Komunikasi Nonverbal Tarian Serampang Dua Belas (Studi Semiotika Mengenai Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Serampang Dua Belas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumatera Utara, terdiri dari daerah – daerah dengan aneka ragam
kebudayaan. Keaneka-ragaman kebudaya itu, merupakan salah satu kekayaan
propinsi ini di samping kekayaan yang lain. Kebudayaan melayu di Sumatera
yang tersebar di berbagai daerah seperti, Langkat, Deli Serdang, Asahan dan
Labuhan Batu (atau di sebut dahulunya Sumatera Timur), kemudian Medan,
Binjai, Tj Balai, Tebing, Langkat, Deli Serdang, Sergai Bedagai, Labuhan Batu
Utara, Labuhan Batu Selatan, Batubara, Dan Asahan. Tari Serampang Dua Belas
adalah salah satu dari sekian banyak tarian yang berkembang di bawah Kesultanan
Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli Serdang). Tari
ini merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang
mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh,
mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Inilah salah satu cara
masyarakat Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada
generasi muda. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi
generasi muda untuk mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika ingin
membangun mahligai rumah tangga.
Nama Tari Serampang Dua Belas dahulu lebih dikenal dengan nama Tari
Pulau Sari. Hal ini mengacu pada judul lagu yang mengiringi tarian tersebut, yaitu

lagu Pulau Sari. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada era 1940-an dan digubah
ulang antara tahun 1950—1960. Sauti yang lahir tahun 1903 di Pantai Cermin,
Kabupaten Serdang Bedagai ketika menciptakan Tari Serampang Dua Belas
sedang bertugas di Dinas PP&K Provinsi Sumatra Utara. Atas inisiatif dari Dinas
yang menaunginya, Sauti diperbantukan menjadi guru di Perwakilan Jawatan
Kebudayaan Sumatera Utara di Medan. Pada masa itulah sauti menciptakan
beberapa kreasi tari yang terkenal hingga sekarang termasuk Tari Serampang Dua
Belas. Selain Tari Serampang Dua Belas, Sauti juga berhasil menggubah bebarapa



Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara


 

tari lain, yaitu tari jenis Tiga Serangkai yang terdiri dari Tari Senandung dengan
lagu Kuala Deli, Tari Mak Inang dengan lagu Mak Inang Pulau Kampai, dan Tari
Lagu Dua dengan lagu Tanjung Katung.

Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh
dibawakan oleh laki-laki. Hal ini karena kondisi masyarakat pada waktu itu
melarang perempuan tampil di depan umum, apalagi memperlihatkan lenggaklenggok tubuhnya. Tetapi dengan perkembangan zaman, di mana perempuan
sudah dapat berpartisipasi secara lebih leluasa dalam segala kegiatan, maka Tari
Serampang Dua Belas kemudian dimainkan secara berpasangan antara laki-laki
dan perempuan di berbagai pesta dan arena pertunjukan.
Hingga saat ini, Tari Serampang Dua Belas sudah berkembang ke
beberapa daerah di Indonesia selain Sumatra Utara, seperti Riau, Jambi,
Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai ke Maluku. Selain dikenal dan dimainkan
di seluruh tanah air, Tari Serampang Dua Belas juga terkenal dan sering
dibawakan di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand,
dan Hongkong. Keberadaan Tari Serampang Dua Belas karya Sauti ini, mendapat
sambutan yang luar biasa di seluruh tanah air dan negara tetangga.
Seiring dengan perkembangan ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai beinisiatif untuk melindungi hak cipta tari ini sebagai aset dan kekayaan
daerah tersebut. Untuk mendukung rencana ini, maka pemerintah setempat
mengadakan seminar mengenai Tari Serampang Dua Belas. Hal ini dilakukan
untuk memperkenalkan kembali pada masyarakat banyak tentang asal muasal dari
tari ini, sehingga generasi muda tahu dan mengerti. Selain itu, diadakan juga
berbagai pagelaran lomba Tari Serampang Dua Belas terutama untuk kalangan

masyarakat yang berada di kawasan Kabupaten Serdang Bedagai.
Ragam tarian yang dimainkan dalam Tari serampang Dua Belas bertambah
indah dan menarik dengan komposisi pakaian warna-warni yang dipakai para
penarinya. Lenggak-lenggok para penari begitu anggun dengan berbalut kain satin
yang menjadi ciri khas pakaian adat dari masyarakat Melayu di pesisir pantai

