Jilid-01-Depernas 24-Bab-05

§ 73. BAB 5. Sedjarah Pembangunan
Pada waktu bangsa Indonesia akan xnemulai pelaksanaan Rentjana I Pembangunan Nasional Semesta Berentjana, maka perlu kita
menoleh kebelakang dan membuat perhitungan apakah jang sudah
dibangun oleh Bangsa Indonesia, sedjak ia memproklamasikan kemerdekaannja, jaitu selama hampir 15 tahun.
Dalam mengukur waktu, lebih tepat untuk memakai ukuran
waktu 10 tahun, jaitu dari tahun 1950-1960, karena waktu 1945 –
1950 tidaklah mungkin diperhitungkan sebagai waktu pembangunan,
karena masa itu adalah masa pergolakan bersedjarah jang se-hebat 2 nja.
Semua potensi pada waktu itu ditudjukan untuk melawan pendjadjahan Belanda. Pada masa itu kita lebih banjak merusak dari
pada membangun.
Apakah jang kita bangun dalam djangka 10 tahun tersebut ?
Sebelum mendjawab pertanjaan ini perlu diketahui, bahwa pada
tahun 1950 kerusakan amat besar didalam negara kita, sebagai
akibat perang dunia ke II dan revolusi. Sebaliknja semangat membangun masjarakat sangat besar sesudah menikmati kemerdekaannja. Tetapi walaupun demikian, bukti2 pembangunan selama 10
tahun jang lampau tidaklah sangat banjak, ketjuali dalam satu dua
lapangan. Bukti pembangunan itu diberbagai lapangan adalah sebagai berikut :
92

1. PRODUKSI BERAS DI INDONESIA
Tahun


Produksi
dalam

Indeks
(1950
100)

Naik (+) atau turun (-)
dari tahun ke tahun

1.000 kg.

1.000 kg.

1950
5.785.289
100
1951
5.984.270
103,4

1952
6.386.244
110,4
1953
7.031.805
121,5
1954
7.530.392
130,2
1955
7.216.184
124,7
1956
7.309.405
126,3
1957
7.338.455
126,8
1958
7.672.185

132,6
1959 1) 7.949.963
137,4
1) = Angka2 sementara
Sumber : Biro Pusat Statistik.

+ 198.981
+ 401.974
+ 645.561
+ 498.587 _
- 314.280
+ 93.221
+ 29.050
+ 333.730
+ 277.778

+ 3,4
+ 6,7
+ 10,1
+ 7,1

- 4,2
+ 1,3
+ 0,4
+ 4,5
+ 3,6

2. PRODUKSI KARET ALAM DI INDONESIA (x 1000 kg) ,
Tahun

Karet
perkebunan

Karet
rakjat

D umlah

Indeks
(1951 ~ 100)


1951
226.383
595.187
819.570
100,
1952
299.387
497.403
796.790
97,2
1953
309.185
418.899
728.084
88,8
1954
288.188
517.444
805.632
98,3

1955
266.588
506.797.
773.385
94,4
1956
265.994
455.943
721.937
88,1
1957
258.494
479.384
737.878
90,0
1958
244.708
450.584
695.292
84,8

1959 1)
225.736
478.884
704.620
86,0
1) =
Angka2 sementara.
Tjatatan : Produksi karet rakjat disusun untuk keperluan Panitya.
Rubber Study Group Indonesia.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
93

3. PRODUKSI TEMBAKAU DI INDONESIA
(x 1000 kg.)

Tahun

Tembakau
perkebunan


Tembakau
rakjat

1951
7.932
1952
7.882
1953
10.391
1954
7.453
1955
7.005
1956
6.972
1957
8.504
1958
5.736
1.959

7.5002)
2
1 ) = Angka sementara
2) = Taksiran
Sumber : Biro Pusat Statistik.

47.670
64.526
45.980
59.691
42.336
53.896
68.453
61.1701)
70.8372)

Djumlah

55.602
72.408

56.371
67.144
49.341
60.868
76.957
66.906
78.3372)

Indeks
(1951 = 100)
100,
130,2
101,4
120,8
88,7
109.5
138,4
120,3
149,9


4. PRODUKSI KOPRA DI INDONESIA

Tahun

Kopra
perkebunan

Kopra
rakjat

1951
16.608
722.813
1952
15.218
1.119.312
1953
18.062
948.105
1954
19.169
1,.201.757
1955
16.245
1.039.106
1.956
20.090
997.736
1957
19.815
1.092.779
1958
7.198
1.048.696 1)
1959
15.0002)
1.085.887 2)
1 ) = Angka2 sementara
2) = Ta ks i r a n
Sumber : Biro Pusat Statistik.
94

Djumlah

739.421
1.134.528
966.167
1.220.926
1.055.351
1.017.826
1.112.594
1.100.8942)
1.100.8872)

Indeks
(1951 = 100)
100,
153,4
1.30,7.
165,1
142,7
137,7
150,5
142,8
148,9

5. PRODUKSI MINJAK TANAH MENTAH, GAS TANAH
DAN BATUBARA

Tahun Minjak tanahmentah

Gastanah

Batu bara

x 1000 kg. 1950=100 x 1000 kg. 1950 =.100

1950
6.816.210
100
1.020.801
1951
8.092.717
119
1013.497
1952
8.523.395
125
1.379.186
1953
10.225.321
150
1.762.707
1954
10.775.223
158
2.041.418
1955
11.730.342
172
2.461.892
1956
12.730.160
187
2.638.570
1957
15.468.437
227
2.798.480
1958 1)
16.109.614
236
2.693,218
1959 1)
18.218.270
267
2.877 344
2
1) Angka sementara
Sumber : Biro Pusat Statistik
Djawatan Pertambangan.

