Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling Dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Konteks Masalah
Pariwisata secara etimologi diidentikkan dengan kata “travel” dalam Bahasa

Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali–kali dari satu
tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini
pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara
individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk
mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga, 2010: 12).
Pariwisata merupakan suatu proses kepergian sementara dari seseorang
menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena
berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,
agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu,
menambah pengalaman ataupun untuk belajar (Suwantoro, 2004: 3). Pariwisata juga
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk
berusaha (business) atau untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi

atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1996: 3).
Pariwisata dikatakan sebagai industri, karena di dalamnya terdapat berbagai
aktivitas yang bisa menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Akan tetapi, makna
industri disini bukan sebagaimana pengertian industri pada umumnya yaitu adanya
pabrik atau mesin-mesin yang besar atau kecil yang penuh dengan asap. Industri
pariwisata tidak seperti pengertian industri pada umumnya, sehingga industri
pariwisata disebut industri tanpa asap. Pariwisata merupakan salah satu jenis industri
baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan
kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga

1

Universitas Sumatera Utara

2

merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata,
penginapan dan transportasi (Wahab dalam Yoeti 1996: 116).
Pariwisata telah menjadi fenomena sosial dan ekonomi yang menarik hati di

berbagai negara di dunia, dimana kajian-kajian komunikasi menjadi ranah kajian
yang paling strategik ketika ditinjau dari fenomena tersebut. Selama beberapa dekade
terakhir, pariwisata telah menjadi pertumbuhan terus-menerus sehingga berhasil
menyumbangkan devisa kepada negara. Ranah pariwisata telah mendukung sektor
ekonomi di kawasan itu untuk terus tumbuh dan berkembang. Pariwisata modern
terkait erat dengan pengembangan usaha-usaha ekonomi dan ranah-ranah komunikasi
serta mencakup semakin banyak destinasi baru. Dinamika tersebut telah mengubah
pariwisata menjadi pendorong utama bagi kemajuan ekonomi-sosial suatu negara atau
kawasan. Pada era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terbesar
dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Tingginya sumbangan devisa disektor
pariwisata sebesar US$ 10,69 miliar atau setara dengan 136 triliun rupiah. Industri
pariwisata Indonesia sudah memiliki pertumbuhan yang baik yaitu 7,2 persen per
tahun. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya
mencatatkan angka sebesar 4,7 persen (www.kemenpar.go.id).
Indonesia adalah negara yang tinggi potensinya dalam bidang pariwisata.
Potensi pariwisata dimaksudkan sebagai segala yang dimiliki oleh suatu daya tarik
wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut
(Sukardi dalam Sari, 2015: 134). Potensi pariwisata akan berkembang menjadi objek
dan daya tarik wisata apabila hal tersebut diperhatikan oleh penduduk dan pemerintah
suatu negara, sehingga menciptakan industri pariwisata yang maju. Potensi wisata

dibagi menjadi tiga macam, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi
manusia.
1. Potensi Alam
Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah,
bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dll (keadaan fisik suatu
daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika

Universitas Sumatera Utara

3

dikembangkan dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya
niscaya akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut.
2. Potensi Kebudayaan
Potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik
berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah
nenek moyang berupa bangunan, monument, dan lain-lain.
3. Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik
wisata, lewat pementasan tarian/ pertunjukan dan pementasan seni budaya

suatu daerah (Sari, 2015: 134).
Bukti bahwa Indonesia adalah negara yang potensial dalam pariwisata yaitu
sebagaimana yang dikatakan oleh Santos (dalam Bungin, 2015: 108), negara yang
terdiri dari kurang lebih 17.480 pulau dan 250 etnis bangsa, oleh filsuf Plato
menjelaskannya sebagai Atlantis yang kaya raya bagaikan “surga” beriklim tropika
yang penuh dengan segala jenis keindahan dan kekayaan; daratan yang luas dan
ladang-ladang yang indah, lembah dan gunung-gunung; batu-batu permata dan logam
dari berbagai jenis; kayu-kayu wangi, wewangian dan bahan celup yang sangat tinggi
nilainya; sungai-sungai, danau-danau, dan saluran yang melimpah; pertanian yang
paling produktif; istana-istana bertabur emas, tembok perak dan benteng; gajah dan
segala jenis binatang buas, dan sebagainya. Kekayaan tersebut menciptakan
banyaknya objek dan daya tarik wisata yang terbentang dan terus berkembang dari
Provinsi Aceh hingga Provinsi Papua, tidak terkecuali di Provinsi Sumatera Utara.
Sumatera Utara yang memiliki jumlah penduduk 13.937.797 jiwa ini memiliki
sumber daya alam yang beraneka ragam dan melimpah sehingga mendukung sebagai
objek dan daya tarik wisata. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur
penting dalam dunia kepariwisataan. Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut
Marpaung (2002: 78) adalah suatu bentukan dari aktifitas dan fasilitas yang
berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke
suatu daerah atau tempat tertentu. Kedua hal tersebut dapat menyukseskan program

pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai aset yang dapat

Universitas Sumatera Utara

4

dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata sangat erat hubungannya
dengan travel motivation dan travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi
serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjungannya.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan
sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun
dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik
wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Berikut ini adalah objek-objek wisata yang berada di Sumatera Utara:
1.
2.
3.
4.

Danau Toba

Istana Maimun, Kota Medan
Pulau Berhala, Kabupaten Serdang Bedagai
Desa Tomok, Tuktuk, dan Desa Parbaba di Pulau Samosir,
Kabupaten Samosir
5. Pusuk Buhit, Kabupaten Samosir
6. Air Soda Alam, Tarutung, Tapanuli Utara
7. Taman Wisata Iman, Kabupaten Dairi
8. Danau Sidihoni, Pulau Samosir
9. Salib Kasih Siatas Barita, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara
10. Pantai Lagundri dan Pantai Sorake, Kabupaten Nias Selatan
11. Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah
12. Air Terjun Lae Une, Kabupaten Pakpak Bharat
13. Aek Sijornih, Kabupaten Tapanuli Selatan
14. Masjid Raya Al-Mahsun, Kota Medan
15. Tangkahan, Kabupaten Langkat
16. Bukit Gundaling, Berastagi, Kabupaten Karo
17. Tjong A Fie Mansion, Kota Medan
18. Taman Buaya Asam Kumbang, Kota Medan
19. Rahmat International Wildlife Museum, Kota Medan dan Kota
Pematangsiantar

20. Museum TB Silalahi, Kabupaten Samosir
21. Kuliner Kota Medan (dikutip dari berbagai sumber)
Terdapat faktor pendorong atau faktor intrinsik pada setiap orang untuk
melakukan perjalanan wisata. Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam
wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan trigger dari proses perjalanan
wisata, walaupun motivasi ini sering tidak disadari oleh wisatawan itu sendiri
(Sharpley dalam Dwiputra, 2013: 37). Analisis mengenai motivasi semakin penting
jika dikaitkan dengan pariwisata dimana perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai

Universitas Sumatera Utara

5

motivasi. Pada dasarnya perjalanan wisata dimotivasi oleh beberapa hal yang
mendorong perjalanan, motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi
empat kelompok besar (McIntosh, 1977 dan Murphy, 1985 dalam Dwiputra, 2013:
38) sebagai berikut:
1. Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau
fisiologis), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi
dalam kegiatan olah raga, bersantai, dan sebagainya.

2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui
budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan
akan berbagai obyek tinggalan budaya (monumen bersejarah).
3. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat
sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, ziarah,
pelarian dari situasi yang membosankan, dan sebagainya.
4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), fantasi bahwa di daerah lain
seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan ego
enhancement yang memberikan kepuasan psikologis.
Selain dari faktor motivasi, terdapat pula faktor lainnya seperti ketersediaan
obyek-obyek, produk wisata yang menarik, nasehat-nasehat dan rekomendasi dari
travel agent, informasi-informasi yang diperoleh tentang tujuan wisata dari organisasi
turisme dan travel agent, rekomendasi dari teman, sahabat ataupun kerabat (words of
mouth), kondisi politik, keamanan dan teknologi dari destinasi pariwisata, kondisi
higienitas lingkungan tujuan wisata, opini dan persepsi terhadap tujuan wisata, gaya
hidup konsumen wisata tersebut, pengetahuan saat ini tentang destinasi wisata, hobi
dan ketertarikan serta pengalaman masa lalu konsumen pariwisata yang telah
berkunjung ke suatu destinasi wisata tertentu (Yusendra, 2015: 1).
Keunikan objek wisata di Sumatera Utara yang selalu membuat objek-objek
wisata di Sumatera Utara selalu ramai dikunjungi. Keunikan tersebut antara lain

adalah objek wisata Pemandian Air Soda. kolam pemandian alami yang juga disebut
Aek Rara oleh penduduk setempat ini mengandung soda hanya terdapat dua di dunia,
yaitu di Venezuela dan Desa Parbubu, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.