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara


 

timur Pulau Sumatra. Sapu tangan melengkapi perpaduan pakaian tersebut yang
kemudian dipergunakan sebagai media tari pada gerakan penutup Tari Serampang
Dua Belas.
Mengetahui kebudayaan melayu sering di antara kita buta dengan adanya
budaya sendiri, Menurut Ismail Hussein (1994) “Kata Melayu merupakan istilah
yang meluas dan agak kabur. Istilah ini makanya merangkumi suku bangsa
merumpun di Nusantara. Pada Zaman Eropa masyarakat melayu di kenal sebagai
orang – orang terkenal beradagang dan perniagaan. Suku melayu merupakan

mahir dalam ilmu perlayaran dan turut terlibat dalam aktivitas perdagangan dan
pertukaran

barang

kesenian

dari

pelbagai

wilayah

dunia,

(http://www.etnomusikologiusu.com/budayamelayu.pdf)
Di Asia Tenggara suku Melayu sudah tersebar dari berbagai daerah seperti,
Aceh Timur, Sumatera, Kalimantan, Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura,
Selatan Thailand, Selatan Filipina, Kamboja dan Vietnam, dan menurut
sejarahnya suku melayu terdapat dari Asia tengah, di karenakan para peneliti

yang sudah melakukan

beberapa penelitian di antara seperti menurut R.H.

Geldern ialah seorang ahli prasejarah dan menjadi guru besar di Iranian Institute
and School for Asiatic Studies telah membuat kajian tentang asal usul bangsa
Melayu. Sarjana yang berasal dari Wien, Austria ini telah membuat kajian
terhadap kapak tua (beliung batu). Beliau menemui kapak yang dibuat dari batu
itu, di sekitar hulu Sungai Brahmaputra, Irrawaddy, Salween, Yangtze, dan
Hwang. Bentuk dan jenis kapak yang sama, beliau temui juga di beberapa tempat
di kawasan Nusantara. Geldern berkesimpulan, tentulah kapak tua tersebut dibawa
oleh orang Asia Tengah ke Kepulauan Melayu ini. J.H.C. Kern ialah seorang ahli
filologi Belanda yang pakar dalam bahasa Sanskerta dan bermacam-macam
bahasa Austronesia yang lain telah membuat kajian berdasarkan beberapa
perkataan yang digunakan sehari-hari terutama nama tumbuh-tumbuhan, hewan,
dan nama perahu. Beliau mendapati bahwa perkataan yang terdapat di Kepulauan
Nusantara ini terdapat juga di Madagaskar, Filipina, Taiwan, dan beberapa pulau
di Lautan Pasifik. Perkataan tersebut di antara lain ialah: padi, buluh, rotan,

Universitas Sumatera Utara 

Universitas Sumatera Utara


 

kelapa, pisang, pandan, dan ubi. Berdasarkan kajian Kern berkesimpulan bahawa
bahasa Melayu ini berasal daripada satu induk yang ada di Asia, dan banyak para
ahli yang sudah melakukan penelitian dari berbagai jurusan mengungkapkan
sejarah melayu di dunia. Kemudian, di Indonesia melayu sudah ada pada zaman
kerajaan Sriwijaya pada tahun 672M yang terletak di Jambi.
Tari merupakan gerakan badan (tangan dsb) yang berima dan biasanya diiringi
bunyi-bunyian (musik, gamelan dst)(Kamus besar Bahasa indonesia 1989:903)
dalam Eksiklopedi indonesia (1984:3081) disebutkan bahwa seni tari merupaka
seni menggerakan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik.
Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan atau
emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula digunakan untuk mencapai
keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang menarikannya. Kempungkinankemungkukan yang demikian itu, menjadikan tari sebagai ciri pokok pada
kehidupan agama, masyarakat dan seni dalam kebudayaan pada umumnya.
Perkembangan tari di indonesia, sulit untuk melacak kapan dan pada zaman apa
seni tari muncul dan berkembang dalam suatu kehidupan masyarakat. Bila kita

