Dampak Media Global bagi Konstelasi Masy
0
Dampak Media Global bagi Konstelasi Masyarakat Internasional
(The Impact of Global Media for The Constellation of International Society)
Nurul Adi Prasetyo
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail : nuruladiprasetyo@gmail.com
Abstract
This paper will explain how the media can influence the global constellation of the
international community in a variety of sectors. As a means of political communication is
fundamental, the media has evolved into one of the actors in contemporary international
relations. All kinds of political strategies and state elites to run the country and effectively
informed by the media. Stereotypes, and even cruel propaganda can be carried out by the
media to the public lead to global issues. It is then used by policy makers to take advantage
of the presence of the media in the constellation of the international community. Coverage
of the media that are considered beneficial will always be followed by the political elites of
various countries and unfavorable publicity for the state elites will always be ignored.
Media in the constellation of the international community can also be used as a tool of
political influence or political education transformation for a country. The media is also
one of the most effective actor in the campaign for human rights and democracy.
Keywords : Media, International Society, Human Rights.
Pendahuluan
Hal inilah yang kemudian banyak
Dunia internasional memang tidak
dapat dilepaskan dari peran media massa
internasional. Melalui media massa semua
informasi dapat diketahui dengan mudah
oleh
masyarakat
internasional.
Dengan
semakin luasnya jangkauan informasi yang
tersebar ke berbagai negara maka semakin
mudah bagi masyarakat internasional untuk
menyikapi berbagai polemik yang terjadi
dalam lingkup internasional.
memunculkan
perdebatan
internasional.
Seringkali
dalam
media
dunia
dinilai
sebagai aktor yang paling efektif untuk
mempromosikan perdamaian, demokrasi,
dan mengkampanyekan tentang nilai-nilai
hak asasi manusia. Namun, banyak juga
yang menilai media merupakan aktor yang
merupakan
kepanjangan
tangan
dari
kelompk barat untuk mengkonstruksi dunia
sesuai dengan kepentingan mereka.
Oleh
karena itu, media global kemudian selalu
1
menarik
minat
para
akademisi
untuk
manusia,
dan
perlingdungan
terhadap
mengadakan penelitian tentang peran media
budaya tradisional, telah menuntun publik
dalam dunia internasional.
pada bidang penelitian baru yang banyak
memberikan perdebatan secara akademis
Kerangka Teori
tentang teori ini dalam globalisasi kepada
Dalam menjelaskan suatu fenomena,
teori
memerlukan
pembuktian
secara
sistematik. Artinya, teori harus diuji dengan
bukti-bukti yang sistematik (Mas'oed,1994:
187).
yang lainnya. Teori ini penting untuk
membantu memposisikan kembali konsep
lama dari organisasi sosial dan politik,
seperti negara dan komunitas-komunitas,
dalam lingkup global (Litteljohn et.al., 2009:
Teori yang baik adalah teori yang
bisa didukung atau ditolak melalui analisis
yang jelas dan penggunaan data secara
443).
Konsep
Construsted
of
Media
Globalization
sistematik. Untuk mengkaji Dampak Media
Global
bagi
Konstelasi
Perdebatan spesifik mengani hal ini
Masyarakat
Internasional penulis menggunakan teori
Globalisasi dengan konsep Construsted of
sudah dimulai untuk mempengaruhi diskusi
teoretik dari globalisasi dalam studi media
dan komunikasi, yang mana memberikan
Media Globalization di dalamnya.
kejutan dalam sejarah panjang komunikasi
Teori Globalisasi
lintas
batas.
Bentuk
pertama
dalam
Globalisasi seringkali diasosiasikan
komunikasi lintas batas muncul pasca 1920-
dengan neoliberalisme atau tatanan dunia
an dengan stasiun radio gelombang pendek,
politik
mana
seperti Voice of Russia, yang berdiri pada
secara
tahun 1922; BBC World Service, yang
mendunia dalam hal konflik dan krisis,
berdiri pada tahun 1932; dan Voice of
termasuk sustainable environment, hak asasi
America, yang berdiri pada tahun 1953.
baru.
mengungkap
Proses
ini,
koneksivitas
yang
baru
2
Beberapa contoh ini adalah beberapa contoh
(ICHRP, 2002: 16). Mayoritas policymakers
yang dapat menyimpulkan bentuk-bentuk
atau
komunikasi internasional pada awalnya, dan
bergantung pada informasi-informasi yang
dalam arti yang sebenarnya dari komunikasi
disediakan oleh media internasional seperti
antar negara (Litteljohn et.al., 2009: 444).
