Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

PEMANFAATAN CENDAWAN ENTOMOPATOGEN
Beauveria bassiana (Bals.) Vuill ISOLAT LOKAL SEBAGAI
AGENS HAYATI PENGGEREK BUBUK BUAH KOPI
Hypothenemus hampei (COLEOPTERA: SCOLYTIDAE)

TESIS

OLEH
NIXSON PANJAITAN
117001016

PROGRAM MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN CENDAWAN ENTOMOPATOGEN
Beauveria bassiana (Bals.) Vuill ISOLAT LOKAL SEBAGAI

AGENS HAYATI PENGGEREK BUBUK BUAH KOPI
Hypothenemus hampei (COLEOPTERA: SCOLYTIDAE)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Magister Dalam Program Magister Agroekoteknologi Pada
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

OLEH
NIXSON PANJAITAN
117001016

PROGRAM MAGISTER AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


PEMANFAATAN CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana
(Bals.) Vuill ISOLAT LOKAL SEBAGAI AGENS HAYATI PENGGEREK
BUBUK BUAH KOPI Hypothenemus hampei
(COLEOPTERA: SCOLYTIDAE)

Nama
No.Pokok
Program Studi

: NIXSON PANJAITAN
: 117001016
: Agroekoteknologi

Menyetujui:
Komisi Pembimbing

Prof.Dr. Ir. Darma Bakti, MS
Ketua


Ketua Program Studi

Prof.Dr. Ir. Abdul Rauf, MP

Prof.Dr.Dra. M. Cyccu Tobing, MS
Anggota

Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Hasanunuddin, MS

Tanggal Lulus: 18 Juli 2016

Universitas Sumatera Utara

Telah di uji pada tanggal

: 18 Juli 2016

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua
: Prof. Dr.Ir.Dharma Bakti, MS
Anggota
: Prof.Dr.Dra.M.Cyccu Tobing, MS
Penguji
: 1. Dr.Ir.Lollie Agustina P.Putri, Msi
2. Dr. Lisnawita, SP, Msi
3. Dr.Ir.Marheni, M.P

Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Agroekoteknologi pada Program Studi
Magister Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah
benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan Tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian Tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

Medan, Oktober 2016
Penulis,

Nixson Panjaitan

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Nixson Panjaitan, “The use of fungi entomopatogen B. bassiana (Bals)
Vuill local isolate to control coffee berry borer Hypothenemus hampei
(coleopteran:scolytidae). Guidance by Darma Bakti, Maryani Cyccu Tobing.
The research was to study of spores concentration of B. bassiana to control
larva, pupa, and imago H. hampei in laboratory and field. This research was

conducted at disease laboratory, Agriculture Faculty University of Sumatera Utara
and at field in Lobu Siregar village Siborongborong-North Tapanuli (1200-1400
m dpl) and the other one was done in Tangga Batu village, Toba Samosir District
(900-1100) from October 2013-August 2014. In laboratory used Randomized
Complete Design with two treatments and three replications. In field used
Randomized Block Design with two treatments and three replication. The first
factor was spores concentration (control, 106, 107 ,dan108 spora/ml water) and the
second factor was fruit coffee (green, yellow and red coffee). The results showed
that B. bassiana 108 spora/ml is effective with larva mortality, pupa and imago H.
Hampei. Persentase mortality in laboratory showed that the highest was 82,02%
on larva, 76,32% on pupa and 72,42% on imago. Persentase mortality in Lobu
Siregar village North Tapanuli showed that the heighest was 70,54% on larva,
63,02% on pupa and 54,88% on imago. Which in Tangga Batu Village Toba
Samosir showed that the heighest was 68,88% on larva, 58,74% on pupa and
53,27% on imago. The heighest place was influenced to H. Hampei pest growth
with their own size are 42,21% (1200-1400m dpl) and 38,72% (900-1100 m dpl).
Growth and duration of time also influence propagul quantity.

Keywords: Hyphothenemus hampei, biological agens, coffee fruits.


Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Nixson Panjaitan, Pemanfaatan cendawan entomopatogen Beauveria
bassiana (Bals.) Vuill isolat lokal sebagai agens hayati penggerek bubuk buah
kopi Hypothenemus hampei (coleopteran:scolytidae), dibawah bimbingan
Darma Bakti dan Maryani Cyccu Tobing.
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi spora jamur
B. bassiana terhadap mortalitas larva, pupa, dan imago H. hampei di laboratorium
dan lapangan. Untuk mendapatkan pengaruh ketinggian tempat terhadap
perkembangan H. hampei dan pengaruh lama penyimpanan terhadap jumlah
propagul B. bassiana. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Medan dan di kebun Petani Desa
Lobu Siregar Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (1200-1400
m dpl) dan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu Kecamatan Tampahan
(900-1100 m dpl). Penelitian berlangsung dari bulan Oktober 2013-Agustus 2014.
Penelitian di laboratorium menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial
dengan 2 faktor dan tiga ulangan. Penelitian di lapangan menggunakan rancangan
acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama
kerapatan B. bassiana (kontrol, 106 ,107 dan, 108 spora/ml) dan faktor kedua buah

kopi (buah kopi muda, setengah masak, dan berwarna merah). Hasil penelitian
menunjukkan B. bassiana konsentrasi 108 spora/ml efektif terhadap mortalitas
larva, pupa dan imago. Persentasi kematian tertinggi H. hampei larva, pupa, dan
imago di laboratorium masing-masing sebesar 82.03%, 76.32%, dan 72.42%
sedangkan di lapangan Desa Lobu Siregar Kabupaten Tapanuli Utara sebesar
70.54%, 63.21%, dan 54.58% di Desa Tangga Batu Kabupaten Toba Samosir
sebesar 68.88%, 58.74% dan 53.27%. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap
perkembangan H. hampei dengan masing-masing tempat sebesar 42.21% (12001400 m dpl) dan 38.72% (900-1100 m dpl). Lama penyimpanan berpengaruh
terhadap jumlah propagul.

Kata kunci: Hypothenemus hampei, agens hayati, buah kopi.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan berkat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tulisan tesis ini.
Selama melakukan penelitian dan penulis tesis ini, Penulis banyak
mendapatkan bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr.Ir. Hassanuddin, MS., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof.Dr.Abdul rauf, MP., selaku Ketua Program Studi Magister
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
3. Prof.Dr.Ir.Darma Bakti, MS., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.
4. Prof.Dr.Dra.M.Cyccu Tobing, MS., selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis
ini.
5. Dr.Ir. Lollie agustina P.Putri, MSi.,ibu Dr. Lisnawita, SP,MSi., dan Ibu
Dr.Ir. Marheni, MP., selaku penguji atas saran dan kritik yang diberikan.
6. Reinhard Radloff dan ibu Rita (Jerman) yang banyak memberikan bantuan
dana dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
7. Kepada keluarga penulis, buat Ayah B.Panjaitan dan ibunda A.Situmeang
serta adik-adik (Jimmer, Melati, Viktor, Santa, Salmen, dan Christin) yang
sangat saya cintai terimakasih buat doa, dana dan kasih sayangnya yang
tulus, keluarga abang ipar penulis Henry Hutahaean/Suriati Hasibuan,
Mertua M. Hutahaean/R. Pasaribu terimakasih buat dukungan dana dan

doanya, serta teman-teman satu kontrakan (Setia, Nenti dan chindy)
terimakasih buat dukungan dan kasih sayangya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
8. Kepada suami tercinta Gr. Benny O Hutahaean, SPd.K terimakasih buat
dukungan doa, semangat, kesabaran, pengertian serta pengorbanannya
demi memperjuangkan studi penulis, putra saya Hieron Joy Reinerd
Hutahaean yang selalu menjadi tempat melepas penat dan rasa lelah serta
putri saya Hana Evangelista Rael yang lahir saat penulis menyelesaikan
tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Namun besar harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada
seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.
Amin.
Medan, Januari 2017
Penulis,

