Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di
Lapangan
1. Pengantar
Sejujurnya, penelitian yang dilakukan ini bukan sesuatu yang
menjadi kehendak pribadi. Namun adanya dorongan sewaktu penulis
berkesempatan melihat secara mendalam kehidupan langsung
sekelompok masyarakat Dayak serta melakukan diskusi interaktif
dengan mereka. Pada tahun 1988, peneliti berkesempatan melakukan
praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian di
Kalimantan Tengah dan dilanjutkan pada tahun 2008. Pada tahun 2008
selama 3 (tiga) hari peneliti berkesempatan tinggal bersama salah satu
keluarga orang Dayak yang tinggal desa Tumbang Jelimo, Kecamatan
Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah guna melihat
dan mengamati pola kehidupan mereka. Untuk sampai ke wilayah desa
ini penulis harus menggunakan 2 (dua) jenis kendaraan. Dari Kota
Palangkaraya menggunakan mobil hingga sampai di Kecamatan
Manuhining + 6-8 jam karena jalan rusak berat, diteruskan dengan
menggunakan ojek dari Kecamatan Manuhining ke desa Jelemo
ditempuh selama + 2-3 jam.
Kesan yang selama ini dikerangkakan oleh opini publik bahwa ciri
kehidupan orang Dayak adalah beringas dan suka memotong kepala

orang, terutama pada saat berkonflik dengan etnis “lainnya” ternyata
bukanlah sesuatu realitas yang sesungguhnya. Ternyata mereka adalah
sekelompok masyarakat yang masih sederhana, bersahaja, jujur, dan
mau mengenal orang lain, serta tanpa stratifikasi sosial yang ketat.
Realitas seperti inilah yang kemudiaan membuat peneliti ingin kembali
dan mengungkapkan mengapa orang Dayak menjadi beringas dan
dengan kekuatan adat yang dimilikinya justru melakukan tindakan
yang tidak “manusiawi”, yaitu memotong kepala manusia.
Pengalaman lain memperlihatkan bahwa selama perjalanan
panjang menelusuri Kalimantan Tengah, yaitu dari; Kota Palangkaraya
sampai dengan Seruyan (Kabupaten ujung timur Kalimantan Tengah),
283

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

kemudiaan dari Palangkaraya menuju Murung Raya, kesan yang
dulunya pedalaman Kalimantan identik dengan hutan belantara
ternyata “sudah” menjadi emas hijau karena di kanan-kirinya hanya
dipenuhi dengan perkebunan kelapa sawit dan apabila memasuki

daerah Kabupaten Murung Raya, pemandangan menjadi berubah
karena dari kejauhan pegunungan Puruk Kambang sudah terlihat
adanya lobang-lobang bekas galian tambang (lihat gambar 1. dibawah
ini).

Sumber : Survey, 2013 dan 2016

Gambar 1.
Pembukaan Hutan secara Masif, Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit,
Eksploitasi Pertambangan, dan Lobang-lobang Bekas Tambang

Berkembangnya usaha pertambangan nampaknya membuat
kehidupan dari orang Dayak khusus Dayak Siang, Bakumpai dan
Murung mengalami proses trasformasi yang begitu hebat, yang tadinya
tergantung pada hutan dengan aktivitas perladangan berpindah
(shifting cultivation) melalui kegiatan tebas-bakar (slash and burn) dan
284

Lampiran-lampiran


gilir balik, berubah menjadi penambang emas. Dan ketika hadirnya
perusahaan pertambangan dalam skala besar, tambang mereka harus
digusur karena mereka tidak memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP)
atau dikategorikan sebagai Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI).
Tergusurnya usaha tambang mendorong mereka melakukan
perlawanan. Dimulai dengan menggunakan identitas gerakan sebagai
“penambang” dan seiring dengan perjalanan waktu mengalami
transformasi menjadi identitas gerakan “masyarakat adat” dengan
memanfaatkan ruang publik virtual.
Sejauh ini penelitian yang memfokuskan pada gerakan
perlawanan tambang di Kalimantan Tengah jumlahnya masih terbatas,
terutama gerakan perlawanan yang menggunakan simbol-simbol adat
dengan memanfaatkan ruang publik virtual seperti yang dilakukan
masyarakat adat Dayak Siang yang tinggal di desa Oreng Kambang. Hal
ini penting mengingat penelitian ini berupaya ingin mengungkapkan
bagaimana orang Dayak melakukan perlawanan terhadap tambang
dengan memanfaatkan ruang publik virtual tersebut. Dalam
pemahaman seperti ini tentunya dibutuhkan metode yang tepat untuk
konteks yang tepat agar dapat menjawab dengan tepat realitas
perlawanan yang dilakukan orang Dayak terhadap perusahaan

tambang.
Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti merasa perlu
melakukan kerjasama terutama dengan tim pendamping dan juga tim
peneliti dari Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak Daerah
Kalimantan Tengah atau disingkat LMMDDKT. Ada beberapa alasan
mengapa perlu menjalin kerjasama; (1) LMMDDKT adalah lembaga
yang secara representasi mewakili masyarakat adat Dayak yang
keberadaannya diakui oleh para Damang Kepala Adat dan Kepala Adat
di Kalimantan (Barat, Tengah dan Timur); (2) LMMDDKT memiliki
sumber informasi penting untuk memahami siapakah orang Dayak
karena salah seorang tokohnya (alm. Prof Usof) adalah salah seorang
pakar dibidang kebudayaan dan sastra orang Dayak. Beliau juga pernah
menjadi Rektor Universitas Palangkaraya serta menjadi anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Kalimantan Tengah; dan (3) karena
keterbatasan waktu peneliti untuk ke lapangan, maka melalui tim
285

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual


peneliti LMMDDKT diperoleh sejumlah data guna mendukung
penelitian yang dimulai sejak tahun 2013 sampai tahun 2016.

2. Tantangan Melakukan Penelitian dengan Menggunakan Studi
Kasus
Penelitian ini bersifat kualitatif atau naturalistic inquiry,
mengandalkan konstruksi logika dan penggalian interpretatif
berdasarkan data-data yang diperoleh baik bahan-bahan literatur yang
relevan dengan topik dari masalah studi ini, serta melakukan observasi
dan wawancara mendalam (Ariwiboro, 2012). Untuk melakukan
kolaborasi data-data tersebut di atas, metode yang menurut peneliti
tepat untuk digunakan adalah metode studi kasus. Mengacu Yin (2004)
bahwa penentuan metode studi kasus sangat tergantung pada beberapa
hal, yaitu: (1) tipe pertanyaan penelitiannya; (2) kontrol yang dimiliki
peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan ditelitinya; dan (3)
fokus terhadap fenomena penelitiannya. Terkait dengan hal-hal
tersebut, bentuk dan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini
mengurangi peluang peneliti mengontrol peristiwa-peristiwa yang
diselidiki karena antara batas fenomena dan konteks yang tidaklah
jelas; dan berfokus kepada peristiwa kontemporer dalam kehidupan

nyata orang Dayak, serta membutuhkan multisumber bukti sehingga
metode yang digunakan adalah studi kasus.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
yang oleh Lincoln dan Guba (Denzin dan Lincoln, 1994) disebut
sebagai naturalistic inquiry. Creswell (1997) mengidentifikasi 5 (lima)
karakteristik yang membedakan penelitian kualitatif dengan
kuantitatif, yaitu; ontology (persepsi tentang realitas bersifat jamak dan
subyektif), epistemology (peran peneliti) mendasarkan pada interaksi
mereka dalam fenomena yang sedang diteliti, axology (nilai-nilai
peneliti), peneliti berusaha mengangkat nilai-nilai yang tampak di
permukaan maupun yang tersembunyi dan bias, rhetoric (gaya bahasa)
peneliti sering menggunakan bahasa perorangan, informal,

286

Lampiran-lampiran

methodology (pendekatan penelitian) menerapkan metode induksi,
multivariat dan interaksi multiproses.
Pendekatan studi kasus dalam penelitian kualitatif mengacu

Bonoma (dalam McNabb, 2002) adalah mendeskripsikan suatu situasi
dengan mendasarkan pada interview, arsip sejarah, observasi
naturalistik dan data lain yang dibangun untuk peka terhadap konteks
tempat dan waktu dimana perilaku tersebut berada. Hal ini nampaknya
didasarkan pada pemikiran Stake (1994:236-237) yang menyatakan
bahwa pendekatan penelitian studi kasus sering digunakan terkait
dengan suatu sistem, yang kasus spesifik, dan memiliki komponen yang
bekerja dalam suatu sistem yang terintegrasi (Salim, 2006: 91-101). Oleh
karenanya, melalui metode studi kasus ini diharapkan dapat mengkaji
secara mendalam dan menyeluruh agar dapat memperoleh gambaran
mengenai gejala-gejala yang terjadi serta pola-polanya (Suparlan,
1994).
Pengalaman menggunakan penelitian studi kasus memperlihatkan
sejumlah kelemahan, diantaranya, seperti peneliti tidak rapi dan
menggunakan bukti samar dan bias untuk konklusi, terlalu sedikit
memberi landasan bagi generalisasi ilmiah, membutuhkan waktu lama
dengan dokumentasi yang berlimpah ruah. Kelemahan lain, metode ini
pada umumnya kurang memberikan dasar yang kuat untuk melakukan
suatu generalisasi. Disamping itu juga kemungkinan terjadinya bias
akibat subyektivitas peneliti karena pemilihan topik yang cenderung

lebih ke sifat dramatiknya, bukan karena sifat khas yang dimilikinya.
Artinya subyektivitas peneliti dikawatirkan terlalu jauh mencampuri
hasil penelitian (Aziz, 2003).
Meskipun ada kelemahan bukan berarti penelitian ini tidak lagi
perlu menggunakan metode penelitian ini. Strategi yang kemudiaan
digunakan adalah dengan kelebihan dari metode ini seperti yang
diungkapkan Neuman (1997); A qualitative research may use a case

study approach. He or she might gather a large amount of information
on one or a few cases, go into gather depth, and get more details on the
cases being examined. He or she gathers a range of information about a
few selected cases. Dasar berfikirnya bahwa: (1) bias juga terjadi dalam
287

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

penelitian eksperimental, (2) studi kasus dapat digeneralisasikan ke
preposisi teoritis, bertujuan mengembangkan dan menggeneralisasikan
teori (generalisasi analitis) dan bukan menghitung frekuensi

(generalisasi statistis), (3) menghindari uraian yang panjang dan
tradisional, menyusun porsi-porsi studi kasus, membuat rancangan
beberapa bagian laporan tanpa menunggu sampai akhir proses analisis
data. Selain itu mengacu pada Stake (1994) bahwa metode studi kasus
memberikan kategori-kategori sebagai berikut: 1) Intrinsic case studies
dimana peneliti ingin memahami lebih baik terhadap subyek kasusnya
sendiri, 2) Instrumental case studies, biasa digunakan oleh peneliti
administrasi publik yang ingin memiliki pengertian lebih besar dan
mendalam ke dalam isu spesifik, 3) Collective studies digunakan untuk
rancangan multi-kasus dimana individu atau kelompok secara
bersama-sama dipelajari kontribusi mereka untuk mendapat
pemahaman besar tentang fenomena, suatu penduduk atau beberapa
kondisi umum organisasi.
Ada tiga model atau tipe penelitian studi kasus yang diungkapkan
Yin (2004), yaitu: studi kasus eksplanatoris, eksploratoris dan
deskriptif. Dengan mempertimbangkan sifat dan masalah penelitian,
maka tipe studi kasus yang dipilih adalah tipe studi deskriptif. Tipe
atau strategi ini digunakan karena tujuan penelitiannya adalah
mendeskripsikan kejadian atau kelaziman suatu fenomena atau jika
berkenaan dengan memprediksi hasil-hasil tertentu. Pertanyaan pada

studi kasus deskriptif tidak berhenti pada pertanyaan bagaimana dan
mengapa, melainkan dapat dilanjutkan dengan pertanyaan apakah,
siapakah, dan dimanakah (Yin, 2004). Karenanya sifat dari penelitian
adalah eksploratif dan eksplanatif yang bermaksud untuk menelusuri
dan kemudiaan menjelaskan perlawanan orang Dayak terhadap
perusahaan pertambangan.
Mengacu diskusi di atas, bahwa penelitian yang dilakukan ini
tidak ditujukan untuk melakukan generalisasi, suatu pandangan yang
menjadi dasar filosofi pendekatan positivistik (Glesne, 1998). Untuk
mengantisipasi keberatan tersebut, penelitian ini menggunakan
kompromi yang dielaborasi oleh Yin (1999) sebagaimana juga dikutip
oleh Aziz (2003), yaitu bahwa : pertama, studi kasus yang dipilih harus
288

Lampiran-lampiran

signifikan, artinya studi kasus yang diangkat benar-benar unik dan
khas dan tidak semata-mata karena sifat dramatiknya, seperti
melakukan aksi pembakaran. Kedua, studi kasus harus lengkap, artinya
kasus yang diteliti memiliki batas-batas yang jelas (ada batas yang jelas

antara fenomena dengan konteksnya), tersedia bukti-bukti relevan
yang meyakinkan dan mendukung tujuan penelitian. Ketiga, studi
kasus mempertimbangkan alternatif perspektif, terutama dalam
mengantisipasi munculnya bukti-bukti atau jawaban dari perspektif
yang berbeda, termasuk teori yang berbeda. Pilihannya kemudiaan
adalah menggunakan studi kasus instrumental dengan kasus tunggal
dan mencoba memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
subyek yang terlibat di dalamnya dalam hal ini perlawanan orang
Dayak melawan Tambang.

3. Membuka Sumber Informasi
Walaupun kami dapat memperoleh sejumlah informasi dalam
penelitian ini, namun untuk masuk ke unit analisis dalam hal ini aktoraktor gerakan perlawanan termasuk dari internet bukanlah hal yang
mudah didapat. Dimulai dengan upaya membangun hubungan dengan
mahasiswa berasal dari Kalimantan Tengah dan berkuliah di UKSW
didapatkan sejumlah informasi tentang siapakah orang Dayak dan
dinamika pembangunan yang terjadi di Kalimantan Tengah. Kedekatan
dengan mahasiswa membawa peneliti dapat mengunjungi pedalaman
di Kalimantan Tengah pada tahun 2008.
Berawal dari kunjungan tersebut, peneliti kemudiaan mengenal
beberapa tokoh adat Dayak di Kalimantan Tengah yang pada saat itu
sedang mendiskusi berbagai pelaporan terkait dengan dampak
masuknya investasi baik tambang maupun kelapa sawit di Kalimantan
Tengah. Hasil diskusi tersebut kemudiaan membuahkan tema besar
sebagai tema dalam penyelenggaraan Kongres Rakyat Kalimantan
Tengah (KRKT) IV, yaitu; ”Bukan Penggusuran Tapi Tanggungjawab
Sosial Pemerintah Daerah dan Perusahaan Besar Swasata Kunci
Pengetasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kalimantan
Tengah” dan sub-tema: ”Kedepankan Kepentingan dan Hak
289

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

Masyarakat serta Partisipasi Putra Daerah dalam Program
Pembangunan. KRKT IV ini dilaksanakan dari tanggal 29-30 Juni 2009
di GPU Batang Garing, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dimana
peneliti diundang dan dikutsertakan untuk mengamati seluruh proses
kegiatan kongres. Kesempatan ini juga dimanfaatkan peneliti untuk
melakukan wawancara dengan sejumlah tokoh adat Dayak serta
kelompok pemuda Dayak.
Dalam proses persiapan pelaksanaan KRKT, peneliti diajak oleh
panitia pelaksana KRKT mengunjungi berbagai kabupaten di
Kalimantan Tengah dalam rangka mengkonsolidasikan rencana
pelaksanaan KRKT. Selain mendapatkan gambaran lapangan
sesungguhnya terkait dengan dinamika pembangunan yang terjadi di
Kalimantan Tengah, peneliti juga dapat melakukan wawancara dengan
sejumlah tokoh adat di daerah yang umumnya adalah ketua LMDDKT
dan juga menjadi kepala daerah, seperti di Kabupaten Sukamara dan
Kabupaten Kotawaringin Timur; pejabat kepala Balai Lingkungan
Hidup di Kabupaten Lamandau; serta aparat kecamatan dan desa.
Perjalanan ditempuh selama 1 (satu) minggu dengan menggunakan
kendaraan roda empat.
Selain mengikuti KRKT IV, peneliti juga secara khusus diudang
untuk mendampingi kegiatan Ketua Presedium LMMDDKT yang juga
anggota DPD RI tahun 2004-2009 dalam melakukan kegiatan “dengar
pendapat” dengan warga masyarakat yang umumnya datang untuk
menyampaikan berbagai keluhan terkait dengan masuknya para
investor yang terus mengambil tanah mereka. Kegiatan dilakukan pada
tahun 2009 pada akhir masa jabatannya. Selama perjalanan, peneliti
melakukan wawancara secara informal dengan Prof Usup guna
memperoleh gambaran bagaimana sesungguhnya orang Dayak dimasa
lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Dalam diskusi tersebut,
beliau mengungkapkan satu filosofi orang Dayak; Tempun Petak
Mananasare yang diartikan orang Dayak sekarang semakin
termarginalkan.
Selain melakukan kunjungan, peneliti juga mengikuti berbagai
kegiatan seminar, lokakarya, dan diskusi-diskusi baik yang dilakukan
290

Lampiran-lampiran

pemerintah daerah, Univeritas Palangkaraya, atau kegiatan-kegiatan
yang dilakukan LMMDDKT, seperti mengikuti rapat dengan berbagai
Damang Kepala Adat yang datang dari berbagai daerah di Kalimantan
Tengah untuk menyampaikan laporan dan/atau permasalahan yang
dihadapi mereka di daerah. Peneliti juga sering mendapingi
LMMDDKT “Tabela” yaitu sayap muda Suku Dayak untuk menerima
keluhan dari masyarakat dan menyusun strategi mengatasi masalah
mereka.
Akses data yang lain adalah dengan memggunakan jaringan
komunikasi pada media sosial khususnya dan computer mediated
communication, umumnya. Mengacu pada pemikiran Furht (2010)
seperti yang dikutip Purnomo (2015) ada beberapa jenis komunikasi
dalam jaringan sosial. Namun dalam penelitian ini lebih menggunakan
jenis komunikasi dalam jaringan sosial message khususnya facebook
dan blog message khususnya website blogging. Penggunaan facebook
adalah dapat memanfaatkan fitur yang ada untuk mengirimkan pesan
singkat pada profil teman atau di “dinding” facebook. Biasanya pesan
tersebut singkat dan dapat dilihat secara terbuka oleh semua teman
(kecuali pemilik akun memberlakukan setting khusus). Untuk website
blogging adalah kumpulan dari berbagai macam halaman situs yang
menampilkan berbagai macam informasi terkait dengan gambaran
tentang website Aeris Resource Ltd sebagai pemilik dari PT IMK,
website LMMDDKT, dan website back campaign yang berisikan PT
IMK Welcome to Illegal Mining.
Hubungan yang dibangun dan adanya ketersediaan jaringan
komunikasi pada akhirnya sangat membantu peneliti memperoleh
banyak informasi dan dokumen mendukung penelitian ini serta
melakukan pemetaan terhadap contact person yang dianggap paling
tahu mengenai masalah penelitian sekaligus menjadi key person.

4. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian dengan menggunakan metode studi kasus
menjadi sangat menentukan ketika mengkonstruksi dan menjelaskan
291

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

fenomena yang diamati. Karenanya dalam penelitian ini, data yang
digunakan tidak saja bersumber dari berbagai literatur perpustakaan
dan dokumen-dokumen pendukung termasuk lewat jaringan
komunikasi pada media sosial, tetapi juga data yang bersumber dari
informan kunci,
Untuk data sekunder, dokumen-dokumen yang dikumpulkan
adalah dokumen yang berasal dari Lembaga Musyawarah Masyarakat
Dayak Daerah Kalimantan Tengah (LMMDDKT) di Palangkaraya,
Institut Dayakologi di Pontianak Kalimantan Barat, Sekolah Tinggi
Teologia (STT) Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) di Banjarmasin dan
Yayasan Bina Sumber Daya (YBSD) di Murung Raya. Data sekunder
yang dimaksud adalah buku-buku dan hasil penelitian terkait dengan
ke-dayak-an yang ada di Kalimantan yang kemudiaan menjadi acuan
untuk memaparkan orang Dayak dan dinamika kehidupannya.
Informasi lain yang didapat melalui data sekunder dengan berbagai
kisah perlawanan orang Dayak terhadap kebijakan pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Kebijakan yang
dimaksud terkait dengan adanya berbagai dampak diakibatkan oleh
kebijakan transmigrasi, kebijakan membuka maksudnya investasi di
Kalimantan untuk kepentingan HPH, Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
hingga Usaha Pertambangan.
Selain mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah dan pemerintah
daerah, didiskusikan pula terkait dengan perjuangan masyarakat adat
khusus masyarakat adat Dayak sehingga dapat memperoleh pengakuan,
seperti tema menuju kemandirian masyarakat adat, hak-hak
masyarakat adat, serta cerita-cerita atau mitos-mitos tentang Dayak.
Kisah-kisah ini dituliskan dalam Jurnal Kalimantan Review sebagai
Media Pemerdayaan Masyarakat Adat dan Rekonsiliasi dan diterbitkan
oleh Institut Dayakologi. Peneliti juga menggunakan data dari kliping
dan situs dari koran-koran lokal dan nasional serta hasil-hasil diskusi
yang berlangsung melalui media sosial khusus facebook dan website
blogging yang secara khusus mengulas tentang berbagai perlawanan
yang dilakukan orang Dayak di Kalimantan Tengah. Dokumendokumen ini ternyata sangat mendukung peneliti untuk melakukan
seluruh tahapan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus
292

Lampiran-lampiran

terutama untuk mengkonstruksi dan menjelaskan fenomena yang
diamati, sesuai dengan langkah-langkah seperti yang diutarakan Yin
(2004:29).
Tidak seperti penelitian kuantitatif, yang menggunakan teknik
sampling dengan pengukuran tertentu. Dalam penelitian kualitatif
teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan
snowball sampling (Sugiyono, 2009:218; Maxwell, 1996:70; Creswell,
2007:125; Glesne, 1988). Namun dalam penelitian ini lebih
menggunakan snowball sampling atau chain dimana dalam memilih
contact person yang dianggap paling tahu mengenai masalah penelitian
sekaligus menjadi key person yang akan menunjukkan informan
berikutnya. Selanjutnya akan memperoleh informasi dari informan
pertama orang yang juga mengetahui persoalannya dan seterusnya.
Dengan kata lain, teknik snowball ini merupakan teknik pengambilan
sampel pada awalnya terbatas, tetapi kemudiaan berkembang atas dasar
informasi yang diperoleh sebelumnya secara berjenjang. Metode
snowball akan dihentikan apabila jawaban informan telah mempunyai
kesamaan.
Hasil dari menggunakan teknik snowball selanjutnya dijadikan
acuan untuk menetapkan unit analisis seperti yang diungkapkan
Vrendenbregt (1981:31) kelompok terhadap siapa berlakunya
kesimpulan-kesimpulan yang ditarik lewat penelitian yang dilakukan.
Selanjutnya Yin (2004:29) membagi unit analisis dengan jenis kasus ke
dalam 3 (tiga) unit; (1) unit pokok; (2) unit menengah; dan (3) unit
terkecil. Unit analisis yang digunakan pada studi kasus tunggal saling
terjalin karena mempunyai lebih dari satu unit analisis atau memiliki
sub-sub unit analisis yang terdiri dari unit analisis perorangan, dengan
rangkaian unit analisisnya, seperti ditunjukkan pada tabel 2. dibawah
ini.
Untuk mendapatkan data primer, penelitian ini menggunakan
metode interview atau wawancara yang dipahami oleh Godddard and
Melville (2007:49) sebagai proses interaksi lisan antara peneliti dengan
beberapa partisipan dan contact person kunci yang mengetahui dan
terlibat langsung dengan tema yang diteliti. Contact person kunci yang
293

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

dimaksud diwawancarai, seperti Ketua Presidium LMMDDKT, Ketua
Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah, Damang Kepala Adat di
beberapa Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Kepala Adat
khususnya Kepala Adat Oreng Kambang, beberapa anggota dari
kelompok masyarakat adat Dayak Oreng Kambang yang pelaku
perlawanan dengan PT IMK serta contact person lainnya.
Tabel 2.
Unit Analisis Desain Kasus Tunggal Terjalin
UNIT POKOK
Lembaga Swadaya
Masyarakat

Lingkungan
Perguruan Tinggi
Lingkungan
Masyarakat

Pemerintah Daerah

Kelompok
Kepentingan

UNIT MENENGAH
 Institut Dayakologi,
 Yasayan Bina Sumber
Daya Murung Raya
 WALHI
 LMMDDKT
 Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik
 Lembaga Penelitian
 Kelompok Penambang
 Kelompok Masyarakat
Adat Orang Kambang
 Dewan Adat Dayak (DAD)
 Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Tengah
 Balai Lingkungan Hidup
Provinsi Kalimantan
Tengah
 Aparat Pemerintah
Kecamatan dan Desa
 Walhi
 Partai Politik
 Media Massa
 Pengelola Website

UNIT TERKECIL
Berbagai laporan
pendampingan,
Pengurus dan Anggota

Berbagai hasil penelitian
dan makalah, Dosen dan
Para Peneliti
Para Penambang,
Pengurus dan Anggota
DAD, Damang Kepala
Adat, serta Kepala Adat
Oreng Kambang, dan
masyarakat adat
Pimpinan, dan pegawai
dilingkungan Pemerintah
Daerah

Pengurus dan Anggota,
Wartawan, dan
Pengelola Website

Metode interview atau wawancara dianggap tepat sebab metode
ini, peneliti tidak diperkenankan untuk mengarahkan jawaban melalui
nada suara, atau melalui pertanyaan menjebak. Dalam penggunaannya,
interview dapat berdiri sendiri, atau dapat digunakan bersama dengan
data observasi dan dokumen (Glesne, 1999:68). Oleh karenanya
wawancara dilakukan bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur
294

Lampiran-lampiran

ketat, tidak dalam suasana formal, namun sulit untuk dapat dilakukan
berulang pada informan yang sama. Dan untuk mengatasinya
intervensi peneliti, wawancara yang dilakukan adalah wawancara
mendalam (in-depth interview) dengan contact person atau partisipan
tersebut di atas dengan menggunakan garis-garis besar informasi yang
dibutuhkan.
Selain metode interview, juga digunakan metode observasi.
Meskipun oleh Yin (2004) menyatakan bahwa metode studi kasus tidak
selalu harus mencakup observasi langsung dan rinci sebagai sumber
buktinya. Namun dalam penelitian ini, metode observasi dilakukan
terutama untuk melihat langsung lokasi-lokasi yang menjadi sumber
konflik, seperti; lokasi tambang PT IMK yang menjadi lokasi perebutan
dengan para penambang, lobang-lobang bekas tambang yang dikelola
baik oleh PT IMK, sungai-sungai yang tercemar, kawasan Situs Puruk
Kambang yang disakrarkan dan disucikan oleh orang Dayak khususnya
para penganut agama asli Dayak yaitu agama Kaharingan.
Penelitian ini juga memanfaatkan ketersediaan media sosial
terutama facebook dan website seperti yang dijelaskan di atas. Sebagai
media baru (facebook dan website) metode pengumpulan datanya
terkait dengan materi yang didiskusikan, praktek-praktek komunikasi
terutama dalam membangung jaringan, dan yang terakhir adalah
bagaimana membangun sistem pengorganisasian sosial sehingga dalam
membingkai tema-tema diskusi yang sebenarnya juga tema-tema
perlawanan orang Dayak terhadap PT IMK, mampu menarik
simpatisan pendukung.