BBC, CNN, dan sebagainya. Fenomena ini
kebijakan
juga
sangat
kemudian sangat berimplikasi baik bagi
Pembahasan
masa
Dalam
pembuat
sejarahnya,
media
dan
kelompok jurnalis serta para akademisi
depan
humanitarian
demokrasi
dalam
proses
dan
aspek
pembuatan
kebijakan (Chinadaily, 11 Januari 2014).
adalah kelompok-kelompok yang pertama
memperkenalkan
sosial/hak
asasi
perspektif
manusia
keadilan
kepada
para
pembuat kebijakan. Dari tahun 1975 sampai
1985 sebuah tatanan komunikasi dan dunia
informasi muncul dalam United Nations
Educational,
Scientific
and
Cultural
Pasca perang dingin fenomena ini
semakin mendapat tempat dalam level
internasional seiring dengan adanya arus
globalisasi bersama dengan paradigmaparadigma liberal yang juga masuk di
dalamnya.
Organization (UNESCO) oleh gerakan non-
Globalisasi tidak dapat dipungkiri
blok dari negara-negara PBB, bersama
telah banyak membawa perubahan bagi
dengan akademisi dan kelompok-kelompok
tatanan sistem internasional. Globalisasi
sosial (Mansell et.al., 2011: 97). Dalam
telah membuat garis batas antar negara
laporan yang diterbitkan oleh International
begitu terlihat buram dan sulit untuk
Council of Human Rights Policy juga
diidentifikasi secara rigid. Hal ini pada
menyatakan bahwa faktanya saat ini sudah
akhirnya membuat arus informasi yang
banyak negara dan institusi internasional
berasal dari media massa menjadi sangat
yang mengintegrasikan prinsip hak asasi
fleksibel dan mampu masuk ke dalam
manusia ke dalam framework kebijakannya
seluruh sistem masyarakat internasional.
3
Setidaknya dalam dua dekade terakhir,
menanganinya (Nwankwo, 2011: 14). Media
liberalisasi dan privatisasi dari media yang
massa kemudian hadir sebagai jembatan
pertama terjadi di Eropa, Amerika Utara
antara publik dengan kelompok atau institusi
hingga kemudian negara-negara sisi selatan
terkait permasalahan ini sebagai penyedia
telah menciptakan sebuah tatanan dunia
informasi.
baru.
Seperti
Kemunculan
“Chindia”
(Gabungan ekonomi dan kekuatan politik
dari
China
dan
India),
kemunculan
postapartheid di Afrika Selatan, kemunculan
negara-negara timur tengah seperti Uni
Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Saudi
Arabia (Fortner et.al., 2011: 155).
Masih belum hilang dalam ingatan
betapa arab spring begitu mengguncang
dunia dengan berbagai liputannya yang
dihadirkan oleh media. Teknologi informasi
seakan
menjadi
trigger
utama
dalam
fenomena ini (Iqbal et.al., 2011: 87).
Kejenuhan politik yang kemudian difasilitasi
Tidak hanya dalam decision making
dengan pemberontakan di Tunisia menjadi
process saja perspektif HAM menjadi salah
sebuah koneksi tersendiri dalam terjadinya
satu indikator namun non-governmental
domino effect di jazirah arab ini. Koneksi
organizations
nirkabel
(NGO)
atau
Lembaga
melalui
media
sosial
yang
Swadaya Masyarakat (LSM) juga menilai
memangkas jarak dan waktu
bahwa hal ini juga menjadi salah satu hal
menjadikan efek pemberontakan Tunisia
yang penting untuk ditegakkan. Hal ini
begitu cepat menyebar ke negara arab yang
sangat
semakin
lain. Kedigdayaan rezim yang berkuasa
LSM dalam penegakan
berhasil diruntuhkan oleh pergerakan awal
HAM dalam lingkup domestik maupun
dari dunia maya yang pada awalnya tidak
internasional. Media dan LSM HAM adalah
dapat dideteksi oleh rezim yang ada (Iqbal
beberapa aktor yang sangat membantu untuk
et.al., 2011: 86). Pergerakan ini pada
menyuarakan permasalahan HAM yang
akhirnya meruntuhkan segala ketidakadilan
beralasan
tumbuhnya peran
dengan
kemudian dibantu oleh media massa dalam
kemudian
4
dan pelanggaran-pelanggaran HAM yang
pernah terjadi di dataran arab.
aktif yang mengkampanyekan hak asasi
Isu-isu global juga merupakan salah
satu faktor yang menjadikan media sebagai
salah satu aktor transnasional kontemporer.
Seiring
dengan
berubahnya
persepsi
ancaman yang bukan lagi diidentikkan
dengan negara maka peran media semakin
tumbuh menjadi sosok yang berperan dalam
menyebarkan
isu-isu
Media menjadi salah satu aktor yang
global
manusia di samping bersinergi dengan
NGO.
Hal
tersebut
sangat
beralasan
mengingat landasan utama media adalah
kebebasan dalam bersuara, berekspresi dan
menyampaikan informasi kepada publik.
Seperti yang telah disampaikan oleh mantan
Sekjen PBB, Kofi Annan.
“Press freedom is a cornerstone of
human rights. It holds governments
responsible for their acts, and serves
a warning to all that impunity is an
illusion (IFJ, 1999: 2).”
kepada
masyarakat dunia. Terorisme sebagai isu
global merupakan salah satu contoh mudah
Landasan media juga merupakan sebuah
bagaimana media-media barat terlalu mudah
landasan
yang
sejalan
dengan
konsep
untuk memberikan stereotype negatif kepada
demokrasi. Oleh karena itu, trend yang
kelompok
islam
pasca
serangan
9/11
selalu
berkembang
dalam
dunia
(Fluckige et.al., 2006: 3). Hal ini pada
internasional adalah ketika sebuah negara
akhirnya membuat komunitas islam yang
telah menganut sistem demokrasi, maka
memiliki hak untuk hidup dengan rasa aman
konsekuensi yang harus ditanggung oleh
menjadi terancam oleh stereotype ini.
tiap-tiap negara adalah mereka harus benarAncaman terhadap rasa aman kelompok
benar menjaga dan menerapkan landasan
islam
ini
jelas
merupakan
hal
yang
utama media yaitu kebebasan.
menciderai
nilai-nilai
universal
umat
manusia yang telah lama disuarakan oleh
Media dan politik kemudian menjadi
Program
dua faktor yang tidak dapat dipisahkan dari
(UNDP) dalam setiap laporannya (UNDP,
negara demokrasi. Interdependensi antara
1994: 22).
kedua faktor ini pada akhirnya dapat
United
Nations
Development
5
berimplikasi
negara.
pada
The
kebijakan-kebijakan
National
kontemporer
juga
dapat
of
menjadi salah satu alat komunikasi politi
Competence in Research (NCCR) dalam
yang mempengaruhi konstelasi politik, baik
proyeknya
secara
yang
Centres
transnasional
bernama
“The
Mediatization of political decision-making”
pernah
menjelaskan
bagaimana
peran
dalam
mempengaruhi perilaku dan strategi tokohtokoh
politik
process.
dalam
Dalam
decision
making
proyek
yang
diselenggarakan di Universitas Zurich dan
Universitas
Amsterdam,
NCCR
menyampaikan kepada publik bagaimana
media membangun kaum muda menjadi
masyarakat
demokrasi
hanya
dengan
konstruksi entertainment-oriented (NCCR
Newsletter, 10 Juni 2012).
Selama beberapa dekade terakhir
peran media sangat fundamental dalam
mempengaruhi
kontelasi
masyarakat
internasional dalam berbagai bidang. Tidak
hanya mempengaruhi konstruksi sosial dan
ekonomi masyarakat saja melainkan juga
dapat mempengaruhi agenda politik luar
negeri serta kebijakan-kebijakan dari elit-elit
negara. Media sebagai salah satu aktor
regional
maupun
domestik.
investigasinya
media
internasional,
Daftar Pustaka
Buku
Fluckige, M. dan Katja Ms. 2006.
Xenophobia, Media Stereotyping,
and Their Role in Global Insecurity.
Geneva. Geneva Center for Security
Policy.
Fortner, R. S. and Fackler M. P, 2011, The
Handbook of Global Communication
and Media Ethics, Volume I, Volume
II. United Kingdom. Blackwell
Publishing. Ltd.
International Council on Human Rights
Policy. 2002. Journalism Media and
The Challenge of Human Rights
Reporting. Switzerland. ATAR Roto
Press.
International Federation of Journalist. 1999.
The Role of Media in Promotion of
Human Rights and Development in
Africa. Brussels. International
Federation of Journalist.
Iqbal, M dan Soyomukti N. 2011. Ben Ali
Mubarak, Khadafy : Pergolakan
Jazirah Arab Abad 21. Bandung.
Medium.
Littlejohn S. W. dan Foss K. A. 2009.
Encyclopedia of Communication
Theory. United States of America.
SAGE Publications.
Mansell, R and Raboy M, 2011, The
Handbook of global media and
Communication
Policy.
United
Kingdom. Blackwell Publishing. Ltd.
Mas'oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan
Internasional,
Disiplin,
dan
Metodologi. Yogyakarta: LP3ES hlm.
187
6
Moller. J, Kunz. R, dan Esser F. “Becoming
a democratic citizen in a multimedia environment”. The National
Centres of Competence in Research.
10 June 2012.
Nwankwo, C. V. 2011. THE ROLE OF THE
MEDIA IN PROMOTING HUMAN
RIGHTS: An analysis of the BBC
documentary, ‘Chocolate: the bitter
truth’. University of Gothenburg.
UNDP. 1994. Human Development Report
1994. New York. Oxford University
Press.
Newsletter :
Landerer. N., Sciarini P. dan Tresch A.
“How strong is the media’s political
power in Switzerland?”. The
National Centres of Competence in
Research. 10 June 2012.
Internet :
China Daily. 2014. The role of global media
in
public
diplomacy.
Dalam
http://www.chinadaily.com.cn/opinio
n/2014-01/11/content_17230295.htm
(30 Januari 2014)
Dampak Media Global bagi Konstelasi Masyarakat Internasional
(The Impact of Global Media for The Constellation of International Society)
Nurul Adi Prasetyo
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail : nuruladiprasetyo@gmail.com
Abstract
This paper will explain how the media can influence the global constellation of the
international community in a variety of sectors. As a means of political communication is
fundamental, the media has evolved into one of the actors in contemporary international
relations. All kinds of political strategies and state elites to run the country and effectively
informed by the media. Stereotypes, and even cruel propaganda can be carried out by the
media to the public lead to global issues. It is then used by policy makers to take advantage
of the presence of the media in the constellation of the international community. Coverage
of the media that are considered beneficial will always be followed by the political elites of
various countries and unfavorable publicity for the state elites will always be ignored.
Media in the constellation of the international community can also be used as a tool of
political influence or political education transformation for a country. The media is also
one of the most effective actor in the campaign for human rights and democracy.
Keywords : Media, International Society, Human Rights.
Pendahuluan
Hal inilah yang kemudian banyak
Dunia internasional memang tidak
dapat dilepaskan dari peran media massa
internasional. Melalui media massa semua
informasi dapat diketahui dengan mudah
oleh
masyarakat
internasional.
Dengan
semakin luasnya jangkauan informasi yang
tersebar ke berbagai negara maka semakin
mudah bagi masyarakat internasional untuk
menyikapi berbagai polemik yang terjadi
dalam lingkup internasional.
memunculkan
perdebatan
internasional.
Seringkali
dalam
media
dunia
dinilai
sebagai aktor yang paling efektif untuk
mempromosikan perdamaian, demokrasi,
dan mengkampanyekan tentang nilai-nilai
hak asasi manusia. Namun, banyak juga
yang menilai media merupakan aktor yang
merupakan
kepanjangan
tangan
dari
kelompk barat untuk mengkonstruksi dunia
sesuai dengan kepentingan mereka.
Oleh
karena itu, media global kemudian selalu
1
menarik
minat
para
akademisi
untuk
manusia,
dan
perlingdungan
terhadap
mengadakan penelitian tentang peran media
budaya tradisional, telah menuntun publik
dalam dunia internasional.
pada bidang penelitian baru yang banyak
memberikan perdebatan secara akademis
Kerangka Teori
tentang teori ini dalam globalisasi kepada
Dalam menjelaskan suatu fenomena,
teori
memerlukan
pembuktian
secara
sistematik. Artinya, teori harus diuji dengan
bukti-bukti yang sistematik (Mas'oed,1994:
187).
yang lainnya. Teori ini penting untuk
membantu memposisikan kembali konsep
lama dari organisasi sosial dan politik,
seperti negara dan komunitas-komunitas,
dalam lingkup global (Litteljohn et.al., 2009:
Teori yang baik adalah teori yang
bisa didukung atau ditolak melalui analisis
yang jelas dan penggunaan data secara
443).
Konsep
Construsted
of
Media
Globalization
sistematik. Untuk mengkaji Dampak Media
Global
bagi
Konstelasi
Perdebatan spesifik mengani hal ini
Masyarakat
Internasional penulis menggunakan teori
Globalisasi dengan konsep Construsted of
sudah dimulai untuk mempengaruhi diskusi
teoretik dari globalisasi dalam studi media
dan komunikasi, yang mana memberikan
Media Globalization di dalamnya.
kejutan dalam sejarah panjang komunikasi
Teori Globalisasi
lintas
batas.
Bentuk
pertama
dalam
Globalisasi seringkali diasosiasikan
komunikasi lintas batas muncul pasca 1920-
dengan neoliberalisme atau tatanan dunia
an dengan stasiun radio gelombang pendek,
politik
mana
seperti Voice of Russia, yang berdiri pada
secara
tahun 1922; BBC World Service, yang
mendunia dalam hal konflik dan krisis,
berdiri pada tahun 1932; dan Voice of
termasuk sustainable environment, hak asasi
America, yang berdiri pada tahun 1953.
baru.
mengungkap
Proses
ini,
koneksivitas
yang
baru
2
Beberapa contoh ini adalah beberapa contoh
(ICHRP, 2002: 16). Mayoritas policymakers
yang dapat menyimpulkan bentuk-bentuk
atau
komunikasi internasional pada awalnya, dan
bergantung pada informasi-informasi yang
dalam arti yang sebenarnya dari komunikasi
disediakan oleh media internasional seperti
antar negara (Litteljohn et.al., 2009: 444).
BBC, CNN, dan sebagainya. Fenomena ini
kebijakan
juga
sangat
kemudian sangat berimplikasi baik bagi
Pembahasan
masa
Dalam
pembuat
sejarahnya,
media
dan
kelompok jurnalis serta para akademisi
depan
humanitarian
demokrasi
dalam
proses
dan
aspek
pembuatan
kebijakan (Chinadaily, 11 Januari 2014).
adalah kelompok-kelompok yang pertama
memperkenalkan
sosial/hak
asasi
perspektif
manusia
keadilan
kepada
para
pembuat kebijakan. Dari tahun 1975 sampai
1985 sebuah tatanan komunikasi dan dunia
informasi muncul dalam United Nations
Educational,
Scientific
and
Cultural
Pasca perang dingin fenomena ini
semakin mendapat tempat dalam level
internasional seiring dengan adanya arus
globalisasi bersama dengan paradigmaparadigma liberal yang juga masuk di
dalamnya.
Organization (UNESCO) oleh gerakan non-
Globalisasi tidak dapat dipungkiri
blok dari negara-negara PBB, bersama
telah banyak membawa perubahan bagi
dengan akademisi dan kelompok-kelompok
tatanan sistem internasional. Globalisasi
sosial (Mansell et.al., 2011: 97). Dalam
telah membuat garis batas antar negara
laporan yang diterbitkan oleh International
begitu terlihat buram dan sulit untuk
Council of Human Rights Policy juga
diidentifikasi secara rigid. Hal ini pada
menyatakan bahwa faktanya saat ini sudah
akhirnya membuat arus informasi yang
banyak negara dan institusi internasional
berasal dari media massa menjadi sangat
yang mengintegrasikan prinsip hak asasi
fleksibel dan mampu masuk ke dalam
manusia ke dalam framework kebijakannya
seluruh sistem masyarakat internasional.
3
Setidaknya dalam dua dekade terakhir,
menanganinya (Nwankwo, 2011: 14). Media
liberalisasi dan privatisasi dari media yang
massa kemudian hadir sebagai jembatan
pertama terjadi di Eropa, Amerika Utara
antara publik dengan kelompok atau institusi
hingga kemudian negara-negara sisi selatan
terkait permasalahan ini sebagai penyedia
telah menciptakan sebuah tatanan dunia
informasi.
baru.
Seperti
Kemunculan
“Chindia”
(Gabungan ekonomi dan kekuatan politik
dari
China
dan
India),
kemunculan
postapartheid di Afrika Selatan, kemunculan
negara-negara timur tengah seperti Uni
Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Saudi
Arabia (Fortner et.al., 2011: 155).
Masih belum hilang dalam ingatan
betapa arab spring begitu mengguncang
dunia dengan berbagai liputannya yang
dihadirkan oleh media. Teknologi informasi
seakan
menjadi
trigger
utama
dalam
fenomena ini (Iqbal et.al., 2011: 87).
Kejenuhan politik yang kemudian difasilitasi
Tidak hanya dalam decision making
dengan pemberontakan di Tunisia menjadi
process saja perspektif HAM menjadi salah
sebuah koneksi tersendiri dalam terjadinya
satu indikator namun non-governmental
domino effect di jazirah arab ini. Koneksi
organizations
nirkabel
(NGO)
atau
Lembaga
melalui
media
sosial
yang
Swadaya Masyarakat (LSM) juga menilai
memangkas jarak dan waktu
bahwa hal ini juga menjadi salah satu hal
menjadikan efek pemberontakan Tunisia
yang penting untuk ditegakkan. Hal ini
begitu cepat menyebar ke negara arab yang
sangat
semakin
lain. Kedigdayaan rezim yang berkuasa
LSM dalam penegakan
berhasil diruntuhkan oleh pergerakan awal
HAM dalam lingkup domestik maupun
dari dunia maya yang pada awalnya tidak
internasional. Media dan LSM HAM adalah
dapat dideteksi oleh rezim yang ada (Iqbal
beberapa aktor yang sangat membantu untuk
et.al., 2011: 86). Pergerakan ini pada
menyuarakan permasalahan HAM yang
akhirnya meruntuhkan segala ketidakadilan
beralasan
tumbuhnya peran
dengan
kemudian dibantu oleh media massa dalam
kemudian
4
dan pelanggaran-pelanggaran HAM yang
pernah terjadi di dataran arab.
aktif yang mengkampanyekan hak asasi
Isu-isu global juga merupakan salah
satu faktor yang menjadikan media sebagai
salah satu aktor transnasional kontemporer.
Seiring
dengan
berubahnya
persepsi
ancaman yang bukan lagi diidentikkan
dengan negara maka peran media semakin
tumbuh menjadi sosok yang berperan dalam
menyebarkan
isu-isu
Media menjadi salah satu aktor yang
global
manusia di samping bersinergi dengan
NGO.
Hal
tersebut
sangat
beralasan
mengingat landasan utama media adalah
kebebasan dalam bersuara, berekspresi dan
menyampaikan informasi kepada publik.
Seperti yang telah disampaikan oleh mantan
Sekjen PBB, Kofi Annan.
“Press freedom is a cornerstone of
human rights. It holds governments
responsible for their acts, and serves
a warning to all that impunity is an
illusion (IFJ, 1999: 2).”
kepada
masyarakat dunia. Terorisme sebagai isu
global merupakan salah satu contoh mudah
Landasan media juga merupakan sebuah
bagaimana media-media barat terlalu mudah
landasan
yang
sejalan
dengan
konsep
untuk memberikan stereotype negatif kepada
demokrasi. Oleh karena itu, trend yang
kelompok
islam
pasca
serangan
9/11
selalu
berkembang
dalam
dunia
(Fluckige et.al., 2006: 3). Hal ini pada
internasional adalah ketika sebuah negara
akhirnya membuat komunitas islam yang
telah menganut sistem demokrasi, maka
memiliki hak untuk hidup dengan rasa aman
konsekuensi yang harus ditanggung oleh
menjadi terancam oleh stereotype ini.
