Jilid-01-Depernas 24-Bab-03
B A B 3. DASAR2 AZASI PEMBANGUNAN SEMESTABEREN
TJANA BERDASARKAN PANTJASILA BERPOKOK
PADA AMANAT PRESIDEN
ISINJA SEBAGAI BERIKUT
§
§
§
§
§
§
§
§
§
82
63. Tudjuan dan sifat Pembangunan SemestaBerentjana ber
dasarkan PantjaSila.
64. Atjara menjusun Dasar Undang2 Pembangunan Semesta
Berentjana.
65. Menjusun Pola Pembangunan SemestaBerentjana.
A. Pota Pembangunan bagian Projek,
B. Pola Pembangunan bagian Pendjelasan,
C. Pola Pembangunan bagian Pembiajaan.
66. Pembangunan industri dalam zaman peralihan tingkat
agraris.
67. Hubungan perkembangan industri dengann konsentrasi mo
dal dan tenaga.
68. Industri SandangPangan.
69. Hubungan dan sangkutpautnja industri SandangPangan
dengan bidang kommunikasi, produksi dan distribusi.
70. Fembaxigunan industri berat dan penjelidikan (research).
71. Pelaksanaan Pembangunan SemestaBerentjana dan sjarat
lantjarnja pelaksanaan.
RUMUSANNJA SEPERTI DIBAWAH INI
§ 63. Tudjuan dan sifat Pembangunan Semesta Berentjana ber
dasarkan PantjaSila
a. Pembangunan Semesta dan Berentjana bertudjuan mentjiptakan
masjarakat Indonesia jang adil dan makmur berdasarkan Pan
tjaSila atau dengan perkataan lain masjarakat sosialis a la
Indonesia.
Dengan masjarakat adil dan makmur dimaksudkan suatu masjarakat
Indonesia Merdeka jang lepas daripada penindasan dan
penghisapan oleh golongan Iain atau penghisapan orang oleh
orang.
Dalam masjarakat adil dan makmur berdasarkan PantjaSila
terdjamin bagi Rakjat
1. makanan, pakaian dan perumahan,
2. pemeliharaan kesehatan dan pendidikan anggota2nja,
3. terdjamin hari tua anggota2nja,
4. dapat menikmati dan memperkembang kebudajaan dan ke
ruhanian,
5. dapat menjumbang pada penjempurnaan kebahagiaan umat
manusia.
Adil dan Makmur berarti menghindarkan sifat masjarakat jang
adiltetapitidakmakmur atau makmurtetapitidak
adil.
Untuk mentjapai masjarakat adil dan makmur perlu diadakan
pembangunan disegala lapangan penghidupan dan kehidupan
masjarakat diseluruh tanah air Indonesia.
b. Pembangunan demikian jang disebut pembangunan semesta ti
dak mungkin dikerdjakan dalam waktu singkat karena terben
tur pada soal kekurangan tenaga dan modal, serta menghilang
kan pengalaman karena latihan; oleh karena itu ia harus di
kerdjakan berangsur2 setapak demi setapak tetapi dengan tjepat
dan menurut rentjana 2 tertentu.
Berentjana berarti pembangunan jang dilaksanakan menurut
suatu rantjangan pola (blueprint) untuk waktu jang Iamanja
lebih dari dua tahun.
Oleh karena itu sifat pembangunan adalah semesta dan beren
tjana. Pembangunan SemestaBerentjana, karena mewudjudkan
perubahan 2 tjepat dalam masjarakat menudju Masjarakat Adil
Makmur berdasarkan PantjaSila dengan melalui tingkat2 ke
madjuan dengan tjepat dan tegas, adalah Pembangunan Revolu
sioner.
a. Diharapkan supaja Rakjat Indonesia setelah
beberapa kali membangun semesta dan
berentjana akan masuk kedalam masjarakat
Adil dan Makmur berdasarkan PantjaSila
jang ditjita 2kan itu.
83
§ 64. Atjara menjusun dasar Undangundang Pembangunan
SemestaBerentjana
a. Amanat Presiden merupakan dan memuat dasar 2 azasi pemba
ngunan untuk mentjapai masjarakat adil dan makmur berdasar
kan PantjaSila.
Berpokok pada dasar 2 azasi tersebut, maka Depernas menun
djukkan serta merintis djalan 2 untuk melantjarkan pembangunan
disegala bidang kehidupan dan penghidupan.
Pada tingkatan berikut Depernas harus menundjukkan program
utama (priority) berisi mainprojects atau projek pokok jang
dihubungkan satu dengan lain untuk menaikkan pendapatan na
sional dan pendapatan perseorangan Bangsa Indonesia.
Pendapatan nasional dan pendapatan perseorangan (national
income dan individual standard of life) harus diselidiki dan di
pertinggi untuk mentjapai tingkatan kesedjahteraan jang wa
djar.
b. Pada tingkatan jang akan datang maka Depernas harus menun
djukkan projek 2 chusus (special projects) berdasarkan program
berisi projek pokok atau jang harus dikerdjakan dalam sektor
berbagai lapangan utama (mainprojects) sebagai phase perta
ma untuk mentjapai Masjarakat AdilMakmur berdasarkan
PantjaSila.
Dari projek chusus harus disiapkan tripola untuk masing 2 pro
jek dan dalam masing 2 lapangan utama (projek pokok), jaitu :
1. pola pembangunan bagian projek,
2. pola pembangunan bagian pendjelasan,
3. pola pembangunan bagian pembiajaan.
c. Usaha terachir dalam mendjalankan tugas Depernas ialah me
njatukan segala pola jang diolah oleh Seksi dan Panitia dalam
sebuah naskah berisi Rantjangam Dasar Undang2 Pembangunan
Semesta Berentjana Republik Indonesia jang pertama, misalnja
untuk tahun 1961 1965.
Rantjangan Dasar Undang 2 Pembangunan SemestaBerentjana I
akan dimasukkan ke Kabinet sebelum 17 Agustus.1960 untuk
dipertimbangkan.
Sesudah dipertimbangkan oleh Kabinet maka selekas 2nja se
sudah 17 Agustus 1960 Rantjangan Dasar Undang 2 Pembangun
an SemestaBerentjana I disahkan oleh Madjelis Permusjawa
ratan Rakjat (M.P.R.). M.P.R. djuga memutuskan tjara melak
sanakan Dasar Undang 2 Pembangunan' SemestaBerentjana I itu.
Achirnja sesudah diterima oleh M.P.R. mendjadi Putusan
M.P.R., maka Dasar Undang 2 Pembangunan SemestaBerentjana
I mulai dilaksanakan pada bulan Djanuari tahun 1961.
§ 65. Menjusun pola Pembangunan SemestaBerentjana
a. Untuk melaksanakan pembangunan, maka kesatuan
tripola pembangunan SemestaBerentjana harus berisi :
84
1. Pola Projek Pembangunan,
2. Pola Pendjelasan Projek Pembangunan,
3. Pola Pembiajaan Pelaksanaan Pembangunan.
Penjusunan kesatuan Tripola harus memperhitungkan taraf
keadaan negara sekarang dengan kenjataan2 dilapangan politik,
statistikpembangunan, keuangan, transmigrasi, ekonomi, so
sial, pengerahan Tenaga Rakjat, kulturil dan mental.
Tripola Pembangunan hendaklah memberi tjorak dan mewu
djudkan Revolusi Pantja Muka (tjorak politik, ekonomi, sosial,
kulturil dan mental).
Tripola tersebut harus memberi pimpinan tentang perubahan2
sistematis dan radikal dari ekonomi kolonial keekonomi na
sional menudju ekonomi sosialistis a la Indonesia, serta men
djamin perimbangan jang harmonis antara ekonomi nasional
dengan ekonomi lokal.
b. Pola pembangunan dalam susunannja harus mempunjai sjarat 2
dan dajatenaga untuk meruntuhkan dan membinasakan sisa 2
imperialisme, kolonialisme dan feodalisme dalam ekonomi Indo
nesia, serta setiara positif memuat faktor swadaja membangun
Masjarakat AdilMakmur berdasarkan PantjaSila, sosialisme
a la Indonesia.
A . POLA PEMBANGUNAN BAGIAN PROJEK
a. Penjusunan Pola Pembangunan bagian Projek harus dipimpin
tingkatan priority jang ditentukan oleh faktor 2:
1.
2.
3.
4.
adanja tenaga,
deradjat kekuatan meringankan beban masjarakat,
deradjat kekuatan memenuhi kebutuhan masjarakat,
intensity dan continue dan keuntungan (profit) bagi ma
sjarakat,
5. tingkatan kepentingan pembangunan lokal atau segolongan
masjarakat.
Penjusunan tripola Pembangunan harus mendjamin perubahan
masjarakat sekarang mendjadi Masjarakat AdilMakmur ber
dasarkan PantjaSila setelah melaksanakan satu rentengan Pem
bangunan SemestaBerentjana, sehingga harus berisi unsur2 pe
rubahan jang berdjalan tjepat menudju kearah tersebut.
d. 1. Titik berat pola Pembangunan bagian projek harus diletak
kan pada usaha masjarakat banjak, kemudian pada usaha
negara, seterusnja pada usaha partikelir jang dapat membantu
usaha Negara, Perimbangan dan perhubungan antara Usaha
Negara dan Usaha Partikelir Rakjat Indonesia hendaklah
ditindjau dan diusulkan dengan tegas dan djelas.
2. Titik berat pola projek harus diletakkan pada produksi,
kemudian pada kommunikasi dan distribusi. Projek chusus
hendaklah mendjamin sjarat AdilMakmur bagi Rakjat, seperti
dimaksud dalam paragTaf 63 huruf a.
3. Sedapat mungkin penjusunan Pola Pembangunan bagian
85
projek harus dipimpin oleh sistim alternatif dan pilihan
ikeutamaan dalam satu kali Pembangunan atau dalam rentengan Pembangunan.
e. Penjusunnan pola Pembangunan bagian Projek harus dipimpin
oleh pertimbangan rasionil jang didasarkan pada penjelidikan
ilmiah jang saksama untuk mengurangi kerugian 2 dan mendjamin
daja-guna (efficiency) dengan menurutkan kemadjuan teknik.
Penjusunan pola Pembangunan bagian Projek didasarkan pada
perbandingan2 tjara, waktu dan besar hasil jang ditjapai diluar
negeri dan ditanah-air dizaman jang lampau.
B. POLA PEMBANGUNAN BAGIAN PENDJELASAN
f. Dalam pendjelasan pola harus diterangkan sebab2 jang djelas
mengapa sesuatu projek dipilih. Harus, pula didjelaskan hubungan Pola Nasional dengan perubahan Masjarakat dengan
melaksanakan Pembangunan.
Untuk tiap projek harus dipikirkan masa lamanja persiapan,
masa lamanja pelaksanaan dan masa pengawasan serta penilaian.
g. Tiap pendjelasan pola harus memberi djalan (indikasi) tentang tenaga
pimpinan dan versiapan tenaga jang sanggup bertang gung
djawab atas pelaksanaan projek tersebut dengan baik. Tiap
pendjelasan pola harus menerangkan dengan tjara apa dan
bagaimana rakjat dapat diikut-sertakan dalam pembangunan
setiap projek untuk menghemat, modal, tenaga dan waktu.
h. Pola pendjelasan tidak sadja menjatakan perhubungannja de ngan poia-projek dan poia-pembiajaan, dan hubungannja dengan
pembangunan semesta-berentjana II, III, IV dll., melainkan dju ga
memberi djaminan perubahan masjarakat mendjelang Masjarakat
Adil-Makmur dengan menempuh djalan Pembangunan, seperti
dimaksud pada paragraf 63 huruf a dan b paragraf 65 huruf b.
C. POLA PEMBANGUNAN BAGIAN PEMBIAJAAN
i.
Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus memberi pendjelasan tentang biaja modal, barang, pegawai, pekerdja dan
biaja lain 2 jang dibutuhkan dari tahun ketahun dalam nilai rupiah dan devizen luar negeri jang dibutuhkan sampai selesainja
Pembangunan jang telah ditetapkan dengan putusan M.P.R.
Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus mendjelaskan
berapa djumlah jang akan dihemat atas biaja projek dalam
mengikut-sertakan tenaga rakjat. Djuga diperhitungkan berapa
upah tenaga Rakjat jang dikerahkan untuk pembangunan dengan djalan gotong-rojong.
Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus mendjelaskan
berapa hasil jang akan ditjapai dalam bentuk : perluasan ker dja, produksi, keuntungan rupiah, penghematan akan devizen
86
j.
luar negeri dari tahun ketahun, dan pemberantasan pengang
guran.
Karena sebagian besar berhasilnja pembangunan terletak pada
modal jang dapat disediakan untuk pembangunan, baik fonds
rupiah maupun fonds devizen luar negeri, maka semua djalan
untuk menambah pemusatan modal perlu ditempuh. Perhatikan
lah paragraf 71 huruf a s/d o.
Untuk menambah modal pembangunan perlu ditindjau kembali :
1 . sistim kredit,
2. sistim iuran,
3. sistim Iisensi,
4. sistim penjimpanan,
5. sistim lotere.
k. Untuk lantjarnja pelaksanaan pemodalan Pembangunan Semesta
Berentjana dan untuk dinasionalisasi uang bantuan dan pin
djaman dari luar Indonesia, hendaklah dipertimbangkan terben
tuknja Bank Pembangunan dipusat Republik Indonesia dan di
nusat swabantra. I diseluruh Indonesia. Bank Pembangunan me
lantjarkan credit pembangunan dan menimbulkan kepertjajaan
kepada modal nasional untuk Pembangunan.
