Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Padi (Oryza Sativa L.) di Lapangan

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
Menurut Sugeng (2003) tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdovio

: Angiospermae

Kelas

: Monokotiledoneae

Ordo


: Gramineales

Famili

: Gramineaceae

Genus

: Oryza

Spesies

: Oryza sativa L.
Tumbuhan padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang

tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya,
biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara
tersusun yaitu pada batang pokok atau batang batang utama akan tumbuh anakan
pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama, anakan ketiga
tumbuh pada buku pertama pada batang anakan kedua dan seterusnya. Semua anakan

memiliki bentuk yang serupa dan membentuk perakaran sendiri (Luh, 1991).
Akar tanaman padi merupakan akar tumbuhan graminae.Tumbuhan golongan
ini memiliki akar serabut yang merupakan akar halus yang berfungsi untuk menyerap
unsur hara dari dalam tanah. Akar – akar tanaman akan membentuk batang – batang
tanaman padi dan akan membentuk rumpun tanaman padi. Meskipun akar tanaman
ini akar serabut tetapi pada bagian pangkal batang terdapat akar tunggang yang
mengeras (Sugeng, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Tanaman padi mempunyai batang yang beruas-ruas. Panjang batang
tergantung pada jenisnya. Padi jenis unggul biasanya berbatang pendek atau lebih
pendek daripada jenis lokal, sedangkan jenis padi yang tumbuh di tanah rawa dapat
lebih panjang lagi, yaitu antara 2-6 meter (AAK, 1990).
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptil.
Coleoptil keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai
permukaan air. Coleoptil baru membuka,kemudian diikuti keluarnya daun pertama,
daun kedua dan seterusnya,hingga yang disebut daun bendera, sedangkan daun
terpanjang biasanya pada daun ketiga . Daun bendera merupakan daun yang lebih
pendek daripada daun-daun dibawahnya, namun lebih lebar daripada daun

sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi

(AAK, 1990).

Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma
dan palea. Buah ini merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai
bagian-bagian sebagai berikut : Embrio, endosperm, bekatul. Jadi, sebenarnya
gabah/biji padi ini adalah buah padi yang diselubungi oleh sekam/kulit gabah
(AAK,1990).
Syarat Tumbuh
Iklim
Batasan suhu yang lebih rendah untuk perkecambahan sulit diestimasikan dan
sangat

bervariasi,

tetapi

proses


perkecambahan

hanya

lambat

pada

suhu 10 0C (50 0F). Perkecambahan optinum antara 180C – 33 0C dengan gizi dari
kebanyakan perkecambahan varietas lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi
dari yang lain. Pada suhu 42 0C perkecambahan tertahan, pada suhu 50 0c dan benih
mati. Suhu kritis antara 15 – 15,50C dan benih mati. Untuk penyesuaian dataran

Universitas Sumatera Utara

tinggi 25 0C sampai 28 0C suhu optimum dengan menghambat akar pada suhu
dibawah 16 0C dan diatas 35 0C (Noor, 1996).
Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan
atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang
dikehendaki pertahun sekitar 1500-2000 mm. Curah hujan yang baik akan membawa

dampak positif dalam pengairan, sehingga genangan yang diperlukan tanaman padi di
sawah dapat tercukupi (AAK, 1990)
Tanah
Tanah sawah yangmempunyai persentasi fraksi pasir dalam jumlah besar,
kurang baik untuk tanaman padi, sebab tekstur ini mudah meloloskan air. Pada tanah
sawah dituntut adanya lumpur, terutama untuk tanaman padi yang membutuhkan
tanah subur, dengan kandungan ketiga fraksi dalam perbandingan tertentu.Lumpur
adalah butir-butir tanah halus yang seluruhnya diselubungi oleh air, sehingga pada
tanah sawah diperlukan air dalam jumlah yang cukup dan butir tanah dapat
mengikatnya (AAK, 1990).
Tidak semua jenis tanah cocok dengan areal persawahan karena tidak semua
tanah dapat tergenang air.Padahal dalam sistem tanah sawah lahan harus tetap
tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam.
Oleh karena itu jenis tanah yang sulit menahan air (tanah dengan kandungan pasir
tinggi) kurang cocok untuk lahan persawahan. Sebaliknya tanah yang sulit dilewati
air tanah dengan kandungan lempung tinggi cocok dibuat lahan persawahan
(Noor, 1996).

Universitas Sumatera Utara


Keanekaragaman Serangga ( Insect Diversity)
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi, dalam
jumlah yang melebihi jumlah semua hewan yang melata dan praktis terdapat dimanamana (Borror et al., 1992).
Semua serangga harus makan atau tidak mereka akan kelaparan. Banyak
aktivitas hewan yang berkaitan dengan makan, menemukan makanan dan
memakannya. Makanan adalah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan
banyaknya hewan dan tempat ia hidup (penyebarannya) (AAK, 1990).
Ada 6 faktor yang saling berkait menentukan derajat naik turunnya
keanekaragaman jenis, yaitu :
1. Waktu.
Keragaman komunitas bertambah sejalan dengan waktu, berarti komunitas tua
yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme dari pada komunitas
muda yang belum berkembang. Dalam ekologi, waktu dapat berjalan lebih pendek
atau hanya sampai puluhan generasi. Skala ekologis mencakup keadaan dimana jenis
tertentu dapat bertahan dalam lingkungan tetapi belum cukup waktu untuk menyebar
sampai ketempat tersebut. Keragaman jenis suatu komunitas bergantung pada
kecepatan penambahan jenis melalui evolusi tetapi bergantung pula pada kecepatan
hilang jenis melalui kepenuhan dan emigrasi.
2. Heterogenitas ruang.
Semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora

dan fauna di tempat tersebut dan semakin tinggi keragaman jenisnya. Faktor
heterogenitas berlaku pada skala makro maupun mikro.

Universitas Sumatera Utara

3. Kompetisi.
Terjadi apabila sejumlah organisme (dari spesies yang sama atau yang
berbeda) menggunakan sumber yang sama ketersediaannya kurang, atau walaupun
ketersediaan sumber tersebut cukup namun persaingan tetap terjadi juga bila
organisme-organisme itu memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang
lain atau sebaliknya.
4. Pemangsaan.
Pemangsaan yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing
yang

berbeda

dibawah

daya


dukung

masing-masing

selalu

memperbesar

kemungkinan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, apabila
intensitas dari pemengsaan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menurunkan
keragaman jenis.
5. Kestabilan iklim.
Makin stabil iklim akan lebih mendukung bagi keberlangsungan evolusi..
6. Produktifitas merupakan syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi
(Krebs, 1978).
Kepadatan populasi dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal ialah persaingan antara individu dalam satu populasi atau
dengan spesies lain, perubahan lingkungan kimia akibat adanya sekresi dan
metabolisme, kekurangan makanan, serangan predator/parasit/penyakit, emigrasi

faktor iklim misalnya cuaca, suhu, kelembaban, sedangkan internal perubahan
genetik dari populasi tersebut (Oka, 1995).
Sebaliknya banyak serangga yang dianggap sebagai hama karena merusak
tanaman budidaya, salah satunya terjadi pada tanaman padi. Hama hama penting

Universitas Sumatera Utara

tanaman padi diantaranya: tikus, penggerek batang, wereng coklat, dan
walangsangit, kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tersebut sangat bervariasi
dari pengurangan hasil panen sampai kerusakan sempurna (Jumar,2000).
Hama yang umum merusak tanaman padi yaitu wereng coklat, wereng hijau
dan tungronya, penggerek batang padi, dan ganjur. Sedangkan untuk hama minornya
yaitu walang sangit, kepinding tanah, lalat daun padi, ulat pelipat daun padi, ulat
kantung, trips, anjing tanah, ulat grayak, wereng loreng,serangga yang sedang
menanjak menjadi hama yaitu wereng punggung putih (Beahaki, 2009).
Salah satu hama tanaman padi sawah yang cukup penting dan menyebar pada
pertanaman padi sawah di Sulawesi, Sumatera, Kalimatan, dan Jawa. Serangan hama
Scotinophara sp. menghisap cairan batang padi sawah sehingga menyebabkan
tanaman menjadi kerdil, daunnya menguning dan akhirnya mati. Serangga hama ini
sangat merugikan dan dapat menyerang tanaman padi sawah dipersamaian dan

tanaman muda serta tanaman yang sudah berumur tua. Kepinding tanah menjadi
hama utama tanaman padi di daerah-daerah sawah pasang surut yang kondisinya
selalu tergenang air, dengan kelembaban tinggi dan terlebih pada musim hujan
(Kartohardjono dkk., 1989).
Hama utama padi menyerang berbagai fase kehidupan tanaman yaitu pada
fase vegetatif, fase generatif dan fase pemasakan. Hama pada fase vegetatif yaitu
penggerek batang , wereng hijau, hama ganjur dan keong mas. Pada fase generatif
biasanya wereng coklat, wereng hijau, penggerek batang, walang sangit, hama ganjur,
ulat grayak, hama putih palsu, tikus sawah dan keong mas. Dan pada fase pemasakan,
hama yang sering dijumpai adalah walang sangit, tikus sawah dan burung.

