PAPER Peranan Telekomunikasi Dalam Ideol

PAPER
“Peranan Telekomunikasi Dalam Ideologi”

Nama

: Farida Nur Hidayah

Nim

: 11010115410053

Mata Kuliah

: Hukum dan Pemanfaatan Sumber Daya
Ruang Udara dan Angkasa

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN AJARAN 2015/1016

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945, menyatakan bahwa Pancasila adalah dasar negara. Dengan
demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif terhadap seluruh penyelengaraan
negara Republik Indonesia. Dengan kata lain Pancasila merupakan Dasar Falsafah Negara
atau Ideologi Negara, karena memuat norma-norma yang paling mendasar untuk mengukur
dan menentukan keabsahan bentuk-bentuk penyelenggaraan negara serta kebijaksanaankebijaksanaan penting yang diambil dalam proses pemerintahan 1. Pancasila sebagai ideologi
negara berarti Pancasila merupakan ajaran, doktrin, teori dan/atau ilmu tentang cita-cita (ide)
bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya, disusun secara sistematis serta diberi petunjuk
dengan pelaksanaan yang jelas.
Abdurrahman Wahid menyatakan Pancasila sebagai falsafah negara berstatus sebagai
kerangka berpikir yang harus diikuti dalam menyusun undang-undang dan produk hukum
yang lain, dalam merumuskan kebijakan pemerintah dan dalam mengatur hubungan formal
antar lembaga-lembaga dan perorangan yang hidup dalam kawasan negara ini. Sedangkan
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki konsekuensi segala peraturan perundangundangan dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila2.
Kemudian susunan Pancasila dalam hierarkhis pyramidal dapat dirumuskan dalam
hubungannya saling mengisi dan saling mengkualifikasi. Tiap-tiap sila mengandung empat
sila lainnya, dikualifikasi oleh empat sila lainnya. Rumusannya sebagai berikut :

1 Soerjanto Poespowardojo. Pancasila Sebagai Ideology Ditinjau Dari Segi Pandangan

Hisup Bersama, dalam Alfian & Oetojo Oesman, eds. 1991.
2 Kaelan.2010. PKn, Yogyakarta : Paradigma

1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, yang berkeadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang
berketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, yang berkeadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan Yang Maha Esa,
yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, , yang berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, yang berkeadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
4. Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan/perwakilan adalah kerakyatan berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia yang berkeadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila kelima : Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang

berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan/perwakilan.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara
ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,
berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi Pancasila juga tidak mampu untuk

menggantikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila terus dipertahankan
oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa Pancasila
merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia
luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain.
Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan
dan terpaksa membuka diri. Maka kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa
dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat
modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang
berasal dari kebudayaan bangsa lain.
Globalisasi di era kita sekarang ini, dicirikan dengan kemajuan teknologi informasi yang
telah menjadikan dunia semakin sempit (the shrinking globe), karena begitu mudahnya orang

berkomunikasi dari berbagai belahan bumi manapun. Pendayaguna utama di era globalisasi
adalah teknologi informasi, khususnya yang diaplikasikan untuk membuka berbagai akses
global (global access). Jika globalisasi kedua, ditandai dengan dominasi berbagai perusahaan
multinasional, maka globalisasi ketiga tidak lagi didominasi oleh perusahaan multinasional
saja, akan tetapi oleh siapa pun ”bahkan oleh individu sekali pun” asal dapat memanfaatkan
akses global untuk meraih berbagai peluang yang tersedia.
B. Rumusan Masalah
1. Peranan telekomunikasi dalam ideologi ?

BAB II

PEMBAHASAN
Pancasila dirumuskan sebagai kristalisasi nilai-nilai sosial budaya yang telah hidup
dan berkembang dalam masyarakat atau bangsa Indonesia. Dengan penegasan bahwa
Pancasila sebagai ideologi terbuka kita harus mempertajam kesadaran akan nilai-nilai dasar
Pancasila yang abadi dapat kita temukan dalam alinea ke-empat dari Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945. Sedangakan nilai instrumental adalah penjabaran nilai dasar sebagai
arahan dalam kehidupan yang nyata, namun tetap mengacu pada nilai dasar. Adapun
penjabaran nilai dasar ini melalui “konsensus nasional” yang tidak putus-putusnya sesuai
dengan perkembangan zaman.

Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya
kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan,
berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai keadilan.
Sebagai ideologi terbuka, pada prinsipnya Pancasila dapat menerima unsur-unsur atau
nilai-nilai dasar Pancasila. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan, bahwa pemahaman
dan

implementasi

Pancasila

sebagai

ideologi

selalu

berkembang


sesuai

dengan

perkembangan zaman. Hal ini bisa memberikan pengaruh positif terhadap ideologi bangsa
dan negara, karena bisa memperkaya khasanah budaya bangsa yang bersifat dinamis dan
fleksibel.
Perkembangan zaman pada saat ini sudah berorientasi kepada perkembangan
telekomunikasi dan informasi yang berkembang sangat pesat. Kemajuan

pembangunan

dalam banyak kenyataan perlu ditopang oleh penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tentunya harus dapat disesuaikan

dengan nilai-nilai budaya Indonesia sendiri.

