Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang Di Provinsi Sumatra Utara Chapter III V

III METODE PENELITIAN

3.1

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini

dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah
yang dapat dijangkau dilihat dari adanya akses dan biaya untuk mendapatkan data
dapat optimal.

3.2

Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang

digunakan merupakan data time series dua bulanan dari tahun 2003-2012. Data
sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi Sumatera Utara, Dinas
Pertanian Sumatera Utara, serta instansi–instansi lain yang berkaitan data yang
digunakan dalam penelitian ini.
Data sekunder yang diperlukan meliputi data .

a) Data permintaan bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
b) Data harga kentang dalam negeri bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi
Sumatera Utara.
c) Data harga ubi kayu bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
d) Data jumlah konsumsi rumah tangga bersumber dari Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara
e) Data jumlah penduduk Sumatera Utara merupakan data jumlah penduduk Provinsi
Sumatera Utara bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

f) Data Luas panen merupakan data luas panen kentang di Provinsi Sumatera Utara
bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

3.3 Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah (1) pada hipotesis (1), dianalisis dengan metode
regresi linear berganda menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yaitu:
Q d = c + a1 Pk + a2 Crt + a3 Puk + a4 Jp + e … … … … … … … … … . . … … … … … . . (3.1)
Keterangan:
Qd


= Permintaan kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu ton)

Pk

= Harga kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg)

Puk

= Harga Ubi kayu di Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg)

Crt

= Konsumsi rumah tangga kentang (ribu ton)

Jp

= Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara (ribu juta jiwa)

a1,a2,a3,a4


= Parameter estimasi

c

= Konstanta regresi

e

= Eror
Sesuai dengan persamaan bahwa fungsi penawaran didefenisikan sebagai

fungsi dari harga kentang, harga ubi kayu dan luas panen. Untuk identifikasi masalah
(2) pada hipotesis (2), dianalisis dengan metode regresi linear berganda menggunakan
metode Ordinary Least Square (OLS), yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Q s = c + b1 Pk + b2 Puk + b3 Lp + e … … … … … … … … … . … … … … … … … … … . (3.2)
Keterangan:

Qs

= Jumlah penawaran kentang Provinsi Sumatera Utara (ribu ton)

Pk

= Harga kentang Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg)

Puk

= Harga ubi kayu (ribu Rp/Kg)

Lp

= Luas panen kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu ton)

b1, b2, b3 = Parameter estimasi
c

= Konstanta regresi


e

= Eror

3.4 Uji Hipotesis
3.4.1 Uji t ( Parsial)
Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individu yangdigunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen (X) secaraindividual mempengaruhi variabel
dependen (Y).
Langkah-langkah pengujiannya :
a) Menentukan formulasi H0 dan H1
H0 = tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat
H1 = ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara individual terhadap
variabel terikat

Universitas Sumatera Utara

b) Menentukan kriteria pengujian, dengan ketentuan taraf signifikan adalah ( α )

adalah 0,05 dan t tabel dicari dengan derajad kebebasan ( df ) = n-k-1 dimana n=
jumlah sampel dan k= variabel bebas, serta pengujian dengan pihak kanan.
c) Menghitung nilai t hitung untuk perbandingan dengan t tabel .
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
t=

βt
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (3.3)
Seβt

Dimana :
t

= t-hitung

βt

= koefisien regresi berganda

Seβt


= Standart Error pada β1
Untuk menentukan kesimpulan dengan menggunakan nilai t hitung dengan t

tabel dengan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

Berdasarakan kriteria gambar diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Jika nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima
b) Jika t hitung ˃ t tabel maka Ho ditolak
Kesimpulan :Apabila t tabel > t hitung, maka Ho diterima yang berarti tidak ada
pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila t

Universitas Sumatera Utara

tabel < t hitung, maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kesimpulan pengujian berdasarkan nilai signifikansi yaitu :
a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka Ho yang mengatakan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara individual terhadap variabel
terikat ditolak.