Nixson panjaitan

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Nixson Panjaitan, dilahirkan di Sosor Panjaitan pada tanggal
8 November 1984. Ayah bernama Bosar Panjaitan dan Ibunda Asnaria
Situmeang. Penulis merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara
yang telah menikah tahun 2014 dengan Gr. Benny Hutahaean, SPd.K
dan mempunyai 2 orang anak: Hieron Joy Rainerd Hutahaean (2015)
dan Hanna Evangelista Rael Hutahaean (2016).
Jenjang pendidikan yang pernah di tempuh adalah: Memasuki
Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1 Sipahutar pada tahun
2001 dan lulus pada tahun 2004. Diterima di Universitas Lampung
Fakultas Pertanian Jurusan Proteksi Tanaman pada tahun 2004. Sejak
tahun 2010 sampai dengan sekarang menjadi staf pengajar di Fakultas
Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli. Pada tahun
2011 tercatat sebagai mahasiswa Program Magister Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ………………………………...…………….…………
ABSTRAK ……………………………………...……………………
KATA PENGANTAR..………………………...…………………….
RIWAYAT HIDUP… …………………………………...………….
DAFTAR ISI ……. ……………………………………...……………
DAFTAR TABEL …. …………………………………...……………
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………........
PENDAHULUAN ………………………………………………...….
Latar Belakang …………………………………………..
Tujuan Penelitian ………………………………………...
Hipotesa Penelitian ………………………………………
Manfaat Penelitian ………………………………………...
TINJAUAN PUSTAKA
Serangga Hypothenemus hampei Ferr ....................................
Biologi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae)
Gejala Serangan........................................................................
Pengendalian.............................................................................
Jamur Beauveria bassiana …………………………………........
Mekanisme Infeksi Jamur Beauveria bassiana ……………….
Metode perbanyakan konidium Beauveria bassiana …………
Daya Bunuh Jamur Beauveria bassiana ……………………….
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu…………………………………………...
Alat dan Bahan Penelitian……………………………………
Metode Penelitian…………………………………………….
Penelitian di Laboratorium……………………………
Penelitian di Lapangan………………………………..
Pelaksanaan Penelitian………………………………………..
Identifikasi B. bassiana entomopatogen……………...
Pengambilan sampel buah kopi………………………
Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA)…….
Isolasi Jamur B. bassiana………………………………..
Penelitian di Laboratorium……………………………
Penelitian di Lapangan………………………………..
Peubah Amatan………………………………………………..
Uji B. bassiana di Laboratorium……………………..
Mortalitas PBKo (Larva, Pupa, dan Imago)………….
Uji B. bassiana di Lapangan………………………….
Mortalitas PBKo (Larva, Pupa, dan Imago)………….
Persentase Buah Kopi yang Terserang……………….

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
xiv
1
1
4
5
5
6
7
8
9
11
15
17
17
21
21
21
22
24
25
25
25
26
27
27
28
30
30
30
31
31
32

Universitas Sumatera Utara

Uji Viabilitas………………………………………….
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian di Laboratorium…………………………………..
Mortalitas PBKo (Larva, Pupa, dan Imago) di Laboratorium
setelah Aplikasi Beauveria basssiana ……………………
Penelitian di Lapangan………………………………………
Mortalitas Hama PBKo (Larva, Pupa, dan Imago) di Lapangan
setelah Aplikasi Beauveria basssiana di Desa Lobu SiregarKabupaten TAPUT dan Desa Tangga Batu-Kabupaten Tobasa.
Persentase Buah Kopi yang Terserang………………………
Uji Viabilitas………………………………………………………………………………
Pembahasan ………………………………………………….
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...
LAMPIRAN……………………………………………………………...

