Jilid-01 Depernas 24
RANJANGAN
DASAR UNDANGUNDANG PEMBANGUNAN NASIONAL
SEMESTA BERENTJANA
DELAPAN TAHUN : 1961 1969
DJILID I
PARAGRAP : 1 86
R A N T J A N G A N
Dasar Undangundang Pembangunan
NasionalSemestaBerentjana delapan
tahun: 19611969
disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
TERDIRI ATAS :
BUKU KE – SATU
: Pokokpokok Pembangunan Nasional
SemestaBerentjana.
BUKU KE – DUA
: Rantjangan Bidang Pokok Projek Pem
bangunan. NasionalSemestaBerentja
na.
BUKU KE – TIGA
: Bidang Mental/Ruhani dan Penelitian.
BUKU KE – EMPAT
: Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan
dan Keamanan/Pertahanan.
BUKU KE KE LIMA
: Bidang Produksi.
BUKU KE – ENAM
: Bidang Distribusi.
BUKU KE – TUDJUH
: Bidang Keuangan
BUKU KE – DELAPAN : Uraian Menterimenteri
BUKU KE-SATU
POKOK-POKOK PEMBANGUNAN
NASIONAL - SEMESTA – BERENTJANA
DJILID I : PENDAHULUAN
ISINJA :
B A B
Paragraf
Hal
(§)
1.
PEMBENTUKAN DEPERNAS
1 3
7
2.
AMANAT PRESIDEN, TUGAS
DEPERNAS
4 – 62
9
3.
DASAR2 ASASI DAN TUDJUAN
PEMBANGUNAN SEMESTA
63 – 71
82
4.
DEMOKRASI TERPIMPIN DAN
EKONOMI TERPIMPIN
72
92
5.
SEDJARAH PEMBANGUNAN
73 – 75
92
6.
TJARA DEPERNAS BEKERDJA
76
112
7.
SEKSI, PANITIA KEAHLIAN PEM
BANGUNAN DAN PANITIA CHUSUS
77 – 82
114
8.
PENDUDUK INDONESIA, PENDA
PATAN NASIONAL DAN PENDA
PATAN PERSEORANGAN
83
165
PEMBANGUNAN RANGKA DELA
PAN TAHUN
84
165
85 84
166
9.
10. ISI DASAR U.U. PEMBANGUNAN
PENDAHULUAN
BAB 1. PEMBENTUKAN DEPERNAS
§ 1. Dalam pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 jang dalam
sedjarah perkembangan politik dinamai djuga Manifesto Politik
1959 telah didjandjikan, bahwa beliau akan memberi pedoman be
kerdja pada DEPERNAS.
Setjara garis besar telah disinggung lebih dahulu beberapa hal
mengenai DEPERNAS.
Apa jang telah diutjapkan pada hari kemerdekaan mengenai
DEPERNAS, jaitu ringkasan daripada nama resmi jang lebih pan
djang : Dewan Perantjang Nasional, maka pembentukan Dewan itu
adalah didorongkan oleh Perdjuangan Kemeerdekaan Indonesia jang
melaksanakan keinginan² masjarakat. Waktu itu dikatakan :
"Saudarasaudara adalah berasal dari seluruh tanah air, dan
tugas pokok Depernas ialah merentjanakan pola masjarakat,
jang adil dan makmur, makmur dan adil sebagai dimaksudkan
oleh Mukaddimah U.U.D. 1945.
Pola jang disusun Depernas akan saja sampaikan kepada Madje
lis Permusjawaratan Rakjat untuk disahkan dan kemudian
dikerdjakan oleh seluruh masjarakat.
Kini saja ingin meminta perhatian Saudara2 untuk dua hal jang
harus Saudara2 perhitungkan dalam perkerdjaan DEPERNAS :
1. Semangat dan djiwa U.U.D'45.
2. Program Kabinet Kerdja.
Djiwa U.U.D.'45 adalah tegas, tepat, dan tidak ragu²,
Pekerdjaan Saudara hendaklah tegas dan tidak samar 2.
Garis2 jang saudara akan gariskan dengan tegas.
DEPERNAS harus, menggariskan gambarnja dengan djiwa pe
lukis jang tegas, kuat, terang. Gambarkanlah sesuatu dengan
garis 2 jang fors, sehingga gambar itu berkata kepada Bangsa
Indonesia.
Gambar itu harus mengandung harapan bagi Bangsa Indonesia,
sehingga U.U.D.1945 djuga memberi harapan kepada kita se
mua.
Gambar itu harus dapat mengadjak Bangsa Indonesia untuk
mengerdjakan pola jang dimaksud.
U.U.D. kita adalah tepat bagi Bangsa Indonesia. Pola jang
saudara tjiptakan harus sesuai dengan irama, rasa, keperibadian
dan tindjauan hidup Bangsa Indonesia.
Pola jang membuat Bangsa Indonesia mendjadi mirip kebangsa
lain tidak akan dapat memikat hati Bangsa Indonesia.
U.U.D. 1945 kita mengandung sifat tjepat. Depernas djangan ber
tele2 dalam pekerdjaannja. Proeedure2 jang berlangsung di Kon
stituante diwaktu jang lampau harus mendjadi tjermin bagi
Saudara2. Masjarakat mengingini tindakan jang tjepat.
7
Djika saudara 2 dapat memahami dan melaksanakan apa jang
saja andjurkan diatas, maka saudara telah dapat menangkap
djiwa U.U.D.45 dan Insja Allah saudara akan dapat memenuhi
keinginan nusa dan bangsa. Kemudian saja mengharap supaja
Program Kabinet Kerdja mendapat perhatian pula dari Deper
nas. Apa jang harus kita perbuat dalam djangka pendek dan
djangka pandjang untuk melaksanakan program tersebut. Chusus
untuk pokok pertama dari program Kabinet, jaitu jang mengenai
sandangpangan, masjarakat mengharap sangat saran Depernas.
Tindakan apa jang harus kita adakan untuk mengatasi kesulitana
dilapangan sandangpangan, dan bagaimana achirnja tindakan kita
menguasai persoalan ini seluruhnja.
Pembentukan Depernas djadi berdasarkan U.U.D.Proklamasi,
jang telah berlaku lagi sedjak 5 Djuli 1959. Dasar dan tudjuannja
didapat dalam empat naskah
Konstitusi, manifesto, UUDepernas, Amanat Presiden seba
gai alat pendorong dan pengisi kemerdekaan jang diproklamirkan
dengan Proklamasi 17 Agustus 1945.
§ 2. Dua hari sebelum hari Proklamasi 1959, paraanggota De pernas
mengangkat sumpah, dan sehari sesudah hari Proklamasi, tanggal
18 Agustus 1959 Depernas mengadakan sidang technis di Istana
Negara dikota Djakarta wntuk menetapkan saran² terhadap
rantjangan Peraturan Tatatertib Depernas. Dalam rapat itu para
anggota Depernas mengambil keputusan akan bertekad bulat dan
bekerdja sekuattenaga supaja seboleh 2nja sebelum hari Proklamasi
1960 rantjangan Dasar Undang 2 Pembangunan Semesta dan beren
tjana jang pertama dapat diselesaikan dan disampaikan kepada Pe
merintah Pusat Republik Indoneaia.
Sesudah rapatpleno pertama di Djakarta, jang mendengarkan
amanat Presiden I tentang Pembangunan Semesta Berentjana, ma
ka Depernas melandjutkan pelaksanaan tugasnja dikota Bandung
dalam rangka djangkawaktu jang ditetapkan tadi itu. Amanat
Presiden II, jang dikenal sebagai Amanat Penegasan, diutjapkan
dalam sidang tertentu istimewa dikota Bandung dalam gedung De
wan Perantjang Nasional, bekas gedung konperensi AsiaAfrika,
jang bersedjarah itu.
2. TU GAS D EP ER NAS
§ 3. Depernas bekerdja dari.hari Proklamasi 1959 sampai hari
Proklamasi 1960, selainnja berdasarkan warkat Proklamasi 1945,
UUD1945 dan Manifesto 1959, sena~ntiasa berkemudi kepada kedua
Amanat Presiden tersebut diatas.
8
B A B 2a. AMANAT PRESIDEN, KEMUDIAN TUGAS
DEPERNAS
AMANAT PRESIDEN I; 28VIII1959
§ 4. Adapun Amanat Pembamgunan jang pertama ini diutjapkan
dikota Djakarta dan berbunji sebagai berikut.
„Pada hari ini kita menjaksikan sidang pleno pertama daripada
Dewan Perantjang Nasional atau disingkat Depernas. Didalam si
dang pleno pertama ini saja dipersilakan oleh Saudara Ketua . Deper
nas, untuk memberi amanat.
Sebenarnja, Saudara 2 , banjak sekali hal 2 jang hendak saja be
rikan, pesankan, titipkan kepada Saudara 2 anggota 2 Depernas sebagai
bekal bekerdja. Tetapi Saudara mengerti bahwa tidak semua hal itu
bisa saja berikan sekaligus didalam amanat saja jang se karang. Ter
lebih 2 pula oleh karena sidang pleno.pertama ini, mempunjai sifat
seremoniil, sehingga amanat sajapun akan bersifat amanat
seremoniil.
Saja telah membuat beberapa tjatatan 2 jang harap diperhatikan
oleh Depernas dalam menunaikan tugasnja menjusun pola daripada
masjarakat adil dan makmur didalam waktu jang sesingkat 2 nja,
tetapi berhubung dengan keseremoniilan sidang jang pertama ini,
tjatatan 2 itu tidak akan saja batjakan, melainkan naskahnja akan
saja serahkan kepada Saudara Ketua, Saudara Ketua nanti
meneruskan naskah itu kepada sidang, dan dapatlah naskah itu
digunakan sebagai teks bagi Saudara 2 sekalian sebagai anggota De
pernas.
§. 5. I. Garis 2 besar pekerdjaan (Presiden lalu menjerahkan Naskah
jang tertulis kepada Ketua Depernas)
Inilah Saudara Ketua. Itulah naskah itu. Dan marilah sekarang
saja berikan beberapa garisbesar bagi pekerdjaan Saudara 2 seka
lian. Saudara 2 sekalian mengetahui bahwa ketika, sedjak berpuluh 2
tahun ini hidup dvdalalm suasana jang gegap gempita, kita sebagai
bangsa Indonesia, kita sebagai satu bangsa jang tadinja beratus 2
tahun tidak merdeka, beratus 2 tahun didjadjah orang lain, masjara
kat beratus2 tahun dikotjarkatjirkan, beratus 2 tahun didjadikan
suatu bangsa jang papasengsara, kita jang kemudian daripada itu
mengadakan satu gerakan nasional jang telah minta korbanan se
berat 2 nja daripada bangsa Indonesia dan jang achirnja sjukur al
hamdulillah pada tanggal 17 Agustus 1945 telah mentjapai Kemer
dekaan daripada bangsa Indonesia. Dan Saudara 2 mengetahui bahwa
Kemerdekaan daripada bangsa Indonesia itu sekadar hanjalah, se
bagai saja katakan berulang 2 , satu djambatan untuk menudju dan
achirnja mentjapai kepada tjita 2 bangsa Indonesia jang pokok,
jaitu satu masjarakat jang adil dan makmur, satu masjarakat jang
tiap 2 warganegara dapat hidup sedjahtera didalamnja, satu masja
rakat tanpa penindasan, satu masjarakat tanpa exploitation de
I’homme par I’homme, satu masjarakat jang memberi kebahagiaan
kepada seluruh Rakjat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, satu
masjarakat jang berulang 2 mendjadi inspirasi penegak semangat
9
daripada segenap pedjoang2 bangsa Indonesia dan telah memberikan
korbannja diatas persada perdjoangan Bangsa Indonesia itu.