Kemajuan akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi besar manfaatnya terhadap
kehidupan umat manusia di dunia ini.
Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan

makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap
informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem
kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik Iainnya3. Penyelenggaraan telekomunikasi
mempunyai arti strategis dalam upaya memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa,
mernperlancar

kegiatan

pemerintahan,

mendukung

terciptanya

tujuan

pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya, serta meningkatkan hubungan antarbangsa.

Peran telekomunikasi dalam ideologi bangsa ini bisa dilihat dari tujuan diadakannya
telekomunikasi itu sendiri seperti yang tertuang dalam pasal 3 Undang – Undang Nomor 36
Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi yaitu Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan
untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan
pemerintahan, serta meningkatkan hubungan antarbangsa. Dimana mendukung persatuan dan
kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
merupakan visi dan misi dari ideologi bangsa Indonesia. Terlekomunikasi merupakan alat
yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dengan berpedoman kepada ideologi.
Ideologi bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dimana setiap silanya
mempunyai makna dalam mensejahterakan seluruh bangsa Indonesia dalam aspek
pendidikan, kesehatan, keamanan, maupun sosial budaya telah ditunjang oleh manfaat
telekomunikasi sebagai suatu saranan dalam mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia di
setiap bidang yang ada. Penyelenggaraan telekomunikasi mempunyai peranan yang penting
3 Pasal 1 ayat (1) Undan – Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi

dalam pembangunan bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan negara
serta dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintah.
Salah satu peranan telekomunikasi adalah sebagai penunjang keberhasilan
Pembangunan Nasional. Sekarang manfaat dan telekomunikasi dapat dirasakan baik

secara langsung maupun tidak langsung oleh para pemakai telekomunikasi yang meliputi
semua aspek dari aspek sosial ekonomi, sosial psikologi, dan sosial budaya. Manfaat
itu dapat dirasakan pada kehidupan masyarakat yang jauh dari teknologi.

Selain

memberikan manfaat, telekomunikasi juga berdampak dalam kehidupan masyarakat yang
dapat mempengaruhi gaya hidup (life style). Telepon genggam sebagai media komunikasi
jarak jauh dengan fasilitas-fasilitas yang ada pada telepon genggam itu masyarakat bisa
berbicara langsung dengan orang ditempat yang berbeda.
Melalui telekomunikasi tujuan dari ideologi bangsa dapat terlaksana dengan baik
dalam setiap apek guna menunjang cita – cita bangsa. Pemahaman tentang ideologi bangsa
Indonesia juga dapat diperkenalkan kepada negara lain dengan sarana telekomunikasi. Hal ini
bertujuan untuk memperkenalkan ideologi bangsa Indonesia di kacah dunia dan menjadi
strategi bangsa Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi yang ada pada saat ini dengan
mengedepankan ideologi bangsa Indonesia. Pada dasarnya melalui telekomunikasi tujuan
pembangunan bangsa dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya dan keamanan yang
bertumpu pada ideologi sebagai dasar berlakunya penyelenggaraan telekomunikasi.
Berdasarkan ideologi maka penyelenggaraan telekomunikasi terhadap setiap aspek yang
menunjang kehidupan, kemakmuran bangsa Indonesia dapat tercapai.

Telekomunikasi banyak mempengaruhi setiap unsur rantai nilai, mengubah cara
melaksanakan kegiatan bernilai, serta mengubah hubungan antar kegiatan tersebut. Teknolgi
informasi menyebabkan komunikasi jarak jauh dapat dilakukan dengan mudah. Dan juga

menyebabkan informasi tentang keadaan konsumen, harga bahan mentah dan keadaan pasar
di semua negara dapat diketahui dengan mudah dan cepat. Hal ini membantu pembukaan
cabang perusahaan menjadi mudah, bukan hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri.
Demikianlah teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan perubahan bekerja,
memperluas daerah kompetisi dan pada cara membuat suatu produk.
Dalam

memenangkan

persaingan

yang

makin

mengglobal,


pengelolaan

komunikasi dan informatika sebagai pengetahuan (knowledge) secara tepat, akan mampu
mendukung

perwujudan

kapabilitas

nasional yang

ditunjukkan oleh

tumbuh

dan

berkembangnya industri penunjang bidang komunikasi dan informatika yang ditopang
oleh kemampuan menghasilkan dan menggunakan produk dalam negeri yang berdasar atas
potensi sumber daya alam, sumber daya kultural dan capaian ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dihasilkan anak bangsa4. Penciptaan produk-produk, baik berupa perangkat,
jasa, ataupun konten yang
sehat