32
33
33
37

37
42
44

45
51
52
60

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Rataan persentase mortalitas larva H. hampei dengan perlakuan jamur
B. bassiana 6-10 hari setelah aplikasi di laboratorium………….. …….. 31
2. Rataan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan perlakuan
Jamur B. bassiana 6-10 hari setelah aplikasi di laboratorium………… 32
3. Rataan persentase mortalitas imago H. hampei dengan perlakuan
Jamur B. bassiana 6-10 hari setelah aplikasi di laboratorium…..……... 33
4. Rataan persentase mortalitas larva H. hampei dengan perlakuan
Jamur B. bassiana 6-10 hari setelah aplikasi di Desa Lobu SiregarTAPUT ………………………………………………………………
35
5. Rataan persentase mortalitas larva H. hampei dengan perlakuan
Jamur B. bassiana 6-10 hari setelah apilkasi di Desa Tangga
Batu-TOBASA………………………………………………………... 36
6. Rataan Mortalitas pupa H. hampei dengan Perlakuan Jamur
B. bassiana 6-10 Hari Setelah Aplikasidi Desa Lobu
Siregar-TAPUT………………………………………………………... 37
7. Rataan mortalitas pupa H. hampei dengan perlakuan jamur
B. bassiana 6-10 hari setelah aplikasi di Desa
Tangga Batu- TOBASA………………………………………………... 38
8. Rataan persentase mortalitas imago H. hampei dengan perlakuan
Jamur B. bassiana 6-10 hari setelah aplikasi di Desa Lobu SiregarTAPUT…………………………………………………………………. 39
9. Rataan mortalitas imago H. hampei dengan perlakuan jamur
B. bassiana 6-10 hari setelah aplikasi di Desa
Tangga Batu- TOBASA………………………………………………... 39
10. Rataan persentase buah yang terserang H. hampei di Desa
Lobu Siregar-Kabupaten Tapanuli Utara………………………..….
40
11. Rataan persentase buah yang terserang H. hampei di Tangga BatuKabupaten Toba Samosir……………………………………………
41
12. Jumlah rata-rata koloni hasil uji viabilitas B. bassiana selama
penyimpanan………………………………………………………...
42

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. a. Buah kopi dari lapangan yang terdapat jamur B. bassiana dan
b. Sporalasi buah kopi di laboratorium…………………………..
2. a. dan b. Media Potato Dextrose Agar (PDA)…………………….
3. a. dan b. Jamur Beauveria bassiana…………………………………...
4. a. dan b. Aplikasi B. bassiana di laboratorium……………………
5. a. Aplikasi B. bassiana di lapangan Desa Lobu Siregar- Taput
b. Aplikasi B. bassiana di lapangan Desa Tangga Batu-Tobasa …
6. a. Larva sehat dan larva yang mengalami infeksi (mati),
b. Pupa yang sehat dan Pupa yang mengalami infeksi (mati),
c. Imago yang terinfeksi jamur B. Bassiana …………………….
7. a. B. bassiana masa inkubasi 7 hari,
b. B. bassiana masa inkubasi 14 hari,
c. B. bassiana masa inkubasi 21 hari……………………………...

24
24
25
26
27

47

49

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
Perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi
di laboratorium…………………………………………….………
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………….…….
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………………….
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………….………………
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah
aplikasi di laboratorium………………………………………………..
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………………..
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………….…….
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………….……….
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………….……….
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………………..…
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………………...
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………….……….

60

60

61

61

62

62

63

63

64

64

65

65

Universitas Sumatera Utara

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………………..
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………….………..
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………….……..
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah
aplikasi di laboratorium………………………………..…………….
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………………...
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………….………..
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi
di laboratorium………………………………………………..…
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………….…….
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………….……..
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………..…………….
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………………...
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………….…..
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………………...

66

66

67

67

68

68

69

69

70

70

71

71

72

Universitas Sumatera Utara

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………………...
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………...……
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………………
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah
aplikasi di laboratorium…………………………………………….
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah
aplikasi di laboratorium……………………………………...…….
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………………..…….
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……..……………….
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………..…………….
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………………………
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……..…..
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar..…………………….
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……………………….
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……………………..

72

73

73

74

74

75

75

76

76

77

77

78

78

Universitas Sumatera Utara

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar…..……………..
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………………….
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……….
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar…………………...
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar…………..………
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………………..….
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari seteah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………………..……
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……………………
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar.………
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……………..………
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………..…………...
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………..……………
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar………..……………

79

79

80

80

81

81

82

82

83

83

84

84

85

Universitas Sumatera Utara

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

61.

62.

63.

64.

Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……………………
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar..………
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar…………………..…
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar……..….
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar…...……..
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar…...……..
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar….………
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar.…………
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Tapanuli Utara Desa Lobu Siregar…...……..
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu………………………..
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu….………………….
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…….…………………
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu ...…………………….

85

86

86

87

87

88

88

89

89

90

90

91

91

Universitas Sumatera Utara

65.

66.

67.

68.

69.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

77.

Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…..………
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 6 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu………………………..
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu……………………....
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu .………………………
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…….……………………
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu………………………
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…..…..
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 7 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu……………………
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu….………………….
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu………………….…...
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu….……………….
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu ……...……………
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu.………

92

92

93

93

94

94

95

95

96

96

97

97

98

Universitas Sumatera Utara

78.

