T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Layanan Kesehatan Maternal Primer di Desa Nogosaren Kecamatan Getasanabupaten Semarang T1 BAB IV

46

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1

Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
Gambar 4.1 Peta Lokasi penelitian

Sumber: Kecamatan Getasan dalam angka 2016 (http://semarangkab.bps.go.id)

Penelitian

dilakukan

di

Desa


Nogosaren,

Desa

Nogosaren merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
binaan Puskesmas Getasan yang terletak di lereng Gunung
Merbabu, dan berada di ketinggian 1081 m yang berbatasan

dengan Kecamatan Banyubiru di sebelah utara dan barat, Desa
Tolokan dan Ngrawan pada bagian selatan, dan Desa Manggihan
di sebelah timur. Desa Nogosaren memiliki 4 Dusun, 2 RW dan
12 RT dengan luas wilayah 276,59 m2. Dari segi jumlah fasilitas
kesehatan, Desa Nogosaren memiliki 1 Puskesmas pembantu, 4
posyandu dan 1 praktek bidan.
1.1.2 Gambaran umum partisipan penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu – ibu yang
bertempat tinggal di Desa Nogosaren yang sesuai dengan
kriteria yang sebelumnya telah ditetapkan peneliti. Terdapat dua
kategori partisipan dalam penelitian ini kategori pertama adalah
ibu yang aktif dalam kegiatan yang dilakukan Puskesmas.

Kategori kedua adalah ibu yang pasif dan jarang mengikuti
kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas karena kesibukan.
1.2

Pelaksanan Penelitian

1.2.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli tahun 2017 selama 4
minggu di 4 Dusun yang berada di Desa Nogosaren,
Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang. Penelitian

dilakukan di Pustu Nogosaren, tempat pelaksanaan posyandu
dan tempat pemeriksaan kesehatan yang terdapat di 4 dusun.

47

Penelitian juga dilakukan di rumah – rumah penduduk yang
kurang aktif mengikuti kegiatan Puskesmas.

1.2.2 Jumlah partisipan penelitian
Jumlah

Partisipan

dalam

penelitian

ini

ditentukan

menggunakan tabel Isac dan Michael sebanyak 95 orang
menjadi partisipan dalam penelitian ini. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling untuk memililih partisipan
yang sesuai dengan kriteria yang sebelumnya telah ditetapkan.
Jumlah partisipan terbagi dalam 4 Dusun yang berada di Desa
Nogosaren Kecamatan Getasan.
1.2.3


Hambatan dalam pelaksanaan penelitian
1. Tidak

ada

angkutan

umum

menuju

tempat

penelitian sehingga terdapat kesulitan saat menuju
tempat penelitian
2. Buruknya kondisi fisik jalan menuju tempat
penelitian menyulitkan transportasi menuju tempat
penelitian untuk mengambil data.
3. Sulit menyesuaikan waktu untuk dapat melakukan

pengumpulan data bagi partisipan yang kurang
aktif

mengikuti

kegiatan

yang

dilaksanakan

Puskesmas.

48

4. Banyak partisipan penelitian yang mengalami
kesulitan

membaca


jadi

menyulitkan

proses

pengisian kuisioner.
1.3

Hasil Penelitian

1.3.1 Karakteristik umum partisipan penelitian
1. Distribusi partisipan berdasarkan usia saat menikah
80
66.9

70
60
50
40


31

30
20
10

2.1

0
30 th

Gambar 4.2 Distribusi partisipan berdasarkan usia saat
menikah

Dari gambar 4.2 diketahui bahwa dari 95 orang
partisipan penelitian 66,9% partisipan penelitian menikah
pada usia dibawah 20 tahun, hal ini menunjuk pada
tingginya angka pernikahan dini diantara partisipan
penelitian. Pernikahan dini akan mendorong kehamilan,

dan persalinan beresiko

baik secara fisik maupun

psikologis.

49

2. Distribusi partisipan berdasarkan usia saat ini

Gambar 4.3 Distribusi partisipan
berdasarkan usia saat ini
60
50
40

Gambar 4.3
Distribusi
partisipan
berdasarkan

usia saat ini

30
20
10
0
< 20 th 20 th - 30
th

> 30 th

Dalam gambar 4.3 dapat dilihat bahwa partisipan
penelitian didominasi oleh usia antara 20 tahun – 30 tahun.
Sebesar 49,4% dari keseluruhan partisipan penelitian saat
ini berada pada usia produktif. Sisanya sebanyak 13,6%
partisipan penelitian saat ini berusia dibawah 20 tahun dan
37% partisipan berusia diatas 30 tahun.