menengok zaman komunal yang ditandai ciri-ciri kehidupan masyarakatnya masih
primitif dan masih menganut kepercayaan animisme, dinamis serta tetomisme,
hasil-hasil kebudayaan manusia yang ada sangkut pautnya dengan tari sulit di
buktikan. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa manusia pada zaman ini
belum mengenal kesenian. Mereka sudah mengenal nilai-nilai keindahan zaman
batu. Setelah berakhirnya zaman batu, maka dimulailah zama logam (perunggu
dan besi). Pada zaman inilah sesuatu perkembangan dan kemajuan dalam hal seni
tari. Apabila pada zaman batu diduga tari masih diiringi dengan sorak sorai
(nyanyi-nyanyian) atau tepukan-tepukan, tetapi pada zaman logam telah
menggunakan alat musik. Hal ini didasarkan atas temuan-temuan aerkologi yang
membuktikan bahwa ada keterkaitan antara alat musik dan tari yang terdapat
dalam neraka atau genderang yag dibuat dari perunggu. Neraka ini ditemukan
dibeberapa wilyah di indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
(Rosjid, 1919:5-6). Pada zaman perunggu, neraka dianggap sebagi benda yang

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara


 


dikeramatkan (sakral) dan digunakan dengan cara dipukul pada upacara-upacara
keagamaan yang sifatnya magis dan sakral.
Hal ini dibuktikan dengan adanya lukisan penari yang kepalanya dihiasi bulubulu burung serta daun-daunan. Daru gambaran di atas menunjukan bahwa seni
tari telah terdapat pada saat itu, terutama pada hal-hal bersifat sakral dan magis.
Sesuai dengan pola upacara sakral, umumnya mereka menari atas dasar pola-pola
simbolik untuk memelihara kesimbangan hidup, seperti tari-tarian yang
melambangkan harapan kesuburan, penghindar malapetaka, dan sebagiamananya.
Peniruan gerakan terhadap binatang-binatang (imiatif) dan pekerjaan sehari-hari
(Mimesis) merupakan ciri kuat yang magis dan sakral. Dengan demikian, upacara
keagamaan yang menggunakan media tari ini, tentu tidak lepas dari tuntutan untuk
melindungi diri dari malapetaka, sehingga upacara-upacara pun berkaitan dengan
kejadian-kejadian alam. Dengan kata lain, tari pada saat itu merupakan bagian
yang penting dari upacara-upacara inisiasi dari kehidupan (kelahiran, kematian,
perkawinan, dan sebagaianya).
Serampang Dua Belas sudah ditetapkan sebagai tarian nasional oleh bapak
Presiden Soekarno.Tarian serampang Dua Belas di ciptakan oleh sauti beserta
okto adram, yang pada mulanya tarian ini hanya dua orang penari yaitu mereka
sendiri, kemudian mereka memiliki murid yang ingin belajar tarian tersebut,
awalnya tarian serampang Dua Belas hanya menyambut kepala desa, petinggi,

suku dan sebagianya. Namun seiring waktu berkembang, menjadi muda-mudi
untuk mencari pasangan hidup, dan sebagai salah satu syarat adat pernikahan.
Kemudian tarian ini ada juga para penarinya hanya perempuan yang menceritakan
tentang persahabat yang kuat di antara mereka, tarian serampang Dua Belas
memiliki 12 ragam yang tidak ada perubahan dari zaman dahulu hingga sekarang,
dalam tarian ini memiliki saran estitika dan etiketnya dalam satu ragam tarian
terdapat 1/8. Namun fakta sosial yang ada di lapangan ada memiliki perbedaan
seperti asahan dan medan, Mendak ( setengah duduk) hanya di medan, kemudian
dari lirik atau tatapan juga demikian. Selain itu jenis melenggang, perbedaan
antara guru sanggar tari ada yg melenggang di depan dan kesamping. Kemudian

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara


 

melayu memiliki dasar tari mempunyai suatu gerakan tumpuan, yaitu kaki. Oleh
karena itu orang menari dengan kaki, badan, pinggang, leher, bahu, tangan, jari,
dan kepala dalam irama yang bersesuaian. Haruslah di pahami bahwa tiap-tiap tari

sedikitnya ada tiga gerakan irama pokok yang dikomposisikan yaitu :
- Pertama : Gerakan kaki tatkala berdiri atau melangkah ada hubunganya
dengan gerakan badan, lengan dam jari tangan. Inilah dan pokok
sebenarnya dari tari, dan gerakan inilah yang disebut dalam tari
melayu
- Kedua

: Gerakan yang dilakukan oleh leher, muka, tangan, dan jari, yang
disebut Tandak

- Ketiga

: gerakan yang dilakukan oleh lenggok atau gerak pinggang dan
badan yang disertai ayunan tangan dan jari, yang disebut Lenggang

Azas langkah dalam tari melayu adalah
1.
2.
3.
4.

5.

Langkah 3 – dalam tari Ronggeng
Langkah 4 – dalam tari Serampang Laut
Langkah 5 – dalam tari Siti Payung
Langkah 7 – dalam tari Adegan Sejarah
Langkah 9 – dalam tari Anai

Nama tari melayu ini antara lain, ialah : Serampang 12, Mak Inang,
Serampang Laut, Gunung Sayang, Siti Payung, Pulau Kampai, Ronggeng dan
sebagianya
Sermapang 12 merupakan serangkaian tari terdiri dari 12 ragam. Lagkah tarinya
terdiri dari jenis langkah tari : Langkah Patah Sembilan, Mak Inang dan Tanjung
Katung. Setiap tari mempunyai arti yakni :
Ragam 1

: Menari ditempat tegak, lalu berputar dengan lonjak
kekanan menurut aturan dan tempo lagu, hingga seolaholah memandang keliling. Gerak seperti itu dilakukan oleh
penari wanita. Ragam ini melambangkan “Pertemuan”

Ragam 2

: Ragam ini mengiaskan cinta dengan langkah berjalan
menurut aturan dan tokoh lagu. Makin lama makin

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara


 

mendalam cinta yang membuat pikiran pusing, gerak maju
mundur.
Ragam 3

: Ragam 3 ini menyatatakan memendam rasa. Perasaan
masing-masing terkenang, karena keadaan sekitar mereka.

Ragam 4

: Pada ragam 4 ini, gerak tarinya melenggok-lenggok
terhuyung, ibarat orang mabuk, melambangkan dua insan
yang bercinta, sedang mabuk kepayang

Ragam 5

: Pada ragam ini penari memberiak isyarat masing-masing.
Isyarat tanda cinta, isyarat untuk berjumpa melepas rindu
walaupun sejenak.

Ragam 6

: Pada ragam ini penari melonjak terhenti. Masing-masing
isyarata dibalas dengan isyarat yang sama dengan pihak
lain.

Ragam 7 dan 8

: Setelah masing-masing menerima isyarat, namun belum
percaya sungguh-sungguh. Ragam ini meminta ketegasan.

Ragam 9

: Ragam ini penari melonjak gembira setelah menerima
jawaban ketegasan dan mendapat restu orang tua.

Ragam 10

: Ragam ini menyatakan meminang.

Ragam 11

: Ragam 11 ini menyatakan mengantar penganti. Juga
mengesahkan upacara bersanding dua.

Ragam 12

: Ragam penutup ini menyatakan kedua belah pihak
bergelut bersama-sama dengan memegang sapu tangan
bersama pula, menyatakan bahwa apa yang di cita-citakan
sudah tercapai.

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara


 

Terkam

: Isitilah ini adalah istilah untuk menyatakan gerakan penari
laki-laki yang seakan-akan menerkam kawannya menari,
yakni penari wanita

Sumber: Laporan Survai (1979). Monografi Kebudayaan Melayu Di Kabupaten
Langkat.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari –
hari di rumah tangga, di tempat kerja, di pasar, dalam masyarakat atau dimana
saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
komunikasi (Muhammad, 2009:1). Komunikasi terbagi dua yaitu komunikasi
verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau
lisan (oral) .Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan
disampaikan tidak menggunakan kata-kata tetapi menggunakan gerak isyarat,
bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. Seni budaya dapat berfungsi
sebagai media yang baik untuk menyebar luaskan pesan. Tindakan komunikasi
dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik secara verbal (dalam bentuk kata-kata,
baik lisan maupun tulisan) dan nonverbal (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya
gestura, sikap, tingkah laku, gambar- gambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang
mengandung arti). Peran artinya fungsi dan guna, hampir sebagian besar tari
tradisional memiliki peranan besar dalam aktivitas masyarakat dimana tarian
tersebut tumbuh dan berkembang. Peranan dalam tarian itulah yang membuat
masyarakat dikenali sebagai ciri khas daerah, apalagi sebagai media komunikasi
budaya sudah pasti tari tradisional Serampang dua Belas dikemas untuk
menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat dan dapat mempengaruhi
kehidupan agar lebih baik. Pesan yang terkandung didalamnya ada makna yang
mendidik masyarakat untuk berbudi pekerti yang baik terhadap orang lain.
Mendidik anak-anak calon generasi selanjutnya untuk mencintai kebudayaan asli
dengan cara menanmkan rasa suka dan kecintaan terhadap tanah air, membentuk