1. Anggaran Belandja untuk Pembangunan harus dipisah dari Ang
garan Belandja untuk routine. Anggaran Belandja untuk Pem
bangunan routine hendaklah dibedakan dengan Anggaran Be
landja untuk Pembangunan SemestaBerentjana,
66. Pembanguman industri dalam zaman peralihan tingkatan
agraris
a. Indonesia pada zaman sekarang berada dalam struktur masja
rakat jang umumnja masih agraris. Tingkatan agraris ini tidak
mungkin menaikkan tingkatan hidup masjarakat dengan tjepat.
Telah ternjata sedjarah ekonomi dunia, bahwa hanja negara 2
jang sudah masuk dalam tingkatan struktur jang industrialistis
dapat menaikkan tingkatan hidup masjarakatnja dengan tjepat.
b. Industrialisasi sebagai pokok struktur ekonomi hanja dimung
kinkan dengan memiliki industri berat.
Pembangunan industri berat baru dapat dipertanggungdjawab
kan djikalau didahujui oleh hasil 2 penjelidikan (research) jang
berentjana terhadap segala logam didalam tanah dan minjak
bumi.
b. Sebelum Indonesia tiba pada phase berindustri berat, harus
ditjiptakan satu zaman peralihan, sebagai pokok memenuhi ke
butuhan sekarang supaja Rakjat dapat survive dan Pembangun
an industri sandangpangan sebagai pengantar kezaman industri
berat dengan melaksanakan penjelidikan bahan industri berat.
Dalam zaman peralihan itu maka hak2 atas tanah serta keka
jaan diatas dan didalam bumi harus disesuaikan. dengan ke
tentuan U.U.D.1945 pasal 33, supaja industrialisasi dan me
kanisasi pertanian mendjadi mungkin dan mendjadi suatu ke
harusan mutlak.
87
§ 67. Hubungan pembangunan industri dengan konsentrasi mo
dal dan tenaga
a. Pembangunan industri dan chusus industri berat dalam negara
jang masih berada dalam struktura agraris merupakan satu
pengerahan jang luar biaja.
Hal itu harus diinsjafi sedalam 2nja oleh pemimpin 2 dalam Ma
sjarakat dan Pemerintahan, serta masjarakat harus pula dapat
dijakimkan atas perlunja pengerahan tersebut jang mempunjai
akibat2 atas penghidupannja sehari 2.
Pengerahan tersebut, agar dapat terlaksana pembangunan in
dustri berat tersebut, berpokok pada dua lapangan jaitu :
konsentrasi modal dan konsentrasi tenaga, dengan termasuk
tenaga ahli kedalamnja.
b. Segala usaha untuk memusatkan kumpulan modal pembangunan
diantaranja dengan djalan menjimpan, pembajaran iuran pem
bangunan, pembelian obligasi2 harus ditempuh. Harus pula di
tindjau melaksanakan persetudjuan "from G to G" dibidang per
tukaran hasil bumi dan logam serta hasil bwmi Indonesia dengan
mesin2 industri dan barang baku untuk melaksanakan Pemba
ngunan SemestaBerentjana dari luar negeri.
c. Usaha memusatkan tenaga, diantaranja tenaga pimpinan dan te
naga rakjat,, perlu ditindjau dari sudut demokrasi terpimpin
dan ekonomi terpimpin. Pemakaian tenaga kader jang sekarang
sudah ada harus dipeladjari. Demikian djuga sistim pendidikan
tenaga ahli di Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi harus
dipusatkan pada pembangunan. Struktura pemerintahan desa
harus diatur (diretool) sedemikian rupa hingga dapat memberi
pimpinan jang tegas dan tjepat pada pelaksanaan konsentrasi
tenaga rakjat tersebut dengan memberi bantuan bagi landreform
bagi kepentingan industrialisasi dan mekanisasi menurut Pem
bangunan SemestaBerentjana. Pertebaran industri diseluruh
Indonesia hendakiah ditindjau dan diberi dasar jang kuat.
§ 68. Industri SandangPangan
a. Sesuai dengan program Kabinet mengenai SandangPangan ma
ka perlu diperkembang Industri SandangPangan, jang ditem
patkan dalam Pembangunan Semesta,Berentjana.
b.
88
SandangPangan menurut program Kabinet dapat ditjukupi de
ngan djalan mengimpor bahan 2 tersebut sebagai tambahan hasil
dalam negeri. Tjara demikian tidak memberi djaminan jang
pasti karena selalu tergantung pada faktor2 jang berada diluar
kekuasaan negara, apabila industri SandangPangan diarahkan
kepada selfsupporting.
Pembangunan Industri SandangPangan jang bertudjuan men
tjapai taraf selfsupporting adalah satu 2nja djalan untuk me
guasai persoalan SandangPangan seluruhnja dengan biaja se
rendah2nja dan untuk mentjapai djaminan jang sebesar 2nja.
Tertjapainja sjarat selfsupporting dibidang Sadang
Pangan
menghemat devizen jang berdjumlah tudjuh sampai delapan mil
jar rupiah.
Oleh karena itu Industri SandangPangan jang meliputi industri
tekstil, industri beras, ikan, ternak, pupuk dan industri obat 2an
harus diperkembangkan setjepat mungkin sampai Indonesia
mendjadi selfsupporting dalam waktu empat/lima tahun.
c. Pembangunan Industri SandangPangan dengan memperguna
kan hasil penanaman kapas dan rami, serta melandjutkan pro
duksi paberik 2 tekstil jang telah ada, mendjadi taraf selfsup
porting jang hendak ditjapai.
d. Memperhatikan luas daerah, iklim politik dan alamiah, kesu
buran tanah, luas laut dan tjukupnja penduduk, maka target
selfsupporting sebagai fudjuan Industri SandangPangan ada
lah satu hal jang dapat direalisir.
e.
Untuk menentukan luas, intensity dan kemungkinan Industri
SandangPangan ini, perlu diketahui dengan sungguh2 trend 2 dalam
djumlah kenaikan penduduk (kelahiran), gerak pendu duk
(transmigrasi) dan berkurangnja penduduk (kematian). Suasana
untuk survive dibidang SandangPangan dalam waktu pendek dan
suasana mendjadi selfsupporting dibidang SandangPangan karena
Pembangunan SemestaBerentjana harus mengisi dajaguna dan
semangat membangun.
§ 69. Hubungan dan sangkutpautnja industri SandangPangan
dengan bidang Kommunikasi, Distribusi dan Produksi
a. Industri SandangPangan akan memperoleh hasil baik dan men
tjapai effek seluas 2nja dikalangan masjarakat, djika produksi
dapat dinaikkan dan djalan kommunikasi dapat berkembang.
Produksi pertanian dapat dinaikkan dengan djalan menindjau
kembali persoalan luas tanah, teknik dan mekanisasi pertanian
serta stimulans pada kaum tani.
Produksi paberik 2 jang bergerak dilapangan Industri Sandang
Pangan dapat dinaikkan, djika ditindjau kembali penggunaan
alat 2nja dan diperhatikan djaminan bagi buruhnja.
b. Industri SandangPangan akan mentjapai effeknja, djika alat
perhubungan dapat dipertinggi kemungkinannja, djalan perhu
bungan diperkembang luas dan dalamnja mendjalar.