100
99
135
173
200
241
258
274
264
282

x 1000 kg. 1950 =

100

804.435
867.716
968.939
897.331
899.864
813.667
828.239
717.287
603.432
637.621

100
108
120
112
112
101
103
89
75
79

6. MINJAK TANAH MENTAH JANG DIOLAH

Djumlah

Indonesia

Tahun
x 1000 kg. 1950= 100

1950
1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958 1)
1959 1)

7.521.693
8.649.968
9.690.833
10.341.510
10.572.271
11.046.143
1.1.025.411
11.715.624
10.947.250
11.963.769

100
115
129
136
141
147
147
156
146
159

Diantara mana
Negeriz lain

x 1000 kg. 1953=100 x 1000 kg. 1953=100

...........
...............
................
7.937.418
8.407.503
8.419.806
8.108.138
8.046.933
8.327.766
9.851.813

100
106
106
102
101
105
124

........
.........
.........
2404.092
2164.768
2.626.357
2.917.263
3.668.691
2.619.484
2.111.956

100
90
109
121
153
109
88

1 ) Angka2 sementara.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djawatan Pertambangan.
95

Bensin
Tahun
x 1000 kg. 1950.
100
1950
1.999.036
100
1951
2.173.870
100
1952
2 224.753
1953
2.215.458
111
1954
2.167.653
108
1955
2.280.800
114
1956
2.168.529
108
1957
2.142.725
107
1958*) 2.115.931
106
1959*) 2.229.814
112
*) Angka2 Sementara

7. HASIL2 PENGOLAIIAN MINJAK TANAH MENTAH
Bensin
Kerosin 2)
Minjak
penerbangan
Berat3)
x 1000 kg. 1950.
x 1000 kg.
100
155.923
100
879.176
231.908
149
1.031.410
375.244
241
1.141.353
384.547
247
1.256.174
297.951
191
1.442.622
291.238
187
1.638.188
271.883
174
1.654.990
280.088
187
1.668.442
215.244
138
1.575.969
170.258
109
1.640.222
2)
 Termasuk turpene.

1950.
100
100
117
130
143
164
186
188
190
179
187

x 1000 kg. 1950
x 1000 kg. 1950
100
100
4.045.550
100
44.447
100
4.698.166
116
92.053
207
5.249.689
130
101.354
228
5.699.936
141
111.784
252
5.841.334
144
118.847
267
6.000.765
148
121.946
274
6.072.223
150
105.568
278
6.727.084
166
92.897
209
6.145.969
152
90.086
203
6.834.945
169
101.805
229
3)
Residu, solar dan diesel.

8. HASIL2 PENGOLAHAN MINJAK TANAH MENTAH (LANDJUTAN)
Aspal dan
Hasil 2 lain
Djumlah
Tahun
cutback
x 1000 kg. 1950. x 1000 kg. 1950.
x 1000 kg. 1950
100
100
100
1950
27.663
100
221.930
100
7.373.725 100
1951
27.407
99
244.915
110
8.499.789 115
1952
29.275
106
445.161
201
9 566.829 130
1953
30.133
109
491.978
222
10.190.010 138
1.954
34.411
124
508.844
229
10.411.662 141
1955
34.109
123
512.662
231
10.879.808 148
1956
35.404
128
534.712
241
10.847.299 147
1957
41.466
150
603.398
272
11.536.100 157
19581)
29.839
108
636.369
287
10 809.407 147
19591)
29.358
106
800.599
361
11.807.001 160 1 ) Angka2 sementara

Was dan
parafin

Susut
x 1000 kg. 1950
100
147.968
100
150.179
101
124.004
84
151500
102
160.609
109
166.335
112
182.102
123
178.524
121
137.843
93
156.768
106

Sumber : Biro Pusat Statistik Djawatan Pertambangan.

9. KAPASITET PERUSAHAAN LISTRIK UMUM
(dalam kilowatt)

Tahun

Hydro

1952
101.160
X953
106.832
954
102.887
1955
133.274
1956
126.030
1957
130.699
1958
131.532
Sumber : Biro Pusat Statistik.