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara


 

jati diri seseorang serta mengajarkan kepada anak-anak muda zaman sekarang
cara melestarikan budaya tradisional
Seni tari berhubungan dengan aktifitas orang banyak, yang bertujuan
untuk menciptakan keadaan yang harmonis, baik dalam adat, agama maupun
sosial. Seni tari adalah suatu karya manusia dan cara masyarakat dalam
mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, dalam adat tertentu seni tari sebagai
persembahan untuk tamu terhormat yang hadir dalam perjamuan adat tersebut,
seni tari dalam aspek agama biasa untuk mensyukuri ciptaan Tuhan maupun
penyebaran agama tersebut, dan dalam aspek sosial seni tari dapat di gunakan
dalam acara pernikahan, panen, pencarian jodoh, hingga kelahiran anak manusia.
Seni terlihat bahwa kreasi kesenian tari tersebut tercipta dan berkembang sebagai
kebutuhan hidup manusia. Dalam meliputi keyakinan dan kebutuhan biologis
seseorang. Sesuai kebutuhan lingkungan masyarakat.
Tari merupakan gerakan tangan yang berirama dan biasanya di iringi
dengan bunyi-bunyian. Seni tari merupakan seni gerakan tubuh secara berirama,
biasanya sejalan dengan musik. Gerak-gerakan itu dapat dinikmati sendiri,
pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula
digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang
menarikannya.
Tari merupakan aset paling penting dalam suatu kebudayaan, tari adalah
suatu gerak yang diiringi musik sehingga membentuk keindahan seni tersebut.
Tari Serampang Dua Belas merupakan salah satu tarian yang berkembang di
Kabupaten Serdang Bedagai. Tari ini merupakan tari tradisional yang dimainkan
sebagai tari pergaulan yang memiliki arti perjalanan dalam mencari jodoh, mulai
dari perkenalan sampai kepernikahan. Cara inilah yang diajarkan kepada generasi
muda dalam pencarian jodoh. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi
kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses dalam membangun
rumah tangga.

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara

10 
 

Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh
dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan
tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi
seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi
dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara
berpasangan antara laki-laki dan perempuan.
Nama Tari Serampang Dua Belas diambil dari dua belas ragam gerakan
tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan pencarian jodoh hingga memasuki
tahap perkawinan. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas,
diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol
pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah ‘‘Teluk
Belanga’’ atau ‘‘Baju Koko’’, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan
“Baju Kebaya” panjang dengan “Kain Songket”. Adapun dalam bentuk
gerakannya, tarian ini banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat,
dan loncat-loncat kecil, selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak
tangan yang melenggang secara mengalun.
Dalam kaitan antara komunikasi non verbal dan tari serampang duabelas
perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Untuk itu saya ingin meneliti
Komunikasi non verbal tarian Serampang Dua Belas.
Nama Tari Serampang Dua Belas diambil dari dua belas ragam gerakan
tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan pencarian jodoh hingga memasuki
tahap perkawinan. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas,
diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol
pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah Teluk Belanga
atau Baju Koko, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan Baju Kebaya
panjang dengan Kain Songket. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini
banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil,
selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang
secara mengalun.