Maka pekerdjaan kita antara 17 Agustus 1945 sampai kepada
kini, berupa pada hakekatnja tak lain tak bukan menjempurnakan
djambatan itu, melalui beberapa tingkatan2 jang Saudara² semuanja
telah kenal terutjapkan melalui mulut saja, Ada tingkatan jang
herois, tingkatan jang penuh dengan kepahlawanan, tingkatan jang
kita bertindak dan bersikap sebagai satu bangsa jang kompak, ada
tingkatan jang menundjukkan gedjala 2 dan keadaan2 jang kurang
njaman, tingkatan² jang semuanja sudah saja sinjalir didalam pi
dato saja pada tanggal 17 Agustus 1959 jang lalu. Dan achir2 ini
kita pada tanggal 5 Djuli telah memproklamirkan kembali dengan
Dekrit Presiden kembalinja djambatan emas itu diatas tiang 2
Undang2 Dasar 1945. Segala sesuatu ini, Saudara² mengetahui
kupasan2 didalam pidato 17 Agustus 1959 jang lalu, jang sampai
sekarang terkenal sebagai „manifesto politik".
Sesudah 5 Djuli itu, maka dengan segera Kabinet Karya menje
rahkan Imandatnja dan Tuhan Jang Maha Esa amat bermurah kita
tidak lama kemudian daripada itu dapat membentuk Kabinet baru
diatas dasar U.U.D. '45, Kabinet baru jang terkenal dengan nama
Kabinet Kerdja. Pada tanggal 12 Djuli jang lalu, Dewan Nasional
dibubarkan, sebagai kelandjutan daripada Dekrit 5 Djuli incasu se
bagai landjutan kembalinja kita kepada U.U.D. '45. Dan pada tang
gal 22 Djuli jang lalu dengan setjara simultan terbitlah 4 penetapan.
Pertama, penetapan jang mengenai D.P.R. Dengan penetapan itu
dinjatakan bahwa D.P.R. sekarang bekerdja terus didalam rangka
U.U.D. '45, terbtlah pula pada tanggal 22 Djuli itu penetapan me
ngenai Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, djuga sebagai
akibat dan kelandjutan daripada Dekrit karena didalam U.U.D. '45
dengan mutlak disebutkan adanja Madjelis Permusjawaratan Rak
jat. Sebagai nomor 3 dalam tindakan tanggal 22 Djuli telah terbit
penetapan mengenai Dewan Pertimbangan Agung Sementara dan
nomor 4 penetapan mengenai Depernas, jang Depernas itu pada
tanggal 18 Agustus, satu hari sesudah kita memperingati Prokla
masi, bersidang di Istana Negara ini untuk membitjarakan bebe
rapa pokok Tatatertib dan urusan tehnis dan sekarang pada tang
gal 28 Agustus kita berkumpul. Kini, Depernas, mengadakan sidang
plenonja jang pertama, disaksikan oleh pembesar2 daripada Negara
kita, disaksikan oleh para Menteri Inti dan para Menteri Muda dari
Kabinet Kerdja, disaksikan oleh anggota Dewan Pertimbangan
Agung, disaksikan oleh anggota2 jang terhormat para Perwakilan 2
Asing di Djakarta, disaksikan oleh Saudara2 wakil 2 D.P.R., di
saksikan, boleh dikatakan, oleh seluruh masjarakat Djakarta,
dan didengarkan, diperhatikan oleh seluruh masjarakat Indo
nesia dari Sabang sampai Merauke, dan saja jakin pula diperhati
kan oleh seluruh umat manusia didunia ini jang berminat kepada
segala sesuatu jang terdjadi di Indonesia ini. Sehingga pada tem
patnjalah pada ini hari, setjara seremoniil saja sebagai Presiden
Republik Indonesia memberi petundjuk, amanat kepada sidang De
pernas, agar supaja sidang Depernas itu berdjalan lantjar dan bisa
berdiri tetap diatas rel 2 nja jang ditugaskan kepadanja, jaitu mem
buat pola daripada masjaralat adil dan makmur berdasarkan Pan
10
tjasila, jang hendaknja dengan selekas mungkin dalam batas2 ke
mungkinan harus kita selenggarakan bersama, agar supaja tjita 2
daripada Bangsa Indonesia jang sudah diperdjoangkan dengan korban
berpuluh2 tahun itu, lekas dapat diketjap, dirasakan oleh seluruh
Bangsa Indonesia. Saja mengharap agar supaja pola itu Iekas ter
susun dan sebagai saja katakan didalam pidato 17 Agustus jang lalu,
saja bermaksud Insja Allah S.w.t., membawa pola itu, melewati
Kabinet ke Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Oleh karena M.P.R.
saja anggap sebagai Madjelis jamg tertinggi daripada Negara Re
publik Indonesia dan Rakjat Indonesia. Pola jang akan Saudara
susup sebagai sering saja katakan, hendaknja mendjadi satu pola
nasional, milik bukan lagi daripada Depernas, milik bukan lagi dari
pada Pemerintah, tetapi milik daripada seluruh bangsa Indonesia,
milik nasional.
§ 6. II. Pola Nasional MPRS
Maka oleh karena itulah saja berpendapat bahwa pola itu sedia
nja dibawa kepada Madjelis Permusjawaratan Rakjat oleh karena
M.P.R. itu adalah Madjelis kita jang terlengkap dan tertinggi. Dan
sebagai saja katakan pada pidato 17 Agustus 1959, djikalau pola
ini nanti sudah diterima oleh M.P.R., artinja djikalau pola itu sudah
mendjadi satu milik nasional, mendjadi satu national property, men
djadi satu national bezit, maka pola itu harus diselenggarakan oleh
segenap rakjat Indonesia, agar supaja ia mendjadi.satu realitet.
Didalam pidato 17 Agustus 1959, maka saja katakan segenap minat,
segenap tenaga, segenap keringat dari Bangsa Indonesia harus di
holopiskuntulbariskan, untuk menjelenggarakan, melaksanakan apa
jang tergores diatas pola itu. Saudara2, dus mengerti, bahwa De
pernas menghadapi satu pekerdjaan jang amat besar sekali. Amat
berat, tetapi Saudara2 mengetahui, amat mulia, djikalau pola ini
sudah diterima oleh M.P.R., djikalau pola ini, dus, sudah mendjadi
satu national property, djikalau pola ini sudah mendjadi nationaal
bezit, tidak boleh satu orangpun merobahnja. Tidak boleh Peme
rintah merobah pola ini. Tidak boleh seseorang Menteri merobah pola
ini. Tidak boleh Presiden merobah pola ini. Tidak boleh Pang
lima Tertinggi merobah pola ini, oleh karena sebagai tadi saja kata
kan, pola ini telah diterima oleh Madjelis Tertinggi daripada seluruh
bangsa Indonesia, antara Sabang dan Merauke.
Saudara2, sebagai tadi saja katakan, menghadapi satu peker
djaan jang berat. Berat oleh karena bukan sadja scope daripada pe
kerdiaan Saudara adalah amat besar, tetapi djuga berat oleh karena
Saudara2 harus bekerdja dengan setjepat mungkin. Saja mimta su
paja Saudara2 mengambil tjermin, misalnja daripada Konstituante
jang lalu. Konstituante jang lalu telah gagal. Konstituante jang lalu
telah sampai kepada satu impasse. Konstituante jang lalu telah
sampai kepada titik bertele2. Dan hendaknja Saudara2 djangan sam
pai mengalami keadaan jang demikian itu. Hendaknja djangan sampai
Saudara bekerdja demikian rupa sehingga Saudara2 nanti datang
kepada satu impasse bertele2.
§ 7. III. Masjarakat Adil dan Makmur
Kita ini, sebagai pemimpin2 mernikul pertanggungan djawab jang
11
besar, terutama sekali kita 2 ini jang memikul tugas kewadjiban un
tuk merealisasikan apa jang ditjita2kan oleh Bangsa Indonesia ber
puluh2 tahun. Dan terutama masjarakat adil dan makmurlah jang
mendjadi tjita 2 hidup, tjita2 jang dikorbani oleh segenap Rakjat In
donesia. Saja, sebagai Saudara 2 mengetahui, dahulu didalam hidup
saja ini, telah berpuluh 2 tahun duduk dalam matjam2 pergerakan
nasional, matjam 2 aliran dalam pergerakan nasional antara bangsa
kita. Saja telah duduk sjukur alhamdulillah dengan karunia Allah
S.w.t. didalam gerakan nasional. 40 tahun saja melihat perdjoangan
bangsa Indonesia, 40 tahun saja melihat perdjoangan daripada ge
rakan, misalnja Sjarikat Islam, jang sekarang mendjadi Partai Sja
rikat Islam Indonesia, 40 tahun saja mengenal gerakan jang sekarang
dikenal dengan Partai Komunis Indonesia, 40 tahun saja melihat
gerakan nasionalisme, 40 tahun lamanja saja mehhat gerakan2 agama,
40 tahun lamanja saja melihat gerakan2 ini masing2 memberi kor
banan jang hebat untuk mentjapai tjita 2 ini, masjarakat adil dan
makmur. Saja melihat pemimpin 2 berdjumlah ribuan, puluhan ribu,
masuk kedalam pendjara, dengan muka tersenjum masuk kedalam
pendjara. Ada jang satu tahun, ada jang dua tahun, ada jang dua
puluh tahun. Saja melihat ribuan pemimpin 2 dibuang ketempat pe
ngasingan jang djauh daripada tempat ibu dan bapaknja. Mereka
pun pergi kesana dengan muka jang berseri 2 , oleh karena mereka
mengetahui memberi korbanan kepada tjita² masjarakat adil dan
makmur. Saja melihat wadjahnja orang² jang hidup didalam kemis
kinan terus, tak lain dan tak bukan ialah agar supaja ia punja anak
dan tjutju nantinja hidup didalam satu masjarakat jang adil dan
makmur.
§ 8. IV. Amanat penderitaan
Saja menerima surat 2 jang berisi utjapan selamat tinggal dari
pada orang2 jang besok paginja akan digantung oleh Pemerintah
Belanda. Semuanja surat itu berbunji : Selamat tinggal, Bung Kar
no, saja akan menaiki tiang penggantungan dengan rela dan ichlas
karena saja berkorban untuk tertjapainja tjita2 kita, satu masjarakat
jang adil dan makmur". Sehingga tidak salahlah djikalau saja kata
kan, bahwa masjarakat jang sedemikian itu, masjarakat adil dan
makmur dan sebagai saja katakan disuatu tempat, masjarakat so
sialis a la Indonesia adalah, amanat penderitaan daripada segenap
rakjat Ladonesia, jang amanat penderitaan itu kita sekarang harus
merealisasikan, terutama sekali kita jang hidup didalam tahun 2 jang
sekarang ini, jang hidup sebagai orang² daripada angkatan sekarang
ini, jang hidup sebagai orang 2 generasi sekarang ini. Generasi jang
terdahulu, boleh dikatakan hidup didalani tjita 2, didalam angan2, di
dalam alam berkorban untuk tjita2. Kita sekarang ini hidup didalam
satu alam harus merealisasikan angan2 itu.
Saudara2, keadaan jang demikian ini, menempatkan kita kepada
kesulitan2. Tetapi sebagai saja katakan didalam pidato 17 Agustus
jang lalupun, kesulitan2 hendaknja tidak mendjadi penghalang
daripada tekad kita, tidak mendjadi penghalang daripada ke
sediaan kita untuk terus berdjoang dan terus bekerdja, bahkan
kesulitan2 itu hendaknja mendjadi satu tjambukan bagi kita untuk
berdjalan terus, bekerdja terus oleh karena memang diharapkan
dari
12
pada kita sekarang ini realisasi daripada penjelenggaraan daripada
masjarakat jang adil dan makmur jang telah lama ditjita 2kan oleh
rakjat Indonesia itu. Kesulitan, karena memang keadaan2 objektif
membawa kesulitan2 itu.
§ 9. V. Sosialisme a la Indonesia
Saja tadi memakai perkataan sosialisme, sosialisme a la Indo
nesia. Kita harus menggolongkan diri kita kepada golongan jang
tidak setudju dengan golongannja orang2 jang menjebutkan golongan
evolutionist. Golongan jang mengikuti teori evolusi, golongan jang
mengatakan bahwa masjarakat sosialis a la Indonesia atau bukan
a la Indonesia dengan sendirinja nanti akan datang.
Saudara2 mengetahui bahwa dalam evolusiteori, dikatakan bah
wa masjarakat ini bertumbuh dari satu tingkat setjara evolutionair –
tjepat atau tidaknja evolusi ini tergantung daripada keadaan –
kelain tingkat. Dikatakan bahwa misalnja masjarakat manusia jang
dulunja agraris, setjara evolutionair dengan sendirinja masuk ke
dalam tingkat fase industri ketjil.