Thermo

Djumlah

indeks
1952 =100

83.443
98.361
111.854
108.871
129.920
135.488
134.222

184.603

100

205.193
214.741
242.145
255.950
266.187
265.754

111,1
116,3
131,2
138,6
144,2
144

10. LISTRIK JANG DIBANGKITKAN OLEH PERUSAHAAN LISTRIK
UMUM
(dalam 1000 Kwh).

Tahun

Listrik jang
dibangkitkan

Indeks,
19 52 = 1 00

1952
692.904
1953
718.513
1954
795.672
1955
863.433
1956
894.427
1957
983.349
1958
1.021.757
Sumber : Biro Pusat Statistik.

100
103,7
114,8
124,6
129,1
141,9
147,5

11. PEMBAGIAN PEMAKAIAN LISTRIK.
(dalam 1000 Kwh).

Tahun

Listrik jang
dibangkitkan
oleh perusahaan industri
umum

Listrik jang
dibangkitkan
oleh perusahaan industri

1956
894.427
65.797
1957
983.439
94.138
Sumber : Biro Pusat Statistik.
97

Listrik jang
dibangkitkan
oleh pabrik
perkebunan

129.539
135.145

Djumlah

1.089.763
1.212.632

Indeks
1956 = 100

100
113,3

12. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR MAKANAN DAN
MINUMAN
Buruh
Tahun

Djumlah
Perusahaan

1954
328
1955
389
1956
449
1957
592
1958
719
Sumber : Biro Pusat Statistik.

Djumlah
27.083
29.800
29.198
34.791
......

Rata2 tiap
Indeks
Perusahaan 1954­ 100.
83
77
65
59
...

100
92,7
78,3
71,0
   ......

13. PERUSAHAAN 2  INDUSTRI BESAR TEMBAKAU

Tahun

Djumlah

Djumlah

254

1955
247
1956
337
1957
361
1958
407
Sumber : Biro Pusat Statistik

Indeks

Perusahaan 1954 = 100.

Perusahaan
1954

Buruh
Rata2 tiap

54.674 
70.084
80.952
85.972
......

215
284
240
238
......

100
132,1
111,6
110,7
......

14.   PERU SAHAAN 2   I ND US TR I  BESAR   T EKST IL   DAN

PAKAIAN
Buruh
Tahun

Djumlah
Perusahaan

1954
415
1955
406
1956
444
1957
444
1958
427
Sumber : Biro Pusat Statistik
98

Djumlah
64.252
61.179
64.544
65.339
......

Rata2 tiap
Indeks
Perusahaan 1954 = 100.
155
151
150
147
........

100
97,4
96,8
94,8
......

15. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR KAJU DAN MEBEL
Buruh
Tahun
1954
1955
1956
1957
1958

Djumlah
Perusahaan

Djumlah

67
216
257
241
245

7.840
12.719
13.736
11.991
......

Rata2 tiap
Perusahaan

Indeks
1954 = 100.

117
59
53
50
...

100
50,4
45,3
42,7
......

Sumber : Biro Pusat Statistik.

16. PERUSAHAAN 2  INDUSTRI BESAR KERTAS DAN
PERTJETAKAN
Buruh
Tahun

Djumlah
Perusahaan

206
1954
1955
325
1956
328
1957
294
1958
330
Sumber : Biro Pusat Statistik.

Djumlah

Rata2 tiap
Perusahaan

Indeks
1954 = 100.

21.539
25.276
25.220
24.618
......

105
78
77
84
.......

100
74,3
73,3
80,0
.......

17. PERUSAHAAN INDUSTRI  ­ BESAR KARET DAN KIMIA
Buruh
Tahun

Djumlah
Perusahaan

223
1954
1955
291
1956
344
1957
389
1958
399
Sumber : Biro Pusat Statistik.

Djumlah

Rata2 tiap
Penisahaan

Indeks
1954 = 100.

33.576
38.566
42.577
45.686
......

151
133
124
117
...

100
88,1
82,1
77,5
.....

99

2
18. PERUSAHAAN  INDUSTRI BESAR TANAH LIAT,
GELAS DSB.

Buruh
Tahun

Djumlah
Perusahaan

1954
68
1955
94
1956
106
1957
112
1958
122
Sumber : Biro Pusat Statistik.

Djumlah
11.355
12.474
12.277
12.986
......

Rata2 tiap
Perusahaan

Indeks
1954 = 100.

167
133
116
116

100
79,6
69,5
69,5
......

19. PERUSAHAAN 2  INDUSTRI BESAR BARANG 2   LOGAM
Buruh
Tahun

Djumlah
Perusahaan

1954
62
1955
81
1956
135
1957
147
1958
152
Sumber : Biro Pusat Statistik.

Djumlah
7.760
9.267
10.522
11.757
......

Rata2 tiap
Perusahaan

Indeks
1954= 100.

125
114
78
80

100
91,2
62,4
64,0
......

20. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR MESIN DAN 
MESIN LISTRIK
B u r u h
Tahun

Djumlah
Perusahaan

1954
 46
1955
57
1956
118
1957
125
1958
131
Sumber : Biro Pusat Statistik.
100

Djumlah

Rata2 tiap
Perusahaan

6.961
8.214
9 681
10.053
......

151
144
82
80
...

Indeks
1954 = 100.
100
95,4
54,3
53,0
......

21. PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR ALAT 2  
PENGANGKUTAN
Buruh
Djumlah
Perusahaan

Tahun

Djumlah

1954
64
1955
128
1956
140
1957
136
1958
165
Sumber : Biro Pusat Statistik.

Rata2 tiap
Perusahaan

Indeks
1954 = 100.

310
140
125
125

19.829
17.972
17.538
16.995
......

100
45,2
40,3
40,3

22. PERUSAHAAN 2  INDUSTRI BESAR LAINNJA
Buruh
Djumlah
Perusahaan

Tahun
1954
1955
1956
1957
1958

87
218
241
253
267

Sumber :

Djumlah

Rata2 tiap
Perusahaan

8.417
16.732
17.697
18.525
......

97
77
93
73

Indeks
1954 100.
100
79,4
75,3
75,3
......

Biro Pusat Statistik.

23. DJUMLAH PERUSAHAAN 2 INDUSTRI BESAR

Perusahaan
Tahun
1954
1955
1956
1957
1958

Djumlah

1.820
2.453
2.884
3.094
3.364

Buruh

Indeks
Indeks
1954 = 100 Djumlah 1954 = 100

329,7
444,4
522,5
560,5
......

263.286 283,6
302.294 325,7
323.942 349
338.711 364,9
....
......

Rata2 tiap
perusahaan

145
123
112
109
 .....

Indeks.
1954 = 100

100
84,8
77,2
75,1
.....

Sumber : Biro Pusat Statistik.
101

24. DJUMLAH TRUCK, TERMASUK  PICK-UP
Tahun

Sanjaknja

1951 = 100

1951
1952

21.649
27.085

100

1953

27.767

128

1954

41.751

193

1955

43.128

199

1956

44.901

207

1957

51.410

238

1958

44.843

207

125

Sumber : Djawatan Lalulintas Darat dan sungai
(Departemen Perhubungan).

25. DJUMLAH  LOKOMOTIP  DAN KERETA
Kereta2

Lokomotip
Tahun

Djum. 1951=100

Djum. 1951=100

Kereta 2 barang
Djum. 1951=100

1951
1952

940
1.004

100
107

2.627

100

22.083

100

2.741

104

23.560

107

1953

1.045

111

2.813

107

23.282

105

1954

1.063

113,1

3.024

115,1

23.925

108

1955

' 1.065

113,3

3.041

115,8

23.127

105

1956

1.066

113,4

3.033

115,5

23.169

105

1957

1.093

116

3.085

117

23.386

106

1958

1.125

120

3.136

119

22.988

104

Sumber : D.K.A. dan D.S.M.
102

Pesawat t e r b a n g

Tahun Convair Dakota DC ­ 3 Heron Catalina Djumlah 1951 ­

1952

8

22

1953
1954
1955
1956
1957
1958

8
16
16
16
16
19

22
22
14
14
­

­
6
20
20

6
6
6
­

14
14

­

36
36
58
44
36
36
39

100
100
100
161
122
100
100
108

Sumber : Garuda Indonesian Airways.

27. PELAJARAN INTERINSULAR (ANTAR PULAU)
OLEH K.P.M. DAN P E L N I
Tahun

Pelni  1)

1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958

Banjaknja GWT
kapal

...
21
45
51
44
46
50
57

......
20.450
36.750
51.100
36.400
46.300
58.020
87.007

KPM 2)

Djumlah

Banjaknja
kapal
G.W.T.

116
111
98
100
98
96
...
...

185.945
178.460
170.065
184.881
187.306
190.547
.........
.........

Kapal

GWT

116
132
143
151
142
142
50
57

185.945
198.910
206.815
235.981
223.706
236.847
58.020
87.007

1951-100.
kapal G.W.T.

100
114
123
130
122
122
43
49

100
107
111
127
120
127

Sumber : Departemen Pelajaran. 
Tjatatan : G W T   =   G r o s s   w e i g h t   t o n
(1) Sedjak tahun 1954 termasuk kapal jang dicharter.
(2) Termasuk kapal jang dicharter
103

Angka2  index  harga   19   bahan   makanan   di   Djakarta   menaik
dari 100 (1954) hingga hampir 400 (Desember 1.960).
Dalam   Sektor   produksi   berdasarkan  index   (100)   untuk   1950
terlihat kemunduran sebagai berikut:
1. Kemunduran dalam volume produksi, karet dan batubara
Produksi

2.

3,

1950

1957/1958

a. Karet

100

86

b. Batubara

100

79

Kemunduran dalam djumlah pernsahaan industri besar
1957/1958

100

75,1

Kemunduran dalam djumlah buruh industri besar
Buruh industri besar :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

104

1950

Makanan dan Minuman
Tekstil dan pakaian
Kaju dan mebel
Kertas dan pertjetakan
Karet dan kimia
Tanah liat, gelas, dsb.
Barang 2 logam
Mesin/ listerik
Alat 2 pengangkutan
Lain2nja

1950

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

1957/1958

71
94,8
42,7
80
77,5
69,5
64
53
40,3
75,3

Sebaliknja   harus   diakui,   bahwa   didalam   Negara   kita   ada   pula
hasil 2 jang njata ditjapai, seperti terlihat dibawah ini :
Lapangan
a.