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara

11 
 

Dalam perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh
dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan
tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi
seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi
dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara
berpasangan antara laki-laki dan perempuan.
Seni budaya dapat berfungsi sebagai media yang baik untuk menyebar
luaskan pesan. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik
secara verbal (dalam bentuk kata-kata, baik lisan maupun tulisan) dan nonverbal
(tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya gestura, sikap, tingkah laku, gambargambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang mengandung arti). Peran artinya fungsi
dan guna, hampir sebagian besar tari tradisional memiliki peranan besar dalam
aktivitas masyarakat dimana tarian tersebut tumbuh dan berkembang. Peranan
dalam tarian itulah yang membuat masyarakat dikenali sebagai ciri khas daerah,
apalagi sebagai media komunikasi budaya sudah pasti tari tradisional Serampang
dua Belas dikemas untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat dan
dapat mempengaruhi kehidupan agar lebih baik. Pesan yang terkandung
didalamnya ada makna yang mendidik masyarakat untuk berbudi pekerti yang
baik terhadap orang lain. Mendidik anak-anak calon generasi selanjutnya untuk
mencintai kebudayaan asli dengan cara menanmkan rasa suka dan kecintaan
terhadap tanah air, membentuk jati diri seseorang serta mengajarkan kepada anakanak muda zaman sekarang cara melestarikan budaya tradisional
Seni tari berhubungan dengan aktifitas orang banyak, yang bertujuan
untuk menciptakan keadaan yang harmonis, baik dalam adat, agama maupun
sosial. Seni tari adalah suatu karya manusia dan cara masyarakat dalam
mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, dalam adat tertentu seni tari sebagai
persembahan untuk tamu terhormat yang hadir dalam perjamuan adat tersebut,
seni tari dalam aspek agama biasa untuk mensyukuri ciptaan Tuhan maupun
penyebaran agama tersebut, dan dalam aspek sosial seni tari dapat di gunakan
dalam acara pernikahan, panen, pencarian jodoh, hingga kelahiran anak manusia.

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara

12 
 

Seni terlihat bahwa kreasi kesenian tari tersebut tercipta dan berkembang sebagai
kebutuhan hidup manusia. Dalam meliputi keyakinan dan kebutuhan biologis
seseorang. Sesuai kebutuhan lingkungan masyarakat.
Tari merupakan gerakan tangan yang berirama dan biasanya di iringi
dengan bunyi-bunyian. Seni tari merupakan seni gerakan tubuh secara berirama,
biasanya sejalan dengan musik. Gerak-gerakan itu dapat dinikmati sendiri,
pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula
digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang
menarikannya.
Tari merupakan aset paling penting dalam suatu kebudayaan, tari adalah
suatu gerak yang diiringi musik sehingga membentuk keindahan seni tersebut.
Tari Serampang Dua Belas merupakan salah satu tarian yang berkembang di
Kabupaten Serdang Bedagai. Tari ini merupakan tari tradisional yang dimainkan
sebagai tari pergaulan yang memiliki arti perjalanan dalam mencari jodoh, mulai
dari perkenalan sampai kepernikahan. Cara inilah yang diajarkan kepada generasi
muda dalam pencarian jodoh. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi
kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses dalam membangun
rumah tangga.
Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh
dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan
tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi
seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi
dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara
berpasangan antara laki-laki dan perempuan.
Nama Tari Serampang Dua Belas diambil dari dua belas ragam gerakan
tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan pencarian jodoh hingga memasuki
tahap perkawinan. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas,
diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol
pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah Teluk Belanga

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara

13 
 

atau Baju Koko, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan Baju Kebaya
panjang dengan Kain Songket. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini
banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil,
selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang
secara mengalun.
Dalam kaitan antara komunikasi non verbal dan tari serampang duabelas
perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Untuk itu saya ingin meneliti
Komunikasi non verbal tarian Serampang Dua Belas.
Nama Tari Serampang Dua Belas diambil dari dua belas ragam gerakan
tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan pencarian jodoh hingga memasuki
tahap perkawinan. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas,
diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol
pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah Teluk Belanga
atau Baju Koko, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan Baju Kebaya
panjang dengan Kain Songket. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini
banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil,
selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang
secara mengalun.
Dalam perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh
dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan
tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi
seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi
dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara
berpasangan antara laki-laki dan perempuan.
Salah satu contoh komunikasi non verbal yaitu kesenian. Kesenian
merupakan salah satu dari 7 unsur kebudayaan universal. Kesenian senantiasa
mempunyai peranan tertentu dalam masyarakat yang menjadi pendukungnya.
Kesenian dapat ditinjau baik dalam aspek kebudayaan maupun masyarakat.

