Peningkatan Daya Saing Pelaku Usaha Mikro Rotan Di Sumatera Utara (Prosiding Seminar Hasil Pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Tahun 2015)

PROSIDING

SEMINAR HASIL PELAKSANAAN
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
FAKUL TAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2015

Editor :

Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si
Dr. Nevy Diana Hanafi, S.Pt., M.Si
Era Yusraini, S.TP., M.Si

'lJ) U S U press
2016

Prosiding Seminar Hasil Pelaksanaan Pengabdian pada Masyarakat Fa u as:>e La a

PENINGKATAN DAYA SAING PELAKU USAHA MIKRO ROTAN
DI SUMATERA UTARA

Elisabeth Siahaan

P r ihatin Lumbanraja 3), Asima Ya nty Siahaan
')Fakultas Ekonomi, USU
2) Email: [email protected]
3)Email: [email protected]
4) Email: [email protected]
1,2),

4)

ABSTRACT
Rattan business entrepreneurs need the attention, training, and guidance from various parties,
especially from the academicians in from of continuous assistance, counseling, training, and guidance.
. owadays, they have to face a lot of obstacles and challenges to remain competitive in market, especially for the
upcoming MEA (ASEAN Economic Society), which demanding an excellence competencies in order to win the
ompetition with local and foreign competitors. Several times of interview was conducted to the entrepreneurs
and we found that there were so many things needed to be guided The rattan entrepreneurs did not understand
iww to create a good bookkeeping. They did not learn how to do the production process effectively and
efficiently, thus they performed the process wastefully. Entrepreneurs still lacked of entrepreneurship. They

lCted with workers mindset so that all the product they produced were sold mainly to a bigger enterprises in
hich subcontracted the whole rattan production process to them. They also sold the product to some agents and
rattan markets, but they acted in worker mindset and keep their profit margins low. Based on the findings, it is
cessary to give assistance, training and guidance of book keeping programs for micro enterprises. It also
essary to give marketing, entrepreneurship training, including how to learn an effective and effiCient
roduction process. The purpose of the programs is to empowering the partners with a good knowledge of a
ookkeeping activities, creating afinancial report, increasing their entrepreneurship and marketing capabilities,
d enhancing their managerial capabilities so they can be more capable and competitive. As they may transfer
e knowledge to another micro business enterpriser, all enterpriser are going to be more developed, increasing
ir competitiveness, be ready for MEA, and the national economy will be better.
eywords: Competitiveness, entrepreneurship competence, managerial competence, micro business

.PENDAHULUAN
atar Belakang Masalah
UMKM merupakan potensi bisnis yang sangat digalakkan oleh pemerintah; karena semakin
anyak masyarakat berwirausaha maka semakin baik dan kokoh perekonomian suatu daerah karena
mber daya lokal, pekerja lokal, dan pembiayaan lokal dapat terserap dan bermanfaat secara optimal.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai salah satu komponen dalam industri nasional,
empunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja,
merataan distribusi hasil-hasil pembangunan, dan penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu,

- merintah telah memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang diimplementasikan melalui berbagai
ebijakan, program dan kegiatan tahllnan untuk mendukung pengembangan dan penguatan UKM di
donesia.
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa terjadi pertambahan jumlah UMKM dari 2.877.765
- laku usaha pada tahlln 2012 menjadi 3.065.731 usaha pada tahlln 2013 atau tllmbllh sebesar 6,53%.
mentara itu keberadaan UMKM di Indonesia berhasil menyerap 4.676.143 tenaga kerja pada tahun
_ 12 dan meningkat sebesar 5,88% pada tahun 2013 menjadi sebanyak 4.950.955 tenaga kerja, dan
1arapkan setiap tahun sel11akin banyak UMKM yang l11e,nyerap tenaga kelja, dengan banyaknya
asyarakat yang berkomitl11en menjacli pengusaha (http://www.l11edanbisnisdaily.com/news/
::ad/2014).
Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dllnia, diperkirakan 80% bah an baku
tan di selllruh dunia dihasilkan oleh Indonesia, sisanya dihasilkan oleh negara lain seperti Filipina,
"ietnal11 dan negara-negara Asia lainnya. Daerah penghasil rotan di Indonesia adalah Pulau
•alimantan, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi dan PlIlau Papua.
Saat ini kondisi indllstri pengolahan rotan nasional perkembangannya l11ulai terhal11bat dan
;ogiatan usaha tersebut menjadi lesu, sehingga berdampak pada terjadinya alih profesi dan alih usaha,
95