50


3. Distribusi partisipan berdasarkan pekerjaan

Gambar 4.4 Distribusi partisipan berdasarkan
pekerjaan
3% 1%

15%

2%

ibu rumah
tangga
29%

bertani/
berkebun
swasta
Wiraswasta

50%


PNS
lain - lain

Dalam gambar 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas
partisipan penelitian bekerja bertani atau berkebun.
Sebesar 50% dari keseluruhan jumlah partisipan penelitian
bekerja di sawah atau kebun. Sisanya bekerja sebagai ibu
rumah tangga (29%), bekerja di sektor swasta (15%),
wiraswasta (3%), PNS (1%) dan lain – lain (2%)

51

4. Distribusi partisipan berdasarkan

pendidikan

terakhir

Gambar 4.5 Distribusi partisipan berdasarkan
pendidikan terakhir
2%

2%

14%

18%
Tidak tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
30%

35%

Tamat DIII
Tamat S1/S2

Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas
partisipan penelitian menempuh pendidikan sampai tamat
SMP. Sebesar 35% partisipan penelitian menempuh
pendidikan

sampai

persentase

besar

tamat
lainnya

SMP/sederajat.
terdistribusi

pada

jumlah
tingkat

pendidikan tamat SD/sederajat (30%). Sisanya sebagai
minoritas terdiri dari tidak tamat SD (18%), tamat
SMA/sederajat (14%), DIII dan S1 masing – masing 1,9%.

52

5. Distribusi partisipan berdasarkan status maternal
Gambar 4.6 Distribusi partisipan berdasarkan
status maternal
0

1

2

3

4

>4

77.3

46.4
40.2
35.1
28.9
18.6
10.38.2

12.4
4.2

jumlah kehamilan

1 1
jumlah keguguran

5.2

4.1

1

jumlah anak

Pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa dari jumlah
kehamilan didominasi dengan 1 kali hamil (40,2%), dan 2
kali hamil (35,1%). Sisanya 3 kali hamil (10,3%), 4 kali hamil
(8,2%), dan lebih dari 4 kali hamil (4,2%). Dilihat dari jumlah
keguguran mayoritas partisipan tidak pernah mengalami
keguguran (77,3%), sisanya mengalami 1 kali keguguran
(18,6%), 2 kali keguguran (1%) dan 3 kali keguguran (1%).
Dilihat dari jumlah anak mayoritas partisipan memiliki 1
orang anak dengan persentase sebesar 46,4%, sisanya
tidak memiliki anak (5,2%), memiliki 2 orang anak (28,9%),
53

3 orang anak (12,4%), 4 orang anak (4,1%), dan lebih dari
4 orang anak (1%).
1.3.2

Analisa univariat
Analisa univariat dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan software SPSS for windows versi 16.0. Analisa
univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekurensi
masing – masing variabel dalam penelitian. Analisa univariat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif
menggunakan uji frekuensi.
1.

Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan terhadap
layanan kesehatan maternal primer
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
Tingkat

Frekuensi

Pengetahuan

Jumlah

%

Rendah

9

9,5

Sedang

40

42,1

Tinggi

46

48,4

Total

95

100

Sumber: SPSS for windows 16.0

Dalam tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas
partisipan penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang
tinggi

tentang

pentingnya

memanfaatkan

layanan

kesehatan maternal primer. Sejumlah 46 orang (48,4%)
partisipan dari keseluruhan partisipan penelitian memiliki
54

tingkat pengetahuan yang tinggi. Sisanya 40 orang (42,1%)
partisipan penelitian memiliki tingkat pengetahuan sedang,
dan 9 orang (9,5%) partisipan penelitian memiliki tingkat
pengetahuan rendah.
2. Distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap

pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dukungan keluarga
Dukungan keluarga

Frekuensi
Jumlah

%

Kurang didukung

21

21,1

Di dukung

74

77,9

Total

95

100

Sumber: SPSS for windows 16.0

Dalam tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas
partisipan mendapat dukungan dari keluarga untuk
memanfaatkan layanan kesehatan maternal primer yang
tersedia di sekitar tempat tinggal mereka. Pada tabel 4.3
dapat dilihat bahwa sebanyak 74 orang (77,9%) partisipan
penelitian

mendapat

dukungan

keluarga

untuk

menggunakan layanan kesehatan maternal primer yang
tersedia, sedangkan sisanya sebanyak 21 orang (22,1%)
partisipan penelitian kurang mendapat dukungan dari
keluarga untuk menggunakan layanan kesehatan maternal
primer yang tersedia.

55

3. Distribusi

frekuensi

akses

terhadap

layanan

kesehatan layanan kesehatan maternal primer
Tabel 4.3 Distribusi akses ke layanan kesehatan
maternal primer
Frekuensi

Akses

Jumlah

%

Sulit diakses

54

56,8

Mudah diakses

41

43,2

Total

95

100

Sumber: SPSS for windows 16.0

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas
partisipan mudah mengakses layanan kesehatan maternal
primer yang tersedia. Sebanyak 54 orang (56,8%)
partisipan penelitian mengatakan sulit mengakses layanan
kesehatan maternal primer yang tersedia dan sisanya
sebanyak

41

mengatakan

orang

mudah

(43,2%)

partisipan

penelitian

mengakses

layanan

kesehatan

maternal primer yang tersedia dilingkungan mereka.

56

4. Distribusi frekuensi tingkat pemanfaatan layanan
kesehatan maternal primer
Tabel 4.4 Distribusi tingkat pemanfaatan layanan
kesehatan maternal primer
Tingkat

Frekuensi

Pemanfaatan

Jumlah

%

Rendah

4

4,2

Sedang

46

48,4

Tinggi

45

47,4

Total

95

100

Sumber: SPSS for windows 16.0

Bberdasarkan tabel 4.4 dapat
mayoritas

partisipan

penelitian

dilihat

memiliki

bahwa
tingkat

pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer sedang
dan tinggi. Dapat dilihat bahwa sebanyak 45 orang 47,4%
partisipan penelitian memiliki tingkat pemanfaatan layanan
kesehatan maternal primer tinggi, dan sebanyak 46 orang
(48,4%) partisipan penelitian memiliki tingkat pemanfaatan
layanan kesehatan maternal primer sedang dan sisanya
sebanyak 4 orang (4,2%) partisipan penelitian memiliki
tingkat pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer
yang rendah. Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa
mayoritas partisipan memiliki tingkat pemanfaatan yang

57

tinggi terhadap layanan kesehatan maternal primer yang
terdapat di sekitar mereka

1.3.3

Analisa bivariat
Analisa

bivariat

dalam

penelitian

ini

dilakukan

menggunakan software statistik SPSS for windows versi 16.0.
penelitian ini akan menggunakan uji chi square karena data
terlampir

merupakan

non

parametrik.

Analisa

bivariate

dilakukan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel dan
nilai koefisien korelasi dari hubungan masing – masing variabel
dalam penelitian.
1.

Hubungan

tingkat

pengetahuan

dan

tingkat

pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer
Tabel 4.5 Tabulasi silang hubungan tingkat pengetahuan dan pemanfaatan
layanan kesehatan maternal primer
Tingkat pengetahuan
Tingkat
pemanfaatan

total

Rendah

Sedang

Tinggi

N

%

N

%

N

%

N

%

Rendah

0

0

2

2,1

2

2,1

4

4,2

Sedang

4

4,2

27

28,4

15

15,8

46

48,4

Tinggi

5

5,3

11

11,6

29

30,5

45

47,4

Jumlah

9

9,5

40

42,1

46

48,4

95

100

P
valu
e

Correlation
coefficient

0,02
0

0,331

Sumber: spss for windows v 16.0

58

Hasil penelitian pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa
diantara 95 partisipan penelitian 4 orang partisipan (4,2%)
memiliki tingkat pemanfaatan rendah. Dari 4 orang
partisipan dengan tingkat pemanfaatan rendah, sebanyak 2
orang (2,1%) partisipan memiliki tingkat pengetahuan
sedang dan sisanya 2 orang (2,1%) partisipan penelitian
memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Selanjutnya dari 46
orang

partisipan

(48,4%)

yang

memiliki

tingkat

pemanfaatan sedang terdistribusi paling banyak pada
tingkat pengetahuan sedang sebanyak 27 orang (28,4%),
sisanya 15 orang (15,8%) berdistribusi pada tingkat
pengetahuan tinggi, dan 4 orang (4,2%) pada tingkat
pengetahuan rendah. Terakhir dari 47 orang partisipan
(47,4%)

yang

memiliki

tingkat

pemanfaatan

tinggi,

sebanyak 29 orang (30,5%) orang partisipan memiliki
tingkat pengetahuan tinggi, dan sisanya 11 orang partisipan
(11,6%) memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 5 orang
(5,3%) memiliki tingkat pengetahuan rendah.
Dalam hasil uji statistik pada tabel 4.5 diatas dapat
dilihat bahwa nilai p value (0,020) < 0,05 maka Ho ditolak
yang