b) Jika nilai probabilitas F tabel maka Ho ditolak
Kesimpulan : Apabila F tabel > F hitung, maka Ho diterima yang berarti tidak ada
pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. Apabila F
tabel < F hitung, maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas
secara bersama terhadap variabel terikat.
5. Kesimpulan berdasarkan nilai signifikansi yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka Ho yang mengatakan bahwa tidak ada
pengaruh variabel bebas yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
terikat ditolak
b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka Hi yang mengatakan bahwa ada
pengaruh variabel bebas yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel
terikat diterima
3.4.3 Uji R2 ( Koefisien Determinasi)
Pengujian koefisien determinasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
hubungan variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). nilai R2
mempunyai range antara 0 - 1. Jika nilai R2 mendekati 0 (nol) maka dimaksudkan
antara variabel bebas dan variabel tidak bebas tidak ada keterkaitan tetapi jika nilai R2

mendekati 1 maka dimaksudkan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas ada
keterkaitan atau dengan kata lain hasil estimasi akan semakin mendekati sebenarnya.
Nilai R2 secara sistematis (Gujarati,1999; 139) sebagai berikut :

R2 =

α1 ∑ YX1 + α2 ∑ YX2 + … αn ∑ YXn
… … … … … … … … … … . . … … … … … … (3.5)
∑ Y2

Keterangan :

R2 : Koefisien Determinasi
X : Variabel eksogen
Y : Variabel endogen

Universitas Sumatera Utara

3.5


Pengujian Model
Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas,

dan uji auto korelasi.

3.5.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai R2 yang
dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, antar variabel
bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,80).

3.5.2 Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Beberapa cara untuk melakukan pendeteksian ada tidaknya heteroskedasitas
yaitu melalui analisis grafik plot, uji Park,Uji Glejser dan Uji White.
Kesimpulan :
a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka model persamaan bebas dari
heterokedastisitas.

b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka maka model persamaan terdapat
heterokedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

3.5.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan
kesalahan pada periode sebelumnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya auto
korelasi dapat digunakan uji Breusch-Godfrey.
Kesimpulan :
a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka model persamaan bebas dari
autokorelasi.
b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka maka model persamaan terdapat
autokorelasi.

3.6

Defenisi dan Batasan Operasional

3.6.1

Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian ini,

maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
a) Penawaran kentang adalah jumlah keseluruhan kentang yang dihasilkan setiap
kabupaten di wilayah Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu ton.
b) Luas panen adalah daerah yang menghasilkan komoditi kentang setiap kabupaten
di Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu hektar (Ha).
c) Permintaan kentang adalah permintaan total kentang yang diminta di dalam
wilayah Provinsi Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu ton.

Universitas Sumatera Utara

d) Jumlah konsumsi rumah tangga adalah jumlah seluruh kentang yang dikonsumsi
untuk keperluan rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara, diukur dengan satuan
ribu ton.
e) Harga kentang adalah harga kentang yang terdapat di pusat pasar Medan, diukur
dengan satuan ribu Rupiah/ kg.
f) Harga ubi kayu adalah harga ubi yang terdapat di pusat pasar Medan dan
merupakan komoditi subtitusi dari kentang, diukur dengan satuan ribu Rupiah/kg.
g) Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah jumlah penduduk yang didapat
dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu jiwa.