Universitas Sumatera Utara

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Serangga
Perkembangan dan reproduksi serangga dapat dipengaruhi oleh faktor abiotik.
Faktor ini mungkin menunjukkan pengaruhnya pada serangga baik secara langsung
maupun tidak langsung (Melalui pengaruhnya pada organisme lain) dan pada batas
pendek atau jauh (cahaya, sebagai contoh, mungkin menimbulkan efek yang cepat
pada orientasi serangga saat mencari makanan, dan banyak menyebabkan perubahan
pada fisiologi serangga dalam antisipasi kondisi yang merugikan pada beberapa bulan

kedepannya) (Gillot, 1982).
1. Faktor Fisik
Faktor fisik terhadap suhu, kelembapan, cahaya, angin, curah hujan yang mudah
di evaluasi. Kelembapan udara mempengaruhi kehidupan serangga langsung dan
tidak langsung, serangga yang hidup di lingkungan kering mempunyai cara tersendiri
untuk mengifesienkan penggunaan air seperti menyerap kembali air yang terdapat
pada fesces yang akan dibuang dan menggunakan air metabolik tersebut. Hujan
secara langsung dapat mempengaruhi populasi serangga hama apabila hujan besar
serangga hama banyak yang mati, berpengaruh terutama pada pertumbuhan dan
keaktifan serangga unsur yang penting dalam analisis hujan adalah curah hujan,
jumlah hari dan kelebatan hujan. Angin mempengaruhi metabolisme serangga,
serangga kecil mobilitasnya dipengaruhi oleh angin selanjutnya sumber cahaya panas
yang utama di alam adalah radiasi surya (Nenet et al., 2005).
2. Faktor Makanan
Faktor makanan sangat penting bagi kehidupan serangga hama. keberadaan
faktor makanan akan dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan curah hujan dan
tindakan manusia. Hubungan faktor makanan dengan populasi serangga itu disebut

Universitas Sumatera Utara

hubungan bertautan padat. Oleh karena itu faktor makanan dapat digunakan untuk
menekan populasi serangga hama baik dalam bentuk tidak memahami lahan
pertanian dengan tanaman yang merupakan makanan serangga hama
(Nenet et al., 2005).
3. Faktor Biologi
Komponen yang disebabkan oleh faktor biologi adalah parasitoid, predator
dan entomopatogen komponen itu berpengaruh terhadap populasi karna makin tinggi
faktor biologi tersebut maka demikian akan menurun sebaliknya (Nenet et al., 2005).
Kelimpahan individu dan kekayaan spesies serangga diperoleh pada setiap
lahan saat melakukan penelitian keanekaragaman akan jelas terlihat berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yang saling berkaitan yaitu: umur tanaman, keadaan cuaca saat pengambilan sampel,
waktu pengambilan sampel dan keadaan habitat di sekitar tanaman (penggunaan
tanaman penutup tanah) (Rizali dkk , 2002).
Serangga sering mempunyai ukuran dan penampilan yang mencolok dan juga
dapat memproduksi suara dan kadang-kadang bisa menjadi hama yang merusak.
Sebagian dari serangga ini tergolong fitofag, sementara yang lain hidup di sampah
atau serangga lainnya. Beberapa mengkonsumsi tanaman dan makanan hewan
sementara yang lain hidup di lumut dan tidak signifikan untuk pertanian. Serangga ini
sangat sensitif terhadap faktor lingkungan , seperti temperatur , kelembaban , cahaya
dan getaran (Kalshoven, 1981).
Perkembangan dan reproduksi serangga dapat dipengaruhi berbagai faktor
abiotik. Faktor ini mungkin menunjukkan pengaruhnya pada serangga baik secara
langsung maupun tidak langsung. (Melalui pengaruhnya pada organisme lain) dan

Universitas Sumatera Utara

pada batas pendek atau jauh (cahaya, sebagai contoh, mungkin menimbulkan efek
yang cepat pada orientasi serangga saat mencari makanan, dan banyak menyebabkan
perubahan pada fisiologi serangga dalam antisipasi kondisi yang merugikan pada
beberapa bulan kedepannya) (Gillot, 1982).
Serangga sering mempunyai ukuran dan penampilan yang mencolok dan juga
dapat memproduksi suara dan kadang-kadang bisa menjadi hama yang merusak.
Sebagian dari serangga ini tergolong fitofag, sementara yang lain hidup di sampah
atau serangga lainnya. Beberapa mengkonsumsi tanaman dan makanan hewan
sementara yang lain hidup di lumut dan tidak signifikan untuk pertanian. Serangga ini
sangat sensitif terhadap faktor lingkungan , seperti temperatur , kelembaban , cahaya
dan getaran (Kalshoven, 1981).

Universitas Sumatera Utara