artinya

terdapat

hubungan

antara

tingkat

pengetahuan dan tingkat pemanfaatan layanan kesehatan
59

maternal primer di Desa Nogosaren Kecamatan Getasan,
sedangkan hasil koefisien korelasi hubungan antara tingkat
pengetahuan dan tingkat pemanfaatan adalah 0,331 yang
artinya

antara

tingkat

pengetahuan

dan

tingkat

pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer di Desa
Nogosaren Kecamatan Getasan memiliki korelasi positif
dengan tingkat keeratan korelasi lemah
2. Hubungan

dukungan

keluarga

dengan

tingkat

pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer
Tabel 4.6 Tabulasi silang hubungan dukungan keluarga dan
pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer
Tingkat
pemanfaat
an

dukungan keluarga
kurang
didukung
Didukung

Total

N

%

N

%

N

%

Rendah

2

2,1

2

2,1

4

4,2

Sedang
Tinggi
Jumlah

14
5
21

14,7
5,3
22,1

32
40
74

33,7
42,1
77,9

46
45
95

48,4
47,4
100

P
valu
e

Correlatio
n
coefficient

0,03
3

0,259

Sumber: SPSS for windows 16.0
Dalam tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 4 orang
partisipan (4,2%) yang memiliki tingkat pemanfaatan rendah
berdistribusi pada kolom kurang mendapat dukungan keluarga 2
orang (2,1%) dan didukung keluarga 2 orang (2,1%), sedangkan
dari 46 orang partisipan (48,4%) yang memiliki tingkat
pemanfaatan

sedang

sebanyak

32

partisipan

(33,7%)
60

berdistribusi pada kolom mendapat dukungan keluarga dan
sisanya sebanyak 14 partisipan (14,7%) berada dalam kolom
kurang mendapat dukungan keluarga. Selanjutnya dari 45
partisipan (47,4%) yang memiliki tingkat pemanfaatan tinggi,
terdistribusi pada kolom mendapat dukungan dari keluarga
sebanyak 40 orang (42,1%) dan sisanya 5 (5,3%) orang berada
di kolom kurang mendapat dukungan keluarga.
Pada hasil uji statistik ditemukan bahwa nilai p value
(0,033) < 0,05 yang berarti Ho ditolak, berarti terdapat hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat pemanfaatan layanan
kesehatan maternal primer di Desa Nogosaren Kecamatan
Getasan, lebih lanjut nilai koefisien korelasi antara dukungan
keluarga dan tingkat pemanfaatan layanan kesehatan maternal
primer adalah 0,259 yang artinya dukungan keluarga dan
pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer di Desa
Nogosaren Kecamatan Getasan memiliki korelasi positif dengan
tingkat keeratan korelasi lemah.
3.

Hubungan akses dan tingkat pemanfaatan layanan
kesehatan maternal primer

Tabel 4.7 Tabulasi silang hubungan antara akses dan tingkat pemanfaatan
layanan kesehatan maternal primer
Akses
Correlatio
Tingkat
P
Total
sulit
mudah
pemanfaatan
value n cefficient
diakses
diakses

61

Rendah
Sedang

N
3
25

%
3,2
26,3

Tinggi

20

Jumlah

54

N
1
21

%
1,1
22,1

21,1

25

56,8

41

N
4
46

%
4,2
48,4

26,3

45

47,4

43,2

95

100

0,715

0,084

Sumber: SPSS for windows 16.0

Dalam tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 4 orang
partisipan (4,2%) yang memiliki tingkat pemanfaatan
rendah 3 orang (2,1%) partisipan menyatakan sulit
mengakses fasilitas kesehatan dan 1 orang (2,1%)
partisipan

mengatakan

mudah

mengakses

fasilitas

kesehatan. Selanjutnya diantara 46 partisipan (48,4%)
yang memiliki tingkat pemanfaatan sedang, sebanyak 25
orang (26,3%) partisipan mengatakan sulit mengakses
fasilitas kesehatan dan sisanya sebanyak 21 orang (22,1%)
partisipan

mengatakan

mudah

mengakses

layanan

kesehatan, terakhir dari 45 (47,4%) orang partisipan
penelitian yang memiliki tingkat pemanfaatan tinggi,
sebanyak 25 partisipan (26,3%) mengatakan mudah
mengakses layanan kesehatan maternal primer dan 20
orang partisipan (21,1%) mengatakan sulit mengakses
layanan kesehatan maternal primer.
Dari hasil uji statistik dapat dilihat bahwa nilai p
value (0,715) > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak

62

terdapat hubungan antara akses ke layanan kesehatan
maternal primer dengan tingkat pemanfaatan layanan
kesehatan maternal primer di Desa Nogosaren Kecamatan
Getasan.
1.4
1.4.1

Pembahasan
Karakteristik partisipan penelitian berdasarkan usia
Usia merupakan salah satu indikator fisiologis untuk

mengukur perbedaan derajat kesehatan, kesakitan, dan
penggunaan pelayananan kesehatan (Depkes RI 2012).
Terdapat 3 pembagian usia yang digunakan dalam penelitian
ini. Kategori pertama adalah rentang usia kurang dari 20 tahun,
kategori kedua adalah rentang usia antara 20 tahun sampai
dengan 30 tahun, dan kategori terakhir adalah rentang usia
diatas 30 tahun. Pembagian kategori dalam penelitian ini
berdasarkan pada pedoman WHO yang mengkategorikan usia
normal kehamilan adalah 20 tahun – 30 tahun (WHO Group
2015).
Pada rentang usia dibawah 20 tahun cenderung
mengalami komplikasi pada kehamilan dan persalinannya
karena kondisi yang belum matang baik secara fisik maupun
psikis, begitu pula pada rentang usia diatas 30 tahun beresiko
pada kesehatan ibu dan janin karena fungsi organ reproduksi
63

yang sudah mulai menurun (Depkes RI, 2012). Dilihat dari usia
saat menikah mayoritas partisipan penelitian menikah pada usia
dibawah 20 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa
mayoritas partisipan penelitian menjalani kehamilannya pada
usia terlalu muda, sehingga memiliki resiko lebih tinggi baik
secara fisik maupun psikologis. Dilihat pada usia saat ini,
mayoritas partisipan penelitian berusia antara 20 – 30 tahun,
artinya saat ini partisipan penelitian berada pada usia ideal
untuk menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
1.4.2

Karakteristik partisipan berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir mayoritas

partisipan penelitian merupakan lulusan SMP/sederajat. Data ini
menggambarkan tingkat pendidikan partisipan masih relatif
rendah.

Menurut

Wahn

dan

Nisse

(2008)

pendidikan

merupakan salah satu faktor kunci utama yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan dalam mencari atau memanfaatkan
layanan kesehatan yang tersedia, seseorang yang memiliki
pendidikan yang tinggi cenderung memiliki tingkat pengetahuan
yang tinggi, dan tingkat pengetahuan tinggi mendorong
seseorang

untuk

mencari

dan

memanfaatkan

layanan

kesehatan yang tersedia. (Wahn and Nisse, 2008).
1.4.3

Karakteristik partisipan berdasarkan pekerjaan
64

Dilihat dari jenis pekerjaan, mayoritas partisipan dalam
penelitian ini, tidak memiliki pekerjaan tetap, kebanyakan
partisipan hanya bekerja membantu suami mereka di kebun
atau sawah jadi pendapatan utama partisipan berasal dari
suami dan atau orang tua, tanpa adanya tambahan pendapatan
tersendiri.

Pekerjaan

dapat

mempengaruhi

pemanfaatan

layanan kesehatan, dalam penelitian yang dilakukan Kamal
(2013) di Bangladesh, ditemukan bahwa salah satu yang
mempengaruhi sikap pencarian terhadap layanan kesehatan
adalah pekerjaan. Pekerjaan mempengaruhi pemanfaatan
layanan kesehatan berkaitan erat dengan jumlah penghasilan.
Dalam penelitiannya Kamal menemukan bahwa keluarga yang
berasal dari keluarga dengan tingkat pendapatan tinggi akan
cenderung

memiliki

tingkat

kesadaran

tinggi

terhadap

pentingnya pemeriksaan kesehatan. Dan sebaliknya keluarga
dengan penghasilan rendah memiliki kesadaran rendah tentang
pentingnya pemeriksaan kesehatan (Kamal, 2013).
1.4.4