Dan bahwa tingkat industri ketjil, bertjampur dengan tingkat
agraris ini, dengan sendirinja nanti automatis evolutionair masuk da
lam tingkatan industriele kapitalisme. Dan dari tingkatan industriele
kapitalisme itu setjara evolutionair, dengan sendirinja, masuk dida
lam alam sosialis. Kita hendaknja djangan masuk didalam golongan
orang2 jang berteori evolusi ini. Sebab njata bahwa teori jang demi
kian itu adalah salah.
Saudara2, tidak masjarakat itu dengan sendirinja dari satu ting
kat pindah kelain tingkat, tetapi pengerahan daripada dynamische
krachten didalam masjarakat itulah jang membawa kita kepada
tingkat² jang lebih tinggi. Dibalik daripada teori evolusi ini ada lagi
teori lain jang didalam tahun 1928 saja namakan teori perlompatan
fase, teori fasensiprong, jang mengatakan : dari masjarakat agraria
kita bisa melompat kemasjarakat sosialis. Teori jang demikian itupun
tidak benar.
Djadi hendaknja Anggota2 dari Depernas djangan masuk di
dalam golongan orang2 jang berevolusi teori, tetapi djuga djangan
masuk didalam golongan orang2 berteori fasensprong. Tidak ada
suatu masjarakat jang melompati fase. Satu fasediikuti lain fase,
tetapi pertumbuhan, peraliran, perpindahan, transisi daripada satu
fase kelain fase, itu minta pengerahan daripada segenap tenaga 2
dinamik jang ada didalam masjarakat, dan tidak – sebagai saja
tadi katakan – aliran sebagai alirannja air sungai jang tenang.
Perpindahan itu selalu membawa schokken, gontjangan2 didalam
masjarakat. Maka oleh karena itu, kita dengan tegas, saja ulangi
lagi, dengan tegas harus menudju kepada masjarakat adil dan mak
mur, atau dengan lain perkataan, masjarakat sosialis a la Indonesia.
Dan kita harus merealisasikan masjarakat adil dan makmur itu;
tidak boleh tidak kita harus mengadakan planning dan kita harus
mengadakan pimpinan dan haruskita mengadakan kerahan tenaga.
Tanpa planning, tanpa pimpinan, tanpa pengerahan tenaga tak mung
kin masjarakat jang ditjita 2kan oleh Rakjat Indonesia itu bisa ter
tjapai dan terrealisasi.
13
Saudara2 mengetahui bahwa kita sedjak beberapa tahun ini
telah tidak senang pada apa jang dinamakan liberalisme, dan memang
kita sebagai satu bangsa jang hendak merealisasikan tjita2 bangsa,
masjarakat jang adil dan makmur ini, harus meninggalkan alam
fikiran dan alam tindakan2 daripada liberalisme itu.
Kita baik melihat kedunia luaran. Apa jang kita lihat didunia
luaran, terutama sekali dialam Barat, dimana berdjalan dengan
leluasa lebih dari satu abad lamanja liberalisme, baik liberalisme
politik dan liberalisme ekonomi.
Kita lihat bahwa liberalisme selalu membawa konflik. Konflik di
segala bidang. Konflik dilapangan politik, konflik dilapangan ekono
mi, konflik dilapangan sosial, konflik jang achirnja semuanja meng
udjung kepada exploitation de l'homme, baik exploitation ekonomis
maupun exploitation politik, maupun exploitation moral. Ini
adalah semuanja akibat daripada liberalisme. Konflik antara sikaja
dan simiskin, konflik siterpeladjar dan sibukan terpeladjar, konflik
antara satu golongan produsen dengan lain golongan produaen. Se
muanja konflik adalah anak2 kandung daripada ibu imperialisme itu.
Dan itu semuanja harus kita hindarkan agar supaja kita dengan
– saja tidak berkata dengan senang – agar supaja kita dengan
effisien dapat merealisasikan masjarakat adil dan makmur jang kita
tjita2kan itu.
Lihat didunia Barat, konflik jang achirnja memuntjak didalam
alam industriil kapitalisme; demikian besar konflik ini jang di
timbulkan, sehingga achirnja terdjadilah revolusi sosial. Konflik jang
amat besar tabrakannja antara industriil kapitalisme dengan tenaga 2
revolusioner jang menghendaki satu masjarakat adil dan makmur,
sehingga mendjadi revolusi pertumpahan darah. Revolusi jang berdjalan
berpuluh2tahun,jang achirnja.baru bisa mendatangkan satu
masjarakat menurut tjita² ditempat itu, tjita² daripada bangsa itu.
§ 10. VI. Ekonomi Nasionial
Hal jang demikian itu harus kita hindari. Maka oleh karena itu
dalam pada kita sebagai tadi saja katakan mengadakan planning,
mengadakan pimpinan, mengadakan pengerahan tenaga kita harus
bekerdja demikian rupa sehingga konflik² jang besar ini dihindari.
Opgave kita memang sangat sulit. Saja tadi berkata, bahwa kita
tidak bisa menganut theori fasensprong jang kita sekonjong 2 dari
pada alam agraris sekarang ini sudah tjampur agraris dengan
sedikit industrialisme masuk kedalam alam masjarakat adil dan
makmur sebagai jang kita tjita 2 kan.
Tetaipi didalam pada kita bekerdja jang demikian itu dengan
planning, dengan pimpinan, dengan pengerahan tenaga, kita bisa
membawa masjarakat Indonesia ini ketudjuan kiba jang terachir
dengan menghindari konflik² sebagai tadi saja katakan.
Tugas kita berat sekali. Pertama, tugas kita apa ? Didalam alam
pendjadjahan kita punja ekonomi adalah ekonomi kolonial dan eko
nomi kolonial ini harus kita robah mendjadi ekonomi nasional jang
bersih daripada imperialisme, bersih daripada penghisapan, daripada
exploitasi oleh tenaga² luar.
14
Ekonomi nasional ini harus kita robah mendjadi ekonami jang
sesuai dengan apa jang ditulis dalam U.U.D. '45 fasal 33 jaitu dengan
kata gampangnja, masjarakat adil dan makmur.
Ini bukan opgave jang ketjil. Ekonomi kolonial pindah ke
ekonomi nasional, pindah keekonomi sebagai jang kita tjita 2kan
bukan suatu opgave jang ketjil, malahan salahlah kita, djikalau kita
mengertikan tiga golongan ini sebagai terpisah satu sama jang lain.
Djanganlah kira bahwa kita dengan proklamasi 17 Agustus 1945
telah bisa membuat satu.dinding daripada besi atau daripada beton
jang samasekali meniadakan ekonomi kolonial itu dan kita sekaligus
dengan 17 Agustus '45 memasuki fase ekonomi nasional dan bahwa
nanti ekonomi nasional inipun dengan sekaligus dengan mudah kita
bisa transfonmir mendjadi satu masjarakat jang adil dan makmur.
Djangan kita berfikir a Ia kotak 2 jang demikian itu. Tetapi
kita dan kita, alami semuanja melihat bahwa dengan segenap
tenaga kita, ekonomi kolonial lambat laun telah kita bisa belum
seratus persen tetapi buat sebagian besar transformir mendjadi
satu ekonomi nasional. Didalam pidato 17 Agustus 1959 jang lalu
telah saja mengimdikasi hal ini, misalnja bahwa kekuatan ekonomi
kita sedjak misalnja pengambilan alih daripada perusahaan² Belanda,
sedjak adanja tindakan 2 kita jang lain2 telah buat 70 persen di
tangan kita. Tetapi ingat, apa jang harus kita perbuat dan telah
kita kerdjakan didalam transisi ekonomi kolonial mendjadi ekonomi
nasional. Tidak berdjalanlah hal ini dengan litjin, tidak berdjalan
lah hal ini dengan mudah ? Tetapi dengan banjak sekali keringat
dan dengan banjak sekali kepedihan dan banjak sekali penderitaan,
achirnja kita bisa, jah, 70 persen tranformeren ekonomi kolonial
ini mendjadi ekonomi nasional. Dan nantipun antara ekonomi na
sional dan ekonomi masjarakat adil dan makmur inipun kita harus
meniadakan banjak pekerdjaan, banjak keringat, banjak penderita
an barangkali. Memang tidak xnudah untuk merobah sesuatu bentuk
kehidupan ekonomi. Tatkala didjaman pendjadjahan maka ekonomi
berbentuk : Indonesia pertama mendjadi pasar pendjualan daripada
produk2 negeri pendjadjahan atau negeri2 luar ditanah air kita.
Satu. Nomor dua : Indonesia mendjadi tempat pengambilan bahan 2
pokok bagi industriil kapitalisme dinegeri pendjadjah atau negeri 2
lain. Tiga : Indonesia mendjadi tempat investasi daripada modal2
pendjadjah dan modal2 asing jang lain. Tiga pokok ini telah beheersen
hidup bangsa kita kalau tidak beratus2 tahun, sedikitnjaberpuluh2
tahun.
Indonesia mendjadi pasar pendjualan barang2 produk dari satu
negara sana. Indonesia mendjadi tempat pengambilan bahan 2 pokok
bagi industriil kapitalisme disana. Indonesia mendjadi investasi
gebied daripada modal asing. Dan tiga tenaga ini bekerdja exploitasi
demikian rupa hingga kita dan ini sudah saja katakan berpuluh
kali telah mendjadi satu bangsa jang hidup dari dua setengah
sen satu orang satu hari.
,,Een natie van koelies en een koelie oxtder de naties „A nation
of coolies and a coolie amongst nations". Ini ittjapan orang Belanda,
bukan utjapan kita sendiri. Proses jang berdjalan berpuluh 2 tahun
jang telah membuat kita mendjadi "A nation of coolies and a coolie
amongst nations" ini. Sedjak 17 Agustus 1945 dengan banjak ke
15
sulitan, dengan banjak rintangan, dengan banjak perdjoangan, de
ngan banjak mengatasi tantangan2 dan konflikten didalam negeri
sendiri, achirnja bisa kita transformir mendjadi satu keadaan jang
sekarang, jang, sebagai tadi saja katakan, lebih daripada 70 persen
daripada hidup perekonomian itu didalam tangan kita. Dan sekarang
kita harus merobah ini pula didalam alam sosialisme a la Indonesia
dan Saudara2 harus mengadakan planning untuk itu. Tanpa planning
tak dapat kita kerdja.
§ 11. VII. Planned policy
Kita hidup didalam abad ke20, abad ke20 penuh dengan
turbulensi, abad ke20 jang segala hal menimpa kepada umat ma
nusia ini setjara simultan. Abad ke20 jang telah melemparkan kita
kedalam satu revolusi jang djuga simultan. Tidaklah berulang² saja
katakan bahwa revolusi kita ini satu revolusi jang multi kompleks.
Tidakkah':didalam pidato 17 Agustus 1950 saja katakan bahwa re
volusi kita adalah "A summing up of many revolutions in one ge
neration ?" Tidakkah saja berkata bahwa seorang sardjana asing
mengatakan bahwa kita punja revolusi ini adalah satu "revolution of
many generation in one". Revolusi kita ini adalah satu "telescoped
revolution", satu revolusi jang ditelescoopkan, "een getelescopeerde
revolutie". Ja revolusi politik kataku ja revolusi ekonomi, ja
revolusisosial, ja revolusi kulturil bahkan saja berkata, ja re
volusi jang mengenai idee manusia ini revolusi jang multi kom
pleks. Dan agar supaja tiap 2 revolusi kita, ja jang politik, ja jang
ekonomi, ja jang sosial, ja jang mental, ja jang kulturil, ja jang
mengenai isi manusia berdjalan dengan sebaik 2nja, maka kita harus
mengadakan pimpinan dan planning. Tanpa pimpinan dan planning
maka revolusi kita jang multi kompleks ini mendjadi satu kom
pleksitet daripada kekatjauan. Kita harus mengadakan "planned
policy", politik jang terentjana.
