Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang Di Provinsi Sumatra Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Data Botanis Tanaman Kentang
Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peran
penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk
diusahakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan permintaan akan kentang
meningkat seiring dengan meluasnya pendayagunaan kentang untuk berbagai
keperluan. Baik sebagai kentang konsumsi maupun kentang industri, sehingga
dengan mengusahakan kentang dapat meningkatkan pendapatan.
Tanaman kentang pada mulanya tumbuh di tempat yang berhawa dingin. Pada
perkembangan selanjutnya, kentang disebarluaskan ke daerah lain dan dapat tumbuh
di iklim subtropis. Kemudian meluas di iklim tropis seperti Indonesia yang memiliki
dua musim. Suhu udara yang ideal untuk kentang antara 15˚ - 18˚ C pada malam hari
dan 24˚ -30˚ C pada siang hari. Kentang dapat tumbuh subur di daerah yang cukup
tinggi, seperti daerah pegunungan dengan ketinggian 500-3000 m dpl, tetapi tempat
yang ideal antara 1000-1300 m dpl (Setiadi,1993).
Kentang merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain
gandum, kentang, beras dan terigu. Bagian utama kentang yang dimanfaatkan sebagai
bahan makanan adalah umbi. Umbi kentang merupakan sumber karbohidrat yang
mengandung vitamin dan mineral yang cukup tinggi. Karbohidrat adalah zat gizi
yang terbesar yang dikandung kentang. Kentang juga mengandung protein dalam

jumlah cukup serta thiamin dan niasin. Dalam 100 gr kentang terkandung 83 kalori.
Kentang memiliki kadar air yang cukup tinggi, sekitar 78%, sumber vitamin C dan

Universitas Sumatera Utara

B1 serta beberapa jenis mineral seperti fospor, zat besi dan kalium (Badan Litbang
Pertanian 2002).

2.2 Teori Permintaan
Permintaan seseorang

atau sesuatu masyarakat ke atas suatu barang

ditentukan oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yangterpenting, adalah:
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4. Cita rasa masyarakat.
5. Jumlah penduduk
6. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang (Sukirno,1995).

Jangkauan mengenai jumlah peningkatan permintaan akan produksi tanaman
apakah merupakan jumlah besar atau jumlah yang terbatas (kecil), hal ini penting
untuk menentukan pola pengelolaan pertanian intensif atau pertanian ekstensif
tersebut, yang artinya menyesuaikan peningkatan produksi dengan peningkatan
permintaan, dengan maksud agar produksi jangan kurang dan juga jangan sampai
kelebihan

dalam

usaha

untuk

mencukupi/memenuhi

permintaan

tersebut

(Kartasapoetra, 1985).

Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang
akan menambah permintaan. Tetapi karena elastisitas permintaan pendapatan untuk
barang pertanian adalah rendah (ed< 1),maka pertambahan permintaan hasil
pertanian tidak begitu besar. Pada waktu yang sama juga penawaran hasil pertanian

Universitas Sumatera Utara

mengalami pertambahan dan ini disebabkan oleh perkembangan dalam teknologi.
Kemajuan teknologi bercocok tanam yang sangat tinggi menyebabkan kenaikan
produktivitas dan produksi yang sangat pesat (Sukirno,1995).
Dalam teori permintaan dikemukakan bahwa tingkat permintaan suatu barang
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, harga barang tersebut (relatif terhadap harga
barang-barang lainnya), dan selera. Seperti dikemukakan sebelumnya, tingkat
partisipasi konsumsi kentang menurun dengan meningkatnya pendapatan. Hal ini
menunjukkan, walaupun pasar kentang yang dikonsumsi untuk pangan saat ini masih
cukup besar tetapi di masa depan ada kecenderungan untuk terus menurun. Di pihak
lain, pertumbuhan permintaan kentang yang lebih pesat akan bersumber dari industri
pakan dan industri pengolahan lainnya (Suryana dan Sudaryanto, 1997).
P (price)


P2
P0
P1
D (demand)
Q (quantity)
Q2

Q0

Q1

Gambar 1. Pergerakan Permintaan Terhadap Suatu Barang

Berubahnya jumlah barang atau jasa diminta akibat dari naik turunnya harga
disebut dengan pergerakan jumlah permintaan pada Gambar 1dapat dilihat pada harga
meningkat dari Po ke P1 kuantitas barang pun meningkat dari Q0 ke Q1.
Lipsey (1996) menyatakan bahwa permintaan adalah keinginan akan produk-

Universitas Sumatera Utara


produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan dan keinginan untuk
membelinya. Permintaan pasar akan suatu barang adalah jumlah keseluruhan yang
diminta seluruh pembeli potensial tersebut. Permintaan adalah hubungan menyeluruh
antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli oleh konsumen selama periode
waktu tertentu dengan harga komoditi tersebut. Jumlah komoditi total yang ingin
dibeli disebut jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditi tersebut.
Selera mempunyai pengaruh yang besar terhadap keinginan untuk membeli suatu
komoditi. Suatu perubahan selera dapat berlangsung untuk jangka waktu yang cukup
lama atau dapat pula berupa suatu peralihan sementara.

Harga barang
itu sendiri
P

D2

Q2

Q0 Q1


D0D1

Jumlah Barang yang diminta

Gambar 2. Pergeseran Permintaan Terhadap Suatu Barang

Pergeseran kurva permintaan dari D0 ke D1 pada Gambar 2 menunjukkan
adanya kenaikan dalam permintaan. Suatu kenaikan permintaan berarti bahwa lebih
banyak barang yang diminta pada tiap tingkat harga. Pergeseran ke kanan berarti
terjadi perubahan pada faktor-faktor penggeser kurva permintaan seperti berubahnya

Universitas Sumatera Utara

harga komoditas-komoditas kompetitor, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan
meningkatnya jumlah penduduk.
Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam konsep permintaan.
Pertama,jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan (desired). Ini
menunjukkan berapa banyak yang diinginkan atas dasar harga komoditi itu, hargaharganyalainnya, penghasilan, selera, dan sebagainya. Jumlahnya bisa berbeda
dengan jumlah nyata yang dibeli. Jika kuantitasnya tidak cukup tersedia jumlah yang
ingin dibeli bisa melebihi jumlah nyata yang dibeli. Untuk membedakan konsep ini,

istilah kuantitas yang diminta digunakan untuk menunjukkan pembelian yang
diinginkan, sedangkan istilah kuantitas nyata yang dibeli (quantity actually bought)
digunakan untuk menunjukkan jumlah pembelian yang sebenarnya. Kedua, apa yang
diinginkan tidak merupakan harapan kosong, tetapi permintaan efektif, artinya
merupakan jumlah orang yang bersedia membelinya pada harga yang mereka harus
bayar untuk komoditi tersebut. Ketiga, kuantitas yang diminta merupakan arus
pembelian yang kontinyu. Oleh karenanya, kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam
banyaknya persatuan waktu (Lipsey, 1996).
Prospek pasar kentang di Indonesia sangat cerah. Kebutuhan konsumen akan
kentang belum mampu dipenuhi oleh produksi dari dalam negeri. Indonesia masih
mengimpor kentang dari luar. Meningkatnya permintaan kentang khususnya
disebabkan makin berkembangnya industri lokal yang berbahan baku kentang dan
bertambahnya rumah makan fastfood di Indonesia menunjukkan pasar kentang lokal
cukup untuk memberikan jalan kepada para pemain baru. (Badan Penelitian
Pengembangan Pertanian, 2005).

Universitas Sumatera Utara

2.3 Teori Penawaran
Petani


tidak

akan

melaksanakan

perluasan

maupun

melaksanakan

pemeliharaan usaha taninya jika dirasa tidak menguntungkan. Salah satu faktor yang
menguntungkan itu adalah tingkat pendapatan dan stabilitas harga dari hasil usaha
tani yang dikelola, petani sangat mengharapkan harga yang cukup tinggi untuk
membayar ganti rugi biaya secara tunai dan hasil upaya yang dikeluarkan sewaktu
memproduksi hasil usaha taninya (Mosher,1987).
Sampai dimana keinginan para penjual


menawarkan barangnya pada

berbagai tingkat harga ditentukan oleh berbagai faktor. Diantaranya yang terpenting
adalah:
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang-barang lain
3. Ongkos produksi, yaitu biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan mentah
4. Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut.
5. Tingkat teknologi yang digunakan (Sukirno,1995).
Penawaran dapat didefinisikan sebagai kualitas barang yang ingin dan dapat
ditawarkan produsen ke pasar pada berbagai tingkat harga dan waktu. Penawaran
mencerminkan hubungan langsung antara barang dan kuantitas (jumlah barang secara
fisis), hukum penawaran menyatakan apabila

harga barang naik produsen

berkeinginan menawarkan lebih banyak barang (output) ke pasar.Permintaan dalam
terminologi ekonomi adalah jumlah yang diinginkan dan dapat dibeli konsumen dan


Universitas Sumatera Utara

pasar pada berbagai tingkat harga sebagaimana halnya dengan konsep penawaran ini
dilibatkan dengan hubungan kualitas (Downey dan Erickson,1996).
Lipsey (1996) menyimpulkan mengenai faktor-faktor yang menentukan
jumlah yang ditawarkan, yaitu jumlah yang perusahaan bersedia memproduksi dan
menawarkan untuk dijual, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Harga komoditi itu sendiri.
2. Harga masukan-masukannya.
3. Tujuan Perusahaan.
4. Tahap perkembangan teknologi.
Penawaran memiliki hubungan antara jumlah atau kuantitas yang ditawarkan
dan harga, jika faktor lainnya tetap sama; hubungan positif yang terjadi menunjukkan
bahwa kuantitas atau jumlah yang ditawarkan bervariasi dalam arah yang sama
dengan harga. Jumlah komoditi yang akan ditawarkan atau dijual oleh perusahaan
disebut sebagai kuantitas yang ditawarkan untuk komoditi tersebut. Kuantitas atau
jumlah yang ditawarkan merupakan arus, yaitu banyaknya arus persatuan waktu.
Hipotesis ekonomi yang mendasar adalah bahwa untuk kebanyakan komoditi,
harga komoditi dan kuantitas atau jumlah yang akan ditawarkan berhubungan secara
positif, dengan semua faktor yang lain tetap sama, dengan kata lain semakin tinggi

harga suatu komoditas, semakin besar jumlah komoditas yang akan ditawarkan,
sebaliknya semakin rendah harga suatu komoditas, semakin sedikit pula jumlah
komoditas.
P (price)

S (supply)

Universitas Sumatera Utara

P1
P0
P2
Q (quantity)
Q2

Q0

Q1

Gambar 3. Pergerakan Penawaran Terhadap Suatu Barang
Berubahnya jumlah barang atau jasa ditawarkan akibat dari naik turunnya
harga disebut dengan pergerakan jumlah penawaran pada Gambar 3 dapat dilihat
pada harga meningkat dari Po ke P1 kuantitas barang pun meningkat dari Q0 ke Q1.
Harga barang
itu sendiri

S1S

S2

P

S1

S
S2
Q1

Q

Q2

Jumlah Barang yang ditawarkan

Gambar 4. Pergeseran Penawaran Terhadap Jumlah Suatu Barang

Pergeseran kurva penawaran dari S ke S2 pada Gambar 4 menunjukkan
adanya kenaikan dalam penawaran. Suatu kenaikan penawaran berarti bahwa lebih
banyak barang yang ditawarkan pada tiap tingkat harga. Pergeseran kekanan berarti
terjadi perubahan pada faktor-faktor penggeser kurva penawaran seperti turunnya
harga input produksi komoditas kentang, tidak menguntungkannya harga komoditas-

Universitas Sumatera Utara

komoditas kompetitor perubahan harga pada komoditas komplemen, adanya
perbaikan tekonologi yang berhubungan dengan efisiensi produksi.
Kekuatan-kekuatan yang akan menentukan tingkat harga adalah permintaan
dan penawaran. Jika penawaran tetap, maka dengan naiknya permintaan
mengakibatkan harga naikdanberkurangnya permintaan mengakibatkan hargaturun.
Di samping itu, harga juga mempengaruhi permintaan dan penawaran. Kalauharga
tinggi, maka permintaan akan berkurang, sebaliknya penawaran akan bertambah dan
demikian sebaliknya, kalau harga rendah, permintaan akanbertambah banyak dan
penawaran akan menurun (Mahmud,1976).

P

S

P*

E

D
0

Q*

Q

Gambar 5. Permintaan dan Penawaran
Bila kurva penawaran diletakkan bersama dengan kurva permintaan pada
gambar yang menghubungkan harga barang dengan jumlah yang dibeli atau yang
diproduksi, dan diasumsikan semua tetap (cateris paribus), maka akan diperoleh
keseimbangan harga dan barang sebagaimana tergambar pada Gambar 3.

Pada

Gambar 3, terlihat bahwa mekanisme pasar mengarahkan suatu barang atau jasa
untuk berubah sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan (equal) pada titik E
dimana jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta (Qe) pada

Universitas Sumatera Utara

harga Pe). Pada titik keseimbangan ini tidak ada kekurangan maupun kelebihan atas
barang yang ditawakan di pasar (Pindycjk and Rubinfield, 2009).
Di dalam jangka pendek harga hasil–hasil pertanian cenderung untuk
mengalami naik turun yang relatif besar. Harganya boleh mencapai tingkat yang
tinggi sekali pada suatu masa, dan mengalami kemerosotan yang sangat buruk pada
masa berikutnya. Ketidakstabilan harga tersebut disebabkan permintaan dan
penawaran ke atas pertanian yang sifatnya tidak elastis. Sifatini menyebabkan
perubahan yang sangat besar ke atas tingkat harga apabila permintaan atau penawaran
mengalami

perubahan.

Faktoryang

menimbulkan

ketidakstabilan

harga

pertanianjangka pendek dapat dibedakan kepada dua sumber,(a)naik-turunnya
permintaan, dan(b)naik- turunnya penawaran (Sukirno,1995).
Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam

elastisitas

permintaan berbagai barang. Diantaranya yang terpenting adalah :
1. Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk menggantikan barang yang
bersangkutan.
2. Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang (Sukirno,
1995).

Untuk melihat perkembangan harga kentang tingkat produsen di Sumatera
Utara pada tahun 2002-2012 :
Tabel 2 Perkembangan Harga Kentang di Sumatera Utara Tahun 2003 s/d 2012
Dua
Bulanan

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Universitas Sumatera Utara

I

5050 3460 3590 3880 7520 5390 3100 4160 3650 4350

II

6880 4520 2870 3870 5770 5650 4000 6070 3620 5450

III

7520 3830 2820 3290 2500 6530 4160 3360 3590 3150

IV

6530 3820 2500 4500 5050 5850 2650 3500 4280 3680

V

4655 3880 3590 4340 4520 3020 4360 3130 4150 3650

VI

5390 3870 3830 4020 4655 5800 4280 3680 3660 3670

Sumber: Dinas Pertanian Sumatera Utara. Diolah 2014.
Perubahan harga akan merubah jumlah penawaran. Olehsebabitukonsep
elastisitas juga dapat digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran.Elastisitas
permintaan mengukur responsif permintaan yang ditimbulkan oleh perubahan harga.
Sedangkan

elastisitas

penawaran

mengukur

responsifpenawaran

sebagai

akibatperubahan harga (Sukirno,1995).
Bentukpasarpersainganmurniterdapatterutamadalambidangproduksidan
perdagangan hasil-hasil pertanian. Dalam keadaanpersaingan mumi jumlah
produsen/penjual memang banyak tetapi usahanya relative kecil sehinggamasingmasing hanya menyelenggarakan sebagian kecil saja dari seluruh penawaran. Hal ini
terjadikarenadalamkeadaandemikianseorangprodusen/penjualseorang diritidak dapat
mempengaruhi harga yang berlaku di pasar dengan jalanmenambah atau mengurangi
produksinya (Gilarso,1994).

Universitas Sumatera Utara

2.4 Penelitian Terdahulu
Analisis permintaan dan penawaran untuk komoditi yang berbeda dilakukan
Hadipurnomo (2000) melakukan penelitian terhadap kebijakan produksi dan
perdagangan terhadap penawaran dan permintaan kacang kedelai di Indonesia.
Penelitian ini menganalisis respon luas areal, produktivitas, impor, permintaan dan
harga kacang kedelai. Analisis dilakukan ditinjau dari wilayah-wilayah produksi
utama kacang kedelai yaitu D. I Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,
D.I Yogyakarta dan Jawa timur. Penelitian ini menggunakan model persamaan
simultan dan semua persamaan struktural yang terdapat dalam model overidentified.
Metode pendugaan yang digunakan adalah Two Stage Least Squares (2SLS).
Kesimpulan yang didapat untuk respon luas areal dan produktivitasnya adalah respon
luas areal lebih besar daripada repon produktivitas terhadap perubahan harga.
Integrasi Pasar Kentang di Indonesia ; Analisis Korelasi dan Kointegrasi
dilakukan Adiyoga, Witono, Keith O Fuglie dan Rahman Suherman (2006).
Dianalisis melalui pendekatan dua tahap Engle-Granger. Tahap pertama dilakukan
dengan pengujian. Apakah data harga dikaji bersifat non-stationary berdasarkan uji
(Augmented) Dicky Fuller. Tahap kedua dilakukan dengan mengestimasi model statis
sederhana dari harga terhadap harga lainnya. Penggunaan analisis kointegrasi
terhadap serial data harian, mingguan, bulanan secara konsisten mengindikasikan
bahwa pasar kentang di Jakarta, Bandung, Medan, dan Singapura terintegrasi.
Kointegrasi dalam hal ini merupakan implikasi statistik dari adanya hubungan jangka
panjang antara peubah-peubah ekonomi (harga). Hubungan jangka panjang memiliki