Karakteristik partisipan berdasarkan status maternal
Karakteristik status maternal perlu dikaji sebagai usaha

preventif untuk mengetahui kemungkinan munculnya masalah
baik selama kehamilan, persalinan atau nifas. Status maternal
berfungsi untuk melihat kembali riwayat kehamilan yang lalu,
65

apakah terdapat masalah di masa lalu untuk menentukan ada
atau tidaknya kemungkinan masalah saat ini, dan untuk
menentukan pengangan terbaik guna menyelesaikan masalah
yang mungkin muncul (Depkes RI, 2012).
Dalam penelitian ini terdapat 3 kategori pada
karakteristik status maternal, kategori pertama adalah jumlah
kehamilan, mayoritas partisipan dalam penelitian ini pernah
hamil 1 kali dan 2 kali, artinya disini partisipan penelitian sudah
memiliki pengalaman hamil, kategori kedua adalah jumlah anak,
mayoritas partisipan sudah pernah memiliki anak, artinya
sebagaian besar partisipan sudah pernah melewati dan memiliki
pengalamanan menjalani masa nifas, dan terakhir adalah
pernah tidaknya keguguran. Dalam hasil penelitian ditemukan
bahwa mayoritas partisipan tidak pernah mengalami keguguran.
Berdasarkan data status maternal diatas dapat dilihat bahwa
secara umum status maternal partisipan penelitian baik. Dan
tidak memiliki kendala baik dalam kehamilan, persalinan,
maupun masa nifas.
1.4.5

Gambaran tingkat pengetahuan partisipan tentang
layanan kesehatan maternal primer
Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi

tingkat

pemanfaatan

layanan

kesehatan
66

maternal. Menurut Andersen dalam Murniati (2007), semakin
tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin tinggi tingkat
kesadaran mereka untuk mencari dan memanfaatkan layanan
kesehatan yang ada (Murniati, 2007).

Dalam penelitian ini

ditemukan bahwa mayoritas partisipan penelitian memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap pentingnya layanan
kesehatan maternal. Mayoritas partisipan peneltian sudah
mengerti pentinya memeriksakan kehamilan pada tenaga
kesehatan, pentingnya melakukan persalinan dengan ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih, dan pentingnya menjalani masa
nifas dengan didampingi tenaga kesehatan terlatih.
1.4.6

Gambaran dukungan keluarga terhadap pemanfaatan
layanan kesehatan maternal primer
Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor

penting dalam pemanfaatan layanan kesehatan maternal
primer. Dukungan keluarga dapat diperoleh dari suami,
saudara, atau orang tua. Friedman dalam Hernilawati (2010)
mengatakan bahwa dukungan sosial keluarga memiliki efek
positif dalam penyesuaian diri dan pengambilan keputusan.
(Hernilawati, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan Arista
(2013) ditemukan bahwa dukungan suami memiliki pengaruh
terhadap kelengkapan kunjungan antenatal. Arista menemukan
67

ibu hamil yang mendapatkan dukungan aktif dari suaminya
memeriksakan kehamilannya lebih rutin jika dibandingkan ibu
yang tidak mendapat dukungan aktif dari suami (Arista, 2010).
Hasil dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa
mayoritas partisipan penelitian mendapat dukungan aktif dari
keluarga untuk memanfaatkan layanan kesehatan maternal.
Dukungan yang diterima partisipan terdiri dari dukungan dari
suami, dan orang tua partisipan. Dukungan berupa mengantar
partisipan melakukan pemerikasaan antenatal di bidan, dan
dukungan keputusan untuk melakukan proses pemeriksaan
kehamilan, persalinan, dan pemerikasaan selama masa nifas di
tenaga kesehatan.
1.4.7

Gambaran akses ke tempat layanan kesehatan
maternal primer
Akses didefinisikan sebagai keterjangkauan geografis.

Menurut Dever dalam Indryani (2013) akses dinilai dari jarak
(dalam Meter) dan waktu tempuh (dalam menit) serta
kemudahan memperoleh alat transportasi setiap waktu untuk
mencapai layanan kesehatan. Akses merupakan salah satu
faktor pendukung yang memungkinkan individu memanfaatkan
atau tidak memanfaatkan layanan kesehatan. Lebih lanjut
Dever mengatakan bahwa kemudahan akses merupakan salah
68

satu

faktor

yang

membuat

seseorang

memilih

untuk

memanfaatkan layanan kesehatan tertentu, jarak yang dekat
dan waktu tempuh yang singkat serta kemudahan alat
transportasi

yang

ada

akan

mendorong

seseorang

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Semakin
mudah akses seseorang menuju pelayanan kesehatan semakin
tinggi tingkat pemanfaatan terhadap layanan kesehatan yang
tersedia (Indryani, 2013).
Penelitian

yang

dilakukan

Wibisana

(2007)

menyatakan bahwa kedekatan dan penempatan strategis
pelayanan kesehatan cenderung meningkatkan penggunaan
layanan kesehatan, selain itu ketersediaan transportasi setiap
waktu dan waktu tempuh untuk mencapai layanan kesehatan
mendorong seseorang untuk aktif menggunakan fasilitas
layanan kesehatan yang ada (Wibisono, 2007). Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas partisipan sulit
mengakses layanan kesehatan maternal yang tersedia.
Terdapat kendala baik secara jarak, waktu maupun alat
transportasi untuk memanfaatkan layanan kesehatan maternal
primer yang teredia.

69

1.4.8

Gambaran tingkat pemanfaatan layanan kesehatan
maternal primer
Layanan kesehatan maternal primer merupakan salah

satu sub sistem layanan kesehatan yang bertujuan preventif
dan

promotif

dalam

kaitannya

dengan

memaksimalkan

pemberian layanan kesehatan maternal, dan menurunkan
angka kematian ibu dan anak (Depkes RI, 2007). Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) no 97 tahun 2014
tentang pelayanan kesehatan sebelum hamil, masa hamil,
persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggraan
kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual. Pemanfaatan
terhadap layanan kesehatan maternal primer dapat berupa
konsultasi

kesehatan,

melakukan

kunjungan

antenatal,

melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, dan pemeriksaan
setelah melahirkan di fasilitas kesehatan terkait (Kementrian
Kesehatan RI, 2014).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan mayoritas
partisipan penelitian memiliki tingkat pemanfaatan layanan
kesehatan yang tinggi. Secara umum mereka memanfaatkan
layanan kesehatan maternal yang ada dengan baik. Partisipan
dalam penelitian ini rutin melakukan kunjungan antenatal,
melakukan persalinan dengan dibantu tenaga kesehatan
70

terlatih, dan melakukan perawatan setelah persalinan di
layanan kesehatan maternal primer.
1.4.9

Hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat
pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer
Hasil dalam penelitian ini memperlihatkan secara

statistik bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dan tingkat pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer (p
value (0,020) < 0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan

Kurniati

(2013),

dalam

penelitiannya

Kurniati

menemukan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dan

kelengkapan

kunjungan

pemeriksaan

antenatal

di

Kabupaten Pati. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Delingo, Kabupaten Pohuwato, tentang
faktor yang mempengaruhi kunjungan Antenatal, ditemukan
salah satu yang mempengaruhi kunjungan antenatal adalah
tingkat pengetahuan ibu (Busura, 2014).
Menurut Andersen dalam Murniati (2007) tingkat
pengetahuan adalah salah satu faktor predisposisi yang
mempengaruhi

tingkat

pemanfaatan

layanan

kesehatan

maternal (Murniati, 2007). Pengetahuan dapat diperoleh tidak
hanya dari pendidikan formal dibangku sekolah namun bisa
melalui media informasi (cetak atau elektronik) maupun
71

penyuluhan dari petugas kesehatan. Hal ini terbukti meskipun
mayoritas partisipan penelitian memiliki tingkat pendidikan yang
tidak

tinggi

(hanya

sampai

tamat

SD/sederajat

dan

SMP/sederajat) mayoritas partisipan penelitian memiliki tingkat
pengetahuan

yang

tinggi

mengenai

layanan

kesehatan

maternal primer. Faktor yang berperan disini adalah aktifnya
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan di desa
binaannya. Peneliti mencatat setiap bulan terdapat minimal satu
kali kegiatan pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang
dilakukan Puskesmas di setiap dusun binaannya.
Meskipun

terdapat

hubungan

antara

tingkat

pengetahuan dan tingkat pemanfaatan layanan kesehatan
maternal primer memiliki tingkat keeratan hubungan yang lemah
(coefisient correlation: 0,331). Hal ini disebabkan meskipun
partisipan penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang yang
tinggi tentang pentingnya layanan kesehatan maternal primer
namun tidak keseluruhan partisipan yang memiliki tingkat
pengetahuan tinggi tersebut memanfaatkan layanan kesehatan
maternal yang tersedia. Hal ini disebabkan beberapa faktor
seperti tingkat pendidikan yang rendah sehingga terdapat
keterbatasan dalam menerapkan informasi yang didapat. Faktor
lain adalah mengenai pekerjaan partisipan penelitian. Mayoritas
72

partisipan berprofesi bertani sehingga memiliki sedikit waktu
luang.
1.4.10

Hubungan antara dukungan keluarga dan tingkat
pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer
Secara statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa

dukungan keluarga berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan
layanan kesehatan maternal primer (p value (0,033) < 0,05).
Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan di Desa Gadu
Kabupaten Blora, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
ibu dalam memilih tempat persalinan adalah dukungan
keluarga. Mayoritas ibu di Desa Gadu memilih pergi ke dukun
beranak karena saran dari keluarga dan sanak saudara (Astuti
and Fitriana, 2014). Hasil dalam penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Ariyanti (2012) tentang faktor
yang berhubungan dengan pemanfaatan layanan antenatal
oleh ibu hamil di Desa Dodog, Kabupaten Sukoharjo. Ariyanti
mengemukakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan layanan antenatal adalah dukungan keluarga.
Dukungan keluarga menurut Friedman (2013) dapat
berupa dukungan informasional, dukungan penilaian atau
penghargaan,
emosional,

dukungan
secara

instrumental,

praktis

dalam

dan

kaitannya

dukungan
dengan
73

pemanfaatan layanan kesehatan maternal primer dukungan
keluarga dapat berupa pemberian masukan dan pendapat
dalam pengambilan keputusan, pemberian rasa aman secara
emosional dengan keberadaan aktif keluarga. Dukungan secara
sederhana juga dapat diwujudkan melalui bersedia mengantar
jemput

menuju

tempat

layanan

kesehatan

maternal,

keberadaan nyata dengan menemani dalam kegiatan yang
dilakukan.
Meskipun terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dengan tingkat pemanfaatan layanan kesehatan maternal
primer di desa Nogosaren, namun antara dukungan keluarga
dengan tingkat pemanfaatan memiliki tingkat keeratan korelasi
yang lemah (0,259). Hal ini disebabkan karena pemberian
dukungan dari keluarga hanya sebatas dorongan verbal, dan
bukan dukungan aktif secara langsung melalui tidakan nyata
seperti mengantar ibu untuk memeriksakan diri ke puskesmas.
1.4.11

Hubungan antara akses dan tingkat pemanfaatan
layanan kesehatan maternal primer
Secara statistik didalam penelitian ini ditemukan bahwa

tidak terdapat hubungan antara akses dan tingkat pemanfaatan
layanan kesehatan maternal primer (p value (0,715) > 0,05).
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Prasetyo
74

(2015) di Kabupaten Rembang. Dalam penelitiannya Prasetyo
menemukan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
rendahnya cakupan K4 di Kabupaten Rembang adalah akses
yang sulit antara tempat layanan kesehatan dan rumah
masyarakat. (Prasetyo, 2015). Hasil penelitian ini juga berbeda
dengan hasil survei yang dilakukan Rossenfield (2007) pada
negara – negara berkembang di Asia, dalam surveinya
Rosenfield menemukan bahwa salah satu faktor yang
menyebabkan

tidak

meratanya

pemberian

pelayanan

kesehatan maternal di negara berkembang adalah sulitnya
masyarakat mengakses layanan kesehatan yang ada di sekitar
mereka (Rosenfield, Min and Freedman, 2007).
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang
pernah ada disebabkan oleh peran aktif yang dilakukan
Puskesmas. Peneliti menemukan bahwa Puskesmas Getasan
memiliki kegiatan yang terjadwal bagi masing–masing desa
binaannya. Kegiatan dapat berupa kelas ibu hamil, posyandu,
pelayanan kesehatan, konsultasi kesehatan dan penyuluhan
kesehatan. Kegiatan ini biasanya bertempat di rumah kepala
desa atau ketua RW masing – masing dusun. Melalui kegiatan
inilah Puskesmas Getasan membawa layanan kesehatan
maternal mendekat ke masyarakat sehingga meskipun secara
75

geografis letak layanan kesehatan jauh, namun layanan
kesehatan tetap dapat diterima dan dinikmati oleh masyarakat.
Selain dengan melakukan layanan keliling, faktor lain
yang memperpendek jarak layanan adalah pembentukan kader.
Masing – masing dusun di Desa Nogosaren memiliki kader yang
berasal dari masyarakat setempat dan menjadi kepanjangan
tangan dari petugas kesehatan Puskesmas untuk mengontrol
dan mengatur jadwal pertemuan di masing – masing dusun.
Para kader ini akan membantu petugas kesehatan untuk
memberikan

informasi

berkaitan

dengan

program

yang

dilakukan Puskesmas, membantu mengajak warga untuk
terlibat aktif memanfaatkan layanan kesehatan yang diberikan
puskesmas.

76