§ 12. VIII. Overall planning
Tidak bisa lagi kita mendjalankan politik liberalisme jang kita
serahkan politik itu kepada, sudah, sak maunja sadja daripada ma
sjarakat. Tidak, saja tadi telah berkata bahwa revolusi kita ini ada
lah satu revolusi jang multikompleks. "a sumiming up of many re
volutions in one generation", jang semuanja membawa pergolakan 2,
konflikten. Djikalau tidak diberi pimpinan, tidak memberi planning
dimasing² bidang dari kompleksitet daripada revolusi ini, maka kita
achirnja sebagai tadi sudah saja katakan, datang kepada kom
plekaitet kekatjauan. Kita harus mengadakan "planned policy",
politik jang terentjana. Dan inilah pokok daripada demokrasi ter
pimpin. Kita harus mengadakan ekonomi jang terentjana untuk mem
beri pimpinan kepada revolusi ekonomi. Planned economy, ekonomi
terpimpin. Kita harus mengadakan revolusi sosial jang terpimpin,
planned political activity, planned economic activity, planned social
activity, planned cultural activity, planned mental activity semuanja
planned, semuanja terentjana. Dan kalau Saudara mengerti hal ini,
maka Saudara mengerti inti pokoknja, maka diadakan Depernas.
Sebab pekerdjaan Saudara² bukan hanja mengurus planning dari
pada satu bidang sadja. Tidak ! Depernas mengadakan "overall
16
planning", planning semesta, planning jang meliputi semua bidang,
planning jang mengenai ja ekonomi, ja kulturil, ja mental, planning
diatas segala bidang. Planning overall. Maka oleh karena itulah
Depernas disusun demikian rupa sehingga dianggap Depernas mampu
mengadakan planning overall jang saja maksudkan itu.
Maka djikalau Saudara 2 mulai bekerdja untuk mengadakan
planning jang demikian itu, sebagai tadi saja katakan, seluruh rakjat
melihat kepada Saudara 2, seluruh rakjat menunggu² kepada pola
pembangunan semesta jang kita djandjikan sebagai hasil daripada
Depernas. Seluruh rakjat mengharap agar supaja Saudara² bekerdja
dengan tjepat dan tidak bertele 2. Saja tadi berkata bahwa kita ini
menjaksikan rakjat telah berpuluh² tahun berdjoang untuk tjita 2 kita
ini. Didalam beberapa pidato saja katakan, bahwa rakjat sekedar
mempunjai angan 2, sekedar mempunjai tjita 2. Didalam beberapa pi
dato saja katakan, bahwa tjita² rakjat itu sekedar tampak dengan
remeng². Dimuka pandangan rakjat tampak dengan remeng² suatu
masjarakat jang adil dan makmur. Dengan remeng² dilihatnja :
Ha, didalam masjarakat jang demikian itu aku akan tjukup sandang
dan tjukup pangan, didalam masjarakat jang demikian itu anakku
tidak lagi menderita, didalam masjarakat jang demikian itu aku
tidak lagi basah djikalau hudjan turun, dan tidak lagi kepanasan
djikalau matahari terik. Didalam masjarakat jang demikian itu aku
mudah sekali bergerak dari suatu tempat kelain tempat. Didalam
masjarakat jang demikian itu aku mudah sekali menghirup segala
udara segar daripada kebudajaan jang tinggi. Didalam masjarakat
jang demikian itu aku akan hidup bahagia menurut tjita² orang tua
djaman dahulu "tata tentrem kerta rahardja". Remeng² dilihatnja,
remeng² dengan maksud kata saja tidak djelas apa jang men
djadi bagian² daripada apa jang mereka lihat itu. Maka sebagaimana
jang saja katakan didalam beberapa pidato, orang jang memerlukan
atau jang berhadjat membuat rumahpun, biasanja pun tidak tahu
dengan d3elas bagaimana rupanla rumah itu. Sekedar dengan remeng2
didalam tjita 2nja orang mengingini suatu rumah tinggal dimana ia
dapat hidup dengan anakisterinja, dimana dia bisa bernaung dari
pada hudjan, dimana ia bernaung daripada teriknja matahari, di
mana dia bisa menghadapi hari kemudian dengan tenteram dan
sedjahtera. Tetapi djikalau ditanja kepadanja : "He Saudara, apa
kah engkau mengetahui persis dan bagaimana rumah jang kau tjita 2
kan itu harus diselenggarakan ?" Ia akan mendjawab : ,Saja tidak
tahu. Saja sekedar berpuluh 2 tahun mengumpulkan uang untuk
nantinja uang ini aku bikinkan rumah bagiku, bagi isteriku, bagi
anakku, bagi tjutjuku". Maka orang jang demikian itu memanggil
seorang arsitek, kataku didalam pidato² jang populer, dan kepada
arsitek itu diwadjibkan, diminta, ditugaskan untuk membuat blue
print daripada rumah itu. ,,Saudara arsitek, saja ada uang sekian.
Saja ingin dengan uang sekian ini membuat suatu rumah, mempunjai
suatu rumah untuk anak saja, untuk isteri saja, untuk tjutju 2 saja,
untuk hari kemudian saja, rumah berisi sekian kamar, bidang tanah
nja sekian. Saja tidak bisa membuat rumah jang demikian itu. Saja
minta kepada Saudara arsitek untuk membuat blueprint bagi rumah
demikiaan itu". Maka sang arsiteklah membuat blueprintnja. Dan
djikalau blueprint ini sudah diterima baik oleh sang opdrachtgever,
17
maka blueprint ini harus diselenggarakan. Dan penjelenggaraan
blueprint ini tidak dapat berdjalan dengan tanpa pimpinan. Saja
sendiri adalah seorang insinjurarsitek. Saja mengetahui bahwa pe
njelenggaraan sesuatu pola, sesuatu blueprint tidak dapat didjalan
kan dengan tjara melepaskan sadja semua orang 2 pekerdja. Tidak!
Tetapi harus dengan pimpinanku sebagai insinjurarsitek, dengan
pimpinanku atau dengan pimpinan overheer, opseter 2. Segala sesuatu
diselenggarakan dengan pimpinan agar supaja blueprint ini terse
lenggara mendjadi suatu rumah jang baik.
§ 13. IX. Depennas arsitek blueprint
Nah, bangsa Indonesia adalah aematjam jang demikian itu,
bangsa Indonesia jang 88 djuta sekedar remeng 2, remeng² dalam
garis 2nja, tetapi, tjahajanja gilanggemilang, tjahajanja selalu me
manggil² ditjakrawala, tjahajanja selalu menarik kepada fantasi dan
inspirasi dari kesediaan berkorban daripada rakjat. Indonesia itu,
tjahajanja gilanggemilang, sehingga rakjat Indonesia bersedia
untuk berkorban mentjapai tjahaja gemilang itu, tetapi garis ²
besarnja remeng² didalam matainja. Ia membutuhkan seorang
arsitek. Maka arsitek itu adalah Saudara 2. Saja sendiri, terus terang
sadja, pun tidak tahu garis² presis daripada masjarakat adil dan
makmur itu. Saja sekedar mengetahui garis² besarnja, saja sekedar
sebagai penjambung lidah daripada rakjat, ikut tertarik kepada
tjahaja gemilang jang telah berpuluh² tahun bersinar memanggil 2
ditepi langit. Saja serahkan sekarang kepada Saudara 2, dibawah
pimpinan Saudara Ketua, Mr, Muhammad Yamin, untuk bertindak
sebagai arsitek, membuat blueprint daripada masjarakat jang demi
lcian itu, agar supaja blueprint ini nanti djikalau sudah diterima
oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat, bisa dilaksanakan, diseleng
garakan oleh seluruh rakjat Indonesia jang 88 djuta, dengan
mengholopiskuntulbariskan segenap ia punja minat dan tenaga pe
kerdja. Blueprint jang achirnja, Saudara², harus membawa kita ke
pada paradiso jang tertulls didalam kitab Divina Commedianja
Dante Alighieri.
§ 14. X. Berkat Tuhan; restu Presiden
Saudara2, demikianlah amanat seremoniil jang saja berikan ke
pada Saudara2. Sebagai tadi saja katakan, tjatatan² tertulis didalam
naskah sudah saja serahkan kepada Ketua Saudara 2.
Moga² Tuhan Jang Maha Esa memberkati pekerdjaan Saudara².
Moga 2 saudara dengan pimpinanNja dapat mengadakan blueprint
jang demikian itu, dan nanti djikalau blueprint itu sudah selesai,
marilah kita semua, Saudara 2, mengerahkan kita punja tenaga agar
supaja blueprint itu terselenggara. Kita hidup didalam masjarakat
adil dan makmur jang Saudara 2 rentjanakan.
18
BAB 2. AMANAT PRESIDEN JANG TERTULIS : 2881959
Amanat Presiden jang disampaikan pada tanggal 28 Agustus 1959
setjara tertulis isinja adalah sebagai berikut:
I. : DASAR DAN TUDJUAN PEMBANGUNAN SEMESTA 20
A. Artinja satu perentjanaan, overall.
21
B. Hubungan Pembangunan dalam Demokrasi terpimpin
dan Ekonomi terpimpim
22
C. Faktor penghambat pembangunan sedjak 1950. 25
a. Faktor politis. 25
b. „
psychologis. 26
c. „
pendidikan.
26
d. „
administrasi Negara.
27
e. „
potensi rakjat.
27
f. „
tjampur tangan negara asing.
27
D. Faktor pelantjarkan Pembangunan. 28
1. Inventarisasi dan mobilisasi alat2 produksi. 30
2. Kegiatan Ekonomi dengan hubungan luar Negeri 30
3. Standard Kebutuhan. 31
4. Ketjepatan. 31
5. Gotongrojong.
31
II. : PERANAN DEPERNAS
A. Tugas Depernas.
B. Pengaruh Depernas.
32
32
32
III. : PEMBENTUKAN POLA PEMBANGUNAN
34
1. Umum dan tudjuan. 34
2. Pokok2 Perencanaan. 37
3. Kenjataan2. 39
4. Pembentukan pola. 40
a. Watak Pembangunan. 40
b. Tentang Struktur. 41
c. Sifat Pembangunan. 41
d. Kombinasi dan Penjelarasan. 42
e. Modal. 42
f. Pembangunan Terpimpin.
43
A. Pola projek pembangunan.
1. Umum.
43
2. Rentjana bertahun.
45
3. Titik Berat dan Susunan Utama Pembangunan.
46
4. Pimpinan Management.
48
5. Pokok2 keselarasan.
49
B. Pola Pendjelasan Pembangunan
50
1. Unsur Pokok.
51
2. Menaikkan Produksi.
51
3. Industrialisasi.
54
4. Agraria.
54
5. . Pimpinan.
55
C. Pola Pembiajaan
55
PENUTUP
60
I
19
DASAR DAN TUDJUAN PEMBANGUNAN SEMESTA DAN
BERENTJANA
§ 15. Dalam pergolakam Revolusi Kemerdekaan sedjak hari Pro
klamasi 1945 maka Rakjat Indonesia telah berhasil membentuk ne
gara kesatuan Republik Indonesia jang bebas dan berkedaulatan
Rakjat dari Sabang sampai Merauke. Negara kesatuan itu ialah
Negara Kebangsaan.
Setelah 14 tahun berdjuang dalam kantjah Revolusi Indonesia,
maka datanglah kini waktunja, karena keamanan dalam negeri telah
membuka kemungkinan untuk itu, supaja melandjutkan pembangu
nan semesta dan berentjana dengan bertekad bulat hendak menudju
masjarakat jang adil dan makmur. Pembangunan berentjana dengan
pengerahan Rakjat Indonesia ialah djalanutama mentjapai tudjuan
membentuk masjarakat sosialis a la Indonesia, seraja meng
habiskan dan membinasakan, segala penghalang sebagai sisa² im
perialisme, kolonialisme dan feodalisme jang masih bertjokol dalam
masjarakat kita.
Rentjana pembangunan semesta atau overall seperti jang akan
selesai diselenggarakan oleh Dowan Perantjang Nasional ditahun
depan itu, adalah Pembangunan dizaman peralihan. Zaman transisi
ini bermula sedjak waktu sekarang sampai kewaktu sudah terben
tuknja negaraikesatuan Republik Indonesia berdasarkam Pantjasila
dengan meliputi masjarakat Indonesia jang adil dan makmur jang
djuga berdasarkan adjaran Pantjasila. Berapa lamanja zamanper
alihan itu, adalah tergantung kepada djajanja dan lekas putar roda
nja Revolusi Kemerdekaan Indonesia dihari depan dan lekas terben
tuknja masjarakat adil dan makmur itu. Ban
DASAR UNDANGUNDANG PEMBANGUNAN NASIONAL
SEMESTA BERENTJANA
DELAPAN TAHUN : 1961 1969
DJILID I
PARAGRAP : 1 86
R A N T J A N G A N
Dasar Undangundang Pembangunan
NasionalSemestaBerentjana delapan
tahun: 19611969
disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
TERDIRI ATAS :
BUKU KE – SATU
: Pokokpokok Pembangunan Nasional
SemestaBerentjana.
BUKU KE – DUA
: Rantjangan Bidang Pokok Projek Pem
bangunan. NasionalSemestaBerentja
na.
BUKU KE – TIGA
: Bidang Mental/Ruhani dan Penelitian.
BUKU KE – EMPAT
: Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan
dan Keamanan/Pertahanan.
BUKU KE KE LIMA
: Bidang Produksi.
BUKU KE – ENAM
: Bidang Distribusi.
BUKU KE – TUDJUH
: Bidang Keuangan
BUKU KE – DELAPAN : Uraian Menterimenteri
BUKU KE-SATU
POKOK-POKOK PEMBANGUNAN
NASIONAL - SEMESTA – BERENTJANA
DJILID I : PENDAHULUAN
ISINJA :
B A B
Paragraf
Hal
(§)
1.
PEMBENTUKAN DEPERNAS
1 3
7
2.
AMANAT PRESIDEN, TUGAS
DEPERNAS
4 – 62
9
3.
DASAR2 ASASI DAN TUDJUAN
PEMBANGUNAN SEMESTA
63 – 71
82
4.
DEMOKRASI TERPIMPIN DAN
EKONOMI TERPIMPIN
72
92
5.
SEDJARAH PEMBANGUNAN
73 – 75
92
6.
TJARA DEPERNAS BEKERDJA
76
112
7.
SEKSI, PANITIA KEAHLIAN PEM
BANGUNAN DAN PANITIA CHUSUS
77 – 82
114
8.
PENDUDUK INDONESIA, PENDA
PATAN NASIONAL DAN PENDA
PATAN PERSEORANGAN
83
165
PEMBANGUNAN RANGKA DELA
PAN TAHUN
84
165
85 84
166
9.
10. ISI DASAR U.U. PEMBANGUNAN
PENDAHULUAN
BAB 1. PEMBENTUKAN DEPERNAS
§ 1. Dalam pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 jang dalam
sedjarah perkembangan politik dinamai djuga Manifesto Politik
1959 telah didjandjikan, bahwa beliau akan memberi pedoman be
kerdja pada DEPERNAS.
Setjara garis besar telah disinggung lebih dahulu beberapa hal
mengenai DEPERNAS.
Apa jang telah diutjapkan pada hari kemerdekaan mengenai
DEPERNAS, jaitu ringkasan daripada nama resmi jang lebih pan
djang : Dewan Perantjang Nasional, maka pembentukan Dewan itu
adalah didorongkan oleh Perdjuangan Kemeerdekaan Indonesia jang
melaksanakan keinginan² masjarakat. Waktu itu dikatakan :
"Saudarasaudara adalah berasal dari seluruh tanah air, dan
tugas pokok Depernas ialah merentjanakan pola masjarakat,
jang adil dan makmur, makmur dan adil sebagai dimaksudkan
oleh Mukaddimah U.U.D. 1945.
Pola jang disusun Depernas akan saja sampaikan kepada Madje
lis Permusjawaratan Rakjat untuk disahkan dan kemudian
dikerdjakan oleh seluruh masjarakat.
Kini saja ingin meminta perhatian Saudara2 untuk dua hal jang
harus Saudara2 perhitungkan dalam perkerdjaan DEPERNAS :
1. Semangat dan djiwa U.U.D'45.
2. Program Kabinet Kerdja.
Djiwa U.U.D.'45 adalah tegas, tepat, dan tidak ragu²,
Pekerdjaan Saudara hendaklah tegas dan tidak samar 2.
Garis2 jang saudara akan gariskan dengan tegas.
DEPERNAS harus, menggariskan gambarnja dengan djiwa pe
lukis jang tegas, kuat, terang. Gambarkanlah sesuatu dengan
garis 2 jang fors, sehingga gambar itu berkata kepada Bangsa
Indonesia.
Gambar itu harus mengandung harapan bagi Bangsa Indonesia,
sehingga U.U.D.1945 djuga memberi harapan kepada kita se
mua.
Gambar itu harus dapat mengadjak Bangsa Indonesia untuk
mengerdjakan pola jang dimaksud.
U.U.D. kita adalah tepat bagi Bangsa Indonesia. Pola jang
saudara tjiptakan harus sesuai dengan irama, rasa, keperibadian
dan tindjauan hidup Bangsa Indonesia.
Pola jang membuat Bangsa Indonesia mendjadi mirip kebangsa
lain tidak akan dapat memikat hati Bangsa Indonesia.
U.U.D. 1945 kita mengandung sifat tjepat. Depernas djangan ber
tele2 dalam pekerdjaannja. Proeedure2 jang berlangsung di Kon
stituante diwaktu jang lampau harus mendjadi tjermin bagi
Saudara2. Masjarakat mengingini tindakan jang tjepat.
7
Djika saudara 2 dapat memahami dan melaksanakan apa jang
saja andjurkan diatas, maka saudara telah dapat menangkap
djiwa U.U.D.45 dan Insja Allah saudara akan dapat memenuhi
keinginan nusa dan bangsa. Kemudian saja mengharap supaja
Program Kabinet Kerdja mendapat perhatian pula dari Deper
nas. Apa jang harus kita perbuat dalam djangka pendek dan
djangka pandjang untuk melaksanakan program tersebut. Chusus
untuk pokok pertama dari program Kabinet, jaitu jang mengenai
sandangpangan, masjarakat mengharap sangat saran Depernas.
Tindakan apa jang harus kita adakan untuk mengatasi kesulitana
dilapangan sandangpangan, dan bagaimana achirnja tindakan kita
menguasai persoalan ini seluruhnja.
Pembentukan Depernas djadi berdasarkan U.U.D.Proklamasi,
jang telah berlaku lagi sedjak 5 Djuli 1959. Dasar dan tudjuannja
didapat dalam empat naskah
Konstitusi, manifesto, UUDepernas, Amanat Presiden seba
gai alat pendorong dan pengisi kemerdekaan jang diproklamirkan
dengan Proklamasi 17 Agustus 1945.
§ 2. Dua hari sebelum hari Proklamasi 1959, paraanggota De pernas
mengangkat sumpah, dan sehari sesudah hari Proklamasi, tanggal
18 Agustus 1959 Depernas mengadakan sidang technis di Istana
Negara dikota Djakarta wntuk menetapkan saran² terhadap
rantjangan Peraturan Tatatertib Depernas. Dalam rapat itu para
anggota Depernas mengambil keputusan akan bertekad bulat dan
bekerdja sekuattenaga supaja seboleh 2nja sebelum hari Proklamasi
1960 rantjangan Dasar Undang 2 Pembangunan Semesta dan beren
tjana jang pertama dapat diselesaikan dan disampaikan kepada Pe
merintah Pusat Republik Indoneaia.
Sesudah rapatpleno pertama di Djakarta, jang mendengarkan
amanat Presiden I tentang Pembangunan Semesta Berentjana, ma
ka Depernas melandjutkan pelaksanaan tugasnja dikota Bandung
dalam rangka djangkawaktu jang ditetapkan tadi itu. Amanat
Presiden II, jang dikenal sebagai Amanat Penegasan, diutjapkan
dalam sidang tertentu istimewa dikota Bandung dalam gedung De
wan Perantjang Nasional, bekas gedung konperensi AsiaAfrika,
jang bersedjarah itu.
2. TU GAS D EP ER NAS
§ 3. Depernas bekerdja dari.hari Proklamasi 1959 sampai hari
Proklamasi 1960, selainnja berdasarkan warkat Proklamasi 1945,
UUD1945 dan Manifesto 1959, sena~ntiasa berkemudi kepada kedua
Amanat Presiden tersebut diatas.
8
B A B 2a. AMANAT PRESIDEN, KEMUDIAN TUGAS
DEPERNAS
AMANAT PRESIDEN I; 28VIII1959
§ 4. Adapun Amanat Pembamgunan jang pertama ini diutjapkan
dikota Djakarta dan berbunji sebagai berikut.
„Pada hari ini kita menjaksikan sidang pleno pertama daripada
Dewan Perantjang Nasional atau disingkat Depernas. Didalam si
dang pleno pertama ini saja dipersilakan oleh Saudara Ketua . Deper
nas, untuk memberi amanat.
Sebenarnja, Saudara 2 , banjak sekali hal 2 jang hendak saja be
rikan, pesankan, titipkan kepada Saudara 2 anggota 2 Depernas sebagai
bekal bekerdja. Tetapi Saudara mengerti bahwa tidak semua hal itu
bisa saja berikan sekaligus didalam amanat saja jang se karang. Ter
lebih 2 pula oleh karena sidang pleno.pertama ini, mempunjai sifat
seremoniil, sehingga amanat sajapun akan bersifat amanat
seremoniil.
Saja telah membuat beberapa tjatatan 2 jang harap diperhatikan
oleh Depernas dalam menunaikan tugasnja menjusun pola daripada
masjarakat adil dan makmur didalam waktu jang sesingkat 2 nja,
tetapi berhubung dengan keseremoniilan sidang jang pertama ini,
tjatatan 2 itu tidak akan saja batjakan, melainkan naskahnja akan
saja serahkan kepada Saudara Ketua, Saudara Ketua nanti
meneruskan naskah itu kepada sidang, dan dapatlah naskah itu
digunakan sebagai teks bagi Saudara 2 sekalian sebagai anggota De
pernas.
§. 5. I. Garis 2 besar pekerdjaan (Presiden lalu menjerahkan Naskah
jang tertulis kepada Ketua Depernas)
Inilah Saudara Ketua. Itulah naskah itu. Dan marilah sekarang
saja berikan beberapa garisbesar bagi pekerdjaan Saudara 2 seka
lian. Saudara 2 sekalian mengetahui bahwa ketika, sedjak berpuluh 2
tahun ini hidup dvdalalm suasana jang gegap gempita, kita sebagai
bangsa Indonesia, kita sebagai satu bangsa jang tadinja beratus 2
tahun tidak merdeka, beratus 2 tahun didjadjah orang lain, masjara
kat beratus2 tahun dikotjarkatjirkan, beratus 2 tahun didjadikan
suatu bangsa jang papasengsara, kita jang kemudian daripada itu
mengadakan satu gerakan nasional jang telah minta korbanan se
berat 2 nja daripada bangsa Indonesia dan jang achirnja sjukur al
hamdulillah pada tanggal 17 Agustus 1945 telah mentjapai Kemer
dekaan daripada bangsa Indonesia. Dan Saudara 2 mengetahui bahwa
Kemerdekaan daripada bangsa Indonesia itu sekadar hanjalah, se
bagai saja katakan berulang 2 , satu djambatan untuk menudju dan
achirnja mentjapai kepada tjita 2 bangsa Indonesia jang pokok,
jaitu satu masjarakat jang adil dan makmur, satu masjarakat jang
tiap 2 warganegara dapat hidup sedjahtera didalamnja, satu masja
rakat tanpa penindasan, satu masjarakat tanpa exploitation de
I’homme par I’homme, satu masjarakat jang memberi kebahagiaan
kepada seluruh Rakjat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, satu
masjarakat jang berulang 2 mendjadi inspirasi penegak semangat
9
daripada segenap pedjoang2 bangsa Indonesia dan telah memberikan
korbannja diatas persada perdjoangan Bangsa Indonesia itu.
Maka pekerdjaan kita antara 17 Agustus 1945 sampai kepada
kini, berupa pada hakekatnja tak lain tak bukan menjempurnakan
djambatan itu, melalui beberapa tingkatan2 jang Saudara² semuanja
telah kenal terutjapkan melalui mulut saja, Ada tingkatan jang
herois, tingkatan jang penuh dengan kepahlawanan, tingkatan jang
kita bertindak dan bersikap sebagai satu bangsa jang kompak, ada
tingkatan jang menundjukkan gedjala 2 dan keadaan2 jang kurang
njaman, tingkatan² jang semuanja sudah saja sinjalir didalam pi
dato saja pada tanggal 17 Agustus 1959 jang lalu. Dan achir2 ini
kita pada tanggal 5 Djuli telah memproklamirkan kembali dengan
Dekrit Presiden kembalinja djambatan emas itu diatas tiang 2
Undang2 Dasar 1945. Segala sesuatu ini, Saudara² mengetahui
kupasan2 didalam pidato 17 Agustus 1959 jang lalu, jang sampai
sekarang terkenal sebagai „manifesto politik".
Sesudah 5 Djuli itu, maka dengan segera Kabinet Karya menje
rahkan Imandatnja dan Tuhan Jang Maha Esa amat bermurah kita
tidak lama kemudian daripada itu dapat membentuk Kabinet baru
diatas dasar U.U.D. '45, Kabinet baru jang terkenal dengan nama
Kabinet Kerdja. Pada tanggal 12 Djuli jang lalu, Dewan Nasional
dibubarkan, sebagai kelandjutan daripada Dekrit 5 Djuli incasu se
bagai landjutan kembalinja kita kepada U.U.D. '45. Dan pada tang
gal 22 Djuli jang lalu dengan setjara simultan terbitlah 4 penetapan.
Pertama, penetapan jang mengenai D.P.R. Dengan penetapan itu
dinjatakan bahwa D.P.R. sekarang bekerdja terus didalam rangka
U.U.D. '45, terbtlah pula pada tanggal 22 Djuli itu penetapan me
ngenai Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, djuga sebagai
akibat dan kelandjutan daripada Dekrit karena didalam U.U.D. '45
dengan mutlak disebutkan adanja Madjelis Permusjawaratan Rak
jat. Sebagai nomor 3 dalam tindakan tanggal 22 Djuli telah terbit
penetapan mengenai Dewan Pertimbangan Agung Sementara dan
nomor 4 penetapan mengenai Depernas, jang Depernas itu pada
tanggal 18 Agustus, satu hari sesudah kita memperingati Prokla
masi, bersidang di Istana Negara ini untuk membitjarakan bebe
rapa pokok Tatatertib dan urusan tehnis dan sekarang pada tang
gal 28 Agustus kita berkumpul. Kini, Depernas, mengadakan sidang
plenonja jang pertama, disaksikan oleh pembesar2 daripada Negara
kita, disaksikan oleh para Menteri Inti dan para Menteri Muda dari
Kabinet Kerdja, disaksikan oleh anggota Dewan Pertimbangan
Agung, disaksikan oleh anggota2 jang terhormat para Perwakilan 2
Asing di Djakarta, disaksikan oleh Saudara2 wakil 2 D.P.R., di
saksikan, boleh dikatakan, oleh seluruh masjarakat Djakarta,
dan didengarkan, diperhatikan oleh seluruh masjarakat Indo
nesia dari Sabang sampai Merauke, dan saja jakin pula diperhati
kan oleh seluruh umat manusia didunia ini jang berminat kepada
segala sesuatu jang terdjadi di Indonesia ini. Sehingga pada tem
patnjalah pada ini hari, setjara seremoniil saja sebagai Presiden
Republik Indonesia memberi petundjuk, amanat kepada sidang De
pernas, agar supaja sidang Depernas itu berdjalan lantjar dan bisa
berdiri tetap diatas rel 2 nja jang ditugaskan kepadanja, jaitu mem
buat pola daripada masjaralat adil dan makmur berdasarkan Pan
10
tjasila, jang hendaknja dengan selekas mungkin dalam batas2 ke
mungkinan harus kita selenggarakan bersama, agar supaja tjita 2
daripada Bangsa Indonesia jang sudah diperdjoangkan dengan korban
berpuluh2 tahun itu, lekas dapat diketjap, dirasakan oleh seluruh
Bangsa Indonesia. Saja mengharap agar supaja pola itu Iekas ter
susun dan sebagai saja katakan didalam pidato 17 Agustus jang lalu,
saja bermaksud Insja Allah S.w.t., membawa pola itu, melewati
Kabinet ke Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Oleh karena M.P.R.
saja anggap sebagai Madjelis jamg tertinggi daripada Negara Re
publik Indonesia dan Rakjat Indonesia. Pola jang akan Saudara
susup sebagai sering saja katakan, hendaknja mendjadi satu pola
nasional, milik bukan lagi daripada Depernas, milik bukan lagi dari
pada Pemerintah, tetapi milik daripada seluruh bangsa Indonesia,
milik nasional.
§ 6. II. Pola Nasional MPRS
Maka oleh karena itulah saja berpendapat bahwa pola itu sedia
nja dibawa kepada Madjelis Permusjawaratan Rakjat oleh karena
M.P.R. itu adalah Madjelis kita jang terlengkap dan tertinggi. Dan
sebagai saja katakan pada pidato 17 Agustus 1959, djikalau pola
ini nanti sudah diterima oleh M.P.R., artinja djikalau pola itu sudah
mendjadi satu milik nasional, mendjadi satu national property, men
djadi satu national bezit, maka pola itu harus diselenggarakan oleh
segenap rakjat Indonesia, agar supaja ia mendjadi.satu realitet.
Didalam pidato 17 Agustus 1959, maka saja katakan segenap minat,
segenap tenaga, segenap keringat dari Bangsa Indonesia harus di
holopiskuntulbariskan, untuk menjelenggarakan, melaksanakan apa
jang tergores diatas pola itu. Saudara2, dus mengerti, bahwa De
pernas menghadapi satu pekerdjaan jang amat besar sekali. Amat
berat, tetapi Saudara2 mengetahui, amat mulia, djikalau pola ini
sudah diterima oleh M.P.R., djikalau pola ini, dus, sudah mendjadi
satu national property, djikalau pola ini sudah mendjadi nationaal
bezit, tidak boleh satu orangpun merobahnja. Tidak boleh Peme
rintah merobah pola ini. Tidak boleh seseorang Menteri merobah pola
ini. Tidak boleh Presiden merobah pola ini. Tidak boleh Pang
lima Tertinggi merobah pola ini, oleh karena sebagai tadi saja kata
kan, pola ini telah diterima oleh Madjelis Tertinggi daripada seluruh
bangsa Indonesia, antara Sabang dan Merauke.
Saudara2, sebagai tadi saja katakan, menghadapi satu peker
djaan jang berat. Berat oleh karena bukan sadja scope daripada pe
kerdiaan Saudara adalah amat besar, tetapi djuga berat oleh karena
Saudara2 harus bekerdja dengan setjepat mungkin. Saja mimta su
paja Saudara2 mengambil tjermin, misalnja daripada Konstituante
jang lalu. Konstituante jang lalu telah gagal. Konstituante jang lalu
telah sampai kepada satu impasse. Konstituante jang lalu telah
sampai kepada titik bertele2. Dan hendaknja Saudara2 djangan sam
pai mengalami keadaan jang demikian itu. Hendaknja djangan sampai
Saudara bekerdja demikian rupa sehingga Saudara2 nanti datang
kepada satu impasse bertele2.
§ 7. III. Masjarakat Adil dan Makmur
Kita ini, sebagai pemimpin2 mernikul pertanggungan djawab jang
11
besar, terutama sekali kita 2 ini jang memikul tugas kewadjiban un
tuk merealisasikan apa jang ditjita2kan oleh Bangsa Indonesia ber
puluh2 tahun. Dan terutama masjarakat adil dan makmurlah jang
mendjadi tjita 2 hidup, tjita2 jang dikorbani oleh segenap Rakjat In
donesia. Saja, sebagai Saudara 2 mengetahui, dahulu didalam hidup
saja ini, telah berpuluh 2 tahun duduk dalam matjam2 pergerakan
nasional, matjam 2 aliran dalam pergerakan nasional antara bangsa
kita. Saja telah duduk sjukur alhamdulillah dengan karunia Allah
S.w.t. didalam gerakan nasional. 40 tahun saja melihat perdjoangan
bangsa Indonesia, 40 tahun saja melihat perdjoangan daripada ge
rakan, misalnja Sjarikat Islam, jang sekarang mendjadi Partai Sja
rikat Islam Indonesia, 40 tahun saja mengenal gerakan jang sekarang
dikenal dengan Partai Komunis Indonesia, 40 tahun saja melihat
gerakan nasionalisme, 40 tahun lamanja saja mehhat gerakan2 agama,
40 tahun lamanja saja melihat gerakan2 ini masing2 memberi kor
banan jang hebat untuk mentjapai tjita 2 ini, masjarakat adil dan
makmur. Saja melihat pemimpin 2 berdjumlah ribuan, puluhan ribu,
masuk kedalam pendjara, dengan muka tersenjum masuk kedalam
pendjara. Ada jang satu tahun, ada jang dua tahun, ada jang dua
puluh tahun. Saja melihat ribuan pemimpin 2 dibuang ketempat pe
ngasingan jang djauh daripada tempat ibu dan bapaknja. Mereka
pun pergi kesana dengan muka jang berseri 2 , oleh karena mereka
mengetahui memberi korbanan kepada tjita² masjarakat adil dan
makmur. Saja melihat wadjahnja orang² jang hidup didalam kemis
kinan terus, tak lain dan tak bukan ialah agar supaja ia punja anak
dan tjutju nantinja hidup didalam satu masjarakat jang adil dan
makmur.
§ 8. IV. Amanat penderitaan
Saja menerima surat 2 jang berisi utjapan selamat tinggal dari
pada orang2 jang besok paginja akan digantung oleh Pemerintah
Belanda. Semuanja surat itu berbunji : Selamat tinggal, Bung Kar
no, saja akan menaiki tiang penggantungan dengan rela dan ichlas
karena saja berkorban untuk tertjapainja tjita2 kita, satu masjarakat
jang adil dan makmur". Sehingga tidak salahlah djikalau saja kata
kan, bahwa masjarakat jang sedemikian itu, masjarakat adil dan
makmur dan sebagai saja katakan disuatu tempat, masjarakat so
sialis a la Indonesia adalah, amanat penderitaan daripada segenap
rakjat Ladonesia, jang amanat penderitaan itu kita sekarang harus
merealisasikan, terutama sekali kita jang hidup didalam tahun 2 jang
sekarang ini, jang hidup sebagai orang² daripada angkatan sekarang
ini, jang hidup sebagai orang 2 generasi sekarang ini. Generasi jang
terdahulu, boleh dikatakan hidup didalani tjita 2, didalam angan2, di
dalam alam berkorban untuk tjita2. Kita sekarang ini hidup didalam
satu alam harus merealisasikan angan2 itu.
Saudara2, keadaan jang demikian ini, menempatkan kita kepada
kesulitan2. Tetapi sebagai saja katakan didalam pidato 17 Agustus
jang lalupun, kesulitan2 hendaknja tidak mendjadi penghalang
daripada tekad kita, tidak mendjadi penghalang daripada ke
sediaan kita untuk terus berdjoang dan terus bekerdja, bahkan
kesulitan2 itu hendaknja mendjadi satu tjambukan bagi kita untuk
berdjalan terus, bekerdja terus oleh karena memang diharapkan
dari
12
pada kita sekarang ini realisasi daripada penjelenggaraan daripada
masjarakat jang adil dan makmur jang telah lama ditjita 2kan oleh
rakjat Indonesia itu. Kesulitan, karena memang keadaan2 objektif
membawa kesulitan2 itu.
§ 9. V. Sosialisme a la Indonesia
Saja tadi memakai perkataan sosialisme, sosialisme a la Indo
nesia. Kita harus menggolongkan diri kita kepada golongan jang
tidak setudju dengan golongannja orang2 jang menjebutkan golongan
evolutionist. Golongan jang mengikuti teori evolusi, golongan jang
mengatakan bahwa masjarakat sosialis a la Indonesia atau bukan
a la Indonesia dengan sendirinja nanti akan datang.
Saudara2 mengetahui bahwa dalam evolusiteori, dikatakan bah
wa masjarakat ini bertumbuh dari satu tingkat setjara evolutionair –
tjepat atau tidaknja evolusi ini tergantung daripada keadaan –
kelain tingkat. Dikatakan bahwa misalnja masjarakat manusia jang
dulunja agraris, setjara evolutionair dengan sendirinja masuk ke
dalam tingkat fase industri ketjil.
Dan bahwa tingkat industri ketjil, bertjampur dengan tingkat
agraris ini, dengan sendirinja nanti automatis evolutionair masuk da
lam tingkatan industriele kapitalisme. Dan dari tingkatan industriele
kapitalisme itu setjara evolutionair, dengan sendirinja, masuk dida
lam alam sosialis. Kita hendaknja djangan masuk didalam golongan
orang2 jang berteori evolusi ini. Sebab njata bahwa teori jang demi
kian itu adalah salah.
Saudara2, tidak masjarakat itu dengan sendirinja dari satu ting
kat pindah kelain tingkat, tetapi pengerahan daripada dynamische
krachten didalam masjarakat itulah jang membawa kita kepada
tingkat² jang lebih tinggi. Dibalik daripada teori evolusi ini ada lagi
teori lain jang didalam tahun 1928 saja namakan teori perlompatan
fase, teori fasensiprong, jang mengatakan : dari masjarakat agraria
kita bisa melompat kemasjarakat sosialis. Teori jang demikian itupun
tidak benar.
Djadi hendaknja Anggota2 dari Depernas djangan masuk di
dalam golongan orang2 jang berevolusi teori, tetapi djuga djangan
masuk didalam golongan orang2 berteori fasensprong. Tidak ada
suatu masjarakat jang melompati fase. Satu fasediikuti lain fase,
tetapi pertumbuhan, peraliran, perpindahan, transisi daripada satu
fase kelain fase, itu minta pengerahan daripada segenap tenaga 2
dinamik jang ada didalam masjarakat, dan tidak – sebagai saja
tadi katakan – aliran sebagai alirannja air sungai jang tenang.
Perpindahan itu selalu membawa schokken, gontjangan2 didalam
masjarakat. Maka oleh karena itu, kita dengan tegas, saja ulangi
lagi, dengan tegas harus menudju kepada masjarakat adil dan mak
mur, atau dengan lain perkataan, masjarakat sosialis a la Indonesia.
Dan kita harus merealisasikan masjarakat adil dan makmur itu;
tidak boleh tidak kita harus mengadakan planning dan kita harus
mengadakan pimpinan dan haruskita mengadakan kerahan tenaga.
Tanpa planning, tanpa pimpinan, tanpa pengerahan tenaga tak mung
kin masjarakat jang ditjita 2kan oleh Rakjat Indonesia itu bisa ter
tjapai dan terrealisasi.
13
Saudara2 mengetahui bahwa kita sedjak beberapa tahun ini
telah tidak senang pada apa jang dinamakan liberalisme, dan memang
kita sebagai satu bangsa jang hendak merealisasikan tjita2 bangsa,
masjarakat jang adil dan makmur ini, harus meninggalkan alam
fikiran dan alam tindakan2 daripada liberalisme itu.
Kita baik melihat kedunia luaran. Apa jang kita lihat didunia
luaran, terutama sekali dialam Barat, dimana berdjalan dengan
leluasa lebih dari satu abad lamanja liberalisme, baik liberalisme
politik dan liberalisme ekonomi.
Kita lihat bahwa liberalisme selalu membawa konflik. Konflik di
segala bidang. Konflik dilapangan politik, konflik dilapangan ekono
mi, konflik dilapangan sosial, konflik jang achirnja semuanja meng
udjung kepada exploitation de l'homme, baik exploitation ekonomis
maupun exploitation politik, maupun exploitation moral. Ini
adalah semuanja akibat daripada liberalisme. Konflik antara sikaja
dan simiskin, konflik siterpeladjar dan sibukan terpeladjar, konflik
antara satu golongan produsen dengan lain golongan produaen. Se
muanja konflik adalah anak2 kandung daripada ibu imperialisme itu.
Dan itu semuanja harus kita hindarkan agar supaja kita dengan
– saja tidak berkata dengan senang – agar supaja kita dengan
effisien dapat merealisasikan masjarakat adil dan makmur jang kita
tjita2kan itu.
Lihat didunia Barat, konflik jang achirnja memuntjak didalam
alam industriil kapitalisme; demikian besar konflik ini jang di
timbulkan, sehingga achirnja terdjadilah revolusi sosial. Konflik jang
amat besar tabrakannja antara industriil kapitalisme dengan tenaga 2
revolusioner jang menghendaki satu masjarakat adil dan makmur,
sehingga mendjadi revolusi pertumpahan darah. Revolusi jang berdjalan
berpuluh2tahun,jang achirnja.baru bisa mendatangkan satu
masjarakat menurut tjita² ditempat itu, tjita² daripada bangsa itu.
§ 10. VI. Ekonomi Nasionial
Hal jang demikian itu harus kita hindari. Maka oleh karena itu
dalam pada kita sebagai tadi saja katakan mengadakan planning,
mengadakan pimpinan, mengadakan pengerahan tenaga kita harus
bekerdja demikian rupa sehingga konflik² jang besar ini dihindari.
Opgave kita memang sangat sulit. Saja tadi berkata, bahwa kita
tidak bisa menganut theori fasensprong jang kita sekonjong 2 dari
pada alam agraris sekarang ini sudah tjampur agraris dengan
sedikit industrialisme masuk kedalam alam masjarakat adil dan
makmur sebagai jang kita tjita 2 kan.
Tetaipi didalam pada kita bekerdja jang demikian itu dengan
planning, dengan pimpinan, dengan pengerahan tenaga, kita bisa
membawa masjarakat Indonesia ini ketudjuan kiba jang terachir
dengan menghindari konflik² sebagai tadi saja katakan.
Tugas kita berat sekali. Pertama, tugas kita apa ? Didalam alam
pendjadjahan kita punja ekonomi adalah ekonomi kolonial dan eko
nomi kolonial ini harus kita robah mendjadi ekonomi nasional jang
bersih daripada imperialisme, bersih daripada penghisapan, daripada
exploitasi oleh tenaga² luar.
14
Ekonomi nasional ini harus kita robah mendjadi ekonami jang
sesuai dengan apa jang ditulis dalam U.U.D. '45 fasal 33 jaitu dengan
kata gampangnja, masjarakat adil dan makmur.
Ini bukan opgave jang ketjil. Ekonomi kolonial pindah ke
ekonomi nasional, pindah keekonomi sebagai jang kita tjita 2kan
bukan suatu opgave jang ketjil, malahan salahlah kita, djikalau kita
mengertikan tiga golongan ini sebagai terpisah satu sama jang lain.
Djanganlah kira bahwa kita dengan proklamasi 17 Agustus 1945
telah bisa membuat satu.dinding daripada besi atau daripada beton
jang samasekali meniadakan ekonomi kolonial itu dan kita sekaligus
dengan 17 Agustus '45 memasuki fase ekonomi nasional dan bahwa
nanti ekonomi nasional inipun dengan sekaligus dengan mudah kita
bisa transfonmir mendjadi satu masjarakat jang adil dan makmur.
Djangan kita berfikir a Ia kotak 2 jang demikian itu. Tetapi
kita dan kita, alami semuanja melihat bahwa dengan segenap
tenaga kita, ekonomi kolonial lambat laun telah kita bisa belum
seratus persen tetapi buat sebagian besar transformir mendjadi
satu ekonomi nasional. Didalam pidato 17 Agustus 1959 jang lalu
telah saja mengimdikasi hal ini, misalnja bahwa kekuatan ekonomi
kita sedjak misalnja pengambilan alih daripada perusahaan² Belanda,
sedjak adanja tindakan 2 kita jang lain2 telah buat 70 persen di
tangan kita. Tetapi ingat, apa jang harus kita perbuat dan telah
kita kerdjakan didalam transisi ekonomi kolonial mendjadi ekonomi
nasional. Tidak berdjalanlah hal ini dengan litjin, tidak berdjalan
lah hal ini dengan mudah ? Tetapi dengan banjak sekali keringat
dan dengan banjak sekali kepedihan dan banjak sekali penderitaan,
achirnja kita bisa, jah, 70 persen tranformeren ekonomi kolonial
ini mendjadi ekonomi nasional. Dan nantipun antara ekonomi na
sional dan ekonomi masjarakat adil dan makmur inipun kita harus
meniadakan banjak pekerdjaan, banjak keringat, banjak penderita
an barangkali. Memang tidak xnudah untuk merobah sesuatu bentuk
kehidupan ekonomi. Tatkala didjaman pendjadjahan maka ekonomi
berbentuk : Indonesia pertama mendjadi pasar pendjualan daripada
produk2 negeri pendjadjahan atau negeri2 luar ditanah air kita.
Satu. Nomor dua : Indonesia mendjadi tempat pengambilan bahan 2
pokok bagi industriil kapitalisme dinegeri pendjadjah atau negeri 2
lain. Tiga : Indonesia mendjadi tempat investasi daripada modal2
pendjadjah dan modal2 asing jang lain. Tiga pokok ini telah beheersen
hidup bangsa kita kalau tidak beratus2 tahun, sedikitnjaberpuluh2
tahun.
Indonesia mendjadi pasar pendjualan barang2 produk dari satu
negara sana. Indonesia mendjadi tempat pengambilan bahan 2 pokok
bagi industriil kapitalisme disana. Indonesia mendjadi investasi
gebied daripada modal asing. Dan tiga tenaga ini bekerdja exploitasi
demikian rupa hingga kita dan ini sudah saja katakan berpuluh
kali telah mendjadi satu bangsa jang hidup dari dua setengah
sen satu orang satu hari.
,,Een natie van koelies en een koelie oxtder de naties „A nation
of coolies and a coolie amongst nations". Ini ittjapan orang Belanda,
bukan utjapan kita sendiri. Proses jang berdjalan berpuluh 2 tahun
jang telah membuat kita mendjadi "A nation of coolies and a coolie
amongst nations" ini. Sedjak 17 Agustus 1945 dengan banjak ke
15
sulitan, dengan banjak rintangan, dengan banjak perdjoangan, de
ngan banjak mengatasi tantangan2 dan konflikten didalam negeri
sendiri, achirnja bisa kita transformir mendjadi satu keadaan jang
sekarang, jang, sebagai tadi saja katakan, lebih daripada 70 persen
daripada hidup perekonomian itu didalam tangan kita. Dan sekarang
kita harus merobah ini pula didalam alam sosialisme a la Indonesia
dan Saudara2 harus mengadakan planning untuk itu. Tanpa planning
tak dapat kita kerdja.
§ 11. VII. Planned policy
Kita hidup didalam abad ke20, abad ke20 penuh dengan
turbulensi, abad ke20 jang segala hal menimpa kepada umat ma
nusia ini setjara simultan. Abad ke20 jang telah melemparkan kita
kedalam satu revolusi jang djuga simultan. Tidaklah berulang² saja
katakan bahwa revolusi kita ini satu revolusi jang multi kompleks.
Tidakkah':didalam pidato 17 Agustus 1950 saja katakan bahwa re
volusi kita adalah "A summing up of many revolutions in one ge
neration ?" Tidakkah saja berkata bahwa seorang sardjana asing
mengatakan bahwa kita punja revolusi ini adalah satu "revolution of
many generation in one". Revolusi kita ini adalah satu "telescoped
revolution", satu revolusi jang ditelescoopkan, "een getelescopeerde
revolutie". Ja revolusi politik kataku ja revolusi ekonomi, ja
revolusisosial, ja revolusi kulturil bahkan saja berkata, ja re
volusi jang mengenai idee manusia ini revolusi jang multi kom
pleks. Dan agar supaja tiap 2 revolusi kita, ja jang politik, ja jang
ekonomi, ja jang sosial, ja jang mental, ja jang kulturil, ja jang
mengenai isi manusia berdjalan dengan sebaik 2nja, maka kita harus
mengadakan pimpinan dan planning. Tanpa pimpinan dan planning
maka revolusi kita jang multi kompleks ini mendjadi satu kom
pleksitet daripada kekatjauan. Kita harus mengadakan "planned
policy", politik jang terentjana.
