BOOK Mediamorfosa Anis FN, Rahmat EI Analisis Framing

Analisis Framing Pemberitaan “Aksi 4-11”
Pada Radio RRI Pro 3 dan Radio Sindotrijaya Jakarta
Anis Ferisa Nurlistiani, S.IKom, Dr. Rahmat Edi Irawan., S.Pd., M.IKom
Binus University
� anisferisa@yahoo.com
� reirawan@yahoo.co.id

Pendahuluan
Sebuah konlik adalah suatu hal umum yang dapat terjadi.
Terlebih lagi apabila terjadi pada suatu daerah yang memiliki banyak
perbedaan. Dan sering kali konlik tersebut menjadi hal yang menarik
untuk dibahas media. Karena berita akan semakin bernilai bila berita
tersebut mengandung suatu konlik (Eriyanto, 2002). Peristiwa yang
pemilu yang sedang mendominasi di media adalah mengenai pilkada
gubernur DKI Jakarta, yang menyangkut Basuki Tjahaja Purnama
atau lebih dikenal sebagai Ahok. Ahok naik menjadi gubernur DKI
Jakarta menggantikan Jokowi yang terpilih menjadi presiden Republik
Indonesia pada tahun 2014 lalu. Sejak September 2016, Ahok tidak
pernah berhenti dari sorotan publik. Bukan hanya karena posisinya
sebagai gubernur DKI Jakarta, tetapi karena salah satu kasus yang
menimpanya. Pada akhir 2016, Ahok terkena kasus penistaan agama.

Kasus tersebut berawal dari kampanye Ahok untuk menjadi gubernur
DKI Jakarta periode 2017 – 2022. Pada tanggal 27 September 2016, Ahok
melakukan kunjungan ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Kunjungan
tersebut bertujuan untuk meninjau salah satu program yang Ahok jalankan.
Disana Ahok sempat berpidato di hadapan masyarakat Kepulauan Seribu
(BBC Indonesia, 2016). Pidato tersebut lah yang menjadi ‘batu kerikil’
perjalanan Ahok. Seseorang mengupload pidato Ahok yang lalu disambut
reaksi negatif oleh masyarakat Indonesia.
Sejak September 2016, kasus Ahok ini terus gencar diberitakan
oleh media. Apalagi saat tanggal 4 November 2016 saat Aksi Bela Islam

179

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia

II terjadi. Seluruh media di Indonesia, berfokus kepada memberitakan
peristiwa besar tersebut. Berbagai media massa menyiarkan aksi
tersebut dari berbagai sudut pandang, tentu dengan agenda setting
masing-masing media. Lalu bagaimana dengan media yang dimiliki

oleh pemerintah seperti RRI?
Radio Republik Indonesia atau RRI adalah radio berjenis lembaga
penyiaran publik yang menyandang nama negara yang siarannya
ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Seperti yang
dikutip dari situs RRI, RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang
independen, netral dan tidak komersial yang berfungsi memberikan
pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol
sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional (Radio
Republik Indonesia).
Bagaimana RRI memberitakan mengenai aksi 4-11 tersebut, maka
itu lah penulis menggunakan teori framing. Menurut Sudibyo yang
dikutip dari Rachmat Kriyantono, framing merupakan cara dimana
sebuah kebenaran mengenai suatu kejadian disajikan dengan cara
tidak diingkari secara total namun dibelokkan secara halus dengan
menonjolkan beberapa aspek tertentu dan dibantu dengan visual
seperti foto atau instrumen ilustrasi lainnya(Kriyantono, 2008). Dengan
analisis framing, kita dapat mengetahui bagaimana objektivitas sebuah
berita. Berkaitan dengan peristiwa 4 November 2016, analisis framing
dapat membantu atau mendinginkan pikiran masyarakat Indonesia
dengan cara mengupas tuntas mengenai pemberitaan yang disiarkan

oleh radio berita RRI dan radio SindoTrijaya Jakarta. Pemaparan diatas
lah yang melatarbelakangi mengapa peneliti tertarik untuk membuat
penelitian mengenai analisis framing kasus penistaan agama Ahok
peristiwa 4 November 2016 dengan fokus penelitian pada pemberitaan
4-11 RRI Pro 3 dan SindoTrijaya Jakarta pada tanggal 4-5 November
2016 dengan pertanyaan penelitian bagaimana framing pemberitaan
kasus penistaan agama Ahok peristiwa 4 November 2016 di siaran RRI
Pro 3 dan SindoTrijaya Jakarta?