Djalan dan tindakan tersebut akan merendahkan harga produksi,
menghemat waktu dan memperbesar banjaknja produksi. Harga
SandangPangan jang pantas akan terdjamin.
Oleh karena itu sebagai usaha pertama perlu disediakan spare
parts untuk mengaktiveer alat 2 perhubungan jang lumpuh.
c. Urat nadi perhubungan laut, urat nadi perhubungan darat perlu
diperbaiki oleh negara, dan kepada rakjat diandjurkan menje
diakan djalan 2 jang menghubungkan merekakepusatz ketjil
tingkatan distribusi. Djadi djalandarat dan hubungan laut ha
rus ditindjau kembali dengan maksud untuk Iebih diperhebat,
sehingga menambah lantjarnja pengumpulan dan ekspor hasil
bumi dan mendjamin lalulintas produksi serta distribusi hasil
industri SandangPangan pada hari depan.
89
§ 70. Pembangunan Industri berat dagt Penjelidikan (reaearch)
Pembangunan
c. Pokok utama untuk membangun industri jang bersifat semesta
ialah pembangunan industri berat.
Industri berat merupakan pokok menambah tenaga jang dapat
digunakan oleh berbagai tudjuan produksi, kommunikasi dan
distribusi.
Industri berat membuka kemungkinan memulai industri mesin,
industri mesin induk dan industri paberik membuat paberik.
d. Sebagai pokok utama jang harus dikerdjakan dalam industri
berat ini ialah mentjari dan mengolah :
badja, besi, timah, aluminium, nekel, batu arang dan minjak
bumi.
Untuk dapat memperkembang lapangan industri ini dikemu dian
hari, maka perlu diadakan penjelidikan jang sistematis dalam
menentukan tempat dapatnja dan besar volumenja.
e. Tenaga penjelidikan dan pelaksanaan harus segera disiapkan
untuk tudjuan industri berat. Oleh sebab itu sistematis pendi
dikan untuk menjediakan tenaga itu harus dibentuk.
Penjelidikan bahan nasional untuk industri berat harus dimasuk
kan kedalam Dasar Undang2 Pembangunan Semesta dan Beren
tjana.
§ 71. Pelaksanaan Pembangunan SemestaBerentjana dan sjarat
lantjarnja Yelaksanaan
a. Pelaksanaan Pembangunan SemestaBerentjana hanja dapat di
lakukan dengan persiapan jang saksama guna menjelesaikan
suatu pola pembangunan jang memperhitungkan segala kenja
taan jang dapat mempengaruhi pelaksanaan pembangunan itu.
b. Pola tersebut harus diterima oleh instansi kekuasaan tertinggi
dalam Negara jaitu sebagai Putusan Madjelis Permusjawaratan
Rakjat agar mendapat authority tertinggi, dan dengan demikian
tidak dirobah2 oleh siapapun, sehingga terdjamin pula pelak
sanaannja.
c. Dengan diterimanja pola tersebut oleh M.P.R. terdjaminlah usa
ha dan pelaksanaannja, karena didukung dan dilindungi oleh
masjarakat seluruhnja sebagai rnilik nasionalnja. Pola Nasional
lalu mendjadi pendjelmaan Kedaulatan Rakjat.
d. Agar Pola Nasional dapat diterima mendjadi milik nasional
maka pola tersebut harus mentjerminkan aspirasi2 bangsa In
donesia sebagai penegak semangat dalam djangka pendek dan
djangka pandjang, dan sanggup pula menghilangkan keluhkesah
masjarakat dalam waktu singkat.
e. Pembangunan Semesta dan Berentjana akan berhasil djika ada
pimpinan dalam perentjanaan, dalam pelaksanaan, dalam peng
awasannja dan dalam pembagian hasilnja. Rakjat didaerah di
seluruh Indonesia akan menikmati hasil perdjuangan kemerde
kaan berkat Pembangunan badaniah dan mental.
f. Demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin mendjadi sjarat
90
matlak dalam Pembangunan Semesta dan Berentjana. Karena itu soal produksi,
kommunikasi dan distribusi, harus dikuasai, setidak 2 nja diawasi aleh
Pemerintah.
g. Pembangunan Semesta dan Berentjana akan berhasil baik, djika semua sumber
tenaga rakjat dan alam dapat diikut sertakan untuk tudjuan tersebut, serta
dapat dilakukan setjara hemat, effisien dan bidjaksana dengan kegembiraan
Rakjat bekerdja untuk kesedjahteraan Bangsa.
h. Untuk mendjamin hasil baik pembangunan, maka segala faktor penghambat dan
penghalang pembangunan, berupa apapun harus diatasi atau ditiadakan.
Soal keamanan merupakan faktor penting dalam pembangunan, oleh karena itu
soal ini harus diselesaikan setjepat mungkin. Dimana ada keamanan kita
membangun.
i. Penggunaan potensi angkatan perang untuk Pembangunan akan memperbesar kepastian
berhasilnja pembangunan.
Problem pegawai negeri jang menelan demikian banjaknja biaja dari Anggaran
Belandja harus dapat diselesaikan.
j. Subsidi kepada daerah autonomi dimana mungkin harus di batasi, dan mereka
diwadjibkan menutup kekurangan itu dari pendapatan sendiri dengan tidak
mengganggu sumber2 Pemerintah Pusat.
k. Birokrasi dan korupsi dalam Public Administration dipusat dan didaerah harus
dipeladjari untuk diatasi. Pemeliharaan (maintenance) benda milik negara seperti
kendaraan, peralatan dan rumah harus dilantjarkan sebagai national drive
untuk menghemat djutaan rupiah.
Mengenai devisen harus diusahakan menutup kebotjoran2 ka rena :
a. smokkel.
b. korupsi administrasi.
c. peraturan jang melambatkan dan jang mengurangi devizen.
d. perbedaan kurs jang mengandjurkan smokkel.
e. karena kurang pengertian tentang persetudjuan "from G.
to G." mengenai pertukaran internasional berupa hasil bumi
dengan mesin industri.
m. Soal meninggikan ekspor harus diusahakan setjepat mungkin agar mentjapai
sebagai minimum tingkatan 2 lama.
n. Koperasi dalam sektor produksi, rekonstruksi dan distribusi akan pasti
mendjamin berhasilnja pembangunan. Bank Pembangunan dengan tjabang 2 nja
dipusat swatantra I mendjamin lantjarnja membajar biaja Pembangunan.
Setiap pembangunan harus ditbndjanz, diawasi dan dinilai sewaktu 2 oleh
Depernas untuk mendjamin hasilnja bagi masjarakat dan mendorong
Pembangunan dengan langkahsedjarah jang pasti menudju masjarakat Adil
Makmur berdasarkan PantjaSila.
o. Untuk memperbesar kepastian berhasilnja pelaksanaan pembangunan, maka
masjarakat perlu dibawa dalam iklim membangun setjara hemat, tjepat dan tepat.
Revolusi Pembangunan harus bergelora dengan mewudjudkan sembojan : Kita
Membangun; We reconstruct.
91
TJANA BERDASARKAN PANTJASILA BERPOKOK
PADA AMANAT PRESIDEN
ISINJA SEBAGAI BERIKUT
§
§
§
§
§
§
§
§
§
82
63. Tudjuan dan sifat Pembangunan SemestaBerentjana ber
dasarkan PantjaSila.
64. Atjara menjusun Dasar Undang2 Pembangunan Semesta
Berentjana.
65. Menjusun Pola Pembangunan SemestaBerentjana.
A. Pota Pembangunan bagian Projek,
B. Pola Pembangunan bagian Pendjelasan,
C. Pola Pembangunan bagian Pembiajaan.
66. Pembangunan industri dalam zaman peralihan tingkat
agraris.
67. Hubungan perkembangan industri dengann konsentrasi mo
dal dan tenaga.
68. Industri SandangPangan.
69. Hubungan dan sangkutpautnja industri SandangPangan
dengan bidang kommunikasi, produksi dan distribusi.
70. Fembaxigunan industri berat dan penjelidikan (research).
71. Pelaksanaan Pembangunan SemestaBerentjana dan sjarat
lantjarnja pelaksanaan.
RUMUSANNJA SEPERTI DIBAWAH INI
§ 63. Tudjuan dan sifat Pembangunan Semesta Berentjana ber
dasarkan PantjaSila
a. Pembangunan Semesta dan Berentjana bertudjuan mentjiptakan
masjarakat Indonesia jang adil dan makmur berdasarkan Pan
tjaSila atau dengan perkataan lain masjarakat sosialis a la
Indonesia.
Dengan masjarakat adil dan makmur dimaksudkan suatu masjarakat
Indonesia Merdeka jang lepas daripada penindasan dan
penghisapan oleh golongan Iain atau penghisapan orang oleh
orang.
Dalam masjarakat adil dan makmur berdasarkan PantjaSila
terdjamin bagi Rakjat
1. makanan, pakaian dan perumahan,
2. pemeliharaan kesehatan dan pendidikan anggota2nja,
3. terdjamin hari tua anggota2nja,
4. dapat menikmati dan memperkembang kebudajaan dan ke
ruhanian,
5. dapat menjumbang pada penjempurnaan kebahagiaan umat
manusia.
Adil dan Makmur berarti menghindarkan sifat masjarakat jang
adiltetapitidakmakmur atau makmurtetapitidak
adil.
Untuk mentjapai masjarakat adil dan makmur perlu diadakan
pembangunan disegala lapangan penghidupan dan kehidupan
masjarakat diseluruh tanah air Indonesia.
b. Pembangunan demikian jang disebut pembangunan semesta ti
dak mungkin dikerdjakan dalam waktu singkat karena terben
tur pada soal kekurangan tenaga dan modal, serta menghilang
kan pengalaman karena latihan; oleh karena itu ia harus di
kerdjakan berangsur2 setapak demi setapak tetapi dengan tjepat
dan menurut rentjana 2 tertentu.
Berentjana berarti pembangunan jang dilaksanakan menurut
suatu rantjangan pola (blueprint) untuk waktu jang Iamanja
lebih dari dua tahun.
Oleh karena itu sifat pembangunan adalah semesta dan beren
tjana. Pembangunan SemestaBerentjana, karena mewudjudkan
perubahan 2 tjepat dalam masjarakat menudju Masjarakat Adil
Makmur berdasarkan PantjaSila dengan melalui tingkat2 ke
madjuan dengan tjepat dan tegas, adalah Pembangunan Revolu
sioner.
a. Diharapkan supaja Rakjat Indonesia setelah
beberapa kali membangun semesta dan
berentjana akan masuk kedalam masjarakat
Adil dan Makmur berdasarkan PantjaSila
jang ditjita 2kan itu.
83
§ 64. Atjara menjusun dasar Undangundang Pembangunan
SemestaBerentjana
a. Amanat Presiden merupakan dan memuat dasar 2 azasi pemba
ngunan untuk mentjapai masjarakat adil dan makmur berdasar
kan PantjaSila.
Berpokok pada dasar 2 azasi tersebut, maka Depernas menun
djukkan serta merintis djalan 2 untuk melantjarkan pembangunan
disegala bidang kehidupan dan penghidupan.
Pada tingkatan berikut Depernas harus menundjukkan program
utama (priority) berisi mainprojects atau projek pokok jang
dihubungkan satu dengan lain untuk menaikkan pendapatan na
sional dan pendapatan perseorangan Bangsa Indonesia.
Pendapatan nasional dan pendapatan perseorangan (national
income dan individual standard of life) harus diselidiki dan di
pertinggi untuk mentjapai tingkatan kesedjahteraan jang wa
djar.
b. Pada tingkatan jang akan datang maka Depernas harus menun
djukkan projek 2 chusus (special projects) berdasarkan program
berisi projek pokok atau jang harus dikerdjakan dalam sektor
berbagai lapangan utama (mainprojects) sebagai phase perta
ma untuk mentjapai Masjarakat AdilMakmur berdasarkan
PantjaSila.
Dari projek chusus harus disiapkan tripola untuk masing 2 pro
jek dan dalam masing 2 lapangan utama (projek pokok), jaitu :
1. pola pembangunan bagian projek,
2. pola pembangunan bagian pendjelasan,
3. pola pembangunan bagian pembiajaan.
c. Usaha terachir dalam mendjalankan tugas Depernas ialah me
njatukan segala pola jang diolah oleh Seksi dan Panitia dalam
sebuah naskah berisi Rantjangam Dasar Undang2 Pembangunan
Semesta Berentjana Republik Indonesia jang pertama, misalnja
untuk tahun 1961 1965.
Rantjangan Dasar Undang 2 Pembangunan SemestaBerentjana I
akan dimasukkan ke Kabinet sebelum 17 Agustus.1960 untuk
dipertimbangkan.
Sesudah dipertimbangkan oleh Kabinet maka selekas 2nja se
sudah 17 Agustus 1960 Rantjangan Dasar Undang 2 Pembangun
an SemestaBerentjana I disahkan oleh Madjelis Permusjawa
ratan Rakjat (M.P.R.). M.P.R. djuga memutuskan tjara melak
sanakan Dasar Undang 2 Pembangunan' SemestaBerentjana I itu.
Achirnja sesudah diterima oleh M.P.R. mendjadi Putusan
M.P.R., maka Dasar Undang 2 Pembangunan SemestaBerentjana
I mulai dilaksanakan pada bulan Djanuari tahun 1961.
§ 65. Menjusun pola Pembangunan SemestaBerentjana
a. Untuk melaksanakan pembangunan, maka kesatuan
tripola pembangunan SemestaBerentjana harus berisi :
84
1. Pola Projek Pembangunan,
2. Pola Pendjelasan Projek Pembangunan,
3. Pola Pembiajaan Pelaksanaan Pembangunan.
Penjusunan kesatuan Tripola harus memperhitungkan taraf
keadaan negara sekarang dengan kenjataan2 dilapangan politik,
statistikpembangunan, keuangan, transmigrasi, ekonomi, so
sial, pengerahan Tenaga Rakjat, kulturil dan mental.