§ 12. VIII. Overall planning
Tidak bisa lagi kita mendjalankan politik liberalisme jang kita
serahkan politik itu kepada, sudah, sak maunja sadja daripada ma
sjarakat. Tidak, saja tadi telah berkata bahwa revolusi kita ini ada
lah satu revolusi jang multikompleks. "a sumiming up of many re
volutions in one generation", jang semuanja membawa pergolakan 2,
konflikten. Djikalau tidak diberi pimpinan, tidak memberi planning
dimasing² bidang dari kompleksitet daripada revolusi ini, maka kita
achirnja sebagai tadi sudah saja katakan, datang kepada kom
plekaitet kekatjauan. Kita harus mengadakan "planned policy",
politik jang terentjana. Dan inilah pokok daripada demokrasi ter
pimpin. Kita harus mengadakan ekonomi jang terentjana untuk mem
beri pimpinan kepada revolusi ekonomi. Planned economy, ekonomi
terpimpin. Kita harus mengadakan revolusi sosial jang terpimpin,
planned political activity, planned economic activity, planned social
activity, planned cultural activity, planned mental activity semuanja
planned, semuanja terentjana. Dan kalau Saudara mengerti hal ini,
maka Saudara mengerti inti pokoknja, maka diadakan Depernas.
Sebab pekerdjaan Saudara² bukan hanja mengurus planning dari
pada satu bidang sadja. Tidak ! Depernas mengadakan "overall
16
planning", planning semesta, planning jang meliputi semua bidang,
planning jang mengenai ja ekonomi, ja kulturil, ja mental, planning
diatas segala bidang. Planning overall. Maka oleh karena itulah
Depernas disusun demikian rupa sehingga dianggap Depernas mampu
mengadakan planning overall jang saja maksudkan itu.
Maka djikalau Saudara 2 mulai bekerdja untuk mengadakan
planning jang demikian itu, sebagai tadi saja katakan, seluruh rakjat
melihat kepada Saudara 2, seluruh rakjat menunggu² kepada pola
pembangunan semesta jang kita djandjikan sebagai hasil daripada
Depernas. Seluruh rakjat mengharap agar supaja Saudara² bekerdja
dengan tjepat dan tidak bertele 2. Saja tadi berkata bahwa kita ini
menjaksikan rakjat telah berpuluh² tahun berdjoang untuk tjita 2 kita
ini. Didalam beberapa pidato saja katakan, bahwa rakjat sekedar
mempunjai angan 2, sekedar mempunjai tjita 2. Didalam beberapa pi
dato saja katakan, bahwa tjita² rakjat itu sekedar tampak dengan
remeng². Dimuka pandangan rakjat tampak dengan remeng² suatu
masjarakat jang adil dan makmur. Dengan remeng² dilihatnja :
Ha, didalam masjarakat jang demikian itu aku akan tjukup sandang
dan tjukup pangan, didalam masjarakat jang demikian itu anakku
tidak lagi menderita, didalam masjarakat jang demikian itu aku
tidak lagi basah djikalau hudjan turun, dan tidak lagi kepanasan
djikalau matahari terik. Didalam masjarakat jang demikian itu aku
mudah sekali bergerak dari suatu tempat kelain tempat. Didalam
masjarakat jang demikian itu aku mudah sekali menghirup segala
udara segar daripada kebudajaan jang tinggi. Didalam masjarakat
jang demikian itu aku akan hidup bahagia menurut tjita² orang tua
djaman dahulu "tata tentrem kerta rahardja". Remeng² dilihatnja,
remeng² dengan maksud kata saja tidak djelas apa jang men
djadi bagian² daripada apa jang mereka lihat itu. Maka sebagaimana
jang saja katakan didalam beberapa pidato, orang jang memerlukan
atau jang berhadjat membuat rumahpun, biasanja pun tidak tahu
dengan d3elas bagaimana rupanla rumah itu. Sekedar dengan remeng2
didalam tjita 2nja orang mengingini suatu rumah tinggal dimana ia
dapat hidup dengan anakisterinja, dimana dia bisa bernaung dari
pada hudjan, dimana ia bernaung daripada teriknja matahari, di
mana dia bisa menghadapi hari kemudian dengan tenteram dan
sedjahtera. Tetapi djikalau ditanja kepadanja : "He Saudara, apa
kah engkau mengetahui persis dan bagaimana rumah jang kau tjita 2
kan itu harus diselenggarakan ?" Ia akan mendjawab : ,Saja tidak
tahu. Saja sekedar berpuluh 2 tahun mengumpulkan uang untuk
nantinja uang ini aku bikinkan rumah bagiku, bagi isteriku, bagi
anakku, bagi tjutjuku". Maka orang jang demikian itu memanggil
seorang arsitek, kataku didalam pidato² jang populer, dan kepada
arsitek itu diwadjibkan, diminta, ditugaskan untuk membuat blue
print daripada rumah itu. ,,Saudara arsitek, saja ada uang sekian.
Saja ingin dengan uang sekian ini membuat suatu rumah, mempunjai
suatu rumah untuk anak saja, untuk isteri saja, untuk tjutju 2 saja,
untuk hari kemudian saja, rumah berisi sekian kamar, bidang tanah
nja sekian. Saja tidak bisa membuat rumah jang demikian itu. Saja
minta kepada Saudara arsitek untuk membuat blueprint bagi rumah
demikiaan itu". Maka sang arsiteklah membuat blueprintnja. Dan
djikalau blueprint ini sudah diterima baik oleh sang opdrachtgever,
17
maka blueprint ini harus diselenggarakan. Dan penjelenggaraan
blueprint ini tidak dapat berdjalan dengan tanpa pimpinan. Saja
sendiri adalah seorang insinjurarsitek. Saja mengetahui bahwa pe
njelenggaraan sesuatu pola, sesuatu blueprint tidak dapat didjalan
kan dengan tjara melepaskan sadja semua orang 2 pekerdja. Tidak!
Tetapi harus dengan pimpinanku sebagai insinjurarsitek, dengan
pimpinanku atau dengan pimpinan overheer, opseter 2. Segala sesuatu
diselenggarakan dengan pimpinan agar supaja blueprint ini terse
lenggara mendjadi suatu rumah jang baik.
§ 13. IX. Depennas arsitek blueprint
Nah, bangsa Indonesia adalah aematjam jang demikian itu,
bangsa Indonesia jang 88 djuta sekedar remeng 2, remeng² dalam
garis 2nja, tetapi, tjahajanja gilanggemilang, tjahajanja selalu me
manggil² ditjakrawala, tjahajanja selalu menarik kepada fantasi dan
inspirasi dari kesediaan berkorban daripada rakjat. Indonesia itu,
tjahajanja gilanggemilang, sehingga rakjat Indonesia bersedia
untuk berkorban mentjapai tjahaja gemilang itu, tetapi garis ²
besarnja remeng² didalam matainja. Ia membutuhkan seorang
arsitek. Maka arsitek itu adalah Saudara 2. Saja sendiri, terus terang
sadja, pun tidak tahu garis² presis daripada masjarakat adil dan
makmur itu. Saja sekedar mengetahui garis² besarnja, saja sekedar
sebagai penjambung lidah daripada rakjat, ikut tertarik kepada
tjahaja gemilang jang telah berpuluh² tahun bersinar memanggil 2
ditepi langit. Saja serahkan sekarang kepada Saudara 2, dibawah
pimpinan Saudara Ketua, Mr, Muhammad Yamin, untuk bertindak
sebagai arsitek, membuat blueprint daripada masjarakat jang demi
lcian itu, agar supaja blueprint ini nanti djikalau sudah diterima
oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat, bisa dilaksanakan, diseleng
garakan oleh seluruh rakjat Indonesia jang 88 djuta, dengan
mengholopiskuntulbariskan segenap ia punja minat dan tenaga pe
kerdja. Blueprint jang achirnja, Saudara², harus membawa kita ke
pada paradiso jang tertulls didalam kitab Divina Commedianja
Dante Alighieri.
§ 14. X. Berkat Tuhan; restu Presiden
Saudara2, demikianlah amanat seremoniil jang saja berikan ke
pada Saudara2. Sebagai tadi saja katakan, tjatatan² tertulis didalam
naskah sudah saja serahkan kepada Ketua Saudara 2.
Moga² Tuhan Jang Maha Esa memberkati pekerdjaan Saudara².
Moga 2 saudara dengan pimpinanNja dapat mengadakan blueprint
jang demikian itu, dan nanti djikalau blueprint itu sudah selesai,
marilah kita semua, Saudara 2, mengerahkan kita punja tenaga agar
supaja blueprint itu terselenggara. Kita hidup didalam masjarakat
adil dan makmur jang Saudara 2 rentjanakan.
18
BAB 2. AMANAT PRESIDEN JANG TERTULIS : 2881959
Amanat Presiden jang disampaikan pada tanggal 28 Agustus 1959
setjara tertulis isinja adalah sebagai berikut:
I. : DASAR DAN TUDJUAN PEMBANGUNAN SEMESTA 20
A. Artinja satu perentjanaan, overall.
21
B. Hubungan Pembangunan dalam Demokrasi terpimpin
dan Ekonomi terpimpim
22
C. Faktor penghambat pembangunan sedjak 1950. 25
a. Faktor politis. 25
b. „
psychologis. 26
c. „
pendidikan.
26
d. „
administrasi Negara.
27
e. „
potensi rakjat.
27
f. „
tjampur tangan negara asing.
27
D. Faktor pelantjarkan Pembangunan. 28
1. Inventarisasi dan mobilisasi alat2 produksi. 30
2. Kegiatan Ekonomi dengan hubungan luar Negeri 30
3. Standard Kebutuhan. 31
4. Ketjepatan. 31
5. Gotongrojong.
31
II. : PERANAN DEPERNAS
A. Tugas Depernas.
B. Pengaruh Depernas.
32
32
32
III. : PEMBENTUKAN POLA PEMBANGUNAN
34
1. Umum dan tudjuan. 34
2. Pokok2 Perencanaan. 37
3. Kenjataan2. 39
4. Pembentukan pola. 40
a. Watak Pembangunan. 40
b. Tentang Struktur. 41
c. Sifat Pembangunan. 41
d. Kombinasi dan Penjelarasan. 42
e. Modal. 42
f. Pembangunan Terpimpin.
43
A. Pola projek pembangunan.
1. Umum.
43
2. Rentjana bertahun.
45
3. Titik Berat dan Susunan Utama Pembangunan.
46
4. Pimpinan Management.
48
5. Pokok2 keselarasan.
49
B. Pola Pendjelasan Pembangunan
50
1. Unsur Pokok.
51
2. Menaikkan Produksi.
51
3. Industrialisasi.
54
4. Agraria.
54
5. . Pimpinan.
55
C. Pola Pembiajaan
55
PENUTUP
60
I
19
DASAR DAN TUDJUAN PEMBANGUNAN SEMESTA DAN
BERENTJANA
§ 15. Dalam pergolakam Revolusi Kemerdekaan sedjak hari Pro
klamasi 1945 maka Rakjat Indonesia telah berhasil membentuk ne
gara kesatuan Republik Indonesia jang bebas dan berkedaulatan
Rakjat dari Sabang sampai Merauke. Negara kesatuan itu ialah
Negara Kebangsaan.
Setelah 14 tahun berdjuang dalam kantjah Revolusi Indonesia,
maka datanglah kini waktunja, karena keamanan dalam negeri telah
membuka kemungkinan untuk itu, supaja melandjutkan pembangu
nan semesta dan berentjana dengan bertekad bulat hendak menudju
masjarakat jang adil dan makmur. Pembangunan berentjana dengan
pengerahan Rakjat Indonesia ialah djalanutama mentjapai tudjuan
membentuk masjarakat sosialis a la Indonesia, seraja meng
habiskan dan membinasakan, segala penghalang sebagai sisa² im
perialisme, kolonialisme dan feodalisme jang masih bertjokol dalam
masjarakat kita.
Rentjana pembangunan semesta atau overall seperti jang akan
selesai diselenggarakan oleh Dowan Perantjang Nasional ditahun
depan itu, adalah Pembangunan dizaman peralihan. Zaman transisi
ini bermula sedjak waktu sekarang sampai kewaktu sudah terben
tuknja negaraikesatuan Republik Indonesia berdasarkam Pantjasila
dengan meliputi masjarakat Indonesia jang adil dan makmur jang
djuga berdasarkan adjaran Pantjasila. Berapa lamanja zamanper
alihan itu, adalah tergantung kepada djajanja dan lekas putar roda
nja Revolusi Kemerdekaan Indonesia dihari depan dan lekas terben
tuknja masjarakat adil dan makmur itu. Ban