Pengaruh Pendekatan Cooperative Learning (15)

Nama : Desma Anggraeni Putri
Nim

: 17117018

Prodi : PGSD
MENGANALISIS ARTIKEL
Pengaruh Pendekatan Cooperative Learning Tipe (TPS) Think, Pair, and Share
Terhadap Hasil belajar PKn di Sekolah Dasar
Author : Sulistyani Puteri Ramadhani, S.Pd., M.Pd.
Email : sulistyani@trilogi.ac.id

berdasarkan pengamatan nyata penulis yang terjun langsung kelapangan dan dari hasil
analisis saya, proses belajar mengajar saat ini disetiap sekolah kurang melibatkan siswa
dalam pembelajarannya (teacher centered), terutama pada mata pelajaran PKn. Proses
pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru cenderung konvensional, sehingga suasana
pembelajaran terkesan membosankan karena yang aktif adalah guru dan siswa hanya
mendengar paparan penjelasan materinya saja, hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif. Hal
lain yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran PKn adalah kurang inovasi dan
kreatifitas para guru dalam mengemas pembelajaran atau metode pembelajaran yang
menarik, menantang, dan menyenangkan sehingga pembelajaran pengetahuan sosial cenderug

membosankan dan kurang menarik minat siswa sehingga prestasi atau hasil belajar siswa
kurang memuaskan. Untuk itu menurut penulis, salah satu cara atau metode yang dianggap
efektif dan cocok diterapkan dalam pendidikan kewarganegaraan adalah melalui pendekatan
cooperative learning.
Cooperative learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok
yang terstruktur. Aplikasi cooperative learning di dalam kelas mengedepankan realita
kehidupan masyarakat yang dirasakan dan dialami oleh peserta didik dalam kehidupannya
sehari-hari namun disederhanakan sesuai kondisi dalam kelas dan karakteristik siswa. Salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat diaplikasikan didalam kelas yaitu TPS (Think,
Pair and Share).
Berdasarkan uraian, maka perumusan masalah oleh penulis adalah: ” adakah pengaruh
pendekatan cooperative learning tipe think, pair and share terhadap hasil belajar PKn siswa
kelas V SD Negeri di Wilayah Gugus V Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan?”.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk
memperoleh pengetahuan, perubahan tingkah laku, serta keterampilan, baik melalui
pengalaman sendiri ataupun pengalaman yang berasal dari luar.

PKn adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial kewarganegaraan,
hubungan antara masyarakat, serta pendidikan untuk bela negara agar menjadi warga negara
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Tipe think, pair and share pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekanrekannya di University of Maryland yang terletak di Washington D.C. “TPS merupakan
salah satu model pembelajaran dari model cooperative learning yang mendorong timbulnya
tanggung jawab sosial dan individual siswa, berkembagnya sikap yang positif, mendorong
peningkatan dan kegairahan belajar siswa, serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum.”
Maksudnya adalah saat para siswa dimasukkan kedalam sebuah kelompok dan diberi masalah
pelajaran yang harus diselesaikan secara diskusi dan akan diminta mempresentasikannya,
maka mereka secara tidak langsung akan berkomunikasi dan menyampaikan pendapat
mereka masing-masing dalam kelompok tersebut, setiap anggota kelompok akan memiliki
rasa tanggung jawab akan tugas yang diberikan, maka dari itu mereka senantiasa bekerja
secara efektif dalam menyelesaikan masalah pelajaran yang diberikan, seperti pendapat yang
dikemukakan oleh Thomas Amstrong ”Berbagi rasa dengan teman sekelas ini juga dapat
dikembangkan menjadi mengajari teman sebaya.”. maka dari itu setiap kelompok akan
berbagi pengetahuannya satu sama lain.
Kelebihan dari model TPS ini adalah mudah untuk diterapkan, dapat di sesuaikan
dengan karakteristik siswa berdasarkan usia dan jenjang pendidikannya, prosedur
pembelajaran yang sederhana dan mudah dicermati oleh siswa.
Penulis melakukan penelitian di SDN Kebon Baru 10 Pagi Kecamatan Tebet, Jakarta
Selatan. Dan kelas yang dipilih adalah kelas V semester genap tahun ajaran 2016/2017
sebanyak 37 siswa dalam satu kelas.
Metode yang dilakukan penulis adalah eksperimen, yaitu metode dengan cara meneliti

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Penelitian dilakukan dengan membuat dua kelompok yang sama atau
homogen. Kelompok yang pertama adalah kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning, dan kelompok
kedua adalah kelompok yang menggunakan metode belajar konvensional. Dan pengumpulan
data dalam eksperimen ini adalah dengan cara ujian yang dilakukan setelah materi
pembelajaran telah diberikan.
Pada hasil pembahasan dapat menunjukkan hasil dari eksperimen antara kelompok
yang menggunakan metode belajar konvensional dengan kelompok yang menggunakan
metode TPS. Kelompok yang menggunakan pendekatan cooperative learning tipe TPS pada
mata pelajaran PKn di SDN Kebon Baru 10 Pagi Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan yang
terkumpul diperoleh nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 62, dengan rata-rata nilai 79,83,
simpangan baku 9,08 dan varians 82,48. Nilai median 76,07 dan modus 82,07. Sedangkan
pada kelompok yang menggunakan metode konvensional nilai tertingginya adalah 92 dan
terendah 50, rata-rata nilai 68,53, dengan simpangan baku 9,72 dan varians 94,46. Nilai
median 69,43 dan modus 67,7. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan cooperative learning
dapat terlaksana secara efektif dan menimbulkan hasil belajar yang memuaskan.

Kesimpulan dari analisis ini adalah bahwa pendekatan cooperative learning tipe TPS
di sekolah dasar mempengaruhi hasil belajar yang efektif pada siswa di sekolah dasar, dan

dapat dibandingkan dengan jelas antara nilai kelompok yang menggunakan metode
konvensional dan metode TPS.