Th. 1960

Lapangan pendidikan :
(1) Sekolah Rendah
Murid
(2) Sekolah Menengah
Murid
(3) Akademi
Mahasiswa
(4) Perguruan Tinggi
Fakultas
Mahasiswa
(5) Pemberantasan buta 
huruf (antara umur  
13 th. – 45 th.)

b.

Th. 1950

:
:
:
:
:
:

24.775
4.977.304
951
139.213
47
1.164

29.892
6.597.090
2.113
414.780
134
7.636

:
:

17
435

46
32.614

:

+ 90%

45%

:
:
:

664
63.080
3.020

768
70.624
4.326

Lapangan Kesehatan
(1) Rumah Sakit
Tempat Tidur
(2) Poliklinik
(3) T.B.C.
Jang diperiksa
Jang disuntik
(4) Frambosia
Unit kerdja
Ketjamatan jang 
dilindungi
Warga jang dilindungi
Djumlah orang jang 
diperiksa
Djumlah orang jang 
disuntik
(5) Balai Kesedjahteraan 
Ibu dan Anak
(a) Bidan
Pengundjung Balai
(b) Sekolah Assisten
Apoteker
Tamatan

:
:

22,2 djuta orang
6,5 djuta orang

:

0

:
:

0
0

1.611
1.560
52 djuta orang

:

143 djuta

:

9 djuta

:
:
:
:
:

387
210
57.292

2.335
1.300
1.482.915
14
1.533 orang
105

Lapangan

( 6 )   Sekolah Analis               
Tamatan                         
(7) Sekolah Mantri               
Djuru Rawat                   
Tamatan                           
(8) Sekolah Perawat             
Tamatan
(9) Sekolah Bidan
Tamatan
c.

0

5
346 orang

40

98
8.646

3

25
1.751
40
2.028

7

Lapangan Sosial.
(1) Bimbingan Kader Sosial
untuk Desa

250

70.000

(2) Lembaga Sosial Desa

0

13.847

(3) Tempat Pembudajaan
Suku terasing

0

15

157

138

54

145

1

11

(4) Panti2 Asuhan
(5) Panti Karya
(6) Rehabilitasi Tjatjat
(7) Panti Pengasuhan
Wanita
(8) Pilot Projek Rehabili
tasi orang gelandangan :
(9) Tempat Rehabilitasi
Wanita sesat
(10) Gedung2 Panti asuhan
didirikan oleh Dana
Bantuan

106

th. 1960

th. 1950

4

24

0

6

0

16

4

343

§  74.  Sebab   dan   kurangnja   pembangunan   didalam   decennia   Jang
hampir  lampau  adalah  beraneka  warna.  Banjak  diantaranja  adalah
faktor2 jang ol5jektip jang terdapat pada semua Negara jang kurang
madju. Seperti kekurangan modal, skill, industri berat dan industri
pada umumnja. Sebab jang lain ialah, bahwa sebagian dari waktu itu
dipergunakan untuk mengalihkan pengurusan Negara beserta segala
kegiatan 2nja dari tangan asing pada tangan kita sendiri.
Pada   waktu   jang   lampau   terdapat   kesempatan2   jang   baik   sekali:
sajang   tidak   dipergunakan   dengan   baik,   misalnja   diwaktu   harga 2
ekspor barang kita tinggi.
Indonesia   memperoleh   banjak   devizen   luar   negeri,   tetapi   uang
tersebut tidak dipergunakan dengan se­baik2nja.
Dalam   perdjalanan   sedjarah   bukan   tidak   ada   semangat   mem ­
bangun,   bukan   tidak   ada   rentjana   pembangunan.   Rakjat   tetap   ber ­
semangat   membangun;   djawatan   memiliki   rentjana,   malahan   ka­
dang­kadang   sangat   ambitieus,   tetapi   factor2   penghambat   pemba­
ngunan demikian besar, hingga sukar diatasi.
a. Faktor politis
Pelaksanaan pembangunan seharusnja berlangsung atas stabili ­
sasi   dibidang   politik,   sehingga   pelaksanaannja   itu   tidak   terbentur
pada   seringkali   diadakannja   pergantian   program   Pemerintah   jang
mungkin   sekali   berlainan   dengan   program   jang   semula,   bahkan
mungkin   bertentangan   dengan   jang   telah   dilaksanakan.,Akan   tetapi
praktek   membuktikan   sebaliknja.   Dalam   kehidupan   politik   Negara
kita   sedjak   Proklamasi   Kemerdekaan,   belum   pernah   ditjapai   stabi ­
lisasi   jang   kuat   dan   kokoh   sehingga   hampir   setiap   tahun,   bahkan
kadang2  kurang   dari   setahun   kabinet   sudah   berganti.   Perpetjahan
timbul   dikalangan   masjarakat   luas.   Opposisi   didjalankan   sebagai
suatu hobby; opposisi didjalankan hanja untuk mendjatuhkan lawan
politik   dengan   tudjuan   menggantikannja.   Lebih   djauh   faktor   itu
mengakibatkan   lemahnja   kedudukan   kita   diforum   politik   Interna ­
sional.
Pada   waktu   ini,   semendjak   5   Djuli   1959,   ketika   bangsa   Indo­
nesia dengan tegas kembali ke U.U.D. 1945, stabilisasi dan keaman­
an   dalam   negeri   sudah   sampai   ketaraf   jang   memungkinkan   pelak ­
sanaan pembangunan semesta berentjana. Situasi politik sedjak ta­
hun 1959 membuka pintu kearah itu.
b. Faktor psychologis
Tekanan   ekonomi,   kegontjangan   politik   pertentangan   ideologi
dan akibat revolusi bersendjata masih sangat berkesan pada kaum
Buruh,   Tani   dan   Pemuda   serta   potensi   nasional   lainnja   ditambah
pula dengan politik adu­domba imperialisme jang dengan sadar atau
tidak, telah dilaksanakan djustru oleh gembong2 politik, mengakibat­
kan   Rakjat   diam   dalam   seribu   bahasa   dalam   perdjuangan   menjele­
saikan Revolusi. Mereka bersikap menanti, atau apatis dalam meng­
hadapi  pekerdjaan pembangunan. Faktor psychologis ini akan dapat
dihidupkan kembali dengan melaksanakan pembangunan semesta.
c. Faktor Pendidikan
Sistim pendidikan jang sebagian besar menurut dasarnja masih
107

mempergunakan sistim lama, jaitu sistim pendidikan­kolonial sudah
tidak sesuai lagi dengan tuntutan nasional.
Pendidikan jang diberikan setjara umum itu memang memberi­
kan pengetahuan kepada seseorang  tentang berbagai matjam ilmu,
akan tetapi sangat terbatas, sehingga sukar untuk menudju kepada
differensiasi,  dimana  tiap2  bidang  ilmu­pengetahuan  ada ahli 2nja.
Tidak   adanja   literatur   jang   bernilai  tinggi   bagi   para   pemuda   kita,
pun telah menjebabkan unsur2 jang baik dan tenaga kreatif dalam
kebudajaan kita itu mendjadi samar.
Semua ini telah menambahkan kekurangan keahlian dikalangan
bangsa kita jang seharusnja diadalam Masa Pembangunan ini meme­
gang peranan penting. Pada hal pembangunan semesta  dan beren ­
tjana sangat memerlukan tenaga ahli­pembangunan jang kini sangat
terbatas   djumlahnja.   Tetapi   pembangunan   tak   boleh   ditangguhkan
karena djumlah ahli­pembangunan jang terbatas itu. Melainkan kita
harus bersemangat  :  Sambil membangun akan memperkaja keachli­
an  dengan  penaaaman   jang  dibutuhkan  untuk  melandjutkan  pem­
bangunan.
Sekolah teknik hendaklah ditindjau kembali dan diarahkan ke­
pada penanaman tenaga pembangunan jang ahli dan berdjiwa 1945.
A. Faktor Administrasi Negara
Dalam pembangunan raksasa,  maka  organisasi  dan administrasi­
pun   menentukan   berhasil   atau   tidaknja   pelaksanaan   dari   sesuatu
planning. Walaupun planning  itu telah disusun dengan se­baik 2nja,
se­rapih2nja, akan  tetapi dengan  organisasi  dan administrasi  jang
tidak teratur dan tepat, maka rentjana itu mungkin akan menemui
kegagalan dalam pelaksanaan. Oleh karenanja faktor itu harus di­
djalankan   dengan   baik   disemua   instansi   dan/atau   lembaga   jang
meneatur dan melakukan kebidjaksanaan politik, ekonomi dan so­
sial   bagi   masjarakat.   Birokrasi   jang   ber­lebih 2an  jang  meradjalela
diinstansi   Pemerintah,   mengakibatkan   pekerdjaan   jang   seharusnja
dapat diselesaikan dalam waktu sehari, mendjadi ber­bulan2.
Mismanagement   dan   korupsi   pun   merupakan   suatu   kebobrokan
atau   faktor  penghalang   dalam   suatu   masjarakat   jang   disebabkan
kurangnja ahli2 terutama dalam bidang administrasi kenegaraan.
Penempatan  tenaga­ahli  pada  Dewan  Perantjang  Nasional  dan  pe ­
laksanaan   perantjangan   pembangunan   harus   dipertimbangkan   dari
sudut bakat, ketjakapan dan keahlian, jang dibutuhkan.
e. Penghidupan potensi Rak jjat
Pembangunan semesta dan berentjana baru terdjamin akan ber­
hasil baik, apabila pembangunan itu tidak sadja mempunjai tudjuan
untuk membentuk masjarakat jang adil dan makmur, tetapi djuga
harus didukung oleh Rakjat sendiri jang diikut­sertakan dalam me ­
njusun, mengesahkan, menilai, mengawasi dan melaksanakan pem­
bangunan itu.
Sangatlah   penting   faktor   potensi  Rakjat,  jang  harus  dihidup ­
kan   untuk   snendjamin   terlaksananja   overall   planning   dengan   hasil
jang diharapkan. Dalam hal pengerahan tenaga­benda, baik berupa
uang ataupun bahan pembangunan, harus lebih dahulu dikerahkan
108