tiap-tiap negara adalah mereka harus benarAncaman terhadap rasa aman kelompok
benar menjaga dan menerapkan landasan
islam
ini
jelas
merupakan
hal
yang
utama media yaitu kebebasan.
menciderai
nilai-nilai
universal
umat
manusia yang telah lama disuarakan oleh
Media dan politik kemudian menjadi
Program
dua faktor yang tidak dapat dipisahkan dari
(UNDP) dalam setiap laporannya (UNDP,
negara demokrasi. Interdependensi antara
1994: 22).
kedua faktor ini pada akhirnya dapat
United
Nations
Development
5
berimplikasi
negara.
pada
The
kebijakan-kebijakan
National
kontemporer
juga
dapat
of
menjadi salah satu alat komunikasi politi
Competence in Research (NCCR) dalam
yang mempengaruhi konstelasi politik, baik
proyeknya
secara
yang
Centres
transnasional
bernama
“The
Mediatization of political decision-making”
pernah
menjelaskan
bagaimana
peran
dalam
mempengaruhi perilaku dan strategi tokohtokoh
politik
process.
dalam
Dalam
decision
making
proyek
yang
diselenggarakan di Universitas Zurich dan
Universitas
Amsterdam,
NCCR
menyampaikan kepada publik bagaimana
media membangun kaum muda menjadi
masyarakat
demokrasi
hanya
dengan
konstruksi entertainment-oriented (NCCR
Newsletter, 10 Juni 2012).
Selama beberapa dekade terakhir
peran media sangat fundamental dalam
mempengaruhi
kontelasi
masyarakat
internasional dalam berbagai bidang. Tidak
hanya mempengaruhi konstruksi sosial dan
ekonomi masyarakat saja melainkan juga
dapat mempengaruhi agenda politik luar
negeri serta kebijakan-kebijakan dari elit-elit
negara. Media sebagai salah satu aktor
regional
maupun
domestik.
investigasinya
media
internasional,
Daftar Pustaka
Buku
Fluckige, M. dan Katja Ms. 2006.
Xenophobia, Media Stereotyping,
and Their Role in Global Insecurity.
Geneva. Geneva Center for Security
Policy.
Fortner, R. S. and Fackler M. P, 2011, The
Handbook of Global Communication
and Media Ethics, Volume I, Volume
II. United Kingdom. Blackwell
Publishing. Ltd.
International Council on Human Rights
Policy. 2002. Journalism Media and
The Challenge of Human Rights
Reporting. Switzerland. ATAR Roto
Press.
International Federation of Journalist. 1999.
The Role of Media in Promotion of
Human Rights and Development in
Africa. Brussels. International
Federation of Journalist.
Iqbal, M dan Soyomukti N. 2011. Ben Ali
Mubarak, Khadafy : Pergolakan
Jazirah Arab Abad 21. Bandung.
Medium.
Littlejohn S. W. dan Foss K. A. 2009.
Encyclopedia of Communication
Theory. United States of America.
SAGE Publications.
Mansell, R and Raboy M, 2011, The
Handbook of global media and
Communication
Policy.
United
Kingdom. Blackwell Publishing. Ltd.
Mas'oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan
Internasional,
Disiplin,
dan
Metodologi. Yogyakarta: LP3ES hlm.
187
6
Moller. J, Kunz. R, dan Esser F. “Becoming
a democratic citizen in a multimedia environment”. The National
Centres of Competence in Research.
10 June 2012.
Nwankwo, C. V. 2011. THE ROLE OF THE
MEDIA IN PROMOTING HUMAN
RIGHTS: An analysis of the BBC
documentary, ‘Chocolate: the bitter
truth’. University of Gothenburg.
UNDP. 1994. Human Development Report
1994. New York. Oxford University
Press.
Newsletter :
Landerer. N., Sciarini P. dan Tresch A.
“How strong is the media’s political
power in Switzerland?”. The
National Centres of Competence in
Research. 10 June 2012.
Internet :
China Daily. 2014. The role of global media
in
public
diplomacy.
Dalam
http://www.chinadaily.com.cn/opinio
n/2014-01/11/content_17230295.htm
(30 Januari 2014)