Tripola Pembangunan hendaklah memberi tjorak dan mewu
djudkan Revolusi Pantja Muka (tjorak politik, ekonomi, sosial,
kulturil dan mental).
Tripola tersebut harus memberi pimpinan tentang perubahan2
sistematis dan radikal dari ekonomi kolonial keekonomi na
sional menudju ekonomi sosialistis a la Indonesia, serta men
djamin perimbangan jang harmonis antara ekonomi nasional
dengan ekonomi lokal.
b. Pola pembangunan dalam susunannja harus mempunjai sjarat 2
dan dajatenaga untuk meruntuhkan dan membinasakan sisa 2
imperialisme, kolonialisme dan feodalisme dalam ekonomi Indo
nesia, serta setiara positif memuat faktor swadaja membangun
Masjarakat AdilMakmur berdasarkan PantjaSila, sosialisme
a la Indonesia.
A . POLA PEMBANGUNAN BAGIAN PROJEK
a. Penjusunan Pola Pembangunan bagian Projek harus dipimpin
tingkatan priority jang ditentukan oleh faktor 2:
1.
2.
3.
4.
adanja tenaga,
deradjat kekuatan meringankan beban masjarakat,
deradjat kekuatan memenuhi kebutuhan masjarakat,
intensity dan continue dan keuntungan (profit) bagi ma
sjarakat,
5. tingkatan kepentingan pembangunan lokal atau segolongan
masjarakat.
Penjusunan tripola Pembangunan harus mendjamin perubahan
masjarakat sekarang mendjadi Masjarakat AdilMakmur ber
dasarkan PantjaSila setelah melaksanakan satu rentengan Pem
bangunan SemestaBerentjana, sehingga harus berisi unsur2 pe
rubahan jang berdjalan tjepat menudju kearah tersebut.
d. 1. Titik berat pola Pembangunan bagian projek harus diletak
kan pada usaha masjarakat banjak, kemudian pada usaha
negara, seterusnja pada usaha partikelir jang dapat membantu
usaha Negara, Perimbangan dan perhubungan antara Usaha
Negara dan Usaha Partikelir Rakjat Indonesia hendaklah
ditindjau dan diusulkan dengan tegas dan djelas.
2. Titik berat pola projek harus diletakkan pada produksi,
kemudian pada kommunikasi dan distribusi. Projek chusus
hendaklah mendjamin sjarat AdilMakmur bagi Rakjat, seperti
dimaksud dalam paragTaf 63 huruf a.
3. Sedapat mungkin penjusunan Pola Pembangunan bagian
85
projek harus dipimpin oleh sistim alternatif dan pilihan
ikeutamaan dalam satu kali Pembangunan atau dalam rentengan Pembangunan.
e. Penjusunnan pola Pembangunan bagian Projek harus dipimpin
oleh pertimbangan rasionil jang didasarkan pada penjelidikan
ilmiah jang saksama untuk mengurangi kerugian 2 dan mendjamin
daja-guna (efficiency) dengan menurutkan kemadjuan teknik.
Penjusunan pola Pembangunan bagian Projek didasarkan pada
perbandingan2 tjara, waktu dan besar hasil jang ditjapai diluar
negeri dan ditanah-air dizaman jang lampau.
B. POLA PEMBANGUNAN BAGIAN PENDJELASAN
f. Dalam pendjelasan pola harus diterangkan sebab2 jang djelas
mengapa sesuatu projek dipilih. Harus, pula didjelaskan hubungan Pola Nasional dengan perubahan Masjarakat dengan
melaksanakan Pembangunan.
Untuk tiap projek harus dipikirkan masa lamanja persiapan,
masa lamanja pelaksanaan dan masa pengawasan serta penilaian.
g. Tiap pendjelasan pola harus memberi djalan (indikasi) tentang tenaga
pimpinan dan versiapan tenaga jang sanggup bertang gung
djawab atas pelaksanaan projek tersebut dengan baik. Tiap
pendjelasan pola harus menerangkan dengan tjara apa dan
bagaimana rakjat dapat diikut-sertakan dalam pembangunan
setiap projek untuk menghemat, modal, tenaga dan waktu.
h. Pola pendjelasan tidak sadja menjatakan perhubungannja de ngan poia-projek dan poia-pembiajaan, dan hubungannja dengan
pembangunan semesta-berentjana II, III, IV dll., melainkan dju ga
memberi djaminan perubahan masjarakat mendjelang Masjarakat
Adil-Makmur dengan menempuh djalan Pembangunan, seperti
dimaksud pada paragraf 63 huruf a dan b paragraf 65 huruf b.
C. POLA PEMBANGUNAN BAGIAN PEMBIAJAAN
i.
Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus memberi pendjelasan tentang biaja modal, barang, pegawai, pekerdja dan
biaja lain 2 jang dibutuhkan dari tahun ketahun dalam nilai rupiah dan devizen luar negeri jang dibutuhkan sampai selesainja
Pembangunan jang telah ditetapkan dengan putusan M.P.R.
Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus mendjelaskan
berapa djumlah jang akan dihemat atas biaja projek dalam
mengikut-sertakan tenaga rakjat. Djuga diperhitungkan berapa
upah tenaga Rakjat jang dikerahkan untuk pembangunan dengan djalan gotong-rojong.
Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus mendjelaskan
berapa hasil jang akan ditjapai dalam bentuk : perluasan ker dja, produksi, keuntungan rupiah, penghematan akan devizen
86
j.
luar negeri dari tahun ketahun, dan pemberantasan pengang
guran.
Karena sebagian besar berhasilnja pembangunan terletak pada
modal jang dapat disediakan untuk pembangunan, baik fonds
rupiah maupun fonds devizen luar negeri, maka semua djalan
untuk menambah pemusatan modal perlu ditempuh. Perhatikan
lah paragraf 71 huruf a s/d o.
Untuk menambah modal pembangunan perlu ditindjau kembali :
1 . sistim kredit,
2. sistim iuran,
3. sistim Iisensi,
4. sistim penjimpanan,
5. sistim lotere.
k. Untuk lantjarnja pelaksanaan pemodalan Pembangunan Semesta
Berentjana dan untuk dinasionalisasi uang bantuan dan pin
djaman dari luar Indonesia, hendaklah dipertimbangkan terben
tuknja Bank Pembangunan dipusat Republik Indonesia dan di
nusat swabantra. I diseluruh Indonesia. Bank Pembangunan me
lantjarkan credit pembangunan dan menimbulkan kepertjajaan
kepada modal nasional untuk Pembangunan.
1. Anggaran Belandja untuk Pembangunan harus dipisah dari Ang
garan Belandja untuk routine. Anggaran Belandja untuk Pem
bangunan routine hendaklah dibedakan dengan Anggaran Be
landja untuk Pembangunan SemestaBerentjana,
66. Pembanguman industri dalam zaman peralihan tingkatan
agraris
a. Indonesia pada zaman sekarang berada dalam struktur masja
rakat jang umumnja masih agraris. Tingkatan agraris ini tidak
mungkin menaikkan tingkatan hidup masjarakat dengan tjepat.