jang ada ditanah air kita, dan sesudah itu apabila tak tjukup baru
difikirkan   pentjarian   tenaga,   benda   dari   luar   negeri.   Begitu   pula,
untuk   menaikkan   potensi   Rakjat,   supaja   dapat   berhemat   tenaga
dan berhemat­waktu dalam melaksanakan pembangunan, maka ha­
ruslah Dewan Perantjang Nasional menindjau se­dalam 2nja dan me­
nundjukkan  djalan setjara  konkrit, bagaimana pada hari depan te­
naga Rakjat dapat dikerahkan untuk pelaksanaan Pembangunan jang
harus berhasil baik itu.
f Faktor tjampur­tangan negara asing
Kalau   faktor2   jang   dikemukakan   diatas   tadi   merupakan   faktor 2
jang   tumbuh   didalam   negeri,   maka   faktor2   lain   dari   luar   negeripun
banjak   mempengaruhi   djalannja   pembangunan   dinegara   kita   jang
masih muda ini. Satu diantara faktor2 jang datangnja dari luar ne ­
geri,   ialah   faktor   tjampur­tangannja   negara2   asing   terhadap   per ­
soalan dalam negeri kita.
Sesudahnja   selesai   perang   dunia   kedua,   maka   tmbullah  dua
,,matjam   stabilisasi"   didunia   ini,   jaitu   stabilisasi   kapitalisme   dan
stabilisasi   sosialisme.   Ketenangan   jang   ditimbulkan   oleh   stabilisasi
ini   hanja   untuk   sementara   sadja,   karena   kedua   belah   pihak   selalu
bertentangan   antara   satu   sama   lain.   Kalau   stabilisasi   kapitalisme
jang   ditjudjukan   untuk   kepentingan   finans­kapitalis   mengandung
pertentangan   diantara   sesama   negara2   imperalisme   dan   diantara
negara 2  imperialisme   dengan   rakjat 2  djadjahan,   maka   stabilisasi
sosialisme mengandung konsolidasi, kedalam dan keluar.
Untuk mengimbangi stabilisasi sosialisme ini, maka negara2 im ­
perialis   dengan   berbagai   matjam   djalan   telah   mengusahakan   mem ­
pengaruhi   negara 2  setengah   djadjahan   dan   jang   baru   mendapatkan
kemerdekaannja, terutama dengan menanamkan modal monopolinja
dan   mengikatnja   dengan   pakta 2  militer   jang   tidak   boleh   tidak   me­
ngandung   kerugian   besar   dipihak   negara   setengah   djadjahan   atau
jang   baru   menerima   kemerdekaannja.   Timbullah   kekatjauan2   dibi­
dang ekonomi, politik dan sosial dan hal ini membawakan kesempat ­
an   bagi   negara 2  imperialis   untuk   mengadakan   tjampur­tangan   jang
langsung   terhadap   persoalan   dalam   negeri   dari   negara 2  tersebut.
Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin pem­
bentukan   masjarakat   adil   dan   makmur,   jang   lepas   dari   pada   tin­
dasan imperialisme dan kolonialisme berupa apapun.
Demikianlah diantaranja faktor 2  jang telah menimbulkan peng­
hambatan bagi pembangunan semesta negara kita ini.
Disamping faktor2 tersebut diatas sumber potensipun tidak da ­
pat dibulatkan, karena tudjuan jang dapat diterima setjara bulat oleh
masjarakat   tidak   ada.   Orientasi   golongan2   tidak   tertudju   ke dalam,
tetapi tertudju keluar atau tudjuan diumbang­ambingkan oleh pihak
luar.   Tidak   sadja   terdapat   perbedaan   dalam   tudjuan,   tetapi   djuga
dalam   tjara   mentjapai   tudjuan   terdapat   pula   paham   jang
bertentangan.
Hal  lain jang menghambat  pembangunan selama  ini ialah si ­
kap   pribadi   para   petugas   terhadap   pembangunan.   Inisiatip   mem ­
bangun dari pihak lain begitu birocratis diladeni, sehingga terbuang
109

