Pengaruh Metode Stratifikasi Suhu Rendah, Krioprotektan dan Kriopreservasi Terhadap Viabilitas Benih Rosela (Hibiscus sabdarifa L)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini rosela (Hibiscus sabdariffa L.) menjadi begitu populer karena
hampir di setiap pameran tanaman obat, nama rosela selalu diperkenalkan. Rosela
memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat memberikan banyak manfaat atau
khasiat, antara lain mengobati gangguan berbagai penyakit dengan kandungan
gossiptin anthocyanin dan gluciside hibiscin yang terdapat di dalamnya.
Sebagaimana diketahui rosela juga mengandung berbagai senyawa penting antara
lain campuran asam sitrat dan asam malat sehingga menghasilkan sedikit rasa
asam yang segar. Kandungan asam askorbat (vitamin C) dan antosianin yang
tinggi merupakan sumber antioksidan alami yang sangat efektif dalam menangkal
berbagai radikal bebas penyebab kanker dan berbagai penyakit lainnya
(Mardiah, dkk., 2009). Salah satu upaya pengembangan rosela adalah dengan
perbanyakan benih. Saat ini permasalahan yang di alami pada perbanyakan benih
adalah dalam hal penyimpanan.
Koleksi plasma nutfah yang utama di dunia adalah berupa benih, karena
menyimpan benih merupakan cara yang paling efisien untuk konservasi dalam
jumlah besar. Dengan benih juga dapat memudahkan pendistribusian plasma
nutfah. Kebutuhan dasar yang diperlukan dalam penyimpanan plasma nutfah ini
adalah suhu serendah mungkin dan kadar air benih dalam keseimbangan dengan
kelembaban relatif (Fitriyatmi, 1996).

Banyak benih yang perlu dikenai temperatur tertentu yakni temperatur
rendah

sebelum

dapat

diletakkan

di

temperatur

yang

cocok

untuk

perkecambahannya. Cara yang sering dipakai dengan memberi temperatur rendah


Universitas Sumatera Utara

pada keadaan yang lembab disebut stratifikasi. Selama stratifikasi terjadi sejumlah
perubahan dalam benih yang berakibat menghilangnya bahan-bahan penghambat
pertumbuhan

atau

terjadi

pembentukan

bahan-bahan

yang

merangsang

pertumbuhan (Sutopo, 1998). Dalam hal ini stratifikasi digunakan untuk

melakukan tahap perlakuan perendaman benih pada suhu rendah dan dibekukan
dengan nitrogen cair pada tahap kriopreservasi yang merupakan salah satu
alternatif dalam hal penyimpanan benih yang baik.
Kriopreservasi merupakan teknik yang potensial untuk penyimpanan
plasma nutfah jangka panjang dan juga teknik penyimpanan untuk jangka waktu
yang lama. Dalam teknik ini sel-sel dan meristem ataupun bagian lain dari
tanaman dibekukan dan disimpan pada kondisi yang terkontrol dalam nitrogen
cair pada suhu -1960C. Pada suhu nitrogen cair, sel-sel mempunyai sedikit atau
bahkan sama sekali tidak mempunyai aktivitas metabolisme dengan viabilitas sel
yang tetap terpelihara, sehingga bahan tanaman dapat disimpan dalam jangka
waktu yang lama (Roostika, dkk., 2004).
Faktor yang menentukan keberhasilan kriopreservasi bergantung pada
teknik yang diterapkan yakni pada teknik pembekuan cepat. Untuk teknik
pratumbuh, keberhasilan ditentukan oleh jenis dan komposisi krioprotektan dalam
media tumbuh. Untuk teknik vitrifikasi, enkapsulasi-vitrivikasi, dan droplet
freezing, keberhasilan ditentukan oleh jenis, konsentrasi dan lama perendaman
dalam krioprotektan (Windiastika, 2013).
Kondisi simpan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan,
makin lama benih disimpan, kondisi lingkungan ruang penyimpanan memerlukan
perhatian yang seksama. Kelembaban nisbi, suhu, dan komposisi udara yang ada


Universitas Sumatera Utara

pada ruang simpan akan mempengaruhi umur benih. Pada kondisi lingkungan
penyimpanan dibedakan atas penyimpanan jangka pendek, menengah dan panjang
pada benih ortodoks (Fitriyatmi, 1996).
Selama penyimpanan viabilitas benih rosela (Hibiscus sabdariffa L) sangat
dipengaruhi oleh kadar air benih, suhu dan kelembaban nisbi ruangan. Kadar air
benih merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi benih dalam
penyimpanan. Kadar air benih yang tinggi pada benih ortodoks (seperti benih
rosela)

dapat

menyebabkan

terjadinya

penurunan


viabilitas

benih

(Sa’diyah, 2009).
Sampai saat ini belum ada informasi tentang pengaruh perlakuan dengan
menggunakan suhu rendah, krioprotektan serta kombinasinya dan perlakuan
kriopreservasi menggunakan kombinasi suhu rendah, krioprotektan serta
keduanya terhadap viabilitas benih rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Oleh karena
itu penulis ingin mengetahui tentang pengaruh metode stratifikasi suhu rendah,
krioprotektan

dan

kriopreservasi

terhadap

viabilitas


benih

rosela

(Hibiscus sabdariffa L.).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan suhu rendah, krioprotektan dan
atau kriopreservasi dan ataupun kombinasinya terhadap viabilitas benih rosela
(Hibiscus sabdariffa L.).
Hipotesis Penelitian
Ada

pengaruh

perlakuan

suhu

rendah,


krioprotektan

dan

atau

kriopreservasi dan ataupun kombinasinya terhadap viabilitas benih rosela
(Hibiscus sabdariffa L.).

Universitas Sumatera Utara

Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi bagi
pengembangan benih rosela.

Universitas Sumatera Utara