PRODI D3 LOGISTIK BISNIS POLITEKNIK POS

TUGAS
MAKALAH TENTANG MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Manajemen Persediaan

Disusun oleh :
Ari Setia Ardi

5143020

Nurfazrin Eka Hudaya

5143055

Resa Bella Saphira

5143073

Kelas : 3C
(Mengulang)

PRODI D3 LOGISTIK BISNIS

POLITEKNIK POS INDONESIA
2016

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji sukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga

kami

dapat

menyelesaikan

tugas

makalah

Materiak


Requirement Planning ini tepat waktu.
Dan

harapan

kami

semoga

makalah

ini

dapat

menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi kami dan para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah

agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung,

Desember 2016

1

DAFTAR ISI

Judul

Hal

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi..................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat................................................................................................................ 1
BAB 2 Pembahasan
2.1 Pengertian Material Requirement Planning (MRP)............................................. 2
2.2 Tujuan Material Requirement Planning............................................................... 3
2.3 Input, Proses, Output Material Requirement Planning........................................ 4
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning............................... 6
2.5 Struktur Sistim Material Requirement Planning (MRP)..................................... 7
BAB 3 Kesimpulan
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 9

2

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu
yang

dnamakan

metode

keilmuan.

dikonsumsikan (Suriasumatri

Sebagai

2001,

9),

dari


pengatahuan,

ilmu

Metode keilmuan

yang

didapati sekarang ini merupakan kerangka pemikiran yang logis.
Material Requirement Planning(MRP), Teknik yang digunakan untuk

perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent)
pada item ditingkat (level) yang lebih tinggi.
Oleh karena itu penting bagi mahasiswa untuk mempelajari MRP sebelum
secara langsung masuk dunia kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1 Apa pengertian dari Material Requirement Planning?
1.2.2 Apa Tujuan dari Material Requirement Planning ?
1.2.3 Apa Kelebihan dan kekurangan Material Requirement Planning ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.3.1 Memenuhi salah satu tugas Manajemen Persediaan
1.3.2 Membantu kami memahami pembahasan dari makalah ini
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah yang kami buat penulis berharap :
1.4.1 Bagi Penulis
Di harapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan dengan bagi penulis.
1.4.2

Bagi dosen
Diharapkan menjadi pertimbangan untuk menambah nilai mata kuliah
Manajemen persediaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Material Requirement Planning (MRP)
MRP adalah salah satu terobosan besar bagi dunia industri dalam mengatur bahanbahan material yang dibutuhkan untuk proses produksi. Karena dengan MRP perusahaan
dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan

1

material. Semua proses pengaturan untuk bahan material yang dibutuhkan hanya dengan
memasukkan data yang dibutuhkan dan software MRP yang akan memproses semuanya.
Fasilitas yang disediakan adalah proses pengisian dan pemesanan data dealer penjualan
dan supplier material. Konsep MRP adalah mempermudah pengaturan bahan material.
Oleh karena itu direncanakan software dengan konsep user friendly dan fasilitas yang
benar-benar mempermudah dan mampu meningkatkan efisiensi para pengguna.
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu teknik yang digunakan untuk
perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent)
pada item ditingkat (level) yang lebih tinggi. MRP pertama kali ditemukan oleh Joseph
Orlicky dari J.I Case Company pada sekitar tahun 1960. Metode MRP bersifat Computer
Oriented Approach yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan dan
seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk menjabarkan suatu Master
Production Schedule (MPS) MRP selalu berkembang sesuai dengan tuntutan
perkembangan teknologi dan tututan terhadap sistem perusahaan. Sampai saat ini
perkembangan MRP terjadi sampai dengan 4(empat) kali dan tidak tertutup untuk masa
yang akan datang MRP akan berkembang terus.

Menurut para ahli

A. Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis
untuk menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barang jadi atau end item
menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan JPI. MRP ini digunakan untuk menentukan jumlah dari
kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk dan kapan kebutuhan
material tersebut dijadwalkan. (Orlicky,et al., 1994).
B. Material Requirement Planning (MRP) merupakan sistem informasi berbasis
komputer yang didisain untuk memesan dan menjadwalkan permintaan (raw
material, komponen dan sub assemblies) dengan cara yang terkoordinasi.(Oden,et
al., 1998)
C. Material Requirement Planning (MRP) merupakan aktivitas perencanaan material
untuk Seluruh komponen dan raw material (bahan baku) yang dibutuhkan sesuai
dengan Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sama halnya dengan demand / permintaan
per komponen (John A. White, et al., 1987).
2

Perencanaan MRP ini mencakup semua kebutuhan akan semua komponen MRP
yaitu kebutuhan material, dimana terdapat dua fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu
Pengendalian persediaan dan Penjadualan produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu
sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal produksi

induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal valid
dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang
kompleks dan tidak pasti.
2.2 Tujuan Material Requirement Planning
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Meminimalkan Persediaan
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan
dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan
(pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat
dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya
persediaan.
2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari
segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun
pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya
bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
3. Komitmen yang Realistis
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana,
sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal
ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.

4. Meningkatkan efisiensi
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu
produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan
Jadwal Induk Produksi (JIP).
Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material
Requirements Planning), yaitu :
a. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat(kapan pekerjaan harus selesai atau
material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi)
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.

3

c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan. (Kapan pemesanan atau pembatalan
pemesanan harus dilakukan)
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus
direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.

2.3 Input, Proses, Output Material Requirement Planning
A. Input MRP, Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP, yaitu sebagai berikut :
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan
skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang
berdasarkan pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi
perencanaan secara mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk
setiap produk akhir beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan
dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia. Sistem MRP mengasumsikan
bahwa pesanan yang dicatat dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan
peramalan.
2. Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record),
merupakan catatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item
yang ada dalam persediaan yang berkaitan dengan:
a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory).
b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang
(on order inventory).
c. Lead time dari setiap bahan.
3. Struktur Produk (Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan
komponen penyusunnya yang memberikan informasi mengenai daftar komponen,
campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk. BOM
juga memberikan deskripsi, penjelasan dan kuantitas dari setiap bahan baku yang
diperlukan untuk membuat satu unit produk.

B. Proses MRP
Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:
1. Netting yaitu proses perhitungan jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode
selama horison perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan
kotor dengan jadwal penerimaan persediaan dan persediaan awal yang tersedia.
2. Lotting yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot size) yang optimal
untuk sebuah item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.

4

3. Offsetting yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat
melaksanakan rencana pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih.
Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan
kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time).
4. Exploding merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah sebelumnya yaitu
netting, lotting dan offsetting yang dilakukan untuk komponen atau item yang
berada pada level dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan

C. Output MRP
Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
1. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) penentuan jumlah
kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
2. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang
akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga bagi
manajer manufaktur yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi
3. Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah
direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan
dan pengubahan jumlah pesanan.
4. Performance Report (Laporan Penampilan), suatu tampilan yang menunjukkan
sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stok dan ukuran yang
lain.

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning
A. Kelebihan MRP
 Kemampuan memberi harga lebih kompetitif
 Mengurangi harga penjualan
 Mengurangi Inventori
 Pelayanan pelanggan yang lebih baik
 Respon terhadap permintaan pasar lebih baik
 Kemampuan mengubah jadwal induk
 Mengurangi biaya setup
 Mengurangi waktu menganggur
 Memberi catatan kemajuan sehingga manager dapat merencanakan order sebelum





pesanan aktual dirilis
Memberitahu kapan memperlambat akan sebaik mempercepat
Menunda atau membatalkan pesanan
Mengubah kuantitas pesanan
Memajukan atau menunda batas waktu pesanan
5



Membantu perencanaan kapasitas

B. Kelemahan MRP
Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat data
salah pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian juga akan
menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan
data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai komponen dalam
memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable). Desain sistem ini juga
mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing sama untuk setiap
item produk yang dibuat.
Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat. Hal
ini berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan jarak yang
jauh. The overall ERP system dapat digunakan untuk mengorganisaisi sediaan dan
kebutuhan menurut individu perusaaannya dan memungkinkan terjadinya komunikasi
antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap komponen pada kebutuan
perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu diterapkan sebelum
menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung secara
reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus disediakan
untuk proses produksi.
Mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam jumlah yang besar
perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu MRP II. MRP II
adalah sistem yang mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini mencakup
perencanaan kapasitas


Kegagalan dalam mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh ;
Kurangnya

komitmen

top

manajemen, Kesalahan

memandang

MRP

hanyalah software yang hanya butuh digunakan secara tepat, integrasi MRP JIT
yang tidak tepat, Membutuhkan pengoperasian yang akurat, dan Terlalu kaku.

2.5 Struktur Sistim Material Requirement Planning (MRP)
6

Cara kerja sistim MRP adalah sebagai berikut: pesanan produk dijadikan dasar untuk
membuat skedul produksi master atau Master Production Schedule (MPS) yang
memberikan gambaran tentang jumlah item yang diproduksi selama periode waktu
tertentu. MPS dibuat berdasarkan pada peramalan kebutuhan akan peralatan yang
diperlukan, merupakan proses alokasi untuk mengadakan sejumlah peralatan yang
diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai (pekerja, mesin, dan bahan).
Bill of Material mengidentifikasi material tertentu yang digunakan untuk membuat
setiap item dan jumlah yang diperlukan yang dapat disusun dalam bentuk pohon produk
(product structure tree). Bill of material ini merupakan sebuah daftar jumlah komponen,
campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill of
material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tetapi juga berguna untuk pembebanan
biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan
produksi atau perakitan. Bill of material digunakan dengan cara ini biasanya dinamakan
daftar pilih.
Pohon Struktur Produk (Product Structure Tree) Pohon Struktur Produk (Product
Structure Tree) adalah salah satu item informasi yang ada dalam Bill of Material. Pohon
Struktur Produk (Product Structure Tree) didefinisikan sebagai bagan informasi tentang
hubungan antara produk akhir dengan komponen-komponen penyusun produk akhir.
Struktur produk merupakan suatu informasi tentang hubungan antara komponen dalam
suatu perakitan, juga memberikan informasi tentang semua item, seperti nomor
komponen dan jumlah yang dibutuhkan pada setiap pembelian. Struktur produk dibagi
lagi menjadi dua jenis, yaitu :
 Struktur produk single level yang menggambarkan hubungan antara produk
akhir komponen-komponen penyusunnya dimana komponen-komponen
tersebut langsung membentuk produk akhir atau berada satu level di bawah


produk akhir.
Struktur produk multi level yang menggambarkan hubungan antara produk
akhir dengan komponen penyusunnya dimana komponen-komponen tersebut
memerlukan komponen-komponen lain untuk membuatnya dan begitu
seterusnya. Bila dimisalkan untuk membuat 1 unit produk akhir X diperlukan
2 unit komponen A dan 1 unit komponen B. Sementara untuk membuat 1 unit
komponen B diperlukan 3 unit komponen C dan 1 unit komponen D.

File Catatan Keadaan Persediaan (inventory status), berisi data tentang jumlah
unit yang tersedia dan sedang dipesan, serta berbagai perubahan inventori sehubungan
7

dengan adanya kerugian akibat sisa bahan, pesanan yang dibatalkan, dll. Intinya File
Catatan Keadaan Persediaan (inventory status) menggambarkan status semua item yang
ada dalam persediaan, dimana semua item persediaan harus diidentifikasikan untuk
menjaga kekeliruan perencanaan, juga harus berisi data tentang lead time, lot size, teknik
lot size, persediaan cadangan dan catatan penting lainnya.

8

BAB III
KESIMPULAN

3.1

Kesimpulan
Penulis menyimpulkan dari hasil data diatas bahwa Pengendalian persediaan

merupakan langkah penting dalam manajemen persediaan untuk melakukan perhitungan
berupa jumlah optimal tingkat persediaan yang harus ada

serta waktu pemesanan kembali.

Pengaturan dan pengawasan terhadap material barang dalam proses dan barang jadi
merupakan bagian penting dalam sistem produksi.
Material Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur bahan-bahan
material yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan MRP perusahaan dapat
mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan material
atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan bahan baku berdasarkan tahap waktu untuk operasi
produksi.

9