypothenemus hampei Ferr.

0 5 14

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 1 22

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 0 2

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

1 2 12

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae) Chapter III V

0 0 32

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 3 8

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 0 55