Telah ternjata sedjarah ekonomi dunia, bahwa hanja negara 2
jang sudah masuk dalam tingkatan struktur jang industrialistis
dapat menaikkan tingkatan hidup masjarakatnja dengan tjepat.
b. Industrialisasi sebagai pokok struktur ekonomi hanja dimung
kinkan dengan memiliki industri berat.
Pembangunan industri berat baru dapat dipertanggungdjawab
kan djikalau didahujui oleh hasil 2 penjelidikan (research) jang
berentjana terhadap segala logam didalam tanah dan minjak
bumi.
b. Sebelum Indonesia tiba pada phase berindustri berat, harus
ditjiptakan satu zaman peralihan, sebagai pokok memenuhi ke
butuhan sekarang supaja Rakjat dapat survive dan Pembangun
an industri sandangpangan sebagai pengantar kezaman industri
berat dengan melaksanakan penjelidikan bahan industri berat.
Dalam zaman peralihan itu maka hak2 atas tanah serta keka
jaan diatas dan didalam bumi harus disesuaikan. dengan ke
tentuan U.U.D.1945 pasal 33, supaja industrialisasi dan me
kanisasi pertanian mendjadi mungkin dan mendjadi suatu ke
harusan mutlak.
87
§ 67. Hubungan pembangunan industri dengan konsentrasi mo
dal dan tenaga
a. Pembangunan industri dan chusus industri berat dalam negara
jang masih berada dalam struktura agraris merupakan satu
pengerahan jang luar biaja.
Hal itu harus diinsjafi sedalam 2nja oleh pemimpin 2 dalam Ma
sjarakat dan Pemerintahan, serta masjarakat harus pula dapat
dijakimkan atas perlunja pengerahan tersebut jang mempunjai
akibat2 atas penghidupannja sehari 2.
Pengerahan tersebut, agar dapat terlaksana pembangunan in
dustri berat tersebut, berpokok pada dua lapangan jaitu :
konsentrasi modal dan konsentrasi tenaga, dengan termasuk
tenaga ahli kedalamnja.
b. Segala usaha untuk memusatkan kumpulan modal pembangunan
diantaranja dengan djalan menjimpan, pembajaran iuran pem
bangunan, pembelian obligasi2 harus ditempuh. Harus pula di
tindjau melaksanakan persetudjuan "from G to G" dibidang per
tukaran hasil bumi dan logam serta hasil bwmi Indonesia dengan
mesin2 industri dan barang baku untuk melaksanakan Pemba
ngunan SemestaBerentjana dari luar negeri.
c. Usaha memusatkan tenaga, diantaranja tenaga pimpinan dan te
naga rakjat,, perlu ditindjau dari sudut demokrasi terpimpin
dan ekonomi terpimpin. Pemakaian tenaga kader jang sekarang
sudah ada harus dipeladjari. Demikian djuga sistim pendidikan
tenaga ahli di Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi harus
dipusatkan pada pembangunan. Struktura pemerintahan desa
harus diatur (diretool) sedemikian rupa hingga dapat memberi
pimpinan jang tegas dan tjepat pada pelaksanaan konsentrasi
tenaga rakjat tersebut dengan memberi bantuan bagi landreform
bagi kepentingan industrialisasi dan mekanisasi menurut Pem
bangunan SemestaBerentjana. Pertebaran industri diseluruh
Indonesia hendakiah ditindjau dan diberi dasar jang kuat.
§ 68. Industri SandangPangan
a. Sesuai dengan program Kabinet mengenai SandangPangan ma
ka perlu diperkembang Industri SandangPangan, jang ditem
patkan dalam Pembangunan Semesta,Berentjana.
b.
88
SandangPangan menurut program Kabinet dapat ditjukupi de
ngan djalan mengimpor bahan 2 tersebut sebagai tambahan hasil
dalam negeri. Tjara demikian tidak memberi djaminan jang
pasti karena selalu tergantung pada faktor2 jang berada diluar
kekuasaan negara, apabila industri SandangPangan diarahkan
kepada selfsupporting.
Pembangunan Industri SandangPangan jang bertudjuan men
tjapai taraf selfsupporting adalah satu 2nja djalan untuk me
guasai persoalan SandangPangan seluruhnja dengan biaja se
rendah2nja dan untuk mentjapai djaminan jang sebesar 2nja.
Tertjapainja sjarat selfsupporting dibidang Sadang
Pangan
menghemat devizen jang berdjumlah tudjuh sampai delapan mil
jar rupiah.
Oleh karena itu Industri SandangPangan jang meliputi industri
tekstil, industri beras, ikan, ternak, pupuk dan industri obat 2an
harus diperkembangkan setjepat mungkin sampai Indonesia
mendjadi selfsupporting dalam waktu empat/lima tahun.
c. Pembangunan Industri SandangPangan dengan memperguna
kan hasil penanaman kapas dan rami, serta melandjutkan pro
duksi paberik 2 tekstil jang telah ada, mendjadi taraf selfsup
porting jang hendak ditjapai.
d. Memperhatikan luas daerah, iklim politik dan alamiah, kesu
buran tanah, luas laut dan tjukupnja penduduk, maka target
selfsupporting sebagai fudjuan Industri SandangPangan ada
lah satu hal jang dapat direalisir.
e.
Untuk menentukan luas, intensity dan kemungkinan Industri
SandangPangan ini, perlu diketahui dengan sungguh2 trend 2 dalam
djumlah kenaikan penduduk (kelahiran), gerak pendu duk
(transmigrasi) dan berkurangnja penduduk (kematian). Suasana
untuk survive dibidang SandangPangan dalam waktu pendek dan
suasana mendjadi selfsupporting dibidang SandangPangan karena
Pembangunan SemestaBerentjana harus mengisi dajaguna dan
semangat membangun.
§ 69. Hubungan dan sangkutpautnja industri SandangPangan
dengan bidang Kommunikasi, Distribusi dan Produksi
a. Industri SandangPangan akan memperoleh hasil baik dan men
tjapai effek seluas 2nja dikalangan masjarakat, djika produksi
dapat dinaikkan dan djalan kommunikasi dapat berkembang.
Produksi pertanian dapat dinaikkan dengan djalan menindjau
kembali persoalan luas tanah, teknik dan mekanisasi pertanian
serta stimulans pada kaum tani.
Produksi paberik 2 jang bergerak dilapangan Industri Sandang
Pangan dapat dinaikkan, djika ditindjau kembali penggunaan
alat 2nja dan diperhatikan djaminan bagi buruhnja.
b. Industri SandangPangan akan mentjapai effeknja, djika alat
perhubungan dapat dipertinggi kemungkinannja, djalan perhu
bungan diperkembang luas dan dalamnja mendjalar.