79.

80.

81.

82.

83.

84.

85.

86.

87.

88.

89.

90.

Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 8 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…………………….
98
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu………………………
99
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu……………………….
99
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu……………………….. 100
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu ...……………………... 100
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu..…………. 101
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 9 hari setelah aplikasi di lapangan
Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu….………………………. 101
Data pengamatan persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…….……
102
Sidik ragam persentase mortalitas larva H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu….………
102
Data pengamatan persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…….…….. 103
Sidik ragam persentase mortalitas pupa H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…...……
103
Data pengamatan persentase mortalitas imago H. hampei
dengan perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…………
104
Sidik ragam persentase mortalitas imago H. hampei dengan
perlakuan jamur B. bassiana 10 hari setelah aplikasi
di lapangan Kabupaten Toba Samosir Desa Tangga Batu…….……
104

Universitas Sumatera Utara

91.

92.

93.

94.

95.

96.

97.

98.

99.

100.

101.

102.

103.

Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan I Januari 2014) di Desa Lobu Siregar- Kabupaten
Tapanuli Utara…………………………………………………….
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan I Januari 2014) di Desa Lobu Siregar- Kabupaten
Tapanuli Utara…………………………………………………...
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan II Februari 2014) di Desa Lobu Siregar- Kabupaten
Tapanuli Utara……………….…………………………………..
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan II Februari 2014) di Desa Lobu Siregar- Kabupaten
Tapanuli Utara…………………………………………………….
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan III Maret 2014) di Desa Lobu Siregar- Kabupaten
Tapanuli Utara……………………………………………………..
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan III Maret 2014) di Desa Lobu Siregar- Kabupaten
Tapanuli Utara……………………………………………………
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan IV April 2014) di Desa Lobu Siregar- Kabupaten
Tapanuli Utara…………………………………………………….
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan IV April 2014) di Desa Lobu Siregar-Kabupaten
Tapanuli Utara……………………………………………………
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan V Mei 2014) di Desa Lobu Siregar-Kabupaten
Tapanuli Utara…………………………………………………….
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan V Mei 2014) di Desa Lobu Siregar-Kabupaten
Tapanuli Utara……………………………………………………
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan I Januari 2014) di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir…………………………………………………….
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan I Januari 2014) di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir ……………...…………………………………...
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan II Februari 2014) di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir……………….…………………………………..

105

105

106

106

107

107

108

108

109

109

110

110

111

Universitas Sumatera Utara

104.

105.

106.

107.

108.

109.

110.

Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan II Februari 2014) di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir…………………………………………………….
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan III Maret 2014) d di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir……………………………………………………..
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan III Maret 2014) di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir……………………………………………………
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan IV April 2014) di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir…………………………………………………….
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan IV April 2014) di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir……………………………………………………
Data pengamatan persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan V Mei 2014) di Desa Tangga Batu- Kabupaten
Toba Samosir…………………………………………………….
Sidik ragam persentase buah yang terserang H. hampei
(pengamatan IV April 2014) di Desa Tangga Batu-Kabupaten
Toba Samosir…………………………………………………….

111

112

112

113

113

114

114

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo) dan Metarrhizium anisopliae (Metch) Sorokin Terhadap Chilo sacchariphagus Boj. (Lepidoptera:Pyralidae) di Laboratorium

4 89 58

Uji Efektivitas Bacillus thuringiensis Berliner dan Beauveria bassiana Vui!! Terhadap Ulat Krop Crocidolomia binotalis ZeC (Lepidoptera : Pyralidae) Pada Tanaman Kubis di Laboratorium

2 59 84

EFEKTIVITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. PADA FORMULA GRANULAR TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KOPI, Hypothenemus hampei Ferr.

0 4 6

EFEKTIVITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. PADA FORMULA GRANULAR TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KOPI, Hypothenemus hampei Ferr.

0 5 14

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 0 2

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 1 5

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

1 2 12

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae) Chapter III V

0 0 32

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 3 8

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill Isolat Lokal Sebagai Agens Hayati Penggerek Bubuk Buah Kopi Hypothenemus Hampei (Coleoptera: Scolytidae)

0 0 55