Universitas Sumatera Utara

arti bahwa peubah harga bergerak bersamaan dengan waktu.
. Al-Mutdatsur (2009) dalam penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi respon penawaran kacang kedelai di Indonesia, data yang
digunakan dalam penelitian in adalah data sekunder dengan deret waktu (time series)
selama 38 tahun dengan rentang waktu 1969-2006. Sedangkan metode penelitian
yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dan metode kualitatif, analisis
kuantitatif berupa analisis terhadap variabel-variabel utama atau faktor-faktor yang
mempengaruhi fungsi respon produktivitas tanaman kacang kedelai. Model
penggunaan yang digunakan terhadap model dengan persamaan regresi berganda
dengan metode kuadrat terkecil sederhana atau biasa disebut dengan OLS.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi luas
areal panen yaitu harga kacang kedelai harga jagung, harga kacang tanah, luas areal
teririgasi dan luas areal panen tahun sebelumnya. Dalam jangka pendek maupun
jangka panjang penawaran kacang kedelai terhadap perubahan harga cukup reponsif
meski pada jangka pendek tidak seresponsif pada jangka panjang.
Nurina Kusuma Wardhani (2010) dalam penelitiannya menganalisis faktorfaktor permintaan kentang dan elastisitan permintaan kentang di Boyolali. Metode
dasar yang digunakan adalah deskriptif analitis. Data time series selama 17 tahun
(1993-2009) dianalisis menggunakan metode regresi berganda.Berdasarkan hasil
penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang dan elastisitas
permintaan yaitu harga kentang, harga ubi kayu, harga beras, pendapatan per kapita
dan jumlah penduduk secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan
kentang dan elastisitan permintaan kentang di Bayolali.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Pemikiran
Usaha tani kentang dilakukan penelitian secara makro yang terdiri dari
permintaan kentang dan penawaran kentang di Provinsi Sumatera Utara. Kedua hal
ini sangat terkait satu dengan yang lainnya. Dimana, permintaan kentang dipengaruhi
oleh harga kentang, konsumsi rumah tangga, harga ubi kayu dan jumlah penduduk.
Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi permintaan kentang saat ini. Harga kentang
mempunyai hubungan yang negatif terhadap permintaan kentang. Konsumsi rumah
tangga memiliki hubungan yang positif dengan permintaan kentang. Harga ubi kayu
memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan kentang. Jumlah penduduk
memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan kentang. Pada penawaran
kentang pun sebaliknya sangat dipengaruhi harga kentang, harga ubi kayu sebagai
barang subtitusi, dan luas panen. Harga kentang memiliki hubungan yang positif
terhadap penawaran kentang. Harga ubi kayu memiliki hubungan yang negatif
dengan penawaran kentang. Luas panen memiliki hubungan yang positif terhadap
penawaran kentang.

Universitas Sumatera Utara

Komoditi Kentang

Permintaan Kentang

Penawaran Kentang

a. Harga kentang
Penelitan Terdahulu
b. Konsumsi rumah
tangga

a.

Harga kentang

b.

Harga ubi kayu

c.

Luas Panen

c. Harga Ubi Kayu
d. Jumlah Penduduk

Gambar 6 Skema Kerangka Pemikiran

2.6 Hipotesis Penelitian
1. Harga kentang, konsumsi rumah tangga, harga ubi kayu dan jumlah penduduk
berpengaruh terhadap jumlah permintaan kentang.
2. Harga kentang, harga ubi kayu dan luas panen berpengaruh terhadap jumlah
penawaran kentang.

Universitas Sumatera Utara