3.6.2. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :
a) Daerah penelitian adalah daerah Provinsi Sumatera Utara.
b) Data yang digunakan merupakan data dua bulanan
c) Waktu penelitian adalah tahun 2014.
d) Penelitian yang dilakukan adalah Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang di
Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara
Secara adminstratif Provinsi Sumatera Utara terletak di 0ᵒ LS – 4ᵒ 40’ LU dan
96ᵒ 40’ – 100ᵒ 50’ BT, yang beribukota Medan dan mempunyai 25 kabupaten dan 8
kotamadya. Sumatera Utara memiliki batas utara yaitu provinsi Aceh dan selat
Malaka, selatan berbatasan dengan provinsi Riau, Sumatera Barat dan Samudera
Indonesia, barat berbatasan dengan provinsi Aceh dan Samudera Indonesia, timur
berbatasan dengan selat Malaka. Luas Provinsi Sumatera Utara kurang lebih
72.981,23 km2.
Pada Provinsi Sumatera Utara memiliki 647.223 ha lahan pertanian yang
dapat dikembangkan. Sebagian besar luas lahan pertanian dialokasikan untuk
komoditas tanaman semusim. Hampir 66,4% dari luas lahan pertanian dialokasikan
untuk tanaman hortikultura. Sisanya 21,9% dari luas lahan pertanian di Sumatera
Utara dialokasikan ke komoditas tanaman tahunan dan 11,7% diarahkan untuk
pembentukan lahan padi sawah. Sumatera Utara merupakan salah sentra penghasil
kentang terbesar di Indonesia.
Jumlah penduduk di Sumatera Utara 13.326.307 jiwa. Merupakan provinsi
dengan jumlah terbanyak di luar Pulau Jawa. Provinsi Sumatera Utara memiliki
pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,11%. Provinsi Sumatera Utara menuju
menjadi provinsi yang berbasis jasa dan industtri. Peran sektor pertanian dalam
menyumbangkan PDRB Sumatera Utara semakin kecil.

4.2 Gambaran Umum Data

Universitas Sumatera Utara

Data yang digunakan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
dan penawaran kentang yaitu: harga kentang, harga ubi kayu, jumlah konsumsi
kentang rumah tangga, jumlah penawaran kentang, jumlah permintaan kentang,
jumlah penduduk dan luas panen kentang. Berikut ini beberapa gambaran data yang
digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kentang di
Sumatra Utara:

8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Gambar 7. Perkembangan Harga Kentang di Provinsi Sumatra Utara Per Dua
Bulan Tahun 2003 – 2012.

Harga kentang per dua bulan dari tahun 2003 – 2012 dapat dilihat sangat
fluktuatif mencerminkan komoditi hortikultura. Harga terendah kentang mencapai
harga Rp 2.500. Harga tertinggi berkisar di antara Rp.7.000 – Rp. 8.000. Berdasarkan
data yang diperoleh harga kentang cenderung stabil di kisaran Rp. 4.500 – Rp. 6.000.

Universitas Sumatera Utara

7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Gambar 8. Konsumsi Rumah Tangga Kentang Per Dua Bulan dari Tahun
2003-2012 di Provinsi Sumatra Utara
Konsumsi rumah tangga kentang juga sangat fluktuatif. Dapat dilihat dari
grafik di atas, bahwa tingkat konsumsi kentang rumah tangga cukup tinggi. Data di
atas menunjukkan tingkat pasar potensial kentang di Sumatra Utara cukup tinggi.
2500
2000
1500
1000
500
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Gambar 9. Luas Panen Kentang Per Dua Bulan dari Tahun 2003 – 2012 Di
Provinsi Sumatra Utara

Universitas Sumatera Utara

Luas panen kentang di Sumatra Utara naik turun. Dilihat dari gambar di atas,
bahwa luas panen kentang di Sumatra Utara cenderung turun di per dua bulan ke 6
dari setiap tahun. Luas panen kentang cenderung meningkat di per dua bulan ke 3 dan
ke 4 di setiap tahun dari tahun 2003-2012.

2500

2000

1500

1000

500

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Gambar 10. Harga Ubi Kayu Per Dua Bulan dari Tahun 2003-2012 Di
Provinsi Sumatra Utara

Data harga ubi kayu sebagai barang subtitusi cenderung lebih stabil. Kenaikan
harga tidak terlalu fluktuatif. Harga Ubi kayu cenderung naik di per dua bulan ke
4dari setiap tahunnya.

Universitas Sumatera Utara

4.3 Hasil Analisis dan Pembahasan Permintaan dan Penawaran Kentang di
Provinsi Sumatera Utara
Model yang disusun dalam penelitian merupakan persamaan Ordinary Least
Square dengan menggunakan program eviews 8.0 dan data yang diolah, merupakan
data time series per 2 bulan dari tahun 2003-2012.
Model yang diduga adalah sebagai berikut :
Q d = a0 + a1 Pk + a2 Crt + a3 Puk + a4 Jp + e … . . … . . … … . … … . . … … . . … … (4.1)

Q s = β0 + β1 Pk + β2 Puk + β3 Lp + e … … … … … … … . … . . … … … . … . … … … . (4.2)

Keterangan :
Qd

: Permintaan Kentang Provinsi Sumatera Utara

Pk

: Harga Kentang

Puk

: Harga ubi kayu

Jp

: Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara

Crt

: Jumlah konsumsi rumah tangga kentang Provinsi Sumatera Utara

Qs

: Penawaran kentang Provinsi Sumatera Utara

Lp

: Luas Panen Kentang Provinsi Sumatera Utara

e

: Eror
Pengolahan data untuk model tersebut melalui beberapa tahapan untuk

mendapatkan hasil yang terbaik berdasarkan kriteria uji statistik berupa uji parsial (t
statistik), dan goodness of fit (R square). Pada uji ekonometrika akan diuji dengan uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil pendugaan, model yang dibahas secara Ordinary Least Square
(OLS) diperoleh R square yang cukup memuaskan berkisar antara 70-99% pada
persamaan di atas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel endogen.

4.3.1 Permintaan Kentang
Permintaan kentang (Qdx) dari model yang diduga ditentukan oleh harga
kentang (Pk), konsumsi kentang rumah tangga (Crt), harga ubi kayu (Puk), dan
jumlah penduduk (JP) dengan persamaan sebagai berikut:
Q s = 5894,571 − 0,130 Pk + 0,679Crt + 0,267 Puk + 0,00016 Jp

Tabel 3. Hasil Pengolahan Permintaan Kentang

Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
5894,571
2121,012
2,779
0,007
PK
-0,130
0,054
-2,417
0,019
CRT
0,679
0,056
12,041
0,000
PUK
0,267
0,138
1,939
0,058
JP
0,00016
0,000
0,917
0,363
R-squared
0,798
Prob(F-statistic)
0,000
Keterangan : a,b, dan c signifikan pada α : 0,01, 0,05, 0,10.
4.3.1.1 Pengaruh Harga Kentang terhadap Permintaan Kentang
Variabel harga kentang memiliki koefiesien regresi -0,130. Angka ini
memiliki pengertian jika harga kentang naik 1000 rupiah maka permintaan kentang
akan menurun sebesar 130 ton.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Lestariningsih (2006), harga barang tersebut mempengaruhi jumlah
permintaan barang tersebut. Hubungan harga dengan jumlah permintaan adalah
negatif.

4.3.1.2 Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga terhadap Permintaan Kentang

Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mengandung
karbohidrat yang cukup tinggi. Banyak berbagai jenis makanan yang dapat dibuat
dari pengolahan kentang.
Variabel konsumsi kentang rumah tangga memiliki koefisien regresi 0,679.
Angka ini memiliki pengertian jika konsumsi kentang rumah tangga meningkat 1000
ton, maka permintaan kentang meningkat 679 ton.

4.3.1.3 Pengaruh Harga Barang Subtitusi terhadap Permintaan Kentang.
Variabel harga ubi kayu sebagai barang subtitusi memiliki koefisien regresi
0,267. Angka ini memiliki pengertian jika harga barang subtitusi naik 1000 rupiah
maka permintaan kentang akan meningkat 267 ton.
Sartika (2011) pada komoditi kedelai, jika harga barang subtitusi kedelai naik
maka permintaan terhadap kedelai ikut meningkat. Harga barang subtitusi memiliki
hubungan yang positif terhadap permintaan kentang.

