Jilid-01-Depernas 24-Bab-05
§ 73. BAB 5. Sedjarah Pembangunan
Pada waktu bangsa Indonesia akan xnemulai pelaksanaan Rentjana I Pembangunan Nasional Semesta Berentjana, maka perlu kita
menoleh kebelakang dan membuat perhitungan apakah jang sudah
dibangun oleh Bangsa Indonesia, sedjak ia memproklamasikan kemerdekaannja, jaitu selama hampir 15 tahun.
Dalam mengukur waktu, lebih tepat untuk memakai ukuran
waktu 10 tahun, jaitu dari tahun 1950-1960, karena waktu 1945 –
1950 tidaklah mungkin diperhitungkan sebagai waktu pembangunan,
karena masa itu adalah masa pergolakan bersedjarah jang se-hebat 2 nja.
Semua potensi pada waktu itu ditudjukan untuk melawan pendjadjahan Belanda. Pada masa itu kita lebih banjak merusak dari
pada membangun.
Apakah jang kita bangun dalam djangka 10 tahun tersebut ?
Sebelum mendjawab pertanjaan ini perlu diketahui, bahwa pada
tahun 1950 kerusakan amat besar didalam negara kita, sebagai
akibat perang dunia ke II dan revolusi. Sebaliknja semangat membangun masjarakat sangat besar sesudah menikmati kemerdekaannja. Tetapi walaupun demikian, bukti2 pembangunan selama 10
tahun jang lampau tidaklah sangat banjak, ketjuali dalam satu dua
lapangan. Bukti pembangunan itu diberbagai lapangan adalah sebagai berikut :
92
1. PRODUKSI BERAS DI INDONESIA
Tahun
Produksi
dalam
Indeks
(1950
100)
Naik (+) atau turun (-)
dari tahun ke tahun
1.000 kg.
1.000 kg.
1950
5.785.289
100
1951
5.984.270
103,4
1952
6.386.244
110,4
1953
7.031.805
121,5
1954
7.530.392
130,2
1955
7.216.184
124,7
1956
7.309.405
126,3
1957
7.338.455
126,8
1958
7.672.185
132,6
1959 1) 7.949.963
137,4
1) = Angka2 sementara
Sumber : Biro Pusat Statistik.
+ 198.981
+ 401.974
+ 645.561
+ 498.587 _
- 314.280
+ 93.221
+ 29.050
+ 333.730
+ 277.778
+ 3,4
+ 6,7
+ 10,1
+ 7,1
- 4,2
+ 1,3
+ 0,4
+ 4,5
+ 3,6
2. PRODUKSI KARET ALAM DI INDONESIA (x 1000 kg) ,
Tahun
Karet
perkebunan
Karet
rakjat
D umlah
Indeks
(1951 ~ 100)
1951
226.383
595.187
819.570
100,
1952
299.387
497.403
796.790
97,2
1953
309.185
418.899
728.084
88,8
1954
288.188
517.444
805.632
98,3
1955
266.588
506.797.
773.385
94,4
1956
265.994
455.943
721.937
88,1
1957
258.494
479.384
737.878
90,0
1958
244.708
450.584
695.292
84,8
1959 1)
225.736
478.884
704.620
86,0
1) =
Angka2 sementara.
Tjatatan : Produksi karet rakjat disusun untuk keperluan Panitya.
Rubber Study Group Indonesia.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
93
3. PRODUKSI TEMBAKAU DI INDONESIA
(x 1000 kg.)
Tahun
Tembakau
perkebunan
Tembakau
rakjat
1951
7.932
1952
7.882
1953
10.391
1954
7.453
1955
7.005
1956
6.972
1957
8.504
1958
5.736
1.959
7.5002)
2
1 ) = Angka sementara
2) = Taksiran
Sumber : Biro Pusat Statistik.
47.670
64.526
45.980
59.691
42.336
53.896
68.453
61.1701)
70.8372)
Djumlah
55.602
72.408
56.371
67.144
49.341
60.868
76.957
66.906
78.3372)
Indeks
(1951 = 100)
100,
130,2
101,4
120,8
88,7
109.5
138,4
120,3
149,9
4. PRODUKSI KOPRA DI INDONESIA
Tahun
Kopra
perkebunan
Kopra
rakjat
1951
16.608
722.813
1952
15.218
1.119.312
1953
18.062
948.105
1954
19.169
1,.201.757
1955
16.245
1.039.106
1.956
20.090
997.736
1957
19.815
1.092.779
1958
7.198
1.048.696 1)
1959
15.0002)
1.085.887 2)
1 ) = Angka2 sementara
2) = Ta ks i r a n
Sumber : Biro Pusat Statistik.
94
Djumlah
739.421
1.134.528
966.167
1.220.926
1.055.351
1.017.826
1.112.594
1.100.8942)
1.100.8872)
Indeks
(1951 = 100)
100,
153,4
1.30,7.
165,1
142,7
137,7
150,5
142,8
148,9
5. PRODUKSI MINJAK TANAH MENTAH, GAS TANAH
DAN BATUBARA
Tahun Minjak tanahmentah
Gastanah
Batu bara
x 1000 kg. 1950=100 x 1000 kg. 1950 =.100
1950
6.816.210
100
1.020.801
1951
8.092.717
119
1013.497
1952
8.523.395
125
1.379.186
1953
10.225.321
150
1.762.707
1954
10.775.223
158
2.041.418
1955
11.730.342
172
2.461.892
1956
12.730.160
187
2.638.570
1957
15.468.437
227
2.798.480
1958 1)
16.109.614
236
2.693,218
1959 1)
18.218.270
267
2.877 344
2
1) Angka sementara
Sumber : Biro Pusat Statistik
Djawatan Pertambangan.
100
99
135
173
200
241
258
274
264
282
x 1000 kg. 1950 =
100
804.435
867.716
968.939
897.331
899.864
813.667
828.239
717.287
603.432
637.621
100
108
120
112
112
101
103
89
75
79
6. MINJAK TANAH MENTAH JANG DIOLAH
Djumlah
Indonesia
Tahun
x 1000 kg. 1950= 100
1950
1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958 1)
1959 1)
7.521.693
8.649.968
9.690.833
10.341.510
10.572.271
11.046.143
1.1.025.411
11.715.624
10.947.250
11.963.769
100
115
129
136
141
147
147
156
146
159
Diantara mana
Negeriz lain
x 1000 kg. 1953=100 x 1000 kg. 1953=100
...........
...............
................
7.937.418
8.407.503
8.419.806
8.108.138
8.046.933
8.327.766
9.851.813
100
106
106
102
101
105
124
........
.........
.........
2404.092
2164.768
2.626.357
2.917.263
3.668.691
2.619.484
2.111.956
100
90
109
121
153
109
88
1 ) Angka2 sementara.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djawatan Pertambangan.
95
Bensin
Tahun
x 1000 kg. 1950.
100
1950
1.999.036
100
1951
2.173.870
100
1952
2 224.753
1953
2.215.458
111
1954
2.167.653
108
1955
2.280.800
114
1956
2.168.529
108
1957
2.142.725
107
1958*) 2.115.931
106
1959*) 2.229.814
112
*) Angka2 Sementara
7. HASIL2 PENGOLAIIAN MINJAK TANAH MENTAH
Bensin
Kerosin 2)
Minjak
penerbangan
Berat3)
x 1000 kg. 1950.
x 1000 kg.
100
155.923
100
879.176
231.908
149
1.031.410
375.244
241
1.141.353
384.547
247
1.256.174
297.951
191
1.442.622
291.238
187
1.638.188
271.883
174
1.654.990
280.088
187
1.668.442
215.244
138
1.575.969
170.258
109
1.640.222
2)
Termasuk turpene.
1950.
100
100
117
130
143
164
186
188
190
179
187
x 1000 kg. 1950
x 1000 kg. 1950
100
100
4.045.550
100
44.447
100
4.698.166
116
92.053
207
5.249.689
130
101.354
228
5.699.936
141
111.784
252
5.841.334
144
118.847
267
6.000.765
148
121.946
274
6.072.223
150
105.568
278
6.727.084
166
92.897
209
6.145.969
152
90.086
203
6.834.945
169
101.805
229
3)
Residu, solar dan diesel.
8. HASIL2 PENGOLAHAN MINJAK TANAH MENTAH (LANDJUTAN)
Aspal dan
Hasil 2 lain
Djumlah
Tahun
cutback
x 1000 kg. 1950. x 1000 kg. 1950.
x 1000 kg. 1950
100
100
100
1950
27.663
100
221.930
100
7.373.725 100
1951
27.407
99
244.915
110
8.499.789 115
1952
29.275
106
445.161
201
9 566.829 130
1953
30.133
109
491.978
222
10.190.010 138
1.954
34.411
124
508.844
229
10.411.662 141
1955
34.109
123
512.662
231
10.879.808 148
1956
35.404
128
534.712
241
10.847.299 147
1957
41.466
150
603.398
272
11.536.100 157
19581)
29.839
108
636.369
287
10 809.407 147
19591)
29.358
106
800.599
361
11.807.001 160 1 ) Angka2 sementara
Was dan
parafin
Susut
x 1000 kg. 1950
100
147.968
100
150.179
101
124.004
84
151500
102
160.609
109
166.335
112
182.102
123
178.524
121
137.843
93
156.768
106
Sumber : Biro Pusat Statistik Djawatan Pertambangan.
9. KAPASITET PERUSAHAAN LISTRIK UMUM
(dalam kilowatt)
Tahun
Hydro
1952
101.160
X953
106.832
954
102.887
1955
133.274
1956
126.030
1957
130.699
1958
131.532
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Thermo
Djumlah
indeks
1952 =100
83.443
98.361
111.854
108.871
129.920
135.488
134.222
184.603
100
205.193
214.741
242.145
255.950
266.187
265.754
111,1
116,3
131,2
138,6
144,2
144
10. LISTRIK JANG DIBANGKITKAN OLEH PERUSAHAAN LISTRIK
UMUM
(dalam 1000 Kwh).
Tahun
Listrik jang
dibangkitkan
Indeks,
19 52 = 1 00
1952
692.904
1953
718.513
1954
795.672
1955
863.433
1956
894.427
1957
983.349
1958
1.021.757
Sumber : Biro Pusat Statistik.
100
103,7
114,8
124,6
129,1
141,9
147,5
11. PEMBAGIAN PEMAKAIAN LISTRIK.
(dalam 1000 Kwh).
Tahun
Listrik jang
dibangkitkan
oleh perusahaan industri
umum
Listrik jang
dibangkitkan
oleh perusahaan industri
1956
894.427
65.797
1957
983.439
94.138
Sumber : Biro Pusat Statistik.
97
Listrik jang
dibangkitkan
oleh pabrik
perkebunan
129.539
135.145
Djumlah
1.089.763
1.212.632
Indeks
1956 = 100
100
113,3
12. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR MAKANAN DAN
MINUMAN
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
328
1955
389
1956
449
1957
592
1958
719
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
27.083
29.800
29.198
34.791
......
Rata2 tiap
Indeks
Perusahaan 1954 100.
83
77
65
59
...
100
92,7
78,3
71,0
......
13. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR TEMBAKAU
Tahun
Djumlah
Djumlah
254
1955
247
1956
337
1957
361
1958
407
Sumber : Biro Pusat Statistik
Indeks
Perusahaan 1954 = 100.
Perusahaan
1954
Buruh
Rata2 tiap
54.674
70.084
80.952
85.972
......
215
284
240
238
......
100
132,1
111,6
110,7
......
14. PERU SAHAAN 2 I ND US TR I BESAR T EKST IL DAN
PAKAIAN
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
415
1955
406
1956
444
1957
444
1958
427
Sumber : Biro Pusat Statistik
98
Djumlah
64.252
61.179
64.544
65.339
......
Rata2 tiap
Indeks
Perusahaan 1954 = 100.
155
151
150
147
........
100
97,4
96,8
94,8
......
15. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR KAJU DAN MEBEL
Buruh
Tahun
1954
1955
1956
1957
1958
Djumlah
Perusahaan
Djumlah
67
216
257
241
245
7.840
12.719
13.736
11.991
......
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954 = 100.
117
59
53
50
...
100
50,4
45,3
42,7
......
Sumber : Biro Pusat Statistik.
16. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR KERTAS DAN
PERTJETAKAN
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
206
1954
1955
325
1956
328
1957
294
1958
330
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954 = 100.
21.539
25.276
25.220
24.618
......
105
78
77
84
.......
100
74,3
73,3
80,0
.......
17. PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR KARET DAN KIMIA
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
223
1954
1955
291
1956
344
1957
389
1958
399
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
Rata2 tiap
Penisahaan
Indeks
1954 = 100.
33.576
38.566
42.577
45.686
......
151
133
124
117
...
100
88,1
82,1
77,5
.....
99
2
18. PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR TANAH LIAT,
GELAS DSB.
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
68
1955
94
1956
106
1957
112
1958
122
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
11.355
12.474
12.277
12.986
......
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954 = 100.
167
133
116
116
100
79,6
69,5
69,5
......
19. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR BARANG 2 LOGAM
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
62
1955
81
1956
135
1957
147
1958
152
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
7.760
9.267
10.522
11.757
......
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954= 100.
125
114
78
80
100
91,2
62,4
64,0
......
20. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR MESIN DAN
MESIN LISTRIK
B u r u h
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
46
1955
57
1956
118
1957
125
1958
131
Sumber : Biro Pusat Statistik.
100
Djumlah
Rata2 tiap
Perusahaan
6.961
8.214
9 681
10.053
......
151
144
82
80
...
Indeks
1954 = 100.
100
95,4
54,3
53,0
......
21. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR ALAT 2
PENGANGKUTAN
Buruh
Djumlah
Perusahaan
Tahun
Djumlah
1954
64
1955
128
1956
140
1957
136
1958
165
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954 = 100.
310
140
125
125
19.829
17.972
17.538
16.995
......
100
45,2
40,3
40,3
22. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR LAINNJA
Buruh
Djumlah
Perusahaan
Tahun
1954
1955
1956
1957
1958
87
218
241
253
267
Sumber :
Djumlah
Rata2 tiap
Perusahaan
8.417
16.732
17.697
18.525
......
97
77
93
73
Indeks
1954 100.
100
79,4
75,3
75,3
......
Biro Pusat Statistik.
23. DJUMLAH PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR
Perusahaan
Tahun
1954
1955
1956
1957
1958
Djumlah
1.820
2.453
2.884
3.094
3.364
Buruh
Indeks
Indeks
1954 = 100 Djumlah 1954 = 100
329,7
444,4
522,5
560,5
......
263.286 283,6
302.294 325,7
323.942 349
338.711 364,9
....
......
Rata2 tiap
perusahaan
145
123
112
109
.....
Indeks.
1954 = 100
100
84,8
77,2
75,1
.....
Sumber : Biro Pusat Statistik.
101
24. DJUMLAH TRUCK, TERMASUK PICK-UP
Tahun
Sanjaknja
1951 = 100
1951
1952
21.649
27.085
100
1953
27.767
128
1954
41.751
193
1955
43.128
199
1956
44.901
207
1957
51.410
238
1958
44.843
207
125
Sumber : Djawatan Lalulintas Darat dan sungai
(Departemen Perhubungan).
25. DJUMLAH LOKOMOTIP DAN KERETA
Kereta2
Lokomotip
Tahun
Djum. 1951=100
Djum. 1951=100
Kereta 2 barang
Djum. 1951=100
1951
1952
940
1.004
100
107
2.627
100
22.083
100
2.741
104
23.560
107
1953
1.045
111
2.813
107
23.282
105
1954
1.063
113,1
3.024
115,1
23.925
108
1955
' 1.065
113,3
3.041
115,8
23.127
105
1956
1.066
113,4
3.033
115,5
23.169
105
1957
1.093
116
3.085
117
23.386
106
1958
1.125
120
3.136
119
22.988
104
Sumber : D.K.A. dan D.S.M.
102
Pesawat t e r b a n g
Tahun Convair Dakota DC 3 Heron Catalina Djumlah 1951
1952
8
22
1953
1954
1955
1956
1957
1958
8
16
16
16
16
19
22
22
14
14
6
20
20
6
6
6
14
14
36
36
58
44
36
36
39
100
100
100
161
122
100
100
108
Sumber : Garuda Indonesian Airways.
27. PELAJARAN INTERINSULAR (ANTAR PULAU)
OLEH K.P.M. DAN P E L N I
Tahun
Pelni 1)
1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958
Banjaknja GWT
kapal
...
21
45
51
44
46
50
57
......
20.450
36.750
51.100
36.400
46.300
58.020
87.007
KPM 2)
Djumlah
Banjaknja
kapal
G.W.T.
116
111
98
100
98
96
...
...
185.945
178.460
170.065
184.881
187.306
190.547
.........
.........
Kapal
GWT
116
132
143
151
142
142
50
57
185.945
198.910
206.815
235.981
223.706
236.847
58.020
87.007
1951-100.
kapal G.W.T.
100
114
123
130
122
122
43
49
100
107
111
127
120
127
Sumber : Departemen Pelajaran.
Tjatatan : G W T = G r o s s w e i g h t t o n
(1) Sedjak tahun 1954 termasuk kapal jang dicharter.
(2) Termasuk kapal jang dicharter
103
Angka2 index harga 19 bahan makanan di Djakarta menaik
dari 100 (1954) hingga hampir 400 (Desember 1.960).
Dalam Sektor produksi berdasarkan index (100) untuk 1950
terlihat kemunduran sebagai berikut:
1. Kemunduran dalam volume produksi, karet dan batubara
Produksi
2.
3,
1950
1957/1958
a. Karet
100
86
b. Batubara
100
79
Kemunduran dalam djumlah pernsahaan industri besar
1957/1958
100
75,1
Kemunduran dalam djumlah buruh industri besar
Buruh industri besar :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
104
1950
Makanan dan Minuman
Tekstil dan pakaian
Kaju dan mebel
Kertas dan pertjetakan
Karet dan kimia
Tanah liat, gelas, dsb.
Barang 2 logam
Mesin/ listerik
Alat 2 pengangkutan
Lain2nja
1950
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
1957/1958
71
94,8
42,7
80
77,5
69,5
64
53
40,3
75,3
Sebaliknja harus diakui, bahwa didalam Negara kita ada pula
hasil 2 jang njata ditjapai, seperti terlihat dibawah ini :
Lapangan
a.
Th. 1960
Lapangan pendidikan :
(1) Sekolah Rendah
Murid
(2) Sekolah Menengah
Murid
(3) Akademi
Mahasiswa
(4) Perguruan Tinggi
Fakultas
Mahasiswa
(5) Pemberantasan buta
huruf (antara umur
13 th. – 45 th.)
b.
Th. 1950
:
:
:
:
:
:
24.775
4.977.304
951
139.213
47
1.164
29.892
6.597.090
2.113
414.780
134
7.636
:
:
17
435
46
32.614
:
+ 90%
45%
:
:
:
664
63.080
3.020
768
70.624
4.326
Lapangan Kesehatan
(1) Rumah Sakit
Tempat Tidur
(2) Poliklinik
(3) T.B.C.
Jang diperiksa
Jang disuntik
(4) Frambosia
Unit kerdja
Ketjamatan jang
dilindungi
Warga jang dilindungi
Djumlah orang jang
diperiksa
Djumlah orang jang
disuntik
(5) Balai Kesedjahteraan
Ibu dan Anak
(a) Bidan
Pengundjung Balai
(b) Sekolah Assisten
Apoteker
Tamatan
:
:
22,2 djuta orang
6,5 djuta orang
:
0
:
:
0
0
1.611
1.560
52 djuta orang
:
143 djuta
:
9 djuta
:
:
:
:
:
387
210
57.292
2.335
1.300
1.482.915
14
1.533 orang
105
Lapangan
( 6 ) Sekolah Analis
Tamatan
(7) Sekolah Mantri
Djuru Rawat
Tamatan
(8) Sekolah Perawat
Tamatan
(9) Sekolah Bidan
Tamatan
c.
0
5
346 orang
40
98
8.646
3
25
1.751
40
2.028
7
Lapangan Sosial.
(1) Bimbingan Kader Sosial
untuk Desa
250
70.000
(2) Lembaga Sosial Desa
0
13.847
(3) Tempat Pembudajaan
Suku terasing
0
15
157
138
54
145
1
11
(4) Panti2 Asuhan
(5) Panti Karya
(6) Rehabilitasi Tjatjat
(7) Panti Pengasuhan
Wanita
(8) Pilot Projek Rehabili
tasi orang gelandangan :
(9) Tempat Rehabilitasi
Wanita sesat
(10) Gedung2 Panti asuhan
didirikan oleh Dana
Bantuan
106
th. 1960
th. 1950
4
24
0
6
0
16
4
343
§ 74. Sebab dan kurangnja pembangunan didalam decennia Jang
hampir lampau adalah beraneka warna. Banjak diantaranja adalah
faktor2 jang ol5jektip jang terdapat pada semua Negara jang kurang
madju. Seperti kekurangan modal, skill, industri berat dan industri
pada umumnja. Sebab jang lain ialah, bahwa sebagian dari waktu itu
dipergunakan untuk mengalihkan pengurusan Negara beserta segala
kegiatan 2nja dari tangan asing pada tangan kita sendiri.
Pada waktu jang lampau terdapat kesempatan2 jang baik sekali:
sajang tidak dipergunakan dengan baik, misalnja diwaktu harga 2
ekspor barang kita tinggi.
Indonesia memperoleh banjak devizen luar negeri, tetapi uang
tersebut tidak dipergunakan dengan sebaik2nja.
Dalam perdjalanan sedjarah bukan tidak ada semangat mem
bangun, bukan tidak ada rentjana pembangunan. Rakjat tetap ber
semangat membangun; djawatan memiliki rentjana, malahan ka
dangkadang sangat ambitieus, tetapi factor2 penghambat pemba
ngunan demikian besar, hingga sukar diatasi.
a. Faktor politis
Pelaksanaan pembangunan seharusnja berlangsung atas stabili
sasi dibidang politik, sehingga pelaksanaannja itu tidak terbentur
pada seringkali diadakannja pergantian program Pemerintah jang
mungkin sekali berlainan dengan program jang semula, bahkan
mungkin bertentangan dengan jang telah dilaksanakan.,Akan tetapi
praktek membuktikan sebaliknja. Dalam kehidupan politik Negara
kita sedjak Proklamasi Kemerdekaan, belum pernah ditjapai stabi
lisasi jang kuat dan kokoh sehingga hampir setiap tahun, bahkan
kadang2 kurang dari setahun kabinet sudah berganti. Perpetjahan
timbul dikalangan masjarakat luas. Opposisi didjalankan sebagai
suatu hobby; opposisi didjalankan hanja untuk mendjatuhkan lawan
politik dengan tudjuan menggantikannja. Lebih djauh faktor itu
mengakibatkan lemahnja kedudukan kita diforum politik Interna
sional.
Pada waktu ini, semendjak 5 Djuli 1959, ketika bangsa Indo
nesia dengan tegas kembali ke U.U.D. 1945, stabilisasi dan keaman
an dalam negeri sudah sampai ketaraf jang memungkinkan pelak
sanaan pembangunan semesta berentjana. Situasi politik sedjak ta
hun 1959 membuka pintu kearah itu.
b. Faktor psychologis
Tekanan ekonomi, kegontjangan politik pertentangan ideologi
dan akibat revolusi bersendjata masih sangat berkesan pada kaum
Buruh, Tani dan Pemuda serta potensi nasional lainnja ditambah
pula dengan politik adudomba imperialisme jang dengan sadar atau
tidak, telah dilaksanakan djustru oleh gembong2 politik, mengakibat
kan Rakjat diam dalam seribu bahasa dalam perdjuangan menjele
saikan Revolusi. Mereka bersikap menanti, atau apatis dalam meng
hadapi pekerdjaan pembangunan. Faktor psychologis ini akan dapat
dihidupkan kembali dengan melaksanakan pembangunan semesta.
c. Faktor Pendidikan
Sistim pendidikan jang sebagian besar menurut dasarnja masih
107
mempergunakan sistim lama, jaitu sistim pendidikankolonial sudah
tidak sesuai lagi dengan tuntutan nasional.
Pendidikan jang diberikan setjara umum itu memang memberi
kan pengetahuan kepada seseorang tentang berbagai matjam ilmu,
akan tetapi sangat terbatas, sehingga sukar untuk menudju kepada
differensiasi, dimana tiap2 bidang ilmupengetahuan ada ahli 2nja.
Tidak adanja literatur jang bernilai tinggi bagi para pemuda kita,
pun telah menjebabkan unsur2 jang baik dan tenaga kreatif dalam
kebudajaan kita itu mendjadi samar.
Semua ini telah menambahkan kekurangan keahlian dikalangan
bangsa kita jang seharusnja diadalam Masa Pembangunan ini meme
gang peranan penting. Pada hal pembangunan semesta dan beren
tjana sangat memerlukan tenaga ahlipembangunan jang kini sangat
terbatas djumlahnja. Tetapi pembangunan tak boleh ditangguhkan
karena djumlah ahlipembangunan jang terbatas itu. Melainkan kita
harus bersemangat : Sambil membangun akan memperkaja keachli
an dengan penaaaman jang dibutuhkan untuk melandjutkan pem
bangunan.
Sekolah teknik hendaklah ditindjau kembali dan diarahkan ke
pada penanaman tenaga pembangunan jang ahli dan berdjiwa 1945.
A. Faktor Administrasi Negara
Dalam pembangunan raksasa, maka organisasi dan administrasi
pun menentukan berhasil atau tidaknja pelaksanaan dari sesuatu
planning. Walaupun planning itu telah disusun dengan sebaik 2nja,
serapih2nja, akan tetapi dengan organisasi dan administrasi jang
tidak teratur dan tepat, maka rentjana itu mungkin akan menemui
kegagalan dalam pelaksanaan. Oleh karenanja faktor itu harus di
djalankan dengan baik disemua instansi dan/atau lembaga jang
meneatur dan melakukan kebidjaksanaan politik, ekonomi dan so
sial bagi masjarakat. Birokrasi jang berlebih 2an jang meradjalela
diinstansi Pemerintah, mengakibatkan pekerdjaan jang seharusnja
dapat diselesaikan dalam waktu sehari, mendjadi berbulan2.
Mismanagement dan korupsi pun merupakan suatu kebobrokan
atau faktor penghalang dalam suatu masjarakat jang disebabkan
kurangnja ahli2 terutama dalam bidang administrasi kenegaraan.
Penempatan tenagaahli pada Dewan Perantjang Nasional dan pe
laksanaan perantjangan pembangunan harus dipertimbangkan dari
sudut bakat, ketjakapan dan keahlian, jang dibutuhkan.
e. Penghidupan potensi Rak jjat
Pembangunan semesta dan berentjana baru terdjamin akan ber
hasil baik, apabila pembangunan itu tidak sadja mempunjai tudjuan
untuk membentuk masjarakat jang adil dan makmur, tetapi djuga
harus didukung oleh Rakjat sendiri jang diikutsertakan dalam me
njusun, mengesahkan, menilai, mengawasi dan melaksanakan pem
bangunan itu.
Sangatlah penting faktor potensi Rakjat, jang harus dihidup
kan untuk snendjamin terlaksananja overall planning dengan hasil
jang diharapkan. Dalam hal pengerahan tenagabenda, baik berupa
uang ataupun bahan pembangunan, harus lebih dahulu dikerahkan
108
jang ada ditanah air kita, dan sesudah itu apabila tak tjukup baru
difikirkan pentjarian tenaga, benda dari luar negeri. Begitu pula,
untuk menaikkan potensi Rakjat, supaja dapat berhemat tenaga
dan berhematwaktu dalam melaksanakan pembangunan, maka ha
ruslah Dewan Perantjang Nasional menindjau sedalam 2nja dan me
nundjukkan djalan setjara konkrit, bagaimana pada hari depan te
naga Rakjat dapat dikerahkan untuk pelaksanaan Pembangunan jang
harus berhasil baik itu.
f Faktor tjampurtangan negara asing
Kalau faktor2 jang dikemukakan diatas tadi merupakan faktor 2
jang tumbuh didalam negeri, maka faktor2 lain dari luar negeripun
banjak mempengaruhi djalannja pembangunan dinegara kita jang
masih muda ini. Satu diantara faktor2 jang datangnja dari luar ne
geri, ialah faktor tjampurtangannja negara2 asing terhadap per
soalan dalam negeri kita.
Sesudahnja selesai perang dunia kedua, maka tmbullah dua
,,matjam stabilisasi" didunia ini, jaitu stabilisasi kapitalisme dan
stabilisasi sosialisme. Ketenangan jang ditimbulkan oleh stabilisasi
ini hanja untuk sementara sadja, karena kedua belah pihak selalu
bertentangan antara satu sama lain. Kalau stabilisasi kapitalisme
jang ditjudjukan untuk kepentingan finanskapitalis mengandung
pertentangan diantara sesama negara2 imperalisme dan diantara
negara 2 imperialisme dengan rakjat 2 djadjahan, maka stabilisasi
sosialisme mengandung konsolidasi, kedalam dan keluar.
Untuk mengimbangi stabilisasi sosialisme ini, maka negara2 im
perialis dengan berbagai matjam djalan telah mengusahakan mem
pengaruhi negara 2 setengah djadjahan dan jang baru mendapatkan
kemerdekaannja, terutama dengan menanamkan modal monopolinja
dan mengikatnja dengan pakta 2 militer jang tidak boleh tidak me
ngandung kerugian besar dipihak negara setengah djadjahan atau
jang baru menerima kemerdekaannja. Timbullah kekatjauan2 dibi
dang ekonomi, politik dan sosial dan hal ini membawakan kesempat
an bagi negara 2 imperialis untuk mengadakan tjampurtangan jang
langsung terhadap persoalan dalam negeri dari negara 2 tersebut.
Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin pem
bentukan masjarakat adil dan makmur, jang lepas dari pada tin
dasan imperialisme dan kolonialisme berupa apapun.
Demikianlah diantaranja faktor 2 jang telah menimbulkan peng
hambatan bagi pembangunan semesta negara kita ini.
Disamping faktor2 tersebut diatas sumber potensipun tidak da
pat dibulatkan, karena tudjuan jang dapat diterima setjara bulat oleh
masjarakat tidak ada. Orientasi golongan2 tidak tertudju ke dalam,
tetapi tertudju keluar atau tudjuan diumbangambingkan oleh pihak
luar. Tidak sadja terdapat perbedaan dalam tudjuan, tetapi djuga
dalam tjara mentjapai tudjuan terdapat pula paham jang
bertentangan.
Hal lain jang menghambat pembangunan selama ini ialah si
kap pribadi para petugas terhadap pembangunan. Inisiatip mem
bangun dari pihak lain begitu birocratis diladeni, sehingga terbuang
109
banjak waktu jang sangat berharga jang sering2 mematikan ke
mauan sehat membangun sikap petugas jang seharusnja mendjadi
pendorong pembangunan mendjadi pembunuh pembangunan.
Kekuasaan jang ada jang dimaksud sebagai pendorong pem
bangunan disalah gunakan mendjadi pembunuh semangat pemba
ngunan. W,aktu persiapan sesuatu projek pembangunan umumnja
sangat lama disebabkan sikap petugas 2.
Selandjutnja perlu disinjalir pengaruh buruk politik,jang telah
memasuki semua lapangan hidup bangsa Indonesia, djuga dunia
petugas. Mereka diumbangambingkan oleh berbagai madjikan :
madjikan partai, madjikan Pemerintah dan madjikan diluar negeri.
Tjara berpikir inilah sumber dari kelemahan petugas.
Disamping segala itu terdapat pula satu gedjala jang terletak
dihampir semua lapangan petugas. Didalam pimpinan sangat se
dikit tenaga jang berani mengambil keputusan, jang berani ber
tanggung djawab atas akibat suatu keputusan.
Dengan keputusan sadja, pembangunan belum berdjalan. Jang
iliperlukan lagi ialah kesanggupan mentjiptakan dan mendorong
aparatur jang mampu mendjalankan keputusan tersebut.
Disamping itu pihak lain jang berkepentingan dalam pemba
ngunan sering melupakan kepentingan negara, kepentingan nasio
nal. Hal ini dikorbankan untuk kepentingan sendiri, malahan sering
terdjadi, bahwa projek pembangunan dipakai sebagai kedok mentjari
keuntungan ilegal untuk diri sendiri dengan merugikan negara. Fak
tor moral diatas menjebabkan kemahalan pembangunan.
Hal ini lain lagi jang mempersulit pembangunan kita dizaman
jang lampau ialah perentjanaan jang bersimpang siur, bahkan se
ring berlawanan. Keadaan demikian disebabkan karena tidak ada
nja koordinasi diantara jang bertanggung djawab. Tidak ada koor
dinasi horizontal dan vertikal.
Dengan adanja Biro Perantjang Negara jang mentjiptakan
Rentjana lima tahun telah ada kemadjuan jang sangat besar.
Bangsa Indonesia telah mendapat didikan berpikir : membangun
setjara berentjana.
Rentjana lima tahun tersebut telah mengumpulkan beberapa
rentjana keinginan jang penting dari berbagai pihak dinegara kita.
Jang sangat disajangkan ialah bahwa pelaksanaan rentjana ter
sebut tidak didjamin. Keuangan tidak disediakan, kewadjiban untuk
melaksanakan tidak diadakan dan demikian djuga tidak ada sangsi
terhadap jang alpa melaksanakannja. Kekurangan lain ialah tidak
adanja badan pengawas dan penilai.
Djika kita memperhatikan pembangunan dinegara tetangga
kita jang bersamaan mentjapai kemerdekaannja dengan kita dan
tidak mempunjai sumber 2 kekajaan sebanjak kita miliki, maka In
donesia sudah dapat dinilai ketinggalan dua kali djauh. Sering kita
memaafkan segala sesuatu ketinggalan pada revolusi jang kita la
kukan. Hal demikian adalah tindjauan negatip.
Bangsa Indonesia harus menapsirkan revolusi setjara positip.
Iklim revolusi jang begitu hebat potensinja melawan Belanda dalam
segala bidang kehidupan harus dapat ditranformir dan dilandjut
kan dalam bidang pembangunan. Disinilah kuntji kegagalan pem
110
bangunan. Revolusi hanja ditindjau sebagai alatmenghantjurkan
pendjadjahan dan tidak diteruskan menindjaunja sebagai alat mem
bangun bangsa dan negara.
Disinilah terletak tantangan baru pembangunan pada pemimpin
pemimpin bangsa Indonesia.
§ 75. Sedjarah kegagalan pembangunan di Indonesia sesudah penolehan
selajang pandang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Kita tidak mempunjai tudjuan pembangunan jang djelas de ngan
tjara membangun jang ditentukan. Masing2 mentafsirkannja
menurut faham sendiri 2.
b. Kita tidak tjukup memiliki modal, skill dan industri berat dan
dasar.
c. Kita kurang memperhatikan landasan mental dan moral untuk
pembangunan.
d. Kita tidak mempunjai perentjanaan jang sempurna dikoordi nasi
serta djaminan dan pengawasan pelaksanaan dan penilaian hasil
pembangunan.
e. Sepuluh tahun kerugian harus menginsjafkan seluruh bangsa
Indonesia untuk berpikir tjara agar sanggup menempuh djalan
lain.
111
Pada waktu bangsa Indonesia akan xnemulai pelaksanaan Rentjana I Pembangunan Nasional Semesta Berentjana, maka perlu kita
menoleh kebelakang dan membuat perhitungan apakah jang sudah
dibangun oleh Bangsa Indonesia, sedjak ia memproklamasikan kemerdekaannja, jaitu selama hampir 15 tahun.
Dalam mengukur waktu, lebih tepat untuk memakai ukuran
waktu 10 tahun, jaitu dari tahun 1950-1960, karena waktu 1945 –
1950 tidaklah mungkin diperhitungkan sebagai waktu pembangunan,
karena masa itu adalah masa pergolakan bersedjarah jang se-hebat 2 nja.
Semua potensi pada waktu itu ditudjukan untuk melawan pendjadjahan Belanda. Pada masa itu kita lebih banjak merusak dari
pada membangun.
Apakah jang kita bangun dalam djangka 10 tahun tersebut ?
Sebelum mendjawab pertanjaan ini perlu diketahui, bahwa pada
tahun 1950 kerusakan amat besar didalam negara kita, sebagai
akibat perang dunia ke II dan revolusi. Sebaliknja semangat membangun masjarakat sangat besar sesudah menikmati kemerdekaannja. Tetapi walaupun demikian, bukti2 pembangunan selama 10
tahun jang lampau tidaklah sangat banjak, ketjuali dalam satu dua
lapangan. Bukti pembangunan itu diberbagai lapangan adalah sebagai berikut :
92
1. PRODUKSI BERAS DI INDONESIA
Tahun
Produksi
dalam
Indeks
(1950
100)
Naik (+) atau turun (-)
dari tahun ke tahun
1.000 kg.
1.000 kg.
1950
5.785.289
100
1951
5.984.270
103,4
1952
6.386.244
110,4
1953
7.031.805
121,5
1954
7.530.392
130,2
1955
7.216.184
124,7
1956
7.309.405
126,3
1957
7.338.455
126,8
1958
7.672.185
132,6
1959 1) 7.949.963
137,4
1) = Angka2 sementara
Sumber : Biro Pusat Statistik.
+ 198.981
+ 401.974
+ 645.561
+ 498.587 _
- 314.280
+ 93.221
+ 29.050
+ 333.730
+ 277.778
+ 3,4
+ 6,7
+ 10,1
+ 7,1
- 4,2
+ 1,3
+ 0,4
+ 4,5
+ 3,6
2. PRODUKSI KARET ALAM DI INDONESIA (x 1000 kg) ,
Tahun
Karet
perkebunan
Karet
rakjat
D umlah
Indeks
(1951 ~ 100)
1951
226.383
595.187
819.570
100,
1952
299.387
497.403
796.790
97,2
1953
309.185
418.899
728.084
88,8
1954
288.188
517.444
805.632
98,3
1955
266.588
506.797.
773.385
94,4
1956
265.994
455.943
721.937
88,1
1957
258.494
479.384
737.878
90,0
1958
244.708
450.584
695.292
84,8
1959 1)
225.736
478.884
704.620
86,0
1) =
Angka2 sementara.
Tjatatan : Produksi karet rakjat disusun untuk keperluan Panitya.
Rubber Study Group Indonesia.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
93
3. PRODUKSI TEMBAKAU DI INDONESIA
(x 1000 kg.)
Tahun
Tembakau
perkebunan
Tembakau
rakjat
1951
7.932
1952
7.882
1953
10.391
1954
7.453
1955
7.005
1956
6.972
1957
8.504
1958
5.736
1.959
7.5002)
2
1 ) = Angka sementara
2) = Taksiran
Sumber : Biro Pusat Statistik.
47.670
64.526
45.980
59.691
42.336
53.896
68.453
61.1701)
70.8372)
Djumlah
55.602
72.408
56.371
67.144
49.341
60.868
76.957
66.906
78.3372)
Indeks
(1951 = 100)
100,
130,2
101,4
120,8
88,7
109.5
138,4
120,3
149,9
4. PRODUKSI KOPRA DI INDONESIA
Tahun
Kopra
perkebunan
Kopra
rakjat
1951
16.608
722.813
1952
15.218
1.119.312
1953
18.062
948.105
1954
19.169
1,.201.757
1955
16.245
1.039.106
1.956
20.090
997.736
1957
19.815
1.092.779
1958
7.198
1.048.696 1)
1959
15.0002)
1.085.887 2)
1 ) = Angka2 sementara
2) = Ta ks i r a n
Sumber : Biro Pusat Statistik.
94
Djumlah
739.421
1.134.528
966.167
1.220.926
1.055.351
1.017.826
1.112.594
1.100.8942)
1.100.8872)
Indeks
(1951 = 100)
100,
153,4
1.30,7.
165,1
142,7
137,7
150,5
142,8
148,9
5. PRODUKSI MINJAK TANAH MENTAH, GAS TANAH
DAN BATUBARA
Tahun Minjak tanahmentah
Gastanah
Batu bara
x 1000 kg. 1950=100 x 1000 kg. 1950 =.100
1950
6.816.210
100
1.020.801
1951
8.092.717
119
1013.497
1952
8.523.395
125
1.379.186
1953
10.225.321
150
1.762.707
1954
10.775.223
158
2.041.418
1955
11.730.342
172
2.461.892
1956
12.730.160
187
2.638.570
1957
15.468.437
227
2.798.480
1958 1)
16.109.614
236
2.693,218
1959 1)
18.218.270
267
2.877 344
2
1) Angka sementara
Sumber : Biro Pusat Statistik
Djawatan Pertambangan.
100
99
135
173
200
241
258
274
264
282
x 1000 kg. 1950 =
100
804.435
867.716
968.939
897.331
899.864
813.667
828.239
717.287
603.432
637.621
100
108
120
112
112
101
103
89
75
79
6. MINJAK TANAH MENTAH JANG DIOLAH
Djumlah
Indonesia
Tahun
x 1000 kg. 1950= 100
1950
1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958 1)
1959 1)
7.521.693
8.649.968
9.690.833
10.341.510
10.572.271
11.046.143
1.1.025.411
11.715.624
10.947.250
11.963.769
100
115
129
136
141
147
147
156
146
159
Diantara mana
Negeriz lain
x 1000 kg. 1953=100 x 1000 kg. 1953=100
...........
...............
................
7.937.418
8.407.503
8.419.806
8.108.138
8.046.933
8.327.766
9.851.813
100
106
106
102
101
105
124
........
.........
.........
2404.092
2164.768
2.626.357
2.917.263
3.668.691
2.619.484
2.111.956
100
90
109
121
153
109
88
1 ) Angka2 sementara.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djawatan Pertambangan.
95
Bensin
Tahun
x 1000 kg. 1950.
100
1950
1.999.036
100
1951
2.173.870
100
1952
2 224.753
1953
2.215.458
111
1954
2.167.653
108
1955
2.280.800
114
1956
2.168.529
108
1957
2.142.725
107
1958*) 2.115.931
106
1959*) 2.229.814
112
*) Angka2 Sementara
7. HASIL2 PENGOLAIIAN MINJAK TANAH MENTAH
Bensin
Kerosin 2)
Minjak
penerbangan
Berat3)
x 1000 kg. 1950.
x 1000 kg.
100
155.923
100
879.176
231.908
149
1.031.410
375.244
241
1.141.353
384.547
247
1.256.174
297.951
191
1.442.622
291.238
187
1.638.188
271.883
174
1.654.990
280.088
187
1.668.442
215.244
138
1.575.969
170.258
109
1.640.222
2)
Termasuk turpene.
1950.
100
100
117
130
143
164
186
188
190
179
187
x 1000 kg. 1950
x 1000 kg. 1950
100
100
4.045.550
100
44.447
100
4.698.166
116
92.053
207
5.249.689
130
101.354
228
5.699.936
141
111.784
252
5.841.334
144
118.847
267
6.000.765
148
121.946
274
6.072.223
150
105.568
278
6.727.084
166
92.897
209
6.145.969
152
90.086
203
6.834.945
169
101.805
229
3)
Residu, solar dan diesel.
8. HASIL2 PENGOLAHAN MINJAK TANAH MENTAH (LANDJUTAN)
Aspal dan
Hasil 2 lain
Djumlah
Tahun
cutback
x 1000 kg. 1950. x 1000 kg. 1950.
x 1000 kg. 1950
100
100
100
1950
27.663
100
221.930
100
7.373.725 100
1951
27.407
99
244.915
110
8.499.789 115
1952
29.275
106
445.161
201
9 566.829 130
1953
30.133
109
491.978
222
10.190.010 138
1.954
34.411
124
508.844
229
10.411.662 141
1955
34.109
123
512.662
231
10.879.808 148
1956
35.404
128
534.712
241
10.847.299 147
1957
41.466
150
603.398
272
11.536.100 157
19581)
29.839
108
636.369
287
10 809.407 147
19591)
29.358
106
800.599
361
11.807.001 160 1 ) Angka2 sementara
Was dan
parafin
Susut
x 1000 kg. 1950
100
147.968
100
150.179
101
124.004
84
151500
102
160.609
109
166.335
112
182.102
123
178.524
121
137.843
93
156.768
106
Sumber : Biro Pusat Statistik Djawatan Pertambangan.
9. KAPASITET PERUSAHAAN LISTRIK UMUM
(dalam kilowatt)
Tahun
Hydro
1952
101.160
X953
106.832
954
102.887
1955
133.274
1956
126.030
1957
130.699
1958
131.532
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Thermo
Djumlah
indeks
1952 =100
83.443
98.361
111.854
108.871
129.920
135.488
134.222
184.603
100
205.193
214.741
242.145
255.950
266.187
265.754
111,1
116,3
131,2
138,6
144,2
144
10. LISTRIK JANG DIBANGKITKAN OLEH PERUSAHAAN LISTRIK
UMUM
(dalam 1000 Kwh).
Tahun
Listrik jang
dibangkitkan
Indeks,
19 52 = 1 00
1952
692.904
1953
718.513
1954
795.672
1955
863.433
1956
894.427
1957
983.349
1958
1.021.757
Sumber : Biro Pusat Statistik.
100
103,7
114,8
124,6
129,1
141,9
147,5
11. PEMBAGIAN PEMAKAIAN LISTRIK.
(dalam 1000 Kwh).
Tahun
Listrik jang
dibangkitkan
oleh perusahaan industri
umum
Listrik jang
dibangkitkan
oleh perusahaan industri
1956
894.427
65.797
1957
983.439
94.138
Sumber : Biro Pusat Statistik.
97
Listrik jang
dibangkitkan
oleh pabrik
perkebunan
129.539
135.145
Djumlah
1.089.763
1.212.632
Indeks
1956 = 100
100
113,3
12. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR MAKANAN DAN
MINUMAN
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
328
1955
389
1956
449
1957
592
1958
719
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
27.083
29.800
29.198
34.791
......
Rata2 tiap
Indeks
Perusahaan 1954 100.
83
77
65
59
...
100
92,7
78,3
71,0
......
13. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR TEMBAKAU
Tahun
Djumlah
Djumlah
254
1955
247
1956
337
1957
361
1958
407
Sumber : Biro Pusat Statistik
Indeks
Perusahaan 1954 = 100.
Perusahaan
1954
Buruh
Rata2 tiap
54.674
70.084
80.952
85.972
......
215
284
240
238
......
100
132,1
111,6
110,7
......
14. PERU SAHAAN 2 I ND US TR I BESAR T EKST IL DAN
PAKAIAN
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
415
1955
406
1956
444
1957
444
1958
427
Sumber : Biro Pusat Statistik
98
Djumlah
64.252
61.179
64.544
65.339
......
Rata2 tiap
Indeks
Perusahaan 1954 = 100.
155
151
150
147
........
100
97,4
96,8
94,8
......
15. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR KAJU DAN MEBEL
Buruh
Tahun
1954
1955
1956
1957
1958
Djumlah
Perusahaan
Djumlah
67
216
257
241
245
7.840
12.719
13.736
11.991
......
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954 = 100.
117
59
53
50
...
100
50,4
45,3
42,7
......
Sumber : Biro Pusat Statistik.
16. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR KERTAS DAN
PERTJETAKAN
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
206
1954
1955
325
1956
328
1957
294
1958
330
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954 = 100.
21.539
25.276
25.220
24.618
......
105
78
77
84
.......
100
74,3
73,3
80,0
.......
17. PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR KARET DAN KIMIA
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
223
1954
1955
291
1956
344
1957
389
1958
399
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
Rata2 tiap
Penisahaan
Indeks
1954 = 100.
33.576
38.566
42.577
45.686
......
151
133
124
117
...
100
88,1
82,1
77,5
.....
99
2
18. PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR TANAH LIAT,
GELAS DSB.
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
68
1955
94
1956
106
1957
112
1958
122
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
11.355
12.474
12.277
12.986
......
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954 = 100.
167
133
116
116
100
79,6
69,5
69,5
......
19. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR BARANG 2 LOGAM
Buruh
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
62
1955
81
1956
135
1957
147
1958
152
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djumlah
7.760
9.267
10.522
11.757
......
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954= 100.
125
114
78
80
100
91,2
62,4
64,0
......
20. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR MESIN DAN
MESIN LISTRIK
B u r u h
Tahun
Djumlah
Perusahaan
1954
46
1955
57
1956
118
1957
125
1958
131
Sumber : Biro Pusat Statistik.
100
Djumlah
Rata2 tiap
Perusahaan
6.961
8.214
9 681
10.053
......
151
144
82
80
...
Indeks
1954 = 100.
100
95,4
54,3
53,0
......
21. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR ALAT 2
PENGANGKUTAN
Buruh
Djumlah
Perusahaan
Tahun
Djumlah
1954
64
1955
128
1956
140
1957
136
1958
165
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Rata2 tiap
Perusahaan
Indeks
1954 = 100.
310
140
125
125
19.829
17.972
17.538
16.995
......
100
45,2
40,3
40,3
22. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR LAINNJA
Buruh
Djumlah
Perusahaan
Tahun
1954
1955
1956
1957
1958
87
218
241
253
267
Sumber :
Djumlah
Rata2 tiap
Perusahaan
8.417
16.732
17.697
18.525
......
97
77
93
73
Indeks
1954 100.
100
79,4
75,3
75,3
......
Biro Pusat Statistik.
23. DJUMLAH PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR
Perusahaan
Tahun
1954
1955
1956
1957
1958
Djumlah
1.820
2.453
2.884
3.094
3.364
Buruh
Indeks
Indeks
1954 = 100 Djumlah 1954 = 100
329,7
444,4
522,5
560,5
......
263.286 283,6
302.294 325,7
323.942 349
338.711 364,9
....
......
Rata2 tiap
perusahaan
145
123
112
109
.....
Indeks.
1954 = 100
100
84,8
77,2
75,1
.....
Sumber : Biro Pusat Statistik.
101
24. DJUMLAH TRUCK, TERMASUK PICK-UP
Tahun
Sanjaknja
1951 = 100
1951
1952
21.649
27.085
100
1953
27.767
128
1954
41.751
193
1955
43.128
199
1956
44.901
207
1957
51.410
238
1958
44.843
207
125
Sumber : Djawatan Lalulintas Darat dan sungai
(Departemen Perhubungan).
25. DJUMLAH LOKOMOTIP DAN KERETA
Kereta2
Lokomotip
Tahun
Djum. 1951=100
Djum. 1951=100
Kereta 2 barang
Djum. 1951=100
1951
1952
940
1.004
100
107
2.627
100
22.083
100
2.741
104
23.560
107
1953
1.045
111
2.813
107
23.282
105
1954
1.063
113,1
3.024
115,1
23.925
108
1955
' 1.065
113,3
3.041
115,8
23.127
105
1956
1.066
113,4
3.033
115,5
23.169
105
1957
1.093
116
3.085
117
23.386
106
1958
1.125
120
3.136
119
22.988
104
Sumber : D.K.A. dan D.S.M.
102
Pesawat t e r b a n g
Tahun Convair Dakota DC 3 Heron Catalina Djumlah 1951
1952
8
22
1953
1954
1955
1956
1957
1958
8
16
16
16
16
19
22
22
14
14
6
20
20
6
6
6
14
14
36
36
58
44
36
36
39
100
100
100
161
122
100
100
108
Sumber : Garuda Indonesian Airways.
27. PELAJARAN INTERINSULAR (ANTAR PULAU)
OLEH K.P.M. DAN P E L N I
Tahun
Pelni 1)
1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958
Banjaknja GWT
kapal
...
21
45
51
44
46
50
57
......
20.450
36.750
51.100
36.400
46.300
58.020
87.007
KPM 2)
Djumlah
Banjaknja
kapal
G.W.T.
116
111
98
100
98
96
...
...
185.945
178.460
170.065
184.881
187.306
190.547
.........
.........
Kapal
GWT
116
132
143
151
142
142
50
57
185.945
198.910
206.815
235.981
223.706
236.847
58.020
87.007
1951-100.
kapal G.W.T.
100
114
123
130
122
122
43
49
100
107
111
127
120
127
Sumber : Departemen Pelajaran.
Tjatatan : G W T = G r o s s w e i g h t t o n
(1) Sedjak tahun 1954 termasuk kapal jang dicharter.
(2) Termasuk kapal jang dicharter
103
Angka2 index harga 19 bahan makanan di Djakarta menaik
dari 100 (1954) hingga hampir 400 (Desember 1.960).
Dalam Sektor produksi berdasarkan index (100) untuk 1950
terlihat kemunduran sebagai berikut:
1. Kemunduran dalam volume produksi, karet dan batubara
Produksi
2.
3,
1950
1957/1958
a. Karet
100
86
b. Batubara
100
79
Kemunduran dalam djumlah pernsahaan industri besar
1957/1958
100
75,1
Kemunduran dalam djumlah buruh industri besar
Buruh industri besar :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
104
1950
Makanan dan Minuman
Tekstil dan pakaian
Kaju dan mebel
Kertas dan pertjetakan
Karet dan kimia
Tanah liat, gelas, dsb.
Barang 2 logam
Mesin/ listerik
Alat 2 pengangkutan
Lain2nja
1950
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
1957/1958
71
94,8
42,7
80
77,5
69,5
64
53
40,3
75,3
Sebaliknja harus diakui, bahwa didalam Negara kita ada pula
hasil 2 jang njata ditjapai, seperti terlihat dibawah ini :
Lapangan
a.
Th. 1960
Lapangan pendidikan :
(1) Sekolah Rendah
Murid
(2) Sekolah Menengah
Murid
(3) Akademi
Mahasiswa
(4) Perguruan Tinggi
Fakultas
Mahasiswa
(5) Pemberantasan buta
huruf (antara umur
13 th. – 45 th.)
b.
Th. 1950
:
:
:
:
:
:
24.775
4.977.304
951
139.213
47
1.164
29.892
6.597.090
2.113
414.780
134
7.636
:
:
17
435
46
32.614
:
+ 90%
45%
:
:
:
664
63.080
3.020
768
70.624
4.326
Lapangan Kesehatan
(1) Rumah Sakit
Tempat Tidur
(2) Poliklinik
(3) T.B.C.
Jang diperiksa
Jang disuntik
(4) Frambosia
Unit kerdja
Ketjamatan jang
dilindungi
Warga jang dilindungi
Djumlah orang jang
diperiksa
Djumlah orang jang
disuntik
(5) Balai Kesedjahteraan
Ibu dan Anak
(a) Bidan
Pengundjung Balai
(b) Sekolah Assisten
Apoteker
Tamatan
:
:
22,2 djuta orang
6,5 djuta orang
:
0
:
:
0
0
1.611
1.560
52 djuta orang
:
143 djuta
:
9 djuta
:
:
:
:
:
387
210
57.292
2.335
1.300
1.482.915
14
1.533 orang
105
Lapangan
( 6 ) Sekolah Analis
Tamatan
(7) Sekolah Mantri
Djuru Rawat
Tamatan
(8) Sekolah Perawat
Tamatan
(9) Sekolah Bidan
Tamatan
c.
0
5
346 orang
40
98
8.646
3
25
1.751
40
2.028
7
Lapangan Sosial.
(1) Bimbingan Kader Sosial
untuk Desa
250
70.000
(2) Lembaga Sosial Desa
0
13.847
(3) Tempat Pembudajaan
Suku terasing
0
15
157
138
54
145
1
11
(4) Panti2 Asuhan
(5) Panti Karya
(6) Rehabilitasi Tjatjat
(7) Panti Pengasuhan
Wanita
(8) Pilot Projek Rehabili
tasi orang gelandangan :
(9) Tempat Rehabilitasi
Wanita sesat
(10) Gedung2 Panti asuhan
didirikan oleh Dana
Bantuan
106
th. 1960
th. 1950
4
24
0
6
0
16
4
343
§ 74. Sebab dan kurangnja pembangunan didalam decennia Jang
hampir lampau adalah beraneka warna. Banjak diantaranja adalah
faktor2 jang ol5jektip jang terdapat pada semua Negara jang kurang
madju. Seperti kekurangan modal, skill, industri berat dan industri
pada umumnja. Sebab jang lain ialah, bahwa sebagian dari waktu itu
dipergunakan untuk mengalihkan pengurusan Negara beserta segala
kegiatan 2nja dari tangan asing pada tangan kita sendiri.
Pada waktu jang lampau terdapat kesempatan2 jang baik sekali:
sajang tidak dipergunakan dengan baik, misalnja diwaktu harga 2
ekspor barang kita tinggi.
Indonesia memperoleh banjak devizen luar negeri, tetapi uang
tersebut tidak dipergunakan dengan sebaik2nja.
Dalam perdjalanan sedjarah bukan tidak ada semangat mem
bangun, bukan tidak ada rentjana pembangunan. Rakjat tetap ber
semangat membangun; djawatan memiliki rentjana, malahan ka
dangkadang sangat ambitieus, tetapi factor2 penghambat pemba
ngunan demikian besar, hingga sukar diatasi.
a. Faktor politis
Pelaksanaan pembangunan seharusnja berlangsung atas stabili
sasi dibidang politik, sehingga pelaksanaannja itu tidak terbentur
pada seringkali diadakannja pergantian program Pemerintah jang
mungkin sekali berlainan dengan program jang semula, bahkan
mungkin bertentangan dengan jang telah dilaksanakan.,Akan tetapi
praktek membuktikan sebaliknja. Dalam kehidupan politik Negara
kita sedjak Proklamasi Kemerdekaan, belum pernah ditjapai stabi
lisasi jang kuat dan kokoh sehingga hampir setiap tahun, bahkan
kadang2 kurang dari setahun kabinet sudah berganti. Perpetjahan
timbul dikalangan masjarakat luas. Opposisi didjalankan sebagai
suatu hobby; opposisi didjalankan hanja untuk mendjatuhkan lawan
politik dengan tudjuan menggantikannja. Lebih djauh faktor itu
mengakibatkan lemahnja kedudukan kita diforum politik Interna
sional.
Pada waktu ini, semendjak 5 Djuli 1959, ketika bangsa Indo
nesia dengan tegas kembali ke U.U.D. 1945, stabilisasi dan keaman
an dalam negeri sudah sampai ketaraf jang memungkinkan pelak
sanaan pembangunan semesta berentjana. Situasi politik sedjak ta
hun 1959 membuka pintu kearah itu.
b. Faktor psychologis
Tekanan ekonomi, kegontjangan politik pertentangan ideologi
dan akibat revolusi bersendjata masih sangat berkesan pada kaum
Buruh, Tani dan Pemuda serta potensi nasional lainnja ditambah
pula dengan politik adudomba imperialisme jang dengan sadar atau
tidak, telah dilaksanakan djustru oleh gembong2 politik, mengakibat
kan Rakjat diam dalam seribu bahasa dalam perdjuangan menjele
saikan Revolusi. Mereka bersikap menanti, atau apatis dalam meng
hadapi pekerdjaan pembangunan. Faktor psychologis ini akan dapat
dihidupkan kembali dengan melaksanakan pembangunan semesta.
c. Faktor Pendidikan
Sistim pendidikan jang sebagian besar menurut dasarnja masih
107
mempergunakan sistim lama, jaitu sistim pendidikankolonial sudah
tidak sesuai lagi dengan tuntutan nasional.
Pendidikan jang diberikan setjara umum itu memang memberi
kan pengetahuan kepada seseorang tentang berbagai matjam ilmu,
akan tetapi sangat terbatas, sehingga sukar untuk menudju kepada
differensiasi, dimana tiap2 bidang ilmupengetahuan ada ahli 2nja.
Tidak adanja literatur jang bernilai tinggi bagi para pemuda kita,
pun telah menjebabkan unsur2 jang baik dan tenaga kreatif dalam
kebudajaan kita itu mendjadi samar.
Semua ini telah menambahkan kekurangan keahlian dikalangan
bangsa kita jang seharusnja diadalam Masa Pembangunan ini meme
gang peranan penting. Pada hal pembangunan semesta dan beren
tjana sangat memerlukan tenaga ahlipembangunan jang kini sangat
terbatas djumlahnja. Tetapi pembangunan tak boleh ditangguhkan
karena djumlah ahlipembangunan jang terbatas itu. Melainkan kita
harus bersemangat : Sambil membangun akan memperkaja keachli
an dengan penaaaman jang dibutuhkan untuk melandjutkan pem
bangunan.
Sekolah teknik hendaklah ditindjau kembali dan diarahkan ke
pada penanaman tenaga pembangunan jang ahli dan berdjiwa 1945.
A. Faktor Administrasi Negara
Dalam pembangunan raksasa, maka organisasi dan administrasi
pun menentukan berhasil atau tidaknja pelaksanaan dari sesuatu
planning. Walaupun planning itu telah disusun dengan sebaik 2nja,
serapih2nja, akan tetapi dengan organisasi dan administrasi jang
tidak teratur dan tepat, maka rentjana itu mungkin akan menemui
kegagalan dalam pelaksanaan. Oleh karenanja faktor itu harus di
djalankan dengan baik disemua instansi dan/atau lembaga jang
meneatur dan melakukan kebidjaksanaan politik, ekonomi dan so
sial bagi masjarakat. Birokrasi jang berlebih 2an jang meradjalela
diinstansi Pemerintah, mengakibatkan pekerdjaan jang seharusnja
dapat diselesaikan dalam waktu sehari, mendjadi berbulan2.
Mismanagement dan korupsi pun merupakan suatu kebobrokan
atau faktor penghalang dalam suatu masjarakat jang disebabkan
kurangnja ahli2 terutama dalam bidang administrasi kenegaraan.
Penempatan tenagaahli pada Dewan Perantjang Nasional dan pe
laksanaan perantjangan pembangunan harus dipertimbangkan dari
sudut bakat, ketjakapan dan keahlian, jang dibutuhkan.
e. Penghidupan potensi Rak jjat
Pembangunan semesta dan berentjana baru terdjamin akan ber
hasil baik, apabila pembangunan itu tidak sadja mempunjai tudjuan
untuk membentuk masjarakat jang adil dan makmur, tetapi djuga
harus didukung oleh Rakjat sendiri jang diikutsertakan dalam me
njusun, mengesahkan, menilai, mengawasi dan melaksanakan pem
bangunan itu.
Sangatlah penting faktor potensi Rakjat, jang harus dihidup
kan untuk snendjamin terlaksananja overall planning dengan hasil
jang diharapkan. Dalam hal pengerahan tenagabenda, baik berupa
uang ataupun bahan pembangunan, harus lebih dahulu dikerahkan
108
jang ada ditanah air kita, dan sesudah itu apabila tak tjukup baru
difikirkan pentjarian tenaga, benda dari luar negeri. Begitu pula,
untuk menaikkan potensi Rakjat, supaja dapat berhemat tenaga
dan berhematwaktu dalam melaksanakan pembangunan, maka ha
ruslah Dewan Perantjang Nasional menindjau sedalam 2nja dan me
nundjukkan djalan setjara konkrit, bagaimana pada hari depan te
naga Rakjat dapat dikerahkan untuk pelaksanaan Pembangunan jang
harus berhasil baik itu.
f Faktor tjampurtangan negara asing
Kalau faktor2 jang dikemukakan diatas tadi merupakan faktor 2
jang tumbuh didalam negeri, maka faktor2 lain dari luar negeripun
banjak mempengaruhi djalannja pembangunan dinegara kita jang
masih muda ini. Satu diantara faktor2 jang datangnja dari luar ne
geri, ialah faktor tjampurtangannja negara2 asing terhadap per
soalan dalam negeri kita.
Sesudahnja selesai perang dunia kedua, maka tmbullah dua
,,matjam stabilisasi" didunia ini, jaitu stabilisasi kapitalisme dan
stabilisasi sosialisme. Ketenangan jang ditimbulkan oleh stabilisasi
ini hanja untuk sementara sadja, karena kedua belah pihak selalu
bertentangan antara satu sama lain. Kalau stabilisasi kapitalisme
jang ditjudjukan untuk kepentingan finanskapitalis mengandung
pertentangan diantara sesama negara2 imperalisme dan diantara
negara 2 imperialisme dengan rakjat 2 djadjahan, maka stabilisasi
sosialisme mengandung konsolidasi, kedalam dan keluar.
Untuk mengimbangi stabilisasi sosialisme ini, maka negara2 im
perialis dengan berbagai matjam djalan telah mengusahakan mem
pengaruhi negara 2 setengah djadjahan dan jang baru mendapatkan
kemerdekaannja, terutama dengan menanamkan modal monopolinja
dan mengikatnja dengan pakta 2 militer jang tidak boleh tidak me
ngandung kerugian besar dipihak negara setengah djadjahan atau
jang baru menerima kemerdekaannja. Timbullah kekatjauan2 dibi
dang ekonomi, politik dan sosial dan hal ini membawakan kesempat
an bagi negara 2 imperialis untuk mengadakan tjampurtangan jang
langsung terhadap persoalan dalam negeri dari negara 2 tersebut.
Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin pem
bentukan masjarakat adil dan makmur, jang lepas dari pada tin
dasan imperialisme dan kolonialisme berupa apapun.
Demikianlah diantaranja faktor 2 jang telah menimbulkan peng
hambatan bagi pembangunan semesta negara kita ini.
Disamping faktor2 tersebut diatas sumber potensipun tidak da
pat dibulatkan, karena tudjuan jang dapat diterima setjara bulat oleh
masjarakat tidak ada. Orientasi golongan2 tidak tertudju ke dalam,
tetapi tertudju keluar atau tudjuan diumbangambingkan oleh pihak
luar. Tidak sadja terdapat perbedaan dalam tudjuan, tetapi djuga
dalam tjara mentjapai tudjuan terdapat pula paham jang
bertentangan.
Hal lain jang menghambat pembangunan selama ini ialah si
kap pribadi para petugas terhadap pembangunan. Inisiatip mem
bangun dari pihak lain begitu birocratis diladeni, sehingga terbuang
109
banjak waktu jang sangat berharga jang sering2 mematikan ke
mauan sehat membangun sikap petugas jang seharusnja mendjadi
pendorong pembangunan mendjadi pembunuh pembangunan.
Kekuasaan jang ada jang dimaksud sebagai pendorong pem
bangunan disalah gunakan mendjadi pembunuh semangat pemba
ngunan. W,aktu persiapan sesuatu projek pembangunan umumnja
sangat lama disebabkan sikap petugas 2.
Selandjutnja perlu disinjalir pengaruh buruk politik,jang telah
memasuki semua lapangan hidup bangsa Indonesia, djuga dunia
petugas. Mereka diumbangambingkan oleh berbagai madjikan :
madjikan partai, madjikan Pemerintah dan madjikan diluar negeri.
Tjara berpikir inilah sumber dari kelemahan petugas.
Disamping segala itu terdapat pula satu gedjala jang terletak
dihampir semua lapangan petugas. Didalam pimpinan sangat se
dikit tenaga jang berani mengambil keputusan, jang berani ber
tanggung djawab atas akibat suatu keputusan.
Dengan keputusan sadja, pembangunan belum berdjalan. Jang
iliperlukan lagi ialah kesanggupan mentjiptakan dan mendorong
aparatur jang mampu mendjalankan keputusan tersebut.
Disamping itu pihak lain jang berkepentingan dalam pemba
ngunan sering melupakan kepentingan negara, kepentingan nasio
nal. Hal ini dikorbankan untuk kepentingan sendiri, malahan sering
terdjadi, bahwa projek pembangunan dipakai sebagai kedok mentjari
keuntungan ilegal untuk diri sendiri dengan merugikan negara. Fak
tor moral diatas menjebabkan kemahalan pembangunan.
Hal ini lain lagi jang mempersulit pembangunan kita dizaman
jang lampau ialah perentjanaan jang bersimpang siur, bahkan se
ring berlawanan. Keadaan demikian disebabkan karena tidak ada
nja koordinasi diantara jang bertanggung djawab. Tidak ada koor
dinasi horizontal dan vertikal.
Dengan adanja Biro Perantjang Negara jang mentjiptakan
Rentjana lima tahun telah ada kemadjuan jang sangat besar.
Bangsa Indonesia telah mendapat didikan berpikir : membangun
setjara berentjana.
Rentjana lima tahun tersebut telah mengumpulkan beberapa
rentjana keinginan jang penting dari berbagai pihak dinegara kita.
Jang sangat disajangkan ialah bahwa pelaksanaan rentjana ter
sebut tidak didjamin. Keuangan tidak disediakan, kewadjiban untuk
melaksanakan tidak diadakan dan demikian djuga tidak ada sangsi
terhadap jang alpa melaksanakannja. Kekurangan lain ialah tidak
adanja badan pengawas dan penilai.
Djika kita memperhatikan pembangunan dinegara tetangga
kita jang bersamaan mentjapai kemerdekaannja dengan kita dan
tidak mempunjai sumber 2 kekajaan sebanjak kita miliki, maka In
donesia sudah dapat dinilai ketinggalan dua kali djauh. Sering kita
memaafkan segala sesuatu ketinggalan pada revolusi jang kita la
kukan. Hal demikian adalah tindjauan negatip.
Bangsa Indonesia harus menapsirkan revolusi setjara positip.
Iklim revolusi jang begitu hebat potensinja melawan Belanda dalam
segala bidang kehidupan harus dapat ditranformir dan dilandjut
kan dalam bidang pembangunan. Disinilah kuntji kegagalan pem
110
bangunan. Revolusi hanja ditindjau sebagai alatmenghantjurkan
pendjadjahan dan tidak diteruskan menindjaunja sebagai alat mem
bangun bangsa dan negara.
Disinilah terletak tantangan baru pembangunan pada pemimpin
pemimpin bangsa Indonesia.
§ 75. Sedjarah kegagalan pembangunan di Indonesia sesudah penolehan
selajang pandang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Kita tidak mempunjai tudjuan pembangunan jang djelas de ngan
tjara membangun jang ditentukan. Masing2 mentafsirkannja
menurut faham sendiri 2.
b. Kita tidak tjukup memiliki modal, skill dan industri berat dan
dasar.
c. Kita kurang memperhatikan landasan mental dan moral untuk
pembangunan.
d. Kita tidak mempunjai perentjanaan jang sempurna dikoordi nasi
serta djaminan dan pengawasan pelaksanaan dan penilaian hasil
pembangunan.
e. Sepuluh tahun kerugian harus menginsjafkan seluruh bangsa
Indonesia untuk berpikir tjara agar sanggup menempuh djalan
lain.
111