Kajian Referensi
Penelitian ini menggunakan delapan teori, yaitu teori komunikasi
massa, media massa, radio sebagai massa, program radio, jurnalisme

180

Anis Ferisa Nurlistiani & Rahmat Edi Irawan, Analisis Framing Pemberitaan...

radio, nilai berita, penulisan naskah berita, dan teori framing. Framing
berkaitan dengan bagaimana realitas dibingkai dan disajikan kepada
khalayak. Dalam buku Eriyanto, ada empat model analisis framing

yaitu model Murray Edelman, Entman, Gamson, Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki. Penelitian ini menggunakan model analisis framing
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Pan dan Kosicki mendeinisikan framing sebagai proses membuat
suatu pesan lebih menonjol, membuat informasi lebih daripada yang
lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Model ini
beranggapan bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai
pusat dari organisasi ide. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana
seseorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda
yang dimunculkan ke dalam teks. Perangkat tersebut dapat dianalisis dari
pemilihan kata atau simbol yang dibentuk melalui aturan tertentu. Pan dan
Kosicki membagi perangkat framing menjadi empat bagian, yaitu:
a) Struktur Sintaksis
Struktur sintaksis berhubungan dengan bagaimana cara
wartawan menyusun susunan dan bagian berita.
1) Headline
2) Lead berita.
3) Latar
4) Pengutipan sumber berita
b) Skrip

Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengkonstruksi
berita. Dengan menyusun skrip, wartawan dapat mengurutkan
informasi mana yang akan dikeluarkan terlebih dahulu. Susunan
skrip sangat penting karena terdapat durasi berita. Bentuk umum
dari struktur ini adalah dengan pola 5W+1H. Who, what, when,
where, why, dan how..
c) Tematik
Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta ditulis,
meliputi bagaimana susunan kalimat, bagaiman menulis sumber ke
dalam teks secara keseluruhan, bagaimana penempatan kata. Dari
struktur tematik dapat dilihat tema apa yang dipilih wartawan dalam
melaporkan berita lewat susunan atau bentuk kalimat tertentu.
181

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia

d) Retoris.
Struktur retoris merupakan penekanan fakta dalam teks berita.
Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya

atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekan kan arti yang
ingin ditonjolkan wartawan. Wartawan menggunakan perangkat
retoris untuk membuat citra, menekankan sisi tertentu dan
gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Perangkat framing
yang digunakan adalah leksikon, grais, metafora, penandaan
dengan unit analisis kata, idiom, gambar, foto, dan graik. (Eriyanto,
2002)

Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metodelogi kualitatif
deskriptif. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengupas bagaimana
pembingkaian pemberitaan suatu media. Karena itu penelitian ini
membutuhkan kedalaman dan kualitas data. Penelitian ini tidak
membutuhkan jumlah sampling yang banyak. Bila item berita sudah
cukup menjelaskan keberpihakan, maka tidak perlu mengambil sampel
berita lagi.
Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis framing. Analisis framing termasuk ke dalam metode
analisis media. Framing merupakan metode bagaimana realitas
dibingkai, dikonstruksi, dan dimaknai oleh berita. Analisis framing

merupakan analisis untuk mengkaji pembingkaian realitas yang
dilakukan oleh media (Kriyantono, 2008).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi
untuk mendapatkan data primer, dan dari literatur atau internet untuk
mendapatkan data sekunder. Dokumentasi yang digunakan adalah
hasil siaran berita RRI Pro 3 dan Radio SindoTrijaya Jakarta mengenai
peristiwa Aksi Bela Islam 4 November 2016.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model analisis
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki untuk teknik analisis data.
Pan dan Kosicki membuat suatu model yang mengintegrasikan
secara bersama-sama konsepsi psikologis yang melihat frame sebagai
persoalan internal dengan konsepsi sosiologis yang lebih tertarik
melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan sosial dikonstruksi
182

Anis Ferisa Nurlistiani & Rahmat Edi Irawan, Analisis Framing Pemberitaan...

seseorang. Pan dan Kosicki membagi framing ke dalam empat struktur
besar, yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, struktur
retoris (Eriyanto, 2002).