5. Proses Membuka Sumber Informasi dibalik Gerakan Melawan
Tambang
Seperti yang diungkapkan di atas, bahwa untuk membuka tabir
dibalik perlawanan orang Dayak melawan tambang bukanlah hal yang
mudah karena membutuhkan proses panjang. Dimulai dengan
melakukan kunjungan lapangan untuk mengetahui secara langsung
realitas konflik yang terjadi. Setelah dilakukan pemetaan contact
295

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

person atau partisipan yang akan dijadikan sebagai unit analisis.
Awalnya sangat sulit untuk mendapatkan siapa yang dijadikan sebagai
contact person atau partisipan awal untuk menggali contact person
atau partisipan yang lain. Mengatasi masalah ini, peneliti membangun
hubungan dengan tim pendamping dan peneliti dari LMMDDKT. Ada
banyak informasi yang diperoleh sehingga dengan mudah dapat
memetakan contact person atau partisipan awal.
Mengingat keterbatasan jarak yang harus ditempuh (SalatigaPalangkaraya-Murung Raya), maka kegiatan wawancara tidak
dilakukan secara terstruktur tetapi lebih banyak berdiskusi untuk
mengetahui latar belakang dan strategi-strategi yang digunakan orang
Dayak dalam melakukan perlawanan terkait dengan hadirnya investor
di Kalimantan Tengah. Key informan yang diwawancarai awal adalah
Kaji Kelana Usop yang juga menjadi ketua LMMDDKT Tabela, serta
ketua tim pendamping dan peneliti LMMDDKT. Ada banyak informasi
yang diperoleh terutama untuk memetakan contact person atau
partisipan yang dijadikan sebagai key informan.
Temuan awal berdasarkan hasil diskusi dengan ketua LMMDDKT
Tabela memperlihatkan bahwa proses dan dinamika gerakan
perlawanan orang Dayak terkait dengan masuknya investor yang ingin
memanfaatkan potensi sumber daya alam di Kalimantan Tengah akan
berlangsung lama. Karenanya penelitian perlu dilakukan secara
bertahap sehingga dapat menemukan bagaimana sesungguhnya
gerakan perlawanan tersebut dilakukan oleh orang Dayak.
Kegiatan penelitian sebenarnya sudah dimulai pada tahun 2008
tepatnya bulan Agustus, ketika peneliti tertarik ingin mendalami
siapakah orang Dayak dan dampak yang dirasakan mereka seiring
dengan hadirnya para investor yang ingin mengeksploitasi berbagai
sumber daya alam yang dimiliki orang Dayak. Observasi pertama
dilakukan di desa Tumbang Jelemo, desa Samui, dan desa Bereng Jun di
Kabupaten Gunung Mas, kemudiaan dilanjutkan observasi ke beberapa
Kabupaten di Kalimantan Tengah. Observasi terakhir ke Kabupaten
Murung Raya tahun 2013 dan tahun 2016. Dari hasil observasi
diketahui bahwa kebanyakan kebijakan pemerintahan pusat maupun
296

Lampiran-lampiran

pemerintah daerah dalam memanfaatkan sumber daya alam (hutan dan
pertambangan) kurang menempatkan pentingnya aspek sosial dan
budaya terutama idenitas kedayakan yang dimiliki oleh masyarakat.
Dampaknya adalah setiap kebijakan untuk memanfaatkan dan/atau
mengeksploitasi sumber daya alam selalu berbenturan dengan
kepentingan masyarakat adat. Atas dasar hasil observasi tersebut,
peneliti merasa perlu untuk memahami aspek-aspek terkait dengan
sosial-budaya dari orang Dayak.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada tahun 2009 tepatnya
bulan Juli, peneliti datang ke Palangkaraya untuk mewawancarai
secara khusus Ketua Presedium LMMDDKT (alm. Prof Usop) dan
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Sabran
Achmad) yang juga menjadi anggota Presedium LMMDDKT guna
mendapatkan pemahaman tentang aspek sosil-budaya orang Dayak dan
sepak terjangnya orang Dayak dimasa lalu, masa kini dan masa yang
akan datang. Setelah mendapatkan pemahaman, kemudiaan peneliti
menjelajahi berbagai literatur baik yang tersedia di LMMDDKT, STT
GKE di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan di Institut Dayakologi di
Pontianak, Kalimantan Barat. Dengan mengacu pada hasil wawancara
dan studi literatur yang dilakukan, sebagai orang yang bukan dari
Dayak, peneliti dapat memahami siapakah orang Dayak itu sebenarnya
yang kemudiaan hasilnya dituangkan dalam Bab IV disertasi ini.
Sampai dengan tahun 2011, peneliti juga mengikuti berbagai
kegiatan seperti Kongres Rakyat Kalimantan Tengah pada tahun 2009,
seminar dan/atau lokakarya yang bertemakan kelembagaan adat dan
otonomi masyarakat adat Dayak Kalimantan Tengah, baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,
Universitas Palangkaraya, Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan
Tengah maupun oleh LMMDDKT. Kegiatan lain yang diikuti adalah
kunjungan kerja yang dilakukan Ketua Presedium dan juga anggota
DPD RI periode 2009 – 2016 serta melakukan kunjungan diberbagai
kabupaten di Kalimantan Tengah dari tahun 2009 sampai 2011
ditemukan bahwa hampir semua wilayah di Kalimantan Tengah. Hasil
mengikuti berbagai kegiatan kongres, seminar/lokakarya, serta temu
masyarakat diketahui bahwa masyarakat selalu mempertanyakan
297