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara

14 
 

Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus di
biasakan dengan belajar dari hasil budi dan karya tersebut. Seni adalah sesuatu
yang indah yang dihasilkan manusia, melalui penglihatan, pendengaran dan
perasaan. Seni dapat dilihat dalam konteks komunikasi yang diartikan dalam jiwa
seseorang yang dapat didengar, maupun dilihat dalam alunan alat musik dan
tarian. Seni termasuk di dalamnya seperti : musik, lukisan, dan tari, untuk
memenuhi kebutuhan tertentu baik dalam kebutuhan umum yang mencangkup
kawasan luas masyarakat yang menikmati seni itu. Namun beberapa seniman
menikmati seni itu hanya untuk kepuasan pribadinya sendiri.
Seni tari berhubungan dengan aktifitas orang banyak, yang bertujuan
untuk menciptakan keadaan yang harmonis, baik dalam adat, agama maupun
sosial. Seni tari adalah suatu karya manusia dan cara masyarakat dalam
mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, dalam adat tertentu seni tari sebagai
persembahan untuk tamu terhormat yang hadir dalam perjamuan adat tersebut,
seni tari dalam aspek agama biasa untuk mensyukuri ciptaan Tuhan maupun
penyebaran agama tersebut, dan dalam aspek sosial seni tari dapat di gunakan
dalam acara pernikahan, panen, pencarian jodoh, hingga kelahiran anak manusia.
Seni terlihat bahwa kreasi kesenian tari tersebut tercipta dan berkembang sebagai
kebutuhan hidup manusia. Dalam meliputi keyakinan dan kebutuhan biologis
seseorang. Sesuai kebutuhan lingkungan masyarakat.
Tari merupakan gerakan tangan yang berirama dan biasanya diiringi
dengan bunyi-bunyian. Seni tari merupakan seni gerakan tubuh secara berirama,
biasanya sejalan dengan musik. Gerak-gerakan itu dapat dinikmati sendiri,
pengucapan suatu gagasan atau emosi, atau menceritakan suatu kisah, dapat pula
digunakan untuk mencapai keadaan semacam mabuk atau tak sadar bagi yang
menarikannya.
Tari merupakan aset paling penting dalam suatu kebudayaan, tari adalah
suatu gerak yang diiringi musik sehingga membentuk keindahan seni tersebut.
Tari Serampang Dua Belas merupakan salah satu tarian yang berkembang di

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara

15 
 

Kabupaten Serdang Bedagai. Tari ini merupakan tari tradisional yang dimainkan
sebagai tari pergaulan yang memiliki arti perjalanan dalam mencari jodoh, mulai
dari perkenalan sampai kepernikahan. Cara inilah yang diajarkan kepada generasi
muda dalam pencarian jodoh. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi
kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses dalam membangun
rumah tangga.
Pada awal perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh
dibawakan oleh laki-laki, karena pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan
tampil di depan umum, apalagi menunjukkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi
seiring perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi
dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas dimainkan secara
berpasangan antara laki-laki dan perempuan.
Nama Tari Serampang Dua Belas diambil dari dua belas ragam gerakan
tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan pencarian jodoh hingga memasuki
tahap perkawinan. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas,
diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol
pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah Teluk Belanga
atau Baju Koko, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan Baju Kebaya
panjang dengan Kain Songket. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini
banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil,
selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang
secara mengalun.
Dalam kaitan antara komunikasi non verbal dan tari serampang duabelas
perlu adanya penelitian yang lebih lanjut. Untuk itu saya ingin meneliti
Komunikasi non verbal tarian serampang duabelas.

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara

16 
 

1.2 Fokus Masalah
Berdasakan Konteks diatas maka yang menjadi masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1.

“Bagaimanakah makna penyampaian pesan dari tarian Serampang Dua
Belas dalam setiap gerakan yang memiliki 12 ragam tarian tersebut?”

2.

“Mitos apa yang dapat diungkap dari pemaknaan atas tanda yang terdapat
dalam tarian Serampang Dua Belas dalam setiap gerakan yang memiliki
12 ragam tarian terebut?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang telah di rumuskan dan agar penelitian ini
memiliki arah yang lebih jelas maka perlu ditetapkan beberapa tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui makna gerakan yang terdapat dalam tarian
Serampang Dua Belas.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana proses komunikasi nonverbal di
dalam tarian Serampang Dua Belas.

Manfaat Penelitan
Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian yaitu :
1. Manfaat penelitian secara akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keanekaragaman wacana
penelitian di departemen ilmu komunikasi FISIP USU dan di harapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca.
2. Manfaat penelitian secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan
wawasan bagi peneliti, mahasiswa, serta masyarakat luas mengenai
proses komunikasi nonverbal pada tarian Serampang Dua Belas.

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara

17 
 

3. Manfaat secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
sumbangan, masukan bagi penelitian, dalam memahami proses
komunikasi nonverbal pada tarian Serampang Dua Belas.

Universitas Sumatera Utara 
Universitas Sumatera Utara