Gambar 1 Tabel Model Framing Pan dan Kosicki
Sumber: Eriyanto, 2002

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi
sumber untuk menguji keabsahan data. Peneliti memilih untuk
menggunakan triangulasi sumber karena objek penelitian ini berupa
siaran berita, dimana berita tersebut harus dipastikan tidak salah dalam
memberikan informasi-informasinya.

Hasil dan Pembahasan
Analisis framing ini dilakukan terhadap berita-berita yang disiarkan
oleh RRI Pro 3 Jakarta dan Radio SindoTrijaya Jakarta pada tanggal
4-5 November 2016 mengenai aksi bela Islam ke-2. Terdapat total 92
item berita yang disiarkan di RRI Pro 3 Jakarta dan 69 item berita
yang disiarkan di Radio SindoTrijaya Jakarta selama 2 hari, dengan
format straight news, wrap, chronicles, dan live report. Salah satu faktor
berbedaan jumlah siaran berita yang signiikan ini karena waktu siar
RRI Pro 3 lebih lama (24 jam) dibandingkan Radio SindoTrijaya. Dari
total item berita tersebut, diseleksi menjadi 9 item berita untuk menjadi

183

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia

unit analisis yang dipilih dengan cara memilih topik pembicaraan yang
sama antara RRI Pro 3 dan SindoTrijaya dan juga yang mengandung
nilai berita yang tinggi. Topik yang sama ini dipilih agar terlihat ciri
khas dari kedua radio berita dalam membingkai rangkaian peristiwa
yang sama. Berikut adalah contoh analisis berita antara RRI Pro 3
dengan SindoTrijaya Jakarta.
Analisis Berita 1
Radio: RRI Pro 3
Tanggal: 4 November 2016 (Pukul 19.00 WIB)
Ringkasan Berita: Pernyataan Jusuf Kalla bahwa mengenai hasil
pertemuan antara dia dengan perwakilan pendemo. Bahwa kasus Ahok
akan diselesaikan dengan hukum yang tegas.
Table 1 Analisis Berita 4
Perangkat Framing Unit Pengamatan Hasil Pengamatan
Sintaksis


184

Headline

wakil presiden Jusuf Kalla telah melakukan pertemuan dengan perwakilan unjuk asa di istana wakil presiden, Jakarta

Lead

wapres Jusuf Kalla pada malam mini telah menerima tiga perwakilan pendemo
4 November di kantor Wapres Jakarta

Latar Informasi

Tiga perwakilan pendemo menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah,
untuk meminta pemerintah mengusut
hingga tuntas dugaan kasus penistaan
agama yang dilakukan oleh gubernur
non aktif DKI Jakarta,Basuki Tjahaja
Purnama


Kutipan Sumber

Jusuf Kalla: bahwa kasus Ahok akan
diselesaikan dengan hukum yang tegas
dan cepat. Dan juga kapolri berjanji
akan menyelesaikan dalam waktu dua
minggu.

Pernyataan

Berita ini dibuat berdasarkan pernyataan narasumber. Penulis tidak memasukkan opininya di dalam berita ini

Penutup

Berita ditutup dengan memberikan info
mengenai siapa saja yang mengikuti
pertemuan antara perwakilan demonstran dan dari pihak pemerintah

Anis Ferisa Nurlistiani & Rahmat Edi Irawan, Analisis Framing Pemberitaan...

