Pemeriksaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam RAPBN/APBN negara kita sumber penerimaan berasal dari penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri.Sumber penerimaan luar negeri berupa pinjaman yang harus dikembalikan suatu hari nanti.hal yang sangat merugikan apabila pinjaman atau hutang tersebut lebih besar dari penerimaan luar negeri.Selama orde baru kita telah ditipu seolah-olah semua penerimaan dalam negeri lebih besar dari penerimaan luar negeri.Hal inilah yang menyebabkan krisis ekonomi pada tahun 1997.

Sedangkan salah satu penerimaan dalam negeri yang dominan adalah pajak.Selain itu kita juga mempunyai jumlah penerimaan yang besar dari sector migas, namun suatu saat nanti migas dapat habis.Sehingga kurang dapat diandalkan. Salah satu cara meningkatkan perekonomian yang merosot ini yaitu dengan peningkatan penerimaan dari sector pajak di samping meminta Negara pendonor untuk menghapuskan utang Indonesia. Sedangkan pengertian pajak itu sendiri adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang, yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan imbal jasa timbal yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (Prof. Dr. Rochmat Soemitro) atau pajak merupakan iuran kepada negara, yang dapat dipaksakan dan terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi


(2)

kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah utnuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Ditinjau dari jumlah penduduk, maka Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia.Tetapi jika dintinjau dari jumlah pembayaran pajaknya, baik wajib pajak perorangan maupun badan, Indonesia menempati urutan terendah di kawasan ASEAN. Jangankan orang desa orang kota pun masih banyak yang memahami arti dan peranan perpajakan. Saat ini Indonesia sudah menggunakan sistem “Self Assesment”, tetapi karena kesadaran warga Negara yang sangat rendah maka peran aparatur perpajakan (fiskus) tetap sangat penting.

Di negara-negara maju seperti Amerika, pajak merupakan penerimaan yang paling utama. Namun di Indonesia, hal tersebut sulit diwujudkan karena masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau ada juga yang sudah memiliki penghasilan yang cukup tapi kesadaran untuk membayar pajaknya kurang. Banyak diantara mereka yang dengan sengaja memalsukan jumlah penghasilannya menjadi lebih rendah agar semakin rendah pula pajaknya. Walaupun pemerintah telah mengatur tentang ketaatan dan pemeriksaan perpajakan dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 serta Pasal 8 ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. Serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.03/2011


(3)

Nomor SE-28/PJ/2013 tentang Pemeriksaan Perpajakan, namun tetap saja masyarakat tidak menghiraukan dan tidak mau membayar pajaknya dengan alasan yang bermacam-macam.

Alasan pengambilan judul tugas akhir ini adalah karena banyaknya wajib pajak yang menggelapkan penghasilan mereka agar jumlah pajak yang harus dibayarkan menjadi lebih kecil.Bahakan beberapa diantara mereka sengaja membuat pembukuan palsu yang menyatakan bahwa usahanya sedang rugi.Dari penjelasan di atas, maka Penulis mengambil judul :Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan PKLM

Kegiatan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memliki beberapa manfaat baik untuk mahasiswa sendiri dan universitas maupun pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan PKLM, antara lain:


(4)

1.1 Untuk mengetahui pelaksanaan pemeriksaan pajak terhadap Orang Pribadi dan Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. 1.2 Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

pemeriksaan pajak terhadap Orang Pribadi dan Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

2. Manfaat PKLM 2.1 Bagi Mahasiswa

a. Untuk Menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang perpajakan. b. Dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama perkuliahan. c. Belajar menyesuaikan diri dilingkungan kerja selama Praktik Kerja

Lapangan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. d. Mendisiplinkan ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan yang

timbul selama PKLM.

2.2 Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Membuka hubungan antara Program Studi Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kalangan mahasiswa. 2.3Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam


(5)

a. Sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Paratama Lubuk Pakam dengan Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU.

b. Bahan masukan bagi pimpinan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui pembangunan di bidang pendidikan.

C. Uraian Teoritis

1.Definisi Pajak

“Berdasarkan UndangUundang Nomor 36 Tahun 2008, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan (kontraprestasi) secara langsung dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” (Resmi, 2008:2).

Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.Pasal 23 ayat (2) UUD 1945 menyebutkan bahwa segala jenis pajak untuk keperluan Negara berdasarkan Undang-Undang. Dengan demikian tidak diperkenankan memungut pajak, kecuali dengan ketentuan Undang-Undang,Fungsi Pajak ada dua yaitu:

1.1 Fungsi Budgeteir

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran- pengeluarannya.


(6)

1.2 Fungsi Reguler (mengatur)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2. Pengelompokan pajak

2.1 Menurut golongannya

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipukul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Misalnya pajak penghasilan (PPh).

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, misalnya pajak pertambahan nilai (PPN).

2.2 Menurut sifatnya

a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjektif, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak, misalnya pajak penghasilan (PPh).

b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan diri wajib pajak, misalnya pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

3. Asas pemungutan pajak


(7)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.

3.2 Asas sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

4.Sistem pemungutan pajak

4.1 Official assessment system, yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang oleh wajib pajak.

4.2 Self assessment system, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri besarnya pajak yang terhutang.

4.3 With holding system, yaitu suatu system pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk memberikan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak.

5. Pemeriksaan Pajak

“Berdasarkan UU KUP Pasal 29, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain


(8)

dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”(Resmi, 2008:26).

Aturan secara lebih rinci mengenai pemeriksaan terdapat dalam UU KUP Pasal 29. Berikut adalah cuplikan Pasal 29 UU KUP.