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

bahkan melakukan penolakan terhadap kebijakan pembangunan yang
dilakukan pemerintah menyebabkan ruang kehidupan sosial, ekonomi
dan budaya mereka harus tersingkir.
Sampai akhir tahun 2011, peneliti belum dapat menemukan kasuskasus yang menarik mengingat gerakan perlawanan orang Dayak yang
dilakukan terhadap perkebunan kelapa sawit sifatnya sesaat dan dapat
diselesaikan secara cepat oleh pihak perkebunan. Meskipun
memberikan dampak negatif terhadap kerusakan lingkungan seperti
pencemaran air dan adanya banjir karena hutan-hutan terus dibuka,
tetapi dampak yang dimaksud masih dapat diatasi dibandingkan
dengan penggunaan zat-zat kimia pada kasus pertambangan, yaitu zat
sianida dan zat merkuri yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Disisi yang lain, investasi di sektor perkebunan membutuhkan jangka
waktu yang panjang, yaitu; 25 sampai dengan 75 tahun. Hal ini
tentunya berbeda dengan tambang, yang dalam waktu singkat sudah
dapat memperoleh hasil eksploitasinya. Kondisi ini tentunya
mempermudah untuk menemukan kasus perlawanan yang unik dan
menarik untuk diteliti. Karenanya sejak tahun 2012 arah penelitian
dialihkan pada perlawanan orang Dayak terhadap tambang.
Terkait dengan perlawanan masyarakat dengan perusahaan
tambang bukanlah hal yang baru. Selain menggunakan simbol-simbol
adat, strategi perlawanan yang digunakan oleh orang Dayak adalah
dengan memanfaatkan teknologi internet untuk melakukan
perlawanan. Bagi peneliti, gerakan perlawanan seperti merupakan hal
yang baru dan perlu dibuka tabir perlawanannya. Hal lain, dari hasil
penelitian yang dilakukan Center of Middle-Class Consumer Studies
(CMCS) pada November 2012 menunjukkan bahwa dari 135 juta jiwa
atau 56% dari total penduduk Indonesia adalah dikategorikan sebagai
kelas menengah yang mempunyai penetrasi paling besar terhadap
teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi dalam
bentuk akses internet (Nuswantoro, 2015). Selanjutnya yang menarik
dari penelitian CMCS adalah bahwa kelas menengah yang dimaksud
kebanyakan berada di Jakarta. Timbul pertanyaan, mengapa ada
perlawanan yang dilakukan orang Dayak yang betada di pedalaman
Kalimatan Tengah justru memanfaatkan teknologi internet. Apa dan
298

Lampiran-lampiran

bagaimana strategi gerakan yang dilakukan kemudiaan menjadi
pertanyaan yang akan didiskusikan sebagai hasil penelitian ini.
Karena sudah terbangun jaringan komunikasi dengan baik
terutama dengan berbagai aktor di Kalimantan Tengah, perubahan
fokus penelitian tidak membawa permasalahan yang berarti mengingat
data-data yang dimaksudkan “mudah” diperoleh melalui bantuan dari
tim pendamping dan tim peneliti LMMDDKT. Hasilnya adalah peneliti
kemudiaan mendapat gambaran tentang perkembangan usaha
pertambangan di Kalimantan Tengah khususnya yang dikelola PT Indo
Muro Kencana (PT IMK) di Kabupaten Murung Raya.
Untuk memperdalam apa dan bagaimana strategi perlawanannya,
peneliti melakukan wawancara secara mendalam (indept-interview),
baik melalui tatap muka langsung, via telpon maupun memanfaatkan
media sosial (facebook) guna mendiskusikan pertanyaan tersebut.
Untuk wawancara secara langsung atau bertatap muka dilakukan
dengan ketua tim pendamping LMMDDKT terkait kasus perlawanan
masyarakat adat Dayak Oreng Kambang dengan PT IMK, serta anggota
tim lainnya yang terlibat sebagai pendampung. Selain itu dilakukan
wawancara dengan Kepala Adat Oreng Kambang serta tokoh-tokoh
yang menjadi penggerak utama perlawanan dilakukan di Palangkaraya
dan atau menggunakan telpon. Kasus terkait dengan perlawanan para
penambang serta menggunakan berbagai hasil penelitian termasuk
hasil penelitian Anyu (2006).
Guna menjaga keabsahan, peneliti juga mengikuti dan terlibat secara
langsung dalam diskusi-diskusi di facebook sehingga dapat dilakukan
konfirmasi dengan mekanisme check and recheck, termasuk melakukan
konfirmasi partisipan dan informan kunci. Karena penelitian ini bersifat
induktif dan dilakukan dalam konteks waktu dan situasi tertentu,
tentunya dalam konteks realibilitas penelitian, tidak dimaksudkan
untuk menghasilkan generalisasi teori yang dapat direplikasikan pada
situasi dan konteks yang berbeda. Transferabilitas penelitian studi
kasus ini hanya dilakukan pada situasi dan konteks yang secara
fundamental memiliki kesamaan dengan penelitian tersebut.
Dokumentasi langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian studi
299

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

kasus merupakan langkah yang disarankan agar pihak luar tidak curiga
terhadap realibilitas penelitian studi kasus ini, yaitu dengan menyusun
langkah-langkah mulai dari pengumpulan, pengolahan, hingga
intepretasi data kasus tersebut. Dokumentasi seperti ini, akan
menolong peneliti studi kasus untuk mengulang kembali pekerjaan
yang dilakukan (sebagai cara lain berkenaan dengan realibilitas).
Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini
merupakan studi kasus tunggal terjalin yang dilakukan dalam konteks
situasi dan lokasi serta orientasi teoritis tertentu, sehingga berpotensi
memunculkan intepretasi yang berbeda dengan peneliti lain terkait
dengan gerakan perlawanan masyarakat adat terhadap pertambangan
di Indonesia yang menjadi fokus penelitian ini. Perbedaan ini terjadai
karena dalam melihat fenomena-fenomena tersebut dapat terjadi
karena perbedaan orientasi teoritas, traning dan pengalaman.

6. Proses Analisis dan Penulisan
Ciri khas penelitian kualitatif adalah menghasilkan informasi dan
data yang sangat banyak dan beragam. Dari kenyataan tersebut, maka
analisis data yang dilakukan penelitian adalah dengan
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat dinarasikan kepada orang lain.
Memang pekerjaan untuk melakukan pengolahan data sangat
membosonkan membuat hilangnya motivasi untuk menulis hasil. Cara
yang kemudiaan dilakukan peneliti adalah kembali kelokasi penelitian
agar dapat mendiskusikan terkait dengan persoalan penelitian baik
dengan beberapa pakar di lingkungan Univeritas Palangkaraya maupun
tokoh-tokoh adat Dayak di Palangkaraya. Dengan adanya berbagai
masukan tersebut ternyata sangat membantu peneliti untuk melakukan
validitas konstruk (validitas menyangkut konsep) dan validitas internal
(validitas menyangkut hubungan kausal antar konsep), dimana informasi
dari para pakar sangat krusial.
300

Lampiran-lampiran

Seluruh data primer hasil wawancara dan data sekunder yang
telah dikumpulkan diolah untuk menjawab persoalan penelitian. Datadata itu kemudiaan dibuat dalam tabel matriks untuk mempemudah
mengkonstruksi dan menginterpretasikan dari data dengan cara
penjodohan pola, yaitu mendiskripsikan dua pola potensial dan
menunjukkan bahwa data tersebut berkesesuaian satu sama lain secara
seimbang, dapat pula dua pola potensial muncul sebagai proposisi
saingan, sehingga muncul ada pengaruh dan tak ada pengaruh dari
proposisi sebab akibat. Dengan cara seperti ini dapat ditentukan tematema empiris yang kemudiaan dibangun hubungan kausalitas dari
proposisi sebab dan proposisi akibat akan menjadi landasan bagi
analisis dan interpretasi data hasil lapangan menjadi proposisi baru
sebagai hasil penelitian. Pada tahap ini memang dibutuhkan
kecermatan dan ketajaman dalam menentukan tema yang kemudiaan
disusun sesuai dengan konsepnya.
Setelah menemukan tema-tema empiris, dengan mengkategorikan
data-data tersebut, dihasilkan bahwa kategori-kategori besar yang
perlu menjadi perhatian dalam memotret persoalan gerakan
perlawanan orang Dayak menghasilkan 3 (tiga) kategori perlawanan,
yaitu: (1) kategori gerakan perlawanan dengan identitas sebagai
penambang yang kemudiaan disebut sebagai berunak dalam bahasa
Dayak; (2) gerakan perlawanan dengan identitas sebagai masyarakat
adat sebagai bentuk transfromasi identitas gerakan; dan (3) gerakan
masyarakat adat Dayak memasuki ruang publik virtual yang
kemudiaan menjadi inti temuan dari penelitian ini. Setelah ketiga
kategori besar tersebut tersusun, kemudiaan dilakukan proses analisis
sehingga mendapatkan gambaran tentang apa dan bagaimana orang
Dayak melakukan perlawanan terhadap tambang.
Proses penulisan sebenarnya berlangsung bersamaan dengan
proses
analisis,
terutama
untuk
mendiskripsikan
dan
mengintepretasikan data-data tersebut. Ketidakpuasan peneliti menjadi
faktor kunci bagaimana proses penulisan dapat dijalankan dengan baik.
Sebagai contoh, masih ada data-data yang dirasakan belum tergalikan
dan harus dikonfirmaskan dengan tim dari LMMDDKT guna
mendapatkan data secara akurat sebagaimana adanya dan
301

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG
Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

menginterpretasikannya secara layak dari perspektif si subyek (emic
perspective). Kegiatan pengambilan data secara berulang dilakukan agar
dapat memperoleh kepuasan dengan menggunakan mekanisme check
and recheck. Karenanya tidak mengherankan apabila penelitian ini
berlangsung cukup lama yaitu dari tahun 2013 hingga 2016.
Hal yang menarik didapatkan peneliti pada waktu melakukan
proses penulisan adalah memulai dengan menulis bab-bab temuan
lapangan terkait dengan bagaimana strategi yang digunakan oleh
kelompok masyarakat adat Dayak Oreng Kambang, diantaranya adalah
melakukan negosiasi dengan berbagai pihak terutama dengan negara.
Hasilnya mereka “belum” memperoleh kesempatan untuk melakukan
negosiasi terutama dengan pihak kementrian terkait di Jakarta. Dengan
kata lain, negara tidak mau hadir untuk turut menyelesaikan masalah
mereka. Perjuangan dengan menggugat PT IMK di pengadilan tinggi di
Jakarta juga gagal, namun gerakan ini tidaklah berhenti atau gagal
karena mereka mendapat ruang baru yaitu ruang publik virtual untuk
melakukan perlawanan yang selanjutnya menjadi kasus tunggal untuk
mendeskripsikan dan mengintepretasikan terkait dengan perlawanan
orang Dayak terhadap tambang.
Secara keseluruhan, proses yang paling sulit dalam menuangkan
temuan-temuan penelitian dalam sebuah penulisan disertasi adalah
bagaimana menemukan tema-tema penelitian yang berorientasi
teoritik terutama pada ranah dan orientasi studi pembangunan.
Mekanisme check and recheck, termasuk melakukan konfirmasi dengan
partisipan dan informan kunci menjadi paling sulit untuk dilakukan.
Akibatnya deskripsi dan interpretative dalam setiap bab tidak satupun
yang tidak mengalami pengulangan penulisan (rewriting). Meskipun
membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak, tetapi dengan
penulisan ulang ini ternyata sangat membantu peneliti untuk
mengungkapkan hal-hal yang lebih teoritik berdasarkan hasil temuan
penelitian.

302

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual D 902006007 BAB VII

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual D 902006007 BAB VI

0 2 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual D 902006007 BAB V

0 2 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual D 902006007 BAB IV

0 1 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual D 902006007 BAB III

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Orang Dayak Melawan Tambang: Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

0 0 21