Perangkat Framing Unit Pengamatan Hasil Pengamatan
Skrip

What

Hasil pertemuan antara wakil presiden
Jusuf Kalla dengan tiga perwakilan
pendemo 4-11

Who

Jusuf Kalla, Zaitun Rasmin, Misbakh,
Bachtiar Nasir, Wiranto, Lukman Hakim
Syaifudin, Pratigno, Pramono Anung,
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian,
dan Panglima TNI Jenderal Gatot
Nurmantyo

When

Malam ini

Where

Kantor Wakil Presiden

Why

Menyampaikan aspirasi terkait dengan
demo 4-11

How

1. Melakukan pertemuan tertutup
(Bagaimana)
2. Selama 30 menit (Berapa)

Tematik

Paragraf,
Proposisi,kalimat, hubungan
antarkalimat

Retoris

Kata, idiom,gambar/foto, graik

Memberikan detail informasi mengenai orang-orang yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Penggunaan kata ‘tuntas’

Analisis Berita 2
Radio: Sindo Trijaya
Tanggal: 4 November 2016 (18.00)
Ringkasan Berita: Pernyataan Jusuf Kalla mengenai pertemuan dengan
perwakilan demo 4-11.
Table 2 Analisis Berita 9
Perangkat Framing
Sintaksis

Unit Pengamatan Hasil Pengamatan
Headline
Lead

Tidak dibacakan judul berita
Di depan istana masih banyak sekali
massa yang berkumpul karena baru
saja, persis, baru saja selesai, pertemuan antara ustadz Bachtiar Nasir,
perwakilan dari pengunjuk rasa bersama wapres JK dan menkopolhukkam,
Wiranto

185

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia

Perangkat Framing
Sintaksis

Unit Pengamatan Hasil Pengamatan
Latar Informasi

Baru saja selesai, pertemuan antara
ustadz Bachtiar Nasir, perwakilan dari
pengunjuk rasa bersama wapres JK dan
menkopolhukkam, Wiranto.

Kutipan Sumber

Jusuf Kalla: bahwa kasus Ahok akan
diselesaikan dengan hukum yang tegas
dan cepat. Dan juga kapolri berjanji
akan menyelesaikan dalam waktu dua
minggu.
Bachtiar Nasir: Agar proses hukum diproses secepatnya dan dengan tegas.

Skrip

Pernyataan

Berita ini dibuat berdasarkan dari kutipan Jusuf Kalla. Terdapat opini pembaca berita di akhir berita, yaitu mengenai ajakan untuk tetap mengawal
proses hukum Ahok.

Penutup

Berita ini ditutup oleh ajakan untuk
mengikuti dan mengawal bersama
proses hukum yang disebutkan.

What

Hasil pertemuan Jusuf Kalla (pihak
pemerintah) dengan perwakilan pendemo

Who

Jusuf Kalla, Wiranto, Bachtiar Nasir.

When

‘Baru saja’

Where

Di depan istana

Why

Tidak ada dalam berita

How

Tidak ada dalam berita

Tematik

Paragraf,
Proposisi,kalimat, hubungan
antarkalimat

Berita ini hanya memberitakan hasil pertemuan antara pak Jusuf Kalla,
Wiranto, dengan perwakilan pendemo
4-11 Bachtiar Nasir.

Retoris

Kata, idiom,gambar/foto,graik

Penggunaan kata ‘persis baru saja’ untuk menekankan fakta mengenai waktu
terjadinya kejadian

Berikut adalah pembahasannya:
a. Sintaksis
Struktur sintaksi dalah bagaimana cara wartawan menyusun
fakta (Eriyanto, 2002). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
4 dari 5 berita RRI Pro 3, memenuhi unit-unit sintaksis. Seperti

186

Anis Ferisa Nurlistiani & Rahmat Edi Irawan, Analisis Framing Pemberitaan...

dibacakannya headline berita, terdapat kutipan narasumber, dan
sebagainya. Sementara SindoTrijaya cenderung melewatkan
headline berita, pembaca berita langsung membacakan lead
beritanya.
Dari hasil pengamatan, dapat terlihat bahwa RRI Pro 3
lebih sering menyajikan beritanya dengan format wrap. Wrap
mengkombinasikan ciri-ciri vocier dan aktualitas dalam sebuah
rekaman laporan yang disiapkan lebih dulu. Sementara radio
SindoTrijaya lebih sering menyajikan berita dengan format straight
news, dimana straight news lebih mementingkan aktualitas(Astuti,
2013).
b. Skrip
Struktur skrip adalah bagaimana cara wartawan mengisahkan
fakta(Eriyanto, 2002). Dari struktur skrip, RRI Pro 3 lebih
mengutamakan kelengkapan berita, sedangkan Radio SindoTrijaya
lebih mengutamakan kecepatan naiknya berita. Hal tersebut
terlihat dari struktur skrip RRI Pro 3 yang memiliki kelengkapan
unsur berita 5W + 1H (4 dari 5 berita memiliki kelengkapan
struktur skrip), sementara berita Radio SindoTrijaya cenderung
lebih banyak tidak memberikan kelengkapan berita (2 dari 4
berita yang memiliki kelengkapan struktur skrip). Hal ini dapat
membuktikan RRI Pro 3 sebagai lembaga penyiaran publik yang
netral dan memberikan pelayanan siaran informasi(Radio Republik
Indonesia). Sementara Radio SindoTrijaya lebih mengutamakan
kecepatan naiknya informasi dibandingkan RRI Pro 3. Hal ini
terlihat dari perbandingan berita ke 4 dan 9. Kedua berita tersebut
membahas hal yang sama, namun SindoTrijaya pada berita ke-9
menyiarkan berita tersebut beberapa menit lebih awal dengan
menyiarkan keseluruhan hasil pertemuan pers, sedangkan RRI Pro
3 pada berita ke 4, disiarkan pada pukul 19.00 dengan format berita
wrap dimana kutipan narasumber sudah dipotong dan diambil
seperlunya saja.
Dari sisi kelengkapan berita, RRI Pro 3 memberitakan berita
lebih lengkap dibandingkan Radio SindoTrijaya. Hal ini dapat dilihat
dari analisis berita ke-5. Dimana RRI Pro 3 juga memberitakan
pernyataan Jokowi, sementara SindoTrijaya tidak memberitakan
187

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia

berita tersebut. Hal itu dapat dikatakan SindoTrijaya melihat
peristiwa aksi 4-11 sebagai sekadar sebuah berita, sementara RRI
Pro 3 memberitakan aksi 4-11 ini sebagai berita menyeluruh.
c. Tematik
Struktur tematik menceritakan bagaimana cara wartawan
menulis fakta (Eriyanto, 2002). Dari struktur tematik, berita RRI
Pro 3 lebih hati-hati dalam memberitakan detail-detail beritanya
dibandingkan Radio SindoTrijaya. Hal itu terlihat dari analisis
berita ke 4 dan ke-6 dimana RRI Pro 3 melakukan pengeditan
terlebih dahulu sebelum menyiarkan berita. Sementara SindoTrijaya
langsung menyiarkan berita tanpa melakukan edit, terlihat dari
beberapa suara wartawan yang tidak diketahui wartawan dari
media apa masuk ke dalam kutipan berita. Dalam berita ke-3 dan
8, juga terlihat RRI Pro 3 mengambil detail yang lebih beragam,
dimana reporter RRI Pro 3 melakukan wawancara langsung dengan
demonstran. Hal itu menunjukkan RRI Pro 3 memberitakan dari
dua sisi sebagaimana mestinya.
d. Retoris
Struktur retoris adalah bagaimana cara wartawan menekankan
suatu fakta yang dilihat dari unit kata, idiom, gambar, graik
(Eriyanto, 2002). Karena berita ini adalah berita radio, maka
analisis hanya bisa dilakukan dari unit kata dan idiom. Kedua media
menggunakan bahasa radio, dimana spoken yang berarti narasi
alami, menggunakan kata-kata yang hanya ada dalam kosa kata
percakapan sehari(Astuti, 2013). Hanya saja bahasa dan kalimatkalimat yang digunakan oleh RRI Pro 3 lebih cenderung formal,
sementara Radio SindoTrijaya lebih non-formal dan menggunakan
bahasa sehari-hari. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan
bahasa yang digunakan pada berita RRI Pro 3 di berita ke-1 dan
berita SindoTrijaya di berita ke-6. Perbedaan penggunaan bahasa
ini sesuai dengan teori audien radio Morissan bahwa stasiun adio
di kota besar harus membidik segmen secara terbatas (Morissan,
2008), sementara 38% informasi diserap berasal dari faktor
audio, sisanya berdasarkan ekspresi verbal dan wajah, karena
radio hanya terdapat audio saja, maka kemampuan pendengar
memaknai pesan radio tidak lebih dari 38% (Astuti, 2013). Maka
188

Anis Ferisa Nurlistiani & Rahmat Edi Irawan, Analisis Framing Pemberitaan...

bahasa yang digunakan oleh radio harus sesuai dengan segmentasi
pendengarnya. Segmentasi pendengar RRI Pro 3 lebih kepada
kalangan dewasa dan umum, sementara SindoTrijaya mempunyai
semgentasi pendengara umur 25 -55 tahun dan untuk kalangan
entrepreneur dan professional.

Simpulan dan Saran
Dari analisis framing yang dilakukan terhadap pemberitaan RRI
Pro 3 Jakarta, dapat ditarik kesimpulan bahwa RRI Pro 3 memberitakaan
peristiwa aksi bela Islam 4 November 2016 secara berimbang dan
menyeluruh dan sesuai dengan kedudukannya sebagai lembaga
peyiaran publik. Hal itu terlihat dari bagaimana RRI Pro 3 mengangkat
topik-topik berita dan menyiarkan berita dengan menggunakan format
Wrap yang didukung dengan adanya kutipan audio dari narasumber.
Dari analisis framing pemberitaan pada Radio SindoTrijaya
Jakarta, dapat disimpulkan bahwa SindoTrijaya Jakarta mempunyai
framing tertentu terhadap pemerintahan pada pemberitaan aksi bela
Islam 4 November 2016. Hal itu terlihat dari adanya ketidaklengkapan
informasi pada berita ke-9 bila dibandingkan dengan berita ke-4
mengenai press conference Jusuf Kalla setelah menemui perwakilan
demonstran. Dan bila dibandingkan dengan RRI Pro 3, SindoTrijaya
lebih mengejar kecepatan berita untuk naik siar. Hal tersebut terlihat
dari pengambilan sudut pandang berita dan juga berita cenderung lebih
sering dibawakan dengan format straight news atau juga chronicles.
Saran untuk peneliti selanjutnya, diharapkan peneliti selanjutnya
dapat menganalisis lebih mendalam mengenai analisis framing suatu
pemberitaan, khususnya bila menggunakan model Pan & Kosicki.
Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, dapat menggunakan
konsep mengenai bias media sehingga dapat mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi media dan seberapa jauh pengaruh tersebut
terhadap suatu media.

189

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia

Datar Pustaka
Ambardi, K. (2016). Metode digital: Konteks, prinsip, dan protokoler
riset berbasis internet. In F. UGM, Sinopsis Research Days
FISIPOL UGM 2016 (p. 122). Yogyakarta: FISIPOL UGM.
Ardianto, E. (2007). Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa.
Astuti, S. I. (2013). Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
BBC Indonesia. (2016, November 17). Pidato di Kepulauan Seribu dan
hari-hari hingga Ahok menjadi tersangka. Retrieved February
23, 2017, from BBC Indonesia: http://www.bbc.com/indonesia/
indonesia-37996601
Bennett, W. L., & Iyengar, S. (2008). A New Era of Minimal Efects? he
Changing Foundations of Political Communication . Journal of
Communication 58 ISSN 0021-9916 , 707–731.
Eriyanto. (2002). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik
Media. Jakarta: LKiS Group.
Haridakis, P., & Hanson, G. (2009). Social Interaction and Co Viewing
with Youtube: Blending Mass Communication Reception and
Social Connection. Journal of Broadcasting and Electronic Media
, 317-332.
Hasanuddin, Kristofel, J., Mahatrisni, P. I., Winasis, N. T., & Satrio, B.
(2011). Anxieties/Desires. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Jenkins, H. (2006). Convergence Culture : Where Old and New Media
Collide. New York: New York University Press.
Jin, D. Y. (2012 ). he new wave of de-convergence: a new business
model of the communication industry in the 21st century. Media,
Culture & Society 34(6) , 761–772.
Joinson, A. (2008). Looking at, looking up or keeping up with people?
Motives and uses of Facebook. Proceedings of the CHI Conference,
. doi: 10.1145/1357054.1357213 , 1027–1036.
Kaye, B. K., & Johnson, T. J. (2002). Online and in the know:
Uses and gratiications of the web for political information.
Journal of Broadcasting & Electronic Media, 46, 10.1207/
s15506878jobem4601_4 , 54–71.

190

Anis Ferisa Nurlistiani & Rahmat Edi Irawan, Analisis Framing Pemberitaan...

Kolodzy, J. G. (2014). he Convergence Years. Journalism & Mass
Communication Educator. Vol. 69 (2), , 197-205.
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana.
Littlejohn, S. W., & Fross, K. A. (2009). Encyclopedia of Communication
heory. California: SAGE.
Liu, L. B., Cheung, M. K., & Lee, K. O. (2010). Understanding Twitter
usage: What drives people to continue to tweet. PACIS 2010
Proceedings. . http://aisel.aisnet.org/pacis 2010/92 , Paper 92.
Lucas, K., & Sherry, J. L. (2004). Sex diferences in video game play: A
communication based explanation. Communication Research, 31,
doi: 10.1177/0093650204267930 , 499–523.
Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola
Radio & Televisi. Jakarta: Kencana.
Papacharissi, Z., & Rubin, A. M. (2000). Predictors of Internet Use.
Journal of Broadcasting & Electronic Media 442 , 175-196.
Perry, D. K. (2002). heory and research in mass communication : contexts
and consequences. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Psikologi Komunikasi2005BandungPT Remaja Rosdakarya
Radio Republik Indonesia. (n.d.). Proil Radio Republik Indonesia.
Retrieved February 15, 2017, from Radio Republik Indonesia:
http://www.rri.co.id/proil.html
Rubin, A. M. (1983). Television uses and gratiications: he interactions
of viewing patternsand motivation. Journal of Broadcasting, 27,
doi: 10.1080/08838158309386471 , 37–51.
Rubin, A. M. (1987). Utility of videocassette recorders. American
Behavioral Scientist, 30, doi: 10.1177/000276487030005003 , 471–
485.
Ruggiero, T. (2000). Uses and Gratiications heory in the 21st Century.
Mass Communication & Society 3(1) 2000 , 3–37.
Sundar, S. S., & Limperos, A. M. (2013). Uses and Grats 2.0: New
Gratiications for New Media. Journal of Broadcasting & Electronic
Media 57(4) , 504–525.

191

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi Di Indonesia

Tankard, J. (2008). he Empirical Approach to he Study of Media
Framing. Framing Public Life , 95-99.
Techinasia. (2016, Februari). techinasia. Retrieved from https://
id.techinasia.com/perkembangan-itur-itur-line-di-indonesiasepanjang-tahun-2016
TeknoKompas. (2017, Februari 18). Retrieved from http://tekno.
kompas.com/read/2016/09/03/09490637/di.indonesia.jumlah.
pengguna.line.pepet.facebook,
Wei, R., & Lo, V. (2006). Staying connected while on the move: Cell
phone use and social connectedness. . New Media & Society, 8,
doi: 10.117/1461444806059870 , 53–72.
Yoo, C. Y. (2011). Modeling audience interactivity as the gratiicationseeking process in online newspapers. Communication heory,21
doi: 10.1111/j.1468-2885.2010.01376.x , 67–89.

192