Pasal 29 UU KUP Ayat (1)

Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Ayat (2)

Untuk keperluan pemeriksaan, petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan serta

memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang diperiksa. Ayat (3)

Wajib Pajak yang diperiksa wajib :

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang

menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang


(9)

c. memberikan keterangan lain yang diperlukan. Ayat (3a)

Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan.

Ayat (3b)

Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sehingga tidak dapat dihitung besarnya penghasilan kena pajak,

penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Ayat (4)

Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam PKLM ini adalah:

1. Peranan pemeriksa pajak dalam pelaksanaan tindakan pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

2. Kendala pemeriksa pajak dalam pelaksanaan tindakan pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.


(10)

3. Upaya yang akan ditempuh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam peranan pemeriksa pajak dalam pelaksanaan tindakan pemeriksaan pajak.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tahap Persiapan

Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan PKLM ke objek lokasi yang meliputi kegiatan seperti: pengajuan judul, penentuan judul, menyusun proposal, seminar proposal, penentuan dosen pembimbing, diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing, dan pengajuan surat izin ke lokasi PKLM.

2. Studi Literatur

Yaitu kegiatan mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori yang meliputi buku-buku, undang-undang, dan bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk mengetahui Tata Cara Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

4. Pengumpulan Data

Pada waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun laporan akhir. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan data primer dan sekunder:


(11)

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari wawancara dan observsi.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari referensi ilmiah seperti laporan, dokumen-dokumen dan jurnal-jurnal

5. Analisa Data dan Evaluasi

Analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif, yaitu menjelaskan dengan kata-kata secara sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian ini terungkap secara objektif.

F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam melaksanakan pengumpulan data ada 3 metode yang digunakan: 1. Wawancara

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada perseorangan untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan langsung ditempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri sehubungan dengan objek studi yang akan dispesialisasikan oleh penulis.

3. Daftar Dokumentasi (Documentation)

Dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tata cara pemeriksaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, dan data-data lain yang berhubungan dengan objek pembahasan.


(12)

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM

Pada bab ini diuraikan mengenai sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, uraian tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi dan keadaan pegawai Kantor Pajak Pajak Pratama Lubuk Pakam.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang kerangka teoritis, dan gambaran mengenai pemeriksaan pajak.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis menganalisa data yang sudah dikumpulkan terlebih dahulu dan menyederhanakan data yang banyak dalam bentuk yang lebih sederhana.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran penulis sehubungan dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya.


(1)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.

3.2 Asas sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

4.Sistem pemungutan pajak

4.1 Official assessment system, yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang oleh wajib pajak.

4.2 Self assessment system, yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak dalam menentukan sendiri besarnya pajak yang terhutang.

4.3 With holding system, yaitu suatu system pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk memberikan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak.

5. Pemeriksaan Pajak

“Berdasarkan UU KUP Pasal 29, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain


(2)

dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”(Resmi, 2008:26).

Aturan secara lebih rinci mengenai pemeriksaan terdapat dalam UU KUP Pasal 29. Berikut adalah cuplikan Pasal 29 UU KUP.

Pasal 29 UU KUP Ayat (1)

Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Ayat (2)

Untuk keperluan pemeriksaan, petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan serta

memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang diperiksa. Ayat (3)

Wajib Pajak yang diperiksa wajib :

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau


(3)

c. memberikan keterangan lain yang diperlukan. Ayat (3a)

Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan.

Ayat (3b)

Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sehingga tidak dapat dihitung besarnya penghasilan kena pajak,

penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Ayat (4)

Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam PKLM ini adalah:

1. Peranan pemeriksa pajak dalam pelaksanaan tindakan pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

2. Kendala pemeriksa pajak dalam pelaksanaan tindakan pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.


(4)

3. Upaya yang akan ditempuh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam peranan pemeriksa pajak dalam pelaksanaan tindakan pemeriksaan pajak.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tahap Persiapan

Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan PKLM ke objek lokasi yang meliputi kegiatan seperti: pengajuan judul, penentuan judul, menyusun proposal, seminar proposal, penentuan dosen pembimbing, diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing, dan pengajuan surat izin ke lokasi PKLM.

2. Studi Literatur

Yaitu kegiatan mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori yang meliputi buku-buku, undang-undang, dan bahan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk mengetahui Tata Cara Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

4. Pengumpulan Data

Pada waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun laporan akhir. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan data primer dan sekunder:


(5)

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari wawancara dan observsi.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari referensi ilmiah seperti laporan, dokumen-dokumen dan jurnal-jurnal

5. Analisa Data dan Evaluasi

Analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif, yaitu menjelaskan dengan kata-kata secara sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian ini terungkap secara objektif.

F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam melaksanakan pengumpulan data ada 3 metode yang digunakan: 1. Wawancara

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada perseorangan untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan langsung ditempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri sehubungan dengan objek studi yang akan dispesialisasikan oleh penulis.

3. Daftar Dokumentasi (Documentation)

Dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tata cara pemeriksaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, dan


(6)

data-G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM

Pada bab ini diuraikan mengenai sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, uraian tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi dan keadaan pegawai Kantor Pajak Pajak Pratama Lubuk Pakam.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang kerangka teoritis, dan gambaran mengenai pemeriksaan pajak.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis menganalisa data yang sudah dikumpulkan terlebih dahulu dan menyederhanakan data yang banyak dalam bentuk yang lebih sederhana.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran penulis sehubungan dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya.