Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penetapan kadar rifampisin dan isoniazid dalam bentuk tunggal dapat
ditetapkan dengan metode spektrofotometri ultraviolet, rifampisin memiliki
serapan maksimum dalam larutan asam pada panjang gelombang 231 nm,
sedangkan isoniazid pada panjang gelombang 266 nm (Moffat, dkk., 2005).
Penetapan kadar bahan baku rifampisin dan isoniazid juga dapat dilakukan
dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Penetapan kadar
untuk sediaan tablet rifampisin tidak tercantum, sedangkan monografi untuk
sediaan tablet isoniazid sama seperti bahan baku (Ditjen BKAK, 2014; USP 30NF 25, 2007). Untuk uji identifikasi tablet yang mengandung kombinasi
rifampisin dan isoniazid dapat dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) (WHO, 2006).
Persyaratan kadar untuk sediaan tablet kombinasi rifampisin dan isoniazid
tercantum dalam World Health Organization (WHO) (2006), yaitu mengandung
tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah rifampisin dan
isoniazid yang tertera pada etiket.
Beberapa penelitian mengenai penetapan kadar rifampisin dan isoniazid
telah banyak dilakukan sebelumnya, antara lain dengan metode spektrofotometri
sinar tampak dan spektrofotometri derivatif (Benetton, dkk., 1998), metode
KCKT (Tatarczak, dkk., 2005), metode elektroanalisis (Leandro, dkk., 2009), dan

metode spektrofotometri ultraviolet secara multikomponen (Hastia, 2010).

1
Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang dilakukan oleh Benetton (1998), yaitu penetapan kadar
rifampisin dan isoniazid dalam sediaan kapsul. Penelitian ini dilakukan
menggunakan dua jenis metode, yaitu menggunakan metode spektrofotometri
sinar tampak untuk penetapan kadar rifampisin, dilakukan pada panjang
gelombang 475 nm dalam larutan buffer pH 7,4, sedangkan untuk penetapan
kadar isoniazid dilakukan menggunakan metode spektrofotometri derivatif pada
derivat pertama dengan panjang gelombang 257 nm, menggunakan pelarut HCl
0,012 M. Hasil penelitian diperoleh kadar rifampisin dan isoniazid masing-masing
adalah 99,03% dan 100,01%.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Tatarczak (2005), yaitu penggunaan
metode KCKT dalam penetapan kadar rifampisin dalam sediaan kapsul yang
mengandung

kombinasi


rifampisin

dan

isoniazid.

Penelitian

dilakukan

menggunakan fase gerak air-metanol, kolom Zorbax C18 (250 mm x 4,6 mm),
dengan laju alir 1 ml/menit, dan detektor ultraviolet pada 333,6 nm. Waktu retensi
rifampisin adalah 12,86 menit. Hasil penelitian diperoleh jumlah kandungan ratarata rifampisin dalam kapsul adalah 300,47 mg.
Penetapan kadar rifampisin dan isoniazid dengan metode elektroanalisis
dilakukan menggunakan enam sampel, yang terdiri dari 4 sampel sediaan kapsul,
dan 2 sampel sediaan tablet. Pelarut yang digunakan adalah buffer Mcllvaine pH
7,0 (sodium monofosfat 0,2 mol/L dan asam sitrat 0,1 mol/L). Dari penelitian
tersebut, diperoleh hasil bahwa dari keenam sampel yang diuji, hanya satu sampel
yang kadar rifampisinnya tidak memenuhi syarat (Leandro, dkk., 2009).


2
Universitas Sumatera Utara

Hastia (2010), telah melakukan penelitian penetapan kadar rifampisin dan
isoniazid dalam sediaan tablet dengan menggunakan spektrofotometri ultraviolet
secara multikomponen, dengan pelarut HCl 0,1 N. Diperoleh kadar rifampisin dan
isoniazid masing-masing adalah (100,73 ± 0,23)% dan (98,96 ± 0,30)%.
Nuna (2015), telah melakukan penelitian penetapan kadar rifampisin dan
isoniazid dalam sediaan tablet dengan menggunakan spektrofotometri derivatif
dengan zero crossing dengan pelarut HCl 0,1 N. Diperoleh kadar rifampisin
adalah (100,51 ± 4,43)% dan kadar isoniazid adalah (99,7 ± 1,52)%.
Metode spektrofotometri ultraviolet digunakan untuk menganalisis senyawa
tunggal, dengan adanya modifikasi metode spektrofotometri ultraviolet ini maka
dapat digunakan untuk analisis multikomponen dalam rangka pengawasan mutu
dengan memodifikasi tersebut maka penetapan kadar campuran rifampisin dan
isoniazid dapat ditetapkan secara bersama-sama tanpa harus dipisahkan dan
dengan waktu yang singkat dengan alat dan biaya yang relatif lebih murah
(Andrianto, 2009).
Metode penetapan kadar yang dapat dikembangkan adalah metode analisis
multikomponen yang lebih praktis secara spektrofotometri ultraviolet dengan

prinsip persamaan regresi melalui perhitungan matriks dengan metode
pengamatan pada panjang gelombang berganda. Rifampisin dan Isoniazid
memiliki panjang gelombang yang berdekatan yaitu rifampisin memiliki panjang
gelombang maksimum 231 nm dan isoniazid memiliki panjang gelombang
maksimum 266 nm sehingga spektrum saling tumpang tindih, sehingga metode

3
Universitas Sumatera Utara

panjang gelombang berganda dapat digunakan untuk menentukan kadar
rifampisin dan isoniazid (Andrianto, 2009).
Pemilihan panjang gelombang berdasarkan dari panjang gelombang mulai
memberikan serapan sampai hampir tidak memberikan serapan,dimana serapan
memenuhi hukum Lambert Beer yaitu 0,2 – 0,6. Penentuan panjang gelombang
analisis dengan memilih lima panjang gelombang secara variable bebas. Pada
metode panjang gelombang berganda tidak diperlukan proses pemisahan
komponen zat aktif karena kadar rifampisin dan isoniazid dapat ditetapkan secara
bersama-sama (Andrianto, 2009).
Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini akan dilakukan penetapan
kadar campuran rifampisin dan isoniazid pada sediaan tablet dengan metode

spektrofotometri UV secara panjang gelombang berganda.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuat perumusan masalah
sebagai berikut:
a. apakah metode spektrofotometri UV dengan cara penentuan panjang
gelombang berganda dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran
rifampisin dan isoniazid?
b. apakah kadar rifampisin dan isoniazid dalam sediaan tablet yang ditentukan
dengan spektrofotometri UV dengan metode panjang gelombang berganda
memenuhi persyaratan yang tercantum pada WHO (2006) ?

4
Universitas Sumatera Utara

1.3. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dibuat hipotesis sebagai
berikut:
a. metode spektrofotometri UV dengan cara penentuan panjang gelombang
berganda dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran rifampisin
dan isoniazid.

b. kadar rifampisin dan isoniazid dalam sediaan tablet yang ditentukan dengan
metode spektrofotometri UV dengan cara penentuan panjang gelombang
berganda memenuhi persyaratan yang tercantum dalam

WHO (2006).

1. 4. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
a. untuk mengetahui apakah metode penetapan kadar campuran rifampisin
dan isoniazid secara spektrofotometri UV dengan metode panjang
gelombang berganda dapat digunakan.
b. untuk mengetahui apakah kadar secara penetapan kadar campuran
rifampisin dan isoniazid secara spektrofotometri UV dengan metode
panjang gelombang berganda memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam WHO (2006).
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bahwa
penggunaan metode penetapan kadar campuran rifampisin dan isoniazid secara
spektrofotometri UV dengan aplikasi metode panjang gelombang berganda dapat
dilakukan.


5
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Multikomponen dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet

42 281 123

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

2 33 111

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

4 20 119

Penetapan Kadar Campuran Deksametason dan Deksklorfeniramin Maleat Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 106

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 18

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 11

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 3 2

Penetapan Kadar Campuran Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 58

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 18