Universitas Sumatera Utara

4.3.1.4 Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Permintaan Kentang
Variabel jumlah penduduk memiliki koefisien regresi 0,00016. Angka ini
memiliki pengertian jika jumlah penduduk meningkat 1000 jiwa maka permintaan
kentang akan meningkat sebesar 0,16 ton.
Sartika (2011) pada komoditi kedelai, kebutuhan kedelai per kapita meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Pada komoditi kentang jumlah,
peningkatan jumlah penduduk juga meningkatkan konsumsi kentang per kapita.
Secara tidak langsung juga meningkatkan jumlah permintaan kentang di Provinsi
Sumatera Utara.

4.3.1.5 Uji t Statistik
Uji t statistik adalah untuk mengetahui apakah variabel eksogen berpengaruh
terhadap variabel endogen. Pada model persamaan permintaan kentang, variabel
jumlah penduduk dan variabel ekspor mempunyai probablitas 0,000 yang
berpengaruh nyata pada signifikansi α = 1%. Variabel harga kentang memiliki
probabilitas 0,000 yang berpengaruh nyata pada signifikansi α = 1%.
4.3.1.6 Uji F ( Simultan)
Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel eksogen dalam model
persamaan permintaan kentang memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel endogen. Variabel harga kentang, jumlah penduduk, dan ekspor memiliki
probabilitas F hitung 0,000, maka variabel-variabel eksogen dalam persamaan model
permintaan memiliki pengaruh nyata dengan signifikansi α = 1%.

Universitas Sumatera Utara

4.3.1.7 Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Uji R2 bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel eksogen yang
terdapat dalam model permintaan kentang terhadap variabel endogen. Variabelvariabel eksogen yaitu: harga kentang, jumlah penduduk, dan ekspor memiliki nilai
R2 sebesar 0,798. Angka ini memiliki pengertian bahwa variabel harga kentang,
jumlah penduduk, dan ekspor dalam model persamaan permintaan kentang mewakili
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang sebesar 79,8%. Sisanya
sebesar 20,2% diwakili oleh faktor-faktor lain yaitu selera, ramalan masa depan.

4.3.1.8 Uji Asumsi Klasik
A. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
antara variabel eksogen. Menurut Lestariningsih 2006, korelasi antara variabel
eksogen dapat diliat dari besarnya nilai korelasi yang tinggi antara variabel eksogen
yaitu melebihi 0,80. Nilai korelasi antara variabel eksogen dapat dilihat pada Tabel 5.
Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa dalam model persamaan permintaan tidak
terdapat nilai korelasi yang tinggi antar variabel eksogen, maka dalam model
persamaan permintaan terbebas dari multikolinearitas.
Tabel 4. Nilai Korelasi Antar Variabel Eksogen Permintaan
PK
CRT
PUK
PK

JP

1

-0,382

-0,238

-0,160

CRT

-0,382

1

0,169

0,136

PUK

-0,238

0,169

1

0,502

JP

-0,160

0,136

0,502

1

Universitas Sumatera Utara

B. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam suatu modelregresi
terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain.
Uji

heterokedastisitas

dapat

dilakukan

melalui

uji

White

dengan

membandingkan probabilitas Obs, R2 dengan probabilitas dengan signifikansi 5%.

Tabel 5. Uji Heterokedastisitas: Uji White
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared

1,249 Prob. F(14,45)
16,793 Prob. Chi-Square(14)

0,2758
0,2673

Pada Tabel 5. dapat dilihat Obs. R-Squared bahwa probabilitas mempunyai
nilai 0,2673 dan lebih besar dari signifikansi 5%, maka model persamaan permintaan
kentang terbebas dari heterokedastisitas.

C. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu modelregresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan
kesalahan pada periode sebelumnya.

Tabel 6. Uji Autokorelasi : Uji Breusch-Godfrey
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM
Test:
F-statistic
5,403 Prob, F(1,54)
Obs*R-squared
5,458 Prob, Chi-Square(1)

0,0739
0,0795

Universitas Sumatera Utara

Pada Tabel 6. dapat dilihat probabilitas Obs. R-Squared memiliki nilai
0,0795dan lebih besar dari signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa model
persamaan permintaan kentang terbebas dari autokorelasi.

4.3.2 Penawaran Kentang
Penawaran Kentang (Qs) dari model yang diduga dipengaruhi oleh harga
kentang (Pk), harga ubi kayu (Puk), dan luas panen (Lp) dengan model persamaan
sebagai berikut :
Qs = 1503,4760 + 0,0770Pk − 0,06028Puk + 16,2226Lp
Tabel 7. Hasil Persamaan Penawaran Kentang
Variable
Coefficient
t-Statistic
C
1503,4760
4,2227
PK
0,0770
0,0814
PUK
-0,6028
-0,192
LP
16,2226
69,1278
R-squared
0,995
Prob(F-statistic)
0,000
Keterangan : a,b,c dan d signifikan pada α : 0,01, 0,05, 0,10.

Prob.
0,001b
0,3484
0,0000a
0,0000a

4.3.2.1 Pengaruh Harga Kentang terhadap Penawaran Kentang
Harga kentang tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran kentang di
Sumatera Utara. Hal ini dapat disebabkan bahwa produsen sebagai penerima harga.
Variabel harga kentang memiliki nilai regresi 0,0770. Angka ini memiliki pengertian
bahwa meningkatnya harga kentang sebesar 1000 maka penawaran kentang
meningkat sebesar 0,077 ton.

Universitas Sumatera Utara

Lestariningsih (1995), harga sesuatu barang mempengaruhi

jumlah

penawaran barang tersebut. Harga kentang mempunyai hubungan yang positif dengan
jumlah penawaran kentang.

4.3.2.2. Pengaruh Harga Barang Subtitusi ( Ubi Kayu) Terhadap Penawaran
Kentang
Ubi kayu menjadi komoditi subtitusi dari kentang. Harga barang subtitusi
mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran barang yang digantikannya. Dan
begitu juga sebaliknya bila harga ubi kayu meningkat maka penawaran kentang juga
ikut menurun.
Sartika (2011), pada komoditas kedelai harga barang subtitusi mempunyai
hubungan yang negatif terhadap jumlah penawaran barang. Jika harga barang
subtitusi meningkat, produsen cenderung untuk konversi lahan kentang menjadi lahan
ubi kayu, sehingga penawaran menurun.
Variabel harga ubi kayu memiliki regresi -0,6028. Angka ini memiliki
pengertian bahwa meningkatnya harga ubi kayu sebesar 1000 rupiah maka penawaran
kentang menurun 747 ton.

4.3.2.3 Pengaruh Luas Panen Terhadap Penawaran Kentang
Produktivitas tanaman kentang yaitu 16-20 ton/ha. Semakin tinggi luas panen
maka penawaran juga meningkat.
Menurut Zulmi (2011), sangat mempengaruhi jumlah produksi, karena apabila
luas panen semakin besar luas panen, maka produksi meningkat dan jumlah
penawaran akan meningkat juga.

Universitas Sumatera Utara

Variabel luas panen memiliki regresi 16,2226. Angka ini memiliki pengertian
bahwa meningkatnya luas panen sebesar 1000 ha maka penawaran kentang
meningkat sebesar 16222,6 ton.

4.3.2.4 Uji t Statistik
Pada model persamaan penawaran kentang, variabel harga kentang memiliki
probabilitas 0,040 berpengaruh nyata dengan α = 5% , harga ubi kayu sebagai barang
subtitusi memiliki nilai probabilitas 0,140 dan berpengaruh nyata pada α = 20%, dan
luas panen memiliki probabilitas 0,000. Variabel luas panen berpengaruh nyata
terhadap penawaran kentang dengan α = 1%. Semua variabel eksogen berpengaruh
nyata terhadap penawaran kentang secara parsial.

4.3.2.5 Uji F (Simultan)
Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel eksogen dalam model
persamaan penawaran kentang memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel endogen. Variabel eksogen yaitu harga kentang, harga ubi kayu, dan luas
panen secara bersama berpengaruh nyata terhadap penawaran kentang. Pada Tabel 12
dapat dilihat dari probabilitas F hitung 0,000. Variabel eksogen berpengaruh nyata
terhadap variabel endogen dengan α = 1%.
4.3.2.6 Uji R2 (Koefiesien Determinasi)
Uji R2 bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel-variabel
eksogen dalam model persamaan penawaran kentang. Variabel-variabel eksogen
yaitu,: variabel harga kentang, harga ubi kayu, dan luas panen mempunyai nilai R2

Universitas Sumatera Utara

sebesar 0,995. Angka ini memiliki pengertian bahwa variabel-variabel eksogen
mewakili 99,5% dari faktor yang mempengaruhi penawaran kentang. Sisanya 0,5%
diwakili oleh variabel-variabel lain.

4.3.2.7 Uji Asumsi Klasik
A. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
antara variabel eksogen.
Tabel 8. Nilai Korelasi antar Variabel Eksogen Penawaran
Variabel
PK

PK
1

Puk
-0,238

Lp
0,750

Puk

-0,238

1

-0,068

Lp

0,750

-0,068

1

Pada Tabel 8. dapat dilihat bahwa nilai korelasi antar variabel eksogen dalam
model persamaan penawaran kentang tidak ada mencapai 0,80. Maka variabelvariabel eksogen dalam model persamaan penawaran kentang terbebas dari
multikolinearitas.
B. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam suatu modelregresi
terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatanke pengamatan yang
lain.

Universitas Sumatera Utara

Pada Tabel 9. dapat dilihat probabilitas obs R-Squared memiliki nilai 0,827.
Nilai 0,827 lebih besar dari α = 5% maka model persamaan penawaran kentang di
Sumatera Utara terbebas dari heterokedastisitas.

Tabel 9. Uji Heterokedastisitas : Uji White
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic

1,425

Prob. F(9,50)

1,425

Obs*R-squared

1,225

Prob. Chi-Square(9)

1,225

Scaled explained SS

1,899

Prob. Chi-Square(9)

1,899

C. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu modelregresi
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan
kesalahan pada periode sebelumnya.
Tabel 10. Uji Autokorelasi : Uji Breusch-Godfrey
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Obs*R-squared

6,257

Prob.ChiSquare(1)

0.0624

Pada Tabel 10. dapat dilihat probabilitas obs R-Squared memiliki nilai
0,0624. Nilai 0,0624 lebih besar dari α = 5%, maka model persamaan penawaran
kentang terbebas dari autokorelasi.

Universitas Sumatera Utara

V KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang di Provinsi Sumatra Utara
pada rentang waktu 2003 hingga 2012 secara signifikan adalah konsumsi rumah
tangga dan harga ubi kayu sebagai barang subtitusi. Faktor-faktor yang
berpengaruh tidak signifikan adalah harga kentang dan jumlah penduduk. Harga
kentang memiliki hubungan negatif terhadap permintaan, dan harga ubi kayu,
konsumsi rumah tangga, dan jumlah penduduk memiliki hubungan yang positif
dengan permintaan kentang.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kentang di Provinsi Sumatra Utara
pada rentang waktu 2003 hingga 2012 secara signifikan adalah harga ubi kayu dan
luas panen. Harga kentang dan luas panen memiliki hubungan yang positif dengan
penawaran kentang. Harga ubi kayu sebagai barang subtitusi memiliki hubungan
negatif dengan penawaran kentang.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis
memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini,
sebagai berikut:
1. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel dan
keragaman variabel dengan menggunakan data empat bulanan atau tahunan.
2. Petani kentang perlu meningkatkan kemampuan, kreatifitas dan daya saing untuk
meningkatkan dan menciptakan produk turunan dari kentang, sehingga

Universitas Sumatera Utara

memberikan nilai tambah dari kentang. Kentang merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang memiliki daya jual yang cukup baik di pasaran internasional.

Universitas Sumatera Utara