banjak   waktu   jang   sangat   berharga   jang   sering2   mematikan   ke­
mauan   sehat   membangun   sikap   petugas   jang   seharusnja   mendjadi
pendorong pembangunan mendjadi pembunuh pembangunan.
Kekuasaan   jang   ada   jang   dimaksud   sebagai   pendorong   pem­
bangunan   disalah   gunakan   mendjadi   pembunuh   semangat   pemba­
ngunan.   W,aktu   persiapan   sesuatu   projek   pembangunan   umumnja
sangat lama disebabkan sikap petugas 2.
Selandjutnja perlu disinjalir pengaruh buruk politik,jang telah
memasuki   semua   lapangan   hidup   bangsa   Indonesia,   djuga   dunia
petugas.   Mereka   diumbang­ambingkan   oleh   berbagai   madjikan   :
madjikan partai, madjikan Pemerintah dan madjikan diluar negeri.
Tjara berpikir inilah sumber dari kelemahan petugas.
Disamping   segala   itu   terdapat   pula   satu   gedjala   jang   terletak
dihampir   semua   lapangan   petugas.   Didalam   pimpinan   sangat   se­
dikit   tenaga   jang   berani   mengambil   keputusan,   jang   berani   ber­
tanggung djawab atas akibat suatu keputusan.
Dengan   keputusan   sadja,   pembangunan   belum   berdjalan.   Jang
iliperlukan   lagi   ialah   kesanggupan   mentjiptakan   dan   mendorong
aparatur jang mampu mendjalankan keputusan tersebut.
Disamping   itu   pihak   lain   jang   berkepentingan   dalam   pemba­
ngunan   sering   melupakan   kepentingan   negara,   kepentingan   nasio­
nal. Hal ini dikorbankan untuk kepentingan sendiri, malahan sering
terdjadi, bahwa projek pembangunan dipakai sebagai kedok mentjari
keuntungan ilegal untuk diri sendiri dengan merugikan negara. Fak­
tor moral diatas menjebabkan kemahalan pembangunan.
Hal  ini  lain  lagi  jang  mempersulit  pembangunan  kita  dizaman
jang   lampau   ialah   perentjanaan   jang   bersimpang   siur,   bahkan   se­
ring   berlawanan.   Keadaan   demikian   disebabkan   karena   tidak   ada­
nja koordinasi diantara jang bertanggung djawab. Tidak ada koor ­
dinasi horizontal dan vertikal.
Dengan   adanja   Biro   Perantjang   Negara   jang   mentjiptakan
Rentjana lima tahun telah ada kemadjuan jang sangat besar.
Bangsa   Indonesia   telah   mendapat   didikan   berpikir  :  membangun
setjara berentjana.
Rentjana   lima   tahun   tersebut   telah   mengumpulkan   beberapa
rentjana  keinginan  jang  penting   dari  berbagai  pihak  dinegara   kita.
Jang   sangat   disajangkan   ialah   bahwa   pelaksanaan   rentjana   ter­
sebut  tidak didjamin. Keuangan tidak disediakan, kewadjiban untuk
melaksanakan tidak diadakan dan demikian djuga  tidak ada sangsi
terhadap   jang   alpa   melaksanakannja.   Kekurangan   lain   ialah   tidak
adanja badan pengawas dan penilai.
Djika   kita   memperhatikan   pembangunan   dinegara   tetangga
kita   jang   bersamaan   mentjapai   kemerdekaannja   dengan   kita   dan
tidak mempunjai sumber 2   kekajaan sebanjak kita miliki, maka In­
donesia  sudah dapat dinilai ketinggalan dua kali djauh. Sering kita
memaafkan   segala   sesuatu   ketinggalan   pada   revolusi   jang   kita   la­
kukan. Hal demikian adalah tindjauan negatip.
Bangsa  Indonesia harus menapsirkan revolusi setjara positip.
Iklim revolusi jang begitu hebat potensinja melawan Belanda dalam
segala bidang kehidupan harus dapat ditranformir dan dilandjut ­
kan dalam bidang pembangunan. Disinilah kuntji kegagalan pem ­
110

bangunan.  Revolusi  hanja  ditindjau  sebagai  alat­menghantjurkan
pendjadjahan   dan   tidak   diteruskan   menindjaunja   sebagai   alat   mem ­
bangun bangsa dan negara.
Disinilah   terletak   tantangan   baru   pembangunan   pada   pemim­pin­
pemimpin bangsa Indonesia.
§  75.  Sedjarah kegagalan pembangunan di Indonesia sesudah penolehan
selajang pandang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.  Kita   tidak   mempunjai   tudjuan   pembangunan   jang   djelas   de­ ngan
tjara   membangun   jang   ditentukan.   Masing2   mentafsirkan­nja
menurut faham sendiri 2.
b.  Kita   tidak   tjukup   memiliki   modal,   skill   dan   industri   berat   dan
dasar.
c.  Kita   kurang   memperhatikan   landasan   mental   dan   moral   untuk
pembangunan.
d.   Kita   tidak   mempunjai   perentjanaan   jang   sempurna   dikoordi nasi
serta   djaminan   dan   pengawasan   pelaksanaan   dan   penilaian  hasil
pembangunan.
e.  Sepuluh   tahun   kerugian   harus   menginsjafkan   seluruh   bangsa
Indonesia   untuk   berpikir   tjara   agar   sanggup   menempuh   djalan
lain.

111