Djalan dan tindakan tersebut akan merendahkan harga produksi,
menghemat waktu dan memperbesar banjaknja produksi. Harga
SandangPangan jang pantas akan terdjamin.
Oleh karena itu sebagai usaha pertama perlu disediakan spare
parts untuk mengaktiveer alat 2 perhubungan jang lumpuh.
c. Urat nadi perhubungan laut, urat nadi perhubungan darat perlu
diperbaiki oleh negara, dan kepada rakjat diandjurkan menje
diakan djalan 2 jang menghubungkan merekakepusatz ketjil
tingkatan distribusi. Djadi djalandarat dan hubungan laut ha
rus ditindjau kembali dengan maksud untuk Iebih diperhebat,
sehingga menambah lantjarnja pengumpulan dan ekspor hasil
bumi dan mendjamin lalulintas produksi serta distribusi hasil
industri SandangPangan pada hari depan.
89
§ 70. Pembangunan Industri berat dagt Penjelidikan (reaearch)
Pembangunan
c. Pokok utama untuk membangun industri jang bersifat semesta
ialah pembangunan industri berat.
Industri berat merupakan pokok menambah tenaga jang dapat
digunakan oleh berbagai tudjuan produksi, kommunikasi dan
distribusi.
Industri berat membuka kemungkinan memulai industri mesin,
industri mesin induk dan industri paberik membuat paberik.
d. Sebagai pokok utama jang harus dikerdjakan dalam industri
berat ini ialah mentjari dan mengolah :
badja, besi, timah, aluminium, nekel, batu arang dan minjak
bumi.
Untuk dapat memperkembang lapangan industri ini dikemu dian
hari, maka perlu diadakan penjelidikan jang sistematis dalam
menentukan tempat dapatnja dan besar volumenja.
e. Tenaga penjelidikan dan pelaksanaan harus segera disiapkan
untuk tudjuan industri berat. Oleh sebab itu sistematis pendi
dikan untuk menjediakan tenaga itu harus dibentuk.
Penjelidikan bahan nasional untuk industri berat harus dimasuk
kan kedalam Dasar Undang2 Pembangunan Semesta dan Beren
tjana.
§ 71. Pelaksanaan Pembangunan SemestaBerentjana dan sjarat
lantjarnja Yelaksanaan
a. Pelaksanaan Pembangunan SemestaBerentjana hanja dapat di
lakukan dengan persiapan jang saksama guna menjelesaikan
suatu pola pembangunan jang memperhitungkan segala kenja
taan jang dapat mempengaruhi pelaksanaan pembangunan itu.
b. Pola tersebut harus diterima oleh instansi kekuasaan tertinggi
dalam Negara jaitu sebagai Putusan Madjelis Permusjawaratan
Rakjat agar mendapat authority tertinggi, dan dengan demikian
tidak dirobah2 oleh siapapun, sehingga terdjamin pula pelak
sanaannja.
c. Dengan diterimanja pola tersebut oleh M.P.R. terdjaminlah usa
ha dan pelaksanaannja, karena didukung dan dilindungi oleh
masjarakat seluruhnja sebagai rnilik nasionalnja. Pola Nasional
lalu mendjadi pendjelmaan Kedaulatan Rakjat.
d. Agar Pola Nasional dapat diterima mendjadi milik nasional
maka pola tersebut harus mentjerminkan aspirasi2 bangsa In
donesia sebagai penegak semangat dalam djangka pendek dan
djangka pandjang, dan sanggup pula menghilangkan keluhkesah
masjarakat dalam waktu singkat.
e. Pembangunan Semesta dan Berentjana akan berhasil djika ada
pimpinan dalam perentjanaan, dalam pelaksanaan, dalam peng
awasannja dan dalam pembagian hasilnja. Rakjat didaerah di
seluruh Indonesia akan menikmati hasil perdjuangan kemerde
kaan berkat Pembangunan badaniah dan mental.
f. Demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin mendjadi sjarat
90
matlak dalam Pembangunan Semesta dan Berentjana. Karena itu soal produksi,
kommunikasi dan distribusi, harus dikuasai, setidak 2 nja diawasi aleh
Pemerintah.
g. Pembangunan Semesta dan Berentjana akan berhasil baik, djika semua sumber
tenaga rakjat dan alam dapat diikut sertakan untuk tudjuan tersebut, serta
dapat dilakukan setjara hemat, effisien dan bidjaksana dengan kegembiraan
Rakjat bekerdja untuk kesedjahteraan Bangsa.
h. Untuk mendjamin hasil baik pembangunan, maka segala faktor penghambat dan
penghalang pembangunan, berupa apapun harus diatasi atau ditiadakan.
Soal keamanan merupakan faktor penting dalam pembangunan, oleh karena itu
soal ini harus diselesaikan setjepat mungkin. Dimana ada keamanan kita
membangun.
i. Penggunaan potensi angkatan perang untuk Pembangunan akan memperbesar kepastian
berhasilnja pembangunan.
Problem pegawai negeri jang menelan demikian banjaknja biaja dari Anggaran
Belandja harus dapat diselesaikan.
j. Subsidi kepada daerah autonomi dimana mungkin harus di batasi, dan mereka
diwadjibkan menutup kekurangan itu dari pendapatan sendiri dengan tidak
mengganggu sumber2 Pemerintah Pusat.
k. Birokrasi dan korupsi dalam Public Administration dipusat dan didaerah harus
dipeladjari untuk diatasi. Pemeliharaan (maintenance) benda milik negara seperti
kendaraan, peralatan dan rumah harus dilantjarkan sebagai national drive
untuk menghemat djutaan rupiah.
Mengenai devisen harus diusahakan menutup kebotjoran2 ka rena :
a. smokkel.
b. korupsi administrasi.
c. peraturan jang melambatkan dan jang mengurangi devizen.
d. perbedaan kurs jang mengandjurkan smokkel.
e. karena kurang pengertian tentang persetudjuan "from G.
to G." mengenai pertukaran internasional berupa hasil bumi
dengan mesin industri.
m. Soal meninggikan ekspor harus diusahakan setjepat mungkin agar mentjapai
sebagai minimum tingkatan 2 lama.
n. Koperasi dalam sektor produksi, rekonstruksi dan distribusi akan pasti
mendjamin berhasilnja pembangunan. Bank Pembangunan dengan tjabang 2 nja
dipusat swatantra I mendjamin lantjarnja membajar biaja Pembangunan.
Setiap pembangunan harus ditbndjanz, diawasi dan dinilai sewaktu 2 oleh
Depernas untuk mendjamin hasilnja bagi masjarakat dan mendorong
Pembangunan dengan langkahsedjarah jang pasti menudju masjarakat Adil
Makmur berdasarkan PantjaSila.
o. Untuk memperbesar kepastian berhasilnja pelaksanaan pembangunan, maka
masjarakat perlu dibawa dalam iklim membangun setjara hemat, tjepat dan tepat.
Revolusi Pembangunan harus bergelora dengan mewudjudkan sembojan : Kita
Membangun; We reconstruct.
91