Universitas Sumatera Utara

6

Demikian pula Air Terjun Mursala yang memiliki keunikan yaitu air terjun yang
bermuara langsung ke lautan. Juga fenomena “danau diatas danau” yaitu Danau
Sidihoni yang terletak di atas Pulau Samosir, dimana Pulau Samosir juga terletak
ditengah-tengah Danau Toba.
Namun kendati demikian, pesona dan keunikan dari objek dan daya tarik
wisata di Sumatera Utara ini pada kenyataannya kurang populer atau kurang terkenal
dikalangan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Wisatawan domestik dan mancanegara umumnya hanya mengenal Danau Toba,
danau terbesar kedua didunia berjenis vulkanik seluas 1.145 km2 dengan kedalaman
450 meter yang memang merupakan ikon wisata dari Provinsi Sumatera Utara. Hal
ini dapat dibuktikan dengan jumlah kedatangan wisatawan domestik dan wisatawan
mancanegara yang masuk melalui Bandara Kuala Namu. Badan Pusat Statistik (BPS)

mencatat kunjungan wisatawan mancanegara melalui pintu masuk Bandara Kuala
Namu pada tahun 2014 dan 2015 adalah sejumlah 432.542 orang dan Kementerian
Budaya dan Pariwisata Sumatera Utara mencatat 18.877.079 orang wisatawan
domestik.
Tabel 1.1
Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara ke
Sumatera Utara Tahun 2014 – 2015
Wisatawan
2014
2015
Wisatawan Domestik
11.046.234
11.215.535
Wisatawan Mancanegara
974.602
915.477
Sumber: www.bps.go.id dan www.kemenpar.go.id
Perkembangan pariwisata tidak terlepas dari peran generasi muda dalam
membangun potensi-potensi wisata di daerahnya menjadi lebih baik. Generasi muda
merupakan elemen yang sangat penting dan tidak bisa digantikan dengan apapun

dalam

melestarikan

kebudayaan

dan

sekaligus

berkontribusi

besar

dalam

pembangunan bangsa dan negara. Partisipasi tersebut dapat dilakukan generasi muda
yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan harapan yang besar untuk membangun
daerahnya lebih baik lagi dengan meningkatkan potensi wisata yang ada di suatu
daerah.

Universitas Sumatera Utara

7

Pemuda merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki potensi yang besar
untuk dikembangkan agar mampu berkontribusi optimal. Pemuda merupakan agen
penting dalam pembangunan, pembinaan pemuda adalah satu hal terpenting untuk
terus di giatkan. secara demografis dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan di sebutkan Pemuda adalah warga negara
Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang
berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Peran nyata yang dilakukan oleh pemuda salah satunya adalah membentuk
perkumpulan dengan sesama pencinta pariwisata dengan orang-orang yang memiliki
visi yang sama dalam rangka mengembangkan pariwisata. Semakin hari, di Sumatera
semakin bertumbuh komunitas-komunitas penggiat pariwisata. Komunitas-komunitas

tersebut diantaranya adalah: Komunitas CouchSurfing Medan, Komunitas Kami-kami
Aja, Backpaker Indonesia Medan (BPI Medan), Komunitas Medan Petualang, Piknik
Asik Medan, MTMA Sumut, Gathering Family Adventure (GFA), Telapak Sumut,
Planton ID, Traveling Medan Comm Group dan lain-lain (dikutip dari berbagai
sumber). Diantara semua komunitas yang telah disebutkan diatas, Traveling Medan
Comm Group yang merupakan salah satu komunitas travelling yang berada di
Sumatera Utara yang kegiatannya tidak hanya sekedar pelancongan. Traveling Medan
Group memiliki tujuan yaitu untuk memajukan dan memperkenalkan objek-objek
daya tarik wisata di Sumatera Utara agar dapat dikenal luas baik hingga internasional
dengan beberapa program-program kegiatan baik kegiatan rutin tahunan, maupun
kegiatan insidental.
Lahir dari kepedulian dan ketertarikan khusus seorang pemuda pada dunia
travelling, Traveling Medan Comm Group pada awalnya dimulai dari akun twitter
@pariwisataSUMUT yang dikelola untuk mempromosikan pariwisata Sumatera
Utara, mengingat bahwa kurangnya promosi terkait dunia pariwisata dari Sumatera
Utara baik secara nasional maupun internasional yang dilakukan pemerintah. Seiring
dengan berjalannya waktu, terbentuklah Komunitas Traveling Medan yaitu subkomunitas yang berfungsi sebagai tour planer dan tour agent karena ajakan beberapa
yhgb pengguna sosial media untuk berwisata/liburan bersama.

Universitas Sumatera Utara

8

Proses pengumpulan anggota dilakukan dengan cara open recruitment.
Anggota yang terseleksi kemudian berkumpul dan saling mengikat satu sama lain
dalam suatu wadah komunitas, itulah yang menjadi cikal bakal berdirinya Traveling
Medan Comm Group atau yang biasa disingkat TMC Group. Komunitas yang berdiri
pada tanggal 28 Februari 2012 ini merupakan komunitas besar yang menaungi tiga
sub-komunitas yaitu Pariwisata Sumut, Traveling Medan dan Komunitas TM yang
keseluruhannya bergerak dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Pembentukan subkomunitas ini dibentuk karena ingin memisahkan program-program kerja tiap-tiap
sub-komunitas agar tidak terjadi tumpang tindih dan berjalan sesuai tugas pokok dan
fungsinya. Adapun perbedaan tugas pokok dan fungsi dari ketiga sub-komunitas itu
adalah:
a. PariwisataSumut.net, sebagai media penyebarluasan informasi kegiatan atau
apapun yang berhubungan dengan TMC Group.
b. Traveling Medan, sebagai trip organizer dan travel planner.
c. Komunitas TM, adalah komunitas yang dibentuk guna sebagai penanaman
edukasi mengenai kepariwisataan (umumnya anggota baru akan masuk
kedalam komunitas TM terlebih dahulu sebelum bergabung kedalam dua
sub-komunitas lain).
Pemisahan kedalam tiga sub-komunitas ini juga dilakukan karena menghindari
perpecahan yang kerap terjadi ditubuh komunitas travelling.
Bentuk kegiatan yang dilakukan komunitas ini meliputi tourism information,
diskusi, aksi sosial, tour visit, dan lain-lain. Sebagai contoh, setiap tahunnya
Traveling Medan Comm Group menggelar kegiatan Travel Care yang merupakan
sub-agenda dari Social Tourism Care yang diadakan komunitas ini. agenda tersebut
dibentuk sebagai bentuk responsible tourism dan community movement. Travel Care
tersebut diisi oleh kegiatan pelatihan dan motivasi minat baca kepada anak-anak kecil
yang tinggal disuatu daerah terpencil di Sumatera Utara. Selain itu juga peserta
Travel Care akan menikmati beberapa objek wisata yang terdapat pada lokasi dimana
Travel Care dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

9

Berdasarkan konteks masalah yang diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti komunitas Traveling Medan Comm Group, karena melihat aksi nyata yang
dilakukan oleh komunitas ini demi memperjuangkan visi, misi dan tujuannya.
Penelitian ini berjudul: Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Komunitas
Traveling Medan Comm Group dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera
Utara.
1.2

Fokus Masalah
Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan bahwa fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi
Komunikasi Pemasaran Pariwisata TMC Group dalam Mengembangkan Pariwisata di
Sumatera Utara?”
1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran pariwisata TMC Group
dalam memasarkan produknya.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memperlancar dan menghambat
strategi serta upaya yang dilakukan oleh TMC Group dalam mengatasi
hambatan ketika menjalani strategi tersebut.
c. Untuk mengetahui langkah atau kegiatan yang telah dilakukan oleh TMC
Group dalam mengembangkan pariwisata di Sumatera Utara.

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
a. Secara akademis
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

kontribusi

untuk

memperkaya pengetahuan maupun sebagai referensi dalam bidang Ilmu
Komunikasi khususnya bagi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

Universitas Sumatera Utara

10

b. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi sarana penerapan ilmu pengetahuan
pada bidang kajian komunikasi pemasaran dan komunikasi pariwisata
yang selama ini telah dipelajari peneliti selama menjadi mahasiswa
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
c. Secara Praktis
Penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak TMC Group
terkait dengan perannya dalam mengembangkan industri pariwisata di
Sumatera Utara dan kepada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sumatera Utara sebagai referensi pengembangan industri pariwisata
Sumatera

Utara.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling Dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara

0 39 193

Strategi Komunikasi Dalam Mengembangkan Pariwisata di Danau Toba (Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran yang Dilakukan Oleh Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT))

1 33 154

KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU PARIWISATA JEPARA Komunikasi Pemasaran Terpadu Pariwisata Jepara (Studi Deskriptif Kualitatif Implementasi Komunikasi Pemasaran Terpadu Pariwisata oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara).

0 1 15

KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN OLEH DINAS KEBUDAYAAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU PARIWISATA DI KABUPATEN KLATEN OLEH DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KLATEN.

0 0 16

Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling Dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara

0 0 16

Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling Dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara

0 0 2

Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling Dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara

0 0 22

Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling Dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara

0 0 3

Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Oleh Komunitas Travelling Dalam Mengembangkan Pariwisata di Sumatera Utara

0 0 62

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARANDALAM UPAYA MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI KABUPATEN MAGETAN

0 2 15