berkualitas

dengan

didukung

oleh

iklim

industri

yang

dan kemampuan promosi serta pemasaran yang tepat, dapat menghasilkan suatu

sistem ekonomi pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan keunggulan nasional
untuk memasuki pasar dunia di bidang komunikasi dan informatika. Dalam tataran ini
berfungsi sebagai eksekutor dan juga regulator yang mendorong penyelenggara untuk
menggunakan produk dalam negeri.
Berbagai potensi keunggulan lokal bangsa Indonesia seperti, keindahan alam
Indonesia, iklim, sumber daya hayati baik pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan,
sumber daya mineral dan pertambangan, dan penduduk Indonesia yang beragam etnik,
budaya, agama dan bahasa, bila dikemas sebagai suatu produk informasi yang tepat akan
menjadi sumber kegiatan ekonomi yang tiada batasnya dan memiliki daya saing tinggi.

4 Harmoko. 1992. Komunikasi dan Kemajuan Teknologi Informasi (Kumpulan: Kuliah
Umum Pidato Ilmiah dan Ceramah Menteri Penerangan RI).

Keunggulan khas Indonesia tersebut, perlu

digali

dan

dikembangkan

menjadi

semacam National Information Database, yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin
bagi

pertumbuhan sektor-sektor yang lain dan pada akhirnya dapat memajukan

kesejahteraan bangsa. Dengan adanya arus komunikasi dan informatika yang dipelihara
secara terus menerus tersebut, meskipun bangsa Indonesia terdiri atas beragam etnis / suku,
budaya, bahasa, agama dan tingkat ekonomi yang berbeda, maka rasa kebersamaan
sebagai suatu bangsa tetap dapat terjaga5.
Dari aspek politik, sistem demokrasi yang dibentuk berdasarkan kesamaan hak
atas setiap warga negara untuk menyuarakan pendapatnya dalam kerangka terwujudnya
kesatuan dan persatuan bangsa merupakan suatu bentuk demokrasi yang sehat. Peran
strategis komunikasi dan informatika dalam hal ini adalah menyerap informasi yang
berkembang di masyarakat, mengolah dan menyebarkan informasi tersebut kembali
ke masyarakat dalam bentuk informasi yang faktual dan berimbang merupakan
suatu

prasyarat

mutlak

bagi

suatu

bangsa

untuk meningkatkan apresiasi dan

partisipasi masyarakat dalam iklim demokrasi yang sehat.

Dengan

majunya

sistem

komunikasi dan informatika masyarakat dan tingginya kemampuan masyarakat dalam
menarik kesimpulan dari informasi tersebut
masyarakat

pada

setiap

akan

mendorong

partisipasi

aktif

proses demokrasi, dan pada akhirnya akan menghasilkan

suatu kerangka pendapat umum untuk menentukan masa depan bangsa

BAB III
PENUTUP
5 Albarda, 2006. Strategi implementasi pemanfaatan teknologi informasi untuk tata –
kelola organisasi (it–governance). Prosiding konferensi nasional teknologi informasi
& komunikasi untuk Indonesia.

Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara
ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,
berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi Pancasila juga tidak mampu untuk
menggantikan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila terus dipertahankan
oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa Pancasila
merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Peran telekomunikasi dalam ideologi bangsa ini bisa dilihat dari tujuan diadakannya
telekomunikasi itu sendiri seperti yang tertuang dalam pasal 3 Undang – Undang Nomor 36
Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi yaitu Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan
untuk mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan
pemerintahan, serta meningkatkan hubungan antarbangsa. Pada dasarnya melalui
telekomunikasi tujuan pembangunan bangsa dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya
dan keamanan yang bertumpu pada ideologi sebagai dasar berlakunya penyelenggaraan
telekomunikasi. Berdasarkan ideologi maka penyelenggaraan telekomunikasi terhadap setiap
aspek yang menunjang kehidupan, kemakmuran bangsa Indonesia dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA



Albarda, 2006. Strategi implementasi pemanfaatan teknologi informasi untuk tata
– kelola organisasi

(it–governance). Prosiding

konferensi

informasi & komunikasi untuk Indonesia. ITB : Bandung

nasional

teknologi



Harmoko. 1992. Komunikasi dan Kemajuan Teknologi Informasi (Kumpulan:
Kuliah Umum Pidato Ilmiah dan Ceramah Menteri Penerangan RI). Jakarta :
Direktorat

Publikasi

Ditjen

Pembinaan

Pers

an

Grafika

Departemen




Penerangan RI.
Kaelan. 2010. PKn. Yogyakarta : Paradigma.
Poespowardojo, Soerjanto. 1991. Pancasila Sebagai Ideology Ditinjau Dari Segi



Pandangan Hidup Bersama. Dalam Alfian & Oetojo Oesman.
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi